IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 23 SEPTEMBER 2025
SURAT
YUDAS
YUDAS
1:6
(Seri:
9)
Subtema:
MELAKUKAN PERCABULAN
Shalom.
Mula pertama
saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN Yesus yang memungkinkan kita ada di
tengah-tengah hadirat-Nya, kita boleh datang menghadap Dia lewat Ibadah Doa
Penyembahan. Sebentar kita akan tersungkur di ujung kaki salib TUHAN, namun
biarlah terlebih dahulu Firman ALLAH berkuasa untuk meneguhkan hati kita,
membawa kita rendah di ujung kaki salib TUHAN untuk sujud menyembah kepada Dia.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung
lewat online / livestreaming / video internet baik dari Facebook
Youtube atau media sosial lainnya yang dapat digunakan.
Mari kita
sambut Surat Yudas sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:6-7
(1:6) Dan bahwa Ia menahan
malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi
yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam
dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, (1:7) sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota
sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar
kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai
peringatan kepada semua orang.
Allah
menahan / memenjarakan malaikat-malaikat yang tidak taat, dengan belenggu abadi
di dalam dunia kekelaman sampai tiba hari Tuhan yang besar (hari penghakiman).
Pendeknya,
upah dari ketidaktaatan dari para malaikat ialah dilemparkan ke dalam API
NERAKA, sebab Tuhan tidak mengampuni apabila malaikat berbuat dosa, sama
seperti Sodom dan Gomora; tidak diampuni oleh Tuhan.
Sebab ada 2
(dua) kesalahan fatal yang terjadi di kota Sodom dan Gomora:
1. Melakukan
percabulan.
2. Mengejar
kepuasan-kepuasan yang tidak wajar.
Singkat
kata, orang-orang yang hidup di kota Sodom dan Gomora; sama sekali tidak peduli
dengan Tuhan, sebab mereka tidak mau mencari Tuhan. Tetapi kita semua yang hadir
malam hari ini bersama keluarga kita dan seisi rumah, kita rindu mencari Tuhan.
Kita dan seisi rumah kita rindu mencari keberadaan TUHAN, rindu mencari
kerajaan sorga, kita tidak akan membiarkan seisi rumah kita berdiam diri tanpa
mencari TUHAN, kita tidak membiarkan keluarga kita jauh dari Tuhan. Jangan kita
hidup seperti orang-orang yang hidup di kota Sodom dan Gomora, jauh dari TUHAN
dan tidak mencari TUHAN.
Marilah kita
membahas 2 ( dua) kesalahan fatal yang diperbuat orang-orang yang tinggal di
kota Sodom dan Gomora.
Tentang:
MELAKUKAN PERCABULAN.
Melakukan
percabulan = melakukan hal-hal yang tidak senonoh dan yang tidak terpuji, dan yang
dilarang untuk dilakukan.
Kita akan
lihat buktinya di dalam...
1 Korintus
6:13
(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut
untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh
bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk
tubuh.
Tubuh bukan
untuk percabulan melainkan untuk Tuhan; segenap hidup harus diserahkan kepada
Tuhan.
Kemudian...
1 Korintus
6:15
(6:15) Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya
kepada percabulan? Sekali-kali tidak!
Singkat
kata, anggota-anggota tubuh Kristus tidak diserahkan untuk percabulan, itu
harus kita ketahui dengan baik.
1 Korintus
6:18
(6:18) Jauhkanlah dirimu dari
percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar
dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya
sendiri.
Sampai
akhirnya Tuhan meminta dan berkata kepada kita; “Jauhkanlah diri dari
percabulan!”
Alasan untuk
menjauhkan diri dari percabulan: Dosa lain yang dilakukan manusia terjadi di
luar dirinya, berarti; mendapat kesempatan untuk diampuni oleh Tuhan. Tetapi,
orang yang melakukan percabulan berbuat dosa terhadap dirinya sendiri. Artinya;
melakukan percabulan tidak mendapat kesempatan untuk diampuni oleh TUHAN.
Ingat,
ketika Yesus menderita sengsara di atas kayu salib, semuanya terjadi di luar
kota Yerusalem, artinya; di luar dosa percabulan masih diampuni oleh TUHAN,
tetapi orang yang sengaja melakukan percabulan tidak diampuni oleh TUHAN. Ini
harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Itulah
sebabnya kita harus meninggalkan perkemahan (tubuh) ini supaya kita bisa
menghadap TUHAN. Tuhan juga disalibkan di luar kota Yerusalem.
Juga kita
sudah melihat dari awal saja Yudas 1:6-7.
Ayat
6; ketika malaikat berbuat dosa
langsung dilemparkan ke dalam api neraka (tidak diampuni) sama halnya dengan
orang-orang yang hidup di kota Sodom dan Gomora tidak diampuni. Mengapa? Karena
ada 2 (dua) dosa di dalam kota Sodom dan Gomora. Yang pertama adalah
percabulan; tidak diampuni. Itu sebabnya kita harus perhatikan ini dengan
sungguh-sungguh.
Contoh melakukan percabulan.
Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul
atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual
hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
Singkat kata
di sini kita melihat; Esau hidup di dalam percabulan.
Prakteknya; menjual
hak kesulungannya untuk sepiring makanan = menjual yang rohani demi yang
lahiriah (jasmani). Banyak orang Kristen menjual hal yang rohani hanya untuk
hal yang jasmani, sebetulnya ini adalah praktek percabulan.
Marilah kita
melihat kisah tersebut yang ditulis oleh Musa di dalam...
Kejadian
25:30-34
(25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah
kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku
lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. (25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak
kesulunganmu." (25:32)
Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak
kesulungan itu?" (25:33) Kata
Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada
Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. (25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu
kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau
memandang ringan hak kesulungan itu.
Esau menjual
hak kesulungannya kepada Yakub (adiknya) demi sepiring kacang merah.
Pendeknya,
Esau memandang ringan hak kesulungan itulah ibadah dan pelayanan.
Perlu untuk
diketahui:
Ibadah dan
pelayanan yang sedang kita kerjakan ini seharga dengan setetes darah salib Kristus.
Oleh sebab
itu jangan kita memandang ringan hak kesulungan, jangan kita memandang enteng
ibadah dan pelayanan.
Sebagaimana
dalam Ibrani 10:22-24 berbicara
tentang ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok. Sementara Ibrani 10:25 — Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang,
tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang
hari Tuhan yang mendekat.
Jangan
kita jauh dari ketekunan 3 (tiga) macam ibadah pokok,
tetapi marilah kita saling menasihati.
- Suami menasehati
isteri bila isteri malas-malas beribadah dan suka menggunakan segudang alasan.
- Isteri juga
menasehati atau mengingatkan kalau suami malas-malas beribadah.
Kemudian semakin
giat melakukannya, alasannya adalah; kedatangan TUHAN sudah diambang pintu.
Bukan karena ayat ini tertulis begitu rupa, tetapi memang ayat ini benar kalau
kita kaitkan dengan tanda-tanda zaman.
Jadi jangan
kita menjauhkan diri dari ketekunan 3 (tiga) macam ibadah pokok, alasannya; karena
kedatangan Tuhan sudah di ambang pintu, bahkan sudah berdiri di depan pintu,
TUHAN datang mengetuk pintu hati kita sekarang. Adakah kita mau membuka hati
untuk TUHAN untuk selanjutnya Dia masuk sehingga nanti kita makan bersama-sama
(seperjamuan) dengan Dia di dalam Kerajaan Sorga.
Jadi ayo,
sekali lagi saya sampaikan, seisi rumah saling menasihati (mengingatkan),
jangan biarkan orang-orang yang di sekitar rumah kita dalam kebodohannya,
yakni; menganggap ringan hak kesulungan, tetapi semakin giatlah kita
melakukannya.
Kalau suami
giat pasti isteri giat, kalau isteri giat pasti suami giat, atau kalau ada
salah seorang yang giat di dalam rumah pasti seisi rumah juga akan semakin
giat.
Kalau ada
yang sungguh-sungguh beribadah dengan segenap hati di dalam satu rumah, itu
dihargai TUHAN maka doa-doa kita didengar.
Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat
dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada
lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Darah Yesus
tidak mengampuni orang yang hidup di dalam kenajisan percabulan.
Sudah
mengerti tentang kebenaran dan sudah memperoleh pengetahuan tentang ketekunan 3
(tiga) macam ibadah pokok lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel,
tetapi masih tetap melakukan percabulan, menganggap ringan hak kesulungan,
darah Yesus tidak berlaku atas dia. Artinya; TUHAN tidak mengampuni dia.
Berarti dari
sini kita mengambil kesimpulan bahwasanya hak kesulungan yakni ibadah dan
pelayanan benar-benar seharga dengan setetes darah salib Kristus.
Kita berdoa
supaya seisi rumah kita betul-betul mengalami penebusan dan pendamaian yang
telah dikerjakan oleh Yesus Kristus, di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu.
Ibrani 10:27
(10:27) Tetapi yang ada ialah kematian yang
mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan
semua orang durhaka.
Orang yang
melakukan percabulan tidak diampuni, sebaliknya akan dilemparkan ke dalam api
neraka, di situ dia akan dihanguskan. Orang yang melakukan percabulan disebut; orang
durhaka (melawan Tuhan).
Orang yang
malas-malas beribadah disebut juga orang durhaka.
Jangan kita
sakit hati ya, tetapi kita harus memperoleh pengertian ini, supaya nanti jangan
lagi kita salahkan TUHAN dan berkata; “Mengapa saya dilemparkan ke dalam api
neraka.” Loh alkitab sudah menjelaskan kepada kita, orang yang tidak
menghargai hak kesulungan disebutlah itu orang yang hidup di dalam percabulan,
sementara orang yang hidup di dalam percabulan disebutlah orang durhaka
(melawan TUHAN). Biarpun dia lembut-lembut sekali, pandai bersosialisasi dengan
tetangganya, pandai bersosialisasi di tempat dia bekerja, kalau dia tidak
menghargai hak kesulungan, disebutlah itu kenajisan percabulan, maka orang
tersebut disebut orang durhaka, pemberontak kepada TUHAN.
Sekalipun
ayat Firman ini pahit kita terima malam hari ini, tetapi TUHAN mau supaya kita
semua diselamatkan, supaya apa yang telah dikerjakan Yesus di atas kayu salib
2000 (dua ribu) tahun yang lalu tidak menjadi sia-sia.
Ingat!
Ibadah pelayanan itulah hak kesulungan seharga dengan setetes darah salib.
Ciri-ciri
melakukan percabulan.
Kejadian
25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi
seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi
Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Sekalipun
ayat ini sering kita baca, biarlah kiranya lewat pembacaan yang berulang-ulang
ini nanti hati kita diteguhkan, dengan lain kata; memberi kepastian disebutlah
itu iman teguh.
Namun
tetaplah berdoa dalam Roh mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan
itu meneguhkan hati pribadi lepas pribadi.
Singkat
kata; Esau adalah seorang yang pandai berburu binatang.
Pandai
berburu binatang -> Esau adalah manusia daging.
Ada 15 (lima
belas) tabiat daging, semua tertulis di dalam Galatia 5:19-21.
Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan
hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan
hal-hal yang dari Roh.
Manusia
daging; memikirkan hal-hal yang dari daging, ia tidak pernah memikirkan hal-hal
yang dari Roh, maksudnya; pemikirannya sangat jauh dari Kerajaan Sorga.
Kita
berjuang untuk diri kita dulu pertama-tama, baru untuk keluarga kita, supaya
baik kita maupun seisi rumah kita tidak jauh dari Kerajaan Sorga (lepas dari percabulan).
Galatia
5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, (5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan
sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah
kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15
perbuatan daging; yang pertama kali disebut adalah percabulan.
Jadi jelas
Esau ini manusia daging, yang pertama-tama tampak dari manusia daging adalah
percabulannya, itu sudah pasti.
Roma 13:13
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang
hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan
hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Tadi saya
sudah katakan kalau melakukan percabulan, perbuatannya tidak senonoh,
perbuatannya tidak terpuji, dan itu dilarang untuk dilakukan di dalam 1
Korintus 3:13,15,18 tadi kita sudah baca.
Pada ayat
13 ini Paulus mengingatkan jemaat di Roma dan berkata; “Marilah kita
hidup dengan sopan.”
Berarti
tidak hidup di dalam percabulan. Sementara orang yang hidup dengan sopan
disebutlah orang-orang siang. Berarti;
- Jangan dalam pesta pora dan kemabukan.
- Jangan dalam percabulan dan hawa nafsu.
- Jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Singkat
kata;“Marilah kita hidup dengan sopan”, artinya; jangan hidup dalam percabulan
dan hawa nafsu daging, disebut juga orang-orang siang.
Singkatnya, percabulan
itu adalah bagian dari hawa nafsu daging, dengan lain kata; percabulan
itu bekerja keras di dalam diri manusia daging (aktif) kalau dia adalah
manusia daging. Itu sudah pasti tidak bisa dipungkiri.
Pemuda-pemudi,
engkau harus berjuang dalam ibadah, pikirkan Kerajaan Sorga, jangan mencari
pasangan yang sifatnya manusia daging, supaya jangan engkau menangis darah
dikemudian hari.
Kenajisan
percabulan tidak bekerja di dalam manusia Roh, dia hanya bekerja di dalam daging
ini. Makanya berkali-kali saya sampaikan; daging ini hanyalah sebatas takhta
setan itu sebabnya ibadah harus memuncak sampai pada tingkat ibadah yang
tertinggi atau disebut juga puncak ibadah itulah Doa Penyembahan supaya nyata
penyerahan diri sepenuh untuk taat hanya kepada kehendak ALLAH disebutlah itu
perobekan daging.
Ketika sudah
sampai pada perobekan daging, daging tidak layak untuk menjadi takhta setan,
kecuali takhta TUHAN Yesus Kristus, Kerajaan Sorga di situ ada. Maka, hati
inilah tempatnya Tuhan bertakhta bukan pada daging.
Itu sebabnya
saya katakan; kenajisan percabulan bekerja keras di dalam diri manusia daging,
kita harus kenali manusia roh dan manusia daging.
Wahyu 17:2
(17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul,
dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."
Raja-raja
dan penghuni-penghuni di bumi dari berbagai lapisan masyarakat mabuk anggur percabulan
dari perempuan Babel. Berarti mereka itu adalah manusia daging sehingga
kenajisan percabulan giat bekerja di dalam diri mereka.
Selanjutnya,
oleh karena kenajisan percabulan dari perempuan Babel, bagaimana hidup manusia?
Ada di dalam
Pasal 18.
Wahyu 18:2-3
--- Perikop: “Jatuhnya Babel.”
(18:2)
Dan ia berseru dengan suara yang
kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia
telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh
najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, (18:3)
karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja
di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi
telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Semua bangsa
bahkan raja-raja di bumi telah mabuk anggur dari perempuan Babel sehingga
mereka hidup di dalam kenajisan percabulan perempuan Babel, persis seperti Esau
tadi. Termasuk pedagang-pedagang di bumi; telah menjadi kaya oleh kelimpahan
hawa nafsu perempuan Babel.
Jadi orang
yang hidup di dalam kenajisan pecabulan memandang ringan ibadah dan pelayanan,
memandang ringan TUHAN dan pengorbanan TUHAN sebab yang terpenting bagi dia
adalah menjadi orang kaya. Dia tidak peduli kerajaan Sorga, dia tidak peduli
hak kesulungan (ibadah pelayanan), dia tidak peduli pengorbanan TUHAN, tetesan
darah kayu salib, yang terpenting bagi dia adalah jadilah orang kaya, itu yang
memuaskan hidupnya, memuaskan hasratnya, memuaskan jiwanya, tidak lebih tidak
kurang.
Jadi
kepuasan dari manusia cabul adalah kekayaan/uang/harta/mamon/kerajaan dunia
dengan kemegahannya, tidak lebih, tidak kurang.
Sesungguhnya
kepuasan yang sejati adalah kasih yang datang dari Sorga. Tetapi, kepuasan dari
manusia cabul adalah menjadi orang kaya. Dahulu kita juga seperti itu, sebelum
mengerti Firman Penggembalaan yang menggembalakan kita sampai sejauh ini.
Jadi Wahyu
17:2 -- raja-raja bahkan sampai penduduk bumi mabuk anggur percabulan
perempuan babel sampai pedagang-pedangan menjadi kaya oleh kelimpahan hawa
nafsu perempuan Babel.
Lalu dalam Wahyu
18:2 --- betul-betul nyatalah perbuatan cabul itu.
Oleh
karena percabulan itu,
Wahyu 19:2
(19:2)
sebab benar dan adil segala
penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan
bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah
hamba-hamba-Nya atas pelacur itu."
Singkat
kata, perempuan Babel telah merusakkan bumi dengan kenajisan percabulannya.
Karena
percabulan bumi dan seisi bumi menjadi rusak.
Jadi apa
yang membuat manusia dan bumi rusak? Ya percabulan.
Bumi rusak
itu seiring rusaknya kelakuan manusia karena percabulan itu. Gunung gundul,
laut rusak, dicemari dengan kotoran-kotoran (limbah-limbah), dan seterusnya.
Kenapa bisa rusak? Karena kelakuan manusia sudah rusak.
Apa yang
membuat manusia dan bumi rusak? Ya percabulan. Coba kalau tidak ada percabulan,
orang serakah tidak akan menggunduli gunung.
Jadi yang
membuat bumi dan seisi bumi rusak, ya percabulan saudara. Dan TUHAN tidak
terima itu sebab TUHAN yang menciptakan langit bumi dan seisi bumi. Makanya
TUHAN tidak ampuni orang yang hidup di dalam percabulan.
-
Esau tidak diampuni oleh TUHAN.
-
Sodom dan Gomora tidak diampuni oleh
TUHAN, seperti malaikat yang berbuat dosa.
-
Orang yang meninggalkan hak
kesulungan, menganggap ringan ibadah dan pelayanan tidak diampuni oleh TUHAN,
Karena orang
semacam ini pasti merusak, selain merusakkan bumi, dirinya juga rusak, itu
sudah pasti, dan TUHAN tidak akan terima hal yang seperti itu.
Jadi kalau
saudara tahu Tuhan tidak terima, jangan bertahan dalam kebodohan itu saudara.
Kejadian
6:12
(6:12) Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar,
sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. (6:13)
Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri
hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi
Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
Dari dua
ayat ini jelas kita bisa melihat, Tuhan tidak bisa menerima keberadaan dari
orang yang melakukan percabulan. Karena orang yang melakukan percabulan
merusak dirinya, merusak bumi, dan kerusakan itu nampak dengan jelas di mata
Tuhan.
Pada ayat
12 dikatakan; “Allah menilik bumi dan sungguhlah rusak benar.”
Bumi rusak
karena kelakukan manusia telah rusak yakni; hidup di dalam kenajisan percabulan.
Kita
buktikan hal itu di dalam...
Kejadian
6:2,5
(6:2) maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan
manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara
perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. (6:5)
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan
hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
Ayat
2 jelas berbicara tentang kenajisan
percabulan; perbuatan yang tidak senonoh, perbuatan yang keji, yang dilarang
oleh TUHAN. Akhirnya pada ayat 5; ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan
manusia di bumi dan bahwa kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan
semata-mata.
Jadi buah
hati dari kenajisan percabulan (manusia cabul) adalah kejahatan dan
kekerasan.
Orang yang
hidup di dalam kenajisan percabulan tidak pernah lemah lembut dan rendah hati, tidak
tulus hatinya, sekalipun suaranya pelan-pelan, halus, suka memuji-muji orang
(penjilat) pasti hatinya penuh dengan kejahatan dan kekerasan, itu hati dari
orang yang melakukan percabulan. Buahnya; kejahatan dan kekerasan. Itulah hati
dari manusia cabul.
Dampak
negatif percabulan:
Kejadian
25:27
(25:27)
Lalu bertambah besarlah kedua anak
itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal
di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di
kemah.
Dampak
negatif percabulan adalah: Esau suka tinggal di padang.
Padang adalah gambaran dari dunia dengan segala sesuatu yang ada
di dalamnya.
1 Yohanes
2:15
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di
dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di
dalam orang itu.
Mengasihi
dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya seperti Esau maka kasih Allah
tidak ada di dalam dirinya.
1 Yohanes
12:16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan
daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari
Bapa, melainkan dari dunia.
Segala
sesuatu yang ada di dalam dunia:
1. Keinginan
daging.
2. Keinginan
mata.
3. Keangkuhan
hidup.
Sementara
tiga hal tersebut tidak berasal dari Sorga berarti berasal dari dunia. Itu
sebabnya manusia duniawi seperti Esau tidak memiliki kasih Allah. Inilah dampak
negatif percabulan.
Mari kita
lihat manusia duniawi yang tidak memiliki kasih ALLAH di dalam...
1 Korintus
3:3 --- Perikop: "Perselisihan"
(3:3) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di
antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan,
bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
Manusia duniawi
menjalankan hidupnya secara manusiawi / menjalankan hidup tanpa kasih.
Lihat,
manusia duniawi hidup tanpa kasih; semua perbuatan hanya bersifat normatif saja,
hanya sesuai dengan aturan yang ada. Perbuatan yang dia perbuat bukan
bersifat Agape, bukan didorong oleh kasih dari Sorga. Meskipun nampak senyam-senyum;
hanya bersifat normatif saja, aturan-aturan saja bukan Agape.
Itulah
manusia duniawi, dia menjalankan hidupnya secara manusiawi, normatif saja, yang
normal-normal secara duniawi, normal-normal secara pemikiran manusiawi sehingga
segala sesuatu yang dia perbuat bukan
didorong oleh Agape, bukan didorong kasih dari sorga. Itulah manusia duniawi,
menjalankan hidup secara manusiawi, perbuatannya, kelakuannya, perkataannya
bukan didorong oleh Agape, bukan didorong oleh kasih, semuanya bersifat
normatif saja.
Mengapa
demikian? Karena di dalam dirinya penuh dengan; IRI HATI dan PERSELISIHAN.
Tidak
mungkin orang yang hidup dalam kasih yang dari sorga, penuh dengan iri hati dan
perselisihan.
Mengapa ada
perselisihan dan iri hati? Karena dia manusia duniawi, sedangkan manusia
duniawi menjalankan hidupnya secara manusiawi –normatif – saja. Normatif itu
hanya berlaku di dunia, di sorga tidak.
Itu sebabnya
segala pekerjaan yang kita kerjakan harus didorong oleh kasih, sedangkan yang bersifat
normatif supaya dilihat oleh orang lain bahwa dia adalah orang rajin, orang
baik, orang yang mengerti, dan seterusnya.
Jadi manusia
duniawi menjalankan hidup secara manusiawi sehingga yang terjadi adalah:
1.
Iri hati
2.
Perselisihan
Mengapa ada
iri hati? Karena dia adalah manusia duniawi, dimana dia tidak memiliki kasih.
Mengapa ada
perselisihan? Karena dia adalah manusia duniawi, tidak memiliki kasih.
1 Korintus
3:4
(3:4) Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari
golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan
Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang
bukan rohani?
Manusia
duniawi bukan manusia rohani, sebaliknya manusia rohani bukan manusia duniawi.
Karena, manusia duniawi menjalankan hidup secara manusiawi, secara daging, secara
normatif saja, hidupnya tidak didorong oleh kasih agape.
Bukti adanya
iri hati dan perselisihan antara yang satu dengan yang lain; masuk dalam
kelompok-kelompok kecil.
Artinya; tidak
mengenal kesatuan tubuh Kristus, atau lebih tepatnya tidak mau dibawa masuk
dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna sehingga menjadi kelompok-kelompok
-- terpisah dari tubuh Kristus yang sempurna.--
Seperti pada
ayat di atas ada yang mengaku kelompok Paulus, ada yang mengaku kelompok
Apolos, padahal Paulus dan Apolos adalah sama-sama hamba TUHAN, memang Paulus
menanam selanjutnya Apolos menyiram, tetapi ingat biarpun Paulus
menanam dan Apolos menyiram, TUHAN yang memberi pertumbuhan.
Tetapi yang
pasti bukti adanya iri hati dan perselisihan; masuk dalam kelompok-kelompok
kecil, terpisah dari tubuh Kristus yang sempurna, suka memisahkan diri dan
membuat kelompok-kelompoknya.
Itu sebabnya
seringkali saya sampaikan, jangan sampai ada di antara kita suka menghasut
karena engkau akan berhadapan dengan TUHAN bukan dengan saya. Engkau ingin
mencari teman lalu engkau melawan penggembalaan ini, itu kelompok-kelompok yang
tidak masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Sampai
sedemikian rupa percabulan dari pada Sodom dan Gomora, itu sebabnya TUHAN tidak
ampuni Sodom dan Gomora dan orang-orang yang tinggal di dalamnya, darah Yesus
tidak berlaku atas mereka, tidak masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna. Itu manusia duniawi yang penuh dengan iri hati dan perselisihan,
tidak akan pernah masuk menjadi tubuh Kristus yang sempurna.
Jangan
membuat kelompok di dalam sebuah kandang penggembalaan, pokoknya saya sudah
sampaikan, TUHAN lawan mu, jangan ajak orang lain untuk melawan TUHAN dan
penggembalaan ini.
Bandingkan
dengan...
Wahyu 7:9
--- Perikop: "Orang banyak yang tidak terhitung banyaknya."
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu
kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala
bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan
Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Mereka yang
dibawa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus (menjadi mempelai Tuhan), tandanya:
a. Memakai jubah
putih, itulah lenan halus yang berkilau-kilauan, putih bersih.
b. Memegang
daun-daun palem disebut juga hari raya pondok daun, hari raya Tabernakel,
hari raya perhentian, hari ketujuh, hari Sabat.
Jadi
Mempelai TUHAN pada akhirnya nanti akan masuk pada hari perhentian yang kekal.
Itu sebabnya; kita belajar dan terus belajar, berjuang dan terus berjuang
menghargai ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, itulah hari ketujuh,
hari sabat, hari perhentian sampai nanti kita berada pada hari perhentian yang
kekal. Itulah Mempelai TUHAN, itulah tubuh Kristus yang sempurna.
Siapa tubuh
Kristus yang sempurna yang berada pada hari perhentian kekal?
Wahyu 7:14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan
mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci
jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Siapa tubuh
Kristus yang sempurna yang berada pada hari perhentian kekal?
Mereka
senantiasa mengalami penyucian oleh darah Anak Domba; disucikan dari iri
hati, perselisihan, kenajisan, percabulan, dan semua dosa sampai pakaian mereka
menjadi putih bersih berkilau-kilauan.
Jubah putih
yang mereka pakai itu menunjukkan bahwa mereka telah mengalami penyucian,
disucikan oleh darah Anak Domba (dicelup dalam darah Anak Domba).
Berbeda
dengan manusia duniawi, mereka menjalankan hidup hanya secara manusiawi /
normatif, tetapi tidak mengalami penyucian, darah Yesus tidak berlaku atas mereka,
darah Yesus tidak menyucikan mereka. Itu sebabnya kita tidak boleh hidup di
dalam percabulan. Kita tidak boleh memandang ringan hak kesulungan, kita tidak
boleh menjauhkan diri dari ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok supaya tetes
darah Yesus dari kayu salib menyucikan dosa kita termasuk dosa iri hati, dosa
perselisihan/pergesekan/sikut menyikut antara satu dengan yang lain. Itu
disucikan kalau kita menghargai hari ketujuh/hari perhentian/hari sabat/hari raya
pondok daun.
Wahyu 7:15
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan
melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta
itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
Mempelai
Tuhan satu kali nanti berdiri di hadapan takhta Allah dan layak untuk melayani
Tuhan dan pekerjaan Tuhan, karena Allah bertabernakel di dalam diri mereka.
ALLAH bertabernakel berarti mereka itu adalah Mempelai TUHAN, yang layak
melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, berdiri di hadapan takhta seperti
malam ini kita berdiri di hadapan takhta ALLAH karena kerinduan kita untuk
menjadi Mempelai TUHAN.
Jadi
kehidupan yang dikuduskan oleh darah salib satu kali menjadi mempelai Tuhan, dikuduskan
dari iri hati dan perselisihan, asal kita tidak berlaku cabul, asal kita tidak
memandang ringan hak kesulungan, tidak jauh dari ketekunan dalam 3 (tiga) macam
ibadah pokok.
Kita
bandingkan dengan ESAU...
Kejadian
25:29
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu
datanglah Esau dengan lelah dari padang.
Tanpa hari
perhentian akhirnya Esau menjadi LELAH.
Tadi kita
sudah melihat mereka yang masuk menjadi bagian dari tubuh Kristus yang sempurna
itulah Mempelai TUHAN, di tangan mereka ada daun palem itu disebut hari raya
pondok daun, hari sabat, hari perhentian kekal, tetapi sebaliknya Esau justru
hidup tanpa hari perhentian, dia dikuasai percabulan.
Karena tanpa
hari perhentian itu akhirnya Esau menjadi lelah. Kalau kita lelah berhentilah
dari segala aktifitas di dunia ini, itulah hari ke tujuh, hari perhentian.
Tetapi karena Esau hidup di dalam percabulan, memandang ringan hak kesulungan
akhirnya menjadi satu kehidupan yang lelah hidupnya.
Jelas,
karena menghadapi iri hati menjadi lelah, menghadapi perselisihan/sikut
menyikut satu dengan yang lain menjadi lelah, menghadapi pertengkaran
(pertikaian) menjadi lelah, ini yang terjadi apabila kita tidak berada pada
hari perhentian.
Jadi kalau
kita ada di tengah ibadah dan pelayanan, berdiri di hadapan takhta ALLAH,
melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN disertai dengan sangkal diri sampai berdarah-darah,
itu tidak akan membuat kita lelah. Hanya pikiran manusia duniawi yang
mengatakan orang yang beribadah disertai sangkal diri, pikul salib melelahkan.
Namun sebaliknya, orang yang jauh dari ibadah dan pelayanan akan menjadi lelah
karena orang yang jauh dari ibadah dan pelayanan tidak akan sanggup menghadapi
iri hati manusia, perselisihan-perselisihan, kesombongan-kesombongan,
keangkuhan-keangkuhan yang ada di dunia ini, itulah Esau menjadi lelah.
Siapa pernah
lelah sebelum tergembala? Lelah menghadapi suami, lelah menghadapi isteri,
lelah menghadapi persoalan di tempat kerja, dan seterusnya? Kita dan saya pun
dulu seperti itu.
Tetapi
setelah kita masuk pada hari perhentian, walaupun ditandai dengan sangkal diri
sampai berdarah-darah barulah kita mengalami kelepasan, beban itu seperti
plong, merdeka dan tidak lelah.
Kejadian
25:30
(25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup
sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya
namanya disebutkan Edom.
Yang
didambakan oleh orang lelah / hidup tanpa hari ketujuh (hari perhentian)
adalah; menghirup yang merah-merah itulah sop kacang merah yang dimasak
Yakub. Sebaliknya, apabila kita menghargai hari ketujuh yang kita
rasakan adalah hembusan nafas Allah, dia tidak suka menghirup yang
merah-merah.
Kejadian 2:7
(2:7) ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah
manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Di sini kita
melihat, Allah membentuk manusia dengan Firman Allah, selanjutnya menghembuskan
nafas hidup sehingga manusia menjadi makhluk yang hidup.
Demikian
juga kehidupan yang dibentuk oleh Firman; dalam ketekunan 3 (tiga) macam ibadah
pokok akan merasakan hembusan nafas Allah sehingga ia menjadi makhluk yang
hidup. Sedangkan binatang adalah makhluk yang mati sekalipun ia hidup. Jadi
manusia daging seperti binatang, dia adalah makhluk yang mati sekalipun dia
hidup sampai hari ini karena pada akhirnya binatang dilahirkan hanya untuk
ditangkap dan dimusnahkan.
Tetapi
mereka yang merasakan hembusan nafas ALLAH adalah orang yang rela dibentuk oleh
Firman ALLAH dalam setiap ketekunan 3 (tiga) macam ibadah pokok, mereka itulah
makhluk yang hidup, tetapi manusia daging seperti binatang adalah makhluk yang
mati, sekalipun dia hidup sekarang ini.
Sebagai
contoh,
-
Wahyu 13:1
disebutlah binatang pertama; antikris.
-
Wahyu 13:11
disebutlah binatang kedua; nabi-nabi palsu.
Tetapi
percayalah itu makhluk yang mati walaupun dia hidup.
Kita lihat
buktinya di dalam...
Wahyu 19:20
(19:20) Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama
dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan
dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang
itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke
dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
Jadi
meskipun binatang itu hidup, tetapi disebut makhluk yang mati karena pada
akhirnya binatang pertama (antikris), binatang kedua (nabi palsu) satu kali
akan dilemparkan hidup-hidup ke dalam api neraka, binasa selama-lamanya.
Maka malam
ini kita patut bersyukur kepada TUHAN. TUHAN ajar kita supaya kita tidak sama
seperti orang-orang yang hidup di dalam kota Sodom dan Gomora, melakukan
percabulan. Tetapi biarlah kita dibentuk oleh Firman ALLAH dalam ketekunan
dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, di situ kita merasakan hembusan nafas ALLAH,
kita hidup. Tetapi sebaliknya binatang walaupun dia hidup, tetapi mati,
dilemparkan ke dalam api neraka, binasa selama-lamanya.
Sebaliknya dengan
Yakub,
-
Yakub adalah seorang yang tenang
-> doa penyembahan.
-
Tinggal di kemah (Bait ALLAH) -> dia adalah mempelai TUHAN, milik
kepunyaan ALLAH sendiri.
Itulah
manusia Roh.
Roma 13:13
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang
hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan
hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang
hari; berarti jangan hidup dalam percabulan dan hawa nafsu, kemudian jangan
dalam perselisihan dan iri hati. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment