KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, August 17, 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 AGUSTUS 2024


 

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 AGUSTUS 2024

KITAB MALEAKHI PASAL 2

Maleakhi 2:8-9

(Seri 15)

Subtema: ANTIKRIS & NABI PALSU ADALAH SI PEMALAS

 

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN oleh karena rahmatNya kita dibawa dan dihimpunkan untuk berada di atas gunung TUHAN yang kudus beribadah lewat ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan perjamuan suci.

 

Saya tidak lupa menyapa saudara-saudari Bapak ibu yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” Serang, Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming atau online atau video internet baik itu YouTube, Facebook, atau media sosial apapun, dimanapun saudara berada. Kiranya TUHAN hadir di tengah ibadah kita malam ini sebagai Imam Besar Agung, sekaligus memberi damai sejahtera, kita boleh duduk diam menikmati firman Allah, kita bahagia dan bersuasana kerajaan Sorga.

 

Mari kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab.

Kita masih berada pada Maleakhi 2:8-9

Maleakhi 2:8-9

Maleakhi 2:8-9 dengan perikop: "Murka Tuhan terhadap imam"

(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.

 

Memandang  bulu dalam pengajaran berarti memperhatikan orang kaya (yang besar)  tetapi mengabaikan yang miskin.

 

Inti dari ayat 8-9; Para imam menyimpang dari jalan (ayat 8), karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan (ayat 9). Hal ini juga diceritakan oleh Nabi Yesaya di dalam Yesaya 56:10-11.

 

Yesaya 56:10-11 dengan perikop: "Pemimpin-pemimpin yang fasik"

(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

 

Para pemimpin umat Israel: “mengambil jalannya sendiri”, itu berarti; mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan = menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebut: “orang-orang buta”, hal ini menunjukkan kalau pemimpin buta tersebut:

a.      Tidak tahu apa-apa.

Perlu untuk diketahui; orang yang tidak tau apa-apa memimpin orang yang tidak tahu apa-apa maka akan jatuh pada lobang yang sama yaitu lobang jurang maut.

Kita berdoa selalu supaya TUHAN terus menyatakan pembukaan rahasia firman Allah sehingga rohani kita tidak buta, tetapi karena hati kita dicelikan oleh TUHAN, kita bisa melihat jalan TUHAN maka terhindar dari lobang jurang maut.

b.      Disebut anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.

Bisu  tidak tau menyalak menunjuk seorang hamba TUHAN (pemimpin sidang jemaat) yang tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan kebenaran atau tidak berani menegur kesalahan sidang jemaat, apalagi yang berbuat salah itu orang kaya, orang besar, akan dibiarkan saja.

c.       Berbaring melamun dan suka tidur saja.

d.      Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.

 

Malam ini kita kembali untuk membahas tentang bagian c,

yaitu: BERBARING MELAMUN DAN SUKA TIDUR SAJA.

 

Berbaring melamun dan suka tidur saja → si pemalas.

 

Terkait si pemalas kita akan telusuri…

Amsal 24:30-33

(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh. (24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"

 

Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi, untuk tinggal berbaring, ini adalah pekerjaan dari si pemalas.

 

Lebih rinci lagi…

Amsal 26:14

(26:14) Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidur.

 

Ruang lingkup (zona) si pemalas adalah tempat tidur, sebab di atas tadi sudah dikatakan; si pemalas tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi, untuk tinggal berbaring.

 

Amsal 19:15

(19:15) Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.

 

Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, itu berarti, tidur nyenyak adalah buah dari kemalasan.

 

AKIBAT KEMALASAN…

Amsal 24:30-32

(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh. (24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.

 

Ladang si pemalas semuanya ditumbuhi oleh onak dan duri, itu berarti, hati si pemalas berduri tajam menusuk untuk menyakiti hati TUHAN.

Jangan kita suka menyakiti hati TUHAN; yang terkait dengan kaki tangan TUHAN jangan kita tusuk, itu berbahaya, karena resikonya “ Ada sistem tabur tuai”. Dan saya sudah melihat sendiri, setiap orang yang berani menusuk hati TUHAN, termasuk kaki tangan TUHAN ada balasannya. Jadi lebih baik merendahkan diri untuk berdamai dengan TUHAN. Tidak ada artinya keras hati, merasa diri lebih bisa, lebih rohani. Yang TUHAN lihat hati merendah, kalau tidak nanti seperti orang yang congkak hatinya berduri tajam menusuk hati TUHAN.

Jadi hati si pemalas berduri tajam menusuk untuk menyakiti hati TUHAN, itulah sebabnya si pemalas disebut sebagai orang yang tidak berakal budi (tidak bijaksana) atau bodoh tidak ketulungan. Jangan kita terlihat bijaksana tapi sebenarnya bodoh.

 

Bukti si pemalas tidak berakal budi…

Matius 7:24 & 26

(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

(7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.

 

Di sini tampak dua tabiat (karakter).

-          Orang yang bijaksana.

Orang yang bijaksana adalah orang  yang mendengarkan perkataan Allah dan cepat mengerjakannya.

Pendeknya, orang yang bijaksana adalah orang yang tidak malas dan tidak menunda-nunda melakukan perkatan TUHAN – ini sifat (tabiat/karakter) yang baik –.

-          Orang yang bodoh (tidak bijaksana).

Orang yang bodoh adalah mendengar perkataan Allah tetapi tidak melakukannya.

Pendeknya, orang bodoh adalah orang yang malas dan suka menunda-nunda pekerjaan. Mendengar perkataan TUHAN tetapi tidak melakukannya berarti malas.

 

PRAKTEK MALAS…

Praktek malas: mendirikan rumah di atas pasir, artinya; hidup rohaninya dibangun di atas dasar kehendak daging.

-          Rumah → bangunan rohani (kehidupan rohani).

-          Pasir  daging dan keinginannya

 

Sesungguhnya mendirikan rumah di atas pasir (kehendak daging) adalah hal yang mustahil, sama seperti membangun hidup rohani dengan kehendak daging itu mustahil.

Menjadi manusia rohani dasarnya oleh karena kehendak daging itu mustahil, tetapi kita memang harus menyatu dengan pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus, sehingga dengan kesatuan kita saling merasakan, saling melengkapi satu dengan yang lain.

 

Jadi tidak mungkin menjadi bangunan rohani dengan dasar kehendak daging, itu tidak mungkin, itu mustahil. Rumah dibangun di atas dasar pasir itu mustahil, tidak akan mungkin bertahan, satu kali akan hancur kehidupannya karena dasarnya adalah kehendak daging yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan rumah Bapa di Sorga atau tidak ada kaitannya dengan bangunan rohani (hidup rohani), itulah kerajaan sorga, karena darah dan daging memang tidak mewarisi kerajaan sorga.

Jadi tidak mungkin rumah Bapa di Sorga  (bangunan rohani) berdiri karena kehendak daging, itu tidak mungkin.

 

Mungkin saja dahulu kita datang menghadap TUHAN, datang beribadah kepada TUHAN, kemudian imam-imam melayani di tengah ibadah, di awal pelayanan mungkin berbau daging, tetapi kalau sudah mendapatkan pengertian yang dari TUHAN seharusnya semakin hari kita harus semakin dewasa, dan kita harus memahami bahwa bangunan rohani tidak mungkin dapat dibangun atau berdiri di atas kehendak daging (keinginan sendiri).

Jadi kalau sampai hari ini TUHAN ajar kita untuk menjadi satu kehidupan domba yang tergembala ada maksud TUHAN disitu, jangan kita berpikir; seenak  gembala saja.

 

Jadi si pemalas mendirikan rumahnya di atas dasar pasir. Seandainya ia bukan pemalas niscaya dia akan mendirikan rumahnya di atas dasar batu, artinya kehidupan rohaninya dibangun di atas dasar korban Kristus, sama seperti gunung Sion; banguan rohani yang sempurna; didirakan diatas:

1.      Batu yang terpilih,

2.      batu penjuru yang mahal,

3.      batu yang teruji,

itulah pribadi Yesus Kristus yang menderita sengsara, bahkan telah mati di atas kayu salib, Dialah batu penjuru yang mahal, batu penjuru yang terpilih, batu penjuru yang teruji; itulah korban Kristus. Jadi gunung Sion adalah bangunan rohani yang sempurna, dibangun di atas dasar batu penjuru yang mahal, batu yang terpilih, batu yang teruji (1 Petrus 2:6) (Yesaya 28:16)

 

Yesaya 28:16

(28:16) sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!

 

Gunung Sion (rumah TUHAN yang sempurna) di bangun di atas dasar batu (korban Kristus); batu yang teruji itu adalah Yesus yang telah mati di atas kayu salib.

Jadi jangan harap menjadi satu kehidupan yang sempurna kalau datang beribadah karena kehendak daging, pikiran dan perasaan daging,  sebab tidak akan bertahan selama-lamanya, satu kali akan hancur, mata saya melihat. Jadi jangan coba untuk pakai trik-trik di tengah ibadah dan pelayanan, mungkin saudara bisa kelabui mata manusia, tetapi mata TUHAN tidak bisa terkelabui, sebab untuk menjadi sempurna ukurannya Tabernakel.

 

Kita lihat persamaanya...

Amsal 26:15

(26:15) Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.

 

Keselamatan itu harus dikerjakan dengan takut dan gentar bukan dengan kehendak daging, bukan untuk dilihat mata manusia, tetapi dikerjakan dengan takut dan gentar, berarti yang melihatnya adalah mata TUHAN, tetapi si pemalas malas mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar = tidak mau menyangkal diri dan memikul salibnya = tidak mau merendahkan diri dan tidak mau menjadi kecil di hadapan TUHAN, sebab di sini dikatakan;  tangannya sudah ada di dalam pinggan, tetapi terlalu lelah untuk mengembalikanya ke mulut.

 

Pinggan salib Kristus (wadah untuk makanan).

Oleh karena salib kita menikmati potongan-potongan daging Anak domba yang telah disembelih.

Kita juga tau bahwa Yesus adalah Roti hidup, Roti yang turun dari Sorga, Ia telah memecah-mecahkan segenap hidupNya di atas kayu salib.

Jadi pinggan jelas itu salib (wadah) daripada makanan itulah potongan daging dari Anak domba yang disembelih, itulah roti yang dipecah-pecahkan. Tetapi disini dikatakan si pemalas mengabaikannya; sudah ada makanan pada pinggan, tetapi si pemalas mengabaikannya, menolak untuk menikmatinya, sebab bagi si pemalas hal itu terlalu melelahkan; menikmati korban Kristus; menikmati daging domba sembelihan, menikmati roti yang dipecah-pecahkan itu terlalu melelahkan bagi si pemalas; malas merendahkan diri, malu menjadi kecil, apalagi kalau umurnya lebih tua, gembalanya lebih muda. Kadang kala kita mengukur hal yang rohani menurut pengertian manusiawi, menurut hal lahiriyah yang kita punya.

Ada saya tau di suatu Gereja seperti itu, diangkat menjadi sintua di sektor 1, 2, 3 , 4 hanya karena dia pejabat, tidak diukur dari hidup rohani; itu tidak baik. Kita tidak boleh seperti itu, sungguh-sungguhlah tergembala.

 

Jadi si pemalas mengabaikan potongan-potongan daging dari domba sembelihan, si pemalas mengabaikan roti yang dipecah-pecahkan, sebab bagi si pemalas hal itu terlalu melelahkan.

Pendeknya..

-          Merendahkan diri dan menjadi kecil adalah hal yang melelahkan bagi pemalas.

-          Hidup suci adalah hal yang melelahkan bagi si pemalas.

-          Menjadi suatu kehidupan yang berkenan bagi TUHAN adalah hal yang melelahkan bagi pemalas.

Tetapi doa dan harapan saya di hadapan TUHAN kepada seluruh keluarga sidang jemaat GPT “BETANIA” dan anak-anak TUHAN yang bergabung dalam penggembalaan GPT “BETANIA” lewat online, live streaming, video internet, biarlah kiranya kita tetap berjuang dengan segenap hati, segenap jiwa akal budi dan kekuatan kita di hadapan TUHAN, jangan pernah merasa lelah, jangan putus asa.

 

Kalau lelah untuk merendahkan diri (menjadi kecil), lelah untuk hidup suci, lelah untuk menjadi berkenan bagi TUHAN, pendeknya Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel tidak disukai si pemalas, alasanya:.

-          Merendahkan diri dan menjadi kecil terkena kepada DAERAH HALAMAN.

Di halaman ada dua alat:

1.      Mezbah korban bakaran,

2.      kolam pembasuhan,

jelas itu berbicara sengsara derita Yesus di kayu salib dan berbicara pengalaman kematian dan kebangkitanNya, disitulah TUHAN menjadi kecil.

 

-          Hidup suci terkena kepada RUANGAN SUCI.

Di dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat:

1.      Meja roti sajian → persekutuan denga FIRMAN ALLAH dan korban Kristus lewat perjamuan suci, supaya kita tetap suci. Tapi si pemalas mengabaikannya, tidak tekun dalam pendalaman Alkitab, karena bagi dia itu sangat melelahkan.

2.      Pelita emas → Persekutuan dengan ROH ALLAH yang suci; memberi diri dipimpin oleh Roh Allah; supaya hidup kita suci adanya. Tapi si pemalas mengabaikannya karena hal itu melelahkan bagi si pemalas. Sebab itu banyak diantara kita yang tidak mau tekun tiga macam ibadah pokok; dia malas, kenapa? bagi dia itu melelahkan. Tangan sudah di pinggan tapi untuk membawa ke mulut saja itu sangat melelahkan.

3.      Mezbah Dupa → Persekutuan dengan KASIH ALLH lewat doa penyembahan.

Jadi oleh kasih TUHAN kita juga hidup dalam kesucian, tapi si pemalas mengabaikannya, karena sangat melelahkan bagi dirinya, mengasihi sesama seperti diri sendiri, itu melelahkan bagi si pemalas. Jangan kita seperti rajin tapi malas, itu munafik. TUHAN sedang mengajarkan kita untuk menjadi satu kehidupan yang tulus  untuk mengasihi TUHAN dan sesama.

-          Kehidupan yang berkenan terkena kepada RUANGAN MAHA SUCI.

Kehidupan yang berkenan jelas itu milik kepunyaan allah sendiri, yakni sidang mempelai TUHAN (gereja TUHAN) yang sempurna, tetapi si pemalas mengabaikannya, sebab bagi si pemalas itu cukup melelahkan bagi dia.

Jadi permukaan ladang si pemalas betul-betul ditumbuhi onak dan duri; tajam untuk menusuk atau menyakiti hati TUHAN.

Kemalasan itu menyakiti hati TUHAN. Seringkali kita merasa bahwa kita tidak pernah menyakiti hati TUHAN, sementara ladang hati kita berduri, tajam menusuk dan menyakiti hati TUHAN. Sebab kebenaran itu tidak boleh diukur dengan pengetahuan manusia logika apalagi apa yang kita miliki.

Tiga minggu berturut-turut tentang antikris dan nabi palsu kita sudah pelajari bahwa baik antikris maupun nabi palsu mereka disebut sebagai pemalas, mereka betul-betul hati yang berduri, tajam menusuk dan menyakiti hati TUHAN.

 

Saudara, biarlah kiranya lewat berita firman malam ini kita betul-betul menyerahkan diri untuk digarap dan dikerjakan firman Allah yang diurapi. Supaya nanti pengertian ini menjadi hikmat yang menyatu dengan akal kita supaya kita menjadi satu kehidupan yang bijaksana.

Kalau hanya mengerti, tetapi menolak untuk melakukan firman nanti sia-sia pengikutan kita kepada TUHAN. Kerugiannya ada juga; kalau pengertian kita sudah dalam sedalam pembukaan rahasia firman yang kita ikuti sampai sejauh ini, tetapi tidak mau berubah, tidak mau digarap (dikerjakan) oleh pembukaan firman, nanti menjadi kebal. Namanya kebal sulit untuk berubah. Ibarat orang yang sudah biasa menikmati dosis tinggi, ketika ia sakit lalu minum obat generik itu tidak mempan lagi bagi dia. Ini menjadi suatu peringatan bagi kita, supaya kita jangan menjadi ahli-ahli taurat; hanya bisa memberi nasihat, tetapi tidak menjadi praktek di dalam hidup masing-masing. 

 

BUKTI ANTIKRIS ADALAH SI PEMALAS

Daniel 8:11-12

(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya. (8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.

 

Disini kita melihat antikris mengadakan kebaktian (ibadah) fasik. Ibadah atau kebaktian fasik artinya bagi kita; sibuk bicara antara lain;

-          Berkat dan keberkatan,

-          Berhasil dan keberhasilan,

-          Kemakmuran, kejayaan, kelimpahan

Tetapi korban sehari-hari disingkirkan.

 

Korban sehari-hari itulah korban sembelihan dan korban santapan.

1.      Korban sembelihanIbadah pelayanan yang terhubung langsung  dengan salib. Jadi ibadah ini ditandai dengan korban berdarah-darah.

2.      Korban santapanPengajaran Firman Allah yang murni dan benar (korban sajian).

Jadi kalau korban berdarah-darah dan korban sajian disingkirkan, tetapi di tengah ibadah dan pelayanan sibuk berbicara berkat keberkatan, kejayaan, sibuk berbicara berhasil keberhasilan, sibuk berbicara tentang kemakmuran, sibuk berbicara kejayaan, sibuk berbicara soal kelimpahan dan lain sebagainya, itu kebaktian fasik, menunjukan bahwa mereka itu malas mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar, karena bagi si pemalas hal itu sangat melelahkan.

Untuk mencari pujian di depan mata manusia mereka cepat, tapi mencari perhatian TUHAN dengan takut dan gentar itu melelahkan.

 

Lebih rinci melihat “kemalasan antikris”… 

Wahyu 13:1, 3 dengan perikop: Binatang yang keluar dari dalam laut

(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

 

Singkat kata antikris mengadakan kebaktian Fasik, sebab antikris sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi korban sehari-hari disingkirkan itulah korban sembelihan dan korban santapan.

Kalau kita bandingkan dengan luka-luka yang dialami Yesus di atas kayu salib, justru luka-luka itu membawa Yesus kepada pengalaman kematian, sehingga Gereja TUHAN senantiasa menikmati korban sehari-hari (korban sembelihan dan korban santapan) di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

 

Oleh karena kematian Yesus, oleh karena sengsara derita dan kematian Yesus di kayu salib  kehidupan dari umat manusia (gereja TUHAN) dalam penggembalaan GPT BETANIA senantiasa menikmati korban sehari-hari itulah korban sembelihan dan korban santapan.

Tetapi lihatlah antikris ini pemalas, mereka hanya sibuk untuk mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi mengabaikan pengalaman kematian. Sebab binatang ini mengalami luka, tapi luka itu pada akhirnya sembuh, pendek kata antikris sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi mengabaikan (menyingkirkan) korban sehari-hari – itulah korban sembelihan dan korban santapan yang datang dari kematian Yesus di atas kayu salib – ini ibadah fasik, ibadah yang sombong.

Memang orang sombong identik malas, jangan kita sudah miskin sombong, tidak tau diri namanya. Biar kita menyadari diri kita siapa di hadapan TUHAN.

 

TUJUAN ANTIKRIS MENGADAKAN IBADAH FASIK: Untuk menarik bahkan menyedot perhatian dari seluruh dunia (orang-orang yang diam di bumi). Sebab setelah antikris mengadakan mujizat kesembuhan, seluruh dunia heran.

Jadi mengadakan demonstrasi yaitu mujizat kesembuhan, tapi untuk dilihat oleh mata manusia, melayani untuk dilihat oleh mata manusia, pura-pura merendahkan diri untuk dilihat oleh mata manusia, sudah pasti tujuannya untuk menyedot perhatian manusia, itulah si pemalas, itulah antikris, itulah tujuan mereka mengadakan demonstrasi yaitu mujizat kesembuhan, tidak ada yang lain.

Seharusnya kita datang menghadap TUHAN untuk menarik perhatian TUHAN. Itu sebabnya berkali–kali saya sampaikan supaya kita polos-polos saja, tulus-tulus saja, tidak perlu pakai trik-trik memuji TUHAN, menyembah TUHAN, duduk dengar firman, tampil apa adanya saja.

 

Jadi ternyata tujuan antiktikris mengadakan kebaktian fasik untuk menarik perhatian seluruh dunia, untuk menyedot perhatian orang-orang yang diam di bumi, pendeknya; hanya untuk mengumpulkan massa atau memperbanyak jumlah jemaat saja.

Kalau jemaat banyak itu bagus, supaya banyak yang diselamatkan, tetapi tujuannya hanya untuk mengumpulkan massa, memperbanyak jemaat saja berarti ada udang dibalik batu, ada udang dibalik rempeyek yang enak, memandang bulu dalam pengajaran, serakah, loba, tamak.

 

Sibuk mengadakan mujizat, sehingga seluruh dunia heran, berarti tujuan mereka hanya untuk memperbanyak massa, memperbanyak jemaat.

Kalau jemaat banyak tidak salah, jangan sampai hamba-hamba TUHAN yang baru bergabung gagal paham; banyak jemaat itu bagus. Saya juga punya kerinduan, tetapi kalau sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, sementara korban sehari-hari disingkirkan, itu adalah kebaktian fasik, tujuanya untuk mengumpulkan massa, menyedot perhatian semua orang.

Untuk apa kumpul-kumpul tetapi tidak mengarah kepada satu tujuan (sasaran), untuk apa?

 

Kita berdoa supaya banyak jiwa-jiwa memberi dirinya untuk digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Biarlah kiranya Yesaya 2:2-3 itu tergenapi, kalau bisa ada kaitannya dengan kita. Tetapi memang satu kali itu akan tergenapi, tidak mungkin tidak, karena alkitab “Ya” dan “Amin”; suatu kali akan tergenapi, karena setiap nubuatan harus tergenapi.

Jadi inti yang mau saya sampaikan kepada kita; jangan kita melakukan sesuatu untuk dilihat oleh manusia. Kita datang menghadap kepada TUHAN dalam pertemuan-pertemuan ibadah untuk menarik perhatian TUHAN semata; itu namanya takut dan gentar.

 

Wahyu 13:4

(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"

 

Akhirnya, massa yang dikumpulkan itu dibawa kepada penyembahan tertinggi dari setan tritunggal ; menyembah naga dan binatang itu.

Penyembahan tertinggi dari setan tritunggal adalah; kerajaan dunia dan kemegahannya, kemulian-kemulian, dengan segala kekayaan-kekayaan dan kemewahan-kemewahan yang ada di dalamnya, itulah gunung tertinggi (penyembahan tertinggi) dari setan tritunggal (Matius 4:8-9)

 

Matius 4:8-9

(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

 

Kerajaan dunia, dengan kemegahannya, dengan kemewahannya, dengan segala kemulian-kemuliaan yang ada di dalamnya itu penyembahan tertinggi dari setan tritunggal. Tetapi jangan gagal paham (keliru), kadang kala perasaan ini tertipu; kita berpikir sesudah mencapai kerajaan dunia dengan kemegahannya kita merasa TUHAN sudah memimpin hidupnya, merasa ibadahnya sudah sampai kepada Doa Penyembahan, hati-hati dengan perasaan yang seperti ini.

 

Jadi penyembahan tertinggi dari setan tritunggal adalah soal kerajaan dunia dengan segala kemegahannya, dengan segala semaraknya, dengan segala kemuliaan yang ada didalamnya, itulah bukti antikris si pemalas, mereka betul-betul menyingkirkan korban sehari-hari, mereka mau yang simpel-simpel saja, sibuk dengan demonstrasi (mujizat) kesembuhan untuk menyedot perhatian.

Jadi berkali-kali juga sudah saya sampaikan kepada anak-anak TUHAN kalau bawa kendaraan roda dua, roda tiga, roda empat jangan ambil jalan pintas, ikuti aturan-aturan yang ada.

Kemudian yang pakai sepeda motor pakai helm, ikuti aturan dari sorga (perintah dari sorga).

Lembaga di bumi itu perpanjangan tangan TUHAN, semua harus tunduk supaya kita selamat. Kenapa tidak selamat? sebab ada rambu-rambu yang dilanggar. Kita ambil jalan pintas, kita merasa tidak ada yang melihat, itu tidak boleh.

Jadi jelas antikris si pemalas.

 

BUKTI NABI-NABI PALSU ADALAH SI PEMALAS…

Wahyu 13:11 perikop; Binatang yang keluar dari dalam bumi.

(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

 

Aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi → Nabi-nabi palsu (guru-guru palsu).

Kemudian binatang yang keluar dari dalam bumi ini bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Nabi-nabi palsu seperti anak domba, tetapi kalau berbicara seperti seekor naga, berarti; perkataannya penuh kepalsuan yang menyesatkan dan membinasakan.

 

2 Petrus 2:1 dengan perikop: Nabi-nabi dan guru-guru palsu

(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

 

Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu.

Saya berani berkata kepada kita semua yang hadir secara tatap muka, maupun yang mengikuti secara online, video internet ataupun live streaming, sekarang ini sudah banyak tampil guru-guru palsu di tengah-tengah umat TUHAN, ajaran sesat, ajaran setan sudah dibawa masuk di dalam rumah TUHAN, hati-hati. Tetapi kita tetap berdoa supaya TUHAN tolong kita semua dengan Pengajaran yang datang dari sorga dalam setiap pertemuan ibadah.

 

Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

Baik nabi-nabi palsu, maupun guru-guru palsu memasukan pengajaran-pengajaran palsu, pengajaran-pengajaran yang menyesatkan dan membinasakan. Mengapa mereka berani melakukan itu? karena mereka menyangkal salib Kristus – menolak pengajaran salib -- tidak mau pikul salib, jadi mereka pemalas.

 

Baik nabi-nabi palsu, maupun guru-guru palsu adalah pemalas, mereka tidak mau  pikul salib, mereka malas menyentuh salib. Padahal kita tau kita ditebus oleh darah salib, kita tidak ditebus dengan barang yang fana; baik itu harta,kekayaan, dan uang yang banyak, termasuk batangan perak, dan batangan emas, tetapi kita melihat baik nabi palsu, maupun guru palsu menolak pengajaran salib, yang telah menebus mereka, menunjukan bahwa mereka adalah pemalas.

 

Kalau saya mau mengikuti keinginan daging, tidak perlu susah-susah untuk melayani TUHAN, cukup satu ayat lalu saya tambahkan cerita ke sana  kemari, saya bawa saudara kepada suasana yaitu hal-hal duniawi, lahiriah, itu bisa saja, tapi itu namanya hamba TUHAN si pemalas, malas tersungkur di kaki salib untuk menantikan firman TUHAN.

Tapi apa jadinya kalau bangunan rohani dibangun di atas dasar pasir, bagaimana akhir hidupnya, sudah pasti sama seperti Matius 7:27; hancur lebur, berkeping-keping, rumah itu hebat kerusakannya, karena tidak mampu menghadapi ujian yang akan memuncak pada saat antikris menjadi raja. Maka yang dituntut adalah pemimpin yang malas, bisu tidak tau meyalak.

Saya tidak mau dituntut darah saudara karena kemalasan saya, lebih baik hari ini kita bersama-sama untuk menyangkal diri, memikul salib, sebab TUHAN Yesus sudah menebus kehidupan kita di atas kayu salib. Apa yang saya sampaikan bukan untuk menarik perhatian saudara, tetapi itu kebenaran.

Kalau mau simpel bisa saja, seperti rumah dibangun di atas dasar pasir, tapi kalau rumah itu (hidup jemaat) hancur rusak berkeping-keping yang dituntut adalah pemimpin jemaat itu (yang membangun rumah di atas pasir itu), saya tidak mau, kita juga tidak mau.

 

2 Petrus 2:2

(2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.

 

Baik nabi-nabi palsu maupun guru-guru palsu sekarang ini menjalankan ibadah mereka hanya karena hawa nafsu daging sama seperti membangun rumah di atas dasar pasir.

 

CIRI-CIRI NABI-NABI PALSU MEMBANGUN RUMAH DI ATAS DASAR PASIR;

2 Petrus 2:3

(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

 

Menyampaikan satu ayat Firman Allah tetapi disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, disertai dengan dongeng nenek-nenek tua, disertai dengan takhayul-takhayul, disertai dengan filsafat-filsafat kosong manusia, disertai dengan guyon-guyon, untuk menarik perhatian jemaat.

Kenapa mereka harus melakukan itu? karena nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu adalah hamba yang serakah, cinta akan uang (loba). Dengan cerita isapan jempol mereka mendapat keuntungan yang besar, jadi simpelnya saja, singkatnya saja, mengambil jalan pintas saja, tidak perlu menyembah untuk menantikan pembukaan firman, cukup satu ayat tambah cerita, tambah ini, tambah itu, kan jelas itu si pemalas, sudah malas dapat uang lagi, tapi alkitab berkata; jangan iri dengan orang fasik (Amsal 24:19)

Jadi singkat kata nabi-nabi palsu, guru-guru palsu adalah orang-orang serakah.

 

Saya tambahkan lagi pembuktian bahwa nabi-nabi palsu ini juga adalah pemalas…

Matius 7:15 dengan perikop: Hal pengajaran yang sesat

(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

 

Nabi-nabi palsu, guru-guru palsu disebut juga dengan serigala berbulu domba, berarti nabi palsu ini ada di tengah ibadah lewat penyamaran. Hati-hati, waspadalah terhadap nabi-nabi palsu, datang dengan menyamar, samarannya itu jelas seperti di Wahyu 13:11; tampilanya seperti anak domba, bertanduk 2, tetapi kalau berbicara seperti naga, berarti banyak kepalsuan, penyesatan, jadi hati-hati.

Jadi kita jangan hanya melihat bagian luarnya (casingnya), tapi lihat roh dari hamba TUHAN itu lewat ajaran-ajaranya.

 

Matius 7:22-23

(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

 

Nabi-nabi palsu sibuk mengadakan tiga hal demi nama TUHAN, sibuk:

1.      Bernubuat (menyampaikan firman TUHAN ) dimana-mana.

2.      Mengusir setan atau mengadakan pelepasan dalam setiap kegerakan-kegerakan.

3.      Mengadakan banyak mujizat demi nama TUHAN.

Tetapi, pada hari TUHAN, TUHAN akan berterus terang dan berkata; aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

 

Jadi jangan sampai sidang jemaat gagal paham. Banyak orang kristen berpikir karena hamba TUHAN sanggup mengadakan pengusiran setan, kemudian sibuk mengadakan perbuatan ajaib, lalu berasumsi bahwa hamba TUHAN tersebut layak masuk Sorga. Jangan kita berasumsi seperti itu, sebab kenyataannya pada hari TUHAN, saat itu TUHAN berterus terang dan berkata kepada nabi-nabi palsu: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Diusir dari sorga karena kenyataannya mereka adalah pembuat kejahatan. DIMANA LETAK KEJAHATANNYA?

 

Di ayat 22 dan di ayat 23 tidak ada dikatakan mereka melakukan kejahatan; justru melakukan tiga hal. Sepertinya tiga hal itu terpuji, tetapi tidak lagi terpuji kalau salib diabaiakan.

Matius 7:21

(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

 

Mengadakan 3 (tiga) hal demi nama TUHAN; sibuk bernubuat demi nama TUHAN, mengusir setan demi nama TUHAN, mengadakan perbuatan ajaib demi nama TUHAN tetapi kehendak Allah diabaikan itu adalah pembuat kejahatan.

Kenapa ada kejahatan? karena malas. Coba sangkal diri pikul salib, tidak mungkin mengambil milik TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus), tidak mungkin kikir dia, pasti rajin membawa korbannya; hatinya kepada TUHAN, itulah kehendak Allah.

Sqaudara, Yesus menderita sengsara, bahkan mati di atas kayu salib itu adalah kehendak Allah.

Jadi baik antikris (binatang pertama) yang keluar dari dalam laut, maupun nabi-nabi palsu (binatang kedua yang keluar dari bumi) sama-sama si pemalas.

 

CIRI-CIRI SI PEMALAS

Amsal 26:13

(26:13) Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!"

 

Si pemalas suka membesar-besarkan masalah dan membesar-besarkan hal yang mustahil, padahal bagi TUHAN tidak ada yang mustahil.

Jadi kalau kita berpikir tinggalkan TUHAN, tinggalkan ibadah dan pelayanan, liar tidak tergembala hanya karena kita merasa tidak mungkin sempurna itu sama seperti si pemalas. Ciri-cirinya begitu; membesar-besarkan masalah, membesar-besarkan hal yang mustahil, padahal bagi TUHAN tidak ada yang mustahil. Hal yang mustahil; jalan sempit, lorong (pintu sesak) hal yang mustahil dilalui, dan hal itu dibesar-besarkan.

 

Lukas 18:25

(18:25) Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

 

Membesar-besarkan masalah, padahal orang kaya bisa saja masuk melalui pintu sempit jalan sesak, tapi dibesar-besarkan dan berkata tidak mungkin untuk masuk melalui lobang jarum. Secara logika memang tidak mungkin, tapi kita melihat dari mata rohani (mata TUHAN); bagi TUHAN tidak ada yang mustahil, TUHAN bisa membawa kita sampai kepada kesempurnaan supaya nanti masuk dalam perjamuan malam pesta kawin  Anak Domba.

Jadi hal yang mustahil jangan diabaikan dan dibesar-besarkan.

TUHAN sudah memberi pengertian kepada kita, tetapi kita bukanlah si pemalas, kita semua adalah hamba-hamba yang takut akan TUHAN.

 

Efesus 6:5-7 dengan perikop: taat dan kasih

(6:5) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus. (6:6) jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, (6:7) dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.

 

Hamba-hamba yang takut dan gentar akan TUHAN adalah; melayani bukan untuk dilihat manusia tetapi untuk dilihat TUHAN, itu namanya orang yang rajin menyangkal diri, tidak malas memikul salibnya, dan kita bukan si pemalas (Titus 2:14)

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment