KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, December 14, 2012

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 14 DESEMBER 2012


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 14 DESEMBER 2012

Subtema: MENJADI RUMAH ROHANI DAN IMAMAT YANG KUDUS
KARENA MENDIRIKAN RUMAH DI ATAS BATU

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah pada saat malam hari ini, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab.
Biarlah kiranya pelayanan yang Tuhan percayakan ini, mengarah pada Kristus sebagai kepala, sehingga ibadah pelayanan ini menjadi lebih baik, tetapi kalau mementingkan diri sendiri (pelayanan tidak mengarah kepada Kristus / kepala), akan menjadi batu sandungan di tengah-tengah ibadah pelayanan. Oleh sebab itu, biarlah kita dengar-dengaran, supaya semuanya menjadi lebih baik.
Kemudian, kalau kita merendahkan diri serendah-rendahnya / berada di titik nol, kebenarannya tidak ditentukan oleh situasi, tidak ditentukan oleh keadaan dan perasaan.
Oleh sebab itu, biarlah kita semua berada di titik nol, di tempat yang paling terendah, sehingga kebenaran itu tidak ditentukan oleh apapun, kecuali kebenaran firman Tuhan.

Kembali kita memperhatikan Maleakhi 2: 6 ...
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnyaDalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

Allah menyatakan 3 hal yang menjadi kelebihan dari orang-orang Lewi kepada para imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.     Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.    Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
III.  Dalam damai sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti Tuhan.

Kita masih tetap memperhatikan keterangan yang pertama.
Keterangan:
I.     PENGAJARAN YANG BENAR ADA DALAM MULUTNYA.
Dikaitkan dengan; pelayanan Yesus Kristus.

Matius 7: 28
(7:28) Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,

Takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya.
Berarti; di mulut Yesus Kristus terdapat pengajaran yang benar, sehingga pada saat Yesus menyampaikan pengajaran itu, mereka yang mendengar menjadi takjub dan terkesan.

Memang, kalau kita mendengarkan pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel / firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, membuat kita menjadi takjub / terkesan, sebab bila firman-firman Tuhan tersingkap, maka segala sesuatu yang terselubung akan tersingkap, itulah yang membuat kita takjub dan terkesan.

Adapun pengajaran-pengajaran itu, antara lain;
1.    Hal penghakiman (Matius 7: 1-5).
2.    Hal yang kudus dan berharga (Matius 7: 6).
3.    Hal pengabulan doa (Matius 7: 7-11).
4.    Jalan yang benar (Matius 7: 12-14).
5.    Hal pengajaran yang sesat (Matius 7: 15-23).
6.    Dua macam dasar (Matius 7: 24-27).
Itulah pengajaran-pengajaran yang disampaikan oleh Yesus Kristus kepada orang banyak.

Sekarang, tiba saatnya kita memperhatikan pengajaran yang keenam;
DUA MACAM DASAR
Pengajaran yang keenam ini adalah pengajaran yang terakhir, dari seluruh pengajaran yang disampaikan oleh Yesus Kristus pada injil Matius 7.

Mari kita memperhatikan dua macam dasar dalam Matius 7: 24-27, yaitu;
-      Dasar yang pertama adalah RUMAH DIDIRIKAN DI ATAS BATU.
-      Dasar yang kedua adalah RUMAH DIDIRIKAN DI ATAS PASIR.

Matius 7: 24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Keterangan: Dasar yang pertama
RUMAH DIDIRIKAN DI ATAS BATU / MENDIRIKAN RUMAHNYA DI ATAS DASAR BATU.

Mari kita perhatikan...
Matius 21: 42-43
(21:42) Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
(21:43) Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -> pribadi Yesus Kristus yang disalibkan = korban Kristus.
Berarti mendirikan rumahnya di atas batu, arti rohaninya untuk kita sekarang adalah; BERDIRI DI ATAS KORBAN KRISTUS.

Lebih jauh kita lihat; mendirikan rumahnya di atas batu.
Matius 21: 44
(21:44) [Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.]"

-      Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, IA AKAN HANCUR.
-      Barangsiapa ditimpa batu itu, IA AKAN REMUK.

Mazmur 51: 19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Berarti, kalau mendirikan rumahnya di atas batu / berdiri di atas korban Kristus, MENJADI KORBAN SEMBELIHAN DI HADAPAN TUHAN.
Korban sembelihan itu; JIWA yang HANCUR, HATI yang PATAH dan REMUK.
Kalau di tengah-tengah ibadah pelayanan kita mengalami jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, itu adalah korban sembelihan di hadapan Tuhan.
Ketika mengalami jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk (korban sembelihan), tidak dipandang hina oleh Tuhan, berarti dipandang mulia.

Sebaiknya, ketika jiwa hancur, hati patah dan remuk, kita tidak perlu kecewa, tidak perlu kecil hati, tidak usah minder di tengah-tengah ibadah pelayanan, sebab jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, dipandang mulia oleh Tuhan.
Memang, kalau kita membangun rumah di atas dasar korban Kristus;
-      ketika jatuh di atas batu itu, yaa, memang harus hancur,
-      kalau kita ditimpa oleh batu itu, yaa, memang harus remuk, tidak bisa tidak.
Kalau tidak mengalami hal itu, berarti, tidak membangun rumahnya di atas batu; dengan kata lain membangun rumahnya di atas dasar yang lain.
Kalau domba, harus menjadi korban sembelihan, kalau kambing, yaa menanduk.

Kita kembali memperhatikan Matius 21.
Matius 21: 42
(21:42) Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.

Saudaraku, batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah MENJADI BATU PENJURU.

Yesaya 28: 16
(28:16) sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!

Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, menjadi batu penjuru, menjadi suatu dasar yang teguh.
Teguh, berarti; kuat.
Jadi, kalau dasar dari bangunan itu teguh / kuat;
-      tidak akan gelisah.
-      tidak dipermalukan oleh Tuhan (1 Petrus 2: 6).

Itu sebabnya tadi dikatakan; batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan itu, menjadi batu penjuru, dan itu diperbuat dari pihak Tuhan, maksudnya: saya dan saudara tidak akan gelisah, tidak dipermalukan oleh Tuhan.
Tetapi kalau dasarnya tidak kuat, kita yang dipermalukan, sehingga saat merasa malu, kita mengalami kegelisahan.
Tidak ada orang bila jatuh ke dalam dosa, lalu berkata “saya hebat”, tetapi justru yang terjadi adalah malu dan gelisah.

Bukti dasar yang teguh (kuat dan tidak dipermalukan).
Matius 7: 25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Buktinya; HUJAN TURUN, ANGIN MELANDA, DATANGLAH BANJIR, tetapi rumah itu tidak rubuh = kuat, karena rumah itu dibangun di atas dasar batu (korban Kristus).

Keterangan:
-      HUJAN TURUN
Menggambarkan ujian / cobaan yang datangnya dari penghulu di udara, itulah iblis setan.

Efesus 6: 11-12
(6:11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
(6:12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Perjuangan kita bukan melawan darah daging, tetapi melawan penghulu di udara, roh-roh jahat di udara.
Kalau ada orang Kristen berjuang melawan sesamanya, ia adalah orang Kristen yang keliru, sebab perjuangan kita bukan melawan darah daging, tetapi melawan penghulu di udara, melawan tipu muslihatnya.

Itu sebabnya saudaraku, ketika Yesus disalibkan oleh imam-imam kepala, tua-tua, ahli-ahli taurat, orang-orang Farisi, Yesus tidak mengadakan perlawanan, sebab Yesus tidak berjuang melawan darah daging, bukan melawan manusia, tetapi Yesus harus melawan tipu muslihat iblis setan.
Kalau Yesus mengadakan perlawanan terhadap orang Yahudi, berarti Yesus terkena tipu muslihat dari iblis setan, itu sebabnya Yesus berdiam diri, sebab Yesus tahu, bahwa Yesus bukan berhadapan dengan orang Yahudi, tidak melawan darah daging, melainkan melawan iblis setan, roh-roh jahat di udara, dengan tipu muslihatnya.

Kemudian, SAYA TAMBAHKAN SEDIKIT LAGI;
Jika Yesus mengadakan perlawanan terhadap orang-orang Yahudi yang menyalibkan Dia (imam-imam kepala, tua-tua, ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi), maka Yesus berada di bawah hukum Taurat, yaitu tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas kejahatan.

-      ANGIN MELANDA
Saudaraku, angin di sini -> pengajaran-pengajaran palsu.

Efesus 4: 13-14
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Angin melanda rumah -> pengajaran-pengajaran palsu dari nabi-nabi palsu, dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.

Efesus 4: 15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Kalau berdiri di atas korban Kristus, ia kuat terhadap ajaran-ajaran palsu, karena orang yang mendirikan rumah di atas dasar batu, itu menunjukkan bahwa ia adalah pribadi yang dewasa rohani, yang senantiasa berpegang teguh pada pengajaran mempelai dalam terang tabernakel (pemberitaan firman tentang salib Kristus) sehingga dengan demikian, ia tidak mudah diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran palsu, dengan segala kelicikan dari nabi-nabi palsu.

-      BANJIR DATANG.
Di akhir zaman ini, saya melihat dunia ini sedang dilanda oleh banjir yang besar, banjir yang begitu hebat; melanda laki-laki, perempuan, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin, dilanda oleh banjir; persis seperti pada zaman Nuh.
Tetapi Nuh beroleh kasih karunia, sehingga nuh dan isteri, 3 anak dan 3 menantu diselamatkan dari banjir yang hebat; Nuh hidup sesuai dengan firman Tuhan, dia membangun bahtera sesuai dengan perintah Tuhan.
Saudaraku, banjir di sini -> dosa kenajisan.

SEDIKIT KESAKSIAN:
Tadi siang, saya mendengar berita dari TV, bahwa sekarang ini ada sebutan “arisan seks”, setahu saya setiap anggota arisan akan mendapat gilirannya masing-masing. Berarti, arisan seks itu adalah seks yang digilir.
Kiranya kita hidup oleh kasih karunia saja; kita berdiri di atas korban Kristus, sehingga kita kuat, sekalipun menghadapi ujian yang ketiga / banjir datang melanda rumah.
Saya paling menyesal sekali kalau satu di antara pemuda remaja, ada yang hidup di dalam pergaulan bebas, itu sebabnya, saya selalu mendoakan seluruh sidang jemaat, tiap-tiap nama saya sebutkan.
Jangankan bergaul bebas, tidak tekun beribadah saja, hati saya sebagai gembala sidang, sangat hancur.

Kejadian 6: 2
(6:2) maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

Pada masa itu, kejahatan manusia sungguh luar biasa, sebab setiap laki-laki mengambil isteri dari perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka, berarti; menyukai dan mengingini setiap perempuan-perempuan yang cantik-cantik, ini adalah dosa kenajisan, sampai akhirnya, air bah melanda seluruh permukaan bumi dan membinasakan seluruh manusia di muka bumi.

Kejadian 6: 6-8
(6:6) maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
(6:7) Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
(6:8) Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

Oleh karena dosa kenajisan, hati Tuhan pilu, dan akhirnya air bah melanda seluruh bumi, dan membinasakan / menghapuskan manusia dari muka bumi, tetapi NUH MEMPEROLEH KASIH KARUNIA.

Kesimpulannya:
Kalau mendirikan rumah di atas batu (korban Kristus), berarti memperoleh kasih karunia.

Barangkali hati pikiran mulai ditarik oleh roh najis, langsung patahkan saja, berarti; harus memiliki ketegasan.
Ingat setiap rumah dibangun di atas dasar batu, artinya; kalau jatuh di atasnya memang harus hancur, kalau ditimpa oleh batu itu, memang harus remuk, itu jauh lebih baik dari pada menuruti hawa nafsu dan keingian daging, dari pada menuruti roh jahat dan roh najis. Kalau kita remuk dan hancur, itu adalah kasih karunia, supaya menyelamatkan kita dari banjir yang melanda bumi.
Oleh sebab itu, jangan suka cari zona kenyamanan, sebab kalau berada di zona nyaman saudara tidak akan pernah menjadi korban sembelihan di hadapan Tuhan.

Tujuan mendirikan rumah di atas batu.
1 Petrus 2: 3-5
(2:3) jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Tujuannya; dipergunakan sebagai batu hidup untuk:
-      Pembangunan suatu RUMAH ROHANI.
Rumah rohani, berarti; rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam.
Berbicara rumah rohani, berarti sama dengan manusia rohani / makhluk rohani.

Wahyu 4: 6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

Di tengah-tengah takhta itu dan sekelilingnya ada 4 makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Mata adalah pelita tubuh (Matius 6: 22), kemudian dalam Mazmur 119: 105 dikatakan bahwa firman adalah pelita, berarti; mata = firman Allah yang menerangi seluruh hidup.
·        Mata di sebelah muka, artinya; perjalanan hidup ke depan diterangi oleh firman Tuhan.
·        Mata di sebelah belakang, artinya; dosa masa lalu telah diterangi oleh firman Tuhan.

Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Empat makhluk tersebut ditutupi oleh sayap-sayapnya (enam sayap).
Artinya; daging dengan segala tabiatnya tidak lagi terlihat = manusia rohani / makhluk roh.

Kemudian, kalau kita perhatikan di sini, empat makhluk tersebut dengan tidak berhenti-hentinya, mereka berseru siang dan malam di hadapan takhta Anak Domba.

-      Bagi suatu IMAMAT KUDUS.
Imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani.
Mempersembahkan = menyembah.

Wahyu 4: 10
(4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:

24 tua-tua itu menyembah Dia yang hidup, yang duduk di atas takhta itu, sampai selama-lamanya.

Wahyu 5: 8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Keduapuluh empat tua-tua itu, di hadapan Anak Domba itu memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan, itulah doa orang-orang kudus.
Asap kemenyan yang bergumpal-gumpal itu adalah dupa yang berbau harum, itulah doa orang-orang kudus = PERSEMBAHAN ROHANI DARI IMAMAT KUDUS / ORANG-ORANG KUDUS.

Efesus 2: 20-22
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Yesus Kristus sebagai batu penjuru, di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan;
-      RAPI TERSUSUN
Artinya; setiap perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, semuanya tersusun dengan rapi.
-      MENJADI BAIT ALLAH YANG KUDUS.
Artinya; hidup kudus di dalam seluruh kehidupan, sehingga menjadi sama dengan Dia, yang adalah kudus.
-      MENJADI TEMPAT KEDIAMAN ALLAH, DI DALAM ROH.
Artinya; menjadi rumah Tuhan, di mana Roh Allah berdiam di dalamnya.

Inilah yang disebut pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, sehingga berkenan bagi Allah.

1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Jadi saudaraku, kalau menjadi rumah rohani, berarti kita menjadi bangsa yang terpilih = imamat yang rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah, untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, kalau kita melayani berarti menjadi kesaksian, menyaksikan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, itu bisa terlihat dari sikap kita sebagai rumah rohani.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment