KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, April 10, 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 09 APRIL 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 09 APRIL 2014

Tema: DARI KITAB KOLOSE
          (Seri 08)

Subtema: KEBENARAN OLEH IMAN LEWAT INJIL SEPENUH (BUKAN INJIL SETENGAH)

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Pada malam hari ini kita dimungkinkan untuk beribadah melayani Tuhan, semua karena kemurahan hati Tuhan bukan karena gagah, hebat, kuat kita.

Kita kembali memperhatikan surat yang dikirim Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 6
(1:6) yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.

Injil itu sudah sampai kepada sidang jemaat di Kolose, tentu itu adalah kemurahan Tuhan.
Mereka mendengar injil itu sehingga mereka mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.

Banyak orang Kristen merasa, ketika ia diberkati secara lahiriah, dan ketika ia menerima pemberitaan firman dalam bentuk teori kemakmuran (berkat berkelimpahan), merasa bahwa itu sudah cukup baginya, merasa bahwa itulah segala-galanya baginya, dengan kata lain seolah-olah itu adalah kasih karunia yang sebenarnya.
Sesungguhnya, tidak salah kalau kita menerima dan merasakan berkat-berkat sebagai kemurahan dari Tuhan, tetapi lebih dari itu, ada yang tidak boleh dilupakan, yaitu kasih karunia Allah.
Perlu untuk diketahui; kasih karunia Allah tidak sebatas pemberitaan firman dalam bentuk teori kemakmuran, tidak sebatas mujizat-mujizat/tanda-tanda heran.

Jadi, pendeknya; injil itu telah sampai kepada sidang jemaat di Kolose.

Roma 1: 1-3
(1:1) Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.
(1:2) Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci,
(1:3) tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud,

Injil, berarti; menceritakan pribadi Yesus Kristus, Anak Allah, seutuhnya, di dalam injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes.
Sesungguhnya, injil ini telah dijanjikan Tuhan dengan perantaraan para nabi dan menuliskannya di dalam kitab-kitab mereka.
Paulus dipanggil menjadi rasul untuk memberitakan injil Allah.

Sejenak kita melihat ayat 16 ...
Roma 1: 16
(1:16) Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

Injil adalah KEKUATAN ALLAH untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya.
Berarti, Allah menyelamatkan orang-orang percaya lewat injil yang diberitakan, pertama-tama menyelamatkan orang Yahudi, selanjutnya menyelamatkan orang yang bukan Yahudi, yaitu bangsa kafir (diwakili orang Yunani).

Dalam ayat 16 ini juga dikatakan, bahwa Rasul Paulus mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil.
Kalau injil adalah kekuatan Allah, maka kita tidak perlu ragu lagi terhadap pemberitaan injil.

Roma 1: 17
(1:17) Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
Di dalam injillah nyata kebenaran Allah yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman.
Artinya; orang benar hidup oleh karena iman (percaya kepada Yesus Kristus Anak Allah).

Tanpa injil, seseorang tidak akan mendapatkan keselamatan, jadi benarlah bahwa injil adalah kekuatan Allah.
Kita telah melihat dalam perjanjian Lama, sebelum Yesus hadir, turun ke bumi ini, hukum yang berlaku adalah hukum Taurat.
Hukum Taurat; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman.
Siapakah orang yang dapat diselamatkan kalau mereka berada di dalam hukum Taurat?
Tetapi puji Tuhan, injil itu telah sampai bukan hanya kepada jemaat di Kolose (salah satu jemaat di Asia kecil), tetapi injil itu juga telah sampai kepada kita, dan malam hari ini kita menerimanya, di dalamnya Yesus Kristus diberitakan.

Habakuk 2: 2-4
(2:2) Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.
(2:3) Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.
(2:4) Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.

“... orang yang benar akan hidup oleh percayanya” = hidup oleh karena iman, bukan hidup oleh karena yang lain-lain, persis seperti surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Roma tadi, bahwa injil itu telah dijanjikan dan dituliskan oleh para nabi, secara khusus nabi Habakuk telah menuliskannya bahwa orang benar hidup oleh percayanya.

Ibrani 10: 38
(10:38) Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

Orang-orang benar, orang yang tinggal di dalam Tuhan; hidup oleh iman.
Apabila seseorang mengundurkan diri, maka Tuhan tidak akan berkenan kepada-Nya. Orang yang mengundurkan diri adalah orang yang tidak hidup oleh iman / kebenarannya tidak didasari dengan iman.
Biarlah kiranya kita tetap hidup dalam Tuhan, benar oleh iman, bukan karena yang lain-lain.

Kembali kita memperhatikan ...
Habakuk 2: 4
(2:4) Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.

Orang yang benar hidup oleh percayanya, tetapi ORANG YANG MENGUNDURKAN DIRI, MEMBUSUNGKAN DADA; TIDAK LURUS HATINYA.
Orang yang membusungkan dada adalah orang yang merasa diri bisa, merasa diri mampu. Orang yang demikian pasti tidak lurus hatinya.

Dimana letak tidak lurus hatinya?
Habakuk 2: 5
(2:5) Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya."

Orang yang semacam itu (orang yang membusungkan dada) adalah orang yang sombong, kemudian tidak memiliki rasa kenyang, tidak ada rasa puas-puasnya, tidak ada rasa cukup = tamak, serakah, cinta akan uang, sama seperti, mulut yang menganga = dunia orang mati.
Mulut menganga (mulut terbuka, tidak tertutup) adalah orang yang tidak ada rasa kenyangnya.

Inilah orang yang mengundurkan diri, artinya kebenaran mereka bukan karena iman, melainkan karena keadaan, seperti orang yang membusungkan dada.

Amsal 30: 15-16
(30:15) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
(30:16) Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"

Orang yang tidak merasa cukup digambarkan seperti LINTAH, yang mempunyai dua anak perempuan, yaitu:  "Untukku!" dan "Untukku!" artinya; tidak perduli dengan orang lain, termasuk ibadah dan pelayanan.
Kalau orang benar pasti hidup karena iman, dan orang yang semacam ini tidak kuatir masalah penghidupan, tidak kuatir akan hari esok, jadi selain untukku, juga untuk orang lain, ditengah-tengah ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan.
Tetapi orang yang mengundurkan diri dari kebenaran iman menjadi serakah, tamak, persis seperti lintah (mempunyai dua anak, yaitu"Untukku!" dan "Untukku!" = kikir = tidak ada rasa cukup)

Persamaan dari lintah, ada 4 hal yang tak pernah berkata “cukup”:
1.      Dunia orang mati = kuburan.
2.      Rahim yang mandul = buah kandungan kering.
Kalau rahim seorang perempuan mandul, tidak ada rasa cukup, ia pasti akan menginginkan anak sekalipun dari rahim perempuan asing, dan secara lahiriah, kalau seorang perempuan mandul juga serakah.
3.      Bumi yang tidak pernah puas dengan air = padang gurun yang gersang = tanah kering.
4.      Api yang tidak pernah berkata: “Cukup”
Karena api membakar apa saja yang dapat dibakar seperti; kayu, rumput kering, jerami = kerohanian yang kering-kering.

Empat perkara tersebut adalah gambaran dari kerohanian yang kering-kering, sedangkan kerohanian yang kering-kering disebabkan oleh Iblis / Setan, sesuai dengan Yesaya 14:16-19, Iblis membuat dunia ini seperti padang gurun = tanah kering.
Sedangkan Tuhan telah melemparkan iblis setan kedalam dunia orang mati yaitu kuburan.
Kiranya kita bersama-sama memperhatikan apa yang Tuhan nyatakan malam ini, supaya kita tetap mempertahankan kebenaran oleh iman dan tidak mengundurkan diri dari hal itu.
Inilah gambaran dari orang-orang yang mengundurkan diri dari kebenaran iman, seperti lintah yang mempunyai dua anak perempuan, yaitu"Untukku!" dan "Untukku!".
Apa yang telah dinubuatkan oleh nabi Habakuk ditulis kembali oleh Rasul Paulus karena dia telah dipanggil menjadi rasul untuk memberitakan injil.

Ibrani 10: 37
(10:37) "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.

Kedatangan Tuhan tidak lama lagi, tinggal sedikit waktu lagi dan Tuhan tidak menangguhkan kedatangan-Nya /  Tuhan tidak menunda-nunda kedatangan-Nya untuk yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Ibrani 10: 38-39
(10:38) Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
(10:39) Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

Kalau kita tetap memiliki kebenaran oleh iman, disebut juga orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup yang kekal, bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri.
Awalnya kita datang kepada Tuhan dengan kebenaran yang kita miliki, yaitu kebenaran secara lahiriah, kebenaran diri sendiri, itulah orang yang membusungkan dada, tetapi sekarang oleh karena injil, kita mengenal kasih karunia yang sebenarnya.

Sekarang kita lihat ...
Galatia 3: 11
(3:11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."

Tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat karena kebenaran bukan berasal dari hukum Taurat/usaha manusia itu sendiri.
Jadi, dengan tegas, kembali saya tandaskan; orang yang benar akan hidup oleh iman/percaya, berarti dasar dari kebenaran itu adalah iman.

KESIMPULANNYA; Dasar dari kebenaran bukan dari;
-    Bukan dari harta, kekayaan, justru harta/kekayaan membuat seseorang membusungkan dada, menggambarkan bahwa hatinya tidak lurus, di mana hati yang tidak lurus itu terlihat jelas seperti lintah, tidak ada rasa cukup, seperti mulut yang menganga tidak ada rasa kenyang.
-   Bukan karena melakukan hukum Taurat, justru karena hukum Taurat, orang mengenal dosa, misalnya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.

Galatia 3: 12
(3:12) Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.

Dasar dari hukum Taurat;  “... siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
Artinya; dibenarkan karena usaha sendiri = menjalankan ibadah secara lahiriah.
Sama halnya pada zaman para nabi, mereka hidup menurut hukum Taurat, untuk menghapus dosa umat Israel, mereka harus membawa korban persembahan berupa lembu sapi atau kambing domba atau burung tekukur.
Sedangkan dalam Ibrani 10: 6-8, Yesus datang ke dunia ini dalam gulungan kitab, oleh sebab itu Tuhan tidak menginginkan korban persembahan berupa lembu sapi atau kambing domba.
Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.

Mari kita lihat; IBADAH SECARA LAHIRIAH.
Matius 15: 5-6
(15:5) Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah,
(15:6) orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.

Oleh karena adat istiadat, orang-orang Yahudi tidak menghormati orang tua mereka, dengan kata lain; oleh karena adat istiadat, mereka mengabaikan firman Tuhan (hukum kelima, yaitu menghormati ayah dan ibu).
Jadi, kerugian jika ibadah dijalankan secara lahiriah/hurufiah: FIRMAN TUHAN DIABAIKAN.

Saya menghimbau; jangan mengabaikan firman Tuhan, demi mempertahankan adat istiadat.
Lebih baik kita melakukan firman Tuhan dari pada berpegang kepada adat istiadat, untuk menyenangkan hati Tuhan.

Matius 15: 7-8
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Ibadah lahiriah; mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan, tidak mengasihi Tuhan, sesuai dengan nubuatan Yesaya.

Matius 15: 9
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

Kalau mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan, itu adalah ibadah yang lahiriah, ibadah yang mendatangkan kesia-siaan karena ajaran yang mereka jalankan adalah perintah manusia (adat istiadat).
Kebenaran karena iman tidak boleh dicampur dengan adat istiadat/aturan manusia apapun alasannya.

Praktek kebenaran karena iman.
Galatia 3: 13
(3:13) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

Praktek kebenaran karena iman adalah SALIB KRISTUS, satu dalam penderitaan Kristus = aniaya karena firman = SENGSARA SALIB.

Sebagaimana tadi saya katakan dalam Roma 1: 16, bahwa; “injil adalah kekuatan Allah.”
SEBAGAI BUKTI;
1 Korintus 1: 23-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Salib Kristus yang diberitakan lewat injil adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Orang-orang Yahudi menjadi tersandung atas pemberitaan firman tentang salib Kristus, karena mereka hanya menghendaki tanda-tanda heran/mujizat-mujizat semata.
Sedangkan bagi orang bukan Yahudi (orang Yunani), pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah suatu kebodohan, sebab mereka datang kepada Tuhan hanya sebatas mencari hikmat. Kalau datang kepada Tuhan hanya sebatas mencari hikmat, persis seperti ahli-ahli Taurat yang mengerti kebenaran namun tidak menjadi pelaku firman.

Berarti kita dapat menyimpulkan dengan tidak ada keraguan, bahwa; pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah INJIL SEPENUH.
Kalau pemberitaan firman atau pelayanan Yesus hanya sebatas mengadakan mujizat-mujizat, menyembuhkan orang yang sakit, memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan, dan sebagainya, itu bukanlah injil sepenuh, melainkan injil setengah. Lalu, bagaimana mungkin kita mendapatkan keselamatan dari injil setengah?

Injil sepenuh, artinya; pelayanan Yesus memuncak sampai kepada salib Kristus, sesuai dengan Filipi 2: 8, “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” = SETIA.
Terimalah injil sepenuh, lewat pemberitaan firman tentang salib Kristus, karena itu adalah “hikmat Allah” dan “kekuatan Allah
HIKMAT yang berasal dari surga / dari Tuhan, kita peroleh lewat pemberitaan firman tentang salib Kristus, dan oleh karena salib Kristus, kita memiliki KEKUATAN yang luar biasa, persis seperti yang dikatakan dan yang dialami Rasul Paulus: “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2 Korintus 12: 10)
Biarlah kita bermegah dalam kelemahan, sengsara, penderitaan = sangkal diri pikul salib, supaya ketika kita lemah, kita kuat, ketika kita memikul salib, kita memperoleh kekuatan dari Allah, sesuai dengan perkataan Tuhan dalam 2 Korintus 12: 9, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

PERLU UNTUK DIKETAHUI:
1 Korintus 1: 25
(1:25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.

-      Orang-orang bodoh dari Allah (di dalam Tuhan) lebih besar hikmatnya dari pada manusia (orang-orang di luar Tuhan), sekalipun ia memiliki pendidikan yang tinggi.
-      Orang-orang yang lemah dari Allah (di dalam Tuhan) lebih kuat dari pada orang-orang yang di luar Tuhan, sekalipun ia kaya dan berpangkat tinggi.

1 Korintus 1: 26-28
(1:26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
(1:27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
(1:28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,

Kalau hidup benar karena iman; mempermalukan orang-orang dunia dengan segala hikmat dan kekuatan mereka.
Ingat saja ketika kita dipanggil, betul-betul di dalam kebodohan, di dalam kelemahan, tidak memiliki hikmat yang dari Tuhan.
Tuhan tidak keliru memanggil orang-orang yang bodoh dan yang lemah dari dunia ini, sebab Tuhan punya rencana, Tuhan punya maksud yang indah, dengan satu tujuan untuk mempermalukan hikmat dunia, mempermalukan orang yang merasa kuat di dunia ini, supaya nama Tuhan dipermuliakan.
Kita bersyukur kepada Tuhan karena kebaikan-Nya dan perbuatan-Nya yang ajaib kepada kita.
Jadi, biarlah kita mengerti apa yang dimaksud dengan injil, yaitu; tentang pribadi Yesus Kristus dan salib-Nya = INJIL SEPENUH, bukan tentang yang lain-lain.
Berarti, dengan tidak ragu saya mengatakan; pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah injil sepenuh.

Ciri-ciri kebenaran oleh iman.
Habakuk 2: 2-3
(2:2) Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.
(2:3) Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.

Kebenaran oleh iman harus terukir di dalam loh daging, loh hati, bukan ditulis oleh tinta, melainkan dimeteraikan oleh Roh Kudus, sebab sedikit waktu lagi, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, tidak akan ditunda-tunda dan tidak akan ditangguhkan, persis seperti apa yang ditulis Rasul Paulus dalam kitab Ibrani.

2 Korintus 3: 2-3
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Kalau kebenaran iman tertulis didalam loh daging = menjadi surat Kristus, surat pujian yang bisa dibaca dan dikenal oleh setiap orang, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, gerak-gerik, semuanya bisa dibaca, oleh sebab itu jadilah surat Kristus, surat pujian di tengah-tengah pelayanan kepada Tuhan.

2 Korintus 3: 6
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Rasul Paulus menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian yang baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang ditulis oleh tinta itu mati, Rohlah yang menghidupkan = pelayanan Roh.
Dapat kita simpulkan pelayanan roh itu menjadi kesaksian yang hidup, yang berdampak positif kepada setiap orang, sedangkan pelayanan-pelayanan dengan huruf = pelayanan-pelayanan secara lahiriah.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment