KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, February 7, 2018

IBADAH DOA PENYEMBAHAN 17 JANUARI 2018


IBADAH DOA PENYEMBAHAN 17 JANUARI 2018
(Seri  137)

Subtema: KORBAN PENDAMAIAN.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, kita patut bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan masih izinkan kita untuk memelihara dan mengusahakan ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini, terkhusus malam ini lewat ibadah doa penyembahan.
Sebelum membawa hidup kita rendah dibawah kaki salib Tuhan, terlebih dahulu kita perhatikan firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan, dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose pasal satu ayat 29, ayat yang terakhir dari pasal 1, dan kiranya di minggu yang akan datang kita boleh menikmati kemurahan Tuhan dari Kolose pasal 2.

Kolose 1:29
(1:29) Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.

Rasul Paulus berusaha bahkan bergumul dalam hal memberitakan pribadi Yesus Kristus yang disalibkan. Jadi, nasihat dan ajaran Rasul Paulus kepada tiap-tiap orang topiknya adalah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
Sebetulnya berita ini suatu batu sandungan untuk orang-orang Yahudi dan suatu kebodohan untuk orang-orang yang bukan Yahudi, sesuai dengan 1 Korintus 1:22-24.
Tetapi dalam hal ini Rasul Paulus tetap berusaha, berjuang, bahkan bergumul untuk memberitakan pribadi Yesus Kristus yang disalibkan itu.

2 Korintus 5:18-20
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

Sebagai seorang utusan Tuhan kepada Rasul Paulus dipercayakan pelayanan pendamaian atau berita pendamaian, yaitu berita tentang Kristus yang disalibkan itu.
Itu sebabnya, nasihat dan ajaran Rasul Paulus kepada tiap-tiap orang topiknya adalah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan itu.

2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Dia yang benar dijadikan dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Kesimpulannya; menjadi korban untuk membenarkan orang lain.


Ibrani 7:25-27
(7:25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
(7:26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
(7:27) yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
 
Tugas dari seorang Imam Besar ialah menjadi pengantara, berarti Ia harus mempersembahkan diri-Nya sebagai korban.

1 Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
(2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.

Yesus Kristus, Dialah Allah yang menjadi manusia, Dia ditetapkan menjadi pengantara antara Allah dan manusia.
Sebagai pengantara berarti Ia telah menyerahkan diri-Nya, sebagai tebusan bagi semua manusia.
Yang telah ditetapkan menjadi imam-imam di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini harus menjadi pendamaian dosa, harus mau jadi pengantara antara Allah dan manusia.

1 Timotius 2:7
(2:7) Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -- yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.

Untuk kesaksian itulah Rasul Paulus diutus atau ditetapkan sebagai pemberita dan Rasul (penginjil dan pengajar) untuk orang-orang yang bukan Yahudi, dia mengatakan itu dengan benar, tidak dusta.

Ibrani 5:1-2
(5:1) Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.
(5:2) Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,

Sebagai seorang imam besar, dipilih dari antara manusia, dan ditetapkan sebagai pengantara supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa sesamanya.

Kemudian, ia harus mengerti orang jahil, dan orang sesat = tidak tergembala.
Kalau kita sadar sebagai orang yang berdosa yang mendapat kemurahan, maka harus dengan rela menjadi pelayan pendamaian, membawa berita pendamaian = menjadi korban = mengerti orang lain.

Ibrani 4:14-15
(4:14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
(4:15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Sehingga sebagai Imam Besar Dia turut merasakan apa yang dialami oleh manusia (kelemahan-kelemahan kita), Dia sangat mengerti orang jahil, mengerti orang sesat, (tidak tergembala), hanya ketika Dia dicobai, ketika Dia harus menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, Ia tidak berbuat dosa. Itulah pribadi Yesus, Dialah Allah yang menjadi manusia.

Ibrani 2:18
(2:18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

Jadi, rumus untuk dapat menolong dan membenarkan orang lain adalah rela menjadi korban.
Orang yang tidak mau berkorban, ia tidak pernah merasakan penderitaan orang lain, bagaimana mungkin orang yang semacam ini dapat menolong orang lain?
Melayani tapi dalam keadaan tawar hati, tidak dapat merasakan apa yang dialami orang lain.

Kalau hanya mengerti diri sendiri, mengerti orang baik saja, berarti belum layak menjadi pengantara, belum layak menjadi pelayan pendamaian atau membawa berita pendamaian.
Kalau hanya mengerti diri sendiri tidak mengerti orang lain = menggemukkan diri, resikonya nanti batang lehernya patah, tidak ada lagi persekutuan yang indah dengan Tuhan = tanpa penyerahan = tanpa penyembahan.
Tetapi, saudara sendiri melihat kita sedang berjuang untuk itu, di dalam kekurangan kita belajar untuk memberi, kita memberi bukan dari kelebihan yang kita punya, kita memberi dari segala kekurangan, karena kita telah ditetapkan untuk menjadi pengantara, untuk selama-lamanya di hadapan Tuhan.
Sekali lagi, rumus untuk menolong dan membenarkan orang lain adalah terlebih dahulu menderita karena pencobaan, dengan demikian ia dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, mengerti orang jahil, mengerti orang yang sesat. Kalau tidak mau jadi korban, orang yang semacam ini tidak akan pernah mengerti orang lain, sebaliknya ia lebih suka memperhatikan dirinya dan mengorbankan orang lain.
Jangan lari dari tanggung jawab, jangan bebankan tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan kepada orang lain, supaya kita dipercaya untuk membawa berita pendamaian ini, dimanapun kita diutus oleh Tuhan.

Ibrani 2:16-17
(2:16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
(2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

Yesus Dia Allah yang menjadi manusia, tujuannya, supaya Ia menjadi Imam Besar, karena dengan demikianlah Dia dapat merasakan, Dia mengerti orang jahil, Dia mengerti orang sesat.
Darah Yesus tercurah bukan untuk malaikat, sebab roh tidak memerlukan darah, yang membutuhkan korban Kristus adalah orang sesat, orang jahil, orang yang berdosa.

Sebagai Imam Besar:
-     Ia menaruh belas kasihan kepada kita (kepada manusia).
Ia sangat mengerti orang jahil, Ia sangat mengerti orang sesat.
-     Ia setia kepada Allah untuk menjadi pengantara.
Dua hal ini sangat penting untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Sebab itu adalah syarat untuk menjadi imam/pelayan Tuhan.

Lebih jauh...
Ibrani 7:24-26
(7:24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.
(7:25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
(7:26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,


Yesus Kristus ditetapkan sebagai Imam Besar untuk selama-lamanya, maka imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain, pengorbanan-Nya tidak dapat diwakilkan oleh siapapun.

Yang pertama.
-         Ia saleh, berarti jujur (tampil apa adanya), dan takut akan Tuhan.
-         Tanpa salah, berarti tidak perbuatan atau tindakan yang sifatnya menyakiti hati Tuhan.
-         Tanpa noda, berarti tidak dipengaruhi dosa = tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci.
-         Terpisah dari orang yang berdosa.
Jadi, wajar saja korban-Nya tidak dapat diwakilkan oleh siapapun.
Yang kedua.
Lebih tinggi dari tingkat-tingkat sorga.

Ibrani 4:14
(4:14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Yesus Kristus, Dia Imam Besar Agung, Ia telah melintasi semua langit, berarti betul-betul Ia lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga.
Saudaraku, dalam kesempatan, ibadah raya minggu, saya pernah mengatakan; “Seindah indah dan semewah-mewahnya kerajaan sorga, tidak ada artinya jika suatu takhta tidak ada di dalamnya. Sebab Ia lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga = Ia telah melintasi semua langit.
Langit = cakrawala = takhta Allah.
Sebetulnya, ini berbicara tentang kebenaran yang sejati -> pada salib, sebab di luar salib tidak ada lagi kebenaran.

Ibrani 9:11
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --

Sekarang kita mempunyai Imam Besar Agung, yang lebih tinggi dari tingkat-tingkat sorga, sebab Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, tubuh-Nya sendiri yang Ia persembahkan sebagai korban dan persembahan di atas kayu salib, untuk menebus dosa manusia.

Maka di muka tadi sudah saya katakan, kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar salib tidak ada kebenaran.

Ibrani 10:20
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

Tabir -> pribadi Yesus Kristus yang telah mengalami perobekan, penyaliban terhadap daging dengan sempurna.
Kebenaran dari salib lebih tinggi dari tingkap-tingkap sorga, dan lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia (kebenaran diri sendiri).

Ibrani 12:20
(12:20) sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: "Bahkan jika binatang pun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu."

Pelayanan imamat Lewi tidak sempurna, sebab jika binatang menyentuh gunung itu harus dilempari dengan batu.
Dilempari dengan batu, artinya; kejahatan dibalas kejahatan, tidak diberi kesempatan untuk berubah.
Tetapi puji Tuhan kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, Yesus Kristus, Dia sangat mengerti orang jahil dan orang sesat dia merasakan kelemahan-kelemahan kita.

Ibrani 12:21
(12:21) Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar."

Akan ada suatu pemandangan yang sangat mengerikan kalau melayani menurut imamat Lewi karena berada di bawah pengaruh hukum Taurat , yaitu: “Mata ganti mata, gigi ganti gigi” = kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Menakutkan sekali dan kita tentu gemetar karena tidak ada jaminan untuk memperoleh penebusan dosa, ibadah seperti ini sangat mengkhawatirkan, karena tanpa jaminan.
Kita dipanggil oleh karena darah Yesus, maka kita juga harus berpadanan dengan panggilan itu, menghargai korban Kristus, selanjutnya dipilih untuk melayani Dia.
Orang yang sudah merasakan kemurahan Tuhan, tidak boleh egois, melainkan murah hati.

Ibrani 12:22-24
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
(12:23) dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
(12:24) dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.

Kita patut bersyukur, sebab kita memiliki Imam Besar Agung, yang menjadi pengantara Perjanjian Baru, darah-Nya lebih kuat dari pada darah Habel, yang berkuasa menempatkan kita di gunung Sion.

Persamaan berada di gunung Sion, antara lain:
-         Kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah.
-         Kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga.
-         Kepada Allah, yang menghakimi semua orang.
-         Kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna.
-         Kepada Yesus, pengantara Perjanjian Baru.
-         Kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Pendeknya, berada di bukit Sion menunjukkan bahwa kita menjadi milik kepunyaan Allah. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment