KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, February 15, 2018

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 02 FEBRUARI 2018





IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 
2 FEBRUARI 2018

KITAB RUT
(Seri : 1)

Subtema: DI DALAM ATAU DI LUAR TUHAN.

Shalom saudaraku...
Salam sejahtera, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan Tuhan, kita masih dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Puji syukur kepada Tuhan, oleh karena rahmat-Nya dan kasih karunia-Nya yang dianugerahkan kepada kita, sebab malam ini adalah malam pertama bagi kita untuk menikmati kitab Rut  firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman alkitab.
Kiranya malam ini dan seterusnya, kita mendapat lawatan dan dipulihkan sebagai tanda kemurahan Tuhan. Kita sama-sama berdoa, supaya lewat Ibadah Pendalaman Alkitab ini kita boleh merasakan uluran tangan Tuhan sebagai tanda belas kasih-Nya bagi kita semua.
Baik juga anak-anak Tuhan dan hamba-hamba Tuhan yang ada di dalam negeri dan di luar negeri, juga boleh merasakan rahmat Tuhan dan kasih karunia Tuhan yang dianugerahkan bagi kita, sehingga kita boleh mengalami kebahagiaan yang kekal dari hari ini sampai selama-lamanya.

Segera kita memperhatikan kitab Rut sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab.
Setelah kita menikmati kitab Maleakhi sebagai firman penggembalaan selama 6-7 tahun lebih.

Kitab Rut terdiri dari empat pasal.
-        Pasal pertama dimulai dari ayat 1-22
-        Pasal yang kedua ayat 1-23.
-        Pasal tiga ayat 1-18.
-        Pasal empat ayat 1-22.

Sekarang sebagai pendahuluan, berarti dimulai dari Rut 1: 1-22, dalam Pengajaran Tabernakel atau menurut susunan Tabernakel, terkena pada PINTU KEMAH.

Kita lihat dulu ...
Keluaran 26: 36-37
(26:36) Juga haruslah kaubuat tirai untuk pintu kemah itu dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: tenunan yang berwarna-warna.
(26:37) Haruslah kaubuat lima tiang dari kayu penaga untuk tirai itu dan kausalutlah itu dengan emas, dengan ada kaitannya dari emas, dan untuk itu haruslah kautuang lima alas dari tembaga."

Di sini kita melihat PERINTAH TUHAN UNTUK MEMBUAT PINTU KEMAH.

Kemudian ...
Keluaran 36: 37-38
(36:37) Juga dibuat oranglah tirai untuk pintu kemah itu dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: tenunan yang berwarna-warna;
(36:38) dan kelima tiangnya dengan kaitan untuk tiang itu; disalutlah ujungnya dan penyambung-penyambungnya dengan emas, dan kelima alasnya itu adalah dari tembaga.

Juga dibuat oranglah tirai untuk pintu kemah itu dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: tenunan yang berwarna-warna. Kemudian dibuat oranglah kelima tiangnya dengan kaitan untuk tiang itu.
Di sini kita melihat, PELAKSANAAN UNTUK MEMBUAT PINTU KEMAH, berarti telah menuruti perintah Tuhan untuk membuat pintu kemah.

Dalam Keluaran 26: 36-37 perintah Tuhan untuk membuat pintu kemah. Sedangkan Keluaran 36: 37-38 pelaksanaan untuk membuat pintu kemah.
Keluaran 25-31 perintah untuk membuat Tabernakel, kemudian Keluaran 35-40 itu adalah, pelaksanaan di dalam membangun Tabernakel. Berarti antara perintah Allah sampai pada pelaksanaan pembangunan Tabernakel diselingi dengan kejatuhan bangsa Israel, sebab persembahan emas yang seharusnya dipersembahkan untuk pembangunan Tabernakel (rumah Allah), diselewengkan dengan pembuatan patung lembu emas = ikatan berhala...Keluaran 32.

Dalam kesempatan Ibadah Doa kemarin, Yesyurun telah gemuk, setelah menikmati pembukaan rahasia firman, juga telah dipercayakan karunia Roh Kudus dan jabatan namun setelah gemuk, Yesyurun menendang ke belakang, lupa diri, oleh karena berhala dan dewa kekejian.

Jadi, di sini, antara perintah Allah sampai kepada pelaksanaan di dalam pembangunan Tabernakel, diselingi dengan kejatuhan bangsa Israel yaitu persembahan emas yang seharusnya dipersembahkan untuk pembangunan Tabernakel (rumah Allah) diselewengkan untuk pembuatan patung lembu emas = ikatan berhala.
Berhala ini membuat banyaknya penyelewengan. Yang harusnya kita mempersembahkan segala korban kepada Tuhan, akhirnya segala korban diselewengkan kepada berhala.

Kita lihat IKATAN BERHALA itu.
Keluaran 32: 5-6, 18-19
(32:5) Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!"
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
(32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
(32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

Ikatan berhala ini diisi dengan suasana: pemujaan, kemudian di sini kita lihat ada sorak sorai dan tarian-tarian, ini semua adalah kesukaan daging.
Akibatnya; bangsa Israel jatuh dalam dosa makan minum, kawin dan mengawinkan = ditunggangi oleh roh najis, tandanya; ada nyanyian berbalas-balasan, artinya; tidak dapat menghentikan dosa orang lain.

Ibadah yang ditandai dengan daging, persis seperti bangsa Israel pada zaman Taurat; penuh dengan aturan-aturan manusia belaka.

Sekarang kita lihat; PENGERTIAN DARI PINTU KEMAH.
Kisah Para Rasul 2: 38
(2:38) Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Bertobat -> mezbah korban bakaran. Dibaptis -> kolam pembasuhan.
Menerima karunia Roh Kudus atau dibaptis oleh Roh Kudus -> PINTU KEMAH.
Arti rohani pintu kemah; mengalami baptisan Roh Kudus, ini adalah sebuah tanda atau gejala bahwa seseorang berusaha untuk melepaskan diri dari tabiat-tabiat daging dan juga berusaha untuk melepaskan diri dari ibadah Taurat, sebab daging itu terikat dengan Taurat.

Kegunaan pintu kemah: untuk memisahkan RUANGAN SUCI dari HALAMAN.
-        Ruangan Suci = ada di dalam Tuhan.
-        Halaman = ada di luar Tuhan. Sesuai dengan Wahyu 11: 2.

Jadi, yang harus kita kerjakan sekarang ini, di hari-hari ini, menjelang kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi adalah supaya kehidupan kekristenan kita segera meninggalkan halaman, segera meninggalkan ibadah Taurat yang penuh dengan aturan-aturan yang dibuat oleh manusiawi.

Kolose 2: 20-23
(2:20) Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia:
(2:21) jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini;
(2:22) semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.
(2:23) Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.

Hukum Taurat itu penuh dengan aturan-aturan yang dibuat oleh manusia; jangan begini, jangan begitu.
Sebetulnya tidak ada gunanya. Semua aturan yang dibuat manusia itu, tidak lebih dan tidak kurang, hanya untuk memuaskan hidup duniawi saja.
Jadi orang yang menjalankan ibadah Taurat ini hanya untuk memuaskan hidup manusia duniawinya saja, memang begitulah manusia duniawi, terikat dengan aturan-aturan dan yang dibuat-buat.

Galatia 4: 3-4
(4:3) Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.
(4:4) Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.

Perhatikan kalimat: sebelum akil balig atau selama masih berada di pelataran sebelah luar dengan ibadah Taurat, ia takluk kepada roh-roh dunia. Di dalam dunia ini ada banyak roh, misalnya; roh keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup. Dan masih banyak lagi roh-roh yang lain. Itu harus diperhatikan dengan baik.

Padahal kita ketahui, kita ada di dunia ini hanya untuk hidup sementara, sebab itu disebut di dalam suatu nas, kita ini menumpang di dunia ini.

Galatia 4: 9
(4:9) Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?

Keadaan seseorang apabila diikat oleh roh-roh dunia ini: menjadi lemah dan miskin.
-        Lemah, berarti tidak berdaya terhadap hal-hal yang tak suci.
-        Miskin, berarti tidak mempunyai harta, yaitu nilai rohani.

Setelah kita mengenal Allah, atau lebih tepatnya setelah dikenal Allah, jangan sampai kembali kepada ibadah Taurat, jangan lagi menghambakan diri kepada roh-roh dunia ini. Sebab roh dunia ini lemah dan miskin.
Lemah, berarti tidak ada kekuatan terhadap pengaruh yang tak suci. Miskin, berarti tidak mempunyai harta rohani, atau tidak memiliki nilai rohani.

Dalam Injil Matius 5: 1-41 itu bercerita tentang Yesus dan hukum Taurat.
Hukum Taurat, berarti; peraturan dalam bentuk manusia daging = berbicara soal-soal yang lahiriah saja, sehingga manusia menjadi lemah dan miskin.
Sebagai bukti; mengasihi sesama tetapi membenci musuh = menjadi miskin rohani, hukum Taurat itu hanya bersifat daging saja, bersifat lahiriah saja, itu yang membuat seseorang menjadi lemah dan miskin. Sebagai contoh: “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”, artinya kejahatan dibalas dengan kejahatan = miskin rohani, dan lemah tidak berdaya terhadap daging dan pengaruh-pengaruh yang tak suci.

Kita bandingkan dengan pribadi Yesus Kristus = kasih karunia, karena berbicara soal yang rohani, yaitu tentang salib sehingga seseorang menjadi kuat dan kaya.
Kalau kita senantiasa mengarahkan pandangan kepada salib, maka kita akan kuat. Sebaliknya, kalau kita mengarahkan pandangan kepada perkara lahiriah bersifat daging, pasti lemah. Pengajaran salib, adalah hikmat, yang memberi kekayaan seperti Salomo penuh dengan hikmat dan seorang raja yang kaya.

Contoh apabila masih berada di luar pintu kemah (Hukum Taurat).
Matius 12: 1-2
(12:1) Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.
(12:2) Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."

Pada hari Sabat di sini kita melihat, murid-murid memetik gandum dan mereka makan.
Dalam hal ini, Tuhan Yesus ingin membawa murid-murid masuk dalam Ruangan Suci = ada di dalam Tuhan, hidup dalam kemurahan.
Tetapi di sisi lain; orang-orang Farisi yang disebut ahli-ahli Taurat melarang murid-murid untuk memetik gandum pada hari Sabat, karena mereka terikat dengan peraturan Taurat = berada di halaman = berada di luar Tuhan.

Orang-orang Farisi yang disebut ahli-ahli Taurat mempermasalahkan soal memetik, pada ayat 2 tadi, karena pada hari Sabat, tidak seorang pun boleh bekerja, baik suami, baik isteri, baik anak, baik budak laki-laki, baik budak perempuan, bahkan ternak yang ada padanya, terikat oleh hukum Taurat.

Matius 12: 3-6
(12:3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,
(12:4) bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam?
(12:5) Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?
(12:6) Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah.

Jawab Tuhan Yesus kepada orang-orang Farisi (yang juga disebut ahli-ahli Taurat): imam-imam bekerja di dalam Ruangan Suci pada hari Sabat, di mana mereka mengambil roti lama untuk dimakan lalu diganti dengan roti yang baru. Imam-imam melakukan tugasnya pada hari Sabat, berarti melanggar hukum Sabat, akan tetapi Yesus berkata: namun mereka tidak bersalah.

Memang hukum Taurat itu penuh dengan aturan manusia (terikat dengan aturan), kerugian yang ditimbulkan adalah; tidak kenal belas kasih, sehingga menjadi miskin dan lemah.

Selanjutnya, imam-imam bertugas masuk dalam Ruangan Suci, untuk membereskan atau memperhatikan tiga alat yang ada di dalamnya, termasuk menyajikan roti sajian yang baru. Untuk roti sajian terlebih dahulu mereka menghabiskan roti yang lama untuk diganti dengan roti yang baru, namun imam tidak melanggar hukum Sabat.

Yang terpenting adalah Sabat rohani, perhentian secara rohani, sehingga manusia batin kita dipuaskan, tidak ada artinya Sabat jasmani, berhenti dari pelayanan karena aturan ini dan itu sebab aturan-aturan yang dibuat manusia tidak akan memberi kepuasan di dalam hati, di dalam batin manusia.

Yesaya 28: 11-13
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini
(28:12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.
(28:13) Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: "Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!" supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan.

Berada di bawah hukum Taurat, terikat dengan bermacam-macam ikatan dan peraturan-peraturan manusia daging.
Akhirnya, di sini kita perhatikan; supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang.

-         Jatuh telentang = tidak tertolong lagi.
-         Luka = menderita aniaya karena pukulan/kejahatan.
-         Tertangkap = tidak dapat menghindar dari kejaran musuh.
-         Tertawa = terikat dengan dosa/tidak bebas dari dosa.

Orang-orang yang berlogat ganjil (hamba Tuhan yang diurapi) telah berbicara tentang Sabat rohani tetapi kalau tidak menghargai, mereka akan terjerat sendiri dengan segala keinginan daging dan peraturan ini dan peraturan itu, dan akhirnya binasa.

Keadaan apabila di luar pintu kemah:
YANG PERTAMA: ZAMAN BAHTERA NUH.
-     Di luar / di halaman, mereka semua tenggelam mengalami kebinasaan.
-     Berada di dalam bahtera = selamat = ada di dalam kemurahan.

1 Petrus 3: 19-20
(3:19) dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,
(3:20) yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.

Yang ada di dalam bahtera hanya delapan orang (sedikit yang diselamatkan), sedangkan di luar bahtera semua binasa.

YANG KEDUA: ZAMAN PASKAH PERTAMA BAGI BANGSA ISRAEL.
-     Di luar pintu kemah yang sudah dipercik darah domba Paskah = mengalami kematian anak-anak sulung.
-     Di dalam pintu kemah yang telah diperciki oleh darah Anak Domba = selamat dan menjadi anak-anak sulung.

Keluaran 12: 13, 22, 26-27
(12:13) Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.
(12:22) Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorang pun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.
(12:26) Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini?
(12:27) maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita." Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.

Semua orang yang ada di dalam pintu kemah yang telah diperciki dengan darah Anak Domba paskah, diselamatkan, sedangkan yang di luar pintu binasa, mulai dari anak sulung Firaun sampai kepada seluruh anak sulung rakyatnya bahkan anak sulung binatang dari orang Mesir, binasa.

YANG KETIGA: ZAMAN YESUS KRISTUS atau ZAMAN KEMURAHAN.
-     Di luar pintu = lima gadis bodoh ditolak, berarti tidak masuk dalam pesta nikah Anak Domba = binasa.
-     Di dalam pintu -> lima gadis yang bijaksana, pada akhirnya mereka masuk dalam pesta nikah Anak Domba.

Matius 25: 10-13
(25:10) Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
(25:11) Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
(25:12) Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
(25:13) Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Lima gadis yang bodoh berada di luar pintu, mereka ditolak, sementara lima gadis yang bijaksana mereka masuk dalam perjamuan kawin pesta nikah Anak Domba lalu pintu ditutup.
Sebab itu pada ayat 13: “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.

Kalau seseorang sudah mengerti kebenaran, terkhusus tentang tiga macam ibadah pokok lalu dengan sengaja dia mengabaikan tiga macam ibadah pokok, darah Yesus tidak berlaku atas dia...Ibrani 10:26.
Kita tidak tahu hari Tuhan tetapi yang terpenting; berjaga-jaga saja, tetaplah berada di dalam pintu kemah (Ruangan Suci) untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok, yaitu: ibadah PA, Doa, ibadah raya minggu.
Pengertian semacam ini adalah suatu kemurahan bagi kita, bukan untuk menindas.
Andai saja oleh karena hari perhentian ini kita boleh melayani Tuhan, kemudian ditambahkan ini dan itu, puji Tuhan. Tetapi kalau diawali dengan kesibukan dunia, diawali karena kemampuan daging lalu kita melayani Tuhan, suatu kali nanti ada kejemuan dan rasa bosan dalam melayani Tuhan.

Tanda 5 gadis bodoh: tanpa persediaan minyak = pas-pasan, not reserve.
Tanda gadis 5 bijaksana: kelimpahan dalam persediaan minyak. Ada di dalam kelimpahan, yaitu persediaan minyak.
Oleh sebab itu jangan keluar dari tempat kudus, supaya jangan melanggar kekudusan tempat kudus Allah, sebab minyak urapan ada di atas kepala, menandakan bahwa saya dan saudara dikhususkan oleh Tuhan.
Itu kelimpahan minyak; selalu berjaga-jaga.

Supaya kita tidak binasa, kita perhatikan...
Jalan keluarnya.
Keluaran 26: 36-37
(26:36) Juga haruslah kaubuat tirai untuk pintu kemah itu dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: tenunan yang berwarna-warna.
(26:37) Haruslah kaubuat lima tiang dari kayu penaga untuk tirai itu dan kausalutlah itu dengan emas, dengan ada kaitannya dari emas, dan untuk itu haruslah kautuang lima alas dari tembaga."

Memperhatikan perintah Allah yaitu dalam hal membuat pintu kemah; diawali dengan bertobat, dibaptis air, sampai nanti MENERIMA BAPTISAN ROH KUDUS.

Kemudian ...
Keluaran 36: 37-38
(36:37) Juga dibuat oranglah tirai untuk pintu kemah itu dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: tenunan yang berwarna-warna;
(36:38) dan kelima tiangnya dengan kaitan untuk tiang itu; disalutlah ujungnya dan penyambung-penyambungnya dengan emas, dan kelima alasnya itu adalah dari tembaga.

Di sini kita melihat; membuat pintu kemah dengan lima tiang untuk menyangga kain dengan empat warna.

Dalam Keluaran 26: 36-37, di situ suatu PERINTAH yang tidak boleh diabaikan yaitu membuat pintu kemah, mulai dari bertobat, kemudian dibaptis air lalu menerima BAPTISAN ROH.
Kemudian dalam Keluaran 36: 37-38, di situ ada suatu PELAKSANAAN dari perintah Tuhan untuk membuat pintu kemah dengan lima tiang untuk menyangga kain dengan empat warna.

Tetapi kita lihat dulu ...
Keluaran 32: 28
(32:28) Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.

Karena penyelewengan di mana emas dipersembahkan untuk membuat patung lembu emas tuangan.
Akibatnya; tiga ribu orang tewas. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Jadi, mau tidak mau, berarti ada suatu keharusan. Setelah menerima perintah Allah untuk membuat pintu kemah, maka harus dilanjutkan untuk melaksanakan di dalam pembuatan pintu kemah di dalam Keluaran 36: 37-38, kalau tidak, dari bangsa Israel, tiga ribu orang tewas.
Seharusnya emas yang mereka bawa dari Mesir itu, serta kekayaan yang lain dari Mesir itu termasuk lembu sapi, kambing domba, harus dibawa, karena Musa sendiri tidak mengizinkan segala binatang tinggal di Mesir, karena binatang itu nanti digunakan sebagai korban dan persembahan, termasuk emas, dan perak, serta yang lain-lain, juga itu nanti digunakan untuk pembangunan Tabernakel.
Tetapi kenyataannya, antara perintah dan pelaksanaan diselingi dengan kejatuhan, ikatan berhala, akhirnya tewaslah tiga ribu orang. Jangan sampai hal yang seperti ini menimpa kita semua.
Maka, mau tidak mau setelah kita dengar perintah Tuhan, kita laksanakan.
Keluaran 26 mendengar perintah. Keluaran 36, melakukannya, supaya tidak tewas, tidak binasa.

Kembali kita membaca ...
Keluaran 36: 37-38
(36:37) Juga dibuat oranglah tirai untuk pintu kemah itu dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: tenunan yang berwarna-warna;
(36:38) dan kelima tiangnya dengan kaitan untuk tiang itu; disalutlah ujungnya dan penyambung-penyambungnya dengan emas, dan kelima alasnya itu adalah dari tembaga.

Membuat pintu kemah dimulai dengan empat kain dengan empat warna, kemudian disanggah oleh lima tiang.
Itu harus terjadi. Dimana lima tiang ini telah dilapisi dengan emas. Oleh sebab itu tidak boleh menyalahgunakan kekayaan sorgawi, tidak boleh diselewengkan kepada ikatan berhala, selain untuk menopang pekerjaan Tuhan.

Lima tiang menyanggah kain ungu, kain ungu muda, kain merah dan kain putih/lenan halus, untuk menyanggah pekerjaan Tuhan. Empat warna ini terlihat dari pekerjaan Yesus sebagai Imam Besar. Itu sebabnya tadi saya katakan, bahwa emas itu digunakan untuk menyanggah, menopang pekerjaan Tuhan, jangan menyalahgunakan, jangan diselewengkan.
Sedangkan kain tirai dengan empat warna ini, kaitannya adalah; tentang PEKERJAAN YESUS SEBAGAI IMAM BESAR.
-          Warna ungu -> keagungan dan kemuliaan Yesus sebagai Raja.
Dia Raja, besar, tetapi Tuhan juga jadikan kita raja-raja di bumi ini. Kalau berbicara tentang kerajaan, itu di dalamnya pasti ada kebenaran. Dia Raja, sekaligus juga untuk menjangkau pribadi atau orang-orang yang ada di tempat tinggi, raja-raja.
-          Warna biru -> pelayanan Yesus sebagai hamba.
Yesus juga menjangkau kehidupan yang berada di dalam kerendahan, Dia menjangkau di tempat yang tinggi (raja-raja), juga menjangkau mereka yang berada di tempat yang rendah -> hamba.
Kalau hamba, berarti pelayan Tuhan. Yang terbesar hendaklah menjadi yang termuda, pemimpin menjadi pelayan = posisi terendah.
Dalam bahasa Yunani, hamba itu dulous, artinya; tidak ada hak untuk dirinya selain tuannya. Dengan demikian Dia dapat menjangkau kehidupan yang hina, yaitu orang yang berada di tempat yang terendah.
-          Warna merah (kirmizi) -> sengsara Yesus sebagai manusia.
Untuk menjangkau manusia, maka Yesus harus di dalam sengsara-Nya di atas kayu salib. Dia harus menjadi manusia, taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
-          Kain lenan (warna putih) -> keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Yesus itu adil, apa buktinya? Dia tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain.
Bukti yang kedua; Yesus tetap dalam kesabaran-Nya untuk menyatakan kasih karunia-Nya.
Sesungguhnya kita ini adalah orang yang berdosa, tetapi sampai hari ini Tuhan menunjukkan keadilan-Nya kepada kita, Tuhan memberi kesempatan bagi kita untuk hidup dalam kasih karunia, inilah masa kesabaran-Nya bagi kita semua.

Inilah pekerjaan dari pada Imam Besar, maka lima tiang harus menyangga empat kain dengan empat warna tadi. Sebab itu, harta sorgawi, itulah emas tidak boleh disalahgunakan, tidak boleh dipersembahkan untuk berhala, supaya tidak mengalami kebinasaan.

Kita lihat dulu kitab Rut.
Rut 1: 1-2
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
(1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.

Di sini kita melihat; satu keluarga meninggalkan Betlehem-Efrata lalu pergi ke Moab dan menetap di sana.
Betlehem, itu artinya rumah roti = ada di dalam Tuhan dalam susunan Tabernakel pada Ruangan Suci. Sementara Moab = bangsa kafir = di luar pintu kemah. Bukan saja di luar pintu kemah, tetapi di luar pintu gerbang = binasa.
Berarti Naomi tinggal menunggu waktu ajalnya. Tetapi yang pasti, kita sudah melihat tadi jalan keluarnya, kita harus membuat pintu kemah. Setelah menerima perintah untuk membuat pintu kemah, selanjutnya kita kerjakan, diawali dengan bertobat, dibaptis air sampai menerima baptisan Roh, ada usaha untuk melepaskan diri dari tabiat daging, melepaskan diri dari ibadah Taurat, ibadah lahiriah yang penuh dengan aturan-aturan.
Kalau tidak, tinggal menunggu ajalnya seperti Naomi kalau ia tidak bertobat (kembali kepada Tuhan).
-         Betlehem = Rumah roti.
-         Yehuda -> imamat rajani = ibadah pelayanan.
Meninggalkan Betlehem-Yehuda, artinya, meninggalkan rumah roti, dan meninggalkan, ibadah dan pelayanan.
Hanya soal makan, minum, dan hal-hal yang lahiriah. Akhirnya berada di luar pintu kemah, tinggal tunggu ajal, tetapi bagi kita, dengar perintah untuk membuat pintu kemah dan kerjakan.

Filipi 3: 1
(3:1) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.

Dengan perintah untuk dilakukan, sampai kita betul-betul dipastikan untuk membuat pintu kemah dan kita diselamatkan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment