KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, August 20, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 18 AGUSTUS 2024

 



IBADAH RAYA MINGGU, 18 AGUSTUS 2024

KITAB WAHYU

Wahyu 17:12

(Seri:1)

 

Subtema: KESEPULUH TANDUK BINATANG DAN AKTIVITASNYA

 

Shalom.

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena rahmat-Nya kita dihimpunkan oleh dua tangan Tuhan yang penuh kasih dan berkuasa di atas gunung Tuhan yang kudus, beribadah dan melayani di tengah Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian koor. Puji Tuhan.

 

Saya juga tidak lupa menyapa saudara, Bapak/Ibu terkasih, Saudara/Saudari yang sedang bergabung dalam penggembalaan GPT Betania, Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat Live Streaming atau online atau video internet, Youtube, Fcebook atau media sosial apa saja di dalam negeri dan luar negeri, dimanapun saudara berada, kiranya Tuhan hadir di tengah-tengah kita sebagai Imam Besar Agung untuk melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa kita, memberikan rasa damai sejahtera di dalam kita duduk diam mendengarkan Firman Tuhan Allah.

 

Secepatnya kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu dan kita maju melangkah pada ayat selanjutnya. Setelah kita menikmati Wahyu 17:8-11; tentang binatang yang keluar dari dalam laut, secara khusus mempunyai tujuh kepala. Terkait dengan tujuh kepala telah diterangkan beberapa minggu berturut-turut dan klimaknya adalah pada minggu yang lalu. Sekarang kita akan masuk pada Wahyu 17:12.

 

Tetapi jangan lupa berdoa baik yang hadir di malam ini secara tatap muka maupun yang mengikuti secara online, video internet, Youtube, Facebook, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan Tuhan supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi di malam ini.

 

Wahyu 17:12

(17:12) Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.

 

Kesepuluh tanduk adalah kesepuluh tanduk binatang yang keluar dari dalam laut.

 

Untuk mengenal kesepuluh tanduk binatang ini, mari kita baca dahulu di dalam…

Perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut.”

Wahyu 13:1

(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

 

Kemudian, kita akan melihat binatang ini lebih dalam lagi di dalam…

Wahyu 17:8

(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.

 

Binatang tersebut dikatakan; telah ada -- tidak ada -- namun muncul lagi dari lobang jurang maut.

Ini berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan yang palsu.

 

Perlu untuk diketahui; kalau kematian dan kebangkitan palsu, maka:

-     Ibadah yang dikerjakan palsu.

-     Pelayanan yang dikerjakan palsu.

-     Mujizat dan tanda-tanda heran yang terjadi palsu.

-     Bahkan orang-orang yang menyelenggarakan kebaktian itu juga palsu.

-     Pemimpin sidang jemaat yang mengadakan kebakitan tersebut juga palsu.

Kenapa? Karena kematian dan kebangkitannya palsu. Sehingga sekalipun ada mujizat kesembuhan terjadi, ada perbuatan ajaib terjadi, tetap itu dikatakan palsu.

 

Jadi kita tidak perlu kagum dengan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat apabila itu terjadi di tengah ibadah dan pelayanan, karena sesungguhnya karya Allah yang terbesar adalah salib Kristus di Golgota. Dan itu sebetulnya sumber kehidupan dan mendidik kehidupan dari setiap orang. Sekalipun sejuta kali mujizat terjadi di depan mata, itu tidak akan pernah memberikan didikan, yang memberikan didikan adalah pengajaran salib, Anak domba disembelih, Roti telah dipecah-pecahkan di atas kayu salib, itu yang semestinya dinikmati.

 

Tetapi saya tambahkan sedikit, mujizat boleh saja terjadi, tanda heran terjadi, yang sakit sembuh dan lain sebagainya, dan memang itu harus, tetapi asalkan pengajaran salib jangan diabaikan dari tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu, sebab itu nomor satu, sehingga seandainya berikutnya disusul terjadinya tanda-tanda heran, mujizat terjadi maka itu benar, tidak palsu.

Jadi sekali lagi saya sampaikan, kalau kematian dan kebangkitannya palsu maka ibadah dan pelayanan itu palsu, kalaupun ada mujizat terjadi di tengah ibadah pelayanan, itu juga palsu, termasuk pemimpin jemaat yang menyelenggarakan kebaktian itu juga adalah palsu. Termasuk sepuluh tanduk dan tujuh kepala dari binatang itu, itu juga merupakan perkara-perkara yang palsu.

Jadi kita jangan terkesima dengan sepuluh tanduk dan tujuh kepala dari binatang yang keluar dari dalam laut tersebut.

 

Kemudian, terkait dengan ketujuh kepala dari binatang tersebut telah diterangkan pada minggu-minggu yang lalu, klimaksnya adalah pada minggu yang lalu. Kiranya jangan dilupakan, catatannya diperhatikan. Seri pemberitaan Firman terus diikuti sehingga dengan demikian kita tahu perkembangan zaman, dunia ini kemana arusnya.

 

Maka, malam ini kita akan memperhatikan,

 

Tentang: KESEPULUH tanduk dari binatang.

Kesepuluh tanduk dari binatang itu adalah sepuluh raja yang belum menerima kerajaannya, tetapi sekalipun demikian mereka akan berkuasa seperti raja-raja bersama-sama dengan binatang tersebut (binatang yang keluar dari dalam laut).

 

Lebih jauh kita melihat tentang sepuluh tanduk yang juga telah dinubuatkan oleh nabi Daniel di dalam…

Daniel 7:24

(7:24) Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu. Sesudah mereka, akan muncul seorang raja; dia berbeda dengan raja-raja yang dahulu dan akan merendahkan tiga raja.

 

Sepuluh tanduk itulah sepuluh raja yang muncul dari kerajaan binatang itu.

Itu berarti, terjadi/terbangunlah suatu perserikatan (persekutuan) bangsa-bangsa.

Akan tetapi, binatang yang keluar dari dalam laut itu tetaplah yang memegang kendali, sebab segala kuasa ada di dalam tangan binatang itu;

-     Baik itu ekonomi/dagang/niaga.

-     Teknologi yang semakin canggih dan mutakhir.

-     Juga atas segala pemerintahan di tiap-tiap bangsa-bangsa di muka bumi ini.

Semuanya itu ada di dalam tangan kekuasaan dari binatang ini.

 

Pendeknya, dengan adanya penyatuan dari kesepuluh raja (kesepuluh tanduk) itu, maka dukungan terhadap binatang (antikris) akan semakin besar, sehingga kekuasaan dari binatang atas sentero dunia itupun semakin kuat dan besar. Tidak bisa ditandingi atau dilawan dengan kekuatan manusia, dengan pengetahuan manusia, bahkan dengan segala harta kekayaan yang kita punya, tidak bisa saudara. 

Nah ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

 

Maka kalau hal itu terjadi suatu kali kelak, tidak lama lagi maka secara otomatis, yang terdesak/tertindas pada masa itu adalah orang-orang Kristen atau orang-orang yang ikut Tuhan, secara khusus:

-     Orang-orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh.

-     Orang-orang Kristen yang suam.

 

Ayat referensinya saudara bisa baca di dalam suratan 1 Yohanes 2:18.

Sebab itu kita harus sungguh-sungguh sekarang ini untuk sangkal diri, pikul salib, ikut Tuhan, jangan bermain-main lagi.

Saudara berpikir sekarang aman-aman, tetapi besok, kita tidak bisa seketika berkata; “Tuhan tolong,” lalu pertolongan Tuhan datang, tidak segampang itu. Tuhan lihat kesetiaan, karena Tuhan itu adil dan benar. Jangan saudara berpikir gampang seperti Tuhan menyelamatkan yang di sebelah kanan Anak Allah, itu juga ada pengertiannya, itu pengertiannya luas, bukan hanya Tuhan tolong lalu tertolong. Kiranya ini dipahami dengan baik.

 

Kemudian yang terdesak (tertindas) pada masa kesesakan itu adalah orang-orang Kristen yang suam.

Terkait dengan suam ini mari kita baca sedikit di dalam…

Perikop: “Jemaat di Laodikia.”

Wahyu 3:15-16

(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! (3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

 

Kristen suam: tidak dingin tetapi juga tidak panas. Padahal keinginan TUHAN adalah hendaknya dingin atau panas sekalian = sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada TUHAN. Kalau tidak demikian, TUHAN berkata; “Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku,” berarti menjadi sesuatu yang menajiskan dan menjijikkan. Sesuatu yang menajiskan dan menjijikkan suatu kali akan diinjak-injak saudara. Artinya kehidupan yang masih mempertahankan hidupnya di dalam kenajisan percabulan suatu kali akan masuk dalam aniaya (diinjak-injak) antikris, itu muntahan.

 

Wahyu 3:17

(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

 

Ciri orang Kristen yang suam (tidak dingin dan tidak panas): menaruh pengharapannya kepada harta dan kekayaan, hidupnya bergantung kepada harta dan kekayaan, dan  berjuang untuk memperkaya dirinya, seolah-olah dengan harta dan kekayaan itu ia dapat mempertahankan hidupnya pada masa aniaya antikris.

Tetapi Tuhan berkata kepada jemaat di Lodikia; “engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.”

Berarti hidup kita tidak boleh bergantung kepada harta dan kekayaan, perkara-perkara di bawah ini. Jangan merasa nyaman dengan berkat-berkat satu bulan, jangan merasa terpelihara dengan gaji satu bulan, dengan bisnis yang dikelola. Puji Tuhan.

 

Tetapi di sini kita melihat, karena jemaat di Laodikia, bergantung kepada harta, kekayaan, dan memang mereka memperkayakan diri, tetapi di mata TUHAN mereka ada dalam tiga golongan:

1.    Melarat, malang, miskin.

2.    Buta.

3.    Telanjang.

Ada orang melarat, miskin, dan banyak malang-malangnya (musibah yang dialami), tetapi tidak buta. Tetapi lihatlah jemaat Lodikia ini, selain miskin mereka juga buta. Jadi betapa dalamnya mereka jatuh pada kubangan yang paling dalam.

 

Inilah yang dimaksud dengan orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh dan orang Kristen yang suam, inilah nanti yang terdesak dan tertindas pada masa antikris menjadi raja dengan kekuatan dan kekuasaan yang begitu besar sekali karena didukung oleh sepuluh tanduk yang muncul dari kepala binatang itu. Itulah sepuluh orang raja yang belum menerima kerajaannya, tetapi tetap berkuasa bersama-sama dengan binatang itu sehingga kekuasaan binatang itu semakin besar dan kuat atas seantero dunia; timur, barat, utara, selatan. Kemudian, kekuatan dan kekuasaannya tidak bisa dilawan dengan kekuatan dan kemampuan manusia, dengan pengetahuan, termasuk dengan kelebihan yang kita punya. Sama seperti jemaat di Laodikia, sekalipun kaya, tetapi tetap melarat dan malang. Kapan mereka mengalami kemalangan oleh karena mengandalkan kekayaan? Jawabnya; pada saat aniaya antikris terjadi.

 

Wahyu 17:12A 

(17:12) Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja,

 

Kesepuluh tanduk itu adalah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan binatang tersebut. Kemudian,

 

Wahyu 17:13-14

(17:13) Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu. (17:14) Mereka akan berperang melawan Anak Domba.


Sepuluh raja tersebut sehati sepikir, kemudian seia sekata untuk memberi dukungan kepada binatang itu, baik kekuatan maupun kekuasaan yang mereka miliki. Selanjutnya, mereka akan bersekutu untuk berperang melawan Anak Domba.

Jadi saking merasa besar dan kuat, akhirnya perserikatan bangsa-bangsa, itulah sepuluh raja (sepuluh tanduk) yang mendukung binatang itu (antikris) sehingga mereka merasa besar dan kuat, akhirnya menjadi sombong, buktinya berani melawan Allah/Anak Domba.

 

Saudara, tanpa kita sadari, kita juga sering kali melawan Allah/Anak Domba. Apa buktinya? Dengan kita tidak mau datang menghadap Tuhan, itu sama saja dengan berani melawan Anak Domba. Karena kita tahu ibadah ini seharga dengan darah salib. Kenapa seharga dengan darah salib? Karena ibadah ini sumbernya dari salib, dari sorga turun ke bumi, Yesus turun ke bumi untuk memberi ibadah, Yesus juga mati di atas kayu salib untuk memberi karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus kepada orang-orang kudusnya demi terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kemudian, dengan mati-Nya Yesus, Dia mempercayakan juga hamba-hamba dengan lima jabatan.

 

Jadi dengan kita jauh dari ibadah, tinggalkan jam-jam ibadah, sebetulnya ini adalah orang-orang yang berani melawan Tuhan, walaupun saudara berkata saya tidak melawan Tuhan. Tetapi prakteknya, jikalau kita meninggalkan jam-jam ibadah, ketekunan tiga macam ibadah pokok itu sama dengan berani melawan Anak Domba yang telah disembelih. Nanti puncaknya di sini, seperti yang kita baca pada Wahyu 17:13-14A. Sekarangpun sudah terjadi perlawanan, tetapi klimaks dari perlawan itu ada pada Wahyu 17:13-14A.

Setan untuk mempengaruhi jiwa, tidak serta merta menunjukkan wujudnya yang seram, tetapi setan untuk membawa kepada suatu kedudukan yang tidak baik (seram) itu pelan-pelan. Nanti puncak perlawanan dari setan adalah Wahyu 17:13-14A.

Jadi ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

 

Mari kita lihat kesombongan mereka lebih jelas lagi di dalam…

Perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut.”

Wahyu 13:4-6

(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

 

Karena ada dukungan baik dari naga maupun dari sepuluh tanduk itulah sepuluh raja tersebut, akhirnya binatang itu dengan kesombongan membuka mulutnya untuk menghujat:

1.    Allah Bapa.

2.   Allah Anak.

3.   Kemah kediaman-Nya (Allah Roh Kudus).

Kalau sudah sampai pada penghujatan yang ketiga, maka tidak ada lagi pengampunan. Menghujat Bapa masih ada kesempatan untuk bertobat, menghujat Yesus Anak Allah, masih ada kesempatan untuk bertobat, tetapi menghujat Roh El Kudus, tidak ada lagi kesempatan untuk diampuni oleh Tuhan. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

 

Wahyu 13:7

(13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.

 

Persekutuan antara kesepuluh raja dan binatang itu, akhirnya memerangi orang-orang kudus dan mengalahkan mereka yaitu; dari setiap suku, kaum, bahasa, dan bangsa.

Jadi saudara, sudah sangat jelas sekali, yang terdesak dan tertindas saat itu jelas orang kristen yang tidak sungguh-sungguh dan yang suam (tidak dingin dan tidak panas). Itu yang terdesak nanti.

 

Saudara, untuk menjadi hidup kudus apalagi sempurna tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi kita harus berjuang tekun dalam tiga macam ibadah pokok sampai nanti Tuhan memimpin kita kepada kesempurnaan. Maka perjuangan kita harus dimulai dari malam ini.

 

Wahyu 13:8

(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

 

Orang-orang Kristen yang suam, setelah terdesak dan mengalami penindasan, akhirnya mau tidak mau menyerah dan mereka menyembah binatang itu. Tetapi mereka yang menyembah binatang itu adalah orang-orang yang namanya tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba yang tersembelih.

Jadi saking berat (besar) nya nanti penindasan pada masa itu akhirnya orang-orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh, orang-orang Kristen yang suam rohaninya akan menyerah kepada binatang itu. Apa buktinya mereka menyerah kepada binatang itu? merekapun menyembah binatang itu. Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang namanya tidak tertulis dalam Kitab Kehidupan Anak Domba yang tersembelih.

 

Wahyu 13:9

(13:9) Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!

 

Gunakanlah sepasang telinga untuk mendengar dan memperhatikan apa yang Tuhan nyatakan bagi kita malam ini.

 

Wahyu 13:10

(13:10) Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang.

 

Jadi singkat kata; dari orang-orang Kristen yang suam dan tidak sungguh-sungguh:

-     Ada yang ditentukan untuk ditawan oleh antikris.

-     Ada yang ditentukan untuk dibunuh dengan pedang antikris.

 

Saudara, doa saya jangan ini menimpa kehidupan kita, nikah kita, dan buah nikah kita. Kalau memang tidak mau mengalami ini, mulailah dari malam ini. Berjuanglah sungguh-sungguh ikut Tuhan, camkanlah apa yang saya sampaikan di atas tadi. Menjadi hidup kudus apalagi sempurna tidak semudah membalikkan telapak tangan, kalau kita tahu hal itu tidak mudah, ayo berjuanglah mulai dari malam ini, mulai dari sekarang, mulai dari tekad hati kita malam ini, jangan bermasa bodoh sebab satu kali nanti Tuhan bermasa bodoh. Kemudian pada saat itu kita minta tolong dan menyesal, tidak ada artinya. Selagi masih ada kesempatan saudara.

Sebab orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh dan suam ada yang ditentukan untuk ditawan oleh antikris (dianiaya) dan ada juga yang ditentukan untuk mati terbunuh oleh pedang antikris. Kalau mati terbunuh masih enak saudara. Tetapi kalau tertawan teraniaya dan diinjak-injak itu yang membuat kita menderita. Dan pada masa itu kita mau minta ampun dan bertobat, tidak ada lagi kesempatan untuk mohon pertolongan dari Tuhan. Sekarang masih ada waktu dan kesempatan saudara ku, sekalipun waktu yang tersisa sudah sangat singkat sekali, gunakanlah dengan baik.

 

Kita kembali memperhatikan…

Wahyu 17:12

(17:12) Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.

 

Kesepuluh tanduk itu adalah kesepuluh raja yang belum menerima kerajaannya. Tetapi di sini dikatakan; “Satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.” Pendeknya, satu jam berkuasa sebagai raja.

Saudara, mengapa tidak dikatakan, 24 jam lamanya berkuasa di bumi bersama-sama dengan binatang itu, atau lebih hebat lagi 2x24 jam supaya lebih lama lagi. Tetapi di sini, cukup satu jam lamanya berkuasa sebagai raja bersama-sama dengan binatang itu. Tetapi sekalipun hanya satu jam, itu sangat membuat orang-orang Kristen akan menderita hebat.

 

Mari kita melihat pengertian dari 1 (satu) jam.

PENGERTIAN SATU JAM YANG PERTAMA.

Matius 20:12, 6

(20:12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. (20:6) Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?

 

Satu jam di sini menunjuk kepada pukul 5 (lima) sampai pukul 6 (enam) petang, disebut juga dengan hari-hari yang terakhir menjelang gelap malam. Disitulah sepuluh tanduk binatang atau sepuluh orang raja itu menjalankan aksinya.

 

Saudara, G-20 sudah ada, tidak ada maksud untuk menentang pemerintahan kita, saya hormat kepada pemerintah, saya hanya memberitahukan. G-20 sudah ada dan itupun tertulis di lautan Bali sana. Nanti tidak lama lagi hadir G-10, perserikatan sepuluh raja yang muncul dari kerajaan binatang itu di hari-hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan kembali. Pukul lima sampai pukul enam petang, itu satu jam, itu berbicara tentang hari-hari terakhir. Di situ nanti sepuluh raja akan muncul, G-10 akan muncul.

 

Sebenarnya, pengaruh dari sepuluh tanduk sudah nyata dan dapat dilihat oleh mata jasmani dan mata rohani.

Saya akan tunjukkan di dalam injil…

Lukas 17:26-27

(17:26) Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: (17:27) mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

 

Menjelang kedatangan Anak Manusia (hari-hari terakhir) keadaan dunia sama persis seperti pada zaman Nuh.

Dimana orang-orang Kristen dikuasai oleh dosa, antara lain:

-       Dosa makan minum --> dosa yang disebabkan oleh hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.

-       Dosa kawin dan mengawinkan --> dosa kenajisan percabulan.

Pendeknya, hanya karena sesuap nasi banyak orang meninggalkan ibadah dan pelayanan. Ini yang disebut dengan kenajisan percabulan, persis seperti Esau dalam Ibrani 12:16; jelas di situ dikatakan; “Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.”

Sesungguhnya hidup dalam kenajisan percabulan itu nafsu rendah, kenapa? Karena seolah-olah Tuhan tidak mampu memelihara kehidupan saya dan saudara, tetapi karena terlalu besar kuatir di dalam dirinya, akhirnya dikuasai oleh kenajisan percabulan.

 

Inilah keadaan pada pukul lima sampai pukul enam sore, keadaan di hari-hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan, dimana-mana, dari kota sampai ke pelosok, bahkan di tiap-tiap gang, penuh dengan kuliner, makan dan minum dan biasanya itu akan ditindak lanjuti sampai pada dosa kawin dan mengawinkan, puncaknya dosa. Itulah keadaan dunia menjelang kedatangan Tuhan kembali, keadaan di hari-hari terakhir.

 

Lukas 17:28-29

(17:28) Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. (17:29) Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.

 

 

Menjelang kedatangan TUHAN kembali, dunia ini sama persis seperti zaman Lot.

Dimana orang-orang Kristen dikuasai oleh dosa, antara lain:

-     Dosa makan minum -> dosa yang disebabkan oleh hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.

 

-     Dosa membeli dan menjual, disebut juga dengan roh jual beli.

Bebas menjual dan membeli, tetapi syaratnya; baik tangan kanan ataupun dahi mereka harus menerima tanda 666 (Eam ratus enam puluh enam) …Wahyu 13:16-17. Karena desakan keadaan, mau tidak mau mereka harus menerima tanda 666 (Eam ratus enam puluh enam) di tangan kanan atau di dahi mereka semua. Memang bebas menjual dan membeli atau dikuasai oleh roh jual  beli, tetapi ada syaratnya; mereka harus menerima tanda (cap) meterai dari antikris yaitu 666 (enam ratus enam puluh enam), baik di tangan kanan ataupun di dahi. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Jadi ini yan terlihat nanti. Zaman Nuh sudah nampak jelas, tetapi zaman Lot sudah mulai menyusul itulah segala meterai-meterai dari antikris sudah muncul sekarang, itulah jus-jus racikan itu. Tetapi kalaupun terlanjur, hendaknya mulai dari sekarang berjuang sungguh-sungguh saudara, jangan bermasa bodoh.

 

-     Mereka menanam dan membangun.

      Tujuannya; jelas tidak lain tidak bukan, hanya untuk mencari nama, mencari ketenaran dan popularitas/menjadi populer. Sama persis seperti pada saat pembangunan menara Babel. Setelah mereka membuat kota lalu di tengah-tengahnya mereka mendirikan menara, tujuannya untuk mencari nama… Kejadian 11:4; “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.”

Jadi ada ibadah (kota), kemudian ada kegiatan membangun dan menanam, tetapi tujuannya tidak lain tidak bukan hanya untuk mencari nama. Lihat keadaan manusia termasuk orang kristen yang tidak sungguh-sungguh, kalaupun sekarang membangun dan menanam modal, membangun bisnis, tujuannya hanya untuk mencari nama, mencari ketenaran, dan popularitas, tidak ada yang lain. Percayalah ini sudah nampak, berarti keadaan sekarang sudah berada pada pukul lima sampai pukul enam, ini hari-hari terakhir, saudara jangan main-main, dan saya tidak sedang mengancam, saya hanya mengingatkan sebab itu tugas saya sebagai penjaga/pengawal/gembala. Memperhatikan kawanan domba, tidak membiarkan mereka terpuruk. Puji Tuhan.

Jangan kita seperti orang kaya bodoh ya, berusaha untuk memiliki umur panjang dan memelihara kelangsungan hidup hanya dengan memperkayakan diri dan memperbesar lumbung untuk menanam saham, dan membangun bisnis.

 

Sampai pada akhirnya…

Lukas 17:32-33

(17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

 

Jadi Sodom dan Gomora dilululantahkan Tuhan dengan api dan belerang, tetapi pada hari-hari terakhir menjelang hari kelepasan dari bumi yang penuh penindasan, bayak orang Kristen sama persis seperti istri Lot; menoleh ke belakang, artinya hatinya terikat dengan harta, kekayaan, dan segala kelimpahan yang ada di bumi. Kalau tidak terikat tidak mungkin menoleh.

Jadi itu sama artinya dengan mempertahankan nyawa, tidak rela kehilangan nyawa. Perlu untuk dikertahui; barangsiapa mempertahankan nyawa, ia akan kehilangan nyawa, tetapi barangsiapa rela kehilangan nyawa, sangkal diri, pikul salib, ikut Tuhan sungguh-sungguh, maka dia akan menyelamatkan nyawanya, memperoleh hidup kekal.  

 

Jadi saudara, begitu hebat pengaruh dari sepuluh tanduk ini, pada waktu satu jam saja mereka akan beraksi, itu berbicara tentang hari-hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan kembali, tetapi pengaruh mereka begitu hebat dan sekarang sudah mulai nyata. Sama persis seperti zaman Nuh, makan dan minum, kawin dan mengawinkan, meningkat lagi seperti zaman Lot; makan dan minum, kemudian jual beli, kemudian menanam dan membangun. Akhirnya roh itu mantap di dalam diri orang kristen yang suam, hidupnya persis seperti istri Lot, menoleh ke belakang, pada saat kelepasan oleh penindasan (penghukuman) atas dunia. Dunia hendak dihukum, tetapi dia sempat-sempatnya menoleh ke belakang. Kenapa? Karena roh itu sudah mantap menguasai (mengikat) hatinya.

Hidup kita ini tegantung roh, manusia terjadi dari tubuh, jiwa, dan roh. Ada tubuh tidak ada roh manusia mati, ada roh tidak ada tubuh itulah malaikat, kalau berdosa, jadi setan.

 

Jadi, motor penggerak dari kehidupan ini adalah roh. Roh Tuhan atau roh setan. Tetapi akhirnya roh setan menguasai kehidupan daripada istri Lot, itu sebabnya dia menoleh ke belakang tepat di hari-hari terakhir pada saat kelepasan dimana dunia dalam penindasannya. Tetapi kalau kita ada dalam pengaruh dari Roh Tuhan yang besar itu tentu Roh Tuhan yang akan terus memimpin kita, tidak perlu menoleh ke belakang dan tidak mungkin mempertahankan nyawa.

Saya kira, mohon maaf ya, mungkin terlalu kasar perkataan saya ini; terlalu bodohlah orang mempertahankan nyawa,mempertahankan yang ada ini, tetapi dia harus kehilangan sorga, dia harus binasa di dalam api neraka selama-lamanya. Ingat! Di dalam neraka itu selama-lamanya, kemudian kalau kita selamat, di dalam sorga juga selama-lamanya, tidak akan berpindah lagi dari situ.

Jadi ingat itu saudara, hari ini kita ada kesempatan untuk berjuang.

 

Seharusnya, di hari-hari terakhir menjelang kedatangan TUHAN...

Lukas 17:30-31

(17:30) Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. (17:31) Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.

 

Justru dihari-hari terakhir ini kita harus menunjukkan 2 (dua) sikap dihadapan TUHAN, antara lain:

1.       Berada di peranginan di atas rumah.

Artinya berada di tengah-tengah kegiatan Roh itulah ibadah dan pelayanan.

Dan kalau sudah ada di peranginan di atas rumah, jangan turun untuk memperhatikan barang-barang; perkara-perkara lahiriah, jangan turun dari tengah-tengah ibadah dan pelayanan hanya karena perkara lahiriah. Tidak lama lagi, langit bumi dan unsur-unsurnya akan dihanguskan, camkan itu. Bertahanlah dengan ketekunan tiga macam ibadah pokok, imam-imam tetaplah layani Tuhan sesuai karunia jabatan yang Tuhan percayakan, jangan turun dari sana, rugi sendiri nanti.

 

Berapa banyak hajaran dan teguran setelah kita turun? Itu tanda belas kasih Tuhan, tetapi kalau terus mengeraskan hati, tidak ada lagi teguran, semua sama saja, berbuat baik sama, berbuat tidak baik juga sama, jadi kita tidak tahu kapan Tuhan berbicara. Tetapi pada saat kita turun, di situ banyak teguran-teguran, tidak sadar jatuh secara fisik dan jatuh juga dalam dosa yang lain, dan karena kejatuhan itu banyak mengalami derita, tetapi itu teguran, itu tanda Tuhan memperhatikan (mengasihi). Namun kalau terus mengeraskan hati, tidak ada lagi teguran, sehingga aman-aman saja, melangkah tidak pernah jatuh, melakukan apapun tidak jatuh, itu tanda sesungguhnya dia sedang jauh dari Tuhan (tanpa perhatian Tuhan).

 

2.       Sedang berada di ladang/bekerja di ladang TUHAN.

Yang bekerja di ladang TUHAN; tetaplah bekerja, layani Tuhan, layani perkerjaan Tuhan dengan sungguh-sungguh, jangan kembali kepada tabiat lama (masa lalu). Songsonglah sesuatu yang akan kita terima dari sorga. Yang kita harapkan sekarang ini adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata, kalau yang dilihat mata, itu bukan yang diharapkan. Sudah dilihat, tidak diharapkan lagi (Roma 8:24-25).

Karena ini sudah menunjuk pukul lima sampai pukul enam, hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan.

Itulah pengertian satu jam yang pertama.

 

PENGERTIAN SATU JAM YANG KEDUA.

Matius 26:36

(26:36) Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa."

 

Yesus membawa murid-murid ke taman Getsemani, lalu berada pada satu titik; duduk di situ.

 

Matius 26:37-38

(26:37) Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, (26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."

 

Kemudian, dari titik yang pertama, Yesus membawa tiga murid itulah Petrus, Yakobus, dan Yohanes.

Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Ruangan Suci dengan tiga macam alat di dalamnya, diantaranya:

-     Yakobus terkena kepada Meja Roti Sajian --> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, bicara hal iman.

-       Petrus terkena kepada Pelita Emas --> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh, bicara hal pengharapan.

-     Yohanes terkena kepada Mezbah Dupa --> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, bicara hal kasih.


Belum berhenti dalam tiga macam ibadah pokok, mari kita baca lagi…

Matius 26:39

(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

 

Dari sini kita bisa melihat, setelah membawa tiga murid berada pada satu titik duduk di situ, selanjutnya Yesus maju sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung, tugasnya melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa manusia, dengan lain kata; memimpin anak-anak Tuhan/orang-orang Kristen/ibadah-ibadah di bumi ini sampai kepada puncak ibadah; doa penyembahan. Itu sebabnya kalau kita perhatikan tiga macam alat yang ada pada Ruangan Maha Suci, yang paling menonjol atau yang paling dekat dengan tirai (perobekan daging) dari atas sampai ke bawah itulah doa penyembahan.

 

Supaya terbukti tugas Imam Besar memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncak ibadah, kita bisa temukan di dalam…

Perikop: “Meterai yang ketujuh.”

Wahyu 8:3-4

(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

 

Yesus betul-betul Imam Besar Agung, memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi atau disebut juga puncak ibadah itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan, naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah.

 

Jadi Tuhan mau supaya kita semua berada pada tingkat ibadah yang tertinggi; itulah doa penyembahan, tetapi kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok sebagaimana di dalam Injil Lukas 17:34-36.

 

Lukas 17:34-36

(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (17:36) Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

 

-     Tempat tidur -> Ibadah Doa Penyembahan.

-     Mengilang -> Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan Perjamuan Suci.

-     Ladang -> Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

 

Lukas 17:37

(17:37) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."

 

Jadi kalau kita sudah berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, puncak ibadah; doa penyembahan, kepada mereka dipercayakan sayap burung nasar yang besar.

Jadi untuk sampai pada tingkat ibadah yang tertinggi yakni; doa penyembahan harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Tidak boleh hanya mengambil satu bagian ibadah saja; umpama hanya tekun dalam ibadah doa penyembahan, atau hanya tekun dalam ibadah raya minggu, atau hanya tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, itu tidak boleh. Tetapi harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan setia dalam ketekunan itu.

 

Itulah tugas Imam Besar Agung, memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi atau disebut puncak ibadah itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan, naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah. Maka kehidupan yang sudah sampai kepada doa penyembahan mengalami perobekan daging untuk tembus masuk ke dalam kerajaan sorga. Kalau belum mengalami perobekan daging, jangankan diri ini, doa-doa permohonan pun tidak tembus ke sorga.

Itu sebabnya kita harus berjuang, jangan ikut-ikutan sama seperti kebanyakan orang Kristen, yang penting ada ibadah sudah cukup, dia merasa dengan cara ibadah seperti itu, dia selamat, belum tentu. Sebab itu kita harus ikut Tuhan dengan rumus yang akurat. Itulah pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, membawa kita dengan akurat masuk dalam kerajaan sorga. Kalau rumusnya akurat, maka kita juga dibawa masuk dengan akurat, kalau ajarannya tidak akurat, maka kita juga dipimpin dengan tidak akurat, arahnya tidak jelas.

 

Mari kita baca kembali...

Matius 26:40

(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

 

“Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?”

Jadi, 1 (satu) jam di sini --> doa penyembahan.

Inilah yang mau dihalangi (dirintangi) oleh sepuluh tanduk (sepuluh raja). Mereka tidak suka (sudi) melihat gereja TUHAN ibadahnya memuncak sampai doa penyembahan, mereka suka dengan gereja yang asal-asalan. Yang hanya mengutamakan perkara lahiriah, tetapi mengabaikan Pengajaran Salib. Itu sebabnya, sepuluh tanduk itupun sekarang sudah ada di gereja-gereja di hari-hari terakhir ini.

Itu harus diperhatikan saudara. Apa buktinya? Menjadi hamba Tuhan, tetapi untuk mencari ketenaran (membangun menara). Bukankah itu arus dari sepuluh tanduk telah masuk dalam rumah Tuhan. Kemudian, melayani Tuhan, tetapi sibuk mengadakan tanda-tanda heran, sibuk mengadakan mujizat, sibuk mengadakan perbuatan ajaib, namun hal yang penting, sumber keselamatan yakni; pengajaran salib, diabaikan. Apa itu namanya kalau bukan pengaruh dari sepuluh raja (sepuluh tanduk)?

 

Saya kira jelas sekali Tuhan berbicara kepada kita. Kalau ada satu diantara kita tidak selamat, Tuhan tidak salah. semuanya sudah terpaparkan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita. Puji Tuhan.

 

Hai suami, saya sendiri, doakan istri masing-masing, demikian juga para istri doakan suami mu, supaya menerima ajaran yang akurat, tidak asal menjalankan ibadah sesuka hati, ibadah yang hanya ukuran logika manusia/pengertian manusia. Hai orang tua doakan anak-anak mu dengan jeritan tangis air mata sebentar dan lanjutkan nanti di rumah masing-masing, jikalau itu perlu untuk menyelamatkan keluarga mu. Atau anak-anakpun bisa mendoakan orang tua, bilamana orang tua masih jauh dari pengertian yang benar, doakan supaya menerima pengertian yang benar, supaya kita bersama-sama digembalakan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, bukan hanya duduk di taman Getsemani, tetapi juga harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok sama seperti Yakobus, Petrus, dan Yohanes, bahkan nanti memuncak dari ketekunan itu sampai kepada doa penyembahan.

Jangan sampai ibadah-ibadah di bumi dipengaruhi oleh sepuluh tanduk (sepuluh raja). Dan kita harus mempunyai komitmen mulai dari saat ini juga.

 

Tuhan Yesus begitu baik bukan? Ada didikan dan nasihat, tetapi Tuhan bermaksud untuk menyelamatkan kita, karena Tuhan sendiri sudah tercambuk dengan cemeti; “… Tali tiga lembar tak mudah diputuskan…”  Pengkhotbah 4:12.

Itu cemeti, itu Firman yang diurapi, mendidik, tetapi terjadi penyucian. Sebagaimana dengan Yesus menyucikan Bait Allah di Yerusalem, semua dosa dibongkar, akar dosa dicabut, sampai imam-imam kepala dan tua-tua marah sejadi-jadinya, tetapi Tuhan tidak perduli. Semua dihamburkan, Tuhan tidak perduli dengan:

-       Uang yang di meja-meja penukar uang.

-       Berapa banyak lembu sapi, kambing domba, dan merpati di situ.

-       Kedudukan, jabatan, dan pangkat.

Tuhan tidak merasa sayang dengan semua itu, yang terpenting tali dua tiga lembar tak mudah diputuskan, Firman yang diurapi, cemeti hidup kita, berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap hidup kita.

 

Saudara, sekali lagi saya sampaikan, sepuluh tanduk itulah raja-raja yang bersekutu dengan binatang (antikris), tidak rela, tidak sudi melihat gereja, ibadahnya berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, ibadahnya memucak sampai kepada doa penyembahan.

Inilah yang mau dihalang-halangi oleh sepeuluh tanduk, inilah aksi dari sepuluh tanduk. Tetapi kita jangan berhenti tekun tiga macam ibadah pokok sampai nanti Imam Besar Agung memimpin hidup rohani kita sampai kepada doa penyembahan, puncak ibadah, di situ nanti terjadi perobekan daging untuk menembusi takhta Allah. Daging ini harus dirobek-robek.

 

Matius 26:41

(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

 

Jadi penyembahan melepaskan kita dari masa pencobaan yang memuncak pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia. Mereka akan memerintah dengan tangan besi dan menjalankan kekuasaannya dengan keras atas mereka. Itu puncak pencobaan.

Maka mau tidak mau tentunya kita harus sampai pada puncak ibadah, doa penyembahan, berjaga-jaga selama satu jam.

Dan ini yang tidak dikehendaki oleh sepuluh tanduk, sepuluh tanduk tidak menyukai ini terjadi.

 

“…roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Jikalau ibadah kita sudah sampai kepada doa penyembahan, maka; Roh TUHAN yang menguasai kehidupan kita semua, terjadi perobekan daging. Ini yang Tuhan mau, tetapi apa yang dikehendaki oleh Tuhan tidak disukai oleh sepuluh tanduk (sepuluh raja).

 

Wahyu 13:10

(13:10) Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.

 

Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.

 

2 Korintus 5:4,6-8

(5:4) Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup. (5:6) Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, (5:7) -- sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat -- (5:8) tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

 

Banyak tekanan, banyak kesulitan, banyak derita sengsara, tetapi merindukan untuk beralih kepada Tuhan, beralih kepada kemah yang abadi, itulah kerajaan sorga berarti yang diperlukan adalah ketabahan, jangan mudah bersungut-sungut, tabah saja. Kemudian bertahan dengan iman; jangan bergeser dari apa yang sudah kita terima dari Tuhan supaya kita tidak sama seperti orang-orang Kristen yang suam dan tidak sungguh-sungguh, ditentukan untuk ditawan dan dibunuh dengan pedang antikris.

Itulah kesepuluh tanduk (sepuluh raja) yang muncul dari kerajaan binatang itu. Amin.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

No comments:

Post a Comment