KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, April 22, 2014

IBADAH KEBANGKITAN YESUS KRISTUS (IBADAH RAYA MINGGU), 20 APRIL 2014

IBADAH KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
IBADAH RAYA MINGGU, 20 APRIL 2014

Tema:  JEMAAT DI SARDIS (dari Wahyu 3: 1-6)
            (Seri 12)

Subtema: HIDUP DALAM KUASA KEBANGKITAN KARENA MENERIMA FIRMAN YANG DIURAPI

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh beribadah pada saat malam hari ini dalam suasana ibadah kebangkitan, dan biarlah kiranya kuasa kebangkitan Yesus berkuasa atas kita.
Kuasa kebangkitan telah kita lihat dan terima, dengan bukti; Tuhan memberikan ibadah ini untuk kita, sekaligus dipercayakan suatu imamat yang rajani.

Kembali kita memperhatikan sidang jemaat di Sardis dari kitab Wahyu 3: 1-6, namun kita hanya membaca ayat 6 saja.
Wahyu 3: 6
(3:6) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Bagian pertama yang terlebih dahulu saya sampaikan dari ayat 6 ini adalah “mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat” = mendengar firman Kristus, firman yang diurapi.

Wahyu 1: 9-11
(1:9) Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.
(1:10) Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."

Rasul Yohanes menuliskan surat, itulah kitab Wahyu, selanjutnya dikirim kepada 7 sidang jemaat yang ada di Asia kecil, sesuai dengan apa yang dia dengar, sesuai dengan apa yang dia lihat, itulah firman yang diurapi; tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.

Keterangan: DITAMBAHKAN
Artinya; pemberitaan firman Tuhan disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong manusia.

1 Timotius 4: 7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

Pesan Rasul Paulus kepada Timotius: jauhilah takhayul, jauhilah dongeng nenek-nenek tua, jauhilah cerita-cerita isapan jempol.
Jangan menikmati pemberitaan firman yang disertai dengan  takhayul, dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol.
Lalu, Rasul Paulus menambahkan: “Latihlah dirimu beribadah” Jangan jauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah = tekun dalam 3 macam ibadah utama, yaitu Ibadah Raya Minggu, Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Doa Penyembahan.

Rasul Paulus tentu punya alasan mengatakan hal itu ...
1 Timotius 4: 8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Ibadah itu berguna dalam segala hal, karena ibadah mengandung janji dan kuasa, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang
-      Masa sekarang; Tuhan pelihara, Tuhan lindungi, Tuhan bela
-      Masa yang akan datang; bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan yang kekal
Oleh sebab itu, belajarlah melatih diri dalam setiap ibadah-ibadah, jangan menjauhkan diri dari setiap pertemuan-pertemuan ibadah.

1 Timotius 4: 9
(4:9) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.

Perkataan ini tidak perlu diragukan, oleh sebab itu marilah kita melatih diri dalam ibadah.
Latihan badani bagus dan tidak salah, namun tidak memberi jaminan untuk di masa yang akan datang.

Sekarang kita lihat ayat 6 ...
1 Timotius 4: 6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.

Timotius telah menerima ajaran sehat lewat ajaran Rasul Paulus.
Ajaran sehat adalah firman yang tidak ditambahkan dengan takhayul-takhayul, dongeng nenek-nenek tua.

Kita lihat; MEREKA YANG TIDAK MENYAMPAIKAN AJARAN YANG SEHAT
1 Timotius 4: 1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
(4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

Ini dilakukan oleh tipu daya pendusta-pendusta, yaitu nabi-nabi palsu di mana hati nuraninya memakai cap mereka.
Kalau hati nurani sudah dicap, akan sukar sekali untuk dihapus, sehingga kalau kita perhatikan ajaran sesat, sekalipun ajaran itu salah, mereka sangat percaya diri, karena melayani dengan cap mereka.

Jadi, pemberitaan firman yang disertai dengan takhayul, cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, itulah ajaran sesat/ajaran setan.

Keterangan: DIKURANGKAN
Artinya;
-      Firman Tuhan yang disampaikan diganti dengan teori-teori kemakmuran = berkat berkelimpahan.
Jadi, orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya semua.
-      Firman Tuhan yang disampaikan hanya sebatas tanda-tanda heran/mujizat-mujizat semata, tidak memuncak pada pemberitaan firman tentang salib Kristus/firman penyucian, firman pengajaran yang rahasianya disingkapkan.
Banyak orang yang tidak suka dengan pemberitaan firman tentang salib Kristus, karena sifatnya menyelidiki, mengoreksi dan menyucikan dosa, itu dari pihak sidang jemaat.
Sedangkan dari pihak hamba-hamba Tuhan (gembala sidang), mereka takut untuk menyampaikan pemberitaan firman tentang salib Kristus, yang sifatnya menyelidiki, mengoreksi serta menyucikan dosa, karena para hamba-hamba Tuhan (gembala sidang) takut terhadap sidang jemaat, apalagi kalau sidang jemaat itu kaya.

Matius 7: 15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang menyamar seperti domba = serigala berbulu domba.
Sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas, sesuai dengan Yohanes 10, dikatakan bahwa serigala-serigala yang buas menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba dalam satu kandang penggembalaan, sehingga domba-domba jauh dari Tuhan.

Matius 7: 22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Pelayanan dari pada nabi-nabi palsu yang mengusung ajaran setan, hanya mengarah kepada perbuatan-perbuatan yang ajaib, tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat saja, dengan kata lain; pelayanan mereka tidak memuncak sampai kepada salib Kristus.

Mereka berkata:
-      kami bernubuat demi nama-Mu,
-      dan mengusir setan demi nama-Mu,
-      dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga
Namun Tuhan justru berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
Melayani tetapi disebut membuat kejahatan, mengapa? Karena pelayanan mereka hanya sebatas tanda-tanda heran/mujizat-mujizat semata, tidak memuncak sampai kepada salib Kristus.
Kalau sidang jemaat lebih menyukai pelayanan dan pemberitaan firman Tuhan hanya sebatas tanda-tanda heran/mujizat-mujizat dari seorang hamba Tuhan (gembala sidang), tidak tertutup kemungkinan akan binasa bersama-sama dengan nabi-nabi palsu yang mengusung ajaran-ajaran palsu tersebut.

Memang mereka melakukan itu demi nama Tuhan, tetapi pelayanan mereka berhenti sampai kepada tanda-tanda heran/mujizat-mujizat semata = injil setengah.
Sedangkan injil sepenuh; pelayanan, pemberitaan firman Tuhan dari seorang hamba Tuhan (gembala sidang) memuncak sampai kepada pemberitaan firman tentang salib Kristus, sama seperti pelayanan Yesus Kristus selama 3,5 tahun di atas muka bumi, tidak hanya sebatas tanda-tanda heran/mujizat-mujizat, melainkan Ia taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = injil sepenuh.

Matius 7: 21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Tuhan berkata: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga
Bukan berarti mereka yang melayani demi nama Tuhan lantas masuk ke dalam sorga, juga bukan berarti mereka yang mengadakan mujizat-mujizat demi nama Tuhan lantas masuk ke dalam kerajaan sorga, sebab tanda-tanda heran/mujizat-mujizat bukanlah patokan/tolak ukur untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.
Jadi, untuk masuk ke dalam kerajaan sorga ukurannya bukanlah mujizat, bukan teori kemakmuran, tetapi ukuran untuk masuk Kerajaan Sorga adalah MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH BAPA.

Apa yang dimaksud dengan melakukan kehendak Allah Bapa?
Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus harus meminum cawan Allah, supaya kehendak Allah jadi.
Itu sebabnya, Dia berkata: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!

Mari kita lihat; KEHENDAK ALLAH BAPA.
Yesaya 53: 10
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.

Kehendak Tuhan terlaksana (jadi) oleh karena pribadi Yesus Kristus menjadi korban penebus salah di atas kayu salib, Dia diremukkan dengan kesakitan, dengan demikian kehendak Tuhan terlaksana.
Salib Kristus adalah kehendak Allah (meminum cawan, menanggung penderitaan), sedangkan kehendak manusia adalah menghindari salib, malas, memuaskan hawa nafsu dan keinginannya.
Cawan tidak mungkin berlalu jikalau Yesus tidak meminumnya, oleh sebab itu Yesus berkata: “jadilah kehendak-Mu.
Kembali lagi saya katakan; cawan Allah tidak boleh berlalu, melainkan harus dialami oleh semua anak-anak Tuhan.

Akibat menambahkan firman Tuhan.
Wahyu 22: 18
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.

Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis dalam kitab ini.
Adapun malapetaka-malapetaka itu tertulis dalam kitab Wahyu 16.

Wahyu 16: 1
(16:1) Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu: "Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi."

Malapetaka-malapetaka yang dimaksud adalah tujuh cawan murka Allah yang akan ditumpahkan oleh ketujuh malaikat itu.
Kalau berbicara mengenai cawan emas penuh dengan kemenyan, itulah doa orang-orang kudus (Wahyu 5: 8).
Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel, cawan pedupaan emas terdapat di dalam ruangan suci bersama dengan dua perkakas yang lain, yaitu; meja roti sajian dan pelita emas.
Mezbah dupa à ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, berarti; lebih baik kita sekarang tekun dalam ibadah doa penyembahan (menjadi kehidupan doa) membakar ukupan di dalam cawan emas (dupa emas) di hadapan Tuhan, dari pada nanti cawan murka Allah ditumpahkan oleh tujuh malaikat.
Berkaitan dengan itu, saya juga tambahkan;
-      Lebih baik saat ini kita tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci dari pada leher digorok/dipenggal oleh pedang antikris.
Tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada meja roti sajian.
Pendalaman Alkitab, berarti; memberi diri untuk didewasakan/disucikan oleh firman Allah yang disebut juga pedang bermata dua, yang lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun.
-      Lebih baik sekarang kita tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian dari pada nanti dibakar ke dalam api neraka, disebut juga tempat kegelapan yang paling gelap.
Tekun dalam Ibadah Raya Minggu kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada pelita emas (tujuh pelita/tujuh obor di atas kaki dian).
Kegunaan pelita emas/tujuh obor adalah untuk menerangi kegelapan.

Biarlah kiranya kita memperhatikannya, jangan diabaikan begitu saja, sebab ini menyangkut keselamatan jiwa, dengan kata lain; jangan bermain-main dengan nyawa, sebab apa yang kita kerjakan/perbuat saat ini yang menjadi taruhannya adalah nyawa.

Adapun tujuh malapetaka itu antara lain;
1.    Malapetaka yang pertama
Cawan murka Allah yang pertama ditumpahkan ke atas muka bumi sehingga TIMBUL BISUL YANG JAHAT dan YANG BERBAHAYA (Wahyu 16: 2)
2.    Malapetaka yang kedua
Cawan murka Allah ditumpahkan ke atas laut, sehingga LAUT BERUBAH MENJADI DARAH (Wahyu 16: 3)
Kalau laut menjadi darah, maka segala sesuatu yang ada di dalam laut akan mati, sehingga banyak orang yang dirugikan, bukan hanya nelayan, tetapi kita semua akan dirugikan.
3.    Malapetaka yang ketiga
Cawan murka Allah ditumpahkan atas SUNGAI-SUNGAI DAN MATA-MATA AIR (AIR TAWAR), SEMUANYA MENJADI DARAH (Wahyu 16: 4)
Kalau air tawar, juga sumber air menjadi darah, berarti manusia akan binasa, sebab manusia tidak dapat lagi mengkonsumsi air tawar.
4.    Malapetaka yang keempat
Cawan murka Allah ditumpahkan ke atas matahari untuk MENGHANGUSKAN MANUSIA DENGAN API (Wahyu 16: 8)
Dan mereka yang ditimpa oleh panas api matahari itu tidak bertobat, justru menghujat Allah.
5.    Malapetaka yang kelima
Cawan murka yang kelima dari malaikat Allah yang kelima ditumpahkan atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap = terjadi kegelapan menimpa nabi-nabi palsu dan antikris, yang dimotori oleh iblis setan (Wahyu 16: 10)
6.    Malapetaka yang keenam
Malapetaka yang keenam adalah; cawan murka Allah DITUMPAHKAN DI ATAS SUNGAI YANG BESAR, yaitu SUNGAI EFRAT (Wahyu 16: 12).
Sungai Efrat adalah gambaran dari pemberitaan firman yang disertai dengan roh najis, itulah pemberitaan firman dari nabi-nabi palsu.
Setelah pemberitaan firman yang disertai dengan roh najis, pemberitaan firman yang disertai dengan roh jahat dan roh-roh yang membuat keajaiban-keajaiban, tanda-tanda heran (pemberitaan firman yang dikurangkan) MENJADI KERING, maka SIAPLAH JALAN RAJA-RAJA DARI TIMUR = gereja Tuhan / imam-imam yang melayani di Tabernakel, dimulai dari PINTU GERBANG sampai RUANGAN MAHA SUCI = dari TIMUR sampai ke BARAT.
Tidak selamanya ajaran setan dari nabi-nabi palsu eksis, namun dibutuhkan kesetiaan dari anak-anak Tuhan untuk tekun dalam tiga macam ibadah, melatih diri dalam ibadah, sebab siapa yang bisa menjanjikan keselamatan kalau bukan ibadah?
7.    Malapetaka yang ketujuh
Cawan murka yang ketujuh adalah; DITUMPAHKAN KE ANGKASA, berarti malapetaka itu akan menimpa seluruh dunia, tidak hanya satu negara atau satu daerah (Wahyu 16: 17).
Setelah cawan murka Allah yang ketujuh ditumpahkan ke angkasa, maka yang terjadi adalah (Wahyu 16: 18-20);
-      GEMPA BUMI YANG HEBAT, yang dahsyat yang belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas muka bumi.
-      KOTA YANG BESAR MENJADI TIGA BAGIAN dan RUNTUHLAH KOTA-KOTA BANGSA-BANGSA YANG TIDAK MENGENAL ALLAH, itulah KOTA BABEL.
-      SEMUA PULAU HILANG LENYAP dan TIDAK DITEMUKAN LAGI GUNUNG-GUNUNG.
-      HUJAN ES BESAR SEBERAT 100 PON jatuh dari langit menimpa manusia (100 pon = 50 kg).

Dapat kita simpulkan; tidak seorang pun dapat bertahan dari malapetaka-malapetaka yang akan terjadi, sekalipun ia disebut orang yang sakti.

Akibat mengurangkan firman Tuhan.
Wahyu 22: 19
(22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis dalam kitab ini.
Jadi, ini bukanlah perkataan yang menakut-nakuti, namun ini benar-benar akan terjadi.

Kisah yang sama pernah terjadi menimpa Adam dan Hawa.
Kejadian 3: 22
(3:22) Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Seperti halnya Adam dan Hawa, Tuhan menghalau Adam dan Hawa dari taman Eden, Tuhan tidak ijinkan mereka mengambil buah dari pohon kehidupan.

Kejadian 2: 9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

-      “Buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat” à ZAMAN ALLAH BAPA
Tahu yang baik dan tahu yang jahat = hidup di bawah hukum Taurat.
-      “Pohon kehidupan” à ZAMAN ALLAH ANAK
Allah Anak; penuh kasih karunia.
Kalau tidak mendapat bagian dari buah pohon kehidupan = tidak memperoleh kasih karunia.
-      “Berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya” à ZAMAN ALLAH ROH KUDUS

Jangan sampai kita tidak mendapatkan kasih karunia oleh karena mengurangkan firman Tuhan.
Kasih karunia itu kita peroleh oleh karena kepenuhan Kristus, itulah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kalau Musa saja, seorang hamba Tuhan yang besar membutuhkan kasih karunia untuk memimpin bangsa Israel, apalagi kita? kita butuh kasih karunia, itulah buah pohon kehidupan.

Mari kita lihat; PRIBADI YANG MENAMBAHKAN dan MENGURANGKAN FIRMAN TUHAN, yaitu HAWA.
Kejadian 3: 3
(3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Di sini kita lihat, Hawa berkata: “... buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu”.

Ada DUA HAL yang dapat kita lihat dari pernyataan Hawa;
-      Hawa berkata: “... BUAH POHON YANG ADA DI TENGAH-TENGAH TAMAN, Allah berfirman: JANGAN KAMU MAKAN ... ”.
Artinya; Hawa mengurangkan firman Tuhan.

Kalau kita bandingkan dengan Kejadian 2: 16-17, Allah berfirman: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi POHON PENGETAHUAN TENTANG YANG BAIK DAN YANG JAHAT ITU, JANGANLAH KAUMAKAN BUAHNYA”, inilah yang benar.
Berarti, dalam hal ini, Hawa MENGURANGKAN firman Tuhan.

-      Hawa berkata: “JANGAN ...  RABA BUAH ITU”.
Artinya; Hawa menambahkan firman Tuhan.

Sedangkan, kalau kita perhatikan perkataan Allah dalam Kejadian 2: 15, yaitu: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
Di sini kita perhatikan, Allah tidak berkata: “Jangan ...  raba buah itu”.
Berarti, dalam hal ini, Hawa MENAMBAHKAN firman Tuhan.

Kesimpulannya:
Hawa MENGURANGKAN dan MENAMBAHKAN firman Tuhan, sama seperti nabi-nabi palsu di tengah-tengah pelayanan mereka, sehingga akibatnya adalah;
-      Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis dalam kitab ini (Wahyu 16).
-      Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis dalam kitab ini.

Ulangan 12: 29-32
(12:29) "Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
(12:30) maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Aku pun mau berlaku begitu.
(12:31) Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi TUHAN, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka.
(12:32) Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.

Biarlah kiranya apa yang telah kita terima; JANGAN DITAMBAHI dan JANGAN DIKURANGI.
Caranya; jangan selidiki cara-cara ibadah orang lain yang tidak menyenangkan hati Tuhan.
Hati-hati, jangan menyelidiki ibadah-ibadah yang tidak sesuai dengan cara-cara Tuhan (maksudnya tidak sesuai dengan pola Tabernakel, miniatur Kerajaan Sorga), sebab menyelidiki ibadah-ibadah yang tidak sesuai dengan pola Tabernakel, itu adalah jerat.

Ibadah kita ini sudah benar, yaitu tekun dalam tiga macam ibadah; Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Raya Minggu, Ibadah Doa Penyembahan, sesuai dengan pola Tabernakel, sesuai dengan gambaran dan bayangan dari apa yang ada di dalam Kerajaan Sorga.
Sesuai dengan Ibrani 8: 5 ...
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

Beribadah dan melayani sesuai dengan pola Tabernakel/kemah yang didirikan oleh Musa, sesuai dengan petunjuk yang dia terima di atas gunung Horeb/gunung Sinai adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di dalam Kerajaan Sorga.
Dalam hal ini, saya dan saudara tidak perlu ragu lagi dengan ibadah-ibadah yang telah kita jalankan selama ini, sehingga kita tidak perlu ikut-ikutan atau menyelidiki cara-cara ibadah yang lain atau ibadah buatan tangan manusia (cara-cara lahiriah), ibadah di luar pola yang sudah Tuhan tunjukkan kepada Musa, justru kita patut bersyukur karena kita boleh melangsungkan ibadah ini di tempat yang Tuhan pilih, bukan tempat ibadah yang dipilih oleh manusia, yaitu ibadah sesuai dengan keinginan hati manusia itu sendiri.

Kita kembali memperhatikan ...
Wahyu 3: 6
(3:6) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat adalah firman Kristus, firman yang diurapi, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.

Dampak positif mendengar firman Kristus.
Roma 10: 17
(10:17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Mendengar firman Kristus (firman yang diurapi) akan menimbulkan kebenaran karena iman.

Mari kita lihat; KEBENARAN IMAN.
Roma 10: 4-7
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
(10:5) Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya."
(10:6) Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus turun,
(10:7) atau: "Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.

Kebenaran iman itu percaya sepenuhnya, tanpa ragu atas kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
-      Turun = kuasa kematian Yesus Kristus; mengubur hidup yang lama.
-      Naik = kuasa kebangkitan Yesus Kristus; hidup dalam hidup yang baru, yang lama telah berlalu.

Jangan merubah rumus yang telah dikerjakan/diperbuat oleh Yesus Kristus, yaitu; pengalaman kematian, kebangkitan, dan selanjutnya naik ke sorga/dipermuliakan.
Sesungguhnya pengalaman kematian tidak lama, yang membuat lama adalah pemikiran, perasaan daging.
Segeralah menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus, seperti yang tertulis dalam Filipi 2: 5-8;
-      pertama-tama tidak mempertahankan haknya sebagai milik yang harus dipertahankan
-      selanjutnya mengosongkan diri,
-      lalu mengambil rupa sebagai seorang hamba,
-      dan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya,
-      kemudian taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.

Roma 10: 8
(10:8) Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
Kebenaran iman itu dekat sekali dengan saya dan saudara, yaitu di dalam mulut dan di dalam hati.

Ulangan 30: 11-14
(30:11) "Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh.
(30:12) Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?
(30:13) Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?
(30:14) Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.

Firman itu dekat sekali yaitu di dalam mulut dan di dalam hati untuk dilakukan, tidak sukar dan tidak jauh untuk melakukannya.
Seringkali kita membuat susah sendiri, seolah-olah kebenaran itu di langit, seolah-olah kebenaran itu di seberang laut, yang benar adalah firman itu ada di dalam mulut dan di dalam hati, lalu mengapa seolah-olah kebenaran itu jauh dari kita?
Aniaya firman/sengsara salib jangan didramatisir, sehingga seolah-olah kebenaran itu jauh dan sukar untuk dilakukan.

Roma 10: 8-9
(10:8) Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
(10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Kebenaran iman itu;
YANG PERTAMA: MULUT MENGAKU BAHWA YESUS ADALAH TUHAN.
Kisah Para Rasul 4: 12
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia, selain nama Yesus, nama yang harus kita sembah.
Mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat manusia, sebab Yesus sendiri berkata dalam injil Yohanes 14: 6, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku
Kalau mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, itu adalah gambaran dari mulut yang diberkati, maksudnya; dari mulut yang satu hanya mengeluarkan perkataan-perkataan berkat, bukan perkataan-perkataan kutuk.

Praktek kebenaran iman di dalam mulut.
Kisah Para Rasul 4: 11
(4:11) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru.

Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
Jadi, praktek kebenaran iman di dalam mulut adalah SALIB KRISTUS (aniaya karena firman).
Yesus adalah batu yang mahal, tetapi dibuang oleh tukang-tukang bangunan.

Kalau masih mempertahankan harga diri, masih mempertahankan nilai dalam diri, berarti; tidak mau mengalami sengsara salib/aniaya karena firman (tidak memiliki kebenaran iman di dalam mulut), seperti yang dialami oleh Yesus Kristus, sesungguhnya Dia adalah batu yang mahal, yang bernilai tinggi, namun dibuang oleh tukang-tukang bangunan, inilah praktek kebenaran iman pada mulut.
Kalau anak-anak Tuhan/sidang jemaat banyak berjuang di tengah-tengah ibadah, namun bersikap seolah-olah tidak bernilai, berarti sedang mempraktekkan kebenaran iman dalam mulut.

1 Petrus 2: 6-8
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
(2:8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.

Siapa yang percaya kepada pribadi Yesus yang disalibkan; tidak akan dipermalukan, karena Dia adalah batu yang mahal, batu yang terpilih.
Orang yang tersandung terhadap salib Kristus adalah orang yang tidak taat kepada firman Tuhan, seperti orang Yahudi tersandung terhadap pemberitaan firman tentang salib Kristus karena ibadah dan pelayanan mereka hanya sebatas meminta tanda-tanda/mujizat-mujizat (injil setengah), seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 1: 2

Tujuan datang kepada batu hidup.
-      1 Petrus 2: 4-5
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Biarlah kiranya kita datang kepada batu yang hidup, meninggikan korban Kristus selanjutnya memberi diri dibangun di atas korban-Nya menjadi rumah rohani.
Kalau kita datang dan berdiri di atas korban Kristus, tujuannya; dibangun menjadi rumah rohani.

Mari kita lihat; RUMAH ROHANI.
Efesus 2: 20-21
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

Inilah rumah rohani: “Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun”
Setiap perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik sekecil apapun rapi tersusun. Melayani rapi tersusun, beribadah rapi tersusun, di manapun kita berada rapi tersusun.

-      1 Petrus 2: 5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Datang kepada-Nya untuk menjadi suatu imamat kudus, pelayanan di dalam kekudusan untuk mempersembahkan persembahan rohani karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Tidak mungkin seorang imam disebut imamat kudus kalau masih mempertahankan harga diri, melainkan harus datang kepada batu itu, artinya; sangkal diri, pikul salib/meninggikan korban Kristus.

Kebenaran iman itu;
YANG KEDUA: PERCAYA DALAM HATI BAHWA YESUS TELAH DIBANGKITKAN.
1 Korintus 15: 22, 26
(15:22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
(15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

Dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus = kuasa kebangkitan.
Oleh kuasa kebangkitan/satu di dalam kuasa kebangkitan Kristus, maka musuh yang terakhir dikalahkan, yaitu maut dikalahkan.

1 Korintus 15: 54-56
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Kalau kita satu dengan kuasa kebangkitan Yesus Kristus, maka dengan lantang kita dapat berkata: “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”
Sesungguhnya;
-         sengat maut ialah dosa
Sekalipun sengat itu tidak berbisa tetapi kalau seluruh anggota tubuh berdosa dari ujung kepala sampai ujung kaki, ia pasti binasa.
-         kuasa dosa ialah hukum Taurat
hukum Taurat itu tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak lepas dari hukuman.

Inilah kuasa kebangkitan; memberi kemenangan bagi kita.
Bersyukurlah atas kuasa kebangkitan Yesus Kristus. Kita semua dipanggil, diberikan ibadah dan dipercayakan suatu pelayanan sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang oleh karena kuasa kebangkitan Yesus Kristus.

1 Korintus 15: 57-58
(15:57) Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Kalau kita sudah menerima kuasa kebangkitan; bersyukurlah kepada Tuhan, oleh karena kuasa kebangkitan Yesus Kristus; kita berkemenangan.
Berdirilah teguh, jangan goyah, giatlah selalu melayani Tuhan, sebab persekutuan kita dengan Tuhan tidak sia-sia, ini adalah janji Tuhan, ya dan amin, janji Tuhan teruji, tidak bisa diganggu gugat.

Syarat mendengar firman Kristus.
Wahyu 3: 6
(3:6) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

“Siapa bertelinga”, artinya; siapa yang memiliki telinga, gunakanlah (dua telinga) itu untuk mendengar firman Kristus = dengar-dengaran.
Jangan gunakan dua telinga untuk mendengar suara jeritan hati, jangan dengar kejengkelan hati, jangan mau dinina-bobokan oleh suara daging.
Kita membutuhkan perhatian Tuhan, oleh sebab itu, dengar saja apa yang dikatakan oleh Roh, itulah firman Kristus, firman yang diurapi, seperti Samuel yang masih kecil adalah pribadi yang dengar-dengaran.
Pada waktu Samuel di bawah pengasuhan imam Eli, pada waktu itu belum ada penglihatan, firman Tuhan belum pernah diajarkan kepada Samuel.
Tetapi Tuhan tidak pernah salah memilih seorang nabi, sehingga ia diserahkan kepada imam Eli, dan berada di dalam Tabernakel/rumah Tuhan.
Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.
Ketika Samuel tidur, tiga kali Tuhan memanggil Samuel, dan tiga kali Samuel menjawab: “Ya Bapa
-      Ya Bapa” yang pertama, artinya; dengar-dengaran kepada bapa jasmani.
-      Ya Bapa” yang kedua, artinya; dengar-dengaran kepada bapa rohani/gembala.
-      Ya Bapa” yang ketiga, artinya; dengar-dengaran kepada Bapa di sorga.
Kalau saudara mendengar tetapi tidak melakukan adalah suatu kekeliruan besar bagi anak-anak Tuhan/sidang jemaat, apalagi kalau mendengar suara daging.
Kalau kita benar-benar berada di dalam Bait Allah, biarlah kita dengar-dengaran saja, dengarlah apa yang telah Tuhan sampaikan malam hari ini, tidak boleh mendengar suara daging (suara asing).

Tanda seseorang dengar-dengaran: firman yang didengar sampai ke dalam hati karena telinga adalah salah satu pintu menuju hati, itulah yang disebut kebenaran iman di dalam hati, itulah kuasa kebangkitan.

-      Tanda pertama.
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita dibasuh oleh air yang murni, sehingga dampak positifnya; ketika menghadap Allah lewat ibadah dan pelayanan;
·         dengan “hati yang tulus ikhlas”, tanpa ada kepentingan-kepentingan, tanpa ada motivasi
·       “dan keyakinan iman yang teguh”, berarti tidak mudah digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh yang tidak suci, yang tidak benar.

-      Tanda kedua
Roma 4: 17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

Firman itu berkuasa;
·         “Menjadikan apa yang tidak ada menjadi ada”
Dahulu kita tidak memiliki harta, tetapi setelah kita dipanggil, tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan, akhirnya kita memiliki harta (yang tidak ada menjadi ada).
Harta rohani yang kita punya adalah firman Tuhan, Roh-El Kudus, dan kasih Allah.

Kemudian, ada harta yang lain ...
2 Korintus 4: 7, 10
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
(4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

Saya dan saudara persis seperti bejana tanah liat, rapuh, mudah hancur, tetapi karena membawa kematian Yesus Kristus di dalam tubuh kita, kita memiliki kekuatan yang melimpah-limpah.
Membawa kematian dalam tubuh = harta di dalam bejana tanah liat.
Seseorang akan mengalami kemiskinan (tidak memiliki apa-apa) secara jasmani dan rohani kalau tidak satu dalam kematian Yesus Kristus, tetapi kalau kita satu dalam kematian Yesus, kita memiliki kekuatan yang melimpah-limpah.

2 Korintus 4: 8-9
(4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
(4:9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

Sehingga oleh karena kekuatan yang melimpah-limpah itu;
1.    Sekalipun tertindas, namun tidak terjepit.
Biasanya orang yang tertindas pasti terjepit.
2.    Sekalipun habis akal, namun tidak putus asa.
Biasanya orang habis akal itu putus asa, kecewa, ujung-ujungnya meninggalkan Tuhan, meninggalkan ibadah pelayanan.
3.    Sekalipun dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian.
Banyak aniaya yang kita alami karena firman, karena salib, tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkan saya dan saudara, sebagai yatim piatu.
4.    Sekalipun dihempaskan, namun tidak binasa.
Kalau di dalam Tuhan, kita memiliki harta dalam bejana tanah liat, sekalipun begitu hebatnya hempasan yang diterima, namun tidak binasa, karena harta yang kita punya memberi kekuatan yang melimpah-limpah.

Semua itu bisa terjadi oleh karena harta yang kita miliki, yaitu membawa kematian Yesus Kristus dalam diri kita masing-masing. Tetapi kalau kita tidak memiliki harta, maka habislah kita/menjadi miskin jasmani maupun rohani.
Harta yang kita punya, persis seperti emas yang berada dalam ruangan suci sampai ruangan maha suci.
Emas à tabiat Ilahi, murni, tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci.
Emas tetaplah emas, sekalipun ia diuji oleh nyala api, tidak akan berubah. Emas tetaplah emas, sekalipun ia dilemparkan ke dalam lumpur, berada di dalam kubangan yang kotor.

·         Menghidupkan orang mati
Orang mati = orang yang tidak hidup dalam kuasa kebangkitan = tidak hidup dalam pimpinan Roh-El Kudus; roh itu penurut, daging itu lemah.
Tetapi oleh karena kuasa firman, yang mati dihidupkan kembali, sama artinya; huruf itu mati namun roh yang memberi hidup = logos menjadi rema.

2 Korintus 3: 2-3
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Menjadi surat Kristus, menjadi surat pujian yang bisa dibaca, dikenal oleh setiap orang, inilah logos menjadi rema.
Firman itu mendarah daging, dimeteraikan oleh Roh Kudus, tidak lagi ditulis oleh tinta, sehingga setiap pergerakan kita ditentukan, dipimpin oleh Roh Kudus, bukan berdasarkan hati masing-masing = pelayanan Roh = hidup di dalam kuasa kebangkitan Yesus Kristus.

Kalau firman Allah menghidupkan yang mati, maka huruf yang mati akan menjadi hidup, gambarannya; menjadi surat Kristus, surat pujian yang bisa dibaca, dikenal oleh setiap orang.

Kebenaran iman; hati percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan.
Kebenaran iman tidak jauh tempatnya, melainkan di mulut dan di dalam hati, tidak sukar untuk melakukannya karena tidak di langit dan tidak di seberang laut tempatnya.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment