KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, April 19, 2014

IBADAH JUMAT AGUNG (IBADAH PENDALAMAN ALKITAB), 18 APRIL 2014

IBADAH JUMAT AGUNG/PASKAH
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 APRIL 2014

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN MELEPASKAN ANAK-ANAK TUHAN DARI PENYEMBAHAN BERHALA

Shalom.
Selamat sore, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan untuk mengadakan ibadah paskah di tahun 2014, semua karena kemurahan Tuhan.
Biarlah kiranya lewat ibadah paskah ini, kita dibebaskan, dilepaskan dari segala belenggu dosa, dari segala ikatan, kutuk dosa kejahatan dan kutuk dosa kenajisan.

Dalam Ibadah Paskah ini, kita akan memperhatikan firman penggembalaan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab.
Kita kembali memperhatikan kitab Maleakhi.
Maleakhi 3: 7-8
(3:7) Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
(3:8) Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!

Firman Allah kepada bangsa Israel: “Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu.
Kembali kepada Tuhan, berarti; bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan jangan mengulangi lagi.
Sejauh mana kita mengakui dosa, sejauh itulah kita merasakan pengampunan dari Tuhan. Sejauh mana kita kembali kepada Tuhan, sejauh itulah kedekatan yang kita rasakan dengan Tuhan. Sejauh mana kita mengasihi Tuhan, sejauh itulah kita dapat merasakan kasih Tuhan.
Jadi, tinggal sejauh mana kita datang kembali dan mengakui dosa kepada Tuhan.

Kemudian, pada saat Tuhan menyerukan supaya bangsa Israel kembali kepada Tuhan, bangsa Israel menjawab dan berkata: “DENGAN CARA BAGAIMANAKAH KAMI HARUS KEMBALI?.
Lalu Tuhan memberitahu dengan sejelas-jelasnya, bahwa bangsa Israel telah menipu Allah, itu sebabnya Tuhan berkata pada ayat 8: “Bolehkah manusia menipu Allah? Namun KAMU MENIPU AKU.

Namun sekalipun untuk yang kedua kali Tuhan telah menjelaskan kekurangan bangsa Israel, bangsa Israel kembali berkata untuk yang kedua kalinya: “DENGAN CARA BAGAIMANAKAH KAMI MENIPU ENGKAU?. Lalu Tuhan kembali menjawab: “Mengenai PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN dan persembahan khusus!.

Jadi, bangsa Israel telah menipu Allah mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus.

Pada kesempatan sore ini, kita akan memperhatikan ...
Keterangan: “PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN”
Kembali saya katakan; bangsa Israel telah menipu Allah mengenai persembahan persepuluhan.
Sesungguhnya, sesuai dengan perikop yang ada; persembahan persepuluhan menyenangkan hati Allah.

Berkaitan dengan ini, kita perhatikan satu kisah dalam ...
Matius 19: 19-21
(19:19) hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
(19:20) Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"
(19:21) Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Orang muda yang kaya mengasihi sesama seperti dirinya sendiri = mengasihi yang kelihatan, namun ia tidak sanggup mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan dengan kasih yang sempurna.

Matius 19: 22
(19:22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Orang muda yang kaya itu tidak sanggup mengasihi Tuhan, tidak sanggup mengasihi yang tidak kelihatan, karena hatinya terpaut dengan kekayaan secara lahiriah.

1 Yohanes 4: 20
(4:20) Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.
Sebaliknya, barangsiapa mengasihi Allah yang tidak dilihatnya, maka secara otomatis dia sanggup mengasihi saudaranya, yang dapat dilihatnya.

Mengasihi sesama yang dilihat namun tidak mengasihi Tuhan yang tidak dilihatnya adalah dusta besar, kemunafikan besar, penipuan besar, persis seperti bangsa Israel telah menipu Allah, namun mereka tetap berkata: “Dengan apa kami menipu Engkau?.
Perlu untuk diketahui; kalau seseorang tidak mengakui kesalahannya kepada Tuhan, ada kemungkinan untuk mengulanginya lagi. Selain itu, jikalau seseorang tidak mengakui dosanya, menjadikan Tuhan pendusta dan kebenaran firman Tuhan tidak ada di dalam dirinya = menipu diri sendiri (1 Yohanes 1: 8-10)

1 Yohanes 4: 21
(4:21) Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

Jadi, perintah yang benar, yang diterima oleh Musa yaitu 10 hukum Allah yang dituliskan dalam dua loh batu, yaitu mengasihi Allah dan selanjutnya dimampukan untuk mengasihi sesama.

Lebih jauh kita melihat; PERINTAH/10 HUKUM YANG KITA TERIMA DARI DIA.
Matius 22: 36-39
(22:36) "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
(22:37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
(22:38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
(22:39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Hukum yang terutama dan yang pertama adalah mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dan dengan segenap akal budi, selanjutnya, hukum yang kedua; mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Jadi, setelah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi, barulah hukum yang kedua, yaitu; mengasihi sesama.
Di sini kita melihat; orang muda yang kaya itu mengasihi sesama (yang kelihatan) namun tidak mampu mengasihi Tuhan (yang tidak kelihatan), hal ini tidak masuk akal, sebab dia melakukan hukum yang kedua, namun melangkahi hukum yang terutama dan yang pertama.

Sekarang kita melihat; HUKUM YANG KEDUA
Dalam Keluaran 20: 11-12 terdapat 6 hukum yang tertulis pada loh batu yang kedua = hukum yang kedua, sanggup dilakukan oleh orang muda kaya tadi, namun dia mengabaikan / melangkahi hukum yang terutama dan yang pertama seperti yang tertulis dalam Keluaran 20: 2-10, dimana terdapat 4 hukum ditulis pada loh batu yang pertama.

Berarti, kalau seseorang hanya mengasihi sesama (yang kelihatan), namun tidak mampu mengasihi Tuhan (yang tidak kelihatan) = PENYEMBAHAN BERHALA.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi Tuhan = melangkahi 4 hukum yang tertulis pada loh batu yang pertama.

2 Korintus 4: 16-18
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Ditengah-tengah pelayanannya, Rasul Paulus tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan memperhatikan yang tidak kelihatan, sehingga kalau kita perhatikan di sini;
-   Manusia batiniah Rasul Paulus dibaharui dari sehari ke sehari, sekalipun manusia lahiriahnya merosot, namun ia tidak tawar hati.
-         Dia rela menanggung penderitaan untuk perkara yang tidak kelihatan, yaitu hidup yang kekal.

Menuruti segala hukum yang tertulis dalam loh batu yang kedua/hukum yang kedua (mengasihi sesama seperti diri sendiri) namun mengabaikan hukum yang terutama dan yang pertama yang tertulis pada loh batu yang pertama = PENYEMBAHAN BERHALA.
Adapun 4 hukum yang diabaikan/dilangkahi yang tertulis pada loh batu yang pertama, antara lain;
-      Hukum yang pertama: “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu ...”
-      Hukum yang kedua: “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya ...”
-      Hukum yang ketiga: “Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan ...”
-      Hukum yang keempat: “Ingatlah dan kuduskanlah hari sabat ...” (Keluaran 20: 3-10)
Kesimpulannya; melangkahi hukum yang terutama dan yang pertama itu adalah penyembahan berhala = penyangkalan terhadap Anak Manusia dan salib-Nya, persis seperti yang terjadi ketika bangsa Israel menyembah berhala.

Bukti melangkahi hukum yang terutama dan yang pertama adalah penyembahan berhala.

Keluaran 32: 4-6
(32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
(32:5) Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!"
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.

Bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala; menyembah patung anak lembu emas tuangan.
Ketika mereka jatuh dalam dosa penyembahan berhala, mereka mempersembahkan;
-      KORBAN BAKARAN.
Korban bakaran kepada Tuhan (sesuai dengan Imamat 1: 1-17), antara lain;
1.    Mempersembahkan lembu sapi.
2.    Mempersembahkan kambing domba.
3.    Mempersembahkan burung tekukur/burung merpati.

Pengertian dari korban bakaran adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan.
Ketika tiga jenis binatang ini dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran, itu dibiarkan semalam-malaman sampai pagi, artinya sampai hangus, sampai daging tidak lagi bersuara.
Jadi, kalau seseorang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, maka daging tidak lagi bersuara (sampai hangus).
Itu sebabnya kalau mempersembahkan korban kepada Tuhan, persembahkanlah dengan baik, daging tidak boleh bersuara, berarti; mempersembahkan korban bukan untuk diperlihatkan, tanpa kepentingan-kepentingan.
Jadi, jangan sampai ada di antara kita yang mau melayani Tuhan tetapi daging tetap bersuara, itu adalah kesalahan yang besar.

Di sini kita melihat, bangsa Israel mempersembahkan korban bakaran bukan kepada Tuhan, melainkan kepada patung anak lembu emas tuangan, berarti; mereka mengabaikan kasih dari Allah Tri Tunggal.
1.    Lembu sapi menggambarkan Allah Bapa, tabiat-Nya kasih.
2.    Kambing domba menggambarkan Allah Anak, tabiat-Nya; hidup dalam KEbenarAN IMAN (FIRMAN ALLAH).
3.    Burung merpati menggambarkan Allah Roh Kudus, tabiat-Nya; mengurapi dengan kata lain, menghibur, menopang, menolong, dan lain sebagainya.

Kesimpulannya; bangsa Israel tidak lagi menghargai Allah Tri Tunggal, itulah Allah Bapa dengan tabiat-Nya kasih, Allah Anak tabiat-Nya hidup benar sesuai dengan firman Tuhan, dan Allah Roh Kudus, dengan tabiat-Nya.
Itulah yang terjadi kalau seseorang jatuh dalam dosa penyembahan berhala.

-      KORBAN KESELAMATAN.
Imamat 7: 12
(7:12) Jikalau ia mempersembahkannya untuk memberi syukur, haruslah beserta korban syukur itu dipersembahkannya roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak, serta roti bundar dari tepung yang terbaik yang teraduk, yang diolah dengan minyak.

Bangsa Israel mempersembahkan korban keselamatan kepada patung anak lembu emas tuangan.
Sedangkan korban keselamatan itu adalah tanda ucapan syukur karena Tuhan telah mengadakan penyelamatan di atas kayu salib.

Sebagai tanda ucapan syukur ketika mempersembahkan korban keselamatan kepada Tuhan haruslah disertai dengan;
1.    Roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak.
Artinya: kebenaran disertai kasih tanpa kejahatan dan keburukan yang dikerjakan oleh kuasa Roh El Kudus.
·         Roti = kebenaran.
·         Bundar à kasih.
·         Tidak beragi = tanpa dosa kejahatan dan keburukan.
·         Diolah dengan minyak = dikerjakan oleh Roh Kudus.
2.    Roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak.
Artinya:kebenaran disertai dengan kerendahan hati tanpa kejahatan dan keburukan dalam pimpinan Roh El Kudus.
·         Roti = kebenaran.
·         Tipis= kerendahan hati.
·         Tidak beragi = tanpa kejahatan dan keburukan.
·         Diolesi dengan minyak = dalam pimpinan Roh El Kudus.
3.    Roti bundar dari tepung yang terbaik yang teraduk, yang diolah dengan minyak.
Artinya: kebenaran yang disertai dengan kasih, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, yaitu firman yang diurapi.

Berarti, kalau bangsa Israel mempersembahkan korban keselamatan kepada patung anak lembu emas tuangan, itu menandakan bahwa bangsa Israel TIDAK ADA LAGI UCAPAN SYUKUR KEPADA TUHAN.

Bukti tidak ada tanda ucapan syukur kepada Tuhan, dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari;
1.    Tidak menghargai kebenaran firman kasih karunia.
Sementara firman kasih karunia ini adalah firman yang murni, tidak ada ragi, disebut juga firman yang diurapi (diolah dengan minyak).
2.    Tidak menghargai firman yang mampu merendahkan hidup saya dan saudara di hadapan Tuhan.
Sementara firman yang mampu merendahkan saya dan saudara adalah firman yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak, firman yang diurapi.
3.    Tidak mampu menghargai firman pengajaran mempelai, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Tepung terbaik, tepung yang teraduk, yang diolah dengan minyak, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan / firman yang diurapi = firman pengajaran mempelai.
Sesungguhnya kita sangat membutuhkan firman pengajaran mempelai dihari – hari terakhir ini, untuk membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna / dibentuk menjadi mempelai wanita Tuhan, menjadi kehidupan yang dipermuliakan.

Itulah tanda-tanda orang yang tidak mengucap syukur atas keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib.
Oleh sebab itu, kalau seseorang terlepas dari penyembahan berhala, pasti terlihat ucapan syukur, dari caranya menghargai firman Tuhan dan cara seseorang duduk dan mendengar firman Tuhan.
Sesungguhnya bangsa Israel telah dibebaskan dari rumah perbudakan, dari Mesir karena Anak Domba Paskah telah disembelih pada waktu senja, namun mereka tidak menghargai itu semua, persis seperti pengakuan mereka dalam Keluaran 32:4, mereka berkata; Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!".

Berbanding terbalik dengan kebenaran firman Tuhan dalam
Keluaran 20:2;
(20:2) "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.

Sesungguhnya yang membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan adalah Tuhan Allah bangsa Israel.

Lebih jauh kita melihat hal ini.
Ulangan 5:2-6
(5:2) TUHAN, Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb.
(5:3)Bukan dengan nenek moyang kita TUHAN mengikat perjanjian itu, tetapi dengan kita, kita yang ada di sini pada hari ini, kita semuanya yang masih hidup.
(5:4) TUHAN telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di gunung dan di tengah-tengah api--
(5:5) aku pada waktu itu berdiri antara TUHAN dan kamu untuk memberitahukan firman TUHAN kepadamu, sebab kamu takut kepada api dan kamu tidak naik ke gunung--dan Ia berfirman:
(5:6). Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.

Tuhan Allah bangsa Israel mengadakan / mengikat perjanjian dengan bangsa Israel karena Allah sendiri telah membebaskan bangsa Israel dari Mesir, dari tanah perbudakan, dengan memberikan 10 hukum / perintah Allah di Gunung Horeb (gunung Sinai).

Sesungguhnya, bangsa Israel telah diikat perjanjian yang dibuat oleh Tuhan Allah, namun bangsa Israel mengingkari perjanjian itu, sehingga mereka berzinah / jatuh dalam dosa penyembahan berhala, menyembah patung anak lembu emas tuangan.

Kejatuhan bangsa Israel ini, sama dengan orang muda yang kaya tadi, melakukan hukum yang kedua (yang kelihatan / perkara lahiriah), namun tidak mampu mengasihi Tuhan (yang tidak kelihatan), sehingga bangsa Israel melangkahi hukum yang terutama dan yang pertama, mereka mendirikan patung anak lembu emas tuangan, dan sujud menyembah dan beribadah kepada patung anak lembu emas tuangan, ini adalah dosa besar.

Akibat penyembahan berhala:
Keluaran 32: 17-19
(32:17) Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
(32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
(32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

Ketika melihat bangsa Israel menyembah patung anak lembu emas tuangan, maka MUSA MEMECAHKAN DUA LOH BATU yang berisikan 10 hukum Allah yang ditangannya itu.
Artinya; Yesus menanggung penderitaan di atas kayu salib, sebab dua loh batu yang dipecahkan à tubuh Yesus yang diserahkan kepada saya dan saudara di atas kayu salib = roti yang dipecah-pecahkan (pemecahan roti).

Yesaya 53:5
(53:5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Yesus ditikam oleh karena pemberontakan manusia, dan Ia diremukkan oleh karena kejahatan manusia, dan dengan segala penyembahan berhala.
Pendeknya, ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi manusia ditimpakan kepada-Nya.

Ada tiga kali pemecahan roti.
YANG PERTAMA.
Matius 14: 18-19
(14:18) Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
(14:19) Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.

Pemecahan roti yang pertama; Yesus memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan.
Pada saat pemecahan roti yang pertama, Yesus memerintahkan mereka untuk duduk di rumput.
Duduk di rumput à penggembalaan.
Berarti, pemecahan roti yang pertama bertujuan supaya saya dan saudara tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala, dalam kandang penggembalaan.

Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, kandang penggembalaan itu terkena pada ruangan suci.
di dalam ruangan suci terdapat 3 macam alat à kepada ketekunan dalam 3 macam ibadah utama, yaitu;
-         Meja roti sajian.
Artinya; tekun dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = domba – domba diberi makan.
Kegunaan dari ibadah pendalaman Alkitab: untuk mendewasakan sidang jemaat, sebagai kawanan domba Allah.
-        Pelita emas.
Artinya; tekun dalam ibadah raya minggu disertai dengan kesaksian = domba – domba diberi minum.
Kegunaan ibadah raya minggu disertai dengan kesaksian – kesaksian adalah: karunia – karunia dan jabatan – jabatan yang diterima oleh tiap – tiap orang semakin diteguhkan, dimantapkan.
-         Mezbah dupa.
Artinya:  ketekunan dalam ibadah doa penyembahan = domba – domba diberi nafas kehidupan.
Kegunaan dari ibadah doa penyembahan: untuk membawa sidang jemaat hanyut dan tenggelam di dalam kasih Allah.

Sedangkan MEZBAH DUPA lebih maju dari 2 perabotan yang lain, yaitu; MEJA ROTI SAJIAN dan PELITA EMAS, sehingga lebih dekat dengan tabir / tirai.
Artinya: lebih dekat dengan perobekan daging, yang akan membuka jalan yang baru ke tempat kudus (ruangan maha suci).

Kemudian, pada ruangan suci sampai ruangan maha suci, terdapat 4 lapis tudung untuk melindungi, memelihara perkakas – perkakas dalam ruangan suci dan ruangan maha suci.

Berbicara mengenai tudung dapat kita lihat dalam Keluaran 26: 1-14, terlihat ada 4 tudung untuk menudungi RUANGAN SUCI sampai dengan RUANGAN MAHA SUCI;
- YANG PERTAMA; tudung tabernakel/lenan halus à naungan dari hamba Tuhan (pelayanan seorang imam) dalam teladan iman dan KEBENARAN.
Berarti, kebenaran iman merupakan perlindungan dari Tuhan.
-  YANG KEDUA; tudung bulu kambing à naungan ALLAH ROH KUDUS dalam kesucian dan pengharapan
Dalam 1 Yohanes 3: 3, pengharapan merupakan kesucian, sedangkan bulu kambing = rambut.
Jadi, orang yang menaruh pengharapannya kepada Allah, persis seperti seorang isteri yang tunduk kepada suami (rambut panjang tanpa dikepang) dan yang menaruh pengharapannya kepada Allah hidup dalam kesucian, sesuai dengan 1 Petrus 3:5 dikatakan; “Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya.”
-      YANG KETIGA; tudung kulit domba jantan yang berwarna merah à naungan Allah Anak dalam KASIH-NYA (pengorbanan-Nya).
-      YANG KEEMPAT; tudung dari kulit lumba-lumba/minagaja à naungan Allah Bapa.
Sedangkan tudung dari lumba-lumba ini tidak memiliki ukuran, seperti naungan Allah Bapa yang tidak terukur.
Kesimpulannya: kehidupan yang tergembala dengan baik dalam kandang penggembalaan, tekun dalam 3 macam ibadah utama, mereka itu mendapatkan perlindungan, pemeliharaan dan pembelaan dari Tuhan.

Ada tiga kali pemecahan roti.
YANG KEDUA.
Matius 15: 34-36
(15:34) Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
(15:35) Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
(15:36) Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.

Pemecahan roti yang kedua; Yesus memberi makan 4000 orang dengan tujuh roti dan beberapa ikan.
Pada saat itu, Yesus memerintahkan 4000 orang untuk duduk di tanah.
Artinya; lewat pemecahan roti yang kedua, bertujuan untuk merendahkan diri serendah-rendahnya, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, sudut pandang, gerak-gerik.
Kalau kita mampu merendahkan diri di hadapan Tuhan, selanjutnya kita akan saling merendahkan diri, satu dengan yang lain.

Matius 18:4
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Merendahkan diri dan menjadi sama seperti anak kecil, menjadi yang terbesar di dalam kerajaan Surga.

Secara rinci mengenai anak kecil.
Markus 9:35
(9:35) Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."

Pribadi yang merendahkan diri akan menjadi yang terbesar dan ditinggikan dalam kerajaan surga, karena mereka adalah orang – orang yang senantiasa:
-         Yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir = mengutamakan orang lain.
-   Menjadi pelayan = mengambil rupa sebagai hamba sesuai dengan Matius 23:12 dikatakan; ”Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”.

Kesimpulannya; pribadi yang merendahkan diri (rendah hati), mengutamakan orang lain dan menjadi pelayan bagi orang lain dalam segala sesuatu.

Ada tiga kali pemecahan roti.
YANG KETIGA: PADA WAKTU YESUS DISALIBKAN
Artinya; mampu merendahkan diri serendah-rendahnya dan mampu dikecilkan.
Semua orang bisa merendahkan diri, tetapi kalau dikecilkan, seseorang belum tentu mau.
Tetapi ini adalah puncak pemecahan roti, yaitu merendahkan diri serendah – rendahnya dan mampu dikecilkan.

Yesus menanggung itu semua dari seluruh pihak, membuktikan bahwa Dia memberi diri untuk dikecilkan.
Di dalam Lukas 22-Lukas 23, kita dapat melihat SENGSARA SALIB.
-        Lukas 22: 47-53 à Penghianatan Yudas Iskariot.
Pengkhianatan Yudas Iskariot ini mewakili orang-orang yang mengkhianati Yesus.
-        Lukas 22: 54-62 à Petrus menyangkal Yesus.
Penyangkalan Petrus mewakili orang-orang yang menyangkal Yesus dan salib-Nya
-         Lukas 22: 63-71 à Yesus di hadapan Mahkamah Agama, Imam Besar Kayafas.
Imam besar Kayafas mewakili orang – orang yang  melayani tanpa kebenaran dan keadilan.
-        Lukas 23: 1-7 à Yesus di hadapan Pilatus.
Pilatus adalah orang yang mewakili seluruh pemerintahan yang birokrasinya tidak jujur/tidak benar, tidak adil.
Memang kalau seseorang menyangkal Anak Manusia dan salib-Nya, apalagi di dalam pemerintahan, pasti birokrasinya berbelit-belit.
-        Lukas 23: 8-12 à Yesus di hadapan Herodes.
Herodes adalah raja mewakili seluruh raja / penguasa yang tidak jujur, yang memberi keputusan yang tidak adil.
-         Lukas 23: 13-25 à Yesus kembali di hadapan Pilatus.
Artinya; kalau birokrasi pemerintahan berbelit-belit, tidak ada kebenaran dan tidak ada keadilan, ujung-ujungnya adalah penyangkalan terhadap Anak manusia dan salib-Nya.

PENDEKNYA;
Yesus menanggung dosa semua manusia, mulai dari kalangan seorang pelayan, seorang imam, seorang raja, pemerintah dan semua kalangan.

Lebih diperjelas lagi ...
Yesaya 53: 6
(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

Oleh karena dosa, kita digambarkan seperti domba yang sesat yang mengambil jalannya sendiri, menuruti kata hati, namun Tuhan menimpakan kepada Yesus Kristus segala kejahatan kita semuanya, termasuk para imam-imam, ahli Taurat, orang Farisi, dosa pemerintahan yang birokrasinya tidak baik, raja, kecil besar, laki-laki perempuan, tua muda, hamba maupun merdeka, kejahatan semua manusia ditimpakan kepada pribadi Yesus Kristus di atas kayu salib.
Dan kita patut bersyukur dengan tiga kali pemecahan roti, supaya kita tergembala, supaya kita menjadi pribadi yang merendahkan diri, sampai menjadi pribadi yang mau dikecilkan.

Ada 4 pribadi yang kecil dan yang dikecilkan:
Amsal 30:24-28
(30:24) Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan:
(30:25) semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,
(30:26 )pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu,
(30:27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,
(30:28)cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.

Kehidupan yang kecil dan mau dikecilkan adalah pribadi yang cekatan dalam hal :
-        semut, menghargai firman Tuhan .
-        pelanduk, mendirikan rumah di atas batu .
Batu gambaran dari kasih Kristus.
-        belalang, teratur karena memberi diri dipimpin Roh Kudus.
-        Cicak berada di istana raja, artinya menjadi mempelai wanita Tuhan.

Kesimpulannya:
Pribadi yang kecil dan yang dikecilkan, hidup sesuai dengan 3 tabiat Allah Tritunggal, hidup dalam kebenaran firman Tuhan, hidup di dalam urapan Roh El kudus, hidup dalam kasih Allah Bapa, sampai akhirnya, tinggal di istana kerajaan surga, menjadi mempelai wanita Tuhan, kehidupan yang dipermuliakan.

Jadi, bukan suatu kebetulan Musa memecahkan dua loh batu yang ada ditangannya, padahal kita mengetahui untuk menerima 2 loh batu ia harus berada di atas gunung Sinai (gunung Horeb) selama 40 hari 40 malam, sebab pengertian dari 2 loh batu yang dipecahkan adalah; Yesus menanggung penderitaan di atas kayu salib, Ia mempersembahkan tubuh-Nya sebagai korban = roti yang dipecah – pecahkan, untuk membebaskan kita dari segala dosa termasuk dosa penyembahan berhala. Jadi, sekali lagi saya katakan, Yesus adalah Anak Domba Paskah, yang membebaskan umat-Nya dari segala perbudakan dosa.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment