KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, September 25, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 21 SEPTEMBER 2025

 

IBADAH RAYA MINGGU, 21 SEPTEMBER 2025

 

KITAB WAHYU 19:10

(Seri: 4)

 

Subtema: KENDARAAN KEMENANGAN

 

Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dihimpunkan di atas gunung Tuhan yang kudus, datang beribadah lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet baik dari Facebook dan Youtube, atau dari media sosial apa saja yang dipergunakan. Biarlah hadirat Tuhan ada di tengah-tengah kita memberi damai sejahtera dan sukacita, serta bahagia saat kita duduk diam mendengarkan Sabda Allah.

 

Selanjutnya, mari kita sambut KITAB WAHYU sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dan ini merupakan seri yang ke-4. Namun, sebelum kita masuk pembahasannya, hendaklah berdoa dalam Roh, mohonkan kemurahan dari Tuhan supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

 

Wahyu 19:10 --- Perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba”

(19:10) Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."

 

Saudara, yang harus kita sembah adalah Allah, sedangkan, penghormatan hanya kepada manusia.

Jadi, jangan kita keliru di dalam menyembah itulah bagian A.

 

Kemudian bagian B; "Sembahlah Allah!"

Kalimat ini di akhiri dengan tanda seru (!), artinya; penyembahan kepada Allah adalah suatu keharusan.

Di bumi ini tidak semua dikatakan harus, tetapi menyembah kepada Allah adalah suatu keharusan, hal ini harus kita ketahui dengan baik. Kalau penyembahan adalah suatu keharusan, tentu Tuhan punya maksud. Mari kita lihat apa maksud Tuhan dibalik semua ini.

 

Namun, terlebih dahulu kita perhatikan….

Matius 4:8-9

(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

 

Di sini kita memperhatikan, iblis memperlihatkan kerajaan dunia dengan kemegahannya yaitu Mamon, dengan satu tujuan; supaya Yesus datang menyembah kepada setan.

 

Saudara, gereja Tuhan / anak-anak Tuhan / umat ketebusan Tuhan harus berhati-hati terhadap kerajaan dunia dengan kemegahannya itulah mamon. Sebab di sini kita perhatikan, mamon dijadikan sebagai alat/senjata setan supaya manusia menyembah kepada setan. Sehingga, dengan Mamon ini manusia datang menyembah kepada setan.

Banyak orang Kristen berkata "aku tidak menyembah setan", memang secara kasat mata tidak menyembah setan, namun sadar ataupun tidak sadar banyak orang Kristen menyembah setan. Sengaja meninggalkan ibadah hanya karena kerjaan dunia dan kemegahannya itulah mamon, bukankah itu namanya menyembah ilah zaman? Tetapi orang Kristen yang belum mengerti apa-apa merasa paling benar dan merasa suci.

 

Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, hati-hati dengan kerajaan dunia dan kemegahannya. Singkat kata, hati-hatilah dengan MAMON, karena itu merupakan penyembahan tertinggi dari setan tritunggal; naga, antikris dan nabi-nabi palsu.

 

Matius 4:10

(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

 

Manakala roh mamon mulai menggeser hati kita dari Tuhan, maka kita belajar dari Yesus yang secepatya berkata berkata: "enyahlah, iblis!" --- langsung ditengking, jangan tunggu lama-lama.

Jadi, jangan turuti roh mamon, jangan berpikir “ah, satu kali ini saja saya tidak beribadah karena mamon.” Justru yang sedikit itu yang harus diwaspadai, bukan yang banyak --- sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan (1 Korintus 5:6). Kalau kita sudah tahu di situ ada setan, untuk apa lagi kita di situ

 

Singkat kata, semua makhluk di bumi dan di Sorga HARUS menyembah Tuhan Allah saja, tidak kepada yang lain termasuk iblis setan, sekalipun ada tawaran menarik dari iblis setan itulah kerajaan dunia dengan kemegahannya (mamon).

 

Sarana yang digunakan untuk mencapai penyembahan yang benar ialah: BERBAKTI, dengan lain kata: beribadah hanya kepada Tuhan saja. Pendeknya, ibadah adalah inventaris Sorgawi yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mencapai doa penyembahan. Jadi, inventaris Sorgawi ini harus dirawat dan dipelihara dengan baik.

 

Keluaran 20:8-10

(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat(20:9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.

 

Hukum yang keempat: Ingat dan kuduskan hari Sabat.”

Hari Sabat adalah hari ketujuh disebut juga hari perhentian bagi Tuhan. Berarti kalau kita tinggalkan hari Sabat oleh karena kesibukan, kita tidak ada perhentian bersama dengan Tuhan.

 

Pendeknya, kalau kita masuk pada hari perhentian, dengan lain kata beribadah atau berbakti kepada Tuhan maka…

-          Bebas dari segala kegiatan aktivitas di bumi.

-          Bebas dari perhambaan dosa dan penjajahan iblis setan.

-          Serta mengalami kelepasan dari segala ikatan di bumi.

Betapa kita harus menghargai hari ketujuh, hari perhentian itulah hari Sabatnya Tuhan.

Hal itu juga dituliskan dalam Ulangan 5:15 --- Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.

Saudara, jika kita sudah mendapat pengertian semacam ini, maka kita akan lebih lagi menghargai hari Sabat, hari kudusnya Tuhan dengan lain kata; menguduskan diri dihadapan Tuhan. Karena sesungguhnya kita harus menguduskan diri supaya semuanya baik. Jika tidak menguduskan hari Sabat, tidak masuk dalam hari perhentian; kacau dalam segala perencanaan.

 

Terkait dengan hari ketujuh / hari Sabat / hari perhentian dengan lain kata; membaktikan diri kepada Tuhan, mari kita lihat…

Yesaya 58:13-14 -- Perikop: "Menghormati hari Sabat"

(58:13) Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, (58:14) maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya.

 

Tidak menginjak-injak hukum Sabat, berarti tidak melakukan urusannya di hadapan Tuhan, sebab hari Sabat / hari ketujuh / hari perhentian, disebut juga dengan…

a.     Hari kenikmatan.

b.    Hari kudus Tuhan.

c.     Hari yang mulia.

 

Mari kita lihat kebenaran dari 3 (tiga) hal tersebut menurut pola kerajaan Sorga, dimulai dari…

Tentang: HARI KENIKMATAN

Bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada HALAMAN.


Gambar Halaman Tabernakel


 

 

Pada Halaman terdapat 2 (dua) alat:

1.       MEZBAH KORBAN BAKARAN -> Salib, dimana Kristus menjadi korbannya di atas kayu salib. Maka, Dia disebut sebagai roti hidup, roti yang turun dari Sorga, yang dipecah-pecahkan di atas kayu salib, untuk selanjutnya kita nikmati. Jadi jelas, hari Sabat adalah hari kenikmatan.

Kita nikmati pengorbanan Yesus Kristus sebab Dia telah memecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib.

2.       KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA -> Baptisan air, berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kuasanya: Membaharui/menjadikan kita manusia baru.

Pada saat kita menjadi manusia baru, inilah yang disebut hari kenikmatan. Ketika kita masih bertahan dengan dosa lama / perbuatan lama / tabiat lama; tidak ada kenikmatan, tidak ada damai sejahtera di situ. Akan tetapi begitu kita mengalami proses dari kuasa pengalaman kematian dan kebangkitan, kita menjadi manusia baru / dibaharui oleh kebangkitan Yesus, di situ kita menikmati hidup. Maka jelas, hari Sabat adalah hari kenikmatan.

 

Tentang: “HARI KUDUS TUHAN.”

Bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada RUANGAN SUCI dengan 3 (tiga) alat di dalamnya.

1.         MEJA ROTI SAJIAN, artinya: dikuduskan oleh Firman Allah dan perjamuan suci (tubuh dan darah Yesus).

Ayat referensi: Yohanes 17:17 --- Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

2.         PELITA EMAS, artinya: dikuduskan oleh Roh Tuhan, sehingga selanjutnya kita menjadi pelita emas (terang dunia). Ayat referensi: Matius 5:14 --- Kamu adalah terang duniaKota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.  Jadi, terang dunia gambarannya adalah seperti kota yang terletak di atas gunung. Kalau kota kedudukannya di atas gunung, maka nampak dengan jelas dari berbagai penjuru / dari sudut mana saja akan nampak dengan jelas. Berarti; tidak ada lagi yang tersembunyi di dalam dirinya.

Kemudian, pada ayat 15 --- Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

Kalau kita menjadi Kaki Dian Emas dengan tujuh pelita yang menyala di atasnya, tentu seisi rumah akan diterangi. Tetapi syaratnya; jangan ditaruh di bawah gantang, maksudnya; jangan suka mengukur atau menjengkal orang. Kalau kita suka menjengkal orang, kita tidak akan pernah menjadi pelita emas.

3.         MEZBAH DUPA, artinya: dikuduskan oleh kasih Tuhan yang sempurna, sehingga hidup kita di dalam penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah saja. Pendeknya menjadi alat pendamaian terhadap sesama karena sudah menyerah. Tetapi, kalau belum menyerah, tidak bisa dipakai menjadi alat pendamaian.

 

Inilah pentingnya tiga alat ini dan ini harus kita soroti, kita perhatikan dengan sungguh-sungguh supaya nanti ketiga alat ini menguduskan kehidupan kita masing-masing. Karena ternyata, hari Sabat adalah hari kudusnya Tuhan, yang terkena kepada Ruangan Suci dimana di dalamnya terdapat tiga alat;

-          Disucikan oleh Firman

-          Disucikan oleh Roh Tuhan

-          Disucikan oleh kasih Tuhan

Supaya kita sampai kepada penyerahan diri berarti; alat kemuliaan untuk menjadi pendamaian.

 

Saya rindu supaya kita sampai kepada penyerahan diri, dipakai oleh Tuhan sebagai alat pendamaian. Supaya nanti orang lain berdamai dengan Tuhan, dan kita juga berdamai dengan sesama. Kalau tidak berdamai, maka tentu kita semua tidak akan sampai ke kerajaan Sorga.

 

Tentang: HARI YANG MULIA

Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel maka terkena pada RUANGAN MAHA SUCI = Agung dan mulia.

Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat yaitu TABUT PERJANJIAN.

 

Untuk hal ini, mari kita baca terlebih dahulu….

Keluaran 25:22 -- Perikop: "Mengenai Tabut Perjanjian"

(25:22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."

 

Dari antara dua kerub tampaklah Shekinah Glory (kemuliaan Allah). "Shekinah" adalah bahasa Ibrani yang artinya:

a.     Allah bertakhta

b.    Allah berfirman

c.     Allah memerintah

 

Tabut Perjanjian juga berbicara tentang:

1.    Takhta Allah -> Mempelai Tuhan / gereja Tuhan yang sempurna.

2.    Hubungan nikah antara Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga dengan jemaat sebagai mempelai wanita-Nya, berdasarkan kasih. Pendeknya, hubungan nikah = hubungan intim -> doa penyembahan.

Doa penyembahan disertai dengan bahasa lidah adalah hubungan intim, karena bahasa lidah adalah bahasa yang tak terungkapkan, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, kecuali; orang itu dengan Tuhan.

Singkat kata, menjadi mempelai Tuhan dengan wujud di bumi; doa penyembahan, itulah yang disebut hari yang mulia.

Jadi, kalau sudah nampak wujud dari mempelai Tuhan dengan wujud doa penyembahan di bumi, pasti berada dalam kemuliaan. Kalau kita dalam kemuliaan, disebutlah hari-hari yang kita lalui itu hari yang mulia. Jadi jelas hari Sabat adalah hari yang mulia.

 

Saudara, sesudah kita menyoroti kebenaran hari Sabat adalah ….

-          Hari kenikmatan

-          Hari kudus Tuhan

-          Hari yang mulia

Dengan menggunakan pola Tabernakel, maka tampak dengan jelas segala sesuatunya di dalam diri kita.

 

Kita kembali membaca…

Yesaya 58:13-14 -- Perikop: "Menghormati hari Sabat"

(58:13) Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong(58:14) maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya.

 

Apabila menguduskan hari Sabat dan menghormatinya dengan sungguh, berarti;

-       Tidak menjalankan segala acara

-       Tidak mengurus urusan masing-masing

-       Tidak berkata omong kosong

Omong kosong berarti; dusta dan perbuatan yang tidak berfaedah.

 

Jika kita memperhatikan hal-hal itu, maka Tuhan menjanjikan 3 (tiga) hal:

1.    Bersenang-senang karena Tuhan

2.    Melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan

3.    Diberi makan dari milik pusaka Yakub

Itulah janji Tuhan kepada kita semua apabila kita sungguh-sungguh menghormati hari Sabat.

 

Kita akan membalas ketiga hal tersebut satu persatu dimulai dari…

Tentang: BERSENANG-SENANG KARENA TUHAN

Yesaya 58:14 dalam ejaan lama --- “pada masa itu hatimu kelak bersukacita akan Tuhan…”

 

Kita akan melihat pengertian ini lebih jauh dalam…

Mazmur 118:24

(118:24) Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya

 

Pada hari yang dijadikan Tuhan, kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya.

"Karenanya" -> Hari yang dijadikan Tuhan. Jadi, oleh karena hari yang dijadikan Tuhan kita bersorak-sorai dan bersukacita. Inilah yang dimaksud dengan Yesaya 58:14 dalam ejaan lama -- pada masa itu hatimu kelak bersukacita akan Tuhan…” Jelas hal ini -> Pesta nikah Anak Domba, di situ ada sorak-sorai dan sukacita.

 

Wahyu 19:6-7 -- Perikop: "Perjamuan kawin Anak Domba"

(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Jadi, kapan hari yang dijadikan? Jelas itu adalah pesta nikah Anak Domba, disitulah Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga itulah Imam. Sehingga, oleh karena penampilan-Nya kita dalam sorak sorai dan sukacita.

Kalau Yesus tidak mengadakan hari yang dijadikan itu, dengan lain kata; Yesus tidak tampil pada hari yang dijadikan itu, kita tidak akan pernah mengalami yang namanya sorak-sorai dan sukacita yang sifatnya sejati (hakiki). Kita hanya merasakan sorak-sorai dan sukacita yang datangnya dari bumi yang sifatnya sementara karena bumi itu “bulat.” Berbeda dengan kerajaan Sorga, Yerusalem baru, bentuknya “empat persegi” berbicara tentang kepastian / tidak akan berubah-ubah.

 

Berarti, kalau kita tahu hari yang dijadikan itu ada sorak-sorai dan ada sukacita, marilah kita masuk dalam Tuhan, menjadi imamat rajani mulai dari sekarang.

 

Ibrani 7:1-2 -- Perikop: "Kristus dan Melkisedek"

(7:1) Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. (7:2) Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.

 

Melkisedek adalah Raja Salem dan Imam Allah yang Maha Tinggi.

Singkat kata, Melkisedek adalah Raja Salem; memberi damai sejahtera.

 

Yesus disebut juga Melkisedek, Dialah Raja Salem, Imam Allah yang Maha Tinggi, Dialah Imamat Rajani, sehingga ada kebenaran dan damai sejahtera, disitulah ada sorak-sorai dan sukacita, itulah hari yang dijadikan Tuhan.

Selama ini kita melewati hari-hari sesuai dengan selera masing-masing, tetapi begitu kita hanyut dan tenggelam, dengan lain kata dihisap oleh kasih-Nya dengan tampilan-Nya sebagai Imamat Rajani, di situlah kita mengalami sorak-sorai dan sukacita yang sifatnya hakiki (sejati).

 

Tentang: OLEH TUHAN, MELINTASI PUNCAK BUKIT-BUKIT DI BUMI DENGAN KENDARAAN KEMENANGAN

Pertama-tama yang kita selidiki adalah "kendaraan kemenangan" ….

Ulangan 32:11-13 --- Perikop: “Nyanyian Musa”

(32:11) Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya (32:12) demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia. (32:13) Dibuat-Nya dia berkendaraan mengatasi bukit-bukit di bumi, dan memakan hasil dari ladang; dibuat-Nya dia mengisap madu dari bukit batu, dan minyak dari gunung batu yang keras,

 

Kendaraan kemenangan ialah kepak sayap Allah, itulah kedua sayap burung nazar yang besar.

 

Mari kita lihat “sayap burung nazar” di dalam…

Matius 24:28 --- Perikop: "Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu."

Pemimpin palsu itulah antikris dan nabi-nabi palsu. Pada saat tampilnya antikris menjadi raja dan memerintah atas seantero dunia, di situ ada siksaan yang berat yang belum pernah terjadi dan yang tidak akan pernah terjadi lagi (Matius 24:21). Ini harus diperhatikan dengan baik.

 

Kenapa saya harus menyampaikan perikop ini?

 

Matius 24:27

(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.

 

Setelah terwujud pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, tubuh yang banyak menjadi satu, pada saat itulah Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Sorga (Imamat Rajani).

Dari timur sampai ke barat -> pembangunan tubuh Kristus yang sempurna itulah mempelai Tuhan.

 

Setelah tampil mempelai Tuhan, barulah…

Matius 24:28

(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."

 

Kaitan ayat 27 adalah ayat 28 ini --- "Dimana ada bangkai disitu burung nazar berkerumun."

Bangkai -> Pengalaman kematian, itu adalah syarat mutlak untuk memiliki “kendaraan kemenangan” yakni; sayap burung nazar yang besar. Tidak ada cara lain untuk memiliki kendaraan kemenangan selain masuk dalam pengalaman kematian.

 

Mari kita lihat “pengalaman kematian / bangkai” di dalam…

Matius 27:45-46 --- Perikop: "Yesus mati"

(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. (27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

 

Yesuslah satu-satunya yang mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa, tidak ada yang lain itulah arti seruan Yesus --- "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Jadi, jangan pernah berharap kepada kerajaan dunia dengan kemegahannya (mamon), karena itu adalah alat / senjata setan untuk mempengaruhi pikiran dan perasaan manusia sehingga dibawa kepada penyembahan setan.

 

Matius 27:50

 (27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

 

Kita bagi kalimat pada ayat ini …

-       "Yesus berseru" -> Doa Penyembahan.

Sebetulnya seruan ini sekaligus penyahutan. Yesus telah diutus ke bumi ini, lalu Ia menyahut “ya Bapa” berarti; Dia sudah membawa segala pergumulan hati kita. Jadi bukan pergumulan hati-Nya yang dibawa, tetapi segala persoalan hati kita yang dibawa. Sesudah segala sesuatunya diserahkan kepada Bapa…..

-       "Menyerahkan nyawa-Nya" berarti; masuk dalam pengalaman kematian = menjadi bangkai.

 

Singkat kata, untuk menerima sayap burung nazar yang besar maka ibadah kita harus sampai kepada puncaknya yaitu doa penyembahan. Sebab, sesudah menjadi bangkai, barulah di situ burung nazar berkerumun, barulah di situ Tuhan percayakan dua sayap burung nazar yang besar.

Jadi di sini kita melihat, mempelai Tuhan sudah benar-benar masuk dalam pengalaman kematian, sehingga kepadanya dipercayakan sayap burung nazar yang besar. Itulah yang dimaksud dengan “kendaraan kemenangan.”

 

Sekali lagi saya tandaskan, harus sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan --- pengalaman kematian, pada saat itulah kita layak dan dilayakkan oleh Tuhan untuk memperoleh kendaraan kemenangan, itulah kedua sayap burung nazar yang besar. Tetapi, untuk sampai kepada puncak ibadah harus ada yang diperhatikan. Mari kita lihat persamaan ayat ini di dalam Lukas 17:34-36.

 

Sebelum kita membaca ayat itu, mari kita perhatikan…

Lukas 17:32-33

(17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

 

Ingatlah akan isteri Lot!

Apa yang kita ingat dari isteri Lot? Isteri Lot menoleh ke belakang pada hari penyelamatan, artinya; terikat dengan perkara-perkara lahiriah, kerajaan dunia dengan kemegahannya.

Itulah sebabnya pada ayat 33 dikatakan;

-            Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya.

-            Tetapi, barangsiapa kehilangan nyawanya karena Tuhan, ia akan menyelamatkannya (memperoleh hidup)

 

Jadi, lebih baik kita menjadi bangkai pada hari ini, dengan lain kata; masuk dalam pengalaman kematian --- tidak mempertahankan nyawa, tidak mempertahankan mamon, tidak mempertahankan kerajaan dunia dengan kemegahannya.

 

Kenapa harus demikian? Barulah kita masuk persamaan Matius 24:27-28 tadi…

Lukas 17:34-36

(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tiduryang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan(17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilangyang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (17:36) [Kalau ada dua orang di ladangyang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]

 

Ayat ini kaitannya dengan 3 (tiga) macam ibadah pokok yaitu…

1.    Tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

Tempat tidur -> Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, terkena kepada MEZBAH DUPA.

2.    Mengilang yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

Mengilang -> Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN.

3.    Ladangyang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

Ladang -> Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh, terkena kepada PELITA EMAS.

Malam ini Tuhan mengajarkan kita supaya kita semua ada di area atau ada di tiga perkara ini. Sebab, nanti akan ada yang tertinggal dan ada juga yang dibawa, tergantung bagaimana pribadinya.

 

Sudah tekun tiga macam ibadah pokok, kenapa masih ada yang tinggal dan ada yang dibawa?

 

Kita lihat dalam..

Lukas 17:37

(17:37) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."

 

Jadi, supaya jangan menjadi gereja yang tertinggal, memang harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Karena, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, kita akan dipimpin oleh Tuhan sebagai Imam Besar sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan.

 

Sesudah itu, "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar" --- sampai kita menjadi mayat / bangkai, itulah yang Tuhan mau. Berarti; harus masuk dalam pengalaman kematian, berbicara soal doa penyembahan, pada saat itulah kita layak menerima kendaraan kemenangan --- sayap burung nazar yang besar.

 

Yang menjadi pertanyaan kita sekarang, yang menerima sayap burung nasar yang besar itu dibawa kemana?

 

Mari kita lihat….

Wahyu 12:6

(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

 

Mempelai wanita Tuhan dibawa ke padang belantara. Lalu, apa yang membawa dia ke sana?

 

Wahyu 12:13-14

(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

Mempelai wanita Tuhan dibawa ke padang belantara oleh kedua sayap burung nasar yang besar. Di situlah Tuhan memelihara Mempelai TUHAN selama 3½ tahun dengan lain kata; selama bumi dikuasai oleh antikris yang menjadi raja.

Yang tertinggal tetap di bumi, tetap di bawah kuasa dari antikris yang pada saat itu menjadi raja.

 

Jadi, pilih mana saudara…

-       Tekun tiga macam ibadah untuk mencapai doa penyembahan sebagai syarat mutlak untuk menerima “kendaraan kemenangan”?

-       Atau tetap mengeraskan hati, tetapi tidak dapat apa-apa?

 

Singkat kata, oleh dua sayap burung nazar yang besar, kita sanggup melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan.

 

Saudara, di bumi banyak bukit-bukit, apalagi di bumi Indonesia yang kita cintai ini. Pulau Jawa, mungkin dikatakan dataran paling rata di Nusantara ini, tetapi tetap ada bukit-bukitnya; di Semarang ada bukit, di Merak ada bukit. Apalagi di Sumatera, baru menyeberang Bakauheni saja sudah langsung ketemu bukit. Demikian juga Sulawesi dan lebih lagi di Papua, dimana saja di tiap-tiap daerah di Indonesia ini pasti ada bukit. Tetapi, bukit-bukit masih bisa dilewati dengan kekuatan manusia.

 

Waktu bapak Jokowi Widodo menjadi presiden, bukit yang ada di pulau Papua bisa diratakan dari Jayapura-Wamena. Semua dilewati dengan kekuatan beliau, kemampuan beliau, sebab beliau memang seorang insinyur. Itulah bukit-bukit yang bisa dilintasi oleh manusia. Tetapi ada bukit yang tidak bisa dilintasi manusia, sekalipun dia seorang insinyur, doktor, profesor; itulah puncak dari bukit-bukit di bumi. Namun dengan kendaraan kemenangan (sayap burung nasar), kita sanggup melintasi puncak bukit-bukit di bumi, itu anugerah Tuhan kepada kita semua.

 

Pada saat kapan puncak bukit-bukit itu terjadi di bumi? Pada saat antikris menjadi raja dan memerintah atas seantero dunia. Tidak ada yang dapat melintasinya, kecuali dengan kendaraan kemenangan.

 

Contoh;

Dalam Wahyu 13:1-2, binatang yang keluar dari dalam laut adalah antikris. Wujudnya adalah …

-          Serupa dengan macan tutul, berbicara tentang kecepatan.

Artinya; kalau anak-anak Tuhan berlambat-lambat dan bermasa bodoh dengan hari Sabat, maka dilindas / dilibas oleh antikris.

-          Kakinya seperti kaki beruang. Beruang kekuatannya ada di kaki…

      Kaki belakang untuk berdiri / menopang.

      Kaki depan, selain untuk mencengkram, ia memiliki bobot pukulan yang begitu besar untuk menjatuhkan musuh. Jadi, tidak ada satu pun musuh yang bisa bertahan berdiri di hadapan antikris.

-          Singa

Kelebihan singa ada pada mulutnya. Ketika ia mengaum, maka manusia mengalami kegentara. Orang yang minderan, orang yang tidak percaya diri, lemah tidak berdaya, yakni; hidupnya tidak dibangun di atas korban Kristus, inilah yang menjadi sasaran mulut singa.

Siapa yang sanggup menghadapi ini dengan kekuatan sendiri, kecuali dengan sayap burung nasar yang besar, itulah kendaraan kemenangan. Milikilah itu, rebut itu, izinkan Tuhan memberikan dua sayap burung nazar kepada kita semua.

 

Keluaran 19:4

(19:4) Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.

 

Sayap burung nasar yang besar adalah kendaraan kemenangan, dan inilah kendaraan yang membawa kita kepada Tuhan kembali, Dialah Sang Khalik, Sang Pencipta.

 

Tentang: MEMBERIKAN MAKAN DARI MILIK PUSAKA YAKUB

Mari kita lihat secara garis besar saja mengenai hal ini dalam…

Ibrani 11:9 -- Perikop: "Saksi-saksi iman"

(11:9) Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

 

Oleh iman, Abraham diam di tanah yang dijanjikan Tuhan. Ia tinggal bersama dengan anak cucu; anaknya Ishak, dan cucunya Yakub.

 

Ibrani 11:10

(11:10) Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

 

Saudara, di sini kita melihat, Abraham menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, itulah Yerusalem Baru (kerajaan Sorga). Tetapi, kita juga adalah keturunan Abraham, maka kalau kita hidup dari iman Abraham, maka kita juga menanti-nantikan kota Yerusalem Baru, Kerajaan Sorga.

 

Ibrani 11:12-13

(11:12) Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. (11:13) Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

 

Orang yang hidup dalam iman Abraham mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan orang pendatang di bumi --- mereka bukan pribumi / menyatu dengan bumi. Berarti, mereka mengerti sejarah yaitu; pada awalnya Adam dan Hawa ada di taman Eden, namun karena dosa mereka diusir dari taman Eden, bagaikan kita yang sekarang dicampakkan di bumi ini.

 

Tetapi, sekalipun demikian, kita adalah keturunan Abraham, tetapi harus hidup dari imam Abraham. Kalau kita hidup dari iman Abraham, maka selama kita di bumi, kita berkata sebagai; orang asing dan pendatang. Dan hal itu akan terlihat dari sikapnya yaitu; tidak terlena di bumi, tidak terlena dengan kerajaan dunia dengan segala kemegahannya, karena kita rindu makan dari milik pusaka Yakub.

 

Ibrani 11:14

(11:14) Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.

 

Mereka rindu mencari suatu tanah air Sorgawi, mereka tidak terlena di bumi meskipun diberkati, dan berhasil di bumi, namun mereka tetap mengaku; orang asing dan pendatang.

 

Ibrani 11:15

(11:15) Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. (11:16) Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

 

Meskipun ada kesempatan untuk menjadi suatu kehidupan yang berhasil di bumi, tetap kerinduannya adalah tanah air Sorgawi.

 

Jadi, kita sebagai orang tua jangan keliru dalam pemikiran. Jika kita sudah sungguh-sungguh dalam Tuhan maka keberhasilan akan menyertai kita "cari dahulu kerajaan Allah maka segala sesuatunya akan ditambahkan" (Matius 6:33). Kalau ayat ini tidak benar, maka robek saja Alkitab ini. Tetapi persoalannya adalah; adakah iman sebesar biji sesawi?

 

Jadi sekali lagi saya tandaskan, sembahlah Allah! Sarananya; kuduskanlah hari Sabat. Amin.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment