KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, April 3, 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 30 MARET 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 30 MARET 2014

Tema:  JEMAAT DI SARDIS (dari Wahyu 3: 1-6)
            (Seri 10)

Subtema: ADA TIGA GOLONGAN ORANG - ORANG YANG MENERIMA PAKAIAN PUTIH

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Kita bersyukur kepada Tuhan tentunya karena kita diperkenankan untuk beribadah melayani kepada Tuhan pada malam hari ini, semua karena kemurahan Tuhan tentunya.
Biarlah kita menghargai kemurahan Tuhan, tidak menyia-nyiakan kemurahan demi kemurahan yang Tuhan nyatakan pada kita sekaliannya.
Saya juga memohon belas kasihan Tuhan kiranya Tuhan mengurapi kita semua pada malam hari ini, sehingga kita dapat merasakan suasana sorga.

Kita kembali memeriksa sidang jemaat di Sardis dari kitab Wahyu 3: 1-6, namun kita hanya membaca ayat 5 saja.
Wahyu 3: 5
(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

Terlebih dahulu saya mengingatkan saudara tentang firman Tuhan pada minggu yang lalu, yaitu: “Barangsiapa menang.
Berarti kehidupan yang menang di dalam Tuhan, di mana dosa itu telah dikalahkan (pada minggu yang lalu telah saya sampaikan sesuai dengan kehendak Tuhan, dan biarlah kiranya pemberitaan firman tersebut diperhatikan).

Selanjutnya, BAGI MEREKA YANG MENANG, AKAN DINYATAKAN DUA HAL;
YANG PERTAMA; IA AKAN DIKENAKAN PAKAIAN PUTIH YANG DEMIKIAN”
“... pakaian putih yang demikian maksudnya adalah; seperti sebagian dari orang – orang yang ada di Sardis, tidak mencemarkan pakaiannya, mereka tetap memperhatikan pakaian mereka sehingga tetap bersih berkilau-kilauan (Wahyu 3: 4).

Terlebih dahulu kita memperhatikan ...
Pengertian-pengertian dari pakaian putih.
YANG PERTAMA.
Wahyu 19: 7-8
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

Pakaian putih adalah PAKAIAN MEMPELAI yang dipakai saat masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba, disebut juga lenan halus, artinya; perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.

Sekarang kita lihat; perjamuan kawin (pesta nikah) Anak Domba.
Matius 22: 11-12
(22:11) Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
(22:12) Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

Ada seorang yang tidak mengenakan pakaian pesta/pakaian putih, itulah lenan halus.
Dia memang terpanggil tetapi dia tidak masuk dalam golongan pilihan karena dia tidak memakai pakaian pesta dalam perjamuan kawin. Ini sangat lucu sekali.

Kalau saudara mengikuti pesta nikah di dunia ini, jangan coba-coba mengenakan pakaian buruk/kotor, sebab dalam pesta itu ada perjamuan makan. Kalau mengenakan pakaian buruk/kotor maka orang lain tidak dapat menikmati hidangan dalam perjamuan makan. Jangankan orang lain, kita pun pasti tidak dapat menikmati makanan dalam perjamuan, karena  pakaian yang buruk/kotor mengeluarkan aroma bau, apalagi dalam perjamuan kawin Anak Domba.
Malam hari ini kita, duduk makan sehidangan dengan Tuhan, menikmati firman Tuhan sebagai makanan rohani.

Matius 22:4
22:4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.

Hidangan telah tersedia, lembu – lembu jantan telah disembelih.
Lembu – lembu jantan à korban penghapus dosa, yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.

Matius 22: 13
(22:13) Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.

Akhirnya dua kaki dan dua tangannya diikat, kemudian dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah terdapat ratap dan kertak gigi.

Orang yang mengenakan pakaian pesta/pakaian putih ADA KAITANNYA DENGAN PELAYANAN.
Kalau tidak melayani bagaikan dua tangan dan dua kaki yang terikat, tidak dapat melayani Tuhan.
Bagi orang yang tidak dapat melayani Tuhan, telah tersedia tempat baginya, yaitu; dilemparkan ke tempat yang paling gelap.

Lukas 14: 9-11
(14:9) supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.
(14:10) Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
(14:11) Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Kalau tadi saya katakan; mengenakan pakaian putih itu ada kaitannya dengan pelayanan.
Di sini kita melihat, memakai pakaian putih MENUNJUKKAN POSISI/KEBERADAAN ANAK-ANAK TUHAN DI HADAPAN TUHAN.
Kalau kita memposisikan diri rendah, maka Tuhan yang akan meninggikan kita. Sebaliknya, kalau memposisikan diri tinggi, maka Tuhan yang akan merendahkan.

Pengertian-pengertian dari pakaian putih.
YANG KEDUA.
Imamat 16: 2-4
(16:2) Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.
(16:3) Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.
(16:4) Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus dan ia harus menutupi auratnya dengan celana lenan dan ia harus memakai ikat pinggang lenan dan berlilitkan serban lenan; itulah pakaian kudus yang harus dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan air.

Pakaian putih disebut juga PAKAIAN IMAM, sebab seorang Imam Besar mengenakan pakaian putih/lenan halus, itu saat memasuki pelayanan pendamaian di dalam ruangan maha suci/tempat kudus.
Ketika seorang Imam Besar mengadakan pendamaian, maka ia harus;
-      Membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa
-      Membawa seekor domba jantan untuk korban bakaran

Ibrani 9: 12-14
(9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Yesus Kristus, Dia adalah Imam Besar, pengantara dari suatu perjanjian baru, berarti; ketika Ia mengadakan pendamaian, Ia tidak lagi membawa darah domba jantan dan darah anak lembu muda, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri, Dia persembahkan diri-Nya di atas kayu salib.
Sehingga oleh darah salib Kristus, hati nurani disucikan dari perbuatan yang sia-sia. Ketika hati nurani disucikan dari perbuatan yang sia-sia, pada saat itulah kita dapat beribadah pada Allah yang hidup, kita dimampukan untuk beribadah melayani Tuhan.
Sebaliknya, kalau seseorang belum mendapatkan pendamaian, dengan kata lain darah Yesus Kristus belum menyucikan hati nurani dari perbuatan yang sia-sia, orang seperti ini sangat sukar sekali beribadah melayani Tuhan. Jangankan mempersembahkan korban, beribadah saja sangat sukar.

Sekarang kita perhatikan ...
Matius 27: 57-59
(27:57) Menjealang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga.
(27:58) Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya.
(27:59) Dan Yusuf pun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih,

Yesus adalah Imam Besar, yang telah mempersembahkan tubuh-Nya di atas kayu salib untuk memperdamaikan dosa manusia, sebab Ia adalah pengantara, pendamaian dalam perjanjian baru, dengan mempersembahkan darah-Nya sendiri untuk menyucikan kita dari perbuatan yang sia-sia.
Setelah Yesus mati di atas kayu salib, selanjutnya Yusuf Arimatea mengapani Yesus dengan kain lenan halus, pakaian putih bersih berkilau-kilauan.

Saat mengadakan pelayanan pendamaian,  Yesus harus mengalami kematian, sehingga oleh pengalaman kematian inilah pakaian lama ditanggalkan, diganti dengan pakaian putih / lenan halus.
Disini kita melihat Yusuf Arimate mengapani Yesus / mengenakan pakaian putih bersih berkilau-kilauan.
Jadi, salah satu cara untuk mengenakan pakaian putih adalah PENGALAMAN KEMATIAN.
Pelayanan pendamaian harus dilanjutkan sampai kepada pengalaman kematian.

Kesimpulannya;
Pengertian pertama dari pakaian putih adalah;
1.    Pakaian mempelai
2.    Pakaian Imam Besar saat memasuki pelayanan pendamaian

Sekarang kita melihat ...
Orang-orang yang mengenakan pakaian putih, antara lain;
YANG PERTAMA.
Wahyu 4: 4
(4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.

Yang menerima pakaian putih adalah 24 tua-tua yang duduk di atas 24 takhta yang mengelilingi takhta Anak Domba.
24 tua-tua à 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
-      12 rasul hujan awal à 12 MURID YESUS
Jadi, kemana saja Anak Domba itu berjalan 12 murid itu mengikuti. Di mana Anak Domba berada, di situlah 12 murid berada, senantiasa mengikuti Anak Domba ke mana saja Ia pergi.
Ketika kita mengikuti Yesus sebagai gembala Agung sama seperti kawanan domba dalam satu kandang penggembalan. Dalam Injil Yohanes 10:3-4 dikatakan bahwa; domba – domba mendengar suara gembala, dan mengikuti gembala itu kemana saja ia pergi. Namun ada tantangan dalam mengikuti gembala Agung (mengikuti jejak Kristus)

Yohanes 10:12
10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Serigala menerkan dan mencerai – beraikan kawanan domba itu.
Berarti serigala adalah penyebab utama sehingga kawanan domba menjadi liar, domba – domba mengambil jalannya masing – masing.
Serigala adalah gambaran dari roh jahat yang menyebabkan terjadinya kejahatan – kejahatan di dalam kandang penggembalaan.

Perlu untuk diketahui:
Melayani Tuhan dengan segala jerih lelah, bahkan pekerjaan yang terakhir lebih banyak dari yang pertama, namun jikalau domba – domba tidak mendengar dan mengikuti gembala, itu merupakan kejahatan dihadapan Tuhan = dikuasai oleh roh serigala.

Kalau kita mengikuti jejak kristus, yang ditandai dengan tanda darah;
·        kita tidak akan pernah tersesat, sebab jejak yang ditinggalkan oleh Yesus itu dilumuri oleh darah.
·        tidak akan pernah mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Biarlah kiranya kita senantiasa mengikuti Anak Domba ke mana saja Ia pergi, sampai akhirnya kita sampai pada tujuan.

Bukan berarti seorang imam melayani dengan bebas, melayani sesuka hati, mungkin karena banyaknya pekerjaan yang ia kerjakan sehingga ia tidak mendengar dan mengikuti gembala.
Sekalipun seorang imam mengerjakan banyak pekerjaan dalam ibadah pelayanan, tetapi kalau tidak mengikuti gembala, ia adalah orang yang tidak pernah mengikuti jejak Anak Domba yang dilumuri oleh darah.

-      12 rasul hujan akhir à 12 ROTI DI ATAS MEJA PERTUNJUKKAN
Adapun roti yang ada di atas meja pertunjukkan terdiri dari 2 susun, masing-masing terdiri dari 6 ketul roti, berarti jumlahnya 12 ketul roti.
Sedangkan meja roti sajian à ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Berarti 12 rasul hujan akhir adalah gereja Tuhan yang mengikuti Anak Domba dan selanjutnya didewasakan oleh firman pengajaran mempelai lewat ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab.
Jadi, jikalau hendak menerima pakaian putih, sebaiknya harus tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab.
Kebanyakan orang Kristen hanya mengikuti Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, mereka tidak mengerti mengenai Ibadah Pendalaman Alkitab, sehingga yang terjadi banyak sebutan-sebutan ibadah yang mereka ikuti, misalnya; ibadah pertengahan minggu, ibadah family altare, dan sebutan lainnya.
Sesungguhnya yang benar/yang nomor satu adalah tekun dalam tiga macam ibadah utama, salah satunya adalah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, terlebih imam-imam yang dipercayakan tanggung jawab sesuai karunia – karunia yang diperoleh tiap – tiap orang, sebagai kebenaran yang sejati.
Ibadah Pendalaman Alkitab akan mendewasakan gereja Tuhan, sampai akhirnya disebuta tua-tua.

Orang-orang yang mengenakan pakaian putih, antara lain;
YANG KEDUA.
Wahyu 6: 9-11
(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"
(6:11) Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.

Yang menerima pakaian putih adalah orang-orang yang dibunuh oleh karena firman Allah dan kesaksian yang mereka miliki.
Ini terjadi pada saat Anak Domba membuka meterai yang kelima, dari tujuh meterai. Meterai kelima ini diperkirakan terjadi pada saat masa aniaya antikris.

Perkataan: “aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki”.
Artinya; mereka mati dibunuh di tengah-tengah mempersembahkan korban di atas mezbah, di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Kalau kita mati di luar Tuhan, diluar  ibadah pelayanan dan tidak memiliki firman dan kesaksian, tentu sangat disayangkan. Tetapi jika mati karena melayani Tuhan, kepada mereka masing – masing diberikan shelai jubah.

Wahyu 6: 11
(6:11) Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.

Mereka yang menerima sehelai jubah putih harus beristirahat sedikit waktu lagi / sementara waktu sampai genap jumlah pelayan – pelayan yang mati terbunuh sama seperti mereka .
Kebangkitan yang pertama berlaku bagi orang-orang yang mati dibunuh pada masa aniaya antikris, dan mereka menjadi suatu kerajaan imam, menjadi imam-imam dan raja-raja dalam kerajaan 1000 tahun damai.

Lebih jauh kita melihat ...
Wahyu 20: 1-4
(20:1) Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya;
(20:2) ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,
(20:3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Kebangkitan yang pertama berlaku atas mereka dan mereka menjadi imam-imam dan raja-raja / memerintah sebagai raja bersama dengan Kristus untuk masa 1000 tahun lamanya.
Kesimpulannya;
Jiwa – jiwa yang mati terbunuh (kepala dipenggal) diberikan sehelai jubah putih, artinya; mereka telah dipersiapkan menjadi raja – raja untuk masa 1000 tahun, memerintah bersama dengan Kristus.

Dua hal yang harus kita perhatikan untuk masa sekarang;
-      Jauhkan diri dari penyembahan berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Misalnya; uang, harta, kekayaan, pekerjaan, karier, jika itu semua melebihi dari Tuhan = berhala.

-      Tidak menerima tanda cap antikris, yaitu 666 pada dahi dan tangan kanan mereka.
Orang yang menerima cap meterai dari antikris adalah mereka yang bebas menjual dan membeli.
Jadi, saya himbau dari sekarang; jangan karena berjualan, jangan karena membeli, jangan karena bisnis seseorang jauh dari ibadah pelayanan.
Kalau dari masa sekarang seseorang tidak melepaskan diri dari roh jual beli, bagaimana mungkin ia bebas dari masa aniaya antikris? Nanti pilihannya hanya ada dua, yaitu; menerima cap meterai antikris (666) untuk bebas menjual dan membeli atau mati dibunuh karena menolak cap meterai dari antikris (666)?
Mulai dari sekarang saya himbau; jangan menjauhkan diri dari ibadah pelayanan hanya karena jual dan beli.

Wahyu 13: 16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

Inilah cap meterai dari antikris, bilangan mereka adalah 666.
Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh di mana hari kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Saya tidak henti-hentinya mengatakan, bahwa; hari-hari ini adalah hari-hari terakhir di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, oleh sebab itu saya himbau; lepaskan diri dari berhala dan lepaskan diri dari roh jual beli .

Orang-orang yang mengenakan pakaian putih, antara lain;
YANG KETIGA.
Wahyu 7: 9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Kumpulan besar orang banyak, yang tidak dapat terhitung banyaknya dari segala bangsa, suku, kaum, bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, mereka memakai jubah putih.

Wahyu 7: 13-15
(7:13) Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.

Salah satu dari antara 24 tua-tua itu bertanya kepada Rasul Yohanes tentang kumpulan besar orang banyak tersebut.
Sesungguhnya, 24 tua-tua itu mengetahui dengan baik tentang kumpulan besar orang banyak , namun pertanyaan itu perlu/penting, sebab Tuhan ingin melihat pendirian dari Rasul Yohanes, karena untuk menerima penglihatan itu tidaklah mudah, sama halnya ketika Yesus bertanya kepada perempuan Samaria, dalam Injil Yohanes 4:17, Yesus berkata; “pergilah panggillah suamimu dan datang kesini”, dalam hal ini Yesus bukan tidak mengetahui keadaan dari perempuan samaria tersebut.

SEDIKIT KESAKSIAN;
Sewaktu Tuhan memberitahukan kepada saya seorang yang jauh dari Tuhan (dan orang ini adalah saudara saya sendiri), dan dari sejak dahulu saya mengetahui bahwa orang ini tidak bertobat sebab ia mengahabiskan hidupnya dengan memuaskan hawa nafsunya dengan berjudi, mabuk-mabukan, dan lain sebagainya.
Apa yang ada dalam hati saya itu, Tuhan nyatakan pernyataan-Nya dengan langsung kepada saya pada suatu malam pukul 01.00 ; waktu itu saya dibawa dengan suasana gelap, saya pikir setan hendak membawa saya dalam kegelapan , dan melihat suasana gelap itu saya tidak kuat, saya takut sekali.
Tidak lama kemudian ada suara yang berkata: “Saya akan bunuh dia si Poltak”, lalu saya bangunkan isteri dan berdoa bersama. Ternyata keesokan harinya si Poltak mati. Pengalaman saya itu baru sesaat, namun saya merasa gemetar.
Bagaimana jika penglihatan itu diterima dengan jangka waktu yang lama sekali, seperti yang dialami Rasul Yohanes seperti yang tertulis di dalam Wahyu 1:17; “ia mengalami ketakutan ketika ia tersungkur di depan kaki Yesus, sama seperti orang yang mati. Sesungguhnya salah satu dari 24 tua-tua itu mengetahui jawaban atas pertanyaannya sendiri, tetapi Tuhan ingin melihat pendirian dari Rasul Yohanes.

Kembali kita memperhatikan ayat 14 ...
Ternyata kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya adalah ORANG-ORANG YANG KELUAR DARI KESUSAHAN YANG BESAR.
Orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar adalah orang-orang yang menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

1 Petrus 2: 19
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung adalah kasih karunia.
Kalau mereka yang keluar dari kesusahan yang besar menerima jubah putih bersih berkilau-kilauan itu adalah kasih karunia, kemurahan Tuhan, yang tidak layak menjadi layak.

Bagaimana dengan kita, apakah dengan sedikit kesusahan kita menyerah, apakah sedikit penderitaan kita mundur dari ibadah pelayanan, apakah sedikit teguran firman Tuhan kita bersungut-sungut, lalu kapan kita keluar dari kesusahan yang besar?
Sesungguhnya jika kita bersungut-sungut adalah suatu kerugian yang besar, tetapi belajarlah untuk keluar dari kesusahan yang besar, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, maka Tuhan akan mengaruniakan jubah putih.

Praktek keluar dari kesusahan yang besar.
Wahyu 7: 14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Mereka mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Jadi, pakaian itu putih bersih berkilau-kilauan bukan karena hebatnya suatu detergen, melainkan karena mencuci jubah mereka dalam darah Anak Domba.

Saya sampaikan malam hari ini; kalau pakaian dicelup supaya putih bersih, jangan hanya sedikit dicelupkan, langsung cemplungkan semuanya.
Satu kali menderita, lanjutkan terus sampai betul-betul kita keluar dari kesusahan yang besar, sampai kita mengenakan jubah putih bersih berkilau-kilauan. Jangan sekarang ikut Tuhan, besok tidak, lusa ikut Tuhan, selanjutnya tidak.
Kalau ikut Tuhan, biarlah betul-betul ikut Tuhan, cemplungkan, celupkan dalam darah Anak Domba.
Jadi sengsara, aniaya karena firman adalah suatu kesempatan bagi kita untuk mencuci jubah sampai putih bersih berkilau-kilauan.
Kalau tidak ada penyembelihan / tidak ada sengsara, maka tidak ada tanda darah (darah tidak mengalir).

Kesimpulan dari ketiga orang yang menerima pakaian putih;
-      24 tua-tua yang menerima pakaian putih; melayani di hadapan takhta Allah dan takhta Anak Domba.
-      Mereka yang jiwa-jiwanya dipenggal karena firman Allah dan kesaksian yang mereka miliki menerima pakaian putih melayani di kerajaan 1000 tahun damai.
-      Orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar yang menerima pakaian putih; berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya.
Berarti dapat kita simpulkan pelayanan itu adalah kepercayaan Tuhan bagi orang-orang pilihan-Nya, itulah orang – orang yang menerima pakaian putih.
Kita bersyukur kepada Tuhan, melalui firman yang sederhana ini, kita dapat mengerti orang-orang yang menerima pakaian putih yang demikian (Wahyu 3: 4).

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment