IBADAH RAYA MINGGU, 07 SEPTEMBER 2025
KITAB WAHYU 19:10
(Seri 2)
Subtema: DITUNTUN BINTANG TIMUR YANG GILANG GEMILANG
Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena rahmat-Nya kita sekaliannya dihimpunkan di gunung Tuhan yang kudus, kita boleh datang menghadap Dia lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh. Tuhan memberi umur panjang dan kesehatan, sehingga kita dengan raga yang sehat ini kita boleh membawa segala puji-pujian kepada Tuhan dan membawa segala korban-korban yang harus kita persembahkan kepada Tuhan. Intinya, dengan tubuh yang sehat kita mendapat kesempatan membawa hati kita untuk dipersembahkan kepada Tuhan, selanjutnya menjadi milik Tuhan seutuhnya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan, atau bapak ibu saudara yang terkasih, yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet baik dari Youtube, Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat digunakan (diakses). Tuhan juga kiranya hadir di sana sebagaimana Tuhan hadir di tengah ruangan ini memberi damai sejahtera, sukacita dan Bahagia saat menikmati sabda Allah di kaki Tuhan Yesus Kristus.
Selanjutnya, mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU 19.
Namun, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan Tuhan, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi. Dan kita masih berada pada Wahyu 19:10 untuk seri ke-2
Wahyu 19:10
(19:10) Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.".
Hidup rohani kita harus sampai kepada tingkat ibadah tertinggi disebut juga puncak ibadah yakni: doa penyembahan.
Itu sebabnya, kita terus berpegang kepada Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel dan tidak disia-siakan. Banyak jenis / bentuk pemberitaan Firman di atas muka bumi ini, tetapi kita percayakan diri kita untuk dipimpin / digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, sebab sudah ada pola (patron), kita tinggal ikutin saja. Pola (patron) kerajaan Sorga inilah yang akan terus memimpin kita, itulah Tabernakel.
Namun, perlu untuk diketahui:
Penyembahan yang benar adalah menyembah kepada Allah saja.
Akan tetapi, kita perhatikan di sini, Rasul Yohanes sekalipun sudah berumur 90 tahun pada saat itu, berarti; sudah tua dan sudah banyak pengalaman, namun penyembahannya masih keliru, sekalipun ia tidak menyembah antikris, tetapi tujuan penyembahannya sudah jelas salah.
Terkait dengan hal ini sejenak kita melihat…
Matius 4:8-9
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
Penyembahan tertinggi dari setan tritunggal ialah: mamon, dan itu datang dari kerajaan dunia dengan segala kemegahan, kemewahan, dan keindahan dari dunia itu sendiri (jadi, bukan dari Sorga).
Saudara, kerajaan Sorga tidak berbicara soal mamon, tetapi berbicara soal sukacita, damai sejahtera oleh Roh Kudus.
Matius 4:10
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Semua makhluk di bumi dan di Sorga harus menyembah kepada Tuhan Allah saja dan hanya kepada Dia saja kita berbakti (beribadah). Sebagaimana malam ini, kita datang beribadah kepada Allah, itu adalah bukti bahwa kita menyembah kepada Allah saja, tetapi kiranya kita menyembah Allah secara lahir dan batin.
Saudara, Rasul Yohanes adalah salah satu murid yang dikasihi Yesus, bahkan ia bersandar di dada Yesus. Ia memang telah berbakti kepada Allah dengan segenap hatinya, dengan bukti nyata; ia rela dibuang ke Pulau Patmos atas seizin Tuhan. Dan di sana dia mendapatkan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang heran dari Sorga terkait yang akan terjadi pada zaman akhir ini. Akan tetapi, tujuan penyembahannya salah dan penyembahan semacam ini harus dikoreksi.
Saudara, tidak dipungkiri, begitu ia melihat penglihatan yang hebat itu, ia merasa terheran-heran. Demikian juga, manakala anak-anak Tuhan diberkati dengan berkelimpahan, adakalanya terheran-heran, akhirnya bereuforia sehingga jatuhlah pada penyembahan yang salah. Kira-kira seperti itulah yang terjadi pada Rasul Yohanes.
Perlu untuk diketahui:
Penyembahan hanya ditujukan kepada Allah saja.
Tandanya: Kita berbakti hanya kepada Allah saja, tidak untuk yang lain, yakni; kerajaan dunia dengan segala kemegahan perkara-perkara lahiriah / perkara di bumi.
Sedangkan, penghormatan itu kepada manusia, dan penghormatan itu memang perlu disertai kerendahan di hati.
Contoh: Anak harus menghormati kedua orang tuanya. Demikian juga sidang jemaat, hendaklah hormat kepada pemimpin sidang jemaat (gembala sidang), Alkitab yang berkata.
Mari kita lihat hal itu dalam…
1 Tesalonika 5:12 -- Perikop: "Nasihat-nasihat."
(5:12) Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; (5:13) dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.(TB)
Jemaat Tuhan diperintahkan untuk menghormati pemimpin sidang jemaat yakni gembala sidang.
Alasan jemaat untuk menghormati Gembala Sidang adalah:
1. Gembala telah bekerja keras untuk jemaat.
Secara sederhana saja, seorang gembala sidang yang baik pasti menyebut nama-nama sidang jemaat di dalam doanya, sebagai doa penyahutan kepada Tuhan. Demikian juga Yesus, Imam Besar Agung menaikkan doanya kepada Tuhan. Yang disampaikan bukan sengsara-Nya, bukan soal kesulitan dan penderitaan yang dihadapi di atas kayu salib, yang disampaikan adalah seluruh hati kita semua. Segala sesuatu yang kita alami, itulah yang disampaikan Yesus kepada Allah Bapa -- “Eli, Eli lama sabakhtani?” Itulah alasan mengapa kita harus menghormati gembala.
Kemudian, telah menyerahkan dirinya menjadi pengantara berarti; menjadi pendamaian, sehingga, nanti jemaat berdamai dengan Allah. Jika jemaat berdamai dengan Allah, maka jemaat pasti berdamai dengan sesama
2. Memimpin jemaat dalam Tuhan
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kepada kita telah dipercayakan firman Allah yang besar, yakni Firman Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, sangat berkuasa memimpin hidup rohani kita kepada dua klimaks:
a. Mempelai Tuhan -> Takhta Allah.
b. Doa penyembahan -> Tumpuan kaki Tuhan.
Jadi, kita harus mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan jikalau Tuhan mempercayakan kepada kita Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel untuk memimpin kita kepada dua klimaks. Itu adalah kemurahan hati Tuhan, sebab tidak semua gereja menerima Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel.
Kalau Pengajaran Mempelai menjadi gembala untuk menggembalakan hidup rohani kita, sudah pasti kita dibawa kepada dua klimaks, tetapi di luar itu saya tidak tahu.
3. Menegur sidang jemaat
Menegur jemaat bukanlah perkara yang ringan (mudah), sebab seorang pemimpin rohani harus memiliki keberanian di situ, disertai kerendahan di hati dan ketulusan. Maksudnya di sini adalah seorang gembala sidang harus siap direndahkan.
Setahu saya seorang gembala sidang harus siap menanggung resiko, namun banyak juga yang tidak berani, akhirnya menggunakan “tren” ini dan “tren” itu, bahkan cara-cara dunia dibawa masuk ke dalam gereja.
2 Timotius 4:1-2 -- Perikop: "Penuhilah panggilan pelayananmu."
Hamba Tuhan harus memenuhi panggilannya dan melayani dalam tahbisan yang baik dan benar, berarti;
- Menjadi pendamaian sepenuh ditandai dengan korban pendamaian (berdarah-darah)
- Penyerahan diri sepenuh itulah kasih Allah
- Tahbisan Allah sepenuh; jangan ada lagi sampingan-sampingan, tetapi dedikasi penuh dan loyalitas.
Itulah sebabnya perikop ini berkata; "Penuhilah panggilan pelayananmu."
Dari sini saja kitab isa tahu ternyata kita harus hormat dua kali lipat.
2 Timotius 4:1-2
(4:1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: (4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Tugas dari seorang pemimpin jemaat:
a. Beritakanlah Firman Allah.
b. Siap sedialah baik atau tidak baik waktunya
c. Nyatakanlah apa yang salah.
Kalau itu salah, harus diberitahu kepada siding jemaat supaya ke depan jangan salah-salah lagi.
d. Tegorlah.
e. Nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Mengapa tugas ini harus dikerjakan oleh seorang pemimpin jemaat?
Jawabnya:
1. Demi penyataan Allah yaitu; dua klimaks…
- Mempelai Tuhan
- Doa penyembahan
Itulah yang diceritakan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Korintus setelah 14 tahun melayani Tuhan, ketika ia diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga, ia mendapat penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan (2 Korintus 12:1-4). Lalu hal itu ditulis kembali dalam Ibrani 9:1-4.
2. Demi kerajaan Sorga, di dalamnya kita memperoleh kebahagiaan dan hidup kekal.
Jadi saudara, kalau kita menolak pekerjaan dari seorang gembala sidang sehingga tidak menghormati gembala sidang, maka, jangan harap kedua hal tersebut diterima oleh sidang jemaat. Jauh lebih baik hari ini kita berdarah-darah, dari pada kita menolaknya namun akhirnya binasa. Jauh lebih baik hari ini kita mengalami api penyucian tetapi lepas dari api neraka, daripada hari ini kita menolaknya, tetapi kelak menerima api neraka.
Saudara, pemimpin rohani bukan dihormati saja, namun patut dihormati dua kali lipat.
Ayat referensi:
1 Timotius 5:17 -- Perikop: "Beberapa petunjuk dan nasihat lagi."
(5:17) Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.
Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat.
Singkat kata, tanda hormat dua kali lipat:
1. Taat / tunduk
2. Membagi segala sesuatu kepada pemimpin sidang jemaat.
Demikianlah pembahasan singkat terkait dengan menghormati -- siapa yang harus dihormati.
Saudara, jemaat perlu menghormati pimpinan di tempat pekerjaan, kemudian menghormati siapa saja yang patut dihormati. Tetapi, gembala sidang (pemimpin rohani) patut dihormati dua kali lipat. Namun, ada kalanya kita keliru, kita hormati dua kali lipat kepada yang tidak pantas dihormati dua kali lipat. Akhirnya, kepada yang pantas menerima penghormatan dua kali lipat, justru tidak dihormati.
Sedangkan, yang patut disembah ialah Tuhan Allah sebagaimana yang tertulis dalam Wahyu 19:10 tadi -- "Sembahlah Allah!" inilah Firman Allah yang benar, yang disampaikan oleh hamba Tuhan yang benar. Kalau hamba Tuhan itu tidak benar, ia tidak akan menyampaikan Pengajaran yang benar.
"Sembahlah Allah!" -- Kalimat ini diakhiri tanda seru (!). Hal ini menunjukkan suatu ketegasan, artinya; menyembah Allah adalah suatu keharusan. Sebagaimana yang tertulis juga dalam Matius 4:10 --- “…. Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu … “
Contoh menyembah Allah saja: SEPERTI PENYEMBAHAN ORANG MAJUS
Memang hal ini sudah disinggung pada minggu yang lalu, namun malam ini akan semakin diperjelas supaya kehidupan rohani kita dihadapan Tuhan pada akhirnya jelas, tidak abu-abu, tidak abstrak.
Matius 2:1-2 -- Perikop: "Orang-orang majus dari Timur."
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem, mereka datang untuk menyembah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan yaitu; Yesus Kristus, Tuhan kita.
Matius 2:3
(2:3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
Singkat kata, terkejutlah Herodes dan seluruh Yerusalem mendengar berita penyembahan terhadap Raja di atas segala raja, itulah Raja Orang Yahudi, Yesus Kristus.
Saudara, barangkali saja, ketika kita terpanggil untuk menjadi satu kawanan domba, lalu digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam Pengajaran Tabernakel yang memimpin kita kepada dua klimaks; kita terkejut / terkaget-kaget. Diajar untuk menyembah supaya menjadi mempelai Tuhan; terkejut / kaget-kaget dan berkata: “dari dulu saya sudah menjadi orang Kristen, tetapi tidak seperti ini.” Seperti itu jugalah keadaan Herodes dan Yerusalem pada waktu mendengar berita penyembahan kepada Raja orang Yahudi itu.
- Herodes -> raja, gambaran dari iblis/setan.
Penguasa kegelapan ialah setan yang memerintah atas seluruh dunia.
- Yerusalem -> Imam-imam kepala, tua-tua orang Yahudi, dan ahli-ahli Taurat.
Ini adalah gambaran dari orang yang menolak Yesus dan salib-Nya.
Jadi jelas, setan dan orang yang menolak salib pasti terkejut mendengar kabar itu.
Mungkin saudara bingung kenapa saya mengatakan Yerusalem adalah imam-imam kepala, tua-tua orang Yahudi dan ahli-ahli Taurat, gambaran dari orang-orang yang menolak salib. Mari saya buktikan…
1 Petrus 2:6-7
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." (2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."(TB)
Tukang-tukang bangunan adalah imam-imam kepala, tua-tua dan ahli-ahli Taurat. Itulah Yerusalem, itulah orang-orang yang menolak Yesus dan salib-Nya.
Jadi, kalau saudara mengikuti Tuhan tetapi menolak ajaran salib, pasti terkejut mendengar berita / ajaran seperti ini. Apalagi kalau dia dikuasai oleh setan; perdukunan. Itu sebabnya saya sampaikan Kembali, barangkali, dahulu sebelum terpanggil, kita memang sudah menjadi orang Kristen, tetapi, begitu kita ada dalam penggembalaan, dipanggil untuk digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel; kita kaget. Mengapa? Karena ajaran ini sungguh agung dan mulia, membawa kita kepada dua klimaks yaitu; mempelai Tuhan dan wujudnya itulah doa penyembahan. Tetapi saudara, jika malam ini Tuhan datang lalu memberi pengertian yang jelas, maka kita tidak perlu kaget (terkejut), sebab Tuhan mau merampas kita dari api neraka, tidak ada cara lain.
Jadi di sini Herodes dan Yerusalem terkejut mendengar berita yang mengajarkan dimana ibadah itu sampai kepada penyembahan yang benar.
Singkat kata, iblis setan terkejut dan orang yang menolak salib Kristus juga terkejut mendengar berita penyembahan terhadap Raja di atas segala raja. Tetapi bagi kita menyembahan Allah Raja di atas segala raja adalah berita bahagia (gembira).
Saudara, kita sudah menerima berita tentang penyembahan itu, sekarang pertanyaannya….
Bagaimana cara untuk sampai kepada penyembahan yang benar?
Mari kita selidiki lagi…
Matius 2:2
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Dari pernyataan orang majus ini, kita simpulkan bahwasanya mereka dituntun/dipimpin oleh bintang-Nya di Timur -> Bintang Timur yang gilang gemilang, tidak mungkin Bintang Timur Putera Fajar.
Wahyu 22:16
(22:16) "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang."
Jadi jelas, Tunas Daud, itulah Yesus Kristus adalah Bintang Timur yang gilang gemilang.
Gilang gemilang berarti cahaya terang, sebagai suatu tanda kejayaan dan keberhasilan.
Supaya yakin, mari kita lihat ayat referensi….
Yesaya 9:1-2, 5 -- Perikop: "Kelahiran Raja Damai."
(9:1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. (9:2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. (9:5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.(TB)
Terang yang besar telah bersinar atas negeri kekelaman, dan hal itu menimbulkan banyak sorak-sorai, sukacita besar sebab seorang anak telah lahir bagi kita. Kelanjutannya ada pada Matius 24:7.
Namun kita lihat dulu…
Matius 24:26
(24:26) Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.
Di zaman akhir ini setan menampilkan 2 (dua) ajaran:
1. Ajaran padang gurun -> ajaran di luar Tuhan.
Pemerintahan Allah hanya ada di Tabernakel, di luar itu; padang gurun.
Jadi, ajaran padang gurun adalah ajaran di luar Tuhan, sifatnya menyesatkan dan membinasakan di situ Allah tidak bertakhta. Allah hanya memerintah di daerah Tabernakel sebagaimana yang tertulis dalam Keluaran 25:22 --- Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
2. Ajaran dalam bilik -> ajaran sekat.
Kalau ada sekat berarti; anggota tubuh yang banyak dan berbeda itu terpisah-pisah, tidak bersatu. Ajaran semacam ini bertolak belakang dengan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Sebab, bilamana kita menerima Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, niscaya kita semua akan dibawa kepada suatu kegerakan yang besar, dibawa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai Tuhan.
Satu = sempurna, kalau satu anggota tubuh terpisah (tangan putus) berarti; cacat / tidak sempurna.
Tadi, Bintang Timur yang gilang gemilang bercahaya, terangnya besar (Yesaya 9:1-5). Di sini, diceritakan kembali Bintang Timur yang gilang gemilang itu….
Matius 24:27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
Tanda kedatangan Tuhan yang kedua kalinya: Seperti kilat memancar dari sebelah Timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat -- jadi semuanya melihat. Kalau hanya sebagian orang yang melihat, itu tidak benar seperti ajaran pada ayat 26, yang benar kedatangan Tuhan adalah yang tertulis dalam ayat 27 ini.
Dari sini kita melihat, Bintang Timur Yang Gilang-Gemilang itulah yang menuntun orang-orang majus dari Timur sampai ke Yerusalem (bagian Barat), Tanah Permai. Permai = elok, cantik rupanya itulah mempelai Tuhan.
Saudara, kilat yang memancar dari sebelah timur -> bintang timur gilang-gemilang dalam pimpinan Firman Pengajaran dalam terang Tabernakel. Yesus adalah Bintang Timur yang gilang-gemilang, namun Yesus juga Tabernakel sejati sebagaimana tertulis dalam Ibrani 9:11 --- Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini.
Jadi yang menuntun kita adalah Bintang Timur gilang-gemilang itulah Pengajaran Tabernakel. Jangan terima ajaran padang gurun dan ajaran bilik-bilik! Pengajaran Tabernakel memberi pengertian yang luar biasa kepada kita, pengajaran yang sungguh besar dan heran, membuat hati kita terharu, dan tidak ada alasan untuk menolaknya. Jika ajaran Tabernakel ini ditolak, maka menurut saya perlu diperiksa kejiwaannya. Karena sudah jelas, Dia Bintang Timur Gilang-Gemilang, bercahaya terang, berbicara soal kejayaan, keberhasilan, mengapa harus diragukan?
Sekali lagi saya sampaikan, kilat yang memancar dari sebelah timur -> bintang timur gilang-gemilang dalam pimpinan Firman Pengajaran dalam terang Tabernakel. Yesus adalah Bintang Timur yang gilang gemilang, namun Ia juga Tabernakel sejati.
Mari kita lihat soal Bintang Timur memimpin dari timur sampai ke barat. Hal ini akan kita uraikan secara pelan-pelan, mari kita ikuti dengan rendah hati.
Yesaya 9:1-2
(9:1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. (9:2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
Terang besar itulah Bintang Timur gilang gemilang menimbulkan banyak sukacita dan sorak-sorak.
Sukacita disini adalah ...
- Seperti sukacita di waktu panen, berarti; sukacita pada saat menuai hasil.
Yang mungkin berbisnis lalu menuai hasil berkali-kali lipat, pasti bersukacita. Atau seorang PNS, BUMN, pada saat mendapatkan (menuai) THR sekaligus bonus-bonus, tambahan gaji karena overtime pasti sukacita luar biasa.
- Waktu membagi-bagi jarahan / rampasan perang.
Saudara, hidup kita ini sama seperti puntung yang ditarik dari api, sebab Tuhan telah merampas kita dari maut. Itu adalah sukacita besar apabila kita menyadarinya.
Orang yang dosanya besar kemudian diampuni; sukacitanya besar, buktinya; ia banyak berbuat kasih. Seperti perempuan yang terkenal berbuat dosa, ia benar-benar terkenal tetapi karena berbuat dosa, bukan karena keterampilan di satu bidang, ketika ia diampuni, lalu ia banyak berbuat kasih (Lukas 7:47).
Yesaya 9:3-5
(9:3) Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. (9:4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. (9:5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Ayat ini menjelaskan kepada kita; Bintang Timur gilang gemilang telah mengerjakan penebusan dan pendamaian di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu, sebab Ia melepaskan gandar di atas bahu dan mematahkan kuk.
Itu berarti, oleh darah salib Yesus kita telah dibebaskan dari perbudakan dosa, dilepaskan dari penjajahan iblis setan dan selanjutnya oleh darah Yesus kita berdamai dengan Allah.
Singkat kata, Bintang Timur gilang gemilang ada di daerah HALAMAN, dimana di dalamnya ada 2 (dua) alat:
1. MEZBAH KORBAN BAKARAN -> salib, dimana Kristus Yesus yang menjadi korbannya.
Di situlah Ia mengerjakan penebusan pendamaian, mematahkan kuk setan dan tongkat si penindas dan juga segala hal yang memberatkan anak-anak Tuhan.
2. KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA -> Pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus -> kehidupan yang sudah dibaharui.
Jadi, di daerah Halaman ada bintang, itulah bintang langsung dari langit -- Bintang Timur gilang-gemilang.
Selanjutnya kita akan melihat Bintang Timur gilang gemilang di daerah RUANGAN SUCI sampai RUANGAN MAHA SUCI.
Matius 2:9-10
(2:9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (2:10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
Di sini kita melihat, Bintang Timur gilang gemilang menuntun orang-orang majus hingga sampai ke tempat Yesus lahir dan mereka sangat bersukacita. Jadi sukacita itu tidak hanya di awal, namun terus berlangsung.
Matius 2:11
(2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Kemudian, di sini kita melihat “masuklah mereka ke dalam rumah itu, lalu sujud menyembah Dia”
Rumah bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada Bait Suci Allah, dimulai dari RUANGAN SUCI sampai RUANGAN MAHA SUCI.
Setelah mereka masuk ke dalam rumah dan sujud menyembah, selanjutnya mereka mempersembahkan 3 (tiga) perkara, antara lain;
1. Emas, berbicara soal kemurnian -> Firman Allah yang utuh itulah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Kejadian – Wahyu).
Jika dikaitkan dengan Tabernakel terkena pada MEJA ROTI SAJIAN.
2. Mur, berbicara minyak urapan -> Roh El Kudus atau Roh Allah yang suci.
Jika dikaitkan dengan Tabernakel terkena pada PELITA EMAS.
3. Kemenyan, berbicara tentang penyembahan -> Kasih Allah.
Jika dikaitkan dengan Tabernakel terkena pada MEZBAH DUPA.
Itulah tabiat dari Allah Tritunggal.
Kemudian…
1. Firman Allah terkena pada MEJA ROTI SAJIAN -> Tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
2. Roh El Kudus terkena pada PELITA EMAS -> Tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian Roh
3. Kasih Allah terkena kepada MEZBAH DUPA -> Tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan sebagai nafas hidup kita
Jadi, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, Yesus adalah Imam Besar Agung, Yesus adalah Bintang Timur yang gilang gemilang, Dia adalah Tabernakel / rumah Allah yang sejati. Tetapi jangan heran, Ia juga Imam Besar Agung, Rasul yang memimpin ibadah kita / hidup rohani kita sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan.
Ibrani 3:1, 6
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Dialah Kepala dan Dia yang memimpin, itu sebabnya Dia disebut Rasul dan Imam Besar. Sampai kemana Tuhan memimpin kita? Sampai kemana Bintang Timur gilang-gemilang memimpin kita? Jawabnya: sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Kita lihat juga doa penyembahan itu dalam…
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah
Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung. Tujuannya adalah memimpin gereja-gereja di atas muka bumi ini, memimpin hidup rohani kita sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembaha. Hal itu bagaikan asap dupa kemenyan naik ke hadapan Allah, menembusi takhta Allah
Sama seperti 3 (tiga) pribadi diangkat hidup-hidup naik ke Sorga:
1. Musa yang telah menerima Taurat = kemurnian = emas.
Musa telah mati tetapi mayatnya tidak ditemukan, tetapi sekarang sudah ada di Sorga, berarti; sudah bangkit.
Musa menggambarkan Yesus Firman Allah.
2. Elia -> kehidupan yang diurapi Tuhan = minyak mur.
Elia diangkat hidup-hidup, diangkat oleh kereta berapi.
3. Henokh, bergaul erat dengan Allah = kemenyan, berbicara soal doa penyembahan naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah.
Ketiga pribadi tersebut naik dengan hidup-hidup ke dalam kerajaan sorga, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada RUANGAN MAHA SUCI.
Jadi jelas sekali, Bintang Timur gilang-gemilang memimpin kehidupan kita seperti memimpin orang-orang majus dari Timur sampai ke Barat (Tanah Permai), mulai dari PINTU GERBANG, lalu melewati tahap demi tahap…
- Tahap pertama HALAMAN, kita sudah melihatnya
- Tahap kedua berada di RUANGAN SUCI; tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Kenapa harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok? Sebab di situ Yesus sebagai Imam Besar, Yesus sebagai Rasul memimpin kita sampai ke puncak ibadah itulah doa penyembahan.
- Kenapa harus sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan? Karena, sama seperti asap dupa kemenyan yang naik ke hadirat Allah; menembusi takhta Allah itulah RUANGAN MAHA SUCI (tahap ketiga).
Jadi sekali lagi saya sampaikan, yang menuntun orang majus sampai kepada penyembahan yang benar adalah Bintang Timur gilang gemilang. Oleh sebab itu, kenapa kita ragu lagi terhadap Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel?
Saudara, memang tidak dipungkiri, kalau kita memberi diri untuk digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel; harus rendah hati, sabar disertai dengan ketekunan dan ketulusan. Tidak tekun, tidak tulus pasti habis. Itu sebabnya banyak gereja mencari gereja yang gampang-gampang saja. Tetapi kita tetaplah berpegang teguh pada Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel supaya pada akhirnya kita diangkat hidup-hidup.
Kalau masuk Sorga lewat pemenggalan kepala, apa artinya? Yang saya mau dan Tuhan rindukan adalah supaya kita diangkat hidup-hidup naik ke Sorga seperti tiga pribadi tersebut. Itulah sebabnya, kenapa saya berjuang dengan keras dalam doa, dalam teguran-teguran, supaya kita semua tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Kalau bisa selamat dengan cara penyembahan, kenapa kita harus menyerahkan leher ini? Lebih baik hari ini kita gunakan leher untuk menundukan kepala (doa penyembahan).
Tetapi saya terlalu yakin mengatakan bahwasanya kita semua persis seperti perempuan yang terkenal berbuat dosa, tetapi dosa kita sudah diampuni oleh Tuhan. Sehingga dengan demikian ia banyak berbuat kasih, ia hanya bisa menangis di ujung kaki salib dan membasahi kaki Yesus dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
Mulai malam ini kita datang di ujung kaki salib dengan hati yang hancur. Tidak berhenti sampai di situ, kita akan banyak berbuat kasih, karena dosa kita yang banyak itu sudah diampuni oleh Tuhan.
Doa dan harapan kami sebagai gembala sidang (pemimpin sidang jemaat), kiranya kita senantiasa menyerahkan diri seutuhnya untuk dipimpin oleh Bintang Timur gilang-gemilang, supaya nanti dibawa kepada penyembahan yang benar.
Kita sudah melihat dan mengoreksi penyembahan dari Rasul Yohanes (tetapi bukan berarti saya lebih baik dari Rasul Yohanes), maksudnya; kita sudah melihat kekeliruan yang sedikit itu yaitu; hormat kepada manusia, tetapi penyembahan yang benar hanya kepada Allah saja. Dialah Bintang Timur gilang-gemilang, Dialah yang memimpin kita, seperti orang-orang majus dipimpin oleh Bintang Timur yang gilang gemilang.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:
Post a Comment