KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, February 19, 2018

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 9 FEBRUARI 2018



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 9 FEBRUARI 2018

KITAB RUT
(Seri : 2)

Subtema: DI LUAR PINTU KEMAH.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. oleh karena perkenanan Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Saya juga menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang ada di dalam negeri luar negeri yang sedang mengikuti live streaming di manapun anda berada, kiranya damai sejahtera dan sukacita menjadi bagian kita dari malam ini sampai selama-lamanya.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab serta perjamuan suci dari kitab Rut. Kita telah memperhatikan kitab Rut sebagai pendahuluan pada minggu yang lalu.
Kitab Rut ini terdiri dari empat pasal. Sedangkan Rut pasal 1 dalam susunan Tabernakel terkena pada PINTU KEMAH, terdiri dari lima tiang.

Kisah Para Rasul 1: 15
(1:5) Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

Sesudah dibaptis air, selanjutnya meningkat kepada baptisan Roh.
Baptisan air kalau dikaitkan dengan peralatan yang ada dalam Tabernakel terkena pada kolam pembasuhan tembaga. Kemudian setelah dibaptis air, meningkat pada BAPTISAN ROH.
Baptisan Roh kalau dikaitkan dengan Tabernakel, maka dia terkena pada pintu kemah.

Pintu kemah atau baptisan Roh adalah pembuka jalan untuk berada dalam Ruangan Suci atau supaya kita hidup dalam kesucian.
Di dalam Ruangan Suci terdapat tiga macam alat;
1.      Meja roti sajian, berarti bersekutu dengan firman dan perjamuan suci.
2.      Pelita emas, berarti; bersekutu dengan Roh Kudus dan menjadi terang.
3.      Mezbah dupa, berarti; bersekutu dengan kasih Allah lewat doa penyembahan.

Kegunaan dari pintu kemah: untuk memisahkan Ruangan Suci dari halaman.
-        Ruangan Suci = sebelah dalam.
-        Halaman = sebelah luar = wilayah Taurat, artinya; ibadahnya terikat dengan aturan-aturan manusia, berarti masih hidup dalam suasana kedagingan.

Kalau kita lihat dalam Wahyu 11 ...
Wahyu 11: 2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

Pelataran Bait Suci sebelah luar diserahkan kepada bangsa-bangsa lain, yaitu antikris, untuk diinjak-injak selama empat puluh dua bulan atau tiga tahun setengah.
Pendeknya; pelataran Bait Suci di sebelah luar atau halaman berada di bawah penghukuman.
Jadi orang yang menjalankan ibadah Taurat, ibadah yang dijalankan secara lahiriah, itu berada di bawah penghukuman, sebab halaman diserahkan kepada antikris untuk diinjak-injak selama empat puluh dua bulan atau tiga tahun setengah.

Rut 1: 1-5
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
(1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
(1:3) Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.
(1:4) Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
(1:5) Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.

Di sini kita perhatikan; Elimelekh beserta isterinya, Naomi, dan kedua anak laki-lakinya, yaitu Mahlon dan Kilyon, pergi meninggalkan Betlehem-Yehuda, lalu menetap di Moab sebagai orang asing.
Berarti keluarga Elimelekh berada di luar pintu kemah, bahkan berada di luar pintu gerbang.
Di luar pintu gerbang disebut juga padang pasir = binasa, sebab Allah tidak memerintah, tidak berhadirat di luar Tabernakel.

Tabernakel adalah wilayah di mana Tuhan berhadirat dan memerintah. Jadi keberadaan mereka bukan saja di di luar pintu kemah, tetapi sudah di luar pintu gerbang, itulah padang pasir = binasa, sebab Allah tidak memerintah/berhadirat di luar Tabernakel, itu sebabnya Elimelekh mati tidak lama setelah menetap di Moab.
Kemudian Mahlon dan Kilyon pun mati setelah sepuluh tahun menetap di Moab.

Di luar pintu kemah = halaman. Halaman itu adalah daerah pembenaran Tuhan oleh darah salib, tetapi masih tetap berada di bawah penghukuman, sesuai dengan Wahyu 11: 2.
Sedangkan di luar pintu gerbang adalah padang pasir (padang gurun) = binasa, sebab di luar Tabernakel Allah tidak berhadirat, Allah tidak memerintah sebagai raja.
Meninggalkan Betlehem-Yehuda artinya; meninggalkan rumah roti dan ibadah pelayanan.
-        Betlehem = rumah roti.
-        Yehuda = imamat rajani, kaitannya dengan ibadah dan pelayanan = penggembalaan.

Rut 1: 2
(1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.

Kalau kita perhatikan di sini, keluarga Elimelekh adalah orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda.
Apa maksudnya di sini? Mari kita lihat kitab Mikha.

Mikha 5: 1-2
(5:1) Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
(5:2) Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.

Betlehem-Efrata adalah yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda.
Keluarga Elimelekh berasal dari kaum-kaum yang terkecil, namun sekalipun mereka kecil, berani meninggalkan Betlehem-Yehuda.
Keluarga Elimelekh tidak menyadari diri sebagai orang yang terkecil. Apa buktinya? Keluarga Elimelekh berani meninggalkan Betlehem-Yehuda, berani meninggalkan rumah roti, berani meninggalkan ibadah dan pelayanan.
Tidak menyadari diri sebagai orang kecil, sebagai orang yang hina.

Andaikata mereka bertahan di Betlehem-Yehuda, maka raja yang akan memerintah atas mereka adalah Tunas Daud, yaitu Singa dari suku Yehuda.
Di sini kita melihat yang permulaannya sudah sejak purba kala, sejak dahulu kala. Itu yang akan memerintah andaikata mereka menyadari sebagai kaum-kaum yang terkecil, menyadari diri sebagai orang yang hina, orang yang papah karena dosa, tidak akan mungkin meninggalkan Betlehem-Yehuda.

Kita lihat pengertian; yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
Lebih rinci dalam Amsal 8.
Amsal 8: 22-26
(8:22) TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.
(8:23) Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.
(8:24) Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air.
(8:25) Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir;
(8:26) sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama.

Perhatikan di sini, “sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama
Sudah pada zaman purbakala, artinya; sebelum bumi ada, sebelum air samudera raya ada, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air, sebelum gunung-gunung tertanam, kemudian sebelum Allah membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama, Yesus berkata sebanyak dua kali: Aku telah lahir. Itulah pengertian pada zaman purbakala.
Artinya; sebelum langit, bumi dan segala isinya ada, Dia sudah ada dan Dia sudah lahir.

Mari kita lihat persamaannya dalam Injil Yohanes 1: 1...
Yohanes 1: 1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Pada mulanya adalah Firman”, namun pada kalimat yang kedua; “Firman itu bersama-sama dengan Allah” Seolah-olah ada dua oknum antara Firman dan Allah, namun pada kalimat yang ketiga, ternyata “Firman itu adalah Allah” Berarti, pengertian dari zaman purbakala adalah hidupnya tidak berkesudahan.

Berarti pengertian dari zaman purbakala kalau dikaitkan dengan injil Yohanes 1: 1, artinya adalah hidupnya tidak berkesudahan.
Jadi raja yang memerintah atas mereka andaikata keluarga Elimelekh bertahan di Betlehem-Yehuda adalah pribadi yang tidak berkesudahan. Supaya apa? Supaya hidupnya kekal, sama seperti raja yang memerintah.
Kekal, artinya; tidak berubah, tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci, kemudian tidak dapat dipengaruhi oleh dosa kejahatan dan kenajisan, itu yang disebut kekal. Dan tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya tidak kekal, itulah perkara-perkara di bawah, di bumi.

Tetapi sayang, mereka telah meninggalkan Betlehem-Yehuda, tidak menyadari diri bahwa keluarga Elimelekh keturunan dari kaum-kaum yang terkecil.
Kalau kita menyadari diri sebagai orang yang terkecil, hina karena dosa, tidak mungkin kita berani meninggalkan rumah roti, tidak mungkin kita berani meninggalkan pelayanan hanya karena sesuatu yang sifatnya tidak kekal.

Jadi, pengertian dari zaman purbakala adalah hidupnya tidak berkesudahan.
Kita lihat HIDUP YANG TIDAK BERKESUDAHAN.
Ibrani 7: 1-4
(7:1) Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
(7:2) Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
(7:3) Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
(7:4) Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita, memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik.

Perhatikan; Melkisedek harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan.
Kemudian Melkisedek ini Dialah Raja di atas segala raja. Dialah raja salem artinya pertama-tama raja kebenaran dan raja damai sejahtera. Melkisedek juga imam Allah Yang Mahatinggi atau sama dengan Imam Besar Agung.

Melkisedek ini, dia raja yang maha mulia, kemudian Dia Imam Besar Agung.
Dia Raja mulia, maka kita dijadikan raja-raja kecil. Dia Imam Besar Agung, maka kita dijadikan imam-imam kecil di bumi.
Itu yang kita nikmati, dan itu juga yang harus dinikmati keluarga Elimelekh andaisaja bertahan di Betlehem-Yehuda dan menyadari diri sebagai orang kecil, hina karena dosa. Seharusnya berbahagia.
Jadi, Dia Raja Mulia, kita raja-raja kecil. Dia Imam Besar Agung, kita imam-imam.

Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah ... dan memerintah sebagai raja di bumi .
Jadi raja-raja di bumi dan imam-imam di bumi bagi Allah, adalah suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.
Inilah pengalaman yang harus diterima jika raja yang memerintah adalah tunas Daud dari suku Yehuda, berada di tempat yang tinggi.

Lihat kalau seseorang turun dari pelayanan, itu sama seperti seorang pemuda yang turun dari Yerusalem ke Yerikho hanya untuk mencari perkara-perkara lahiriah, bukan mulia, bukan kepala tetapi ekor, bukan naik tetapi turun, tidak berharga, sampai akhirnya dia ditangkap, dipukuli sampai setengah mati. Setelah itu semua hartanya dirampas dan hidupnya setengah mati. Untung saja ada orang Samaria.
Kalau saja tidak ada orang Samaria, tidak ada kemurahan (belas kasih), habislah, seorang pemuda yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.

Saudari Maria telah bersaksi ketika dia mengecilkan pelayanan hidupnya tidak berarti, bukan kepala tetapi ekor, bukan naik tetapi turun. Selain ditawan, dipukuli banyak penderitaan, tetapi karena pukulan, karena dosa. Selain itu, harta bendanya dirampas.
Karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan, itu adalah harta sorgawai yang Tuhan percayakan untuk memperlengkapi anggota-anggota tubuh Kristus di tengah-tengah ibadah pelayanan.

Kalau raja yang memerintah itu adalah Tunas Daud, dari suku Yehuda, maka kita akan berada di suatu tempat yang tinggi dan istimewa, imamat rajani, memerintah sebagai raja, kepala bukan ekor, naik bukan turun. Berharga di mata Tuhan.

Jadi, apa yang baik, yang kita miliki, jangan dibiarkan difitnah oleh orang lain. Inilah pengalaman yang istimewa yang kita alami seandainya kita tetap bertahan di Betlehem-Yehuda kalau memang menyadari diri kecil, lemah, tak berdaya.

Yesaya 32: 1-2
(32:1) Sesungguhnya, seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan,
(32:2) dan mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.

Ketika kita berada di tempat tinggi, kita akan menikmati pelayanan dari raja dan pemimpin (imamat rajani).
Seorang raja akan memerintah menurut kebenaran.
Pemimpin (imam) akan memimpin menurut keadilan.

Yang dialami oleh pelayanan yang semacam ini ada tiga:
YANG PERTAMA:mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut
Berarti jauh, bahkan terlepas dari ajaran sesat. Hari-hari ini Setan berusaha untuk menyesatkan jalan kebenaran. Jalan kebenaran itu dikaburkan dengan pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
FIRMAN YANG DITAMBAHKAN seperti yang sudah-sudah saya sampaikan; menyampaikan satu dua ayat kemudian ditambahkan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong dan lain sebagainya.
FIRMAN YANG DIKURANGKAN; pengajaran salib diganti dengan dua hal;
-     Teologi kemakmuran atau teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
-     Pengajaran salib diganti dengan tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat.
Sejuta kali mujizat terjadi di depan mata, kalau seseorang tidak memikul salibnya, orang semacam ini tidak akan berubah. Maka saya kuatir sekali kalau ada imam-imam, anak-anak Tuhan, tidak mau memikul salibnya, ujung-ujungnya bisa terhilang. Yang mempersekutukan anggota tubuh yang berbeda-beda itu adalah darah salib. Kalau sekiranya engkau ada di posisi itu, kembali secepatnya. Sadari diri sebagai orang kecil, hina karena dosa, jangan sombong dan jangan merasa diri hebat dan kuat, jangan mudah terpengaruh oleh perkara-perkara yang tidak kekal.

Ketika kita berada di tempat tinggi, kita akan menikmati pelayanan dari pada imamat rajani, seorang raja memerintah menurut kebenaran, kemudian pemimpin atau imam memimpin menurut keadilan, maka yang dialami oleh pelayanan yang semacam ini ada tiga:
YANG KEDUA:seperti aliran-aliran air di tempat kering
Kalau kita perhatikan sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, itu tidak pernah kering. Dikaitkan dengan penglihatan dari pada Yehezkiel ... Yehezkiel 47: 2-5
-        Seribu hasta yang pertama air itu sepergelangan kaki.
Kalau dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel, terkena pada pintu gerbang -> percaya. Dengan percaya saja pergelangan kaki sudah kuat.
-        Kemudian seribu hasta yang kedua, air itu sudah selutut.
Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada Mezbah Korban Bakaran -> bertobat.
-        Kemudian seribu hasta yang ketiga sudah sepinggang = baptisan air.
Dalam pengajaran Tabernakel terkena pada kolam pembasuhan. Baptisan Kristus itu baptisan dalam kematian dan kebangkitan.
Kuasa kematian Yesus: mengubur hidup yang lama. Kuasa kebangkitan Yesus: hidup dalam hidup yang baru, yang lama sudah berlalu. Tetapi kalau air itu masih sepinggang, orang akan bisa menyeberangi sungai itu.
-        Seribu hasta yang keempat; air itu sudah tidak bisa dilalui, tidak bisa lagi disebrangi selain berenang seperti ikan-ikan yang berkeriapan di dalamnya. Hanyut di dalam pengaruh dan kuasa firman Allah.
Sungai air kehidupan itu tadi keluar mengalir dari takhta Allah dan takhta Anak Domba ... Wahyu 22: 1
-       Sungai air kehidupan yang mengalir keluar takhta Allah = INJIL KERAJAAN.
-       Sedangkan sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Anak Domba = cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Injil kerajaan (pengajaran salib) juga cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, itulah pembukaan rahasia firman dalam terang Roh Kudus, inilah yang akan terus mengaliri, mengairi hati kita, jadi tidak akan pernah mengalami kekeringan.
Ini pengalaman yang terjadi kalau raja yang memerintah itu adalah Tunas Daud, Singa dari suku Yehuda.
Jadi, selain berada di tempat tinggi, penuh dengan kebahagiaan, kepala bukan ekor, naik bukan turun.  

Ketika kita berada di tempat tinggi, kita akan menikmati pelayanan dari pada imamat rajani, seorang raja memerintah menurut kebenaran, kemudian pemimpin atau imam memimpin menurut keadilan, maka yang dialami oleh pelayanan yang semacam ini ada tiga:
YANG KETIGA:seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus
Apa itu tanah tandus? Tanah tandus, berarti; gersang, tidak menghasilkan apa-apa.

Amsal 30: 15-16
(30:15) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
(30:16) Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"

Ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!", ini gambaran dari tanah yang tandus/gersang.
1.      “Dunia orang mati.”
2.      “Rahim yang mandul.”
3.      “Bumi yang tidak pernah puas dengan air.”
4.      “Api yang tidak pernah berkata: "Cukup!”

Ciri-ciri dari tanah tandus, sama seperti si lintah mempunyai dua anak perempuan (bukan dua anak laki-laki tetapi dua anak perempuan). Pertama: "Untukku!", anak kedua: "Untukku!" juga.
"Untukku!" dan "Untukku!" = kikir. Ini ciri-ciri tanah yang tandus.
Tetapi sekalipun berada di tanah yang tandus, kalau mau menghargai korban Kristus, segalanya Tuhan bisa adakan. Yang tidak ada menjadi ada. Oleh sebab itu, tidak usah kikir untuk pekerjaan Tuhan.

Dari dua tangan yang terpaku dan dua kaki yang terpaku, menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada, maka tidak usah kita terlalu menggunakan logika manusia dan perasaan manusia daging di tengah-tengah pengikutan kita, pengiringan kita kepada Tuhan.
Inilah yang akan dialami oleh keluarga Elimelekh andai saja menyadari diri sebagai orang kecil, hina karena dosa.

Pelayanan dari pada Melkisedek itu menyempurnakan kita, karena imamat Lewi tidak sempurna, berada di bawah hukum Taurat. Hukum Taurat itu, berarti; “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”, kejahatan dibalas dengan kejahatan. Tidak menyempurnakan. Yang menyempurnakan itu adalah playanan dari Imam Besar menurut peraturan Melkisedek. Hidupnya tidak berkesudahan, kekal, berarti tidak berubah, tidak mudah dipengaruhi oleh hal tak suci, tidak mudah dipengaruhi oleh kejahatan, kenajisan.

Ayo, kurang apa lagi Tuhan kepada kita, sebab Ia telah menyatakan pengertian semacam ini telah kita terima. Oleh sebab itu berkali-kali saya sampaikan; ikut Tuhan tidak boleh menggunakan logika, pikiran dan perasaan manusia daging. Kalau tinggalkan Betlehem-Yehuda, berarti di luar pintu kemah. Keluarga Elimelekh tidak saja di luar pintu kemah, sudah di luar pintu gerbang.
Kalau di luar pintu kemah, berarti berada di halaman, masih di wilayah pembenaran tetapi mendapat penghukuman, maka semua peralatan yang di halaman itu, semuanya terbuat dari tembaga.
Mezbah Korban Bakaran terbuat dari kayu penaga dilapisi dengan tembaga termasuk tanduk-tanduknya, juga bejana pembasuhan terbuat dari tembaga, itu penghukuman terhadap dosa, penghukuman terhadap manusia daging.

Biarlah kita menyadari ini semua. Mau menyadari diri sebagai orang kecil, hina karena dosa.
Kita bisa melihat orang kecil. ada empat binatang yang terkecil. Mengapa disebut binatang yang terkecil, karena lemah tak berdaya, bukan karena ukuran bentuknya kecil; yang pertama itulah semut, yang kedua pelanduk,  yang ketiga belalang, yang keempat cicak.
Sebetulnya binatang yang lebih kecil dari semut masih ada, masih banyak. Bakteri-bakteri yang tidak kelihatan itu binatang. Tetapi sebutan kecil di sini, bukan karena ukurannya yang kecil tetapi lemah tak berdaya.
Empat binatang yang kecil ini cekatan, mengapa? Karena merasa diri lemah, tak berdaya sehingga semut binatang yang pertama, mengumpulkan makanannya pada saat musim panas tiba dan membawa makanannya untuk persediaan di suatu tempat pada musim hujan = menghargai firman Allah.
Binatang yang kedua; pelanduk mendirikan rumahnya di atas gunung batu, itulah pribadi Yesus Kristus dan korban-Nya. Kalau rumah berdiri di atas batu, sekalipun ada ujian;
1.      Hujan turun (dari atas)
2.      Banjir datang itulah dosa kenajisan
3.      Angin melanda rumah itu
Tetapi rumah itu tidak rubuh karena dibangun di atas gunung batu, Yesus Kristus dan korban-Nya.
Binatang yang ketiga: belalang. Sekalipun tidak mempunyai pemimpin tetapi belalang tetap berbaris dengan teratur. Berarti memberi diri dipimpin oleh Roh Tuhan. Kalau menyadari diri lemah, tidak berdaya, beri diri dipimpin oleh Roh Tuhan, seperti belalang berbaris dengan teratur, dengan tertib.
Binatang yang keempat: cicak. Walaupun dia mudah ditangkap tangan tetapi tinggal di istana raja.
Jadi, seperti semut menghargai firman Allah, pelanduk mendirikan rumahnya di atas gunung batu (meninggikan korban Kristus), kemudian belalang berbaris teratur sekalipun tidak ada pemimpin = memberi diri dipimpin oleh Roh Tuhan, sampai puncaknya berada di dalam Kerajaan Sorga, untuk selama-lamanya, seperti cicak.
Sebetulnya itu sasaran kalau kita betul-betul menyadari diri kecil, hina, tak berdaya karena dosa.

Amsal 30: 24-28
(30:24) Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan:
(30:25) semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,
(30:26) pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu,
(30:27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,
(30:28) cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.

Kalau kita mau menikmati pelayanan dari pada pribadi yang harinya tidak berkesudahan itulah pelayanan Melkisedek, dia raja, dia Imam Besar Agung, maka pengalaman dari empat binatang kecil ini akan menjadi bagian kita, sampai berada di istana sorga, sampai selama-lamanya.

Dimulai dari menghargai firman seperti semut, memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus seperti belalang, kemudian menghargai kasih Allah berdiri di atas korban, seperti pelanduk, akhirnya nanti berada di Kerajaan Sorga untuk selama-lamanya. Sebetulnya ini yang Tuhan mau, yang Tuhan mau nyatakan kepada keluarga Elimelekh, namun mereka menggunakan logika, sebab pada saat terjadi resesi besar-besaran di Israel, mereka langsung meninggalkan Israel dan pergi ke Moab. Itu kesalahan besar.

Berbeda dengan keluarga Yakub dan anak-anaknya. Tuhan sendiri yang mengutus Yusuf dan sekaligus menyediakan makanan, lalu Yakub dan anak-anaknya disuruh ke Mesir, itu atas perkenanan Tuhan, tetapi keluarga Elimelekh meninggalkan Israel pada saat resesi, musim kekeringan yang begitu hebat, lalu meninggalkan Betlehem-Yehuda ke Moab, itu kehendak sendiri.
Oleh sebab itu, di atas tadi sudah saya katakan; mengikuti Tuhan, jangan mengikuti logika dan perasaan manusia daging, supaya jangan lemah.

Kembali ke Tuhan. banyak kali kita mengikuti perasaan manusia daging dan logika manusia, sehingga banyak kita menggunakan alasan untuk membenarkan diri. Orang seperti ini sudah mendahului kegagalannya. Puji Tuhan kalau masih bertahan.
Ingat apa yang saya sampaikan; kalau suka beralasan dan berdalih,  hanya untuk membenarkan perasaan daging dan logika manusia, ini awal kegagalan. Kalau sudah berada di ambang itu, kembali cepat kepada Tuhan sebelum mengalami penghukuman yang dialami Elimelekh dan yang dialami dua anaknya, Mahlon dan Kilyon.

Jalan keluarnya.
Mikha 5: 1, 3
(5:1) Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
(5:3) Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi,

Di sini kita melihat; raja yang akan memerintah bangsa Israel akan bertindak dan menggembalakan umat Israel.

Matius 2: 6
(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Kalau Raja yang memerintah dan menggembalakan umat Israel adalah Tunas Daud dan Singa dari suku Yehuda, maka yang kecil akan menjadi besar.
Inilah yang Tuhan mau. Ikuti cara Tuhan.

Memang menurut ukuran dunia ini kita tidak masuk hitungan. Kita orang papah, tidak masuk hitungan, kecil, hina, kita tidak memiliki harta yang banyak seperti orang dunia, mereka mengumpulkan harta di bumi bahkan membangun lumbung untuk hartanya, memang. Tetapi kalau betul-betul kita menghargai pelayanan dari Melkisedek, pribadi yang tidak berkesudahan itu, raja besar dan Imam Besar Agung, yang kecil jadi besar.
Dalam kitab Mikha, Betlehem-Efrata itu kaum-kaum yang terkecil dari suku Yehuda, tetapi di sini kita melihat bukan lagi yang terkecil di antara mereka, asal mau menikmati pelayanan dari pada Raja besar dan Imam Besar Agung (pribadi yang tidak berkesudahan) Melkisedek.

Saya alami sendiri, ada saksinya pak Barita. Dihina karena dosa, kecil tidak dianggap. Seorang yang kecil dan betul-betul miskin, tidak punya harta. Tetapi sekarang, saya menikmati pelayanan dari pribadi yang tidak berkesudahan itu, Imam Besar Melkisedek.
Oleh sebab itu jangan menggunakan logika dan perasaan manusia daging.

Ulangi dulu ...
Matius 2: 6
(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Jadi, seorang pemimpin bangkit untuk menggembalakan umat Israel.

Yohanes 10: 10-11
(10:10) Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
(10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Gembala yang baik memberikan nyawanya, memberikan hidupnya, yaitu: tubuh dan darah Yesus Kristus, Dialah Anak Domba Allah yang disembelih.
Ini pekerjaan dari Tunas Daud, Singa dari Yehuda. Ini bukan pekerjaan yang lain-lain. ini hanya dikerjakan oleh satu pribadi.

Oleh sebab itu kalau kita perhatikan dalam kitab Ibrani, korban-Nya itu tidak diwakilkan kepada orang lain, karena orang lain tidak layak. Darah yang mengalir dalam hidup Imam Besar Harun telah tercemari dosa, tidak layak. Makanya imamatnya itu tidak diwakilkan kepada orang lain ... Ibrani 7: 24.
Apa buktinya darah Yesus mahal? Ketika dia menderita aniaya, mulut-Nya tidak terbuka. Kalau mulut terbuka, berarti membela diri, merasa diri benar atau membalas kejahatan dengan kejahatan.
Darah yang mengalir dalam hidup orang seperti ini mudah sekali dicemari dosa.
Bukti bahwa darah Yesus mahal; ketika dianiaya Dia membiarkan diri ditindas, tidak membuka mulut, sehingga darah yang mengalir dalam hidup-Nya tidak tercemari dosa, tanpa cacat cela, tanpa noda, tanpa dosa, seperti anak domba yang disembelih.

Wahyu 5: 4-6
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

Jadi, ketika Dia memberikan nyawa-Nya berarti Dia menyerahkan tubuh dan darah-Nya, menunjukkan Dia adalah Anak Domba Allah yang disembelih.
Siapa Anak Domba Allah yang disembelih? Dialah Tunas Daud, Dialah Singa dari suku Yehuda, Dialah yang sanggup membuka gulungan kitab, Dia sanggup membukakan rahasia firman.
Kalau rahasia firman tersingkap, maka;
1.      Memberi terang; dosa tidak ada lagi disembunyikan
2.      Orang tidak lagi kembali kepada kebodohan, tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan sebagai perbuatan bodoh.
Siapa yang menjadi domba sembelihan? Tunas Daud, singa dari suku Yehuda. Dia telah menang, sehingga Dia sanggup membukakan gulungan kitab = pembukaan rahasia firman supaya kita hidup.

Wahyu 5: 7-9
(5:7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

Domba sembelihan, Dialah Tunas Daud, Singa dari suku Yehuda, Dia sanggup membuka gulungan kitab = membukakan rahasia firman supaya dosa tidak ada lagi disembunyikan dan tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama sebagai perbuatan bodoh, sampai pada akhirnya kita dibawa ke tempat yang tinggi, suatu kedudukan yang tinggi dan istimewa, imamat rajani.

Bukankah kita ini diistimewakan oleh Tuhan, dengan kata lain Tuhan memberi suatu sebutan yang indah dan menarik, yaitu; Yesyurun.
Tuhan panggil kita sebagai Yesyurun asal jangan menendang ke belakang. Begitu istimewanya Tuhan menjadikan kita yang kecil menjadi besar, bahkan disebut YESYURUN = panggilan untuk orang yang isitimewa.
Dia Gembala yang baik, Dia berikan nyawa-Nya, tubuh dan darah-Nya, kaitannya dengan pembukaan rahasia firman, dosa disingkapkan, dosa dibongkar dengan tuntas. Lanjut, diberikan kedudukan yang tinggi dan istimewa.
Luar bisa, suatu perkara yang tidak pernah kita pikirkan sebetulnya. Begitu agung dan mulianya korban Kristus.

Kemudian, tidak berhenti sampai di situ...
Wahyu 12: 2, 5
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
Anak laki-laki yang dilahirkan itu menggembalakan segala bangsa dengan gada besi.
Tongkat dengan gada berbeda. Kalau tongkat dia lurus saja, sedangkan gada pada bagian atasnya melengkung.
Itu sangat bermanfaat sekali untuk memperhatikan kehidupan kita, lengkungannya itu. Jadi kalau tongkat hanya memukul saja, tetapi gada (lengkungan) ini cukup dan sangat memperhatikan kita dalam penggembalaan.
Dia bisa tarik kita dari lembah kekelaman. Kalau tongkat hanya memukul saja. tetapi gada bisa menarik kita dari lembah kekelaman, sebab pada bagian atasnya ada lengkungan. Jadi Tuhan menggembalakan kita, semua bangsa digembalakan dengan penuh perhatian. Dia merasakan kelemahan-kelemahan manusia. Dia tahu orang jahil, Dia tahu orang sesat.

Tadi ibu Girsang sampaikan: “selamat ulang tahun ya om. Panjang umur, sehat selalu”
Saya jawab: “Amin”, lalu kata ibu Girsang lagi: “ada satu lagi, sabar ya kepada kami yang bodoh-bodoh ini, banyak kejahatan kami” Saya berkata: “Doakan saja ibu Girsang, dengan kesabaran dan pengajaran

Begitu memperhatikan kehidupan domba-domba yang tergembala. Dia tahu keberadaan kita. Dia mengerti orang jahil, Dia mengerti orang sesat. Dia merasakan segala kelemahan-kelemahan kita semua. Dia tidak langsung menghakimi orang jahil dan orang sesat. Dia memberi kesempatan dan menolong kita semua.
Dia sangat memperhatikan kita, karena Anak laki-laki yang dilahirkan ini menggembalakan semua bangsa dengan gada, bukan saja dengan tongkat tetapi juga dengan gada.
Seorang yang sangat pengertian namun disertai dengan ketegasan karena Ia menggembalakan kita dengan gada besi.

Wahyu 12: 5, 7-9
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
(12:7) Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu  dibantu oleh malaikat-malaikatnya,
(12:8) tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.
(12:9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

Pada saat Anak laki-laki ini telah dirampas dan berada di takhta Allah, maka Setan dilemparkan ke bumi (musuh dikalahkan).
Iblis atau Setan dilemparkan ke bumi. Inilah yang akan kita alami, asal saja kita mau bertahan di Betelehem-Yehuda. Jangan tinggalkan rumah roti, jangan tinggalkan ibadah dan pelayanan, apapun yang terjadi. Jangan gunakan logika manusia, seperti keluarga Elimelekh. Begitu Israel mengalami kelaparan hebat, dia segera meninggalkannya dan pergi ke Moab, suatu kebodohan besar.

Ada juga beberapa di penggembalaan ini baru datang lalu tingggalkan kembali, tidak bersabar. Seharusnya cari dahulu Kerajaan Sorga sebab di dalamnya ada kebenaran, namun dia ingin mencari kerjaan bukan mencari kerajaan, dia putar balik fakta kebenaran.

Setan tidak berhak di dalam Kerajaan Sorga, Dia dilemparkan ke bumi. Itu bagian dari orang kecil yang mau menghargai pelayanan dari pribadi yang tidak berkesudahan.

Yohanes 10: 10
(10:10) Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Dia menggembalakan seluruh bangsa supaya mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Ada hidup dan supaya mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Seorang tuan dia berperkara dengan tiga hamba; hamba pertama dipercaya satu talenta, hamba kedua dipercaya dua talenta, hamba ketiga dipercaya lima talenta. Tetapi karena hamba yang pertama ini tidak setia dalam perkara yang kecil, tidak setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, talenta itu diambil.
Kalau menurut logika manusia, baiknya diberikan kepada hamba yang kedua yang hanya menerima dua talenta. Tetapi tidak. Justru diberikan kepada seorang hamba yang memiliki sepuluh talenta supaya siapa yang mempunyainya justru kepadanya diberikan supaya semakin kelimpahan.

Itu cara Tuhan, tidak menggunakan logika. Semakin kita mempunyai, semakin dilimpahkan.
Jadi bukan hanya hidup, tetapi punya dalam segala kelimpahan. Ibarat air diisi dalam suatu wadah, sudah penuh tetapi diisi lagi, sampai berlimpah-limpah, sehingga orang lain pun merasakan kelimpahan itu.
Jadi bukan saja hidup, tetapi siapa yang  mempunyainya kepadanya akan diberikan supaya semakin kelimpahan. Itulah gembala yang baik. Dialah Tunas Daud, Singa dari suku Yehuda, pribadi yang tidak berkesudahan. Amin.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment