KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, October 7, 2012

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 06 OKTOBER 2012


IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 06 OKTOBER 2012

Tema:  STUDY YUSUF
(seri 46)

Subtema: MENGASIHI, BERARTI; BERKORBAN DAN TIDAK MENGHAKIMI

Shalom!
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar, kita boleh beribadah pada saat malam hari ini.
Biarlah kita tetap setia beribadah kepada Tuhan, dan lewat kesetiaan ini, Tuhan akan memulihkan segala sesuatunya, sebab segala sesuatu akan menjadi lebih baik, kalau kita setia.

Kembali kita memeriksa ...
Kejadian 37: 15-17
(37:15) Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: "Apakah yang kaucari?"
(37:16) Sahutnya: "Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?"
(37:17) Lalu kata orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan.

Dari pembacaan ayat 15-17 ini, kita dapat menyimpulkan 2 hal;
KESIMPULAN PERTAMA: YUSUF BERTANGGUNG JAWAB ATAS TUGAS YANG IA TERIMA DARI YAKUB, AYAHNYA.
Bertanggung jawab atas tugas -> hamba yang baik dan setia.
Hamba yang baik, itu terlihat dari kesetiaannya. Itu sebabnya dalam kitab Amsal 20: 6 dikatakan: “Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?”

CIRI-CIRI HAMBA YANG BAIK DAN SETIA: setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, sama seperti;
-      Hamba yang pertama dipercaya 5 talenta dan memperoleh laba 5 talenta (Matius 25: 21).
-      Hamba kedua dipercaya 2 talenta dan memperoleh laba 2 talenta (Matius 25: 23).
Kalau kita setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maka tuan itu akan mempercayakan tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Tuan -> Tuhan Yesus Kristus, yang adalah Tuan dari segala hamba-hamba Tuhan di muka bumi ini.

Dari pembacaan ayat 15-17 ini, kita dapat menyimpulkan 2 hal;
KESIMPULAN KEDUA: YUSUF MENGASIHI SAUDARA-SAUDARANYA.
Yohanes 14: 15
(14:15) "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

MENGASIHI TUHAN, berarti; MENURUTI PERINTAH-NYA.
Demikian juga Yusuf, ia sangat mengasihi saudara-saudaranya, itu sebabnya ia menuruti perintah Yakub, ayahnya (Kejadian 37: 14).
Seandainya Yusuf tidak mengasihi saudara-saudaranya, belum tentu ia menuruti perintah Yakub, ayahnya, sekalipun Yakub adalah ayah bagi Yusuf.

Keadaan seseorang bila mengasihi sesama.
1 Yohanes 4: 18
(4:18) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

DI DALAM KASIH, TIDAK ADA KETAKUTAN = tidak mengalami ketakutan.
Inilah keadaan seseorang bila mengasihi saudara-saudaranya.

Saudaraku, sesungguhnya kalau seseorang tersakiti, ia akan mengalami trauma = rasa takut.
Kita melihat dalam kitab Kejadian 37, dimulai dari ayat 1, sebetulnya Yusuf telah tersakiti oleh saudara-saudaranya, penyebabnya ialah:
-      ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari pada saudara-saudaranya,
-      ditambah lagi mimpi-mimpi Yusuf, menambah kebencian saudara-saudaranya.
Kebencian ini cukup menyakiti hati dan perasaan. Di dalam kebencian, pasti ada keinginan untuk menyakiti.

Tadi kita melihat, sekalipun saudara-saudara Yusuf membenci dia (berarti; menyakiti hatinya, perasaannya, pikirannya, hidupnya tersakiti), namun YUSUF TETAP BERUPAYA MENGASIHI SAUDARA-SAUDARANYA.
Itu terlihat, ketika Yusuf tidak menemukan saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba dekat Sikhem, namun dia tetap berupaya mencari saudara-saudaranya.
Kalau Yusuf trauma / takut oleh karena kebencian saudara-saudaranya, tidak mungkin ia berusaha mencari saudara-saudaranya. Semakin kita mengasihi, semakin sempurna di dalam kasih, maka rasa takut itu akan lenyap = oleh karena kasih yang sempurna, melenyapkan rasa takut Yusuf.
RASA TAKUT LENYAP, berarti; MUNCUL KEBERANIAN UNTUK MENGASIHI.

Saya kagum dengan pribadi Yusuf ini, perbuatannya sungguh luar biasa, menjadi contoh teladan bagi pemuda-pemuda di akhir zaman.
Saya merindukan kehidupan muda-mudi remaja sama seperti Yusuf; mampu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Oleh sebab itu, jadilah Yusuf Yusuf di akhir zaman.

1 Yohanes 4: 17
(4:17) Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

Saudaraku, kalau kita MEMPUNYAI KEBERANIAN percaya pada hari PENGHAKIMAN, maka akan terlihat dua hal di dalam diri seseorang, yaitu;
1.    DARI SEJAK SEKARANG, IA TETAP SETIA BERIBADAH MELAYANI TUHAN.
Wahyu 17: 14
(17:14) Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."

Karena kesetiaan seseorang, maka dia akan BERKEMENANGAN TERHADAP DOSA, terlebih DOSA BABEL, itulah dosa kenajisan.
Saudaraku, kalau seseorang dikuasai roh najis, maka seseorang berlaku cabul di hadapan Tuhan, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, semuanya kurang baik di hadapan Tuhan.
Tetapi kalau kita tetap setia dari sejak sekarang, kita akan berkemenangan terhadap Babel, itulah roh najis, karena Anak Domba di pihak kita, bersama-sama dengan kita.

Kesetiaan itu diawali dari;
-      TERPANGGIL = diundang = mendengarkan suara Tuhan, itulah firman Tuhan.
-      DIPILIH, berarti; mengenakan pakaian pesta -> manusia baru yang terus menerus dibaharui, sampai SETIA.
Jadi, kesetiaan itu dimulai dari TERPANGGIL, selanjutnya DIPILIH, sampai akhirnya SETIA.

2.    TIDAK MUDAH PUTUS ASA DAN TIDAK MUDAH KECEWA MENGIRING YESUS KRISTUS.
Orang yang mudah putus asa dan mudah kecewa, maka ia dengan mudah juga menolak pribadi Yesus Kristus.

Biarlah dari sejak sekarang, kehidupan muda remaja di tempat ini, tetap setia beribadah melayani Tuhan, tidak mudah putus asa, tidak mudah kecewa mengiring Yesus, inilah orang yang mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman. Sebab tidak mungkin kita tetap tegak berdiri di hadapan takhta Allah, pada saat penghakiman nanti, kalau dari sejak sekarang kita tidak setia, dari sejak sekarang kita putus asa, kecewa dan akhirnya menolak Tuhan, itu tidak mungkin.
Apapun yang terjadi, tetaplah setia, jangan mudah putus asa, jangan mudah kecewa, meskipun menghadapi tantangan, rintangan. Inilah orang yang mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman kelak.

Pertanyaannya: APA DASAR KITA (MANUSIA) UNTUK MENGASIHI?
1 Yohanes 4: 19
(4:19) Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Dasar kita mengasihi adalah KARENA ALLAH LEBIH DAHULU MENGASIHI KITA.
Jadi, hal ini penting untuk dipahami, tetapi banyak orang kristen tidak memahami ini.
Mengasihi itu bagus, tetapi seseorang harus tahu dasar mengasihi sesama, yaitu; karena ALLAH TERLEBIH DAHULU MENGASIHI KITA.

1 Yohanes 3: 16
(3:16) Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Kasih Allah terlihat dalam pribadi Kristus, yaitu; IA TELAH MENYERAHKAN NYAWA-NYA UNTUK KITA.
Karena Ia telah terlebih dahulu menyerahkan nyawa-Nya untuk kita, maka kita juga WAJIB MENYERAHKAN NYAWA.

Saudaraku, jangan salah mengerti, menyerahkan nyawa di sini, bukan berarti rela mati / dibunuh.
Misalnya; ketika ada pencuri yang menodongkan pisau, kemudian mengancam dengan berkata: “Nyawa atau uang?”, kemudian kita menjawab: “Nyawa”, bukan seperti itu, saudaraku.
Tetapi yang dimaksud menyerahkan nyawa di sini adalah; RELA BERKORBAN, seperti Yesus rela berkorban di atas kayu salib.
MENGARUNIAKAN ANAK-NYA YANG TUNGGAL = MENYERAHKAN NYAWA = RELA BERKORBAN.

Makna yang sama / yang tersirat dalam ayat ini, kita temukan dalam ...
Yohanes 3: 16-17
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
(3:17) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Bukti bahwa Allah mengasihi dunia ini, terlihat ketika IA MENGARUNIAKAN ANAK-NYA YANG TUNGGAL, supaya SETIAP ORANG YANG PERCAYA TIDAK BINASA, melainkan BEROLEH HIDUP YANG KEKAL.

Kemudian, dalam ayat 17...
Yohanes 3: 17
(3:17) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Pengorbanan itu, berarti; TIDAK MENGHAKIMI, sama seperti Allah, telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal menjadi korban di atas kayu salib untuk MENYELAMATKAN MANUSIA BERDOSA, BUKAN UNTUK MENGHAKIMI.

Saudaraku, dalam hal ini, saya masih jauh dari kebenaran firman Tuhan, karena saya sendiri pun masih main hakim sendiri, sesungguhnya yang benar adalah; ketika Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, sebagai korban penebusan, bukan untuk menghakimi / tidak main hakim sendiri.

Bukan untuk menghakimi, berarti; tidak main hakim sendiri.
Hakim, berarti; memutuskan peradilan, mendakwa, memutuskan hukum = menentukan kebenaran orang lain.
Berarti, menghakimi = mempersalahkan orang lain, sedangkan orang yang suka mempersalahkan orang lain, tidak mau dipersalahkan / dihakimi = tidak rela menjadi korban.
Sedangkan hakim dan pembuat hukum hanya satu, itulah Tuhan, Allah kita.
Berarti, mengasihi dalam bentuk berkorban = tidak menghakimi = tidak main hakim.
-      Mengasihi, berarti; berkorban.
-      Mengasihi, berarti; tidak menghakimi.
Untuk mempraktekkan ini, tidak semudah ketika saya menyampaikan firman Tuhan. Tetapi mau tidak mau, kita harus tetap berjuang, itulah arti ibadah ini bagi kita semua. Tidak boleh segera putus asa, melainkan tetap setia.

Jalan keluar supaya dimampukan untuk mengasihi sesama.
Kejadian 37: 15-16
(37:15) Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: "Apakah yang kaucari?"
(37:16) Sahutnya: "Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?"

Yusuf berusaha mencari saudara-saudaranya. Inilah yang harus kita kerjakan, yaitu; BERUSAHA.
Dalam Matius 7: 7 dikatakan: “Carilah maka akan ditemukan”, tetapi kalau kita tidak berusaha mencari, maka tidak akan menemukan.

Kalau kita perhatikan pada ayat 15 ...
Kejadian 37: 15
(37:15) Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: "Apakah yang kaucari?"

Ketika Yusuf berusaha mencari saudara-saudaranya, di sini kita melihat; ADA SEORANG PENOLONG.
Itu sebabnya, Yusuf berkata “Tolonglah katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?

Demikian juga, kalau kita berupaya untuk mengasihi sesama, TUHAN TIDAK AKAN MEMBIARKAN KITA SENDIRIAN, ADA SEORANG PENOLONG YANG LAIN, sebab kita tidak mampu melakukan seluruh kehendak Allah dengan mengandalkan manusia, mengandalkan kekuatan diri sendiri.

Yohanes 14: 15
(14:15) "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

Kalau kita mengasihi Tuhan, berarti; menuruti perintah Tuhan.
Kalau Yusuf tidak mengasihi saudara-saudaranya, ia tidak mungkin menuruti perintah Yakub, begitu juga dengan kita, kalau kita mengasihi Tuhan, pasti kita menuruti perintah Tuhan.

Yohanes 14: 16-17
(14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
(14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

Ketika kita menuruti perintah Tuhan, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, maka DIBUTUHKAN PERJUANGAN dan PENGORBANAN.
Oleh sebab itu, Allah menjanjikan Penolong yang lain, itulah Roh kebenaran yang akan menyertai kita selama-lamanya, sehingga dengan demikian kita dimampukan untuk menuruti segala perintah Tuhan.

Kalau kita bisa bertahan beribadah melayani Tuhan sampai malam ini, itu karena penyertaan Tuhan bagi kita, itulah Seorang Penolong yang lain. Dunia tidak mengenal penolong yang lain ini, tetapi kita mengenal-Nya, karena kita menuruti perintah Tuhan. Seorang Penolong yang lain inilah yang memberi kemampuan bagi kita.

SAYA TAMBAHKAN SEDIKIT;
Setelah Yesus menerima putusan pengadilan Pilatus, maka selanjutnya Yesus memikul salib-Nya menuju bukit Golgota (bukit tengkorak) tetapi di tengah-tengah perjalanan, Ia terjatuh, Ia tidak mampu melanjutkan perjalanan itu, karena begitu beratnya beban yang harus Ia pikul di atas pundak-Nya.
Sejak Yesus ditangkap di taman Getsemani (Jumat malam), sampai Sabtu dini hari, Yesus telah menanggung penderitaan, merasakan betapa pahitnya pengorbanan itu. Kemudian, Yesus dibawa ke Mahkamah Agama di hadapan Kayafas, lalu dibawa ke Herodes, kemudian dibawa ke hadapan Pilatus, kembali lagi ke Herodes, lalu akhirnya diputuskan oleh Pilatus. Selama itu pula Yesus telah menanggung penderitaan.
Itu sebabnya di tengah-tengah perjalanan menuju bukit tengkorak, Yesus terjatuh, tetapi pada saat itu ADA SEORANG YANG LAIN MENOLONG DIA, itulah Simon dari Kirene.

Demikian juga, kalau kita berupaya untuk mengasihi Tuhan, Tuhan tidak membiarkan kita sendirian, ADA PENOLONG YANG LAIN.
Memang ketika kita mengasihi dalam bentuk pengorbanan, mengasihi tanpa penghakiman, itu berat sekali, tetapi pada saat itu, TUHAN MEMBERIKAN PENOLONG YANG LAIN.
-    YUSUF berupaya mengasihi saudara-saudaranya, tetapi di situ kita melihat ADA SEORANG LAKI-LAKI, yang ditemukan Yusuf untuk menolong dia, dan itu bukan suatu kebetulan.
-      Sama seperti SIMON DARI KIRENE, ini adalah penolong yang lain bagi YESUS KRISTUS.
Kalau Yesus menyelesaikan masalah dengan cara penghakiman manusia, Dia bisa kembali ke wujud Allah dan semua masalah dapat terselesaikan, tetapi itu tidak sesuai dengan wujud dari kasih Allah.
Itu sebabnya, manusia harus mengikuti, bahkan menjadi satu di dalam pengorbanan Yesus; kalau Yesus menyerahkan diri-Nya, kita juga patut menyerahkan diri, itu dasar mengasihi.
-    Penolong yang lain untuk GEREJA HUJAN AKHIR adalah ROH KEBENARAN, yang menyertai kita sampai Tuhan datang untuk yang kedua kalinya.

Hasilnya.
Yohanes 3: 16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
MENGARUNIAKAN = MEMPERCAYAKAN.

Berarti, ketika Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, bersamaan dengan itu Allah telah mempercayakan 3 hal kepada manusia.
YANG PERTAMA.
Efesus 4: 10-12
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Tuhan memberikan;

-      Jabatan RASUL                                                   -   Jabatan GEMBALA-GEMBALA
-      Jabatan NABI                                                     -   Jabatan PENGAJAR-PENGAJAR / GURU
-      Jabatan PEMBERITA-PEMBERITA INJIL / PENGINJIL

KEGUNAANNYA: untuk memperlengkapi orang-orang kudus;
-      Bagi pekerjaan pelayanan.
-      Bagi pembangunan tubuh Kristus.

Jabatan yang dikaruniakan oleh Allah, itu adalah KASIH dari Allah Bapa.

Berarti, ketika Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, bersamaan dengan itu Allah telah mempercayakan 3 hal kepada manusia.
YANG KEDUA.
1 Korintus 12: 8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Dikaruniakan 9 karunia-karunia Roh Kudus, yaitu;
-      Karunia untuk BERKATA-KATA DENGAN HIKMAT.
-      Karunia untuk BERKATA-KATA DENGAN PENGETAHUAN.
-      Karunia IMAN.
-      Karunia untuk MENYEMBUHKAN.
-      Kuasa untuk MENGADAKAN MUJIZAT.
-      Karunia untuk BERNUBUAT.
-      Karunia untuk MEMBEDAKAN BERMACAM-MACAM ROH.
-      Karunia untuk BERKATA-KATA DENGAN BAHASA ROH.
-      Karunia untuk MENAFSIRKAN BAHASA ROH.

1 Korintus 12: 11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Ini semua sumbernya dari ROH ALLAH. Rupa-rupa karunia, tetapi satu di dalam Roh Allah yang satu itu.
Jadi, sekalipun sidang jemaat memperoleh karunia-karunia, namun sumbernya dari Roh Allah yang satu itu.

Berarti, ketika Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, bersamaan dengan itu Allah telah mempercayakan 3 hal kepada manusia.
YANG KETIGA.
Wahyu 19: 8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

Dikaruniakan supaya memakai KAIN LENAN HALUS.
Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus = FIRMAN ALLAH.
Firman Allah adalah KEBENARAN YANG MENGUDUSKAN manusia, saya dan saudara.

Wahyu 3: 5
(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

Dikaruniakan pakaian putih, berarti; namanya tidak dihapus dari kitab kehidupan Anak Domba.
Biarlah kita senantiasa mengenakan pakaian putih, sebab pakaian putih itu adalah pakaian dari orang-orang kudus.
Pakaian = kelakuan sehari-hari.
Jadi, perlu juga kita memperhatikan pakaian, terlebih imam-imam yang dipercayakan pelayanan, jangan mengenakan pakaian yang kotor ketika beribadah melayani Tuhan, usahakan mengenakan pakaian yang bersih.

Biarlah kita mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh. Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
­Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment