IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 6 SEPTEMBER 2025
STUDY YUSUF
KEJADIAN PASAL 44
(SERI: 6)
Subtema: MENDAMBAKAN BELAS
KASIHAN TUHAN
Puji TUHAN, mula pertama saya
mengucapkan puji Syukur kehadirat TUHAN di tempat yang Maha Tinggi yang sudah
menyatakan rahmat-Nya kepada kita, sehingga kita semua berada dalam keadaan
sehat tidak kurang suatu apapun. Lebih daripada itu TUHAN juga telah
menghimpunkan kita malam ini, di atas gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita
boleh datang menghadap Dia lewat Ibadah Kaum Muda Remaja. Dan biarlah kiranya
kita sebentar merasakan uluran tangan belas kasihan TUHAN, pertolongan TUHAN dinyatakan
kepada kita, dan kita boleh merasakan bagaimana TUHAN membela kita di hari-hari
terakhir ini.
Puji TUHAN dan selanjutnya doa saya
kiranya damai Sejahtera dari Sorga memenuhi kita semua, memberi sukacita, bahagia
saat kita duduk diam mendengarkan sabda ALLAH.
Mari kita sambut Study Yusuf
sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Tetaplah berdoa supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita
semua.
Kita masih berada pada Kejadian 44.
Kejadian
44:1-10
intisarinya adalah saudara-saudara Yusuf dituduh mencuri piala perak Yusuf.
Kejadian 44:11
(44:11) Lalu
segeralah mereka masing-masing menurunkan karungnya ke tanah dan
masing-masing membuka karungnya.
Singkat kata dengan rasa percaya
diri yang tinggi mereka menurunkan karung masing-masing ke tanah dan
membukanya. Dalam hal ini mereka ingin membuktikan bahwa mereka bukanlah
pencuri.
Kejadian 44:12
(44:12) Dan
kepala rumah itu memeriksanya dengan teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai
kepada yang bungsu; maka kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin.
Tadi mereka merasa
yakin dan percaya diri bahwa mereka tidak mencuri, namun setelah digeledah
ternyata kedapatanlah piala perak Yusuf itu di dalam karung Benyamin.
Sekarang kita melihat
reaksi mereka setelah piala itu didapati dalam karung Benyamin...
Kejadian 44:13
(44:13) Lalu
mereka mengoyakkan jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan
mereka kembali ke kota.
Singkat kata,
saudara-saudara Yusuf mengoyakkan jubahnya, istilah sekarang mengoyakkan
= hancur hati bahkan berdukacita, sebab mereka tidak menyangka dan tidak menduga
jika piala itu ada di dalam karung Benyamin.
Apa yang membuat mereka
hancur hati dan berdukacita? Ada beberapa alasan, antara lain:
1. Kalau
Benyamin tidak dibawa kembali kepada Yakub ayah mereka di Kanaan maka itu yang
akan membuat Yakub turun ke dunia orang mati. Kemudian
2. Mereka telah
berjanji dan berkata kepada kepala pengawal rumah Yusuf (ayat 9);
- Kepada
siapa kedapatan piala itu, biarlah ia mati. Sedangkan,
- Yang
lain menjadi budak Yusuf.
Itulah alasan sehingga
mereka mengoyakkan pakaian mereka, istilah sekarang hancur hati bahkan
berdukacita.
Dari peristiwa itu kita
mendapat satu pelajaran yang baik dan manis bahwasanya; tidak ada seorangpun manusia
di atas muka bumi ini yang dapat menjamin dirinya bebas dari salah.
Kita baca di dalam...
Roma 3:4
(3:4) Sekali-kali
tidak! Sebaliknya: ALLAH adalah benar, dan semua manusia pembohong,
seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala Firman-Mu,
dan menang, jika Engkau dihakimi."
“ALLAH adalah benar, dan semua manusia pembohong.” Seperti yang
tertulis: "Supaya Engkau ternyata
benar dalam segala Firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi."
Persamaan dari apa yang
tertulis dalam Kitab Suci diambil dari Mazmur 51:6.
Mazmur 51:6
(51:6) Terhadap
Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa
yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu,
bersih dalam penghukuman-Mu.
ALLAH adalah benar dan
semua manusia pembohong.
ALLAH adalah satu-satunya
hakim yang adil, karena ALLAH benar, tidak ada satupun terdapat kesalahan, itu
sebabnya Dia layak untuk menjadi hakim dan satu-satunya hakim yang adil.
Oleh sebab itu, semakin
saudara-saudara Yusuf merasa yakin dan benar, tidak bersalah, maka mereka
semakin masuk dalam jerat. Sebab hukuman yang mereka ucapkan pada Kejadian
44:9 itu adalah hukuman yang sangat berat sekali. “Yang mencuri biarlah
mati sedangkan yang lain menjadi budak Yusuf selama-lamanya.”
Jadi jangan pernah kita
merasa paling benar. Semakin kita merasa
paling benar, nanti semakin masuk lebih dalam lagi ke dalam jerat, itu harus
diingat. Jadi kita harus banyak mengerti kebenaran Firman.
Kejadian 44:10
(44:10) Sesudah
itu berkatalah ia: "Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan
piala itu, hanya dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan
bebas dari salah."
Akan tetapi pada ayat
10 kepala rumah Yusuf mengubah usul mereka dan berkata; “pada siapa
kedapatan piala itu, hanya dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain
itu akan bebas dari salah."
Pendeknya, di sini kita
melihat; bukan kematian orang berdosa yang dikehendaki oleh TUHAN, melainkan
mau menghambakan dirinya kepada Yusuf. Itu sebabnya kepala rumah Yusuf mengubah
usul mereka. Kita tahu Yusuf ini adalah raja muda / mangkubumi di Mesir setelah
Firaun.
Terkait hal ini kita
akan melihat...
Yehezkiel 33:11
(33:11) Katakanlah
kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah Firman TUHAN ALLAH, Aku
tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan
kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah,
bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai
kaum Israel?
TUHAN tidak berkenan
kepada kematian orang fasik (orang berdosa), melainkan TUHAN berkenan kepada
pertobatan supaya orang fasik hidup. Jadi jangan putus asa.
Selanjutnya, ada 2
(dua) kali seruan kepada orang Israel: “Bertobatlah, Bertobatlah.”
1.
Bertobat
yang pertama; berhenti berbuat dosa, tidak berlaku fasik.
Berarti kesalahan- kesalahan yang sama
jangan di ulangi lagi. Belajar dari pengalaman, ini pertobatan 50%.
2.
Kembali
kepada ALLAH
karena Dia adalah sang Sang Khalik yang menciptakan langit dan bumi dan segala
isinya termasuk manusia, ini namanya bertobat 100%.
Jadi kalau mau bertobat
harus bertobat 100%.
Yehezkiel 33:12
(33:12)
Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada teman-temanmu sebangsa: Kebenaran
orang benar tidak menyelamatkan dia, pada waktu ia jatuh dalam pelanggaran
dan kejahatan orang jahat tidak menyebabkan dia tersandung, pada waktu ia
bertobat dari kejahatannya; dan orang benar tidak dapat hidup karena
kebenarannya, pada waktu ia berbuat dosa.
Orang Kristen atau
anak-anak TUHAN harus tahu dengan baik yaitu:
a. Kebenaran orang
benar tidak menyelamatkan dia, jika ia melakukan kesalahan atau berbuat dosa.
Sedangkan,
b. Kejahatan
orang jahat tidak membuat dia tersandung, jika ia bertobat.
Pendeknya...
- Orang yang
merasa diri benar tidak selamat jika ia melakukan kesalahan. Sebaliknya,
- Orang
berdosa (orang jahat) tidak akan binasa bila ia mau bertobat (berhenti berbuat
dosa) dan berbalik kepada TUHAN.
Jadi saudara, kebenaran
diri sendiri adalah jerat yang sangat berat, jadi ini harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh.
Mari kita baca lebih
dalam lagi...
Yehezkiel 33:13-15
(33:13) Kalau Aku berFirman kepada orang benar: Engkau
pasti hidup! -- tetapi ia mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat
curang, segala perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan,
dan ia harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya. (33:14) Kalau Aku berFirman kepada
orang jahat: Engkau pasti mati! -- tetapi ia bertobat dari dosanya
serta melakukan keadilan dan kebenaran, (33:15)
orang jahat itu mengembalikan gadaian orang, ia membayar ganti
rampasannya, menuruti peraturan-peraturan yang memberi hidup, sehingga
tidak berbuat curang lagi, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Sekalipun berkata
kepada orang benar: “Engkau pasti hidup!” Tetapi ia berbuat curang, maka
segala kebenarannya tidak akan diperhitungkan, sebab upah dosa adalah maut
(tetap mati).
Sebaliknya, berkata
kepada orang jahat; “Engkau pasti mati!” Tetapi jika ia bertobat dari
dosanya serta melakukan keadilan dan kebenaran antara lain:
1. Mengembalikan
gadaian orang.
2. Ia
membayar ganti rampasannya.
Apa
yang dirampas diganti semua. Sadar atau tidak sadar orang yang banyak melakukan
kesalahan sering kali merampas hak orang lain, termasuk si pemalas merampas hak
orang lain. Ini harus dibayar -- ganti rampasannya harus dibayar --.
3. Menuruti
peraturan-peraturan yang memberi hidup.
Maka kalau ia melakukan
perkara di atas ia pasti hidup, ia tidak akan mati sebab keadilan dan
kebenaran datang dari salib Kristus. Keadilan dan kebenaran tidak
datang dari yang lain, tidak datang dari kebenaran diri sendiri, tidak datang
dari karena kita punya kelebihan, tidak datang karena kemampuan orang, tetapi
keadilan dan kebenaran datang dari Salib.
- Mengembalikan gadai =
menyalibkan diri.
- Membayar ganti rampasannya
= menyalibkan diri seperti Zakheus (pemungut cukai), dia mengembalikan semua
rampasannya, sejak Yesus yang disalibkan ada di dalam rumahnya (hatinya).
- Menuruti
peraturan-peraturan yang memberi hidup, rambu-rambu dari sorga -> hukum
Taurat dan hukum kasih karunia.
Jadi jelas, keadilan
dan kebenaran datang dari salib maka ia pasti hidup, tidak akan mati.
Yesaya 9:6
(9:6) Besar
kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud
dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan
keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN
semesta alam akan melakukan hal ini.
Singkat kata, dasar
dari Kerajaan Sorga adalah keadilan dan kebenaran, itu datang
dari Salib, ini dasar yang
kokoh. Maka kalau kita berdiri di atas korban Kristus, kita pasti kuat
melakukan keadilan dan kebenaran.
Jadi landasan hidup
dari kaum muda remaja adalah keadilan dan kebenaran itulah salib Kristus, itu
yang membuat kita kuat dan teguh hati, tidak mudah goyah = kokoh.
Roma 3:23-26
(3:23) Karena
semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan ALLAH, (3:24) dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. (3:25)
Kristus Yesus telah ditentukan ALLAH menjadi jalan pendamaian karena iman,
dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia
telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. (3:26) Maksud-Nya ialah untuk
menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga
membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Semua orang telah
kehilangan kemuliaan ALLAH karena dosa, tetapi salib Kristus membenarkan kita.
Inilah yang dimaksud
dengan keadilan dan kebenaran ALLAH.
Jadi, di luar salib
tidak ada keadilan, di luar salib tidak ada kebenaran, yang ada hanyalah
kebenaran diri sendiri. Dan kalau seseorang memaksakan dirinya untuk hidup di dalam kebenaran diri sendiri, sebetulnya
semakin membuat dirinya terjerat dalam hukuman.
Selanjutnya kita akan
membaca...
Roma 8:1
(8:1) Demikianlah
sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
Singkat kata, orang-orang yang percaya kepada Kristus
Yesus bebas dari hukuman, bebas dari kematian, kebinasaan.
Mengapa? Jawabnya...
Roma 8:2-3
(8:2) Roh, yang
memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum
maut. (8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat
karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh ALLAH. Dengan jalan
mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging
yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam
daging, (8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam
kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
ALLAH telah mengutus
anak-Nya ke dalam dunia ini dan menjadi sama dengan manusia, supaya hukuman
atas dosa dijatuhkan (ditimpakan) dalam diri Yesus lewat sengsara salib. Selanjutnya
TUHAN mengaruniakan Roh-Nya yang Kudus di dalam hati kita, tujuannya; supaya
kita tidak lagi hidup menurut daging.
Pendeknya oleh roh
Kudus kita dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut (hukum taurat).
Jadi hukuman karena
dosa dijatuhkan kepada Yesus, itu sebabnya Dia harus menderita sengsara bahkan
mati di atas kayu salib. Tetapi tidak berhenti sampai di situ, selanjutnya TUHAN
mengaruniakan roh-Nya yang kudus supaya kita menjadi kehidupan yang merdeka
dari perbuatan-perbuatan daging, serta bebas dari hukum dosa dan hukum maut,
sebab kita tahu bahwa hukum Taurat tidak berdaya terhadap daging.
Jadi, pekerjaan TUHAN tidak
berhenti pada penebusan di atas kayu salib, tetapi lanjut mengaruniakan kepada
kita roh-Nya yang kudus supaya kita merdeka, bebas dari hukum Taurat, bebas
dari hukum maut, karena kita tidak lagi hidup menurut daging. Anugerah TUHAN double,
tidak dapat dipikirkan oleh akal dan pikiran manusia dan tidak diduga-duga.
Kalau tadi kita melihat
kesalahan daripada saudara-saudara Yusuf juga tidak disangka-sangka (tidak
diduga-duga). Tetapi lihatlah kasih karunia yang dinyatakan kepada kita juga
tidak terduga bahkan tidak berimbangan, lebih besar kasih karunia yang kita
terima dari TUHAN.
Kita kembali membaca...
Kejadian 44:13
(44:13) Lalu mereka mengoyakkan
jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali ke kota.
Tadi kita sudah melihat
bagaimana mereka mengoyakkan jubah, karena tidak menduga (tidak menyangka)
ternyata piala perak Yusuf ada di karung Benyamin.
Mengoyakan jubah istilah
sekarang; hancur hati dan berdukacita.
Selanjutnya, kita
melihat di sini, masing-masing memuati keledainya dan kembali ke kota (kepada
Yusuf).
Kejadian 44:14
(44:14) Ketika Yehuda dan
saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf,
Yusuf masih ada di situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depannya.
Pada ayat 14 ini
kita menemukan beberapa hal, antara lain;
1.
“Ketika
Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf.”
Ayat ini menegaskan kepada kita bahwa,
Yehuda tampil sebagai anak sulung bagi Yakub atau Israel mewakili
saudara-saudaranya. Jadi bukan lagi Ruben atau Simeon atau Lewi, anak ke-2 dan anak
ke-3 yang menjadi anak sulung, tetapi Yehuda tampil sebagai anak sulung
mewakili saudara-saudaranya, mempersembahkan permohonan kepada Yusuf.
Saudara, Yehuda diangkat menjadi pemimpin
atas Israel jelas untuk menggenapi Firman ALLAH.
Ibrani
7:14
(7:14) Sebab telah
diketahui semua orang, bahwa TUHAN kita berasal dari suku Yehuda dan
mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apa pun tentang imam-imam.
Pemimpin
kita adalah Yesus, berasal dari suku Yehuda. Itu sebabnya Yesus disebut Singa
dari Yehuda, sampai mati-Nya pun di kayu salib tertulis INRI -- Inilah Raja
Orang Yahudi --.
Kemudian
dalam...
Wahyu
5:5
(5:5) Lalu berkatalah
seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa
dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka
gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Jadi
Yehuda tampil menjadi anak sulung mewakili saudara-saudaranya yang lain di
dalam hal mempersembahkan permohonan kepada Yusuf.
Yehuda
jelas diangkat sebagai pemimpin atas Israel, dengan demikian Firman ALLAH pun tergenapi.
Ayat
referensinya Ibrani 7:14; Wahyu 5:5. Yesus adalah singa dari suku
Yehuda.
2. “Yusuf masih ada di situ.”
Kalimat
ini menegaskan kepada kita bahwasanya Yusuf ini adalah seorang pemimpin /
mangkubumi yang benar-benar bertanggung jawab. Mengapa demikian? Bukankah Yusuf
telah melepaskan mereka (saudara-saudaranya), saat masih pagi buta atau disebut
juga terang tanah (ayat 3) dan kembali lagi setelah dikejar oleh pegawai
Yusuf sendiri, tetapi Yusuf masih ada di situ.
Jadi
jelas kalimat ini menegaskan kepada kita bahwa Yusuf adalah pemimpin yang
bertanggung jawab.
Jadi
saudara, kalau kita melayani TUHAN, hendaklah melayani TUHAN dengan
sungguh-sungguh. Intinya melayani sampai
mati di situ. Jadi kalau melayani hanya sekedar melayani, maka dia bukanlah
pemimpin atau pelayan yang bertanggung
jawab. Kalau bisa kita harus membantu pekerjaan TUHAN, berpihak kepada TUHAN. Jangan
sesudah melayani, pulang langsung tidur, itu namanya tidak bertanggung jawab. Tetapi
pemimpin yang bertanggung jawab, sebagaimana tadi Yusuf, di situ dikatakan “Yusuf
masih ada di situ”, berarti dia seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Jadi
apapun yang kita kerjakan secara khusus imam-imam harus penuh dengan tanggung jawab
ditandai dengan dedikasi dan loyalitas, itulah istilah lain dari tahbisan.
Banyak
hal yang TUHAN percayakan kepada kita di tengah ibadah pelayanan, dalam
penggembalaan GPT Betania Serang Cilegon, hendaklah kita tampil seperti Yusuf masih
ada di situ. Bukankah dari pagi buta atau terang tanah dia sudah melepaskan
saudara-saudaranya. Tetapi sampai saudara-saudaranya kembali karena dikejar
oleh pegawainya dia masih tetap di situ.
Jadi,
kalau kita melayani, layanilah TUHAN dengan sungguh-sungguh, bahkan melayani
sampai mati disitu.
Ini
menjadi pelajaran, jangan malam ini kita menangis, tetapi besok lupa lagi pelajaran
ini. Kita ikuti teladan Yusuf yang baik ini saudara.
Tanggung
jawab Yusuf di sini adalah menyadarkan saudara-saudaranya dari kesalahan-kesalahan
mereka di masa lalu. Waktu mereka dalam kunjungan yang kedua, kelaparan itu
terjadi sudah 2 (dua) tahun, berarti masih sisa 5 (lima) tahun lagi.
Dari
sini kita bisa melihat bahwa, di 3,5 (tiga setengah) tahun yang pertama masih ada
kesempatan bagi kita semua untuk bertobat; berhenti berbuat dosa dan kembali
kepada TUHAN. Walaupun waktu yang tersisa tinggal sedikit, maka anak-anak TUHAN
hendaklah memperhatikan nubuatan daripada Study Yusuf ini dan di sisi
lain Yusuf adalah pribadi atau seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Apa
tanggung jawabnya? Menyadarkan saudara-saudaranya dari kesalahan-kesalahan
mereka di masa lalu.
3.
“Sujudlah
mereka sampai ke tanah di hadapan Yusuf.”
Dengan demikian tergenapilah mimpi Yusuf,
ketika ia masih tinggal di rumah ayahnya Yakub atau sebelum ia dijual ke Mesir.
Kemudian, ketika mereka sujud bukan saja dengan tubuh, tetapi juga batin dalam
segenap hati mereka. Mengapa? Karena terkait dengan pergumulan yang sedang
dihadapi, hidup atau mati, karena tadi mereka telah membenarkan diri dengan
perkataan-perkataan yang mereka ucapkan tadi dan itu adalah jerat.
Jadi saudara, Yusuf ini
adalah gambaran dari Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel. Inilah
pengajaran Firman ALLAH yang benar dan murni, sangat berkuasa untuk memimpin
kita sampai kepada puncak ibadah, doa penyembahan. Terkait dengan pergumulan tentang
hidup mati yaitu puncak pencobaan, tepatnya pada saat antikris menjadi raja
memerintah atas seantero dunia. Tidak ada cara lain untuk melepaskan diri dari
hidup atau mati ini, yang disebut puncak pencobaan, tepatnya pada saat antikris
menjadi raja.
Pendeknya, mimpi atau
nubuat Yusuf adalah untuk membawa gereja TUHAN sampai kepada tingkat ibadah
yang tertinggi. Jadi mimpi Yusuf di dalam Kejadian 37; ada 2 (dua) kali
mereka bersujud, baik dalam mimpi pertama maupun dalam mimpi kedua. Jadi
nubuatan atau mimpi Yusuf itu tergenapi.
Jadi nubuatan Yusuf /
pelajaran Study Yusuf ini mengajar kita supaya hendaknya kita berada
pada tingkat ibadah yang tertinggi atau berada pada puncak ibadah itulah doa
penyembahan.
Sebetulnya, skenario
yang dibuat oleh sang sutradara itulah Yusuf memang cukup luar biasa dan
berhasil.
TUHAN adalah sutradara dari
segala perjalanan hidup rohani kita, Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel
menggembalakan kita semua. Sampai pada akhirnya kita bisa melihat 3 (tiga) hal
yang ada pada Kejadian 44:14.
Kita tidak akan
mengerti ini semua kalau bukan TUHAN yang mengaruniakan ini semua pada kita.
Oleh sebab itu,
tetaplah setia di hadapan TUHAN, jangan berputus asa. Ingat, jangan kita selalu
merasa paling benar. Andaikata pun saya katakan kepada orang benar; engkau
tidak akan mati, tetapi kalau dia berbuat curang dan mengandalkan kebenarannya
dia tetap mati.
Tetapi lihatlah Yusuf
gambaran dari Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel menolong kehidupan kita
sekaliannya, mengajar kita untuk menjadi satu kehidupan yang bertanggung jawab
sampai mati di situ, kemudian memimpin kehidupan rohani kita sampai kepada
tingkat ibadah tertinggi atau disebut puncak ibadah, doa penyembahan, di dalam
rangka menghadapi puncak pencobaan yaitu pada saat antikris menjadi raja,
memerintah atas seluruh dunia.
Kejadian 44:15
(44:15) Berkatalah Yusuf
kepada mereka: "Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini? Tidakkah kamu tahu,
bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat menelaah?"
Tampaklah perkataan
Yusuf sebagai teguran yang keras kepada saudara-saudaranya.
Adapun perkataan keras
antara lain:
a.
Perbuatan
apakah yang kamu lakukan ini?
Artinya;
yang dahulu menganggap dirinya benar, namun pada akhirnya terdapat kecurangan
dan kesalahan.
b.
Tidakkah
kamu tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat menelaah?
Menelaah
= menyelidiki dan memeriksa sampai semuanya tampak dengan jelas.
Jadi, bagi TUHAN tidak
ada yang mustahil.
-
Firman
ALLAH berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap dosa. Tetapi,
-
Firman
ALLAH juga sanggup menyelidiki sampai kedalaman hati kita masing-masing.
Jadi Firman Pengajaran
yang keras, selain menyucikan juga menyelidiki.
Jadi, janganlah kita
anak-anak TUHAN langsung dengan mudah tersinggung. Manakala perkataan ALLAH / Firman
yang keluar dari mulut ALLAH itu sifatnya keras, tetapi hendaklah disambut
dengan segala kerendahan di hati, karena Firman ALLAH yang keras berkuasa untuk
mengadakan penyucian dosa karena sifatnya menyelidiki segala sesuatu yang ada
di dalam hati kita. Tidak ada seorangpun yang sanggup menyelidiki hati manusia
kecuali TUHAN ALLAH dan Firman-Nya yang keras itu. Jadi jelas susu untuk anak
kecil, tetapi makanan keras untuk orang dewasa.
Ibrani 5:14
(5:14) Tetapi makanan
keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera
yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (5:13)
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang
kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Jadi, jangan tolak makanan
keras, berkuasa menyucikan bahkan menyelidiki segala sesuatu yang tersembunyi di
dalam hati dan itu mendewasakan kita.
Tanda dewasa; memiliki
pancaindra yang terlatih. Pancaindra ini sanggup membedakan antara yang baik
dan yang jahat.
Ibrani 4:12
(4:12) Sebab Firman ALLAH
hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia
menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum;
ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Firman ALLAH yang hidup
dan yang kuat menusuk amat dalam sampai memisahkan:
- Jiwa dan
roh.
- Sendi-sendi
dan sumsum.
- Sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati.
Firman ALLAH berkuasa
menyucikan perasaan yang terdalam. Orang hanya bisa melihat bagian luar, tetapi
Firman ALLAH itu sanggup menyucikan perasaan yang terdalam sekali dari manusia
itu sendiri.
Ibrani 4:13
(4:13) Dan tidak ada suatu
makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang
dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan
pertanggungan jawab.
Hal ini terkait dengan
penyucian terhadap perasaan manusia terdalam, disebutlah itu penyucian terhadap
batin manusia.
Itulah kuasa Firman ALLAH
yang begitu keras, sanggup mengadakan penyucian penyucian terhadap perasaan
yang terdalam sekalipun. Karena nanti
kita semua akan memberi pertanggungjawaban kepada TUHAN. Kita tidak bisa
menyembunyikan dosa pada hari penghakiman yang besar, semuanya terbuka,
semuanya telanjang.
Sekarang kita akan melihat;
HASIL PENYUCIAN
TERHADAP MANUSIA BATIN (PERASAAN TERDALAM).
Kejadian 44:16
(44:16) Sesudah itu berkatalah
Yehuda: "Apakah yang akan kami katakan kepada tuanku, apakah yang akan
kami jawab, dan dengan apakah kami akan membenarkan diri kami? ALLAH telah
memperlihatkan kesalahan hamba-hambamu ini. Maka kami ini, budak tuankulah
kami, baik kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu."
Inilah
hasil penyucian lewat Pengajaran Firman ALLAH yang keras.
Yehuda mewakili saudara-saudaranya
berkata demikian:
a. Apakah yang akan kami katakan kepada tuanku?
Itu
berarti sudah habis kata-kata, tidak ada lagi kata-kata yang dapat digunakan untuk
membenarkan diri.
b. Apakah
yang akan kami jawab?
Berarti
tidak ada lagi jawaban untuk membenarkan diri -> pengalaman kematian.
c. Dengan
apakah kami akan membenarkan diri kami?
Karena
kenyataannya mereka tidak dalam kebenaran seperti yang mereka pertahankan
sebelumnya.
Pernyataan ini menunjukkan
bahwa, mulai pada hari itu, TUHAN telah membenarkan hidup mereka.
Sesudah 3 (tiga) hal
ini dinyatakan oleh Yehuda kepada Yusuf, selanjutnya Yehuda berkata;
“ALLAH
telah memperlihatkan kesalahan-kesalahan hamba mu ini.”
Ternyata
kebenaran diri sendiri ada kaitannya dengan dosa masa lalu. Bila seseorang
sudah lepas dari dosa masa lalu, maka kehidupan semacam ini tidak mungkin lagi
hidup di dalam kebenaran diri sendiri. Haleluya...
Mengapa saudara-saudara
Yusuf merasa yakin benar, tidak merasa bahwa piala perak itu ada di antara
karung-karung mereka. Mengapa ada perasaan semacam ini menghinggapi (menguasai)
pikiran perasaan seseorang?
Jawabnya: dosa masa
lalu belum selesai (belum tuntas), dia belum berdamai dengan dirinya sendiri,
belum selesai dengan dirinya.
Pendeknya, mereka tidak
lagi bisa berbuat apa-apa di hadapan Yusuf. Sungguh berbeda dengan perkataan
mereka sebelumnya ketika dihadapan kepala rumah Yusuf sebagaimana pembenaran
mereka di dalam Kejadian 44:7-8.
“Jawab
mereka kepadanya: "Mengapa tuanku mengatakan perkataan yang demikian?
Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk berbuat begitu! Bukankah uang
yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami bawa kembali kepadamu
dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau perak dari rumah tuanmu?
Kita sudah melihat tadi
mereka gagah (hebat) membenarkan diri, tetapi tidaklah di hadapan Yusuf selain
menaruh harap terhadap belas kasihan Yusuf.
Singkat kata; permohonan
Yehuda kepada Yusuf pada Kejadian 44:16, persis seperti permohonan Rasul
Paulus di dalam Roma 3:10
“seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.”
Jadi ini pelajaran yang baik kepada kita semua, seperti
apapun yang kita perbuat di tengah ibadah pelayanan, termasuk saya sendiri; mungkin
doa-doa sudah terjawab lalu sidang jemaat tertolong dari banyak perkara, tetapi
sekalipun demikian, saya tidak bisa membenarkan diri saya. “Tidak ada yang
benar, seorangpun tidak.”
Jadi jangan pernah merasa berjasa, jangan pernah
merasa benar karena jasa, karena perbuatan baik (benar), itu jerat.
Roma 3:19-20
(3:19) Tetapi kita
tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada
mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut
dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman ALLAH. (3:20)
Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena
melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal
dosa.
Tidak ada seorangpun
yang dapat dibenarkan di hadapan ALLAH karena melakukan hukum Taurat, dengan
lain kata; kebenaran diri sendiri. Karena dia merasa sudah berbuat banyak di
tengah ibadah dan pelayanan atau dimana saja mungkin dia sudah berbuat banyak. Sadarilah
bahwa itu adalah kemalangan. Ini harus diperhatikan baik-baik.
Kejadian 44:17
(44:17)
Tetapi
jawabnya: "Jauhlah dari padaku untuk berbuat demikian! Pada siapa
kedapatan piala itu, dialah yang akan menjadi budakku, tetapi kamu ini,
pergilah kembali dengan selamat kepada ayahmu."
Singkat kata, di dalam
kepasrahan diri, barulah saudara-saudara Yusuf memperoleh belas kasihan TUHAN.
Seperti di dalam kepasrahan kita barulah anak-anak TUHAN beroleh belas kasihan
dari TUHAN sama seperti saudara-saudara Yusuf mendapat belas kasihan dari Yusuf
dan mereka diizinkan kembali dengan selamat kepada Yakub ayah mereka di Kanaan.
Sedangkan Benyamin menjadi hamba yang merdeka. Jadi yang disebut hamba TUHAN,
dia adalah orang bebas sebagaimana yang tertulis di dalam 1 Korintus 7:22,
“orang bebas, milik Tuhan.”
Jadi, baik Benyamin maupun
kakak-kakaknya yang lain adalah orang merdeka karena belas kasihan TUHAN.
Ingatlah ini saudara,
justru di dalam kepasrahan dirilah barulah kita mendapat belas kasihan TUHAN.
Selama kita merasa diri benar, selama kita hidup di bawah hukum taurat, artinya
mengandalkan kekuatan, hidup dalam kebenaran diri sendiri, dan sangat yakin
sekali, percaya diri karena hukum taurat, dia tidak mendapat apa-apa. Tetapi
justru, di dalam kepasrahan diri barulah anak-anak TUHAN, siapapun dia baik
saudara yang mengikuti lewat online, memperoleh belas kasihan.
1. Benyamin
menjadi hamba berarti orang bebas, milik TUHAN. Sedangkan,
2. Kakak-kakak
Yusuf kembali ke tanah Kanaan, kepada Yakub Israel ALLAH mereka.
Jadi saudara, ini
adalah satu pelajaran yang sangat menarik, yang hendaknya diperhatikan oleh
anak-anak TUHAN, kaum muda remaja, baik juga saudara pemirsa yang bergabung
lewat online, di mana pun saudara berada.
Mari kita belajar untuk
mengandalkan TUHAN sampai benar-benar di dalam kepasrahan diri kepada TUHAN
untuk selanjutnya nanti kita beroleh belas kasihan TUHAN. Demikian juga rasul
Paulus di dalam kepasrahannya, dia beroleh belas kasihan.
Sebagaimana yang
tertulis dalam...
1 Korintus 15:10
(15:10) Tetapi karena
kasih karunia ALLAH aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih
karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah
bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan
kasih karunia ALLAH yang menyertai aku.
Jadi, kita ada sekarang
ini karena belas kasihan TUHAN. Tergembala dan digembalakan Pengajaran Mempelai
dalam terang Tabernakel itu karena belas kasihan TUHAN. Lalu Imam-imam diberi
kesempatan untuk berada di tengah-tengah ibadah-ibadah untuk melayani TUHAN dan
melayani pekerjaan TUHAN itu belas kasihan TUHAN. Kemudian, kasih karunia atau belas
kasihan yang dianugerahkan TUHAN, tidak boleh disia-siakan.
Maka praktek menghargai
belas kasihan TUHAN adalah: bekerja lebih keras dari pelayan-pelayan yang
lain.
Jangan kita melihat
orang lain hanya bisa mengerjakan satu lalu kita juga hanya mengerjakan satu. Tetapi
yang benar, kalau orang lain mengerjakan dua, bila perlu kita mengerjakan lebih
daripada dua sebab kita ada sebagaimana kita ada karena belas kasihan.
Jadi jangan kita
menggunakan ukuran kita sendiri di dalam hal mengikuti TUHAN. Tetapi ukurannya
adalah kasih karunia, belas kasihan TUHAN. Jangan orang lain malas, kita ikut-ikutan
malas, tidak boleh, engkau lupa belas kasihan TUHAN.
Ingat! justru di dalam
kepasrahan itulah barulah mereka memperoleh belas kasihan.
Mereka sudah pasrah saja,
yang mencuri dihukum mati dan yang lain menjadi budak selama-lamanya. Tetapi
justru tanpa diduga mereka memperoleh belas kasihan dari TUHAN. Jadi hargailah
belas kasihan TUHAN.
Ibadah diukur dari
belas kasihan, pelayanan diukur dari belas kasihan, beribadah dan pengikutan
kita kepada TUHAN diukur dari belas kasihan, jangan dengan yang lahiriah. Masa
orang lain uring-uringan, malas-malasan kita ikut-ikutan, jangan. Tetapi
kembali kepada belas kasihan TUHAN yang sudah menolong kita.
Jadi semua karena belas
kasihan, karena kita sudah menyerah kepada TUHAN. Hargailah belas kasihan TUHAN
supaya hidup ku, hidup mu, hidup kita semua berkemenangan, berhasil, diberkati,
ditolong.
TUHAN menyertai kita dari sekarang sampai selama-lamanya. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment