KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, October 22, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 21 OKTOBER 2012


IBADAH RAYA MINGGU, 21 OKTOBER 2012

Tema: SIAPA YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SORGA
           (Seri 03)

Subtema: KECIL DAN HINA, TETAPI MAMPU MELEWATI MUSIM DINGIN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya kita boleh beribadah pada malam hari ini.

Kembali kita memeriksa Matius 18: 1-5, namun kita cukup membaca ayat 1 saja.
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"

"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?", ini adalah pertanyaan 12 murid kepada Yesus Kristus.
Kalau kita perhatikan dari pertanyaan ini, berarti; murid-murid Yesus menginginkan untuk menjadi yang terbesar.

Mari kita melihat; murid-murid dalam kisah percakapan waktu perjamuan malam.
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

Di sini kita melihat, terjadi pertengkaran di antara 12 murid, hanya karena menginginkan untuk menjadi yang terbesar.
Demikian juga, kalau saya dan saudara menginginkan untuk menjadi yang terbesar, tetapi dengan menggunakan cara-cara manusiawi / duniawi, maka di situ akan terjadi perselisihan, pertengkaran.
Barangkali kita tidak bertengkar dengan mulut dengan kata lain tidak beradu mulut, tetapi kalau seseorang menginginkan untuk menjadi yang terbesar, di situ pasti terjadi perselisihan dan pertengkaran, itu dapat dilihat dari suasana yang ada; suasana yang ada tidak kondusif dan tidak tenang, melainkan tegang.

Kembali kita memeriksa Matius 18...
Matius 18: 2-3
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Setelah murid-murid bertanya, tentang "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?", di sini kita perhatikan, Yesus tidak segera menjawab atau tidak menunjukkan orang-orang yang menjadi terbesar di dalam kerajaan sorga, melainkan memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di antara mereka.
Berarti, Tuhan menginginkan supaya murid-murid merendahkan diri serendah-rendahnya dan menjadi sama seperti anak kecil.
Oleh sebab itu, saya menghimbau; jangan menginginkan untuk menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi.

Pertanyaan 12 murid ini (Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?), seolah-olah menunjukkan bahwa keadaan 12 murid ini rohani, tetapi di balik pertanyaan itu, mereka ingin menjadi yang terbesar dengan cara-cara duniawi, itu tidak baik.
Untuk menjadi yang terbesar di dalam kerajaan sorga, itu baik dan itu harus, tetapi kalau menjadi yang terbesar dengan cara-cara duniawi, itu yang tidak baik.

Sekarang, mari kita lihat; yang terbesar menurut ukuran dunia dan menurut ukuran kerajaan sorga.
Lukas 22: 25
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

Terlebih dahulu kita memperhatikan; yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi.
-      YANG PERTAMA: Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
Berarti, yang terbesar menurut ukuran duniawi / cara-cara manusiawi adalah raja-raja atau pemerintah-pemerintah.
Kalau dia raja, berarti dialah yang terbesar, kalau dia pemerintah, berarti dialah yang terbesar, menurut ukuran manusiawi / duniawi.
-      YANG KEDUA: Orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Berarti, orang yang menjalankan kuasa / pelindung-pelindung, inilah yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi.
Di dalam suatu pemerintahan / negara / kerajaan, di situ ada pelindung-pelindung, katakan saja tentara, polisi dan lain sebagainya, itu semua merupakan pelindung-pelindung. Untuk ukuran duniawi, mereka disebut yang terbesar.
Demikian juga kalau sidang jemaat hidup dengan cara duniawi / manusiawi, maka di matanya, polisilah yang terbesar dan tentaralah yang terbesar.
Itu bisa dilihat, ketika membawa kendaraan, kalau tidak ada polisi, lampu merah diterobos saja. Tetapi kalau ada polisi, dia berhenti sehingga terlihat rendah hati, sambil manggut-manggut kepada polisi, ini adalah cara-cara manusia duniawi.

Saudaraku, berbanding terbalik dengan mereka yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga.
Mari kita lihat; ukuran yang terbesar menurut kerajaan sorga.
Lukas 22: 26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

Untuk menjadi yang terbesar menurut ukuran Kerajaan Sorga:
YANG PERTAMA:
YANG TERBESAR DI ANTARA KAMU HENDAKLAH MENJADI SEBAGAI YANG PALING MUDA.
Minggu lalu saya sudah menyampaikannya, tidak ada salahnya kalau saya ulangi kembali.
Tanda sebagai orang muda;
1.    Hormat kepada yang lebih tua
Yang lebih muda, selalu memberi hormat kepada yang lebih tua, inilah tanda sebagai orang muda.
Sekarang ini, banyak kejadian yang aneh; orang yang muda tidak memberi hormat kepada yang lebih tua.
Kalau tidak memberi hormat kepada yang lebih tua = orang yang lebih tua = lanjut usia, sekalipun usia muda.
2.    Selalu mau diajar
Karena orang muda disamakan dengan minim pengalaman = sedikit makan asam garam. Orang yang seperti ini selalu ingin untuk diajar. Tetapi berbeda dengan orang yang sudah banyak makan asam garam, dia tidak butuh lagi ajaran, karena dia sudah banyak pengalaman.
3.    Memiliki hiasan, yaitu kekuatannya (Amsal 20: 29)
Hiasan orang muda adalah kekuatannya, berarti; bila seorang muda semakin kuat, akan semakin baik, menarik, dan indah di pandang mata.
Oleh sebab itu, biarlah saya dan saudara mengerahkan seluruh kekuatan kita dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, supaya baik dan indah di mata Tuhan.
Tetapi bila tidak mengerahkan seluruh kekuatannya, seseorang dianggap tua, meskipun masih muda.
Oleh sebab itu, saya dan saudara tidak boleh malas, karena hiasan dari orang muda terletak pada kekuatannya.

YANG KEDUA:
PEMIMPIN SEBAGAI PELAYAN
Berarti, seorang pemimpin harus melayani Tuhan.
Kalau menurut ukuran dunia, pemimpin tinggal menunjuk dan memerintah, berbanding terbalik dengan pempimpin di dalam Tuhan, yaitu pempimpin sebagai pelayan.
Itu sebabnya saya selalu menghimbau sidang jemaat untuk mengambil bagian dalam pelayanan di setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan, apa saja yang bisa saudara kerjakan, kerjakan saja tanpa harus diperintah.

Dahulu saya tidak mengerti bahwa pemimpin sebagai pelayan, karena setahu saya ketika beribadah di gereja tua / gereja lama, rutin saja beribadah setiap minggu, itu adalah perbuatan yang luar biasa, bahkan dianggap rohaniawan.
Kini saya mengerti kebenaran firman Tuhan, dan setelah mengerti kebenaran firman Tuhan, saya melihat kebodohan-kebodohan dalam ibadah yang sudah saya lalui pada waktu-waktu yang lalu, ternyata hanya datang duduk diam saat beribadah, tidak mengambil bagian dalam pelayanan, tidak akan menjadi pemimpin.
Pemimpin itu harus melayani, bekerja untuk Tuhan, tidak perlu diatur-atur, jadilah pemimpin karena roh pemimpin menguasai kehidupan saudara.

Sebagai contoh.
Lukas 22: 27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Untuk ukuran dunia, orang yang terbesar adalah orang yang duduk makan, tetapi Yesus melayani 12 murid / memberi makan 12 murid.
Saya harapkan kita semua menjadi pemimpin, melayani Tuhan di manapun kita berada.

Kembali kita baca...
Lukas 22: 27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Pemimpin berarti melayani. Melayani = memberi makan, seperti Yesus memberi makan 12 murid.
Yesus adalah pemimpin sepanjang masa, Yesus adalah pemimpin di atas segala pemimpin, pemimpin dalam segala jaman, pemimpin atas segala umat Tuhan, pemimpin atas segala suku bangsa, dari 4 penjuru bumi (timur, barat, utara, selatan).

Mari kita lihat; pribadi-pribadi yang sama dengan pribadi Yesus Kristus.
Matius 25: 32, 35
(25:32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
(25:35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;

Gembala memisahkan domba dari kambing;
-      Domba ditempatkan di sebelah kanan.
-      Kambing ditempatkan di sebelah kiri.

Domba-domba yang di sebelah kanan, memberi makan dan minum orang yang lapar dan haus.
Domba-domba yang di sebelah kanan -> pemimpin. Pemimpin itu; melayani, bekerja untuk Tuhan.
Domba hanya untuk dikorbankan, sebab melakukan suatu pekerjaan itu adalah pengorbanan.

Yohanes 6: 33-35
(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
(6:34) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Yesus adalah roti hidup, Ia memberi makan orang yang lapar dan haus, supaya orang yang lapar dan haus, hidup.
Banyak orang lapar di sekitar kita, apa buktinya? Mereka tidak hidup dalam kebenaran = lapar dan haus.
Mereka inilah yang harus kita beri makan dan minum, mereka ini yang harus kita layani. Oleh sebab itu jadilah pemimpin, berarti; melayani Tuhan, memberi makan orang yang lapar dan haus, dengan kata lain; menjadi kesaksian.
Pelayanan = kesaksian.
Lewat kesaksian hidup kita, orang yang lapar dan haus, mereka dikenyangkan dan dipuaskan.

Sekarang kembali kita memeriksa...
Matius 18: 4-5
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Saudaraku, biarlah kita merendahkan diri serendah-rendahnya, sama seperti anak kecil.
Tempat yang terendah / paling rendah, itu berada di titik nol.
Nol itu, tidak ada nilainya = kosong, sedangkan angka satu walaupun nilainya kecil, tetapi masih bernilai.

Titik nol itu, berarti; tidak menganggap diri bisa, tidak menganggap diri mampu, tidak menganggap diri pandai, tidak menganggap diri lebih dari pada yang lain = nol = kosong.
Kalau berada di angka satu, itu memang rendah, tetapi masih ada nilainya, dia membuat harga diri, yaitu; satu, sedangkan titik nol tidak ada nilainya, tidak ada harganya, itulah yang disebut merendahkan diri serendah-rendahnya.
Kalau masih mempertahankan harga diri, walaupun nilainya di angka satu, berarti belum merendahkan diri serendah-rendahnya. Tetapi kalau sudah berada di titik nol; tidak ada lagi nilainya, tidak ada lagi harganya, yaitu harga diri, itulah tempat yang paling terendah = sama seperti anak kecil.
Ketika kita sama seperti anak kecil, karena merendahkan diri serendah-rendahnya (berada pada titik nol), menjadi yang terbesar di dalam kerajaan sorga.

Memang persoalan nilai / harga diri, sangat berat ketika kita berada di tengah-tengah masyarakat / bersosialisasi dengan orang-orang lain, itu adalah suatu perkara yang sangat berat sekali, teramat lebih bagi orang batak, sebab harga diri orang batak sangat tinggi, karena sudah ditanamkan dari sejak kecil, dengan istilah dalihan natolu.
Dalihan natolu:
-      Somba marhula-hula
-      Manat mardongan tubu
-      Elek marboru.
Memang satu sisi, 3 hal tersebut sepertinya baik, tetapi kalau tidak hidup benar sesuai dengan firman Tuhan dan tidak memiliki kasih dari Allah, dan tidak hidup menurut pimpinan Roh-El Kudus, 3 hal di atas bertolak belakang dengan sifat tabiat dari 3 oknum Allah (firman Allah, Roh Allah, dan kasih Allah).

Saya berani menyebut suku batak, karena saya adalah orang batak, dan memang seperti itulah keadaan orang batak pada umumnya, sebelum menyerahkan dirinya kepada Tuhan.
Saudaraku, kalau Tuhan tidak berkemurahan bagi kita, maka kita adalah orang yang selalu ingin menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, tetapi setelah kita mendengar kebenaran firman, semua itu adalah sampah dan kotoran, itu adalah kebodohan pada waktu jaman jahiliah.

Itu sebabnya Rasul Paulus menuliskan dalam kitab Filipi 3: 4-10...
Dahulu, Rasul Paulus memandang segala hal-hal yang lahiriah adalah sebuah keuntungan, karena sebelum mengenal Yesus, Rasul Paulus adalah seorang yang hebat, secara lahiriah.
Sebagai bukti;
-     Rasul Paulus disunat pada hari kedelapan.
-     Dari bangsa Israel, dari suku Benyamin.
-     Orang Ibrani asli.
-     Tentang pendirian terhadap hukum Taurat, Paulus orang Farisi (kaum intelektual).
-     Ia aktivis-aktivis, termasuk pembunuh Stefanus.
-     Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, Paulus tidak bercacat.
Namun itu semua menjadi sampah, karena pengenalannya akan Kristus, di mana Rasul Paulus menjadi satu dalam kematian dan kebangkitan Kristus.

Biarlah kita mengikuti teladan dari Rasul Paulus; kalau dahulu kita membuat nilai, mempertahankan harga diri, namun sekarang itu semua menjadi sampah dan kotoran, sebab kita mau menjadi hamba yang kecil, hina dan tak berguna, sesuai dengan pernyataan Rasul Paulus sendiri.

Sekarang, mari kita melihat; contoh pribadi yang kecil.
Amsal 30: 24-28
(30:24) Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan:
(30:25) semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,
(30:26) pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu,
(30:27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,
(30:28) cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.

Ada 4 binatang yang terkecil di bumi tetapi yang sangat cekatan, yaitu
1.    Semut
2.    Pelanduk
3.    Belalang
4.    Cicak

Kesempatan malam ini, saya hanya dapat menyampaikan bagian yang pertama.
Keterangan: SEMUT
Disebut bangsa yang tidak kuat.
Sebetulnya, binatang yang terkecil kalau menurut ukurannya, bukanlah semut, masih ada yang lebih kecil lagi, misalnya; kutu, bakteri, dan sebagainya. Tetapi pernyataan kecil di sini bukan dilihat dari ukurannya, melainkan karena semut digambarkan bangsa yang tidak kuat = tidak punya kemampuan apa-apa, namun cekatan.

Di mana letak cekatannya semut?
Amsal 30: 25
(30:25) semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,

Letak kecekatannya adalah menyediakan makanannya di musim panas.
Saudaraku, karena semut merasa diri tidak mempunyai kekuatan, tidak mempunyai kemampuan, maka pada musim panas dia menyediakan makanannya, untuk sepanjang musim dingin.
Musim panas -> masa kemurahan Tuhan.

Bangsa yang kuat, kapan saja dia bisa menyediakan makanan, entah pada musim panas, musim dingin, musim salju, dan sebagainya, tetapi semut, disebut bangsa yang tidak kuat = merasa diri tidak punya kemampuan apa-apa, sehingga semut menyediakan makanan pada musim panas, untuk sepanjang musim dingin.

Matius 24: 11-13
(24:11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.
(24:12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
(24:13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.

Musim dingin = kasih menjadi dingin.
Tanda kasih semakin dingin, ialah; bertambahnya kedurhakaan, sehingga yang jahat semakin bertambah jahat.
Kalau kasih semakin dingin, maka seseorang akan menyakiti sesamanya; menyakiti hati, pikiran dan perasaan sesamanya.
Berarti, bila kasih semakin dingin, maka akan terasa kejam sekali, saya dan saudara akan menghadapi perlakuan yang kejam, dan untuk menghadapi situasi yang seperti ini, tidaklah mudah.

Matius 24: 9-10
(24:9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,
(24:10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.

Oleh karena kasih semakin dingin, banyak orang akan murtad; saling membenci dan saling menyerahkan untuk disiksa, dibunuh, dibenci.
Inilah suasana yang terjadi bila kasih dingin, di mana keadaan semakin kejam sekali, siapa yang mampu menghadapinya?
Tetapi suasana kasih yang dingin seperti ini, bisa dilewati kalau kita mau menjadi kecil dan hina, serta berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan.

Mazmur 119: 141
(119:141) Aku ini kecil dan hina, tetapi titah-titah-Mu tidak kulupakan.

Kalau kita merasa diri kecil dan hina, firman Tuhan tidak pernah dilupakan = bergantung pada firman Tuhan,  untuk menghadapi musim dingin yang begitu kejam sekali, seperti semut.

Kalau kita menghadapi kasih yang dingin, situasi yang dingin, tetapi melupakan firman Tuhan, maka yang berlaku adalah hukum taurat; kejahatan dibalas dengan kejahatan, sehingga orang yang salah tidak luput dari hukuman, tetapi kita tidaklah demikian.
Tetapi saya sayangkan; bila seseorang merasa lemah namun tidak bergantung pada firman, sehingga hidup menjadi kacau, itu sangat disayangkan sekali.
Malam hari ini, kita diajar untuk menjadi kecil sampai berada di titik nol, seperti semut.

Matius 24: 13
(24:13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.

Orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat; selamat di bumi dan selamat pada akhirnya, berada dalam kerajaan sorga, kekal sampai selama-lamanya.
Jadilah pribadi-pribadi yang kecil seperti semut, meskipun disebut bangsa yang tidak kuat, tidak punya kemampuan, namun tidak melupakan kebenaran firman Tuhan = menyediakan makanan pada musim panas.
Musim panas -> kemurahan Tuhan.

Selagi Tuhan berkemurahan, biarlah kita berpegang teguh kepada firman Tuhan, mengumpulkan firman Tuhan sebagai makanan rohani, sebanyak-banyaknya.
Bergantunglah kepada kebenaran firman Tuhan, supaya kita mampu melewati musim dingin, kita bisa lalui dengan baik.
Mungkin saat ini sedang terjadi musim dingin, di tempat masing-masing, di rumah masing-masing, di tempat bekerja masing-masing, di mana saja kita berada, tetapi kalau kita hidup bergantung pada firman Tuhan, musim dingin kita bisa lalui, sehingga kita selamat.

Kalau kasih semakin dingin, berarti di situ ada penyiksaan, ada kebencian, penuh dengan kejahatan, itu adalah kekejaman, dan tidak ada satupun manusia mampu mengatasi kasih yang dingin.
Tetapi bagi mereka yang hina dan kecil, seperti semut, bangsa yang tidak kuat, justru pada musim panas, itulah musim kemurahan Tuhan, mereka menyediakan makanan, sehingga mereka mampu melewati musim dingin.
Biarlah kita senantiasa mengingat firman Tuhan, tidak lupa pada firman Tuhan, berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan, hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, sehingga kita mampu menghadapi segala perkara, jangan hanya disiksa, bahkan dibunuh sekalipun, kita mampu menghadapi itu semua. Biarlah kita merasakan indahnya kasih Yesus.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment