KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 13, 2018

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 JANUARI 2018

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 JANUARI 2018

STUDY YUSUF
(Seri 126)

Subtema: SEORANG YANG PENUH DENGAN ROH ALLAH.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari STUDY YUSUF, Kejadian 41.
Kejadian 41: 38
(41:38) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?"

Firaun berkata: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, SEORANG YANG PENUH DENGAN ROH ALLAH?
Seorang yang penuh dengan Roh Allah, artinya; Yusuf adalah Bait Roh Kudus, atau Bait Roh Allah.

1 Korintus 6: 19-20
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
(6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Menjadi Bait Roh Kudus menunjukkan bahwa kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.

Sebagai pembuktian;
1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Kita ditebus dari cara hidup yang sia-sia atau ditebus dari dosa warisan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus yang sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda, dan tak bercacat.
Darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat = darah yang mahal.

Pertanyaannya; Mengapa darah Anak Domba itu mahal (tidak bernoda dan tak bercacat) ?
Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Perhatikan kalimat: “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya”, itu yang membuat darah Yesus tak bercacat, tidak ternodai oleh dosa.
Tidak membuka mulut artinya tidak membenarkan diri sekalipun dia benar, dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, di situlah letaknya darah Yesus menjadi mahal, darah Yesus tidak ternodai dengan dosa.
Kalau seseorang masih suka membela diri, membuka mulut dalam segala situasi menunjukkan bahwa darah yang mengalir dalam hidupnya masih ditandai dengan noda dosa.
Jenis dosa banyak; kejahatan, kenajisan, kefasikan, kesombongan keangkuhan, dan lain sebagainya.
Itulah yang membuat darah Yesus menjadi mahal karena tidak ternodai dengan dosa.

Ibrani 9: 13-14
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Darah yang tak bercacat dan tak ternodai dengan dosa = darah yang mahal, berkuasa menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia.
Tujuannya; supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Berarti orang yang beribadah kepada Allah tanda bahwa hati nuraninya telah disucikan dari hal-hal yang jahat.

Wahyu 1: 5-6
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

Jadi, kita dilepaskan dari dosa oleh darah Yesus, semata-mata bukan saja untuk beribadah, tetapi selanjutnya untuk membuat kita suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah dan akan memerintah sebagai raja = imamat rajani.

Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah (imamat rajani) = kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.
Itulah kuasa darah Yesus, darah yang tak bernoda dan tak bercacat cela, dan ini harus menjadi suatu pelajaran bagi kita.

Biarlah darah yang mengalir dalam hidup kita tidak ternodai oleh dosa sehingga kehidupan kita tidak bercacat cela di hadapan Tuhan pada saat Dia datang pada kali yang kedua sebagai Mempelai Pria Sorga.
Tidak usah membela diri, tidak usah membuka mulut. Kalau salah akui saja salah. Sedangkan kita benar saja tetap berdiam diri, apalagi kalau salah.
Ini harus menjadi suatu pelajaran, supaya darah yang mengalir di dalam hidup kita ini tidak ternodai dengan segala jenis dosa, kemudian kita tidak bercacat cela pada hari Dia datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Praktek menjadi Bait Roh Kudus.
1 Korintus 6: 20
(6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Jadi, praktek menjadi Bait Roh Kudus ialah; “Muliakanlah Allah dengan tubuhmu.”

Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Memuliakan Allah dengan tubuh berarti mempersembahkan tubuh kepada Tuhan sebagai:
-       Persembahan yang hidup.
-       Persembahan yang kudus.
-       Persembahan yang berkenan kepada Allah.
Inilah ibadah yang sejati.

Keterangan: MEMPERSEMBAHKAN TUBUH SEBAGAI PERSEMBAHAN YANG HIDUP.
Sejenak kita memperhatikan sidang jemaat di Sardis.
Wahyu 3: 1
(3:1) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!

Kita bersyukur, lewat ibadah ini keadaan atau hidup rohani kita (kehidupan muda remaja), terlihat dengan jelas di hadapan Tuhan. Setelah dikoreksi oleh firman yang rahasianya dibukakan, terlihatlah kondisi rohani kita semua.
Demikian juga sidang jemaat di Sardis, setelah dikoreksi oleh firman Tuhan, terlihatlah keadaan sidang jemaat di Sardis, yaitu: dikatakan hidup, tetapi mati.

Wahyu 3: 2-3
(3:2) Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Penyebab, dikatakan hidup padahal mati, adalah: tidak satupun dari pekerjaan mereka didapati sempurna di hadapan Allah.
Pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan mungkin banyak, tetapi tidak satu pun dari pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan didapati sempurna di hadapan Allah.

Di dalam kandang penggembalaan ini, kita dipercayakan oleh Tuhan banyak pekerjaan, selain pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik, guru Sekolah Minggu, multimedia, infokus, bendahara, sekretaris, baik juga live streaming, video internet Youtube, video internet Facebook, juga kita mengelola Buli-Buli Emas Berisi Manna, untuk pemberitaan firman secara tertulis, baik lewat media cetak majalah, baik lewat media elektronik via internet (blogspot.com.) Begitu banyak pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan.
Tetapi kalau semuanya itu tidak sempurna dikerjakan di hadapan Tuhan, maka kehidupan rohani kita di hadapan Tuhan seperti hidup padahal mati.
Orang yang melayani itu rohaninya seperti hidup, tetapi kalau melayani dengan tidak sempurna = mati di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu hati-hati kalau kita bekerja hanya untuk dilihat manusia, dengan kata lain bekerja asal-asalan = kelihatan hidup padahal mati, inilah pekerjaan yang tidak sempurna.

Yang sudah melayani Tuhan berusaha untuk memperhatikan pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan tidak boleh dikerjakan dengan asal-asalan. Supaya jangan terlihat hidup padahal mati.

2 Korintus 3: 2-6
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
(3:4) Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
(3:5) Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Ketika firman itu telah dituliskan oleh Roh Tuhan di dalam loh-loh daging (ditukik dalam hati) = pelayanan yang hidup atau menikmati pelayanan Roh, sebab huruf itu mati, Roh lah yang menghidupkan.

Berarti kita hidup oleh firman dan firman itu hidup di dalam hidup kita untuk menopang segala pekerjaan Allah, sesuai dengan Ibrani 1: 3.
Pekerjaan Allah tidak akan selesai kalau tidak ditopang oleh firman. Jadi firman harus sampai mendarah daging, dimeteraikan oleh Roh Kudus, itulah yang disebut menikmati ibadah dan pelayanan Roh.
Seperti huruf-huruf yang tertulis dalam dua loh batu, itu ibadah lahiriah, itu mematikan.

Maka kalau hanya mengerti firman tetapi firman itu tidak sampai termeterai dalam loh-loh daging, maka orang seperti ini tidak akan bisa mengerti pekerjaan Tuhan.
Sedangkan ibadah liturgis sama seperti huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu = mati. Roh itu yang menghidupkan.

Yeremia 31: 33-34
(31:33) Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
(31:34) Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."

Kalau firman itu telah ditulis dalam loh-loh daging (ditukik di dalam hati), maka ia tidak perlu diajar untuk mengenal Allah, dan tidak perlu diajar untuk mengerjakan pekerjaan Allah.
Jadi, firman itu betul-betul berkuasa untuk menopang pekerjaan Allah.
Selama firman itu belum berkuasa di dalam hidup seseorang, sampai kapan pun dia tidak akan mengenal Allah, sampai kapan pun dia tidak mengerti bahkan tidak peduli dengan pekerjaan Allah, sama seperti orang yang punya mata tetapi tidak melihat, punya telinga tetapi tidak mendengar = bebal.

Yeremia 31: 31-32
(31:31) Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,
(31:32) bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.

Perjanjian yang baru = firman Allah telah dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik dalam hati = hidup.
Sedangkan perjanjian Lama sama seperti huruf yang tertulis dalam dua loh batu = berada di bawah hukum Taurat = mati.

Sehingga kalau kita perhatikan di sini, perjanjian Allah itu telah mereka ingkari meskipun Allah menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, mereka banyak melanggar hukum-hukum, menunjukkan firman itu belum mendarah daging. 

Keterangan: MEMPERSEMBAHKAN TUBUH SEBAGAI PERSEMBAHAN YANG KUDUS.
1 Petrus 1: 16
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Ukuran kekudusan itu bukan menurut pemikiran manusia, melainkan sesuai dengan kekudusan Allah.

Imamat 11: 44-45
(11:44) Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi.
(11:45) Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.

Syarat untuk menguduskan diri; jangan menajiskan diri dengan binatang-binatang yang haram.
Selanjutnya, orang yang hidup kudus menunjukkan bahwa dia sangat menghargai darah penebusan. Bangsa Israel dibawa keluar dari tanah Mesir oleh karena darah Anak Domba Paskah.
Jadi, orang yang hidup suci dengan ukuran kekudusan Allah menunjukkan bahwa ia menghargai darah penebusan.

Imamat 11: 2-3
(11:2) "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi:
(11:3) setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan.

Binatang yang boleh dimakan (tidak haram), yaitu; kuku belah, yang kukunya bersela panjang dan yang memamah biak.

Imamat 11: 4-7
(11:4) Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:5) Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:6) Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
(11:7) Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.

Unta, pelanduk, kelinci, memang memamah biak tetapi tidak berkuku belah dua, dan bersela panjang = haram/tidak boleh dimakan.
Sebaliknya, babi hutan, memang berkuku belah dan bersela panjang tetapi tidak memamah biak = haram, tidak boleh dimakan.

-       Memamah biak, artinya; merenungkan firman Tuhan siang dan malam, sama seperti lembu sapi; siang hari makan rumput, malam hari dikunyah lagi sampai memperoleh sari-sarinya, sampai firman itu mendarah daging.
-       Sedangkan berkuku belah dua, bersela panjang, artinya; melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan Tuhan.
Kesimpulannya; hidup kudus, berarti merenungkan firman Tuhan siang dan malam, serta melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan.

Jadi, ukuran hidup kudus itu terletak pada diri Allah, bukan menurut ukuran manusia; berarti merenungkan Firman Tuhan selanjutnya melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan Tuhan.
Percuma melayani tetapi tidak menghargai firman Tuhan. Sebaliknya, percuma juga mengerti firman tetapi tidak melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Biarlah kita mengukur kekudusan ini menurut apa yang sudah kita terima malam ini.

Keterangan: MEMPERSEMBAHKAN TUBUH SEBAGAI PERSEMBAHAN YANG BERKENAN.
Matius 3: 17
(3:17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Dikenan, berarti; Allah mengasihi Dia. Sebaliknya, dikasihi tanda dikenan oleh Allah.
Kita lihat; ORANG YANG DIKENAN TUHAN.
Ibrani 12: 5-8
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
(12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Orang yang dikasihi itu adalah orang yang mau menanggung ganjaran = menyangkal diri dan memikul salibnya.
Oleh sebab itu, jangan anggap enteng didikan Tuhan, kemudian jangan juga putus asa bilamana kita harus sangkal diri dan memikul salib. Jadi, orang yang menyangkal diri dan memikul salibnya adalah orang yang dikasihi, sedangkan salib yang harus kita pikul itu merupakan didikan Tuhan.
Jadi teguran dan hajaran itulah didikan Tuhan, tidak perlu putus asa.

Matius 3: 14-16
(3:14) Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
(3:15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
(3:16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,

Yesus menggenapkan seluruh kehendak Allah lewat baptisan air yang berbicara soal pengalaman kematian.
Oleh karena kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, maka seluruh kehendak Allah tergenapi, seluruh kehendak Allah terangkum di dalam Salib.
Itu sebabnya Bapa sangat mengasihi Anak, berkenan kepada Anak.

Kalau saat ini kita, diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja, tanda bahwa Tuhan mengasihi kita.
Siapa orang yang mengasihi Tuhan? Adalah orang yang menerima didikan lewat salib , sebab Yesus menggenapkan seluruh kehendak Allah di atas kayu salib, Dia mati di atas kayu salib.

Ciri-ciri orang yang menggenapkan seluruh kehendak Allah di atas kayu salib:Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya”

Roma 14: 16-18
(14:16) Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah.
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
(14:18) Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Kerajaan Sorga bukan soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita, sedangkan tiga hal ini dikerjakan oleh Roh Kudus.
Ibadah dan pelayanan ini adalah kegiatan Roh, di sinilah Allah bertakhta. Maka biarlah kita melayani Tuhan dengan sistim Kerajaan Sorga supaya kita dikenan oleh Allah dan dihormati manusia.

Di dalam Injil Matius 3: 16, Yohanes Pembaptis melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya.
Jadi, kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dikerjakan oleh Roh Kudus. Dan kita saat ini berada dalam kegiatan Roh, di situlah ada kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita, sebagaimana Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya.

Ciri-ciri Bait Roh Kudus.
1 Korintus 3: 12-16
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
(3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
(3:14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
(3:15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

Tahan terhadap nyala api sebagai ujian, karena Bait Roh Kudus itu sendiri terbuat dari emas, perak, dan batu permata.

Kita bandingkan dengan ...
Wahyu 21: 16-21
(21:16) Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.
(21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
(21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.
(21:21) Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.

Kalau kita amati dari apa yang kita baca ini, bangunan yang terbuat dari emas, perak dan batu permata itulah Yerusalem baru, sifatnya kekal = tahan uji.
Jadi setelah langit yang baru, bumi yang baru dan laut tidak ada, maka Yerusalem yang baru, kota yang kudus, turun dari Allah.

Sekarang kita lihat satu per satu.
Tentang: BATU PERMATA.
Wahyu 21: 18-20
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
(21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.

Jadi, tembok dari Yerusalem baru itu terbuat dari 12 batu permata, antara lain; batu permata yaspis, batu nilam, batu mirah, batu zamrud, batu unam, batu sardis, batu ratna cempaka, batu beril, batu krisolit, batu krisopras, batu lazuardi dan batu kecubung.

Kita dapat melihat batu permata yaspis dalam Wahyu 21: 11.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Kota Yerusalem baru penuh dengan kemuliaan Allah sebab terangnya bercahaya bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kristal = transparan, berarti; luar dalam sama atau tampil apa adanya -> orang yang jujur dan polos, itulah Yerusalem yang baru, disebut juga pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, itulah gunung Sion, penuh dengan kemuliaan Allah.

Kalau hidup seperti ini tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tak suci, sanggup melewati ujian, bentuk apapun ujian itu.
Beda dengan Adam dan Hawa; ketika mereka jatuh dalam dosa, mereka menjadi takut. Tandanya apa? Bersembunyi dari Allah (ada dosa yang disembunyikan).
Beda dengan orang yang terangnya bercahaya (tidak ada yang disembunyikan), dia siap menerima resiko apapun. Kalau terangnya tidak bercahaya lagi, dia takut terhadap resiko karena dosa.

Inilah Yerusalem baru yang terbuat dari permata yaspis.
Kemudian, kelebihan orang yang jujur dan polos adalah berkobar-kobar untuk melayani Tuhan.

Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Permata yaspis itu disebut juga permata yang paling indah. Kalau seseorang berkobar-kobar untuk melayani Tuhan, ini suatu penglihatan yang hebat, bagaikan permata yang paling indah.
Jadi, motor penggerak sehingga seseorang berkobar-kobar dalam melayani Tuhan adalah kejujuran, kepolosan, sebab orang yang jujur dan polos dipimpin oleh ketulusan hatinya.
Siapa yang tulus hati? Adalah orang yang diutus. Utusan Tuhan itu bagaikan domba di tengah serigala, tetapi Tuhan memberi pesan kepada utusan Tuhan; tuluslah seperti merpati, cerdiklah seperti ular. Sehingga kehidupan yang berkobar-kobar, sungguh-sungguh melayani Tuhan, indah di pemandangan Tuhan.

Tentang: EMAS.
Wahyu 21: 18
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.

Emas tulen -> kemurnian .

1 Petrus 1: 6-7
(1:6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Maksud dan tujuan dari nyala api siksaan sebagai ujian ialah untuk membuktikan kemurnian iman.
Tujuan dari nyala api siksaan sebagai ujian: untuk menampilkan kadar rohaninya di hadapan Tuhan.
Ada emas dengan kadar 18 karat, 22 karat, 23 karat, ada 24 karat, tergantung nyala api siksaan (ujian) yang dia lewati. Pendeknya, kadar rohani dan kemurnian tergantung nyala api siksaan, kemurnian itu terkandung nyala api siksaan.
Oleh sebab itu di sini dikatakan; “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Berbagai-bagai pencobaan berarti ujian itu silih berganti; ujian pertama belum selesai, muncul ujian kedua. Ujian kedua belum selesai, muncul ujian ketiga, namun semuanya itu untuk membuktikan kemurnian iman.

Kalau seseorang melayani tanpa nyala api siksaan, itu bukan orang yang mau hidup beribadah, sesuai dengan suratan Timotius. Pendeknya, ibadah = kemurnian.

1 Petrus 1: 7
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Iman yang telah dimurnikan itu jauh lebih tinggi nilainya dari pada segala sesuatu yang ada di muka bumi ini = berarti kita berharga di mata Tuhan.
Yerusalem baru, kota yang kudus, itulah gunung Sion, gambaran dari pengantin perempuan mempelai Anak Domba, sangat berharga di mata Tuhan.
Jadi, apa yang membuat seseorang berharga, bernilai tinggi ? jawabnya adalah; Iman yang dimurnikan.

Emas tetaplah emas sekalipun dia berada di lumpur, dia tidak akan pernah berubah menjadi lumpur = berharga. Dia tidak bisa dipengaruhi oleh situasi, keadaan, tidak bisa dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci, sifatnya kekal, seperti batu permata. Tidak bersungut-sungut saat menghadapi nyala api siksaan.

Tentang: PERAK -> ketebusan.
Wahyu 21: 16-17
(21:16) Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.
(21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.

Bentuk dari kota Yerusalem baru adalah empat persegi; panjang sama dengan lebarnya dan tingginya.
Ketika kota itu diukur dengan tongkat; panjang dan lebarnya dan tingginya, dua belas ribu stadia.
Kalau 12.000 X 3 = 48.000, dikali 3 = 144.000 stadia.

Kita lihat ukuran 144.000
Wahyu 14: 1-3
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

144.000 orang berdiri di bukit Sion. Inilah orang-orang yang ditebus dari bumi.
Di sini kita melihat; di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya menunjukkan bahwa mereka adalah milik kepunyaan Allah yang telah dimeteraikan.
Menerima meterai Allah, menunjukkan bahwa kita adalah milik kepunyaan Allah.
Kemudian, mereka menyanyikan suatu nyanyian baru (tidak ada seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain 144.000 orang yang ditebus dari bumi), menunjukkan adanya suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan, seperti orang yang berlogat ganjil (berbahasa asing), bahasa Roh.
Dan tidak ada orang yang dapat mengerti bahasa Roh selain orang itu sendiri dengan Tuhan.
Bangunan itu terbuat dari perak. Menunjuk kepada; orang yang telah ditebus dari bumi, jumlah mereka 144.000, yang juga ukuran dari Yerusalem baru.

Di dahi mereka ada tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya -> milik kepunyaan Allah yang telah dimeteraikan. Kemudian ada suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan, seperti orang yang berlogat ganjil.

Wahyu 14: 4-5
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Bukti bahwa mereka telah ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba:
-       “Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan”, artinya; tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, sebab mereka itu murni seperti perawan.
Murni seperti perawan = suci di atas suci. Mereka itu betul-betul menjaga kekudusan.
-       “Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi”, = sangkal diri dan pikul salibnya, sebagai syarat mengikuti Tuhan.
-       “Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta” -> hidup dalam Roh dan memberi diri dipimpin Roh.
-       “Mereka tidak bercela”, artinya; darah yang mengalir di dalam hidup mereka tidak ternodai dengan segala jenis dosa, baik itu kejahatan, kefasikan, kesombongan, keangkuhan, dan kenajisan.

Inilah bangunan atau Bait Roh suci yang terbuat dari perak. Betul-betul sifatnya kekal (tahan uji).
Tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan, kemudian mereka adalah orang yang mengikuti Anak Domba, kemudian mereka tidak terdapat dusta dan mereka tidak bercela. Itulah Bait Roh Suci. Itulah pribadi Yusuf, telah melewati nyala api siksaan sebagai ujian.
Ketika dia berada di rumah ayahnya, Yakub, dia difitnah oleh 11 saudaranya. Kemudian dia ditangkap, dibuang dan dibawa ke Mesir dan dimasukkan ke dalam liang tutupan (penjara). Bukan karena dia salah, tetapi karena dia tidak tergoda dengan dosa kenajisan sekalipun dia digoda oleh isteri Firaun.
Setelah difitnah di rumah ayahnya, difitnah juga di Mesir, sebelum menjadi mangkunegara, orang nomor dua di Mesir.

Jadilah Yusuf Yusuf di akhir zaman, menjadi Bait Roh Suci, berarti bangunan itu terbuat dari batu permata, emas dan perak.
Hari-hari ini adalah hari yang jahat dan sukar, artinya pengaruh dosa sangat besar. Jadilah Bait Roh Suci, yaitu Yerusalem baru, itulah gunung Sion, pengantin perempuan mempelai Anak Domba.

1 Korintus 6: 16-18
(6:16) Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."
(6:17) Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
(6:18) Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.

Karena kita ini adalah Bait Roh Suci, biarlah kita mengikatkan diri dengan Roh Tuhan = menjadi Bait Roh Suci dengan demikian terlepas dari perempuan cabul = terlepas dari dosa kenajisan, tidak ditunggangi lagi dengan kenajisan. Itulah Bait Roh Suci. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment