KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, October 16, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 14 OKTOBER 2012


IBADAH RAYA MINGGU, 14 OKTOBER 2012

Tema: SIAPA YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SORGA
           (Seri 02)

Subtema: MENJADI YANG TERBESAR MENURUT UKURAN DUNIA DAN MENURUT UKURAN KERAJAAN SORGA

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya kita boleh beribadah pada malam hari ini, biarlah Tuhan tetap berkemurahan bagi kita.
Kalau kita dimampukan untuk beribadah, dimampukan untuk melayani Tuhan, menjadi rendah dan kecil, semua karena kemurahan Tuhan. Sebab, kalau kita menggunakan ukuran manusia / daging, kita tidak mampu melakukan apa yang menjadi kehendak Allah. Oleh sebab itu, biarlah kita dipenuhkan oleh Roh Kudus, yang memberi kekuatan kepada kita.

Kalau hari ini kita diberkati Tuhan lewat firman-Nya, puji Tuhan, lalu oleh berkat firman Tuhan kita mengalami keubahan, puji Tuhan.
Tetapi biarlah kiranya keubahan karena kuasa firman itu permanen dalam kehidupan kita, sehingga keubahan itu tidak bersifat sementara, supaya semua tidak menjadi sia-sia.

Saya, sebagai gembala sidang yang kecil, juga harus menjadikan hidup ini berarti di hadapan Tuhan; setia beribadah melayani Tuhan, fokus memperhatikan perkara di atas, bukan hanya saat beribadah dan melayani di dalam gereja maupun di tempat kita masing-masing.
Dalam sedetikpun, pikiran tidak boleh luput dari perkara yang di atas, supaya tidak ada kesempatan / tidak ada celah bagi iblis setan untuk memanfaatkan gerak-gerik kita yang menjadi najis, pemikiran menjadi najis, sikap, perbuatan, tingkah laku yang najis.

Saya bersyukur kepada Tuhan karena waktu saya banyak untuk Tuhan. Kalaupun saya lelah, tetapi lelah karena melayani Tuhan, itu yang saya syukuri, sehingga dengan demikian meminimalisir dosa dalam kehidupan saya.
Biarlah waktu kita hanya untuk Tuhan, tidak ada waktu untuk yang lain-lain.

Saudaraku, malam ini kita melanjutkan firman penggembalaan, untuk Ibadah Raya Minggu, dari Matius 18: 1-5.
Matius 18: 1-5
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

12 murid bertanya kepada Yesus Kristus tentang; "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
Kalau kita perhatikan lewat kisah ini, rupa-rupanya 12 murid menginginkan yang terbesar; satu dengan yang lain menginginkan yang terbesar, tetapi menurut pemikiran manusiawi.

Pertanyaan yang sama juga pernah dilontarkan oleh 12 murid dalam percakapan pada waktu perjamuan malam.
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

12 murid menginginkan yang terbesar di antara mereka, sehingga terjadi perselisihan, terjadi pertengkaran satu dengan yang lain.
Berarti; kalau seseorang menginginkan untuk menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusiawi, di situ akan terjadi perselisihan, pertengkaran satu dengan yang lain.
Seperti yang kita perhatikan di sini; 12 murid bercakap-cakap pada waktu perjamuan malam.

Saya masih ingat ...
Sebelum di dalam Tuhan, sebelum mengenal Tuhan secara pribadi, saya selalu ingin menjadi yang terbesar, walaupun kelihatannya rendah hati.
Banyak orang yang seperti itu; kelihatannya rendah hati, tetapi selalu ingin menjadi yang terbesar, sehingga ketika ingin menjadi yang terbesar, justru terjadi perselisihan, pertengkaran satu dengan yang lain, baik dalam pekerjaan, baik di rumah, di mana saja.

Kita kembali melihat ...
Matius 18: 2
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka

Setelah pertanyaan tentang “siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga”, Yesus segera memanggil anak kecil, lalu menempatkan anak kecil itu di tengah-tengah mereka / di antara mereka.
Ini menunjukkan bahwa; yang Tuhan inginkan bukan yang terbesar, tetapi Tuhan menginginkan supaya murid-murid menjadi sama seperti anak kecil, sehingga dengan demikian, menjadi contoh teladan di tengah-tengah / di antara sesama.
Sama seperti anak kecil, artinya; merendahkan diri serendah-rendahnya, sampai berada di tempat yang kecil / yang paling rendah, itulah titik nol (0), bukan di angka satu (1).
Nol (0) -> tidak bernilai = kosong.

Syarat untuk menjadi kecil.
Matius 18: 3
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Supaya menjadi sama seperti anak kecil, syaratnya; bertobat.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa, dan jangan mengulangi lagi, terlebih dosa menginginkan yang terbesar di antara sesama.

Saudaraku, bertobat, berarti; berhenti berbuat dosa, seperti 2 tangan dan 2 kaki yang terpaku, tidak dapat berbuat apa-apa lagi, pada saat itulah darah mengalir.
Darah yang mengalir itulah tanda pertobatan. Darah -> pengorbanan.
Jadi, sebagai tanda pertobatan itu, dibutuhkan pengorbanan / tanda darah.

Kalau dahulu selalu ingin menjadi yang terbesar, merasa lebih tua, lebih hebat, lebih rohani, lebih dari yang lain, tetapi malam ini, setelah kita dikoreksi oleh firman Tuhan, biarlah kita segera untuk bertobat, berhenti berbuat dosa dan jangan mengulangi lagi, tandanya; ada pengorbanan.
Untuk menempatkan diri seperti anak kecil, itu memang tidak mudah, tetapi itu harus bagi kita semua, supaya kita menjadi yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga.

Kalau kita menjadi sama seperti anak kecil, merendahkan diri serendah-rendahnya (berada di titik nol), berarti menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, tetapi kalau seseorang ingin menjadi yang terbesar, maka ia menjadi kecil di dalam Kerajaan Sorga.
Sejauh mana kita membesarkan diri sejauh itulah Kerajaan Sorga kecil. Sebaliknya, sejauh mana kita merendahkan diri, sejauh itulah Kerajaan Sorga besar.

Kalau di dalam Kerajaan Sorga tidak ada penghuninya, silahkan saja mengecilkan Kerajaan Sorga, lalu membesarkan diri.
Tetapi kenyataannya, di dalam Kerajaan Sorga itu ada;
-      Takhta Allah dan takhta Anak Domba,
-      kemudian dari takhta itu mengalir sungai air kehidupan,
-      serta ada para malaikat di sorga, dan lain-lain, itu semua jangan dikecilkan / janganlah mengecilkan kerajaan sorga.

Matius 18: 4
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Kalau sudah bertobat, dan menjadi sama seperti anak kecil, maka dialah yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga.

Matius 18: 5
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Perlu kita ketahui: kalau kita sama seperti anak kecil = menyambut Yesus Kristus, sebagai penghuni Kerajaan Sorga.

Ada sebuah lagu pujian, yang berbunyi; “Sambutlah Yesus! Tinggikan Yesus! Beri Dia hormat, pujian, dan kuasa, Yesus Raja. Bagi Yang Mulia, ku angkat tanganku, Kau kupuja, kucinta, kusembah. Haleluya!
Sambutlah Yesus, tinggikan Yesus, beri Dia hormat setinggi-tingginya, sebab Dia adalah penghuni Kerajaan Sorga.
Dia adalah utusan, yang mewakili segala apa yang terdapat di dalam Kerajaan Sorga, Yesus adalah duta Kerajaan Sorga.

Praktek menjadi yang terbesar untuk ukuran dunia dan untuk ukuran Kerajaan Sorga / Kerajaan Sorga.
Lukas 22: 25
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

Yesus menyatakan ukuran untuk menjadi yang terbesar kepada 12 murid.

Terlebih dahulu kita melihat...
PRAKEK UNTUK MENJADI YANG TERBESAR MENURUT UKURAN DUNIA:
1.    Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
Berarti, yang terbesar adalah para raja, para pemerintah, itulah yang terbesar menurut ukuran dunia.
2.    Orang-orang yang menjalankan kuasa disebut pelindung.
Berarti, untuk ukuran dunia, yang terbesar adalah mereka yang menjalankan kuasa di dalam satu kerajaan, di dalam satu pemerintahan, itulah yang disebut terbesar (pelindung).
Tetapi praktek ini tidak selalu mulus dijalankan, karena manusia menjalankan hukumnya sendiri, yang kecil tertindas dan tidak mendapatkan keadilan.

Sekarang bandingkan dengan; ukuran yang terbesar, jika di dalam Tuhan.
Lukas 22: 26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

Ukuran yang terbesar di dalam Tuhan, yaitu;
YANG PERTAMA.
Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.

Pertanyaannya: Mengapa yang paling muda menjadi yang terbesar di dalam kerajaan Sorga?
-      ALASAN PERTAMA: Orang muda selalu terlebih dahulu memberi hormat kepada yang tua.
Saya seringkali memperhatikan, usia muda tetapi tidak mau memberi penghormatan kepada yang lebih tua, ini sungguh aneh.
Sebelum mengenal firman pengajaran, banyak di antara kita hidup dengan cara-cara yang seperti itu, tidak peduli kepada yang lebih tua, mulai dari cara berbicara, cara bersikap, cara berpikir, dan lain sebagainya. Tetapi puji Tuhan, setelah kita mengenal firman pengajaran, kita memiliki banyak keubahan-keubahan.

Kalau ingin menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, hendaklah menjadi yang muda, memberi penghormatan bagi yang tua.

Roma 12: 10
(12:10) Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.

Saling mendahului memberi hormat .
Ada baiknya, kita saling mendahului memberi hormat, karena orang dunia saja mengerti untuk menghormati orang lain, saya kira kita semua lebih lagi, karena firman pengajaran telah menggembalakan kita.

1 Petrus 5: 5
(5:5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Merendahkan diri seorang terhadap yang lain, berarti seperti orang-orang muda tunduk kepada yang tua.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini;
·         Allah menentang orang congkak, yaitu orang-orang yang tidak saling merendahkan dirinya satu dengan yang lain.
·         Mengasihani orang yang rendah hati, yaitu orang-orang muda yang tunduk kepada orang-orang tua.

Pertanyaannya: Mengapa yang paling muda menjadi yang terbesar di dalam kerajaan Sorga?
-      ALASAN KEDUA: Orang muda selalu ingin diajar karena minim pengalaman / belum berpengalaman.
Minim pengalaman gambaran dari orang muda.
Kalau ukuran dunia, orang muda disebut belum banyak makan asam garam = masih minim pengalaman.
Orang yang seperti ini, selalu ingin diajar, berbeda dengan orang yang sudah tua, berarti sudah banyak makan asam garam, sudah banyak pengalamannya, tidak butuh ajaran / nasihat.

Roma 12: 16
(12:16) Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!

Orang muda tidak menganggap diri pandai = minim pengalaman / belum banyak makan asam garam.

Orang yang merasa diri tidak pandai, dapat dilihat dari 3 hal;
1.    Sehati sepikir dalam hidup bersama.
Orang yang tidak menganggap diri pandai, ia berusaha untuk membangun kebersamaan, sampai benar-benar sehati sepikir dengan orang lain.
Bagaimana dengan kita sekalian dalam satu kandang penggembalaan, apakah masih mengambil jalan masing-masing / membawa hati sendiri? Kalau masih membawa hati sendiri, berarti; menganggap diri pandai.
2.    Tidak memikirkan perkara-perkara yang tinggi.
Kalau orang muda / orang yang tidak menganggap diri pandai, memikirkan perkara-perkara yang tinggi, itu tidaklah pantas, tidak cocok.
Saudaraku, bagi orang muda, pantas kalau dia lebih bekerja keras dari sejak muda, itulah yang pantas. Tanpa kerja keras, tanpa usaha, lalu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, hanya akan mendatangkan kesia-siaan.
Bagi orang muda, kerja keras dulu sejak dari sekarang, seiring dengan kerja keras itu, Tuhan akan membawa dia pada perkara yang tinggi, bahkan jauh lebih tinggi.
Sebagai seorang imam, harus kerja keras; layani Tuhan dengan sungguh-sungguh, nanti Tuhan yang membawa kita pada perkara yang tinggi, bukankah imamat rajani adalah posisi yang tinggi?
Kalau Tuhan sendiri mampu membawa kita ke tempat yang tinggi, mengapa kita susah-susah memikirkan perkara-perkara yang tinggi?
3.    Mengarahkan diri pada perkara-perkara yang sederhana.
Jangan mengarahkan diri kepada perkara-perkara yang sulit = hidup jangan dibuat susah.
Buatlah segala sesuatunya menjadi sederhana, jangan dibuat sulit. Kalaupun ada perkara yang sulit, dijadikan sederhana saja; setia beribadah melayani Tuhan, serahkan segala perkara di bawah kaki Tuhan lewat doa, itulah tanda orang yang tidak menganggap diri pandai.

Pertanyaannya: Mengapa yang paling muda menjadi yang terbesar di dalam kerajaan Sorga?
-      ALASAN KETIGA: Hiasan (mahkota) dari orang muda terletak pada kekuatannya.

Amsal 20: 29
(20:29) Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban.

Orang muda mempunyai kekuatan dan itu merupakan hiasan (mahkota) dari orang muda, sehingga dengan kekuatan yang dimiliki orang muda, ia dapat mengerjakan apa yang menjadi kehendak Tuhan = mampu menyenangkan hati Tuhan, misalnya:
·         Tekun dalam 3 macam ibadah utama.
·         Setia melayani Tuhan dalam susah maupun senang, dan lain sebagainya.

Ukuran yang terbesar di dalam Tuhan, yaitu;
YANG KEDUA.
Pemimpin sebagai pelayan.

Berarti; seorang pemimpin harus melayani.
Hal ini berbanding terbalik dengan ukuran yang terbesar di dalam dunia; yang terbesar adalah para raja, para pemerintah, dan mereka yang menjalankan kuasa di dalam satu kerajaan, di dalam satu pemerintahan, itulah yang disebut terbesar menurut ukuran dunia, tetapi di dalam Tuhan bukanlah demikian.
Sekali lagi saya katakan, untuk menjadi yang terbesar di dalam Tuhan; seorang pemimpin harus menjadi pelayan.
Kalau hanya main tunjuk dan mulut banyak bicara, namun tidak melayani, itu bukan yang terbesar.

Kalau ingin menjadi pemimpin, layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, giatlah selalu, rajinlah dalam pekerjaan Tuhan, jangan sampai kerajinan itu menjadi kendor.

Roma 12: 11
(12:11) Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Melayani Tuhan, berarti;
-      dengan roh yang menyala-nyala,
-      kerajinan jangan sampai kendor, supaya kita menjadi pemimpin-pemimpin.
Jadilah pemimpin, jadilah yang terbesar, layanilah Tuhan dengan roh yang menyala-nyala, kerajinan jangan sampai kendor!
Sekalipun jadwal ibadah kita padat, sedikit waktu untuk beristirahat, tetaplah melayani Tuhan dengan roh yang menyala-nyala.

Saudaraku, mari kita perhatikan sejenak mengenai; 5 gadis yang bijaksana (Matius 25: 1-13).
Selain membawa pelita, 5 gadis yang bijaksana membawa minyak dalam buli-buli.
Sehingga meskipun dalam kelemahan (tertidur), Roh Kudus menolong kita untuk tetap bernyala-nyala, itu sebabnya 5 gadis yang bijaksana tidak memberikan minyak itu kepada 5 gadis yang bodoh, karena mereka punya pemahaman, sesuai dengan perkataan 5 gadis bijaksana, yaitu “nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu”.
Dalam hal ini kita perhatikan, 5 gadis yang bijaksana sangat mendambakan Roh Kudus, supaya pelitanya tetap menyala-nyala.
Kalau kerajinan kendor, tidak lagi berapi-api / tidak lagi bernyala-nyala dalam melayani Tuhan, sama seperti 5 gadis yang bodoh; awalnya menyala-nyala / berapi-api, tetapi tidak bertahan lama, karena tidak hidup dalam pimpinan Roh Kudus, maka lama kelamaan api yang menyala akan padam, dan pada akhirnya pintu kemurahan tertutup = tidak masuk dalam pesta nikah anak domba.
Selagi masih ada kesempatan (Tuhan masih berkemurahan), layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, layani Tuhan dengan roh yang menyala-nyala!

Kembali kita perhatikan...
Lukas 22: 27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Kalau untuk ukuran dunia, yang terbesar adalah mereka yang duduk makan, berbeda dengan ukuran Tuhan; seorang pemimpin harus melayani, itu mutlak.
Tidak boleh saling tunjuk menunjuk, sidang jemaat tidak boleh saling memerintah, kerjakan saja apa yang bisa dikerjakan.

Kalau ingin menjadi pemimpin layanilah Tuhan, oleh sebab itu Yesus berkata “Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan”.
Sangat kontras, berbanding terbalik, dan tidak pernah ketemu, ukuran yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga dengan ukuran yang terbesar di dalam dunia.
Sekarang pertanyaannya; kita ini manusia duniawi atau manusia rohani / manusia batiniah?
-      Kalau manusia duniawi; untuk menjadi yang terbesar, menggunakan ukuran dunia.
-      Tetapi kalau manusia rohani; untuk menjadi yang terbesar, tentu menggunakan ukuran Tuhan.

Ciri-ciri mereka yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Lukas 22: 28
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.

Cirinya; tetap tinggal bersama-sama dengan Tuhan dalam segala pencobaan = satu dalam penderitaan Kristus, yaitu sengsara salib = aniaya karena firman.
Jadi, aniaya karena firman = sengsara salib = satu dalam penderitaan Kristus, orang yang seperti inilah yang disebut bersama-sama dengan Tuhan dalam segala pencobaan.

Lukas 22: 29
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,

Yang menentukan hak Kerajaan adalah Tuhan, bukan manusia.
Jadi, jangan mencoba-coba ingin menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusia / dengan ukuran duniawi, sebab Tuhan yang menentukan hak-hak Kerajaan Sorga bagi setiap orang, bukan manusia.

Lukas 22: 31
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,

Iblis setan menuntut Simon Petrus, berusaha untuk menampi, seperti menampi gandum.
Mengapa Yesus berkata demikian kepada Simon Petrus?

Dikaitkan dengan ayat 24 ...
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

Rupa-rupanya, Simon Petrus menginginkan yang terbesar dari antara 12 murid.
Memang secara lahiriah, Simon Petrus adalah yang tertua di antara 12 murid, dialah murid yang pertama.
Biasanya, kalau orang yang paling tua, selalu ingin menjadi yang terbesar (ingin dituakan). Tetapi biarlah itu tidak terjadi di antara kita semua, amin saudaraku?

Simon Petrus mencoba-coba ingin menjadi yang terbesar dengan menggunakan akal pikiran manusiawi, dengan menggunakan ukuran duniawi / cara-cara duniawi, justru itu adalah celah bagi setan.
Hati-hati, jangan menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, sebab itu adalah celah bagi setan. Jangan buka pintu / jangan ada celah bagi setan.

SAYA MAU MENAMBAHKAN SEDIKIT LAGI...
Kalau seseorang berada di tempat yang paling rendah, tidak ada kesempatan bagi setan untuk menjatuhkan seseorang, sebab tidak ada lagi tempat yang lebih rendah dari tempat yang terendah.
Tetapi kalau kita mencoba-coba ingin menjadi yang terbesar dengan cara duniawi / manusiawi, maka pintu terbuka bagi iblis setan; semakin ingin menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, pintu semakin terbuka bagi setan.
Jangan ikuti cara-cara Simon Petrus; menginginkan yang terbesar dengan menggunakan cara-cara manusiawi / duniawi.
Jadilah seperti anak kecil; merendahkan diri serendah-rendahnya di tempat yang terendah, yaitu berada pada titik nol. 
Tempat yang terendah adalah tempat yang terindah bersama dengan Tuhan, sebab tempat yang terendah tidak dapat diusik oleh siapapun, bahkan setan sekalipun. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang 

No comments:

Post a Comment