KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, April 5, 2014

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 APRIL 2014

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 APRIL 2014

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: TUHAN TIDAK BERUBAH, DARI KEKAL SAMPAI KEPADA KEKEKALAN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diperkenankan untuk beribadah melayani, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab pada malam hari ini.
Biarlah kiranya Tuhan memberkati kita lewat pemberitaan firman pada malam hari ini, sehingga segala sesuatu, setiap masalah dapat diselesaikan, ibadah pelayanan kita berkenan, apa yang kita persembahkan berkenan, nama Tuhan dipermuliakan, dan ibadah ini tidak menjadi sia-sia.

Kita kembali memperhatikan kitab Maleakhi.
Maleakhi 3: 6
(3:6) Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.

Firman Tuhan malam hari ini kepada kita, yaitu: “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.
Jadi, penekanan pada ayat ini adalah Tuhan tidak berubah dan bani Yakub tidak akan lenyap.
Tuhan tidak berubah à kekekalan.
Bani Yakub tidak akan lenyap à kekekalan.

AYAT 6 INI AKAN DIBAGI MENJADI DUA BAGIAN;
YANG PERTAMA: TUHAN, TIDAK BERUBAH
Dia Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, yang ada dan yang sudah ada, dan yang akan datang, hidup-Nya kekal sampai selama-lamanya, tidak berubah.

Untuk melihat keadaan yang tidak berubah itu, kita awali dari ...
Mazmur 89: 35
(89:35) Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.

“... apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah” menunjukkan bahwa Tuhan tidak berubah.
Karena Tuhan tidak berubah, maka segala perkataan-perkataan yang keluar dari mulut bibir Tuhan pun tidak berubah.
Berbeda dengan perkataan yang keluar dari mulut bibir manusia seringkali berubah-ubah, itu juga menunjukkan keadaan manusia tidak kekal = sifat manusia suka berubah-ubah.
Namun di sini kita melihat Tuhan itu tidak berubah, maka otomatis perkataan-Nya pun tidak berubah.

Untuk mendukung ayat ini, kita lanjutkan pada pembacaan ...
Mazmur 33: 9-11
(33:9) Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.
(33:10) TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa;
(33:11) tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.

Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa, rencana suku bangsa/rencana manusia, supaya firman Tuhan/perintah Tuhan, itulah perkataan yang keluar dari mulut bibir Tuhan, semuanya nyata/jadi/tergenapi.

Mazmur 115: 3
(115:3) Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!

Allah kita bertakhta di dalam kerajaan Sorga, Ia melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya.
Perintah-Nya, keputusan-Nya tidak dapat diganggung gugat, tidak dapat ditawar-tawar oleh siapapun.

Kita bandingkan dengan mereka yang tidak menghargai keagungan firman.
Mazmur 115: 4-8
(115:4) Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,
(115:5) mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat,
(115:6) mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium,
(115:7) mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.
(115:8) Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.

Orang yang tidak menghargai keagungan firman Tuhan/keputusan yang benar dari mulut bibir Tuhan jatuh dalam dosa penyembahan berhala.
Keadaan mereka setelah jatuh dalam dosa penyembahan berhala;
-      mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata
Artinya; tidak dapat mengucapkan perkataan-perkataan yang menyenangkan hati Tuhan
-      mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat
Artinya; tinggal dalam kegelapan dosa = buta
-      mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar
Artinya; tidak dengar-dengaran terhadap keagungan firman Tuhan
-      mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium
Artinya; tidak hidup dalam doa penyembahan, sebab nafas hidup adalah doa penyembahan
-      mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba
Artinya; tidak dapat melayani Tuhan = tidak dapat mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan
-      mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan
Artinya;tidak dapat mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan Tuhan
-      tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya
Artinya; tidak ada seruan-seruan penyembahan kepada Allah yang hidup
Itu semua terjadi karena mereka tidak menghargai keagungan firman Tuhan

Amsal 19: 20-21
(19:20) Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.
(19:21) Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.

Banyak rancangan-rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana, dan keputusan Tuhan tidak bisa ditawar-tawar.

Sekarang kita akan melihat; KEPUTUSAN TUHAN KEPADA PRIBADI AYUB.
Ayub 23: 13
(23:13) Tetapi Ia tidak pernah berubah -- siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga.

Tuhan tidak pernah berubah, maka keputusan-Nya pun tidak akan berubah, sehingga apa saja yang dikehendaki-Nya akan terlaksana.
Jadi, apa yang diucapkan Ayub merupakan pengalamannya sendiri, bukan pengalaman orang lain yang ia tuliskan, sehingga kita tidak perlu ragu terhadap apa yang dinyatakan Ayub, dengan kata lain tidak perlu ragu terhadap keagungan firman Tuhan.

Ayub 23: 14-17
(23:14) Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya.
(23:15) Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia.
(23:16) Allah telah membuat aku putus asa, Yang Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar;
(23:17) sebab bukan karena kegelapan aku binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita."

Ayub merasa gemetar dan ketakutan setiap kali ia mengingat keagungan firman Tuhan, karena keputusan-Nya tidak bisa ditawar-tawar.
Sebagai manusia biasa, kalau ia ingat kembali pengalaman-pengalaman yang sangat menyedihkan, menyakitkan, membuat seseorang trauma, itu adalah hal yang lumrah.

Dalam ayat 17, Ayub mengatakan: “bukan karena kegelapan aku binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita
Biasanya seseorang terjatuh dan terperosok dalam lubang karena kegelapan, tetapi di sini penderitaan yang dialami oleh Ayub bukan disebabkan oleh kegelapan (perbuatan-perbuatan gelap), namun sekalipun demikian ia tetap gemetar dan ketakutan kalau ia ingat keputusan Tuhan sebagai keagungan firman.

Ayub 1: 8
(1:8) Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."

Ayub adalah seorang yang saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan, berarti Dia menggenapi Amsal 8: 13: “takut akan Tuhan membenci kejahatan”
Itu sebabnya di sini dikatakan; tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang saleh, jujur, takut Tuhan, dan membenci kejahatan.

Namun mari kita lihat, keputusan Tuhan sebagai keagungan firman Terhadap pribadi Ayub ...
Ayub 1: 9-11
(1:9) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
(1:10) Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
(1:11) Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

Di sini kita melihat Iblis hendak menguji Ayub, itu sebabnya Iblis berkata kepada Allah: “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?, maksudnya; dengan kehilangan segala sesuatu yang dimiliki Ayub, apakah ia tetap takut akan Tuhan?

Ayub 1: 12
(1:12) Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.
Tuhan mengijinkan Iblis mencobai Ayub, dengan cacatan Tuhan tidak mengijinkan Iblis mengambil/mencabut nyawa dari Ayub.

Sekarang kita lihat;
Ujian/cobaan yang dialami Ayub.
YANG PERTAMA.
Ayub 1: 13-17
(1:13) Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
(1:14) datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya,
(1:15) datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
(1:16) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
(1:17) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."

Ayub kehilangan harta kekayaannya, berupa lembu sapi, keledai-keledai, kambing domba, serta unta-unta.

Ayub 1: 18-19
(1:18) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
(1:19) maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."

Selain kehilangan harta benda/harta kekayaan, Ayub juga kehilangan anak laki-laki dan anak perempuan, karena rumah yang mereka tempati dilanda oleh angin dari empat penjuru bumi.
Saudara bisa membayangkan ujian yang dialami Ayub begitu berat, Tuhan telah memberikan harta kekayaan yang limpah, juga mengaruniakan anak-anak lelaki dan perempuan, namun pada akhirnya ia kehilangan semuanya.
Anak-anak = buah hati.
Barangkali kalau seseorang kehilangan hartanya, rasa hilang itu tidak sebanding dengan kehilangan anak-anak/buah hati.
Tetapi di sini kita melihat, Ayub tidak hanya kehilangan harta kekayaannya, tetapi juga kehilangan buah hatinya.
Berarti, dalam hal ini Ayub sangat terpukul sekali, hatinya begitu sakit, begitu pilu.

Sekarang kita lihat ...
Sikap Ayub terhadap ujian yang pertama.
Ayub 1: 20
(1:20) Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,

Ayub “mengoyak jubahnya” dan “mencukur kepalanya”, kemudian sujudlah ia dan menyembah.
Ini adalah sikap yang baik. Kebanyakan orang bila menghadapi ujian, justru merusak/mengoyak hal-hal yang lain, bahkan bila orang lain yang menimbulkan kesusahan itu, orang lain itulah yang dikoyak/disakiti, tetapi tidak demikian dengan Ayub, setelah ia mengoyak jubahnya selanjutnya ia mencukur kepalanya, menandakan bahwa keputusan Tuhan adil dan benar, firman Tuhan agung dan mulia.
Kalau rambut masih dipertahankan, berarti dia masih mempertahankan harga dirinya, tetapi di sini kita melihat, Ayub segera mencukur kepalanya setelah menerima keputusan-keputusan Tuhan, dia menghargai keadilan dan kebenaran firman Tuhan.

Kita harus belajar dari apa yang dialami oleh Ayub, sebab adakalanya anak-anak Tuhan yang telah berbuat kesalahan, tetap mempertahankan harga dirinya, tidak segera mencukur harga dirinya (tebal muka), ini adalah sikap orang yang bodoh.

Ayub 1: 21
(1:21) katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Ayub betul-betul menyadari, bahwa ia keluar dari rahim ibunya dengan telanjang, dan pada akhirnya akan kembali kepada Tuhan dengan telanjang (tidak membawa apa-apa).
Kita datang ke dunia tidak membawa apa-apa dan kembali kepada Tuhan yang mengaruniakan dengan tidak membawa apa-apa.
Perkataan Ayub sangat mendukung sikap dan tindakannya, di mana ia mengoyak jubahnya dan mencukur kepalanya.

Selanjutnya Ayub berkata: “TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!
Keputusan Tuhan tidak bisa ditunda-tunda, tidak bisa dielak.
Ayub mengakui keagungan firman, lalu apakah malam hari ini kita mau mengakui keagungan firman?

Ayub 1: 22
(1:22) Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Sekalipun Ayub telah menerima ujian yang pertama ini, namun Ayub tidak berbuat dosa, dia tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Sekali lagi saya katakan; dia mengakui keputusan Tuhan benar dan adil, dia mengakui keagungan firman Tuhan.

Bagi mereka yang belum memahami tentang salib dan pengalaman kematian, seringkali bersungut-sungut dan seringkali menggunakan alasan, dan sebagainya.
Memang, pengalaman dari Ayub ini adalah pengalaman yang luar biasa, mungkin hanya sedikit orang yang sanggup menerima penyataan, keputusan Tuhan/keagungan firman Tuhan.
Tetapi sekalipun saya mengatakan hanya sedikit orang, biarlah kita tetap berjuang untuk menyenangkan hati Tuhan, supaya kiranya Tuhan memberi kemampuan yang ajaib untuk menanggung segala keputusan-keputusan Tuhan.

Ujian/cobaan yang dialami Ayub.
YANG KEDUA.
Ayub 2: 1-3
(2:1) Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN.
(2:2) Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
(2:3) Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."

Tuhan mengakui kesalehan dan kejujuran dari Ayub; sekalipun Iblis menguji/mencobai Ayub tanpa alasan, namun Ayub tetap bertekun dalam kesalehannya.
Sikap yang seperti ini sangat jarang ditemukan, tetapi saya rindu; saya dan saudara semakin hari semakin didewasakan oleh keputusan firman Tuhan sebagai keadilan dan kebenaran.

Sekarang kita melihat ...
Ayub 2: 4-6
(2:4) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
(2:5) Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
(2:6) Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."

Untuk yang kedua kalinya, Iblis berusaha mencobai Ayub, itu sebabnya dia berkata kepada Tuhan: “...ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.
Sebelum mengatakan itu, Iblis berkata: “Kulit ganti kulit!
Artinya; kalau Tuhan menjamah tulang dan dagingnya, maka orang akan mengutuki Tuhan.
Dalam hal ini Iblis berharap sekali supaya Ayub mengutuki Tuhan.

Saudaraku, jangan ikuti sikap yang seperti ini, jangan berharap orang lain jatuh/susah, supaya saudara terlihat lebih dewasa/rohani, ini adalah sikap Setan yang paling buruk.
Kebanyakan orang, berharap supaya orang lain terjatuh, supaya ia dapat bermegah di atas penderitaan orang lain. Biarlah hal ini diperhatikan dengan baik, supaya tabiat setan jauh dari kita masing-masing.
jangan berharap seperti itu, tetapi biarlah kita berdoa untuk kekurangan, kelemahan orang lain.

Ayub 2: 7
(2:7) Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.

Selanjutnya, ujian kedua dari Iblis yang diterima oleh Ayub adalah barah yang busuk menimpa Ayub dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.

Sekarang kita lihat ...
Sikap Ayub terhadap ujian yang kedua.
Ayub 2: 8
(2:8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.

1.    Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya
Beling adalah barang pecahan/serpihan, pendeknya; barang yang tidak berarti, digunakan untuk menggaruk-garuk badannya.
Kalau seadainya Ayub segera pergi ke dokter kulit, berarti dia masih mempertahankan harga diri, dengan kata lain; Ayub tidak menghargai keputusan Tuhan, tidak menghargai keagungan firman Tuhan.
Itu sebabnya ketika dirasa sakit disertai gatal, dia hanya mengambil sekeping beling untuk menggaruk badannya.
Ini adalah pengalaman yang hebat, tingkat kesadaran Ayub begitu tinggi sekali, ia sangat menyadari dirinya.
2.    Ayub duduk di tengah-tengah abu pada saat barah yang berbau busuk menimpa seluruh tubuhnya
Menunjukkan bahwa Ayub menyadari diri sebagai manusia yang hina, sama seperti debu yang hina.
Bagaimana dengan kedudukan kita selama ini? Dengan pengalaman, yaitu banyaknya ujian yang kita alami, dimanakah kita seringkali mengambil kedudukan; apakah di tempat yang mulia atau justru merendahkan diri di bawah kaki Tuhan? Jangan salah memilih!

Ujian/cobaan yang dialami Ayub.
YANG KETIGA.
Ayub 2: 9
(2:9) Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"

Ujian yang ketiga tidak datang dari Iblis, melainkan dari isterinya sendiri.
Dalam hal ini, isteri Ayub tidak mendukung ketika Ayub menghargai keagungan firman Tuhan, tidak mendukung ketika Ayub menerima keputusan Tuhan yang begitu adil dan benar.

Sangat menyakitkan sekali kalau seorang isteri tidak mendukung pekerjaan/penghidupan seorang suami.
Ibadah dan pelayanan berbicara soal penghidupan manusia, karena ibadah dan pelayanan mengandung janji dan kuasa, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
-      Janji dan kuasa ibadah untuk masa sekarang; dipelihara, dibela oleh Tuhan
-      Janji dan kuasa ibadah untuk masa yang akan datang; bahagia bersama dengan Tuhan di dalam Kerajaan yang kekal.
Perkataan isteri Ayub adalah perkataan yang tidak wajar diucapkan oleh seorang isteri dari seorang suami yang begitu saleh dan jujur, serta takut Tuhan.
Sidang jemaat harus mendukung pelayanan, jangan seperti isteri Ayub. Selami perkataan Tuhan malam hari ini, supaya kita tidak turut dengan perkataan isteri Ayub.
Kerohanian yang timpang tidak bisa mendukung, tidak bisa berdiri tegak, apa yang bisa diharapkan dari seorang suami jika memiliki isteri yang tidak mendukung, tetapi Ayub tidak menyesal dengan isterinya.

Ayub 2: 10
(2:10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Ayub tetap mengakui keputusan firman Tuhan, menghargai keagungan firman Tuhan, itu sebabnya Ayub menjawab isterinya: “Engkau berbicara seperti perempuan gila!
Memang, kalau seseorang tidak memikul salib, tidak masuk dalam pengalaman kematian, kerohaniannya persis seperti orang gila.

Ciri-ciri orang gila; perkataannya ngelantur, tidak lagi menyadari diri karena dikuasai oleh roh yang lain.
Oleh sebab itu, banyak orang yang putus asa, kecewa, stres, depresi dan akhirnya menjadi gila, itu karena dia tidak mau menerima keputusan Tuhan yang benar dan adil. Tetapi kalau seseorang mau menyangkal diri dan memikul salibnya, ia tidak akan menjadi gila, dan kalau berbicara pasti normal, tidak ngawur = perkataan-perkataan yang keluar dari mulut sifatnya membangun dan mendukung.

Jadi benarlah, bahwa salib Kristus adalah betul-betul kebenaran yang sejati, hal ini tidak bisa dipungkiri lagi, harus diterima dengan tangan terbuka, oleh sebab itulah Ayub tetap bertekun dalam kesalehannya.
Saya bersyukur untuk malam hari ini, Tuhan percayakan tiga macam ibadah utama, supaya kita bertekun dalam tiga macam ibadah utama ini, dan bertekun menantikan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.

Kemudian, Ayub berkata kepada isterinya: “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?
Kalau mau menerima yang baik dari Allah tetapi tidak mau menerima yang buruk = kerohanian yang curang.
Dengan perkataan-perkataan itulah Ayub tidak berdosa dengan bibirnya, karena ia tidak segera mengutuki Tuhan dengan bibirnya.

Keadaan Ayub saat bertekun dalam kesalehan.
Ayub 2: 11-12
(2:11) Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Téman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.
(2:12) Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit.

Elifas, orang Téman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama, mereka itu adalah sahabat-sahabat Ayub. Namun, sahabat-sahabat Ayub, teman dekat Ayub, tidak lagi mengenali seperti apa Ayub itu, itu menunjukkan begitu hebatnya penderitaan yang dialami oleh Ayub, penderitaan yang tidak pernah dialami oleh manusia.
Seorang sahabat pasti mengenal sahabatnya, wajah mungkin berubah, tetapi bentuk fisik yang lain bisa saja dapat dikenali, tetapi di sini kita perhatikan sahabat-sahabat Ayub tidak lagi mengenali Ayub, sampai akhirnya mereka menangis karena penderitaan Ayub.

Ayub kehilangan harta kekayaan, kehilangan anak-anaknya sebagai buah hati, isteri Ayub tidak mendukungnya dalam kehidupannya, kemudian para pembantu-pembantunya pun tidak menghargai Ayub, oleh karena pergumulan yang dialami oleh Ayub.
Dan kalau kita baca ayat berikutnya, para pembantu-pembantu Ayub sendiri meninggalkan Ayub.
Ayub yang memberi gaji/upah kepada pembantu-pembantunya, tetapi pembantu-pembantunya tidak menghargai Ayub sebagai tuannya, tetapi semua itu ia terima.

Kembali saya katakan; ketiga sahabat Ayub tidak dapat lagi mengenali Ayub dengan baik, menunjukkan bahwa penderitaan yang dialami oleh Ayub begitu hebat sampai merubah wajahnya, merubah tubuhnya, merubah segala sesuatunya.

Sekarang kita melihat; KETIKA YESUS MENANGGUNG PENDERITAAN YANG HEBAT.
Yesaya 53: 1-3
(53:1) Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
(53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.

Ketika Yesus Kristus menanggung penderitaan yang hebat di atas kayu salib, Ia tidak tampan dan semarak-Nya pun tidak ada, semuanya berubah, itu menunjukkan penderitaan karena salib yang dialami oleh Yesus Kristus begitu hebatnya, sampai merubah wajah-Nya, Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan.
Ketika Dia dihina, orang menutup mukanya terhadap Dia, Dia tidak masuk hitungan, tetapi justru dengan demikian, kita memandang Dia.
Kemudian, oleh karena penderitaan itu rupa-Nya berubah, tetapi justru dengan demikian kita menginginkan-Nya.

Oleh karena begitu hebatnya sengsara salib yang dialami oleh Yesus Kristus, pada ayat 1 dikatakan: “Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?

Selanjutnya kita melihat ayat 4-5 ...
Yesaya 53: 4-5
(53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
(53:5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Perlu untuk diketahui; kalau Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib;
-      Sesungguhnya penyakit kita yang ditanggung-Nya
-      Kesengsaraan kita yang dipikul-Nya
-      Banyak orang mengira Dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah
-      Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita
-      Yesus diremukkan oleh karena kejahatan
Pendeknya;
·        ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya
·        oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh

Yesaya 53: 6-7
(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Ketika Dia dianiaya, Ia membiarkan diri-Nya ditindas, tidak sedikitpun Ia membuka mulut-Nya, Ia tidak bersungut-sungut, Ia menghargai keputusan Allah dan keagungan firman Tuhan.
Berarti, orang yang bersungut-sungut tidak menghargai keagungan firman Tuhan.

Perkataan-perkataan sungut-sungut yang keluar dari mulut = suara daging = hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.

Kita kembali memperhatikan kelanjutan Ayub 23 ...
Ayub 23: 1-3
(23:1) Tetapi Ayub menjawab:
(23:2) "Sekarang ini keluh kesahku menjadi pemberontakan, tangan-Nya menekan aku, sehingga aku mengaduh.
(23:3) Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam.

Namun pada akhirnya keluh kesah dari Ayub menjadi pemberontakan karena tangan Tuhan begitu hebat menekan dia. Ayub kepayahan, dia mengaduh, dia menjerit, dia berkeluh kesah, dan akhirnya keluh kesah itu berubah menjadi pemberontakan kepada Tuhan.
Pendeknya; pada akhirnya Ayub memberontak atas keputusan dan keagungan firman Tuhan yang menimpa Ayub.

-      Ayub, pasal 4-31 à percakapan Ayub dengan sahabat-sahabatnya, di mana sahabat-sahabatnya memberi nasihat supaya segera merendahkan diri di hadapan Tuhan, tetapi justru Ayub mengadakan perlawanan, memberontak kepada Tuhan.
-      Ayub, pasal 32-37 à kata-kata Elihu dengan kata-kata nasihat sama seperti kata-kata nasihat ketiga sahabat Ayub, namun Ayub tetap menolak nasihat dari Elihu.
-      Ayub, pasal 38-42 à jawab Tuhan kepada Ayub, artinya; karena Ayub tetap menolak nasihat ketiga sahabatnya dan menolak nasihat Elihu, akhirnya Tuhan sendiri berbicara kepada Ayub.
Pada Ayub, pasal 38 & 39 à terdapat 2 perikop/judul.
1.    Judul pertama diawali pada pasal 38, dengan judul; “KEKUASAAN TUHAN DI ALAM SEMESTA
Ayub 38: 1-3
(38:1) Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:
(38:2) "Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?
(38:3) Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.

Tuhan berkata: “Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?
Ini menunjukkan bahwa persungutan-persungutan Ayub adalah persungutan-persungutan dari orang yang tidak berpengetahuan, orang yang tidak berpengalaman, sebab sekalipun ia dinasihati oleh ketiga sahabatnya dan dinasihati oleh Elihu, ia tetap tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan, dia menolak keputusan Tuhan, oleh sebab itu, selanjutnya Tuhan berkata: “Bersiaplah engkau sebagai laki-laki!” = berlaku jantan.
Berlaku jantan, artinya; berani dengan tegas mengakui segala kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan di hadapan Tuhan, menunjukkan bahwa kita menerima keputusan Tuhan sebagai keputusan yang benar dan adil.
Tuhan menginginkan hal ini berlaku kepada saya dan saudara, supaya kita tidak mudah bersungut-sungut.

Sesungguhnya yang pertama jatuh dalam dosa adalah perempuan itu, bukan Adam, menunjukkan bahwa perempuan itu lemah, mudah sekali terpedaya, mudah sekali melakukan kesalahan, tetapi sukar untuk mengakui kesalahan, oleh sebab itu, untuk mengakui segala kekurangan harus bersikap seperti laki-laki.
Maksud Tuhan adalah jangan segera bersungut-sungut, sebab perkataan sungut-sungut yang keluar dari mulut adalah perkataan-perkataan orang-orang yang tidak berpengalaman, tidak berpengetahuan
Coba saudara bayangkan; ketika kita bersungut-sungut seakan-akan menunjukkan bahwa kita yang benar dan Tuhan dan sesama yang salah. Selain itu, persungutan juga membuat orang lain terkhamiri.
Oleh sebab itu, janganlah kita bersungut-sungut, sebab itu adalah kerugian yang sangat besar.

2.    Judul kedua, diakhiri pada pasal 39, dengan judul; “AYUB MERENDAHKAN DIRI DI HADAPAN ALLAH
Ayub 39: 34-38
(39:34) Maka jawab TUHAN kepada Ayub:
(39:35) "Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa? Hendaklah yang mencela Allah menjawab!"
(39:36) Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
(39:37) "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan.
(39:38) Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan."

Selanjutnya, Ayub berkata: “Mulutku kututup dengan tangan.
Mulut yang ditutup dengan tangan, maksudnya; supaya tidak ada lagi perkataan sungut-sungut yang keluar dari mulut, dan itu bisa terlihat, ketika mulut ditutup dengan dua tangan, berarti; dua tangan segera digunakan untuk melayani Tuhan, untuk mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan.

Kalau mungkin dahulu kita sibuk dengan kata-kata persungutan yang keluar dari mulut, maka biarlah sekarang kita sibuk untuk melayani Tuhan, gunakan dua tangan untuk melayani Tuhan, maka pasti mulut akan tertutup.
Itu sebabnya, Ayub berkata: “Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali
Segeralah tutup mulut dengan dua tangan, dan kita gunakan untuk melayani Tuhan, supaya tidak ada perkataan sungut-sungut untuk yang kedua kalinya di hadapan Tuhan.

Kiranya pemberitaan firman tentang salib yang kita terima pada malam hari ini adalah firman pemulihan dan pelipat gandaan untuk melipat gandakan jumlah jiwa.
Kalau kita dipulihkan maka kita dapat membawa banyak jiwa-jiwa datang kepada Allah untuk dibawa masuk dalam kandang penggembalaan ini, selanjutnya kita digembalakan oleh firman pengajaran mempelai, sebab kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Sekarang kita melihat; KEPUTUSAN TUHAN ADIL DAN BENAR, FIRMAN TUHAN AGUNG DAN MULIA, YANG DILUKISKAN DALAM 2 HAL.
Namun terlebih dahulu kita membaca ...
Ayub 40: 1-2
(40:1) Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:
(40:2) "Bersiaplah engkau sebagai laki-laki; Aku akan menanyai engkau, dan engkau memberitahu Aku.

Tuhan berbicara dalam badai, berarti; dalam amarah, dalam murka-Nya yang hebat Tuhan berbicara kepada Ayub.
Tuhan berbicara: “Bersiaplah engkau sebagai laki-laki” Tuhan menyatakan ini, sebab Tuhan hendak bertanya langsung dalam kemurkaan kepada Ayub, supaya Ayub bersikap sebagai laki-laki dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan Tuhan.
Dan malam hari ini, biarlah kita bersikap sebagai laki-laki untuk menyatakan/mengakui segala kekurangan-kekurangan di hadapan Tuhan.

Mari kita lihat pertanyaan-pertanyaan Tuhan kepada Ayub.
Pertanyaan Tuhan yang PERTAMA kepada Ayub.
Ayub 40: 3
(40:3) Apakah engkau hendak meniadakan pengadilan-Ku, mempersalahkan Aku supaya engkau dapat membenarkan dirimu?

Apakah engkau hendak meniadakan pengadilan-Ku, untuk mempersalahkan Tuhan, supaya Ayub dapat membenarkan dirinya?
Memang kalau seseorang tidak mengakui segala kekurangan-kekurangan dengan bersikap seperti laki-laki, maka Tuhanlah yang bersalah, Tuhanlah yang berdusta.

1 Yohanes 1: 8-9
(1:8) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
(1:9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
(1:10) Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Kalau tidak bersikap laki-laki, dengan kata lain tidak mengakui segala kesalahan-kesalahan, berarti dua kejahatan fatal terjadi;
1.    Menjadikan Tuhan pendusta
2.    Firman Tuhan tidak mendarah daging = tidak hidup dalam kebenaran firman
Bukankah ini adalah suatu kejahatan? kita yang bersalah namun kita jadikan Tuhan pendusta, seolah-olah kita tidak tahu apa yang sedang terjadi, selanjutnya kita menjadikan Tuhan dan orang lain pendusta.
Kalau selama ini hal itu terjadi, begitu jahatnya saya dan saudara di hadapan Tuhan, dan ini adalah sikap yang bodoh.

Tetapi sebaliknya, pada ayat 9; kalau kita bersikap seperti laki-laki, dengan kata lain segera mengakui dosa pada malam hari ini, maka Ia adalah SETIA dan ADIL.
Kesetiaan Tuhan tidak perlu diragukan dan keadilan Tuhan melebihi dari keadilan yang ada di atas muka bumi ini, asal kita mau mengakui dengan rendah hati segala persungutan di hadapan Tuhan.

Pertanyaan Tuhan yang KEDUA kepada Ayub.
Ayub 40: 4
(40:4) Apakah lenganmu seperti lengan Allah, dan dapatkah engkau mengguntur seperti Dia?
Apakah lenganmu seperti lengan Allah, dan dapatkah engkau mengguntur seperti Dia?
-      Lengan Tuhan tidak sama dengan lengan manusia, dua tangan Tuhan tidak sama dengan dua tangan manusia. Kedua tangan manusia terbatas, sedangkan dua tangan Tuhan; kekuatan dan kekuasaan-Nya tidak terbatas, dan itu telah terbukti;
·        oleh karena kekuatan dua tangan Tuhan, alam semesta tercipta.
·        Dua tangan Tuhan mengangkat orang yang terpuruk/orang yang hampir tenggelam, seperti Simon Petrus
·        Oleh dua tangan Tuhan, dan dengan ujung jari-Nya, Ia membungkuk dan menulis di tanah = menyatakan kasih kepada manusia supaya terlepas dari dosa kejahatan dan kenajisan
-      Selanjutnya, Tuhan mengguntur, maka segala sesuatunya menjadi porak poranda.
Kalau deru guruh bersuara/mengguntur, itu membuat kita sangat ketakutan, semuanya menjadi tidak menentu. Apakah kekuatan kita sanggup mengguntur seperti deru guruh bunyinya? Itu tidak mungkin.
Jadi, kekuatan dua tangan dan kekuasaan manusia, tidak sama seperti kekuatan dua tangan dan kekuasaan Tuhan saat mengguntur.

Setelah dua pertanyaan dari Tuhan, selanjutnya Tuhan memberi nasihat.
Nasihat pertama.
Ayub 40: 5
(40:5) Hiasilah dirimu dengan kemegahan dan keluhuran, kenakanlah keagungan dan semarak!

-      Menghiasi diri dengan;
·        Kemegahan
Rasul Paulus bermegah dalam kelemahannya, ia terlebih suka dalam kesesakan, sehingga ketika ia lemah, maka ia pun kuat, sebab kuasa Tuhan turun menaungi dia
Kemudian, dalam 1 Korintus 1 dikatakan; pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah hikmat dan kekuatan Allah
·        Keluhuran
Keluhuran adalah pemikiran yang tinggi dan mulia namun yang diawali dari pengorbanan.
-      Kenakanlah;
·        Keagungan
Keagungan akan nyata bila seseorang menjadi imam-imam/menjadi suatu kerajaan bagi Allah = imamat yang rajani = pelayanan yang berkuasa.
·        Semarak
Semarak adalah keindahan-keindahan yang berasal dari perhiasan-perhiasan rohani.

Nasihat kedua.
Ayub 40: 6-8
(40:6) Luapkanlah marahmu yang bergelora; amat-amatilah setiap orang yang congkak dan rendahkanlah dia!
(40:7) Amat-amatilah setiap orang yang congkak, tundukkanlah dia, dan hancurkanlah orang-orang fasik di tempatnya!
(40:8) Pendamlah mereka bersama-sama dalam debu, kurunglah mereka di tempat yang tersembunyi.

Selanjutnya nasihat firman Tuhan; biarlah kiranya mengubur dan memendam segala kecongkakan, segala kefasikan, bersama-sama dalam debu.
Persis seperti yang dilakukan oleh Ayub; ketika ia menerima ujian yang kedua, setelah ia menggaruk badannya dengan beling, selanjutnya Ayub duduk di atas abu, menyadari diri sebagai manusia yang hina seperti abu.

Ayub 40: 9
(40:9) Maka Aku pun akan memuji engkau, karena tangan kananmu memberi engkau kemenangan."

Tuhan akan memuji-muji mereka yang memendam, mengubur segala kecongkakan dan kefasikan, sebab dengan memendam segala kecongkakan dan kefasikan, itu adalah kemenangan oleh karena tangan kanan.

Sekarang, kita akan melihat di mana keputusan Tuhan begitu adil dan benar, dan firman Allah begitu agung dan mulia, dilukiskan dalam dua hal.
LUKISAN YANG PERTAMA: LUKISAN TENTANG KUDA NIL.
Ayub 40: 18-19
(40:18) Sesungguhnya, biarpun sungai sangat kuat arusnya, ia tidak gentar; ia tetap tenang, biarpun sungai Yordan meluap melanda mulutnya.
(40:19) Dapatkah orang menangkap dia dari muka, mencocok hidungnya dengan keluan?"

Sekalipun sungai-sungai kuat arusnya, seperti sungai Yordan meluap melanda mulutnya, tetapi kuda nil tetap tenang dan tidak gentar.
Mulut kuda nil begitu kuat untuk meremukkan musuhnya, persis seperti keputusan Tuhan begitu adil dan benar, persis seperti firman Tuhan yang keluar dari mulut Tuhan begitu agung dan mulia.
Perkataan-perkataan yang keluar dari mulut Tuhan adalah firman Allah, keputusan Tuhan adil dan benar, agung dan mulia.
Arus sungai Yordan bagaikan arus pengaruh dunia yang menghanyutkan kerohanian anak-anak Tuhan sampai dibawa kepada kematian rohani, persis seperti sungai Yordan bermuara ke laut mati. Tetapi di sini kita melihat, mulut kuda nil tetap terbuka biarpun sungai sangat kuat arusnya, dia tenang dan tidak gentar.

Sehingga, pertanyaan untuk saya dan saudara pada ayat 19:
-      Dapatkah orang menangkap dia dari muka?
Artinya; tidak ada orang yang dapat menangkap kuda nil dari muka/dari depannya.
-      “Dapatkah orang mencocok hidungnya dengan keluan?
Tidak ada yang sanggup mencocok hidung kuda nil dengan tali pengikat.
Demikianlah halnya firman Allah, perkataan-perkataan yang keluar dari mulut Allah sebagai keputusan yang adil dan benar, firman Allah agung dan mulia, tidak dapat diganggu gugat.

Kekuatan dari firman Allah dapat kita lihat dalam ...
Ayub 40: 10-14
(40:10) "Perhatikanlah kuda Nil, yang telah Kubuat seperti juga engkau. Ia makan rumput seperti lembu.
(40:11) Perhatikanlah tenaga di pinggangnya, kekuatan pada urat-urat perutnya!
(40:12) Ia meregangkan ekornya seperti pohon aras, otot-otot pahanya berjalin-jalinan.
(40:13) Tulang-tulangnya seperti pembuluh tembaga, kerangkanya seperti batang besi.
(40:14) Dia yang pertama dibuat Allah, makhluk yang diberi-Nya bersenjatakan pedang;

Adapun kuda nil itu ciptaan Tuhan, kuda nil makan rumput seperti lembu, tetapi;
-      tenaga di pinggangnya,
-      kekuatan pada urat-urat perutnya,
-      ia meregangkan ekornya seperti pohon aras,
-      otot-otot pahanya berjalin-jalinan,
-      tulang-tulangnya seperti pembuluh tenaga,
-      kerangkanya seperti batang besi
Ini menunjukkan kekuatan dari kuda nil

Selanjutnya ayat 14 mengatakan: “Dia yang pertama dibuat Allah, makhluk yang diberi-Nya bersenjatakan pedangà pedang Roh, yaitu firman Allah.
Sesungguhnya dalam Amsal 8: 22-31 dikatakan Yesus sendiri mengaku bahwa Dia adalah permulaan dari ciptaan Allah, kemudian Dia bermain-main di hadapan Allah, itu sebabnya di sini dikatakan: “... makhluk yang diberi-Nya bersenjatakan pedang
Saya teringat setelah Yesus berpuasa 40 hari 40 malam, lalu dia menghadapi musuh yang utama dan abadi, yaitu setan, Dia menghadapinya dengan menggunakan senjata pedang Roh/firman Allah.
Bukan berarti Yesus adalah kuda nil, Dia adalah firman Allah, kekuatan Allah, tidak ada tandingannya.
Berarti, kebenaran dan keadilan Allah itulah yang menyebabkan seseorang kuat.

Ayub 40: 15-17
(40:15) ya, bukit-bukit mengeluarkan hasil baginya, di mana binatang-binatang liar bermain-main.
(40:16) Di bawah tumbuhan teratai ia menderum, tersembunyi dalam gelagah dan paya.
(40:17) Tumbuhan-tumbuhan teratai menaungi dia dengan bayang-bayangnya, pohon-pohon gandarusa mengelilinginya.

Selain kuda nil memiliki kekuatan yang luar biasa, yang begitu hebatnya, dia juga dikelilingi oleh pohon-pohon gandarusa dan tumbuh-tumbuhan teratai menaungi dia dengan bayang-bayangnya, artinya; ada perlindungan, ada naungan Tuhan terhadap mereka yang hidup sesuai keputusan Tuhan, mereka yang hidup terhadap keagungan firman Tuhan.
Naungan dan perlindungan oleh kekuatan firman Tuhan ini telah saya rasakan sampai malam hari ini.
Pembelaan firman Tuhan lewat firman pengajaran mempelai itulah yang membuat saya kuat/bertahan sampai malam hari ini.

Kita kuat karena firman Tuhan, sesungguhnya roh itu penurut, daging itu lemah. Kalau kita tidak memiliki firman, tentu kita hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, maka terlihatlah keinginan-keinginan daging, dan orang yang seperti ini pasti lemah, tidak kuat.

Sekarang, kita akan melihat di mana keputusan Tuhan begitu adil dan benar, dan firman Allah begitu agung dan mulia, dilukiskan dalam dua hal.
LUKISAN YANG KEDUA: LUKISAN TENTANG BUAYA
Ayub 40: 20-21
(40:20) "Dapatkah engkau menarik buaya dengan kail, atau mengimpit lidahnya dengan tali?
(40:21) Dapatkah engkau mengenakan tali rotan pada hidungnya, mencocok rahangnya dengan kaitan?

Pertanyaan-pertanyaan berikut;
-      Dapatkah engkau menarik buaya dengan kail, atau mengimpit lidahnya dengan tali?
-      Dapatkah engkau mengenakan tali rotan pada hidungnya, mencocok rahangnya dengan kaitan?
Menunjukkan bahwa lidah yang berkata-kata yang keluar dari mulut (rahang) Tuhan, itulah firman Allah, begitu kuat dan hebat = keputusan Tuhan adil dan benar, dan firman Allah begitu agung dan mulia.

Kekuatan firman digambarkan seperti;
Yang pertama.
Ayub 40: 22
(40:22) Mungkinkah ia mengajukan banyak permohonan belas kasihan kepadamu, atau berbicara dengan lemah lembut kepadamu?

Keputusan Tuhan atau keagungan firman tidak kompromi terhadap orang yang tidak merendahkan diri, terhadap orang yang congkak, yaitu orang yang suka bersungut-sungut.
Kita sebagai manusia bisa kompromi terhadap sesama untuk melakukan dosa, tetapi tidak dengan firman Tuhan.

Yang kedua.
Ayub 40: 23
(40:23) Mungkinkah ia mengikat perjanjian dengan engkau, sehingga engkau mengambil dia menjadi hamba untuk selama-lamanya?

Kekuatan firman tidak bisa berubah, firman Tuhan tidak bisa diperdaya.

Yang ketiga
Ayub 40: 24-25
(40:24) Dapatkah engkau bermain-main dengan dia seperti dengan burung, dan mengikat dia untuk anak-anakmu perempuan?
(40:25) Mungkinkah kawan-kawan nelayan memperdagangkan dia, atau membagi-bagikan dia di antara pedagang-pedagang?

Firman Tuhan tidak dapat dipermain-mainkan, bahkan tidak boleh diperjual-belikan.
Nelayan-nelayan à hamba-hamba Tuhan.
Sesungguhnya, hamba-hamba Tuhan tidak boleh memperjual-belikan firman Tuhan, seperti yang dilakukan oleh nabi-nabi palsu; hanya oleh karena uang/upah, mereka memperjual-belikan firman Tuhan, mereka serakah, mereka tamak, karena mereka dikuasai oleh roh antikris, roh jual beli, dengan cap meterai dari antikris, yaitu 666.
666 à tubuh, jiwa dan roh dikuasai oleh daging.
Kalau tubuh, jiwa dan roh dikuasai oleh daging, berarti seorang hamba Tuhan sedang menerima cap meterai dari antikris.

Yang keempat.
Ayub 40: 26-28
(40:26) Dapatkah engkau menusuki kulitnya dengan serampang, dan kepalanya dengan tempuling?
(40:27) Letakkan tanganmu ke atasnya! Ingatlah pertarungannya! -- Engkau takkan melakukannya lagi!
(40:28) Sesungguhnya, harapanmu hampa! Baru saja melihat dia, orang sudah terbanting. Orang yang nekat pun takkan berani membangkitkan marahnya

Oleh karena kekuatan buaya, orang tidak akan sanggup meletakkan tangannya di depannya,  sebab dengan segala amarahnya, ia akan mengadakan pertarungan yang hebat, sampai menghancurkannya.
Saudaraku, pelajaran indah malam hari ini telah kita terima dari Tuhan, lewat teladan dari Ayub, sehingga dengan demikian kita tidak lagi berani untuk menyombongkan diri, bersungut-sungut di hadapan Tuhan karena keputusan Tuhan begitu kuat.

Ayub 42:6
(42:6) Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu." 

Ayub mencabut perkataannya dan dia menyesal atas segala tindakan - tindakannya dihadapan Tuhan, dan kembali duduk dalam debu dan abu sebagaimana yang telah ia perbuat dahulu dihadapan Tuhan, sesuai dengan kitab Ayub 2:8.
Kemudian, Ayub 42:1-5, Ayub mengakui kekuatan firman, keputusan Tuhan, bahwa ternyata firman Tuhan itu benar dan adil sekaligus firman Tuhan itu tidak pernah gagal, firman Tuhan itu agung dan mulia.

Kembali kita memperhatikan ...
Maleakhi 3: 6
(3:6) Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.

Tuhan tidak berubah, berarti secara otomatis, firman Tuhan tidak berubah. Keputusan Tuhan adil dan benar, apa yang menjadi keputusan Tuhan tidak bisa digeser, tidak bisa ditunda karena firman Allah agung dan mulia.
Kalau kita dapat menghargai keputusan Tuhan, maka Tuhan menjamin bani Yakub tidak akan lenyap, kekal seperti keputusan Tuhan.

1 Petrus 1: 23
(1:23) Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

Kelahiran baru terjadi lewat benih yang tidak fana, itulah firman Allah yang hidup dan kekal.
Kalau kita dilahirkan kembali, maka tentu kita hidup dalam kekekalan.

1 Petrus 1: 24-25
(1:24) Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur,
(1:25) tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.

Manusia adalah seperti rumput, segala kemuliaannya seperti bunga rumput, namun rumput menjadi kering dan bunga gugur, seperti itulah manusia dengan segala kemuliaannya, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.
Tuhan tidak pernah berubah, dari kekal sampai kepada kekekalan. Firman-Nya juga tidak berubah, keputusan-Nya adil dan benar, firman Tuhan agung dan mulia. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment