KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, October 3, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 OKTOBER 2012


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 OKTOBER 2012

Tema:  HAL BERDOA
(seri 17)

Subtema: MENGUDUSKAN NAMA TUHAN BERARTI KEMULIAAN ALLAH DINYATAKAN, SEHINGGA BUMI BERGETAR

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Segera kita membuka Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 9.
Matius 6: 9
(6:9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

Doa yang benar adalah: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu.
Sedangkan doa yang salah adalah doa yang bertele-tele, dari orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Bertele-tele artinya mengucapkan kata-kata yang panjang tanpa arti yang jelas.

Dikuduskanlah nama-Mu = menguduskan nama Tuhan.

Kembali kita memperhatikan 4 makhluk dalam ...
Wahyu 4: 7-8
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

4 makhluk masing-masing bersayap enam sekelilingnya, dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata.
Mereka berseru siang dan malam, dengan seruan: Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa.
Berarti, 4 makhluk ini menguduskan nama Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, itu terlihat dari seruan mereka.

Saudaraku, mereka tidak berhenti-hentinya berseru siang dan malam.
Biarlah kita berseru siang dan malam tanpa henti-hentinya = siang malam menguduskan nama Tuhan Allah, tanpa henti-hentinya.

Adapun 4 makhluk tersebut:
MAKHLUK YANG PERTAMA SAMA SEPERTI SINGA.
Singa menggambarkan Yesus sebagai Raja.
Berbicara Raja, berarti; berbicara tentang kuasa dan otoritas dari Sang Raja.

Saudaraku, kita semua adalah anak-anak Tuhan.
Anak-anak Tuhan disebut juga anak-anak Raja, yang memiliki kuasa, yang diwariskan dari sang Raja.
Kuasa ini penting, sebab setiap orang yang berkuasa, setiap orang yang memiliki otoritas, maka dosa tidak berkuasa atasnya.

Adapun dosa terjadi disebabkan oleh:
1.    Daging dengan segala keinginannya.
Kalau kita perhatikan dalam kitab Galatia, ada 15 tabiat daging.
2.    Iblis setan.
Itulah roh jahat dan roh najis.
3.    Dunia dengan segala arus / pengaruhnya.
Arus dunia ini juga menyebabkan terjadinya dosa.
Tetapi kalau anak-anak Tuhan mempunyai kuasa, maka dosa tidak berkuasa atasya.

Kalau dikaitkan dengan 4 injil, makhluk yang pertama, terkena pada injil Matius, menggambarkan Yesus sebagai Raja.
Ciri-ciri injil Matius; pada permulaan injil Matius menceritakan tentang silsilah Yesus Kristus, dari keturunan Raja Daud.

Adapun 4 makhluk tersebut:
MAKHLUK YANG KEDUA SAMA SEPERTI ANAK LEMBU
Menggambarkan Yesus Kristus sebagai hamba.
Dalam bahasa Yunani, hamba adalah doulos, yang artinya; tidak mempunyai hak atas dirinya sendiri.

Filipi 2: 7
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Yesus Kristus mengambil rupa seorang hamba. Sebagai seorang hamba, Ia telah mengosongkan diri-Nya.
Kosong artinya; tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri hebat, tidak merasa diri kuat = tidak ada apa-apanya, itulah doulos.

Perlu saya sampaikan, anak lembu ini juga dipersembahkan sebagai korban persembahan kepada Tuhan.
Berarti, seorang hamba siap melayani Tuhan, baik atau tidak baik waktunya, siap mempersembahkan korban kepada Tuhan, secara khusus imam-imam, sesuai dengan karunia jabatan yang Tuhan percayakan.

Kalau dikaitkan dengan 4 injil, makhluk yang kedua terkena pada injil Markus.
Ciri-ciri injil Markus; diawali dengan pelayanan Yohanes Pembaptis.

Adapun 4 makhluk tersebut:
MAKHLUK YANG KETIGA MEMPUNYAI MUKA SEPERTI MUKA MANUSIA
Menggambarkan Yesus Kristus sebagai manusia sengsara, penuh dengan penderitaan.

Filipi 2: 7-8
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

-      Dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya.
Saudaraku, orang yang rendah hati dapat dilihat dari sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-geriknya, yang selalu berada di bawah / selalu berada di tempat yang rendah.

Saudaraku, memang ketika seseorang merendahkan diri serendah-rendahnya / menempatkan diri di bawah, itu bukanlah perkara yang mudah, melainkan dibutuhkan pengorbanan, itulah yang disebut aniaya karena firman = sengsara salib.

1 Petrus 2: 19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung = sengsara salib = aniaya karena firman, dan itu merupakan kasih karunia.
Kasih karunia = kemurahan Tuhan = anugrah Allah yang besar = yang tidak layak menjadi layak.

-      Sebagai manusia, ia taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Taat sampai mati = setia.
Kemudian, bahkan sampai mati di kayu salib, artinya; kesetiaan itu ditandai dengan pengorbanan. Inilah manusia sejati di hadapan Allah.

Kalau dikaitkan dengan 4 injil, makhluk yang ketiga terkena pada injil Lukas.
Ciri-ciri injil Lukas: menceritakan manusia dengan penderitaannya.
Sebagai contoh; kisah Lazarus dan beberapa kisah yang lain, dalam penderitaannya, dan kisah ini tidak ditemukan dalam 3 injil yang lain.

Adapun 4 makhluk tersebut:
MAKHLUK YANG KEEMPAT SEPERTI BURUNG NASAR YANG SEDANG TERBANG
Burung nasar menggambarkan Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang hidup dalam kebenaran, keadilan dan kekudusan.
Dengan kata lain, Anak Allah terlepas dari dosa, seperti burung nasar yang terbang tinggi, mampu mengatasi segala persoalan-persoalan di atas muka bumi.
Nasar = elang = rajawali.

Kita mengetahui, sayap burung rajawali memiliki kekuatan yang luar biasa.
Daya jelajah yang tinggi, jarak tempuh yang jauh sekali, kemudian dia dapat terbang tinggi dalam segala kondisi apapun. Itulah gambaran hidup dalam kebenaran, keadilan dan kekudusan.

Kalau dikaitkan dengan 4 injil, makhluk yang keempat terkena pada injil Yohanes.
Ciri-ciri injil Yohanes; menceritakan bahwa Yesus adalah Anak Allah, yang adalah benar dan adil, serta hidup dalam kekudusan-Nya.
Sebagai bukti:
-      Dalam Yohanes 1: 14, firman yang menjadi daging.
-      Dalam Yohanes 2, Yesus menyucikan Bait Allah.

Kuasa ketika menguduskan nama Tuhan
KUASA YANG PERTAMA

Wahyu 4: 9-10
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
(4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:

Setiap kali 4 makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, hormat dan ucapan syukur, kepada Dia yang duduk di atas takhta itu, maka tersungkurlah 24 tua-tua itu, di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu.
Artinya; memiliki kuasa, sehingga 24 tua-tua sujud menyembah di hadapan takhta Anak Domba Allah.
Jadi, kuasa itu membawa saya dan saudara masuk ke dalam doa penyembahan.

Saudaraku, kita dapat menemukan kisah yang sama dalam ...
Yesaya 6: 2-3
(6:2) Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
(6:3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"

Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap, sama seperti 4 makhluk, ini adalah makhluk yang sama.

Saudaraku, di sini kita melihat bahwa 4 makhluk ini menguduskan nama Tuhan, itu terlihat dari seruan mereka, “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!

Yesaya 6: 4
(6:4) Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.

Rumah itupun penuhlah dengan asap, oleh karena seruan 4 makhluk tersebut.
Asap yang bergumpal-gumpal naik ke atas, itu merupakan dupa yang berbau harum.
Dupa yang berbau harum, itulah doa penyembahan dari orang-orang kudus (Wahyu 8: 3, Wahyu 5: 8).
Doa penyembahan, artinya; hanyut dan tenggelam di dalam kasih Allah.

Tadi di dalam Wahyu 4, ketika 4 makhluk itu berseru menguduskan nama Tuhan, juga 24 tua-tua tersungkur, hidup dalam doa penyembahan.

Kuasa ketika menguduskan nama Tuhan
KUASA YANG KEDUA

Yesaya 6: 4
(6:4) Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.

Kuasanya: bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru.
= alas ambang pintu bergoyang karena suara 4 makhluk tersebut.

Saudaraku, kalau saya dan saudara sungguh-sungguh menguduskan nama Tuhan, maka bumi yang kita pijak ini akan bergoyang, bumi yang kita pijak ini akan gemetar / bergetar.
Berbanding terbalik dengan mereka yang tidak menguduskan nama Tuhan, dengan kata lain tidak hidup dalam kekudusan; justru mereka yang gemetar, mereka yang terkejut, sebab dosanya yang banyak itu takut diketahui orang lain, itulah yang menyebabkan seseorang gemetar / bergetar.

Ketika tabut perjanjian kembali ke tangan orang Israel, bangsa Israel bersorak dan menguduskan nama Tuhan, mereka menyembah Tuhan, pada saat itu, orang-orang Filistin gemetar / bergetar = bumi bergoyang / bergetar. (1 Samuel 4: 4-6)

Saudaraku, saya merindukan hal ini terjadi dalam kehidupan kita semua, dimulai dari saya dan saudara sampai seluruh sidang jemaat, tanpa terkecuali. Biarlah ketika kita menguduskan nama Tuhan, hati orang lain bergetar melihat kehidupan kita yang tidak ada henti-hentinya, siang malam menguduskan nama Tuhan.
Ini perlu diperhatikan dengan baik, ini juga merupakan kesaksian hidup yang luar biasa,  semata-mata kesaksian itu bukan hanya lewat perkataan.

Yesaya 6: 5
(6:5) Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."

Nabi Yesaya menyadari dirinya sebagai orang yang berdosa, yaitu menyadari diri sebagai seorang yang najis bibir, karena ia tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir.
Menyadari diri = bergetar.

Yesaya 6: 6
(6:6) Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.

Saat menyadari diri, pada saat itulah bibir yang najis disucikan, dengan bara yang berasal dari atas mezbah.
Bara yang berasal dari atas mezbah, berarti bara yang berasal dari mezbah korban bakaran, itulah api yang menghanguskan daging korban yang dipersembahkan.
Hangus, berarti;daging tidak bersuara lagi = bibir yang najis telah disucikan.

Yesaya 6: 7
(6:7) Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."

Kesalahan telah dihapus dan dosa diampuni.

Saudaraku, untuk menguduskan nama Tuhan, biarlah hati kita bergetar pada saat menerima firman ini, dan selanjutnya mengakui dosa kita di hadapan Tuhan. Barangkali kita juga orang yang najis bibir, biarlah kita mengakui dosa itu kepada Tuhan, dan selanjutnya kita dimampukan oleh kasih karunia Tuhan untuk menguduskan nama Tuhan, sehingga bumi yang kita pijak ini bergetar. Lewat kesaksian kita, orang lain bergetar selanjutnya mereka mau menyadari kesalahan / kekurangan mereka, kemudian mereka tergembala dengan baik, menjadi satu kawanan dengan kita, dalam satu kandang, satu penggembalaan.

Biarlah bibir kita ini hanya menguduskan nama Tuhan dan tidak henti-hentinya berseru menguduskan nama Tuhan.

Yesaya 6: 3
(6:3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"

Sehingga dengan demikian, seluruh bumi penuh dengan kemuliaan Allah.
Biarlah kemuliaan Allah dinyatakan di atas bumi ini sampai selama-lamanya, karena kita selalu menguduskan nama Tuhan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment