KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 20, 2018

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 10 FEBRUARI 2018


IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 10 FEBRUARI 2018

STUDY YUSUF
(Seri 127)

Subtema: YUSUF ADALAH GAMBARAN DARI MEMPELAI PRIA SORGA.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan kembali untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja sebagaimana biasanya. Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja dari Study Yusuf, Kejadian 41: 39.

Kita memasuki ayat 39 setelah kita menikmati berkat di mana Yusuf adalah Bait Roh Suci pada ayat 38.
Sekarang kita akan memperhatikan ayat 39, kiranya Tuhan memberkati kita seperti Tuhan memberkati kita pada ayat-ayat sebelumnya.

Kejadian 41: 39
(41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.

Yusuf adalah seorang yang “Berakal budi“ dan “Bijaksana” di mata Firaun, sebab Yusuf dapat mengartikan mimpi Firaun.
Adapun mimpi Firaun adalah tentang tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan, dan arti mimpi itu telah diartikan oleh Yusuf.

Kisah Para Rasul 7: 9-11
(7:9) Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
(7:10) dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.
(7:11) Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan.

Allah menganugerahkan kepada Yusuf; “Kasih karunia” dan “Hikmat.
Itu sebabnya dia dapat mengartikan mimpi dari pada Firaun yaitu tentang tujuh tahun kelimpahan dan sesudah itu akan menyusul tujuh tahun kelaparan.

Tentang: KASIH KARUNIA yang dianugerahkan kepada Yusuf.
1 Petrus 2: 19
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung” itu merupakan kasih karunia.

Mari kita lihat; PENDERITAAN YANG TIDAK HARUS IA TANGGUNG.
Kisah Para Rasul 7: 9
(7:9) Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,

Karena iri hati, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya ke tanah Mesir.
Berarti dia harus menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

Jadi, ketika Yusuf dijual ke Mesir, itu merupakan kasih karunia, dia harus menanggung dan dia harus menderita, dia harus mengalaminya. Tetapi perlu untuk diketahui; itu merupakan kasih karunia.
Pendeknya; kejahatan terjadi karena iri hati dari pada saudara-saudara Yusuf.

Mari kita lihat; IRI HATI SAUDARA-SAUDARA YUSUF.
Kejadian 37: 11
(37:11) Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.

Saudara-saudara Yusuf iri hati kepadanya, atau kesebelas saudara Yusuf iri hati kepada Yusuf.

Kita akan melihat; LATAR BELAKANG DARI IRI HATI INI TERJADI.

Kejadian 37: 1-2
(37:1) Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.
(37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun -- jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

Yusuf menyampaikan kepada ayahnya (Yakub), kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Berarti Yusuf sangat teraniaya oleh karena kejahatan saudara-saudaranya itu.

Kejadian 37: 3-4
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
(37:4) Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.

Di sini kita melihat karena benci saudara-saudara Yusuf tidak mau menyapa Yusuf dengan ramah.  Tidak ramah berarti disertai dengan perlakuan yang kasar.

Penyebab kebencian: Yakub lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain.
Bukti bahwa Yakub lebih mengasihi Yusuf: Yakub membuat jubah yang maha indah bagi Yusuf. Inilah sumber kebencian itu.

Segera kita melihat; JUBAH YANG MAHA INDAH.
Keluaran 28: 4
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Jubah yang maha indah adalah pakaian imam besar, terdiri dari: efod, gamis baju efod dan kemeja yang ada raginya.

Tentang: EFOD -> kehidupan Tuhan Yesus Kristus dalam tanda salib atau tanda kematian.
Keluaran 28: 6
(28:6) Baju efod itu harus dibuat mereka dari emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: buatan seorang ahli.
Kemudian, adapun warna baju efod, antara lain;
-        Ungu -> keagungan dan kewibawaan Yesus sebagai Raja.
-        Biru langit atau ungu tua -> kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-        Kirmizi -> sengsara yang dialami Yesus Kristus sebagai manusia.
-        Lenan halus -> keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
-        Emas -> tabiat Roh-El Kudus = tabiat Ilahi -> kemurnian atau kesucian Ilahi.

Tentang: GAMIS BAJU EFOD (warna biru langit atau biru tua) -> kebangkitan Yesus Kristus.
Keluaran 28: 31, 33
(28:31) Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya.
(28:33) Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,

Gamis baju efod itu terbuat dari kain ungu tua.
Kemudian pada ujung gamis baju efod bergantung buah delima dan giring-giring emas berselang-seling.
-        Buah delima -> sidang jemaat bergantung kepada kebangkitan Tuhan Yesus Kristus = bergantung pada kasih karunia. Persis seperti bangsa Israel tinggal di tanah Kanaan. Keadaan di tanah Kanaan itu bergunung dan berlembah -> mati dan bangkit.  
Jadi satu dalam kematian tentu satu juga dalam kebangkitan-Nya, sama seperti keadaan bangsa Israel di tanah Kanaan bergunung dan berlembah, itu pengalaman kematian dan kebangkitan, bergantung pada kemurahan hati Tuhan. tidak mungkin orang yang berada di atas gunung, untuk menyiram ladang anggurnya harus mengambil air ke bawah, itu sesuatu yang tidak mungkin.
Jadi berada di atas gunung dan berlembah, bergantung kepada, sebanyak hujan turun dari langit = bergantung kepada kemurahan hati Tuhan.

-        Giring-giring emas -> kehadiran Yesus sebagai Imam Besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu. Apa tandanya?

Keluaran 28: 35
(28:35) Haruslah gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan apabila ia keluar pula, supaya ia jangan mati.

Kehadiran Imam Besar ini dibuktikan dengan penyembahan dengan bahasa lidah. Giring-giring yang bersuara, itulah penyembahan dengan bahasa lidah -> orang yang masuk dalam persekutuan yang indah seperti tubuh dengan kepala menyatu, di situ nanti ada bahasa lidah.
Kalau ada persekutuan dengan Tuhan lewat doa penyembahan, pasti ada bahasa lidah, bahasa Roh, itulah suara giring-giring emas. Itulah tandanya bahwa Imam Besar hadir dalam setiap kebaktian diselenggarakan. Setiap kali ada bahasa lidah, bahasa Roh, itu dihasilkan dari suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan lewat doa penyembahan. Barulah kita yakin di situ hadir Imam Besar.

Maka pada saat kita menyembah, di situ ada luapan hati, suatu keharuan yang membawa kita kepada suatu kesukaan, kenikmatan, keindahan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Tidak usah kita tanya-tanya; ada Yesus tidak? Itu saja sudah tanda. Kita terharu malam ini mendengar firman, tanda bahwa Yesus hadir sebagai Imam Besar.
Oleh sebab itu, kalau menyembah mulut jangan ditahan-tahan.

Tentang: KEMEJA YANG ADA RAGINYA DARI LENAN HALUS -> kenaikan Yesus ke Sorga = tanda dalam kemuliaan-Nya.
Imamat 16: 1-4
(16:1) Sesudah kedua anak Harun mati, yang terjadi pada waktu mereka mendekat ke hadapan TUHAN, berfirmanlah TUHAN kepada Musa.
(16:2) Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.
(16:3) Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.
(16:4) Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus dan ia harus menutupi auratnya dengan celana lenan dan ia harus memakai ikat pinggang lenan dan berlilitkan serban lenan; itulah pakaian kudus yang harus dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan air.

Pada hari Raya Pendamaian, Imam Besar masuk ke dalam Ruangan Maha Suci dengan mengenakan lenan halus -> kemuliaan Yesus Kristus.
Saudaraku, pada waktu Yesus naik ke sorga di dalam kemuliaan-Nya, Dia sudah melepaskan baju efod (tanda dalam kematian), juga melepaskan gamis baju efod (tanda di dalam kebangkitan-Nya), sehingga Ia naik dan dipermuliakan, sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa, Dia sedang memakai baju lenan halus, itu tanda berada dalam kemuliaan.
Sama seperti Imam Besar Harun tidak boleh sembarang masuk. Ketika Dia masuk ke dalam Ruangan Maha Suci, harus dengan memakai lenan halus.

Jadi baju efod; tanda dalam kematian-Nya, gamis baju efod; tanda dalam kebangkitan-Nya, dan lenan halus; tanda dalam kemuliaan.

Ciri-ciri ada di dalam kemuliaan.
Imamat 16: 3, 13
(16:3) Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.
(16:13) Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.

Ciri dalam kemuliaan: membawa dua bokor;
1.      Bokor berisi darah -> pengorbanan besar, supaya nanti terjadi tujuh kali percikan di atas tutup pendamaian dan tujuh kali percikan di depan tutup pendamaian. Ini adalah pengorbanan besar.
Kalaupun mungkin harus berkorban di tengah ibadah pelayanan ini, itu ciri bahwa dia sedang berada di dalam kemuliaan.
Pengorbanan besar dari seorang imam, dari seorang pelayan Tuhan (seorang hamba Tuhan), itu adalah suatu ciri bahwa dia sedang berada di dalam kemuliaan.
Kalaupun harus berkorban sebagai pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik, guru sekolah minggu, multimedia, infokus, bendahara, sekretaris, pengetikan kotbah sampai larut malam, pengeditan kotbah sampai larut malam, juga berkorban untuk mengelola Buli-Buli Emas Berisi Manna (menerbitkan firman dalam bentuk tulisan). Itu sudah ciri-ciri dalam kemuliaan.
Kalau orang melepaskan itu, ciri bahwa dia sedang berada dalam kemerosotan rohani, bukan dalam kemuliaan.

2.      Bokor berisi kemenyan sebagai dupa yang harum -> hidup dalam doa penyembahan yang besar.
Hari-hari ini kita harus hidup dalam doa penyembahan yang besar supaya kita tetap dalam kemuliaan yang besar.
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Tanda-tandanya sudah terlihat, kesudahan dunia sudah terlihat, kejahatan semakin bertambah-tambah, kenajisan semakin bertambah-tambah, terjadi keonaran, kelaliman di mana-mana. Kasih sudah semakin dingin (tidak lagi memperhatikan satu dengan yang lain). gunung digeser, laut bergelora, dan bukan hanya di satu tempat, bukan hanya di dalam satu negara, tetapi di semua negara keadaan sudah semakin bergelora. Untuk menghadapi situasi seperti ini harus menjadi mezbah dupa besar (penyembahan besar) harus terus berlangsung di hari-hari terakhir ini. Itulah yang dialami oleh Yusuf. Jangan banyak mengeluh, jangan banyak menggerutu.
Saya berkali-kali sampaikan; ikut Tuhan jangan gunakan logika, jangan gunakan perasaan daging.
Saat pikul salib memang sakit bagi daging. Tetapi dibalik sengsara, Tuhan sediakan kemuliaan. Dibalik kemuliaan ada bokor berisi darah dan bokor berisi kemenyan.

Kemudian, kita akan melihat lagi KEBENCIAN YANG KEDUA yang dialami oleh hamba-Nya Yusuf.
Kejadian 37: 5-8
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
(37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.

Yusuf bermimpi dan oleh karena mimpi itulah Yusuf dibenci, dan kebencian itu bertambah dua kali lipat.
Semakin benci berarti kebencian bertambah dua kali lipat oleh karena mimpi dan perkataan Yusuf.

Jadi sebetulnya ini sangat lucu sekali, hanya oleh karena mimpi saja, Yusuf dibenci dua kali lipat oleh saudara-saudaranya, dan juga oleh karena pernyataannya itu.

Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.

Sudah jelas di sini dinyatakan; “Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu”, kemudian “Nabi” yang beroleh firman Tuhan, dia juga harus menceritakan firman Tuhan itu dengan benar.
Jadi sebetulnya yang dialami, yang dilakukan oleh Yusuf itu sudah benar, sesuai dengan firman, karena Yusuf memang seorang nabi.
Tadi Yusuf menampilkan pribadi Yesus Kristus sebagai seorang Imam Besar, dan lewat peristiwa yang kedua, Yusuf menampilkan pribadi Yesus Kristus sebagai seorang nabi besar.
Jadi apa yang dilakukan oleh Yusuf itu sudah sesuai dengan standarisasi Alkitabiah, firman Tuhan. apa yang dilakukan oleh Yusuf ini betul-betul Alkitabiah, sesuai dengan maunya Tuhan.

Kesimpulannya; Yusuf adalah seorang nabi besar.

Bilangan 12: 6
(12:6) Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.
Kepada seorang nabi, Tuhan menyatakan diri-Nya dalam penglihatan dan juga berbicara dengan nabi dalam mimpi.
Jadi, setiap kali Tuhan menyatakan diri-Nya kepada seorang nabi lewat penglihatan, itu harus disampaikan, juga apabila Tuhan bercerita, berkata-kata kepada seorang nabi dalam mimpi, itu pun harus disampaikan oleh seorang nabi.
Jadi, tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan oleh seorang Yusuf. Dan juga di hari-hari terakhir ini, andaikata firman nubuatan, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan disampaikan, tidak ada yang salah di situ, tetapi anehnya banyak orang tidak suka.

Berbahagialah mereka yang menikmati firman nabi, firman nubuatan, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, itu kasih karunia. Bukan suatu kebetulan engkau hadir di sini. Bukan suatu kebetulan kita tergembala dan digembalakan oleh firman nabi, firman Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.

Kita lihat; TUGAS SEORANG NABI.
1 Korintus 14: 4, 24-25
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua;
(14:25) segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."

Tugas dari pada seorang nabi adalah bernubuat; menyingkapkan segala rahasia firman Tuhan.
Kalau tersingkap rahasia firman, berkuasa untuk menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati, tetapi tadi kita melihat ketika mimpi itu disampaikan oleh Yusuf, justru saudara-saudaranya tidak terima, bagaimana dengan keberadaan kita malam ini? Ketika dosa dikoreksi, oleh firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, apakah bersungut-sungut, memberontak dan sebagainya?
Seharusnya kita justru memberi penghormatan kalau betul-betul Tuhan berbicara kepada seorang nabi, kita ingat selalu, tidak boleh lupa. Tuhan yang memelihara hidup kita.

Kita sudah dipelihara oleh Tuhan, bagaimana mungkin kita lupa kepada seorang nabi, kepada seorang hamba Tuhan yang dipakai dengan karunia nabi. Betul-betul  Tuhan menyatakan diri-Nya lewat penglihatan, betul-betul Tuhan berbicara kepada seorang nabi dalam mimpi, bagaimana mungkin kita bisa lupa.

Pertanyaannya; APA MIMPI YANG DICERITAKAN OLEH YUSUF?
Kejadian 37: 7
(37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
Yusuf dan saudara-saudaranya sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, inilah mimpi Yusuf.
Hal yang terjadi pada saat itu: 
-     Bangkitlah berkas Yusuf tegak berdiri.
-     Berkas-berkas saudara-saudaranya sujud menyembah mengelilingi berkas Yusuf.
Ini adalah nubuatan tentang gunung Sion; tegak berdiri.

Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Gunung Sion berdiri tegak di hulu gunung-gunung menjulang tinggi di atas bukit-bukit.
Jadi, gunung Sion itu mengatasi gunung lain dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit, berkuasa mengatasi masalah persoalan di atas muka bumi ini.
Itulah nubuatan tentang gunung Sion.

Lihat lebih jauh tentang itu, harus tergenapi ...
Wahyu 21: 2, 9-11
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Jadi, sampai pada akhirnya, gunung Sion itu memuncak sampai kepada pengantin perempuan mempelai Anak Domba.
Ini sebetulnya yang dinyatakan oleh Yusuf kepada saudara-saudaranya.
Tetapi mereka justru menolak bahkan oleh karena mimpi yang kedua ini, kebencian mereka juga semakin bertambah. Siapa yang bisa menunjukkan penampilan pengantin perempuan mempelai Anak Domba, siapa yang bisa menunjukkan penampilan dari gunung Sion selain seorang nabi, tidak lain tidak bukan.
Ilmu dan pengetahuan manusia di atas muka bumi ini, tidak akan bisa menunjukkan penampilan dari gunung Sion, tidak akan bisa menunjukkan penampilan dari pengantin perempuan mempelai Anak Domba, kecuali seorang nabi. Maka tidak ada alasan untuk menolak seorang nabi.

Seharusnya kita semakin takut di hari-hari terakhir ini untuk menggunakan logika dan perasaan manusia daging.

BAGAIMANA SEORANG NABI MENUNJUKKAN PENAMPILAN DARI GUNUNG SION (pengantin perempuan mempelai Anak Domba)?
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Kita bersyukur, dari Sion keluar Pengajaran, itu yang menuntun kita, supaya kita berjalan menempunyai, sebab jalan itu belum pernah dilalui, belum pernah ada orang masuk naik turun ke sorga, kecuali Dia yang pernah turun ke dunia orang mati, Yesus Kristus.
Ikuti pengajaran mempelai seperti bangsa Israel mengikuti tabut perjanjian karena jalan itu belum pernah ditempuh. Demikianlah cara seorang nabi untuk menunjukkan penampilan dari pengantin perempuan Mempelai Anak Domba kepada kita. Tidak ada cara lain, dan tidak ada yang bisa menunjukkan penampilan mempelai perempuan kecuali seorang nabi.
Jangan sampai yang terdahulu menjadi yang terkemudian, yang terkemudian menjadi yang terdahulu, hati-hati. Kita sudah mendapatkan Pengajaran Mempelai, firman nabi, puji Tuhan, tetapi jangan sampai kehilangan.

Yusuf nabi besar, Musa nabi besar, mereka ini hamba-hamba Tuhan besar, yang telah menunjukkan penampilan gunung Sion kepada kita malam ini.
Firaun saja telah mengakui: Aku telah bermimpi tetapi tidak ada seorang pun yang dapat mengartikan mimpiku itu, baik yang berilmu, baik yang berpengetahuan, tidak ada yang bisa menunjukkan penampilan dari gunung Sion yang berdandan untuk suaminya. Sudah dihiasi, sudah diperlengkapi dengan perhiasan yang begitu menawan hati Mempelai Laki-Laki Sorga.

2 Petrus 1: 19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Mari kita memperhatikan firman nubuatan, firman para nabi supaya hati kita diteguhkan, supaya kita tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan, kita menempuh jalan-jalan-Nya, sesuai dengan pengajaran yang keluar dari gunung Sion.
Apapun yang terjadi di sekitar kita, perhatikanlah firman nabi supaya kita mantap dalam pengiringan, pengikutan kita kepada Tuhan. Kita diteguhkan, tidak goyah oleh pengaruh-pengaruh yang tak suci, oleh pengaruh-pengaruh keadaan situasi yang sudah tidak menentu ini.
Jangan sampai karena tidak punya uang lalu mengikuti cara-cara yang tidak halal. Perhatikan firman nabi, supaya hati ini diteguhkan, tidak goyah, tidak bimbang, tidak ragu oleh karena ketidakpercayaan.

Saudara Gideon hatinya telah diteguhkan oleh firman nabi, tidak bisa digoyahkan sekalipun orang tuanya mempengaruhi dia dengan gaji besar, itu keputusan yang baik asal diimani. Tanda, bahwa dia sudah lihat penampilan dari pengantin perempuan yang begitu menawan, mempesona hati Tuhan.

Kemudian ketika kita memperhatikan firman nabi, itu sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap, berarti tidak ada lagi dosa yang disembunyikan sebab pengantin perempuan mempelai Anak Domba itu juga digambarkan seperti permata yang paling indah, yaitu permata yaspis, jernih seperti kristal, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan.
Memperhatikan firman para nabi sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap. Gelap diterangi oleh pelita, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi, semua sudah diakui tuntas.

Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Kota itu penuh dengan kemuliaan” karena terangnya bercahaya, tidak ada lagi yang ditutupi.
Terangnya bercahaya digambarkan seperti permata yang paling indah, itulah permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kristal = transparan, luar dalam sama, tampil apa adanya, berarti jujur, polos. Orang yang jujur dan polos dipimpin oleh ketulusan hatinya.
Ibadah ini adalah kejujuran, kepolosan. Siapa orang yang beribadah? Mereka adalah orang-orang yang dipimpin ketulusan hati. Siapa yang melayani dengan berkobar-kobar dengan segala pengorbanan? Adalah orang yang dipimpin ketulusan hatinya.

Jadi, ibadah adalah; kejujuran. Juga pelayanan adalah; kejujuran, kepolosan. Siapa yang jujur, siapa yang polos, siapa yang beribadah, siapa yang melayani? Adalah orang yang dipimpin oleh ketulusan hatinya.
Tidak ada orang yang mau berkorban di tengah-tengah ibadah dan pelayanan tanpa ketulusan.

Betapa indahnya pengantin perempuan, berhias berdandan untuk suaminya, mempesona hati Tuhan, tetapi sayang, saudara-saudara Yusuf tidak memperhatikan firman nabi; dekat tetapi jauh. Apa yang membuat jauh? Ada jurang pemisah, kebencian yang mendalam. Kebencian menunjukkan dia telah kehilangan kasih, sampai berlaku kasar kepada adiknya sendiri.

Sekarang kita lihat; MIMPI YUSUF YANG KEDUA.
Dari peristiwa ini nanti kita bisa menarik kesimpulan tentang pribadi Yusuf.
Kejadian 37: 9-11
(37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."
(37:10) Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"
(37:11) Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.

Mimpi yang kedua dari Yusuf; matahari, bulan dan sebelas bintang sujud kepada Yusuf, menunjukkan bahwa Yusuf adalah raja besar sekaligus Mempelai Pria Sorga.

Wahyu 12: 1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Perempuan berselubungkan matahari, bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya, inilah gereja Tuhan yang sempurna = pengantin perempuan mempelai Anak Domba, atau mempelai wanita Tuhan.
Tunduk, sujud menyembah kepada Yusuf menunjukkan bahwa Yusuf adalah mempelai Laki-Laki Sorga.
Jadi bukan Yusuf yang sujud menyembah kepada matahari, bulan dan bintang, tetapi matahari, bulan dan bintang yang sujud kepada Yusuf.

Lebih diteguhkan; APA PERSAMAAN DARI MEMPELAI PRIA?
Wahyu 19: 6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Yesus Kristus, Anak Domba Allah, Dialah Raja dan Mempelai Pria Sorga. itu sebabnya tadi waktu mimpi pertama di dalam Kejadian 37: 8, saudara-saudara Yusuf berkata; “Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Memang Yusuf adalah gambaran raja dan mempelai Pria Sorga.

Kejadian 37: 8
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
Jadi, memang Yusuf adalah gambaran dari Mempelai Laki-Laki Sorga, Raja sekaligus Mempelai Laki-Laki Sorga, sebab pada akhirnya Yusuf diangkat menjadi perdana menteri, menjadi kuasa nomor dua di seluruh negeri Mesir, maka nubuatan yang disampaikan oleh Yusuf itu tergenapi, yaitu tujuh tahun kelimpahan sesudah itu menyusul tujuh tahun kelaparan di seluruh dunia, maka dari negeri Kanaan datanglah Yakub ayah Yusuf dan anak-anaknya (sebelas saudara Yusuf).
Jadi betul-betul, matahari, bulan dan sebelas bintang sujud kepada dia, berarti Yusuf adalah gambaran dari raja dan Mempelai Pria Sorga. Nanti kepada Yusuf semua orang bergantung, demikianlah nanti dalam pesta nikah Anak Domba, semua orang bergantung kepada Raja sekaligus Mempelai Pria Sorga.
Jadi keberadaan Yusuf ini sebetulnya bukan suatu kebetulan, dia dijual ke Mesir, karena difitnah oleh saudaranya, lalu difitnah oleh isteri Potifar, sehingga ia dimasukkan ke dalam liang tutupan (penjara).
Antara Betlehem Efrata turun ke Mesir, itu perjalanan salib. Seperti Yesus Kristus dari Sorga turun ke bumi, itu perjalanan salib.
-         Dalam hal ini Yusuf menceritakan bahwa Yesus adalah imam besar yang melayani berdoa dan memperdamaikan dosa kita.
-         Menceritakan bahwa Yesus adalah SEORANG NABI BESAR, untuk menunjukkan penampilan mempelai perempuan -> menunjukkan bahwa Yesus adalah RAJA DAN MEMPELAI PRIA SORGA, itulah kasih karunia itu.

Bagi orang yang tidak mengerti, ini tidak ada artinya baginya. Tetapi bagi kita ini sangat berarti sekali.
Bagaimana dengan anak-anakku semua apakah meresponi kasih karunia ini? Pribadi Yesus sebagai Imam Besar, pribadi Yesus sebagai nabi besar, pribadi Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria sorga telah ditampilkan dalam pribadi Yusuf, bagaimana respon kita? Bukankah ini kasih karunia itu?
Malam ini kita harus mengakui Yesus yang terbesar dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi, tidak ada lagi yang lain.
Kalau ada sesuatu yang salah, khilaf kita perbuat, mengakulah, minta ampunlah, jangan lemah lagi. Ikutilah pengajaran yang keluar dari gunung Sion, jangan lagi menyimpang ke sana ke mari, kiri dan kanan, supaya berhasil dan beruntung.
Kerajaan Sorga belum pernah ada orang lalui kecuali Yesus yang turun ke bumi, ikutilah pengajaran salib yang keluar dari gunung Sion. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment