KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, February 19, 2018

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 7 FEBRUARI 2018




IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 7 FEBRUARI 2018

(Seri 139)
KITAB KOLOSE

Subtema : MENJADI TERANG KARENA SENGSARA SALIB

Shalom saudaraku...
Salam sejahtera, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan, berarti sebentar kita akan merendahkan diri di kaki salib Tuhan, tersungkur di hadapan takhta Allah dan sujud menyembah Allah yang hidup,

Namun sebelum membawa hidup kita masing-masing rendah di kaki salib Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, pasal 2.

Kolose 2: 1-4, dalam susunan Tabernakel terkena pada KAKI DIAN EMAS.
Dua pendahuluan telah saya sampaikan dari sejak dua minggu yang lalu.
Wahyu 1: 20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

Kaki dian emas adalah bayangan dari sidang jemaat, artinya; Tuhan menginginkan, Tuhan mendambakan supaya gereja Tuhan menjadi terang dunia, berarti menjadi kesaksian baik dalam perkataan, baik dalam perbuatannya dimanapun kita berada.
Menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali keadaan dunia ini sudah semakin gelap, orang-orang yang ada di dalamnya bengkok hati dan sesat.

Kaki dian emas seluruhnya terbuat dari emas murni.
Sejenak kita lihat dalam Keluaran 25.
Keluaran 25: 31
(25:31) "Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya -- dengan tombolnya dan kembangnya -- haruslah seiras dengan kandil itu.

Kaki dian emas seluruhnya terbuat “dari emas murni, dari emas tempaan.”
Emas tempaan adalah emas yang terlebih dahulu dipanaskan tujuannya supaya mudah dipukul dan dibentuk. Demikian pula sidang jemaat harus mengalami proses sengsara semacam ini untuk dapat menjadi terang di tengah-tengah dunia yang gelap ini.

Kolose 2: 1
(2:1) Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi,

Di sini kita melihat betapa beratnya perjuangan yang dialami oleh Rasul Paulus di tengah-tengah pelayanannya terhadap sidang jemaat di Kolose dan jemaat di Laodikia secara khusus, dan secara umum untuk seluruh jemaat yang ada di Asia kecil, namun juga menjadi pelayan bagi orang-orang Yahudi.
Perjuangan yang dilakukan oleh Rasul Paulus adalah proses sengsara untuk dapat menjadi terang di tengah-tengah pelayanannya terhadap sidang jemaat.

Lebih rinci kita melihat; PERJUANGAN RASUL PAULUS DI TENGAH-TENGAH PELAYANAN.
Kisah Para Rasul 20: 20-23
(20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
(20:21) aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
(20:22) Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
(20:23) selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.

Rasul Paulus bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani (bangsa kafir). Kemudian kalimat berikutnya: Rasul Paulus sebagai tawanan Roh.
Saudaraku, bersaksi dan sebagai tawanan Roh menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian emas = terang dunia.
Kehidupan yang diurapi Roh Kudus, menjadi kesaksian, menjadi terang, menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian.

Keadaan Rasul Paulus saat menjadi kaki dian emas: Rasul Paulus berkata: “Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ” (maksudnya di Asia kecil), tetapi yang pasti bahwa penjara dan sengsara sudah menunggu Rasul Paulus.
Itu keadaan orang yang menjadi terang dunia, betul-betul dalam keadaan sengsara, sama seperti emas murni, emas tempaan.
Untuk menjadi terang dunia (menjadi kesaksian) terlebih dahulu ditempa, dipanaskan, supaya mudah dipukul dan dibentuk dan selanjutnya menjadi terang dunia.

Rasul Paulus diutus oleh Roh Tuhan dari kota ke kota, sementara penjara dan sengsara sedang menunggu Rasul Paulus namun akan hal itu dia tidak peduli, dia tidak peduli dengan hidupnya, asal hati Tuhan senang.
Sekalipun menderita aniaya karena firman dan sengsara oleh karena salib (bukan karena pukulan/kebodohan), dia tidak peduli.

Kisah Para Rasul 20: 19-20
(20:19) dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
(20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;

Dalam pelayanannya Rasul Paulus banyak mencucurkan air mata, karena cobaan dari pihak orang-orang Yahudi yang mau membunuh dia, namun sungguhpun demikian Rasul Paulus tidak pernah melalaikan apa yang berguna, semuanya diberitakan, semuanya diajarkan kepada mereka yang di Asia kecil.
Dia bertanggung jawab dengan tugas pelayanan yang dipercayakan Tuhan, sekalipun harus mengalami sengsara, menderita aniaya di Asia kecil, dia tetap bertanggung jawab dengan tugas pelayanan yang Tuhan percayakan.
Kalau seseorang tidak mau ditempa, tidak mau menderita aniaya atau sengsara karena salib, orang seperti ini tidak akan pernah menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian, itu tidak akan mungkin.

Saya masih teringat waktu memulai pelayanan di provinsi Banten ini, banyak kali saya mencucurkan air mata. Roh Tuhan mengutus saya dari kota ke kota, dari perumahan satu ke perumahan lain, kota Serang saya kelilingi dengan jalan kaki, kota Cilegon saya kelilingi dengan jalan kaki, kota Merak saya kelilingi dengan jalan kaki. Kemudian pada saat ada dalam satu kota, dari perumahan satu ke perumahan yang lain. demikian juga di Serang, di Cilegon dan di Merak, karena Roh Tuhan yang mengutus saya.
Seringkali mengalami kelaparan waktu itu, waktu memulai pelayanan di bumi provinsi Banten ini. Bertahun-tahun saya mengalami sakit penyakit tidak kunjung sembuh, tetapi saya tidak mau menyerah. Untuk menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian, maka banyak mengalami penderitaan, penganiayaan dan sengsara karena salib, bukan menderita karena lelah oleh karena kesibukan dunia.

2 Timotius 3: 10-11
(3:10) Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.
(3:11) Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya.

Timotius mengikuti tujuh keadaan dari Rasul Paulus, yaitu;
1.      Ajaran Rasul Paulus.
2.      Cara hidup Rasul Paulus.
3.      Pendirian Rasul Paulus.
4.      Iman Rasul Paulus.
5.      Kesabaran Rasul Paulus.
6.      Kasih dari Rasul Paulus.
7.      Ketekunan dari Rasul Paulus.

Ini tujuh keadaan Rasul Paulus yang diikuti oleh Timotius sebagai anak rohaninya. Tujuh keadaan Rasul Paulus ini -> tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian.

Keadaan Rasul Paulus ketika menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian (kaki dian): menerima aniaya dan mengalami sengsara salib. Dia menderita hebat di Antiokhia, di Ikonium, dan di Listra.
Semua penganiayaan itu dia terima, namun Tuhan tetap menolong dan menyertai dia.

Ini bukti bahwa kita semua adalah anak-anak Tuhan, dan dalam hal ini Timotius telah membuktikan bahwa dia menjadi anak rohani dari Rasul Paulus, mengikuti penderitaan, penganiayaan dan sengsara salib yang telah diteladani oleh Rasul Paulus, supaya juga Timotius menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian.

Harus ditempa, berarti dipanaskan, dipukul dan dibentuk, menjadi pelita, menjadi terang, menjadi kesaksian di tengah dunia ini. Sementara dunia ini dalam keadaan gelap gulita. Di dalamnya orang-orang yang bengkok hatinya, di dalamnya orang-orang yang sesat hatinya.
Dunia ini membutuhkan tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian. Ruangan Suci akan berada dalam kegelapan kalau kaki dian emas tidak dinyalakan, tidak menyala. Dunia ini membutuhkan kita semua, maka tidak boleh egois, tidak boleh bermain-main dalam melayani Tuhan, tidak boleh pusing dalam soal penghidupan.
Rasul Paulus tidak lalai, dia tetap bertanggungjawab sekalipun ada ancaman maut. Bukan karena ancaman karena tidak punya uang, tetapi ancaman maut.

Dalam hal ini Timotius telah ikut aniaya penderitaan dan sengsara yang dialami oleh Rasul Paulus.
Dapatlah kita menarik suatu kesimpulan bahwa untuk menjadi terang dunia, tidak terlepas dari sengsara salib.

2 Timotius 3: 12
(3:12) Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

Orang yang mau hidup beribadah kepada Tuhan Yesus Kristus akan menderita aniaya.
Tidak ada ibadah tanpa aniaya. Kalau ada ibadah tanpa sengsara salib, berarti di tengah-tengah ibadah itu telah disusupi ajaran Setan.
Hari-hari ini Setan begitu gencar sekali untuk menyesatkan, menyerongkan anak-anak Tuhan dari jalan kebenaran, persis seperti ular membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi lalu memperlihatkan kerajaan dunia dengan kemegahannya, ajaran ini sedang marak di dalam gereja.

Begitu hebatnya Setan menyerongkan kebenaran ini. Ini harus kita perhatikan sungguh-sungguh; orang yang mau hidup beribadah kepada Tuhan Yesus Kristus akan menderita aniaya. Sengsara karena salib, aniaya karena firman. Itu tidak bisa dipungkiri. Kalau mau lepas dari sengsara, ya tidak usah ibadah. Berarti, tidak mau pikul salib sesuai dengan tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan. Tetapi kalau mau hidup beribadah, harus mengalami aniaya karena firman, sengsara karena salib.

Maka jangan mau dibodoh-bodohi oleh Setan, dengan teologi kemakmuran yang disodorkan oleh Setan di hari-hari terakhir ini dimanapun kita berada, baik anak-anak Tuhan yang sedang mengikuti live streaming dalam dan di luar negeri, jangan mau dibodoh-bodohi.

2 Timotius 3: 13
(3:13) sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.

Bandingkan dengan orang yang tidak mau hidup beribadah kepada Tuhan: orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, kemudian menyesatkan dan disesatkan.
Kalau tidak mau hidup beribadah dengan sangkal diri dan pikul salib;
-        Yang jahat semakin jahat.
-        Menyesatkan dan disesatkan.
Siapa yang menyesatkan? Yaitu nabi-nabi palsu, kaki tangan dari pada Setan.
Siapa yang disesatkan? Yaitu anak-anak Tuhan yang pikirannya tumpul oleh karena ilah zaman.
Pikiran mereka telah tumpul karena telah dibutakan oleh ilah zaman, tetapi Yesus berkemenangan, Dia yakin dengan firman, Dia menang.

Keadaan yang terjadi bila tidak beribadah; yang jahat semakin jahat, menyesatkan dan disesatkan.

2 Timotius 3: 14
(3:14) Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.

Kemudian nasihat Rasul Paulus kepada Timotius (sebagai anak rohaninya) untuk tetap berpegang terhadap kebenaran yang diterima. Apa tandanya? Mengingat orang yang mengajarkannya, berarti menghargai korban Kristus.
Kalau ingat orang yang mengajar = menghargai korban Kristus.

Saya berkali-kali menyampaikan kepada sidang jemaat; untuk mencari pembukaan rahasia firman, maka saya harus datang di kaki salib Tuhan berjam-jam. Selanjutnya, firman Tuhan diselidiki, dan diteliti sesuai dengan keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita … 1 Petrus 1: 10.
Itu tanda orang yang berpegang pada kebenaran; menghargai korban Kristus.

2 Timotius 3: 14
(3:14) Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.

Kemarin Selasa tanggal 6 Februari 2018 saya mendapat berita, bapak Pendeta R. Natan Sore telah dipanggil Tuhan. Beliau adalah direktur sekolah Alkitab, Lempin-El (Lembaga Pendidikan Alkitab) Saron. Di situlah saya digembleng, di situlah saya dibentuk untuk menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian.
Saya tidak lupa atas jasa-jasa beliau, atas apapun yang dialami oleh beliau. Beliau adalah hamba Tuhan, beliau adalah guru saya, yang tidak bisa saya lupakan, biar bagaimanapun terlalu banyak jasa-jasanya kepada saya.
Sekarang beliau dipanggil Tuhan, tetapi hasil jerih payahnya bisa dilihat oleh orang banyak. Begitu banyak hamba-hamba Tuhan yang tercetak di sana, mulai dari angkatan satu sampai angkatan dua puluh dua kalau saya tidak salah.
Saya salah satu hamba Tuhan yang dicetak di sana, saya adalah angkatan tujuh dari Lempin-El Saron, saya tidak lupa. Saya mau belajar terus menghargai korban Kristus.

2 Timotius 3: 11
(3:11) Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya.

Rasul Paulus banyak menanggung penderitaan di Antiokhia, di Ikonium dan di Listra.

Kita lihat peristiwa itu ...
Kisah Para Rasul 14: 21-22
(14:21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.
(14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

Ini ajaran yang disampaikan oleh Rasul Paulus ketika dia banyak menanggung penderitaan di Antiokhia, di Ikonium dan di Listra, yaitu; BAHWA UNTUK MASUK KE DALAM KERAJAAN ALLAH MENGALAMI BANYAK SENGSARA, KARENA SALIB.
Dari Alfa untuk sampai kepada Omega, jembatannya adalah salib. Yesus menunjukkan pribadi-Nya kepada Rasul Yohanes dalam satu penglihatan di pulau Patmos dan berkata; Akulah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, yang ada, yang sudah ada dan yang akan datang, yang hidup, mati dan hidup. Berarti dari Alfa untuk sampai ke Omega jembatannya adalah Salib.

Tidak mungkin orang bisa masuk sorga hanya karena harta banyak, karena ilmu, pengetahuan, kedudukan, jabatan, tidak mungkin. Hanya seorang yang disalib dapat berkata: Akulah jalan, kebenaran dan hidup untuk selama-lamanya.
Jadi jangan mau disesatkan oleh ajaran setan. Memang hari-hari ini Setan begitu gencar untuk menyesatkan jalan kebenaran.
-       Dengan firman yang ditambahkan, yaitu menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek tua, takhayul, filsafat-filsafat kosong dan lain sebagainya.
-        Kemudian firman yang dikurangkan itulah pengajaran salib diganti dengan dua hal, yaitu;
1.     Teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
2.   Pengajaran salib diganti tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat. Saya mau sampaikan; sejuta kali tanda mujizat terjadi di depan mata, kalau seseorang tidak mau sangkal diri pikul salib, orang seperti ini tidak akan bisa dan tidak akan mau berubah, dan tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, justru menjadi batu sandungan seperti Simon Petrus. Menjadi batu sandungan di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya, dimanapun dia berada tetap akan menjadi batu sandungan. Jangan menjadi batu sandungan dalam pekerjaan Tuhan.

Kisah Para Rasul 14: 22
(14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

Tadi di Antikokhia, di Listra, dan di Ikonium Rasul Paulus banyak menanggung penderitaan, tetapi sekalipun demikian, dia tidak lalai untuk menasihati, tidak lalai untuk mengajarkan, yaitu bahwa untuk masuk dalam Kerajaan Allah, gereja Tuhan harus banyak mengalami sengsara.
Mengalami banyak sengsara, seperti emas tempaan, dia dibentuk menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian. Tanpa sengsara seseorang tidak akan menjadi pelita yang menyala di atas kaki dian, percaya saja.

1 Petrus 2: 20-21
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Untuk itulah kamu dipanggil” Kita dipanggil untuk mengikuti contoh teladan. Teladan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus adalah aniaya karena firman, sengsara karena salib, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Pendeknya; kita dipanggil untuk menjadi tujuh pelita yang menyala, prosesnya; ditempa. Emas tempaan berarti dipanaskan, dipukul, lalu dibentuklah menjadi kaki dian emas.

1 Petrus 2: 22-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Tanda seseorang menjadi kaki dian emas:
1.      Ia tidak berbuat dosa = hidup suci. Ini tabiat dari Allah Anak yang dihasilkan oleh sengsara salib.
2.      tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ini tabiat dari Allah Roh Kudus; tidak suka berdusta.
3.      Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, artinya; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ini adalah tabiat dari Allah Bapa adalah kasih.

Ayo jangan melepaskan diri dari sengsara salib, sebagai proses pembentukan untuk menjadi terang dunia.
Yang masih kurang disiplin, seenaknya beribadah, seenaknya melayani Tuhan, ayo malam ini, menangislah sejadi-jadinya di kaki Tuhan sebagai tanda penyesalan.
Rasul Paulus banyak mencucurkan air mata bukan karena pukulan, bukan karena kesalahan tetapi aniaya karena firman, sengsara karena salib, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Namun itu adalah kasih karunia.

Filipi 3: 10-11
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
(3:11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia”, inilah yang dikehendaki Rasul Paulus. Tidak menghendaki supaya menjadi kaya, orang terkenal, pejabat tinggi, supaya usahanya lancar dan lain sebagainya. Tetapi yang dikehendaki adalah untuk mengenal Dia. Barulah dia melihat kebangkitan-Nya.

Jadi untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus dalam kematian-Nya, diawali dengan persekutuan dalam penderitaan-Nya, atau mengalami sengsara salib, aniaya karena firman, menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, sampai nanti Yesus mati di atas kayu salib.
Perlu untuk diketahui; kalau kita satu di dalam kematian-Nya, otomatis kita juga satu dalam kebangkitan-Nya.
Kalau tidak ada pengalaman kematian, tidak ada kebangkitan. Kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya juga benar. Tetapi kalau kematiannya tidak benar, kebangkitannya juga tidak benar.

Hanya satu yang didambakan Rasul Paulus, yaitu persekutuan di dalam penderitaan-Nya supaya akhirnya menjadi satu dalam kematian-Nya, tiga hari kemudian bangkit.
Mengapa tidak ada kebangkitan? Karena daging ini tidak mati-mati = menolak sengsara Salib (proses pembentukan).

Hidup ini hanya sementara, selagi masih ada waktu, masih ada kesempatan, masuklah dalam penderitaan aniaya dan sengsara karena salib, supaya kita tampil menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian. Dunia ini masih membutuhkan kita.
Itu sebabnya dengan segala kekurangan, kita sedang berjuang untuk tetap mengadakan pelayanan live streaming (video internet) Youtube, Facebook. Juga, pelayanan pemberitaan firman dalam bentuk tulisan lewat media cetak (majalah) Buli-Buli Emas Berisi Manna, dan juga media elektronik, yaitu internet, diterbitkan dalam blogspot.com, itu semua kita kelola dengan segala perjuangan selagi masih ada kesempatan, selagi masih diberi umur panjang.
Kalau kita sudah mati, tidak bisa berbuat apa-apa, penyesalannya minta ampun luar biasa. Sebelum terlambat, kembali kepada kebenaran firman. Tidak ada seorang pun yang masuk dalam Kerajaan Sorga kalau tidak mengalami sengsara salib.
Yesus adalah Alfa dan Omega, dari awal sampai kepada akhir, di tengahnya ada Salib; hidup, mati, hidup. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:

Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment