KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, August 15, 2024

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 AGUSTUS 2024

 


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 AGUSTUS 2024

 

SURAT YUDAS

 

Subtema: MENYONGSONG FIRMAN DAN ROH

 

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat TUHAN, kita dihimpunkan oleh TUHAN di atas gunung TUHAN yang kudus beribadah lewat Ibadah Doa Penyembahan. Sebentar kita akan tersungkur di kaki salib, sujud menyembah kepada Dia lewat kuasa Firman yang sebentar akan mendorong kita di kaki salib.

 

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang senantiasa bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon Banten Indonesia lewat live streaming/online/video internet; Youtube, Facebook dimanapun berada. Kiranya TUHAN hadir di tengah-tengah kita membawa damai sejahterah di dalam menantikan pembukaan rahasia Firman di ujung kaki salib-Nya.

 

Mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.

Yudas 1:3

(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.

 

Yudas merasa terdorong untuk menulis surat kepada orang-orang yang terpanggil. Dalam surat itu, Yudas mendapat kesempatan untuk menasihati mereka. Yang dipanggil di sini tidak dibatasi hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk bangsa kafir (non) Yahudi.


Adapun tujuan dari nasihat: supaya mereka berjuang untuk mempertahankan iman, hingga nanti mencapai iman yang sempurna. Jadi, untuk mencapai iman yang sempurna, mulai dari malam ini, detik ini, kita semua harus berjuang untuk mempertahankan iman. Jangan kita berjuang untuk mempertahankan sesuatu yang tidak membawa kita sempurna, apapun itu bentuknya.

 

Terkait dengan iman yang harus diperjuangkan…

Yakobus 2:17

(2:17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

 

Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya adalah mati.

Jadi, jangan kita datang dihadapan TUHAN dengan sekedar datang  (dengan tangan yang terlipat), sebab, iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati, dengan lain kata; harus ada perbuatan yang menyertai iman kita.

 

Yakobus 2:18

(2:18) Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."

 

Di sini kita melihat ada orang Kristen yang menyangka bahwa...

-          Cukup hanya memiliki iman, tanpa disertai perbuatan.

Contohnya; datang beribadah atau ada di tengah-tengah ibadah, tetapi sama sekali tidak peduli dengan kegiatan-kegiatan di dalamnya.

-          Yang lain menyangka; bertindak saja tanpa iman (tanpa memandang salib Kristus).

Kehidupan semacam ini = berada di bawah hukum Taurat -- ibadahnya hanya sebatas rutinitas (liturgis) -- hanya mengikuti aturan saja, bukan dari iman.

 

Yang benar adalah iman tidak dapat dipisahkan dari perbuatan, demikian juga sebaliknya; perbuatan tidak dapat dipisahkan dari iman. Kalau seseorang memiliki iman, harus disertai perbuatan. Kalau seseorang bertindak di tengah ibadah dan pelayanan, harus didorong oleh iman, jangan karena kepentingan.

 

Lebih dijelaskan lagi dalam..

Yakobus 2:22

(2:22) Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

 

Ternyata memang iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan. Kemudian, oleh perbuatan-perbuatan, iman menjadi sempurna. Pendeknya, iman tidak berdiri sendiri, juga perbuatan-perbuatan tidak berdiri sendiri, akan tetapi; iman harus disertai dengan perbuatan, supaya nanti iman itu sempurna. Dengan lain kata; iman tidak mungkin sempurna kalau tidak disertai dengan perbuatan-perbuatan.

 

Kita datang beribadah itu adalah iman, tetapi di tengah ibadah tidak boleh pasif harus ada perbuatan-perbuatan, supaya iman menjadi sempurna, ini Firman TUHAN (Alkitab), bukan perkataan manusia (saya). Jadi, tidak boleh ada yang malas, tidak boleh kita bertindak sesuai dengan keinginan sendiri. Tetapi iman harus disertai perbuatan dan perbuatan itu harus di dorong oleh iman, itu yang menjadi motor kita untuk datang menghadap kepada TUHAN; beribadah dan melayani TUHAN, bukan supaya dilihat oleh orang lain. Pendeknya, berbuat sesuatu motornya harus iman, kalau bukan iman, perbuatan itu menjadi sia-sia.

 

Yakobus 2:24-25

(2:24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. (2:25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?

 

Manusia dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman, sama seperti Rahab; dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya. Jadi, kita hidup bukan hanya karena iman, tetapi iman itu harus disertai dengan perbuatan-perbuatan, sama seperti Rahab, dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya.

 

Padahal. Rahab adalah..

-          Orang Kanaan bukan bangsa Israel.

Itu berarti Rahab adalah bangsa kafir disebut juga orang-orang yang tidak bersunat. Lagi pula bangsa kafir sangat mudah diseret kepada berhala-berhala yang bisu yaitu; roh-roh dunia yang lemah dan miskin (Galatia 4:9).

Roh-roh di dunia itu lemah, tuhan-tuhan kecil di dunia itu lemah. Kemudian, sekalipun memiliki roh-roh dunia (berhala-berhala di bumi), termasuk harta kekayaan, tetapi miskin, bukan berarti ketika memiliki berhala di bumi, entah itu mempertuhankan pekerjaan, bisnis uang lalu disebut orang  kaya -- tidak.

Jadi, kehidupan dari bangsa kafir rentan (lemah) sekali dengan penyembahan berhala, itulah gambaran dari Rahab.

-          Seorang pelacur atau perempuan sundal yang telah menajiskan banyak orang = hidup di dalam kenajisan percabulan = nafsu rendah.

 

Adapun perbuatan Rahab sehingga ia dibenarkan Allah, antara lain...

1.       Rahab menyembunyikan kedua orang pengintai di dalam rumahnya.

2.       Menolong kedua pengintai itu lolos melalui jalan yang lain.

 

Perlu untuk diketahui:

Kisah tentang iman dan perbuatan Rahab tersebut ditulis oleh Yosua dengan lengkap dalam kitab Yosua itu sendiri, secara khusus Yosua 2:6-11.

-      Ayat 6-7, bicara tentang perbuatan Rahab.

-      Ayat 8-11, bicara tentang iman yang telah diakui oleh Rahab secara langsung kepada kedua pengintai di atas sotoh rumahnya.

 

Malam ini kita kembali untuk mengikuti sesi penjelasan tentang…

RAHAB MENOLONG KEDUA PENGINTAI ITU LOLOS MELALUI JALAN YANG LAIN.

Yosua 2:1 dengan perikop: Pengintai-pengintai di Yerikho

(2:1) Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.

 

Di sini kita melihat, Yosua melepas kedua pengintai dari Sitim untuk mengamat-amati (menyelidiki) kota Yerikho.

Saudara, tugas penyelidikan itu tidak boleh diketahui oleh siapapun sebab di sini dikatakan; Yosua dengan diam-diam melepas kedua pengintai.

 

Akhirnya, tanpa direncanakan sebelumnya, kedua pengintai sampai di rumah Rahab, lalu tidur di situ, padahal Rahab adalah perempuan sundal (pelacur). Kalau hamba TUHAN tidur di rumah perempuan sundal, apa kata orang. Padahal di kota Yerikho banyak rumah, saya kira juga ada losmen, hotel dan lain sebagainya. Tetapi, justru, kedua pengintai sampai di rumah Rahab, lalu tidur di situ.

 

Dari sini kita dapat melihat, betapa besar rahmat TUHAN kepada Rahab, sebagaimana ditulis dalam Roma 9:15-16 Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.

 

Saya tidak pernah berpikir kalau akhirnya saya terpanggil menjadi hamba TUHAN dan sekarang telah menerima jabatan gembala. Lebih dari pada itu, dahulu saya tidak pernah menyangka kalau saya harus hidup dan menghidupi Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, dengan lain kata; saya tidak menyangka kalau saya harus digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, semua karena kemurahan hati TUHAN saja.

 

Kalau diukur dari dosa, Rahab adalah pelacur dan bangsa kafir; tidak layak mendapatkan pertolongan, jadi semata-mata bukan karena hasil usaha. Begitu juga dengan beberapa saudara kita di tempat ini, dahulu mereka adalah rentenir. Pendeknya, semua punya latar belakang yang tidak baik. Tetapi kalau akhirnya kita menerima dua utusan TUHAN, itu bukan karena hasil usaha, murni oleh karena kemurahan TUHAN. Itu semua harus kita sadari supaya kita semua sabar dan rendah hati di tengah ibadah dan pelayanan.

 

Roma 11:29

(11:29) Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.

 

TUHAN tidak menyesal menyatakan kasih karunia-Nya kepada kita semua. TUHAN tidak menyesal memanggil saya dan saudara untuk hidup di dalam TUHAN dan tergembala sungguh-sungguh.

Kalau kedua pengintai sampai di rumah Rahab lalu tidur di situ, siapa yang tahu? Maka rasul Paulus mengakui; Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! (Roma 11:33).

 

Yosua 2:2-3

(2:2) Kemudian diberitahukanlah kepada raja Yerikho, demikian: "Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang Israel untuk menyelidik negeri ini." (2:3) Maka raja Yerikho menyuruh orang kepada Rahab, mengatakan: "Bawalah ke luar orang-orang yang datang kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk menyelidik seluruh negeri ini."

 

Ternyata kedatangan kedua pengintai diketahui oleh raja Yerikho. Oleh sebab itu, raja Yerikho meminta  supaya Rahab secepatnya menyerahkan kedua pengintai tersebut kepadanya.

 

Mari kita lihat sikap Rahab terhadap pernyataan raja Yerikho.

Yosua 2:4-5

(2:4) Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, (2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka."

 

Rahab sama sekali tidak mau menyerahkan kedua pengintai ke tangan raja Yerikho, tetapi menyembunyikan kedua pengintai di bawah timbunan batang rami yang ditebarkan di atas sotoh rumahnya.

-      Kedua pengintai -> kedua utusan TUHAN yaitu; Firman Allah dan Roh Allah yang suci yang berkuasa menyelidiki seluruh isi hati kita.

-      Batang rami ->  kehidupan yang kering-kering rohani (tidak berbuah), ternyata sudah dekat dengan kutuk pembakaran.

Pendeknya, kehidupan yang kering-kering rohani, sudah dekat dengan kutuk pembakaran. Tetapi bagi TUHAN tidak ada yang mustahil, bagi orang yang percaya tidak ada yang mustahil, asal saja kita mau menghargai dua utusan TUHAN itulah Firman Allah dan Roh Allah yang suci dengan lain kata; kutuk bisa berubah menjadi berkat.

 

Ulangan 11:26-28

(11:26) Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: (11:27) berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; (11:28) dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal.

 

Berkat dan kutuk diperhadapkan kepada kita (umat TUHAN).

-      Akan menjadi berkat bila kita mau mendengarkan dan memperhatikan apa yang diperintahkan TUHAN. pada malam ini.

-      Akan menjadi kutuk bila seseorang menolak apa yang diperintahkan TUHAN malam ini.

 

Ulangan 23:3-4 perikop: “Orang yang tidak boleh masuk jemaah TUHAN.”

Jadi, ada yang dilarang untuk masuk dalam himpunan jemaah TUHAN. Malam ini kita semua terhimpun dan disebut sebagai jemaah TUHAN, itu adalah kemurahan. Apalagi menjadi jemaah TUHAN yang digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, sungguh kemurahan TUHAN yang luar biasa. Masuk dalam sebuah himpunan jemaah saja sudah bersyukur, apalagi masuk dalam jemaah TUHAN yang digembalakan oleh Pengajaran Tabernakel -- kemurahan yang double.

 

Ulangan 23:3-4

(23:3) Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluh pun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, (23:4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau.

 

Orang Moab meminta supaya nabi Bileam mengutuki bangsa Israel, saudara tentu tahu kisah itu. Karena takutnya, Balak meminta kepada Bileam untuk mengutuki bangsa Israel untuk menyumpahi dan mengutuki bangsa Israel. Bahkan mereka tidak menyongsong kehadiran bangsa Israel dengan roti dan air ketika mereka (bangsa Israel) berkemah di Sitim, justru mengutuki dengan perantaraan nabi Bileam.

 

Ulangan 23:5

(23:5) Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau.

 

Tetapi di sini kita melihat, TUHAN mengubah kutuk menjadi berkat karena TUHAN terlalu mengasihi bangsa pilihan yaitu; kehidupan yang sudah ditebus. Bangsa Israel keluar dari Mesir setelah penyembelihan Anak Domba Paskah, berarti; sudah ditebus.

Jadi kutuk itu berubah menjadi berkat karena TUHAN terlalu dan teramat mengasihi kita, walaupun kita sama seperti gereja Rahab, dahulu mudah diseret kepada berhala, dahulu hidup dalam kenajisan percabulan.

 

Tanda kehidupan yang terkutuk: Moab tidak menyongsong bangsa Israel dengan roti dan air.

Berbeda dengan Rahab, ia menyongsong kedua pengintai dengan berlaku ramah -- tidak menyerahkan kedua pengintai, itulah Firman Allah dan Roh Allah kepada Raja Yerikho.

-      Roti -> Firman Allah.

-      Air -> Roh Kudus.

 

Kalau malam ini kita boleh duduk diam mendengar Firman Allah, songsonglah, sambutlah, dengarlah dengan baik. Kalau kita ada di tengah kegiatan Roh, hargailah, layanilah TUHAN dengan sungguh-sungguh sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus dengan Roh Allah yang luar biasa itu. Tetapi bangsa Moab tidak menyongsong bangsa Israel dengan roti dan air, ini adalah tanda terkutuk.

 

Hati-hati, beribadah harus perhatikan Firman Allah. Imam-imam, kalau melayani TUHAN, hargai Roh Kudus yang sudah dikaruniakan, kalau tidak; itu adalah gambaran kehidupan yang terkutuk, walaupun ada di tengah kegiatan Roh.

Jangan keraskan hati dan jangan pakai trik-trik di tengah ibadah dan pelayanan ini, polos-polos saja.

 

Sebagai tambahan...

-      Yang menyongsong lima roti dan dua ikan pada pemecahan roti pertama adalah: lima ribu (5000) laki-laki, tidak terhitung para isteri dan anak-anak.

Syaratnya: duduk di atas rumput sebagaimana dalam Matius 14:19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.

Duduk di atas rumput artinya; tergembala untuk menikmati padang rumput penggembalaan.

 

Kalau tergembala sungguh-sungguh kita kuat, kita dipelihara oleh TUHAN, namanya juga duduk. Beda dengan orang lari sana dan lari sini (liar), ada tiupan angin; goyah. Tetapi, kalau sudah duduk di atas rumput, kedudukan kita menjadi domba yang tergembala sehingga kuat dan menikmati padang rumput (Firman Penggembalaan) berarti terpelihara.

 

-      Yang menyongsong tujuh roti dan beberapa ikan pada pemecahan roti kedua adalah empat ribu (4000) orang laki-laki.

Syaratnya: duduk di tanah sebagaimana dalam Matius 15:35-36 Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.

Duduk di atas tanah artinya; merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan TUHAN.

 

Singkat kata, kalau tergembala, kelanjutannya adalah merendahkan diri serendah-rendahnya dihadapan TUHAN. Itulah suatu kehidupan yang menyongsong Firman Allah dan Roh Allah yang suci seperti Rahab; menyongsong dua pengintai dengan berlaku ramah kepada kedua pengintai.

-      Roti pada pemecahan yang pertama dan kedua -> Firman Allah.

-      Sedangkan ikan pada pemecahan roti pertama dan kedua -> Roh Kudus.

 

Jadi, kita memang harus menyongsong Firman Allah dan Roh Allah yang suci, dengan syarat; tergembala untuk menikmati rumput penggembalaan, kelanjutannya, merendahkan diri dihadapan TUHAN. Merendahkan diri serendah-rendahnya berarti; menyangkal diri, memikul salib dan ikut TUHAN = rela kehilangan nyawa -- itu sudah berada di titik nol.

 

Saudara, belum ada diantara kita yang sempurna termasuk saya. Tetapi, kita harus belajar dan berjuang untuk mempertahankan iman, hingga iman itu sampai kepada kesempurnaan. Jangan kita berkata belum sempurna, tetapi sebagai alasan untuk tidak sungguh-sungguh memperhatikan (menghargai) Firman, Roh Kudus dan karunia-karunia jabatan-jabatan Roh Kudus, itu salah juga. Kita harus berjuang untuk mempertahankan iman itu sendiri.

 

Lihatlah Rahab ini, dia benar-benar menyongsong dua utusan itulah Firman Allah dan Roh Allah, dia berlaku ramah dengan kedua pengintai. Tetapi, berbanding terbalik dengan Moab ketika bangsa Israel berkemah di Sitim, mereka mengutuki. Kemudian tanda kehidupan yang terkutuk; tidak menyongsong dengan roti dan air. Padahal, kalau kita menyongsong roti dan air, kita pasti tergembala dengan sungguh-sungguh dan menghargai Firman Penggembalaan, kelanjutannya; semakin hari, semakin diubahkan, semakin hari, semakin merendahkan diri sampai pada titik nol; menyangkal diri dan memikul salib, ikut TUHAN -- rela kehilangan nyawa.

Kalau tidak sungguh-sungguh tergembala, menikmati rumput penggembalaan; tidak sampai kepada titik nol. Oleh sebab itu, kita tidak boleh sekedar ibadah, supaya sampai kepada kerendahan di hati, sampai merendahkan diri serendah-rendahnya.

 

Matius 16:25

(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

 

Jadi, mau tidak mau, kita harus tergembala dan menikmati rumput penggembalaan dan lanjut sampai kehilangan nyawa, supaya kita hidup, jangan bertahan dengan yang ada ini. Bagaimana mau menyerahkan nyawa, kalau yang lahiriah saja masih dipertahankan?

Biasanya, kalau orang mempertahankan yang lahiriah, hatinya tidak boleh disinggung sedikitpun. Tetapi bagaimana ia mau menyangkal diri dan memikul salib, kalau hatinya tidak mau diusik? Betapa pentingnya kita menyongsong Firman Allah dan Roh Allah yang suci, karena memang harus dengan syarat; tergembala dan lanjut rela kehilangan nyawa. Inilah cara TUHAN untuk menolong saya dan kita semua.

 

Ciri-ciri rela kehilangan nyawa

Yosua 2:4-5

(2:4) Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, (2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka."

 

Rahab berkata kepada suruhan-suruhan raja:

-      Aku tidak tahu dari mana mereka datang.

-      Aku tidak tahu kemana mereka pergi.

 

Dari ungkapan ini, kita akan mengenal siapa Rahab, bila kita kaitkan dengan…

Yohanes 3:6

(3:6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

 

Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

Jadi, manusia daging dilahirkan dari daging, manusia Roh dilahirkan dari roh, tidak mungkin kita menjadi manusia Roh kalau tidak dilahirkan oleh roh. Itulah pentingnya kita ada di tengah kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan) dan menghargai kegiatan Roh itu dengan sungguh-sungguh supaya kita menjadi manusia Roh.

 

Yohanes 3:7-8

(3:7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. (3:8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

 

Kehidupan Rahab dilahirkan oleh Roh. Padahal, kita tahu bahwa Rahab adalah orang Kanaan (bangsa kafir) kehidupan yang tidak bersunat berarti; lemah terhadap penyembahan berhala. Kemudian, Rahab hidup dalam kenajisan percabulan -- menajiskan banyak orang. Tetapi lihatlah, dari ungkapannya, kita dapat melihat bahwa akhirnya ia dilahirkan dari Roh.

 

Lalu, bagaimana sih kehidupan yang dilahirkan oleh Roh? Ia persis seperti angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Inilah kehidupan yang sudah menghampakan diri. Hampa; hanya bisa didengar tetapi tidak bisa dilihat dan diketahui jejaknya -- tidak terselami jalan-jalan TUHAN, tidak terselami keputusan-keputusan TUHAN.

 

Hampa = kosong, berarti; menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Yesus Kristus. Berarti, pertama-tama melepaskan segala reputasi yaitu; meninggalkan kemuliaan-Nya, Bapa di Sorga, rumah-Nya di Sorga, lalu turun ke bumi supaya ia dapat mengosongkan diri.

 

Selanjutnya kita lihat ungkapan Rahab kepada suruhan-suruhan raja…

Yosua 2:5

(2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka."

 

Selanjutnya Rahab berkata: Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka.

Ungkapan ini menunjukkan kepada kita bahwa Rahab adalah pribadi yang bijaksana, karena hanya dengan cara inilah ia dapat menolong kedua pengintai lolos dari jalan yang lain.

 

Setelah mendengar pernyataan Rahab yang kedua ini, reaksi suruhan-suruhan raja ada pada…

Yosua 2:7

(2:7) Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar.

 

Akhirnya, suruhan-suruhan raja mengejar kedua pengintai ke arah sungai Yordan ke tempat-tempat penyeberangan, bisa di hulu bisa di hilir.

 

Sekali lagi saya tandaskan, dari pernyataannya, Rahab adalah pribadi bijaksana, padahal ia seorang pelacur. Dan hanya inilah satu-satunya cara untuk membuat kedua pengintai lolos dari jalan yang lain.

Iman dan perbuatan Rahab ada 2 (dua), sebagaimana dalam Yakobus 2:23-25.

1.       Rahab menyembunyikan kedua pengintai di dalam rumahnya.

2.       Rahab menolong kedua pengintai itu lolos dari jalan yang lain.

 

Selanjutnya…

Yosua 2:16

(2:16) Berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu."

 

Rahab mengatakan dengan kepastian (iman) kepada kedua pengintai: pergilah ke pegunungan. Rahab tidak berkata; pergilah ke sungai Yordan tempat-tempat penyebrangan. Dan malam ini, sebagai seorang hamba TUHAN dan gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) saya berkata; pergilah ke gunung TUHAN, tetaplah di rumah TUHAN beribadah kepada TUHAN dan layanilah TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, pasti kita tertolong dari musuh yang mengejar. Musuh terakhir itulah antikris, sebagai puncak dari kesesakan yang akan terjadi di atas muka bumi ini, karena mereka adalah mata ular naga, memantau dan terus mengejar gerak-gerik dari anak-anak TUHAN

 

Kita pasti tertolong, lolos dari kejaran musuh, bilamana kehidupan kita naik dan pergi ke atas gunung TUHAN, beribadah kepada TUHAN dan melayani TUHAN di tengah-tengah ibadah itu sesuai karunia jabatan yang dipercayakan oleh TUHAN. Terpuji-pujilah kasih karunia TUHAN yang telah dinyatakan kepada kita semua.

 

Gunung Sion wujudnya adalah doa penyembahan. Ayo, menyembahlah kepada TUHAN, itulah yang disebut penyerahan diri sepenuhnya hanya untuk taat kepada kehendak Allah. Inilah jalan yang lain, untuk meloloskan diri dari kejaran musuh yakni; setan tritunggal (naga, antikris, dan nabi-nabi palsu). Amin.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment