KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, December 22, 2012

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 20 DESEMBER 2012


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 20 DESEMBER 2012

Subtema: BATU PENJURU ADALAH DASAR YANG KUAT DAN TEGUH, TETAPI JUGA MENJADI BATU SENTUHAN DAN BATU SANDUNGAN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah pada saat malam hari ini, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab.

Kembali kita memperhatikan Maleakhi 2: 6.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnyaDalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

Allah menyatakan 3 hal yang menjadi kelebihan dari orang-orang Lewi kepada para imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.     Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.    Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
III.  Dalam damai sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti Tuhan.

Kita masih tetap memperhatikan keterangan yang pertama.
Keterangan:
I.     PENGAJARAN YANG BENAR ADA DALAM MULUTNYA.
Dikaitkan dengan; pelayanan Yesus Kristus.

Matius 7: 28
(7:28) Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,

Takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya.
Berarti; di mulut Yesus Kristus terdapat pengajaran yang benar, sehingga ketika Yesus menyampaikan pengajaran itu, orang banyak yang mendengar menjadi takjub dan terkesan.

Memang, kalau kita mendengarkan pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, membuat kita menjadi takjub dan terkesan, sebab apabila firman-firman Tuhan tersingkap, maka segala sesuatu yang terselubung akan tersingkap, itulah yang membuat kita menjadi takjub dan terkesan.

Adapun pengajaran-pengajaran itu, antara lain;
1.    Hal penghakiman (Matius 7: 1-5).
2.    Hal yang kudus dan berharga (Matius 7: 6).
3.    Hal pengabulan doa (Matius 7: 7-11).
4.    Jalan yang benar (Matius 7: 12-14).
5.    Hal pengajaran yang sesat (Matius 7: 15-23).
6.    Dua macam dasar (Matius 7: 24-27).
Itulah pengajaran-pengajaran yang disampaikan oleh Yesus Kristus kepada orang banyak.

Kita sudah sampai pada pengajaran yang keenam;
DUA MACAM DASAR

Mari kita perhatikan Matius 27: 24-27, namun kita membaca ayat 24-25 saja.
Matius 7: 24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

-      Mendirikan rumah di atas dasar batu.
Berarti; dasar yang pertama adalah BATU.
-      Mendirikan rumah di atas dasar pasir.
Berarti; dasar yang kedua adalah PASIR.

Kita masih memperhatikan dasar yang pertama:
MENDIRIKAN RUMAH DI ATAS BATU
Batu -> pribadi Yesus Kristus yang disalibkan = korban Kristus.
Berarti, mendirikan rumah di atas batu, artinya; mendirikan rumah di atas korban Kristus = BERDIRI DI ATAS KORBAN KRISTUS.

Matius 21: 42
(21:42) Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.

Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan = korban Kristus.
Saudaraku, kalau kita perhatikan di sini; batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan itu, TELAH MENJADI BATU PENJURU.

Yesaya 28: 16
(28:16) sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!

Batu penjuru yang mahal itu adalah; suatu dasar yang TEGUH, suatu dasar yang KOKOH.
Kalau mendirikan rumah di atas dasar batu itu;
-      tidak akan gelisah.
-      tidak dipermalukan oleh Tuhan (1 Petrus 2: 6).
Biarlah saya dan saudara sebagai rumah Allah, bangunan Allah didirikan di atas dasar batu penjuru, bukan di atas dasar yang lain, sekalipun tukang-tukang bangunan membuang batu itu, tetapi bagi kita, batu itu sangat mahal.
Kalau kita berdiri di atas dasar batu itu, meskipun menghadapi cobaan silih berganti, kita tetap kuat, teguh, kokoh.

Saudaraku, kalau kita berbicara dasar, kita dapat melihat dasar dari tembok Yerusalem.
Wahyu 21: 19-20
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
(21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.

Dasar dari tembok Yerusalem terdiri dari 12 batu permata.
Adapun 12 batu permata tersebut adalah;
1.    batu yaspis,                       7.  batu ratna cempaka,
2.    batu nilam,                         8.  batu beril,
3.    batu mirah,                        9.  batu krisolit,
4.    batu zamrud                      10.batu krisopras,
5.    batu unam,                        11.batu lazuardi
6.    batu sardis,                        12.batu kecubung

Doakan, supaya Tuhan membukakan rahasia firman-Nya mengenai 12 batu permata dari tembok Yerusalem ini, di waktu-waktu yang akan datang.
Namun, untuk malam ini, kita hanya melihat dasar yang pertama dari tembok Yerusalem yang baru adalah: BATU PERMATA YASPIS.

Mari kita lihat batu permata yaspis ini, dalam ayat 11.
Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Saudaraku, permata yaspis tersebut jernih seperti kristal.
-      JERNIH, artinya; tidak tercampuri dengan segala macam kotoran-kotoran, itulah dosa-dosa dengan segala jenis dosa.
Contohnya, seperti sungai air yang turun dari pengunungan; jernih, bening, karena belum tercampuri, tetapi kalau sudah tercampuri dengan limbah dan sebagainya, sungai itu menjadi kotor.
-      KRISTAL = transparan.
Artinya; tulus, jujur, polos, mau mengakui dosa, tampil apa adanya, tidak dibuat-buat.

Kalau firman ini mungkin pernah disampaikan, saudara tidak boleh jenuh, berarti, dalam satu minggu ini, inilah berkat yang harus kita terima, sebab barangkali ada di antara kita yang sedang tercampuri dengan segala kotoran.
Ini harus kita perhatikan, sebab firman pengajaran itu menasihati, dan ini harus diulang-ulang, supaya kita betul-betul diteguhkan dan mantap oleh firman itu.
Barangkali kita sudah mulai tercampuri, barangkali hidup kita sudah tidak berdiri lagi dengan benar di atas korban Kristus, sehingga mulai goyah karena pengaruh-pengaruh yang tidak suci, tetapi kalau kita jernih, tidak tercampuri dengan kotoran / dosa, KITA AKAN KUAT.

Kita kaitkan dalam ...
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Saudaraku, sungai air kehidupan; jernih bagaikan kristal, kemudian mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba.
Berarti, sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah, takhta Anak Domba -> INJIL KERAJAAN = FIRMAN PENGAJARAN YANG RAHASIANYA DIBUKAKAN.
-      Sungai air kehidupan = injil / firman Tuhan,
-      sedangkan takhta Allah, takhta Anak Domba, itulah kerajaan sorga.
Berarti, supaya kita jernih seperti kristal, biarlah kita senantiasa memberi diri disucikan / dibasuh oleh sungai air kehidupan, itulah injil kerajaan.

Semoga hal ini dapat dipahami, dan kiranya injil kerajaan ini membasuh hati yang jahat, membersihkan segala sesuatu yang terselubung dan membasuh tampilan luar / sikap yang terlihat, itulah permata yaspis, batu dasar yang pertama dari tembok Yerusalem baru.

Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Permata yaspis adalah permata yang indah, jernih seperti kristal, MEMANCARKAN CAHAYA KEMULIAAN ALLAH.

Sekarang, kita memperhatikan ...
1 Petrus 2: 7
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

Bagi kita, batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan itu “mahal”, oleh sebab itu, Tuhan menjadikannya batu penjuru (suatu dasar yang kuat dan kokoh).
Namun, selain menjadi batu penjuru, dasar bangunan itu juga telah menjadi;
1.    BATU SENTUHAN
Berarti; batu tersebut menyentuh, bahkan menyakiti dan melukai setiap hati.
Barangkali ini adalah suatu pernyataan yang mengejutkan bagi kita malam ini, sebab seringkali kita mendengar firman Tuhan, bahwa Tuhan membalut luka-luka batin dan menyegarkan jiwa, tetapi justru malam ini kita mendengarkan pemberitaan firman, bahwa batu itu menyentuh bahkan menyakiti dan melukai setiap hati?

Mari kita perhatikan...
1 Korintus 1: 22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Saudaraku, pemberitaan firman tentang salib Kristus, bagi orang Yunani itu adalah suatu kebodohan.
Bagi orang bodoh, salib itu sangat menyakitkan, salib itu bukan keadilan, sehingga bagi orang bodoh, ketika ia menanggung penderitaan, sangat menyentuh, menyakiti hatinya.
Orang Yunani beribadah tetapi hanya untuk mencari hikmat, namun menolak salib Kristus, karena bagi mereka, itu adalah suatu kebodohan, bukan keadilan.

Sebelum saya melanjutkan yang kedua, saya tergerak sekali mengatakan; bahwa kita masing-masing pasti merasakan sesuatu yang tidak adil, mungkin di rumah, di sekolah, di tempat bekerja, di manapun kita berada, tetapi percaya saja, bahwa batu itu mahal, suatu dasar yang teguh, kokoh.

2.    SUATU BATU SANDUNGAN
1 Korintus 1: 22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Bagi orang Yahudi, pemberitaan firman tentang salib Kristus itu menjadi batu sandungan, sebab mereka hanya menghendaki tanda, yaitu tanda-tanda yang ajaib / mujizat-mujizat semata.
Bagi mereka, salib Kristus adalah batu sandungan, karena mereka tidak hidup di dalamnya; mengerti kebenaran tetapi tidak hidup di dalamnya, sehingga salib Kristus menjadi batu sandungan bagi mereka.
Oleh sebab itu, sidang jemaat / gereja Tuhan dalam ibadah pelayanan, dalam pengikutan kepada Tuhan; tidak cukup hanya sebatas meminta tanda-tanda ajaib / tidak hanya sebatas mujizat-mujizat.

Sekarang pertanyaannya:
Terhadap siapakah batu penjuru menjadi batu sentuhan dan batu sandungan?

Matius 21: 45-46
(21:45) Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya.
(21:46) Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

Mereka itu, antara lain ...
-      IMAM-IMAM KEPALA
Imam-imam -> pelayan-pelayan, tetapi melayani dengan asal-asalan karena tidak menghargai korban Kristus.
Melayani asal-asalan, berarti; melayani karena adanya kepentingan-kepentingan, adanya penonjolan diri, melayani supaya diakui oleh orang lain.
-      ORANG-ORANG FARISI.
Ragi Farisi adalah kemunafikan.
Munafik = di luar tidak sama dengan di dalam; di luar bisa saja tampak baik, tetapi di dalamnya penuh dengan dosa kejahatan, itu adalah ragi Farisi. Bagi mereka, batu penjuru menjadi batu sentuhan dan batu sandungan. oleh sebab itu, hati-hati dengan ragi kemunafikan!
-      AHLI-AHLI TAURAT
Lukas 20: 19
(20:19) Lalu ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia pada saat itu juga, sebab mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu, tetapi mereka takut kepada orang banyak.

Ahli Taurat, artinya; mengerti firman Tuhan bahkan menguasai tentang hukum Taurat, tetapi tidak menjadi pelaku firman Tuhan = tidak hidup di dalam hukum kasih karunia Tuhan.
Sehingga kalau kita perhatikan ahli-ahli Taurat, ketika menemukan perempuan yang berzinah di pagi hari, mereka hendak menghakimi, hendak merajami dengan batu, itu berarti tidak hidup dalam hukum kasih karunia.

Bagi orang-orang inilah (imam-imam kepala, orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat), batu penjuru menjadi batu sentuhan dan batu sandungan.
Bagaimana dengan kita, bagaimana dengan pelayanan kita, adakah ragi Farisi? Bagaimana dengan hidup kita, apakah hidup di bawah hukum taurat atau hukum kasih karunia?
Ini adalah pertanyaan yang harus kita jawab malam ini dan seterusnya di tengah-tengah ibadah pelayanan, di manapun kita berada.

Jalan keluarnya.
1 Petrus 2: 3-5
(2:3) jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Jika kita benar-benar sudah mengecap / merasakan kebaikan Tuhan, benar-benar mengecap kasih karunia Tuhan, kemurahan Tuhan, biarlah kita DATANG KEPADA BATU HIDUP itu, sehingga dipergunakan sebagai batu hidup.

Mari kita perhatikan; KALAU KITA MENJADI BATU HIDUP.
1 Petrus 2: 5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Mari kita lihat dipergunakan sebagai batu hidup;
-      Untuk pembangunan suatu RUMAH ROHANI.
Rumah rohani = rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam.

Mari kita lihat ...
Wahyu 4: 6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

Di sekeliling takhta itu ada 4 makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
·       Mata di sebelah muka.
Artinya; perjalanan rohani ke depan (masa depan) diterangi oleh firman Tuhan.
·       Mata di sebelah belakang.
Artinya; dosa masa lalu telah diterangi oleh firman Tuhan.

Kalau dosa masa lalu telah diterangi, otomatis kita tidak lagi mengulangi dosa yang sama. Kalau dosa yang lampau telah diterangi, maka perjalanan rohani ke depan tentu telah diterangi oleh firman Tuhan.
Tetapi kalau dosa masa lalu tidak diterangi, perjalanan rohani ke depan tidak diterangi, sebab dosa itu sama seperti pendendam; sebelum terjadi pembalasan, akan terus mengejar.

Dalam injil Matius 6: 22, MATA ADALAH PELITA, sedangkan dalam Mazmur 119: 105, FIRMAN TUHAN ADALAH PELITA.
Berarti, kalau mata di sebelah belakang = dosa masa lalu sudah diterangi, maka perjalanan rohani ke depan juga sudah diterangi (mata di sebelah muka), itulah keadaan 4 makhluk.

Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Kemudian saudaraku, 4 makhluk ini bersayap enam, yang menutupi seluruh daging / tubuh.
Artinya; segala tabiat-tabiat daging telah tertutupi = tidak lagi tampak hawa nafsu dan keinginan daging = makhluk roh = manusia rohani = rumah rohani.
Kalau tabiat daging, hawa nafsu dan keingiann daging tidak lagi terlihat, disebut manusia rohani / rumah rohani.
Oleh sebab itu, batu yang mahal itu dikatakan batu yang hidup / tidak mati; daging itu mati, roh yang menghidupkan. Inilah jalan keluarnya, kiranya hal ini dipahami.

Saya kira saya tidak salah kembali mengatakan;
Bukankan kita sudah mengecap kebaikan Tuhan, kasih kemurahan Tuhan, kemudian Tuhan mengangkat kita setinggi-tingginya, Tuhan menjadikan kita imamat yang rajani?
Kalau kita sudah merasakan kebaikan Tuhan itu, biarlah kita datang kepada batu yang hidup, supaya kita dipergunakan sebagai rumah rohani; penuh dengan mata, menerangi seluruh hidup.

-      Bagi suatu IMAMAT KUDUS.
1 Petrus 2: 5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Bagi suatu imamat kudus, tujuannya UNTUK MEMPERSEMBAHKAN PERSEMBAHAN ROHANI.
Saudaraku, mempersembahkan = menyembah.

Sekarang, mari kita lihat; PERSEMBAHAN ROHANI.
Wahyu 4: 10
(4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:

24 tua-tua tersungkur, menyembah Dia yang duduk di atas takhta, juga yang hidup sampai selama-lamanya.
Saudaraku, ketika kita TERSUNGKUR MENYEMBAH KEPADA TUHAN, itulah persembahan rohani.

Ketika 24 tua-tua tersungkur, sujud menyembah Anak Domba, itulah persembahan rohani bagi imamat kudus.
Barangkali kalau saudara memberi kolekte, itu adalah persembahan jasmani, tetapi bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani adalah DOA PENYEMBAHAN.

Mari kita lihat lebih jauh...
Wahyu 5: 8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Cawan emas penuh dengan kemenyan, sehingga dari cawan emas ini, ada asap yang bergumpal-gumpal, naik di hadirat Tuhan, itulah doa penyembahan yang berbau harum dari imamat kudus = persembahan rohani.
Jadi, kemenyan dalam cawan itu adalah dupa, asapnya bergumpal-gumpal sampai naik di hadirat Tuhan, itulah doa penyembahan yang berbau harum, doa penyembahan yang dilakukan selama 1 jam; terlepas dari hawa nafsu, dan terlepas dari api yang asing.
Jangan menyembah dengan kedagingan, jangan menyembah karena kebiasaan tetapi betul-betul hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah, itulah doa penyembahan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment