KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, August 25, 2019

IBADAH KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS (RAYA MINGGU), 21 APRIL 2019




IBADAH KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS (RAYA MINGGU), 21 APRIL 2019

KITAB WAHYU
(Seri: 91)

Subtema: FIRMAN MENJADI DAGING DIMETERAIKAN OLEH ROH KUDUS, ITULAH SUASANA KEBANGKITAN

Shalom.
Selamat sore, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Kita bersyukur kepada Tuhan, Yesus telah mati dan bangkit pada hari yang ketiga, dan sore ini kita boleh berada dalam suasana kebangkitan lewat Ibadah Raya Minggu yang sekaligus disertai dengan perjamuan suci.
Biarlah kiranya suasana kebangkitan itu menyatu dengan hidup kita masing-masing, ibadah pelayanan, nikah dan rumah tangga kita, sehingga pengikutan dan ibadah pelayanan kita bukan ibadah pelayanan yang palsu, karena kalau kita satu di dalam kematian yang benar, kita juga akan satu dalam kebangkitan yang benar.
Dan saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya. Oleh sebab itu, kita mohon kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita.

Segera kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu 10:3B
(10:3) dan ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.

“Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.”
Kesimpulannya, di dalam kitab Wahyu ada tujuh kali bunyi guruh menderuh terdengar, yaitu:
1.  Wahyu 4:5.
2.  Wahyu 8:5.
3.  Wahyu 10:3B.
4.  Wahyu 11:19.
5.  Wahyu 14:2.
6.  Wahyu 16:18.
7.  Wahyu 19:6.

Tentang: BUNYI GURUH YANG KETUJUH (Seri 6)
Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Suara himpunan besar orang banyak seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.”
Demikianlah deru guruh yang ketujuh terdengar sebagai deru guruh yang terakhir.

Deru guruh yang hebat ini dibagi atas dua bagian:
-     Yang pertama: Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.”
-     Yang kedua: “Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.”

Dari seruan yang kedua ini kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa: Gereja Tuhan atau sidang mempelai Tuhan telah keluar atau telah melewati sebuah perjalanan panjang yang penuh perjuangan, untuk selanjutnya bersukacita dan bersorak-sorai memuliakan Dia, karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba dan pengantin-Nya telah siap sedia. Sebab memang, akhir dari perjalanan rohani (ibadah pelayanan) kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba.

Sejenak kita akan melihat;
Tahap demi tahap jalan-jalan yang harus dilalui tersebut.
Amsal 30:17
(30:17) Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali.

Menolak Pengajaran Mempelai akan “dipatuk gagak lembah” dan “dimakan anak rajawali.”
-     Dipatuk gagak lembah -> orang yang terikat dengan perkara-perkara lahiriah atau perkara-perkara di bawah (bumi).
-     Dimakan anak rajawali -> orang yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat.
Berarti, gereja Tuhan harus tetap berada pada jalur khusus, untuk melewati tahap demi tahap jalan yang ditentukan, tidak boleh keluar atau menyimpang dari sana hanya karena perkara lahiriah dan keinginan-keinginan daging yang jahat.

Itu sebabnya, tadi saya katakan, bahwa; perjalanan yang dialami oleh sidang mempelai wanita Tuhan itu adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan perjuangan dengan tingkat kesulitan yang luar biasa, tetapi pada akhirnya pada saat mereka keluar dari jalur itu, mereka boleh merasakan suasana pesta.
Akhir dari sebuah pelayanan (perjalanan rohani) kita di atas muka bumi ini bukan soal berkat-berkat, bukan soal yang hebat-hebat dalam hal yang lahiriah, bukan soal yang mewah-mewah, tetapi akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba.
Hal ini harus dimengerti dengan sungguh-sungguh supaya kita juga menjalankan ibadah ini dengan sungguh-sungguh, bukan dijalankan dengan ibadah lahiriah (ibadah Taurat) yang tidak mengandung janji.

Amsal 30:18-19
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: (30:19) jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

Sesuai dengan pengakuan Salomo, ada tiga hal yang mengherankan, bahkan ada empat hal yang tidak dapat dimengerti oleh raja Salomo, yaitu:
1.   Jalan rajawali di udara.
2.   Jalan ular di atas cadas.
3.   Jalan kapal di tengah-tengah laut.
4.   Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

Salomo adalah seorang raja besar dan seorang raja yang kaya raya, oleh karena hikmat yang dia peroleh dari Tuhan. Namun bagi Salomo, jalan-jalan tersebut adalah hal yang sangat mengherankan dan hal yang tidak dapat dimengerti, sebab untuk melewati jalan-jalan tersebut memang tidak cukup hanya mengandalkan hikmat semata, tetapi yang terutama adalah penyerahan diri kepada Tuhan, kalau tidak akan mengalami nasib yang sama dengan bangsa Israel, mayat-mayat mereka bergelimpangan di padang gurun. Hanya dua pribadi yang sampai di tanah Kanaan, itulah Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, dan yang bersama-sama dengan mereka adalah orang-orang yang lahir di padang gurun itu sendiri.

HAL PERTAMA: Jalan rajawali di udara.
Rajawali menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja dan pemimpin yang memiliki kekuatan yang besar, yang bisa diteladani.
Demikian juga dengan pengikutan kita kepada Tuhan; jangan menjadi lemah, jangan mudah patah semangat, jangan mudah kecewa dan jangan tersandung atau bahkan menjadi batu sandungan, tetapi sebaliknya pengikutan kita kepada Tuhan semakin hari harus semakin kuat dan perkasa, seperti burung rajawali yang  terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya, dan itu telah dilukiskan oleh nabi Yesaya di dalam Yesaya 40:31.

HAL KEDUA: Jalan ular di atas cadas.
Berjalan di atas cadas, artinya; perjalanan salib, perjalanan penuh dengan bebatuan, itulah sengsara Yesus sebagai manusia.
Aniaya karena firman dan sengsara karena salib tidak boleh dihindari dan tidak boleh lari dari kenyataan, berarti; salib memang harus dipikul, dengan demikian yang dibutuhkan adalah penyerahan diri sepenuh.
Kemudian, perjalanan salib bersama dengan Tuhan harus ada wujud nyata yang dapat dilihat dan yang didengar, sesuai dengan apa yang dialami oleh Rasul Paulus dan sidang jemaat di Filipi, itu dituliskan di dalam Filipi 1:27-30.

Dua hal di atas telah saya jelaskan pada minggu-minggu yang lalu. Sekarang tibalah saatnya bagi kita untuk  memperhatikan penjelasan dari hal yang ketiga, yaitu; jalan kapal di tengah-tengah laut.
HAL KETIGA: JALAN KAPAL DI TENGAH-TENGAH LAUT.
Menunjukkan bahwa Yesus adalah HAMBA. Perjalanan pelayanan Yesus sebagai hamba bagaikan kapal yang berlayar di tengah-tengah lautan dunia dengan muatan penuh, yaitu segala perkara-perkara yang indah dari sorga.
Perlu untuk diketahui: tidak ada sesuatupun yang tidak indah di dalam diri Yesus.
Kapal yang sedang berlayar di tengah-tengah laut itu sedang mencari hati kita sebagai pelabuhan yang terbuka untuk bersandar bagi Dia, selanjutnya Tuhan akan mengijinkan kita untuk membongkar muatan itu untuk menjadi milik kita. Muatan itu tidak lain tidak bukan adalah firman Allah yang menjadikan kita berkenan dan berharga, bahkan mulia di hadapan Tuhan.

Mazmur 19:10-11
(19:10) Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, (19:11) lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.

Hukum-hukum Tuhan (firman Tuhan) itu benar, adil semuanya, lebih indah dari emas, bahkan lebih indah dari emas tua.
Kalau seseorang menganggap bahwa emas tua (logam mulia) lebih indah dari firman Tuhan, lebih indah dari ibadah dan pelayanan, berarti dia belum mengenal Tuhan Yesus Kristus yang menciptakan langit bumi dan segala isinya, dan yang sudah memelihara kehidupannya, memberkati, membela kehidupannya, memberi umur panjang atas hidupnya.
Jadi intinya; firman Allah itu adil dan benar, dan firman Allah itu lebih indah dari logam mulia (emas tua) mulia.

Oleh sebab itu, jadilah syahbandar yang bijaksana untuk memiliki kekayaan sorgawi, itulah firman Allah yang berkuasa untuk menjadikan hidup kita indah dan berharga. Jadilah pelabuhan yang terbuka, sehingga nanti Tuhan bersandar dan kita siap membongkar muatan, yaitu kekayaan sorgawi, itulah firman Allah yang lebih indah dari logam mulia.

Ibrani 1:1
(1:1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,

Zaman dahulu, Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang bangsa Israel dengan perantaraan nabi-nabi.
-    Kata “berulang kali” menunjukkan, bahwa; bangsa Israel juga berulang-ulang kali di dalam hal melakukan kesalahan. Andaikata mereka tidak berulang-ulang di dalam hal melakukan kesalahan, tidak mungkin Allah berfirman berulang-ulang berfirman dengan perantara para nabi-nabi.
-    Kemudian kalimat “dalam pelbagai cara” menunjukkan, bahwa; sesungguhnya Allah berupaya untuk membujuk bangsa Israel supaya cepat-cepat berubah, jangan keras hati.
Namun bangsa Israel tetap saja berulang-ulang dalam hal melakukan kesalahan, mereka keras hati bahkan tegar tengkuk, tidak mau menundukkan diri di hadapan Tuhan.

Lebih jauh kita melihat firman Allah yang indah ini di dalam ayat 2-4.
Ibrani 1:2-4
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, (1:4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.

Pada zaman akhir ini, “Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas pada zaman dahulu, yaitu pada zaman para nabi-nabi.
Singkatnya; setelah Ia menyelesaikan pekerjaan-Nya, Ia duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahabesar di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari para malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama malaikat-malaikat.

Sedangkan pada ayat 2; di zaman akhir ini Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, sebab Yesus, Anak Allah adalah firman Allah yang begitu indah. Firman Allah itu besar dan adil, kemudian lebih indah dari emas tua.
Kalau nama-Nya lebih indah maka firman Allah itu juga akan menjadikan kita indah bahkan lebih indah dari para malaikat.
Sesungguhnya manusia jauh lebih berharga dari pada malaikat, apa buktinya? Kalau malaikat salah, langsung menjadi Setan yang disimpan di dalam gua-gua. Tetapi coba saudara renungkan; berapa kali kita berbuat salah? Berapa banyak kita berbuat dosa? Ada dosa yang disengaja, ada dosa yang tidak disengaja, tetapi sampai detik ini, Tuhan masih menyatakan kemurahan-Nya, Tuhan buka pintu lebar-lebar dan memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat, sebab Tuhan rindu untuk menjadikan kita menjadi suatu kehidupan yang lebih indah dari pada para malaikat lewat kuasa firman Allah.

Tidak ada sesuatu yang tidak indah di dalam diri Yesus, Dia firman Allah yang indah, Dia adalah hamba (utusan) yang sedang membawa kekayaan sorgawi, persis seperti kapal yang sedang berlayar di tengah-tengah lautan. Oleh sebab itu, jadilah syahbandar yang bijaksana, maksudnya bukalah hati lebar-lebar untuk menjadi pelabuhan tempat Tuhan bersandar, selanjutnya membongkar muatan, untuk menjadi bagian kita (milik kita), supaya kita menjadi indah oleh firman Allah yang indah.

Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

“Pada mulanya adalah Firman; dan Firman itu adalah Allah”
Firman Allah di sini masih dalam bentuk logos, yaitu huruf-huruf yang pernah ditulis pada dua loh batu dan pada setiap lembaran-lembaran dari gulungan kitab itu sendiri.

Yohanes 1:!4
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita”, berarti; dari logos sudah menjadi rema.
Pendeknya; firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik di dalam hati kita.

Lebih rinci kita melihat perkara ini di dalam 2 Korintus 3.
2 Korintus 3:6
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru tidak terdiri dari hukum yang tertulis atau huruf yang tertulis pada dua loh batu dan lembaran-lembaran dari gulungan kitab, tetapi dari Roh.
Perlu untuk diketahui: huruf-huruf yang tertulis mematikan tetapi Roh menghidupkan, inilah suasana kebangkitan itu. Jadi, kalau firman itu dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik pada hati kita, itulah yang disebut suasana kebangkitan Yesus Kristus.

Pelayanan tubuh itu mematikan, seperti huruf yang tertulis pada dua loh batu itu mematikan.  Jadi sekalipun hati kita terharu saat mendengar firman, bahkan sampai meneteskan air mata, tetapi kalau firman itu tidak ditindak lanjuti, tidak di followup, sampai mendarah daging disebut dengan pelayanan tubuh (mematikan).

Roma 8:2
(8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.

Roh yang memberi hidup, telah memerdekakan kita dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut (hukum Taurat).
Hukum Taurat itu tidak memberi kebebasan, tidak memberi kemerdekaan, tidak membawa kita dalam suasana kebangkitan, disebut pelayanan tubuh.

Jadi, kalau hanya datang, duduk diam dengar firman Tuhan, lalu firman itu diabaikan, itulah yang disebut pelayanan tubuh, itu mematikan.
Jangan sekarang saudara menganggap merdeka karena tidak ada penghukuman. Kalau sekarang kita menolak koreksi firman, nanti firman yang sama akan menghukum, yaitu sebilah pedang tajam yang keluar dari mulut si penunggang kuda putih itu.

Roma 8:3-4
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, (8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Hukum Taurat tidak berkuasa untuk membebaskan kita dari dosa dan maut, sebab hukum Taurat lemah terhadap daging. Oleh sebab itu, Allah mengutus Anak-Nya dalam bentuk daging, serupa dengan daging, karena memang daging itu telah dikuasai dosa karena dosa. Selanjutnya Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, itulah pribadi Yesus yang disalibkan. Jadi, Yesus disalibkan untuk menerima hukuman karena dosa dalam daging.
Tujuannya: supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita yang tidak hidup menurut daging tetapi menurut Roh, yaitu firman Allah telah dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam hati kita masing-masing.

Tadi kita sudah melihat peristiwa dalam Ibrani 1:1, Allah berulang kali bahkan dalam pelbagai cara berfirman kepada nenek moyang bangsa Israel dengan perantaraan para nabi. Mengapa demikian? Karena bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan.
Hukum Taurat tidak berkuasa untuk membebaskan kita dari hukum dosa dan hukum maut, oleh sebab itu,  Tuhan mengutus Anak-Nya yang tunggal (Allah berfirman dengan perantaraan Anak-Nya yang tunggal), untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya yang belum tuntas, yaitu menggenapi hukum Taurat di dalam diri kita, dengan kata lain firman Allah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, ditukik dalam hati kita masing-masing, inilah suasana kebangkitan.

Roma 8:10
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.

Tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
Hidup ini terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, kemudian hati, pikiran dan perasaan, oleh sebab itu biarlah kiranya roh kita ini dikuasai kebenaran.

Roma 8:11
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Roh Allah yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati dan akan menghidupkan juga tubuh yang fana itu oleh Roh-Nya yang diam di dalam kita masing-masing, dengan demikian kita ada di dalam suasana kebangkitan, dengan catatan firman itu menjadi daging karena dimeteraikan oleh Roh Kudus.

Oleh sebab itu, jangan kita menganggap kecil pemberitaan firman Tuhan, atau saya tambahkan sedikit lagi; sekalipun hati menjadi terharu yang disertai dengan tangisan setelah mendengar firman Allah, tetapi kalau firman Allah itu tidak ditindaklanjuti segera (firman Allah tidak menjadi daging), disebut dengan pelayanan tubuh, itu mematikan.
Yang terpenting ialah logos menjadi rhema, firman itu menjadi daging dimeteraikan oleh Roh Kudus, itu suasana kebangkitan.

Dampak positif bila firman menjadi daging:
Ibrani 1:2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Bila firman menjadi daging, dampak positifnya ada dua yaitu:
1.   Berkuasa menjadikan alam semesta.
2.   Berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap dosa.

Mari kita simak tentang perkara di atas dimulai dari yang pertama..
Tentang: FIRMAN ALLAH MENJADIKAN ALAM SEMESTA.
Artinya; yang tidak ada menjadi ada oleh kuasa firman Allah.
Dahulu saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kuasa firman, saya tidak mengerti bagaimana firman mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Itu yang seringkali saya pertanyakan, padahal sejak lahir saya sudah menjadi orang Kristen.
Tetapi kini saya mengerti, karena apa? Karena saya mau membuka hati untuk firman. Saya belajar untuk terus menyelami isi hati Tuhan, lalu semakin hari semakin mengerti isi hati Tuhan, semakin hari semakin mengerti rencana-Nya, semakin hari semakin mengerti apa tuntutan firman oleh kuasa-Nya yang ajaib.

Ibadah dan pelayanan ini tidak bisa saya adakan sendiri dengan kekuatan saya, tetapi semua yang ada ini diadakan oleh firman Allah sehingga dari yang tidak ada menjadi ada.

Sesuai dengan Kejadian 1:1-30, Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya oleh kuasa firman Allah, bukan karena siapa-siapa.
Kejadian 1:31
(1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

“Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
Jadi, firman Allah itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada dan apa yang diciptakan-Nya itu sungguh amat baik, supaya kehidupan kita menjadi indah. Tidak ada sesuatu yang tidak indah di dalam diri Yesus.
Sebelum mengenal firman Allah, kehidupan kita ini tidak indah, kotor, hina, buram, tetapi firman Allah berkuasa menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Dan setelah Tuhan ciptakan segala sesuatu itu, Allah melihat semua baik, semua menjadi indah.

Bukan hanya alam semesta dan segala isinya yang Tuhan jadikan indah. Sekarang kita perhatikan ayat 7.
Kejadian 2:7
(2:7) ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Kemudian Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah (dari segumpal tanah liat). Setelah dibentuk dari kepala, mata, sampai ujung kaki dibentuk, tetapi manusia itu belum hidup.  Ini sama artinya pelayanan tubuh, sama artinya huruf-huruf tertulis pada loh-loh batu atau pada gulungan kitab, belum dalam suasana kebangkitan.
Tetapi setelah dibentuk dari debu tanah, selanjutnya Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada, Roh Tuhan menghidupkan apa yang sudah dibentuk, inilah suasana kebangkitan.
Tuhan melihat semua amat baik, semua indah. Hasil karya dari firman Allah tidak ada yang tidak indah, tidak ada yang tidak baik.

Wujud yang tidak ada menjadi ada, dalam Perjanjian Baru.
Roma 4:17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

Upah dosa adalah maut, tetapi firman itu dapat menyelesaikan segala perkara, segala dosa, sebab kuasa firman Allah adalah menghidupkan yang mati, kemudian firman Allah itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Manusia tidak akan bisa melepaskan dirinya dari dosa (maut) dengan intelektual dan dengan pengertian yang dia miliki, kalau dia tidak mengerti firman.
Sebab firman Allah berkuasa:
-    Menghidupkan yang mati.
-    Menjadikan yang tidak ada menjadi ada.

Roma 4:18-19
(4:18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.

Allah telah menetapkan Abraham menjadi bapa banyak bangsa. Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui dua hal:
1.   Umurnya sudah tua, badannya sudah lemah dengan lain kata mati pucuk (istilah medis: lemah sawat).
2.   Isterinya Sara sudah mandul, rahimnya sudah tertutup.
Jadi memang, tidak ada dasar untuk berharap, tetapi dia tetap berharap dan percaya bahwa firman Allah sangat berkuasa untuk menjadikan yang tidak ada menjadi ada, dengan syarat; iman tidak menjadi goyah.
Dalam keadaan susah, dalam keadaan sesulit apapun, iman jangan menjadi goyah. Pengikutan kita jangan menjadi goyah karena kesusahan sedikit.
Pengalaman kematian itu tiga hari, tidak lama-lama, yang bikin lama adalah daging bersuara, tidak mati-mati. Yang benar ialah; cepat mati cepat bangkit.

Roma 4:20-21
(4:20) Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, (4:21) dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

Terhadap janji Allah, Abraham tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

Kita ini adalah keturunan dari bapa Abraham. Kalau kita adalah keturunan bapa Abraham, biarlah kita mengikuti iman dari bapa Abraham sebab like son like father.
Bapa kita adalah Abraham, bapa orang percaya. Jangan hanya melihat besarnya dia, tetapi kita harus melihat iman dari bapa Abraham. Imannya tidak menjadi goyah walaupun sebetulnya tidak ada dasar untuk menjadi bapa orang banyak, banyak segala bangsa.

Saya sedikit bersaksi: Pertama Tuhan utus saya ke provinsi Banten, saya tidak mengerti kondisi pelayanan di provinsi Banten, apakah memang bebas beribadah atau tidak. Setelah saya masuk ke provinsi Banten ini, saya melihat suasananya tidak seperti yang saya bayangkan; untuk berkumpul dua tiga orang saja susah, apalagi beribadah, terkhusus di Cilegon.
Saya sempat bertanya-tanya kepada Tuhan: “Tuhan, Engkau utus saya ke Cilegon mau apa? Tidak ada siapa-siapa yang harus saya layani di sini.” Tetapi iman saya tidak menjadi lemah, setiap hari saya harus berjalan kaki berkilo-kilo bahkan puluhan kilo, tanpa satu orangpun terkadang saya jumpai, tetapi saya harus jalan kaki dari door to door, dari perumahan yang satu ke perumahan yang lain. Memang mustahil untuk mendirikan gereja, apalagi penggembalaan, tetapi iman saya tidak menjadi surut, tidak menjadi lemah, tidak goyah karena ketidakpercayaan, saya maju terus melangkah bersama dengan Tuhan.
Setiap hari saya berjalan kaki puluhan kilo disertai dengan air mata, yang menjadi saksi bisu dalam pelayanan saya di provinsi Banten. Kalau dalam jalanan sepi saya biarkan air mata menetes, setelah melewati tempat ramai saya langsung lepas kaca mata dan langsung hapus air mata, nanti lewati lagi tempat sepi saya kembali menangis, begitu saja setiap hari. Itu sebabnya kita boleh tergembala di tempat ini, karena hasil dari tetesan air mata.

Iman tidak menjadi goyah walau sesulit apapun, walau sesusah apapun, walau seperti apapun situasi kondisi dan keadaan yang ada, iman tidak menjadi goyah oleh karena ketidakpercayaan, tetap percaya bahwa Tuhan berkuasa untuk menepati janji-Nya karena firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada.

Dampak positif firman menjadi daging.
YANG KEDUA: BERKUASA UNTUK MENGADAKAN PENYUCIAN TERHADAP DOSA.
Saudaraku di dalam Efesus 5:25-26 dinyatakan bahwa: kita masing-masing disucikan oleh air dan firman, tujuannya; untuk menempatkan kita dihadapan-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu = kudus tidak bercela.
Jadi, firman yang banyak berkuasa mengadakan penyucian terhadap dosa, itulah pembukaan rahasia firman Allah.

Ibrani 1:3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Firman yang limpah itu disebut cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Kalau rahasia firman tersingkap, berkuasa untuk menyingkapkan segala yang terselubung, menyingkapkan rahasia yang terkandung di dalam hati, berkuasa untuk membongkar dosa dengan tuntas, sebab tidak ada seorangpun yang dapat melihat Allah tanpa kesucian.
Itulah dua dampak positif yang kita terima bila kita berada dalam suasana kebangkitan, di mana firman menjadi daging dimeteraikan oleh Roh Kudus. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment