IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 20 SEPTEMBER 2025
STUDY
YUSUF
KEJADIAN
PASAL 44
(SERI:
7)
Subtema:
PELANGI (BUSUR) ALLAH DI AWAN
Puji TUHAN
mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN oleh kemurahan hati-Nya
kita dimungkinkan untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja.
Puji nama TUHAN dan saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang turut
bergabung lewat online di mana pun berada.
Selanjutnya
marilah kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum
Muda Remaja. Semua fokus dalam hadirat TUHAN supaya kita bisa mempersembahkan
yang terbaik, mempersembahkan yang sifatnya menyenangkan hati TUHAN. Doa dan
harapan saya kiranya damai sejahtera memerintah di hati kita, memberi sukacita,
kemudian bahagia saat kita duduk diam mendengarkan sabda ALLAH.
Mari kita
sambut Study Yusuf sebagai Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 44:1-17
-- Perikop: “Piala Yusuf hilang dan
didapati.” Hal itu sudah kita bahas bersama-sama oleh karena kemurahan TUHAN
saja.
Sedangkan Kejadian
44:18-34 -- Perikop : “Yehuda membela Benyamin.”
Kemudian seluruh
ayat ini (ayat 18-34) merupakan tutur kata atau pernyataan-pernyataan
Yehuda secara langsung kepada Yusuf sebagai mangkubumi / raja muda di Mesir.
Adapun
kandungan (muatan) dari tutur kata Yehuda kepada Yusuf ialah: memohon
kelepasan bagi adiknya (Benyamin).
Pertanyaannya: MENGAPA YEHUDA MEMOHON KELEPASAN BAGI ADIKNYA BENYAMIN?
Jawabannya
ada dalam...
Kejadian
44:30-31
(44:30) Maka
sekarang, apabila aku datang kepada hambamu, ayahku, dan tidak ada
bersama-sama dengan kami anak itu, padahal ayahku tidak dapat hidup tanpa
dia, (44:31) tentulah akan terjadi, apabila
dilihatnya anak itu tidak ada, bahwa ia akan mati, dan hamba-hambamu ini akan
menyebabkan hambamu, ayah kami yang ubanan itu, turun ke dunia orang mati
karena dukacita.
Apabila Yehuda
dan saudara-saudaranya itu kembali ke Kanaan tanpa Benyamin, maka Yakub ayah
mereka akan turun ke dunia orang mati karena dukacita sebab Benyamin adalah
jantung hati Yakub seperti yang tertulis pada ayat 30; “... padahal
ayahku tidak dapat hidup tanpa dia...”
1. Yakub disebut
juga Israel, gambaran dari gereja TUHAN.
2. Benyamin adalah
gambaran dari Anak Laki-Laki.
Kita akan
telusuri anak laki-laki didalam
Wahyu 12:5
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak
laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi;
tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada ALLAH dan ke takhta-Nya.
Mempelai TUHAN
/ gereja TUHAN yang sempurna; melahirkan Anak Laki-Laki.
1. Musa
adalah anak laki-laki yang dilahirkan pada zaman Firaun, ayat
referensinya Keluaran 2:2.
2. Yesus adalah
Anak laki-laki yang lahir pada zaman Herodes, ayat referensi Matius
1:23. Sedangkan,
3. Anak laki-laki
yang dilahirkan pada zaman akhir, akan berhadapan langsung dengan setan
tritunggal.
Tugas
Anak laki-laki adalah: menggembalakan semua bangsa.
Keterangan: Menggembalakan domba-domba dari sisi Musa.
Keluaran 3:1
-- Perikop: "Musa diutus TUHAN."
(3:1) Adapun Musa, ia biasa
menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika
ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke
gunung ALLAH, yakni gunung Horeb.
Musa
menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, yakni; gunung Horeb
disebut juga gunung TUHAN / ALLAH. Pendeknya, sistem penggembalaan yang benar
adalah kawanan domba ALLAH harus diseberangkan dari dunia ini sampai ke
gunung ALLAH, gunung Horeb.
Matius 4:8-9
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung
yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia
dengan kemegahannya, (4:9) dan
berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."
Gunung
tertinggi / penyembahan tertinggi dari setan
tritunggal ialah Mamon.
Sumbernya
adalah kerajaan dunia dengan kemegahan yang terdapat di dalamnya.
Sedangkan
gunung tertinggi di dalam TUHAN yang disebut juga puncak ibadah adalah doa
penyembahan, sebagaimana yang tertulis pada Matius 4:10 --- “Maka
berkatalah Yesus kepadanya:
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah TUHAN, ALLAHmu,
dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Jadi,
anak-anak TUHAN harus menyembah ALLAH, itu berarti anak-anak TUHAN harus sampai
kepada tingkat ibadah yang tertinggi/puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Singkat
kata...
1. Apabila di tengah-tengah
ibadah-ibadah di bumi ini yang diperlihatkan / yang dipertontonkan / yang diberitakan
oleh si pemimpin jemaat kepada sidang jemaatnya adalah mamon (kerajaan dunia
dan kemegahannya) disebutlah ibadah itu GUNUNG SETAN.
2. Sedangkan GUNUNG
TUHAN atau ibadah dari TUHAN yang murni dan benar memperlihatkan Kerajaan
Sorga serta keindahan-keindahan yang ada di dalamnya seperti yang tertulis di dalam
Wahyu 4:1-3.
Wahyu 4:1-3
(4:1) Kemudian dari pada itu aku melihat:
Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah
kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari
dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. (4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan
lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk
Seorang. (4:3) Dan Dia yang duduk di
takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi
melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Ketika pintu
Sorga terbuka, TUHAN menunjukkan / memperlihatkan kerajaan Sorga kepada Rasul
Yohanes, maka tampaklah 2 (dua) hal:
1. Takhta ALLAH
-> Mempelai TUHAN / gereja sempurna.
2. Pelangi / busur ALLAH
-> doa penyembahan atau tumpuan kaki TUHAN.
Terkait
dengan doa penyembahan atau tumpuan kaki TUHAN, sesaat kita akan melihat
penyembahan di sorga:
Wahyu 8:1 --
Perikop: “Meterai yang ketujuh.”
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka
meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah
jam lamanya.
Ketika Anak
Domba membuka meterai ketujuh (meterai yang terakhir) maka sunyi senyaplah di
Sorga.
Artinya; ada
satu ketenangan yang luar biasa disertai dengan damai sejahtera yang tidak
dapat dilukiskan dengan kata-kata atau tidak terungkapkan dengan kata-kata. Ini
adalah bagian dari keindahan-keindahan yang terdapat di dalam Kerajaan Sorga.
Jadi sangat
kontradiksi antara gunung TUHAN dan gunung setan. Puncak ibadah pada Gunung TUHAN
adalah doa penyembahan. Di dalam doa penyembahan ada satu ketenangan disertai
damai sejahtera yang tidak bisa diungkapkan kecuali oleh orang yang menyembah
itu sendiri. Sedangkan gunung setan yang diperlihatkan adalah mamon itulah
kerajaan dunia dengan kemegahannya. Jadi sangat kontradiksi (bertolak belakang).
Lebih rinci,
Tentang: PELANGI / BUSUR ALLAH.
Kejadian
9:12-15 -- Perikop: “Perjanjian ALLAH
dengan Nuh.”
(9:12) Dan ALLAH berfirman: "Inilah
tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala
makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk
selama-lamanya: (9:13) Busur-Ku
Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
(9:14) Apabila kemudian Kudatangkan
awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, (9:15) maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada
antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa,
sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang
hidup.
Busur
ALLAH (pelangi) tampak di awan -> Doa Penyembahan.
Dan apabila TUHAN
melihat doa penyembahan naik sampai di awan-awan nan permai, maka TUHAN ingat
janji-Nya yaitu; “segenap air tidak lagi
menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.” Maksudnya air bah
tidak ada lagi memusnahkan manusia dan segala makhluk yang ada di bumi, tidak
lagi memusnahkan kehidupan manusia itu sendiri.
- Busur TUHAN
(pelangi) -> doa penyembahan
- Air bah
-> kenajisan percabulan disebut juga dengan roh antikris atau roh jual beli.
Itu
perjanjian TUHAN dengan bumi.
Jadi apabila
busur TUHAN tampak di awan, artinya; doa penyembahan itu sudah sampai di
awan-awan nan permai maka TUHAN menolong kita, TUHAN membebaskan kita dari air
bah. Dengan lain kata; air bah itu tidak berkuasa untuk menghanyutkan dan
membinasakan umat ketebusan TUHAN -- anak-anak TUHAN yang sungguh-sungguh –
percaya dan menyerahkan dirinya untuk berada di dalam rencana TUHAN.
Inilah
sistem penggembalaan dari Musa.
Matius
24:37-39 -- Perikop: “Nasihat supaya
berjaga-jaga.”
Berjaga-jaga = hidup di dalam doa penyembahan itulah gunung tertinggi
dari sorga.
(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada
zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (24:38) Sebab sebagaimana mereka pada
zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai
kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu,
sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah
halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
Zaman akhir,
menjelang kedatangan TUHAN kembali ke dunia ini untuk yang kedua kalinya sama
seperti zaman Nuh. Dimana orang-orang sibuk dengan dosa; makan dan minum
serta kawin-mengawinkan.
1. Makan minum -> dosa yang ditimbulkan oleh
hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Seluruhnya
dosa makan minum atau tabiat daging tertulis di dalam Galatia 5:19-21.
2. Kawin dan mengawinkan
-> dosa seks bebas, disebut juga dengan dosa kenajisan percabulan.
Contoh
kenajisan percabulan ialah: Esau di dalam Ibrani 18:16.
Menjual yang
rohani demi yang lahiriah itu disebut kenajisan percabulan. Bila seseorang
hidup dalam kenajisan percabulan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang
nafsunya rendah sekali karena banyak orang Kristen meninggalkan ibadah hanya karena
sesuap nasi, itu nafsu rendah, seolah-olah TUHAN tidak sanggup memelihara kehidupannya
dengan ajaib.
Jadi
meninggalkan ibadah hanya karena kesibukan itu kenajisan percabulan dan hidup
dalam kenajisan percabulan, nafsunya rendah.
Wahyu 18:3
(18:3) karena
semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja
di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah
menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Menjadi
kaya oleh kelimpahan hawa nafsu, disebutlah
kenajisan percabulan atau mabuk anggur dari perempuan Babel. Memang kita harus
mabuk anggur, tetapi mabuk anggur dari Sorga, setia beribadah dan imam-imam
setia melayani di tengah-tengah ibadah, itu mabuk anggur dari Sorga. Jangan
kita mabuk anggur dari perempuan Babel.
Pendeknya,
di zaman akhir ini, manusia dibius oleh setan dengan dosa makan minum serta
dosa kawin mengawinkan. Sehingga, mereka yang terbius itu tidak sadar lagi, akhirnya
binasa dan di lenyapkan oleh air bah (kawin mawin).
Itu
sebabnya, malam ini TUHAN datang dan menghampiri kita dalam penampilan-Nya lewat
Firman ALLAH yang dibukakan dari ujung rambut sampai ujung kaki-Nya. Supaya
nanti kita menyerahkan diri ini untuk digembalakan oleh anak laki-laki dengan sistem
penggembalaan Musa. Dimana, kawanan domba digiring / digembalakan / diseberangkan
dari padang gurun sampai ke gunung ALLAH.
Jadi jangan
beribadah tetapi masih terikat dengan dunia atau padang gurun dunia. Tetapi
biarpun kita sekarang ada di dunia, namun ibadah itu harus menggembalakan
domba-domba sampai ke gunung ALLAH, diseberangkan dari padang gurun sampai ke
gunung ALLAH yakni gunung Horeb. Itulah penggembalaan yang benar.
Jangan kita
dengan sengaja berada di tengah ibadah pelayanan yang mempertontonkan kerajaan
dunia dengan kemegahannya, ingat itu adalah gunungnya setan. Anak-anak TUHAN,
hamba-hamba TUHAN harus jujur terhadap hati nurani yang murni ini.
Hamba TUHAN
jangan mempertontonkan kerajaan dunia kepada jemaat, jemaat juga jangan bodoh
mau menerima ajaran yang sifatnya mempertontonkan kerajaan dunia. Ingat itu
gunungnya setan.
Ini
hari-hari terakhir, kita harus tegas mengambil keputusan di hadapan TUHAN
sekarang ini, tidak ada waktu lagi, supaya kita jangan ditolak seperti Esau
sebagaimana tertulis di dalam Ibrani
12:17 – “Sebab kamu tahu, bahwa
kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak
beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya
dengan mencucurkan air mata.”
Tetapi sampai
pada malam ini, TUHAN masih memberi kesempatan, untuk memperbaiki kesalahan.
Kesalahan yang pernah kita buat di masa lalu, -- bermasa bodoh dengan ibadah,
tidak peduli dengan kegiatan roh ibadah pelayanan dan tidak mau belajar memperbaiki
pelayanannya --. Pelayan harus memperbaiki kesalahan, kalau tidak, tidak ada
kesempatan nanti.
Kejadian
9:16
(9:16) Jika busur itu ada di awan, maka Aku
akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara ALLAH
dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi." (9:17)
Berfirmanlah ALLAH kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan
antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi."
Bila pelangi
/ busur TUHAN ada di awan, maka; TUHAN akan mengingat perjanjian-Nya dengan
manusia.
Pendeknya, TUHAN
mau melihat gereja TUHAN berada sampai kepada puncak ibadah, gunung tertinggi
dari Sorga yakni doa penyembahan untuk menolong dan melepaskan kita dari banjir
jahanam itulah kenajisan percabulan disebut juga roh jual beli atau roh antikris.
Jadi kalau
ibadah tidak sampai gunung tertinggi / puncak ibadah / doa penyembahan; akan
dihanyutkan oleh air bah jahanam itulah
kenajisan percabulan disebut roh antikris atau roh jual beli itu kenajisan
percabulan.
Jadi TUHAN
mau melihat ibadah kita berada pada tingkat yang tertinggi disebutlah doa
penyembahan.
Jadi biarlah
busur TUHAN / pelangi, keindahan itu ada awan.
Jadi kalau
kita sudah berada pada puncak ibadah, doa penyembahan di situ kita mengalami
suatu sukacita yang besar, suatu ketenangan yang besar disertai dengan damai
sejahtera.
Jadi kalau
ini kita alami, niscaya kita ada dalam keindahan Sorgawi.
Kalau kita
ada dalam doa penyembahan dengan lain kata penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN
pasti kita menikmati keindahan-keindahan, mahligainya TUHAN. Tetapi kalau kita
bersungut-sungut, salahkan ini itu tidak akan pernah merasakan mahligainya TUHAN.
PRAKTEK BERADA DI GUNUNG ALLAH.
Keluaran 3:8
(3:8) Sebab itu Aku telah turun untuk
melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar
dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang
Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
Jadi,
pertama-tama kita melihat di sini, ternyata TUHAN turun untuk ibadah-ibadah di
bumi, TUHAN turun tangan secara langsung untuk melepaskan gereja TUHAN dari
padang gurun Mesir, dari dunia ini.
Bagaimana prakteknya?
Keluaran
3:12
(3:12) Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku
akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau:
apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan
beribadah kepada ALLAH di gunung ini." (3:1) Adapun Musa, ia biasa
menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika
ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia
ke gunung ALLAH, yakni gunung Horeb.
“Maka
kamu akan beribadah kepada ALLAH di gunung ini.”
Inilah prakteknya:
beribadah kepada ALLAH di gunung Horeb / gunung ALLAH.
Ibrani 8:5
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan
bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada
Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian
firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang
telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Jadi ibadah
dan pelayanan di bumi adalah gambaran / bayangan dari ibadah pelayanan di Sorga.
Apabila ibadah di bumi ini menggunakan Pola Tabernakel seperti yang
ditunjukkan ALLAH kepada Musa di gunung Horeb.
Jadi supaya
ibadah di bumi merupakan adalah gambaran dan bayangan dari ibadah yang ada di
sorga, kita harus menggunakan Pola Tabernakel sesuai yang ditunjukkan oleh
TUHAN kepada Musa di Gunung Horeb.
Itu praktek
supaya ibadah sampai kepada doa penyembahan, seperti yang dikehendaki oleh TUHAN
dan disampaikan kepada Nuh, supaya busur pelangi itu ada di awan nan permai.
Maka
prosesnya begini...
Keluaran
3:2-3
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan
diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia
melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. (3:3) Musa berkata: "Baiklah aku
menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak
terbakar semak duri itu?"
Malaikat TUHAN
menampakkan diri kepada Musa di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
Pendeknya,
semak duri menyala, tetapi tidak dimakan api atau tidak terbakar dan tidak
hangus, itu adalah penglihatan yang hebat.
Semak duri
gambaran dari manusia / tabiat daging sebagaimana yang tertulis di dalam 1 Petrus 1:24 --“Sebab: "Semua yang hidup
adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput
menjadi kering, dan bunga gugur,”
Manusia
digambarkan seperti semak duri (rumput).
Semak
duri menyala, tetapi tidak dimakan api,
berarti tidak terbakar dan tidak hangus adalah penglihatan yang hebat.
Semak
duri menyala, tetapi tidak dimakan api,
ini berbicara tentang penyucian.
Singkat
kata; proses penyucian harus terjadi dan dialami oleh anak-anak TUHAN di dalam
sebuah PENGGEMBALAAN, itu yang benar. Jadi melalui proses penyucian, nanti
sampai kepada doa penyembahan.
Proses
penyucian itu dimulai di dalam penggembalaan seperti yang tertulis di dalam;
-
Keluaran 3:1 berbicara
tentang penggembalaan.
-
Keluaran 3:2-3 berbicara
tentang penyucian oleh api.
Singkat kata;
penyucian itu harus terjadi di dalam PENGGEMBALAAN. Domba-domba harus mengalami
penyucian.
Ketika
anak-anak TUHAN sebagai kawanan domba ALLAH, dalam satu penggembalaan mengalami
penyucian itu adalah penglihatan yang hebat. Tetapi kalau seorang pemimpin
jemaat sibuk mengadakan beberapa hal, antara lain; sibuk dengan demonstrasi
yaitu sibuk dengan karunia-karunia itulah karunia mengadakan mujizat,
kesembuhan, tanda-tanda heran di dalam sebuah penggembalaan itu bukan
penglihatan yang hebat atau kemudian seorang gembala/ pemimpin sidang jemaat
sibuk memperlihatkan (mempertontonkan) kepada jemaat soal kerajaan dunia dengan
kemegahannya, soal kerajaan dunia dengan keindahannya itulah mamon, maka
pemimpin jemaat ini sedang menggiring domba-domba untuk hidup di dalam dosa
kenajisan peracabulan, bukan menggiring domba-domba lalu diseberangkan dari
dunia ini sampai ke gunung ALLAH.
Itu sebabnya
anak-anak TUHAN harus memperhatikan gerak dari sebuah kegiatan roh di dalam
sebuah kandang penggembalaan (dalam rumah TUHAN), tidak boleh asal datang beribadah
lalu melihat wibawa dari seorang gembala hanya karena pandai merangkai
kata-kata, pandai melucu, guyon dan sepertinya lemah lembut, tetapi kalau dia
sibuk hanya memperlihatkan kerajaan dunia dengan kemegahannya, kalau hamba TUHAN
itu hanya memperlihatkan mamon, maka ia sedang menggiring domba-domba kepada gunung
tertinggi dari setan itulah kenajisan percabulan.
Ingat! Kedatangan
TUHAN sudah di ambang pintu, TUHAN sedang berada di depan pintu dan sedang
mengetuk pintu hati kita supaya kita boleh makan satu perjamuan dengan Dia di
bumi dan di Sorga.
1 Petrus 1:6-7
(1:6) Bergembiralah akan hal itu,
sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan.
Jadi
kesusahan terjadi itu diijinkan oleh TUHAN untuk membuktikan kemurnian iman
setiap orang.
Lalu bagaimana prosesnya?
1 Petrus 1:7
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk
membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari
pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu
memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus
menyatakan diri-Nya.
Api
ujian yang kita alami adalah untuk menyucikan
sekaligus memurnikan hidup kita.
Memang,
tidak dipungkiri di ayat 6; sekalipun sekarang kamu seketika harus
berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan, memang akan mengalami susah hati,
itu tidak bisa dipungkiri, tetapi tetaplah bergembira.
Jadi oleh api
ujian menyucikan kita serta memurnikan iman kita.
Inilah
penglihatan yang hebat itu, tampak semak duri menyala tetapi tidak terbakar
(tidak hangus).
Jadi, kalau pun
saat ini kita mengalami penyucian, jangan lantas putus asa, jangan lantas lemah
lalu tinggalkan ibadah, itu namanya semak duri dimakan api dan terbakar hangus (Keluaran
3:2) karena semestinya semak duri menyala, tetapi tidak dimakan api.
Kalau
menjadi lemah dan putus asa berarti semak duri menyala lalu terbakar hangus,
akan mengalami kerugian yang besar. “Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan
emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,” satu
kali kelak akan masuk ke dalam api ujian, disucikan oleh api ujian untuk
memurnikan kita sebagaimana yang tertulis dalam suratan 1 Korintus 3:12.
Pendeknya
api ujian adalah penyucian bukan untuk menghanguskan hidup kita, tetapi untuk
memperoleh kemurnian, supaya nampaklah kemurnian dalam diri kita.
Semakin
disucikan oleh api ujian akan semakin nampak kemurnian hidup itulah yang
membuat hidup kita bernilai tinggi dan lebih berharga dari emas yang fana yang
diuji kemurniannya dengan api.
Apa yang
membuat hidup kita bernilai tinggi di hadapan TUHAN, jauh lebih tinggi nilainya
daripada emas yang fana? Itulah api ujian sebagai penyucian untuk memurnikan.
Semakin diuji oleh api penyucian semakin tampak kemurnian.
Jadi jangan
lantas menjadi lemah dan putus asa lalu tinggalkan ibadah pelayanan, nanti
tidak memperoleh apa-apa. Sementara, praktek untuk sampai kepada tingkat ibadah
tertinggi, puncak ibadah; doa penyembahan, melalui proses api ujian sebagai
penyucian sehingga nanti tampak atau tinggallah kemurnian di hati ini.
Maleakhi
3:1-2
(3:1) Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku,
supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak TUHAN yang
kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki
itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. (3:2) Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan
siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia
seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
Hamba
TUHAN diutus untuk mempersiapkan jalan di hadapan TUHAN karena kedatangan TUHAN seperti api tukang pemurni; tidak
ada yang dapat bertahan menghadapi hari kedatangan TUHAN. Dan gereja TUHAN atau
anak-anak TUHAN diajar untuk menerima penyucian oleh api ujian sehingga nanti
menghanguskan daging dengan segala tabiatnya dan yang tinggal atau tampak adalah
kemurnian dari perak dan emas.
Oleh sebab
itu, hari ini kita harus menghargai utusan TUHAN dimana utusan TUHAN sedang
mempersiapkan jalan bagi TUHAN. Itu sebabnya gereja TUHAN, anak-anak TUHAN, diajar
untuk menerima penyucian oleh api ujian, lalu menghanguskan daging, menghanguskan
segala tabiatnya, sehingga tinggallah atau tampaklah kemurnian dari perak,
kemurnian dari emas itu sendiri.
Jadi, kalau
anak-anak TUHAN termasuk Pemuda Remaja mudah tersinggungan oleh didikan dari
seorang gembala sidang, engkau tidak layak, tidak sanggup menghadapi kedatangan
TUHAN nanti.
Jadi tugas
saya sebagai pemimpin sidang jemaat (gembala) sedang mempersiapkan jalan bagi TUHAN,
supaya kita sanggup menghadapi kedatangan TUHAN kembali untuk yang kedua
kalinya, seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
Jadi, lebih
baik hari ini kita menghadapi api ujian; menyucikan kita, kemudian api menghanguskan
segala tabiat daging sehingga tinggallah kemurnian di hati ini.
Apa tanda
kita memiliki kemurnian iman? Sama seperti logam mulia emas (emas), sekalipun ia
dilemparkan ke dalam lumpur, maka emas tetaplah emas, ia tidak akan pernah
menjadi lumpur. Bahkan sekalipun menghadapi api ujian, dia mungkin hanya hancur
lebur, tetapi dia akan tetap kembali menjadi emas. Justru semakin diuji oleh
api semakin tampak kemurnian.
Maka lebih
baik hari ini kita dimurnikan dan disucikan karena kita tidak sanggup
menghadapi kedatangan-Nya.
Jadi tugas
gembala sidang, tugas Musa di tengah-tengah pengutusannya untuk melepaskan / menyeberangkan
domba-domba sampai ke gunung ALLAH = mempersiapkan jalan bagi TUHAN. Berarti
gereja TUHAN, anak TUHAN diajar untuk menerima penyucian oleh api ujian
sekaligus dimurnikan hatinya.
Jadi tidak
boleh bersungut-sungut lagi, dewasalah, bijaksanalah dalam hal bertindak mulai
sekarang ini, jangan cengeng, dididik cengeng, dididik bersungut-sungut, ini
tidak sanggup menghadapi kedatangan TUHAN
Siapa yang
mau dipersiapkan dirinya untuk menghadapi kedatangan TUHAN? Kalau begitu kita
diajar untuk disucikan, diajar untuk masuk dalam api ujian, jangan
bersungut-sungut lagi.
Jadi
anak-anak TUHAN harus tampil dalam kemurnian di dalam hal menantikan kedatangan
TUHAN kembali untuk yang kedua kalinya. Kalau tidak demikian kita tidak sanggup
menghadapi kedatangan TUHAN.
Selanjutnya
Sistem penggembalaan Musa bila dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena kepada
RUANGAN SUCI.
Gambar
Ruangan Suci
Di dalamnya
terdapat 3 (tiga) macam alat, yaitu:
1.
Meja roti sajian
Kita
lihat mengenai meja roti sajian...
Imamat
24:5-6 -- Perikop: “Roti Sajian.”
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan
membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat
dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua
susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
Di
atas Meja Roti Sajian 12 (dua belas) ketul roti yang diatur menjadi 2 (dua) susun.
Berarti, tiap-tiap susunnya terdiri dari 6 susun ketul roti.
Imamat
24:7
(24:7) Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas
tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan
roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.
Di
atas tiap-tiap susun harus dibubuhi kemenyan atau dupa tulen menjadi ingat-ingatan
roti itu suatu korban api-apian bagi TUHAN. Jadi jelas, di atas roti
ada api itulah penyucian Firman ALLAH dalam kehidupan kita sebagai korban
api-apian bagi TUHAN, ingat-ingatan roti itu lewat korban api-apian bagi TUHAN.
Tidak
mungkin kita diingat TUHAN kalau kita tidak disucikan oleh api yang ada di atas
roti itu.
Jadilah
ingat-ingatan roti, itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN; penyucian api
yang di atas roti itu sebagai ingat-ingatan roti bagi TUHAN.
2.
Pelita Emas
Keluaran
25:31 -- Perikop: “Mengenai Kandil.”
(25:31) "Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas
tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya --
dengan tombolnya dan kembangnya -- haruslah seiras dengan kandil itu.
Untuk
membuat Pelita Emas maka emas itu dibuat dari emas tempaan.
Namanya
emas tempaan, berarti terlebih dahulu dipanaskan sehingga dengan
demikian mudah dibentuk sesuai kehendak TUHAN menjadi Pelita Emas, lalu mudah
dipahat. Jadi pelita emas itu tidak dicor (dilelehkan) dulu lalu masuk dalam
tuangan. Tetapi ditempa (dipanaskan), bukan dicairkan, tetapi dipanaskan. Lalu nanti
mudah untuk dibentuk, mudah untuk dipahat oleh ahli pahat.
Bukankah
TUHAN yang sedang memahat kita? Jadi kalau pun kita dipanaskan, tujuannya
adalah untuk ditempa. TUHAN mau menempa kita supaya menjadi pelita emas.
Jadi
ketika kita ditempa, tidak usah uring-uringan, tidak usah ngomel, tidak usah
bersungut-sungut, tampak di muka seperti berseri, tetapi di hatinya penuh
dengan persungutan. Ini bukan pelita emas, ini tidak bisa dijadikan Pelita Emas.
Tetapi untuk menjadi Pelita Emas terbuat dari emas murni, kemudian emas itu
ditempa, berarti dipanaskan supaya mudah dibentuk, mudah dipahat.
Jadi
jangan sampai salah, Pelita Emas itu bukan dicairkan di atas api lalu
dimasukkan ke dalam tuangan (di cor), tidak, tetapi ditempa. Ditempa berarti
dipanaskan supaya mudah dipahat, dibentuk, jadilah Pelita Emas dan bercahaya.
Di
atas Kaki Dian terdapat 7 (tujuh) Pelita berarti 7 (tujuh) api menyala-nyala.
7
(tujuh) pelita adalah bayangan dari sidang jemaat yang sudah dibentuk oleh
panasnya didikan TUHAN sebagaimana yang tertulis di dalam Wahyu 1:20 – “Dan
rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh
kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan
ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat." --
3. Mezbah
dupa
Keluaran
30:1 -- Perikop : “Mengenai Mezbah Pembakaran Ukupan.”
(30:1) "Haruslah kaubuat mezbah, tempat pembakaran ukupan;
haruslah kaubuat itu dari kayu penaga;
TUHAN
perintahkan untuk membuat mezbah; tempat pembakaran ukupan.
Mezbah itu jelas berbicara soal ibadah
dan pelayanan. Di atas Mezbah dijadikan sebagai tempat pembakaran ukupan.
Keluaran
30:7
(30:7) Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari
wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu,
haruslah ia membakarnya.
Di atas Mezbah Harun harus membakar ukupan dari wangi-wangian.
Membakar ukupan ->
kegiatan berdoa / doa penyembahan. Ukupan wangi-wangian berbicara doa
penyembahan.
Jadi
kita memang harus membuat (mendirikan) mezbah itulah ibadah dan pelayanan,
nanti di atasnya dibakarlah ukupan wangi-wangian itulah doa penyembahan.
Jadi, kita
sudah melihat di atas tiga alat yang ada di dalam Ruangan Suci, antara lain:
1. Meja Roti Sajian
di atasnya juga ada api.
2. Pelita Emas di
atasnya juga ada api.
3. Mezbah Dupa di
atasnya juga ada api.
Itu
berbicara soal ketekunan 3 (tiga) macam ibadah pokok sehingga
domba-domba yang tergembala betul-betul mengalami penyucian oleh api dari
Firman, penyucian api dari Roh El-kudus, penyucian api dalam doa penyembahan.
Kalau kita memperhatikan
di dalam ...
Wahyu 5:8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab
itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan
emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
Ini kegiatan doa penyembahan dari keempat makhluk dan kedua
puluh empat tua-tua.
Empat makhluk dikaitkan Pola Tabernakel, maka terkena pada Empat
Tiang yang menanggung / menopang Tirai, pemisah Ruangan Suci dari Ruangan Maha Suci.
Tirai ini pada akhirnya robek dari atas sampai ke bawah, itu tanda bahwa
anak-anak TUHAN hidup dalam doa penyembahan. Di mana Yesus Kristus sebagai Imam
Besar Agung memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai berada pada puncak ibadah itulah
doa penyembahan, pada saat itulah terjadi perobekan daging.
Mazmur 141:2
(141:1) Mazmur Daud. Ya TUHAN, aku berseru
kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu aku
berseru kepada-Mu! (141:2) Biarlah doaku
adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat
seperti persembahan korban pada waktu petang.
Doa
penyembahan = Penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak
ALLAH seperti mengangkat dua tangan.
Mengapa ibadah
kita harus sampai pada puncaknya itulah doa penyembahan? Karena sama seperti
persembahan korban pada waktu petang. Petang berarti hari-hari ini adalah
hari-hari terakhir, tidak lama lagi akan masuk pada puncak gelap malam, di mana
antikris menjadi raja lalu memerintah atas dunia ini.
Hendaklah
ibadah kita sampai kepada puncaknya karena mengingat hari-hari ini adalah
hari-hari yang terakhir, di sebutlah itu waktu petang.
Maleakhi
3:3-4
(3:3) Ia akan duduk seperti orang yang
memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan
mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan
korban yang benar kepada TUHAN.
Sesudah disucikan maka kita layak mempersembahkan korban yang benar
kepada TUHAN.
(3:4) Maka persembahan Yehuda dan
Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala
dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.
Supaya nanti
korban persembahan kita kepada TUHAN menyenangkan hati TUHAN.
Demikianlah
pembahasan tentang Benyamin, anak laki-laki dari sisi Musa. Dan kita sudah
melihat sistem penggembalaan dari sisi Musa.
Doa dan
harapan saya kiranya kita semua diberkati oleh TUHAN, dan oleh kemurahan TUHAN
kita merasakan pertolongannya sampai TUHAN datang kembali sebagai Raja, kita
sanggup menghadapi kedatangan TUHAN kembali untuk yang kedua kalinya. Yang
masih suka bersungut-sungut, saya pastikan orang semacam ini tidak sanggup
menghadapi kedatangan TUHAN kembali. Yang suka ngomel bersungut-sungut minta
ampun dan menangis.
Rahmat TUHAN
menyertai dengan berkat yang berlimpah-limpah. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment