KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, August 30, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 07 MEI 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 07 MEI 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 49)

Subtema: “TIGA KORBAN BINATANG DAN TIGA KETUL ROTI YANG TIDAK BERAGI”

Shalom saudaraku..
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita, memenuhi tempat ini lewat firman Allah yang sebentar akan kita terima dan kasih serta kemurahan Tuhan menjadi bagian kita sekaliannya. 
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, youtube, facebook, dimanapun anda berada di dalam maupun di luar negeri, kiranya Tuhan memberkati kita lewat pemberitaan firman Tuhan malam ini.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3:4.

Kolose 3:4
(3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Kalimat yang harus kita perhatikan pada ayat ini adalah; “Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” Singkatnya; Kristus adalah hidup kita, hidup semua orang, bukan yang lain-lain. Misalnya; harta, kekayaan, uang yang banyak, bisnis, usaha, pekerjaan, serta pendidikan yang tinggi. Sebab semuanya itu tidak bisa dijadikan sebagai pemimpin yang menjamin hidup manusia.

Efesus 1:22-23
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

Kristus telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala, sedangkan jemaat adalah tubuh-Nya.

Efesus 5:22-23
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Kristus adalah kepala jemaat, Dialah yang menyelamatkan tubuh. Jadi bukan harta yang banyak, bukan uang yang banyak, bukan pekerjaan, bukan kedudukan, jabatan, usaha, bisnis atau pendidikan yang tinggi, tetapi yang menyelamatkan tubuh adalah Kristus sebagai Kepala.

Efesus 5:24
(5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

Kalau memang Kristus adalah penyelamat tubuh maka kedudukan dari sidang jemaat sudah seharusnya berada di dalam tanda ketundukannya kepada Kristus sebagai Kepala. Oleh sebab itu layaklah kita mengucap syukur kepada Allah sebab Kristus telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala untuk menyelamatkan sidang jemaat sebagai tubuh. Sebab kita telah melihat di dalam Efesus 1:22; semua musuh sudah ditaruh di bawah kaki salib Tuhan, sebab itu kita patut bersyukur karena Allah sudah memberikan Kristus sebagai Kepala kepada jemaat.

Bukti bahwa Kristus adalah penyelamat tubuh..
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Kesimpulannya; Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat. Praktek Kristus mengasihi jemaat ada dua, yaitu:
Yang Pertama: MEMANDIKAN SIDANG JEMAAT DENGAN AIR DAN FIRMAN (Efesus 5:25-26).
Hal yang pertama ini telah saya sampaikan untuk beberapa sesi, dalam minggu-minggu yang lalu lewat Ibadah Doa Penyembahan tentunya.

Yang Kedua: MENGASUH DAN MERAWATI SIDANG JEMAAT (Efesus 5:28-29).
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika “sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.” Dengan demikian Rasul Paulus mengikuti contoh teladan dari Yesus Kristus di dalam hal mengasihi sidang jemaat. Ibu -> seorang gembala sidang, tugasnya; mengasuh dan merawati sidang jemaat Tuhan.
Jadi seorang gembala sidang yang sudah menerima jabatan gembala tugasnya tidak lain, tidak bukan adalah mengasuh dan merawati sidang jemaat. Jadi gembala sidang tidak hanya bisa kotbah, tetapi betul-betul memiliki roh untuk mengasuh, memiliki roh untuk merawati sidang jemaat.

1 Tesalonika 2:1-2
(2:1) Kamu sendiri pun memang tahu, saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia.
(2:2) Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.

Di sini kita melihat, Rasul Paulus tiba di Tesalonika, tujuannya adalah untuk memberitakan injil Allah. Untuk memberitakan injil Allah ini, Rasul Paulus penuh dengan perjuangan dan pergumulan yang berat sekali. Jemaat di Tesalonika mengetahui hal ikhwal ini (perjuangan dan pergumulan) dari Rasul Paulus ini sebab sebelum ia tiba di Tesalonika, dia sudah difitnah, dianiaya, dan dia sudah banyak menanggung penderitaan, tetapi oleh karena pertolongan Tuhan, Tuhan menyertai perjalanan Rasul Paulus sampai di Tesalonika untuk memberitakan injil Allah.

1 Tesalonika 2:3-4
(2:3) Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya. (2:4) Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.

Allah memberikan kepercayaan kepada Rasul Paulus untuk memberitakan injil kepada jemaat di Tesalonika karena ia dianggap layak. Dengan bukti; nasehat (pemberitaan injil Allah) dari Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika:
-    Tidak lahir dari kesesatan.
-    Tidak lahir dari maksud yang tidak murni.
-    Tidak disertai dengan tipu daya.
Pendeknya; Rasul Paulus dalam setiap nasehatnya kepada sidang jemaat di Tesalonika bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah sebab Allah yang menguji setiap hati manusia. 

1 Tesalonika 2:5-6
(2:5) Karena kami tidak pernah bermulut manis — hal itu kamu ketahui — dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi — Allah adalah saksi -- (2:6) juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.

Pertanggung jawaban Rasul Paulus di dalam hal menyukakan Allah di dalam pemberitaan injil:
a.   Tidak pernah bermulut manis.
    Saksinya; sidang jemaat di Tesalonika. Jadi sidang jemaat pasti mengetahui apakah gembala sidang itu membuat pemanis di dalam pemberitaaan firman Tuhan itu atau murni.
b.    Tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi.
    Saksinya adalah Allah sebab Dia yang menguji setiap hati manusia. Kalau hamba Tuhan melayani karena upah (uang), sidang jemaat memang mengetahui, tetapi Tuhan juga menguji setiap hati hamba Tuhan.
    Seorang pemimpin pujian jangan melayani karena ada maksud loba (upah), demikian juga pembaca firman Tuhan, singer, pemain musik, kolektan, multimedia, bahkan quire sekalipun, tidak boleh melayani karena maksud loba yang tersembunyi sebab Tuhan yang menajdi saksi setiap orang di dalam melayani Tuhan Yesus kristus.
c. Tidak pernah mencari pujian dari manusia.
    Saksinya adalah tidak menyalah gunakan kesempatan yang ada, tidak mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Kesempatan harus menjadi saksi untuk memuliakan Tuhan. Roh Tuhan yang menjadi saksinya.

Maka kita kembali lagi membaca..
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Demikianlah keberadaan dari Rasul Paulus di dalam mengasuh dan merawati sidang jemaat di Tesalonika. Maka tentu sidang jemaat berbangga hati dan bersyukur kepada Tuhan kalau hamba Tuhan melayani seperti keadaan dari Rasul Paulus; melayani tanpa upah, jujur, tidak ada sesuatu yang terselubung lagi.

1 Tesalonika 2:8
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.

Rasul Paulus bukan saja rela membagikan injil Allah namun juga rela mengorbankan dirinya sendiri bagi jemaat di Tesalonika. Jadi pelayanan dari Rasul Paulus di dalam pemberitaan injil Allah disertai dengan pengorbanan.
Dengan demikian, Rasul Paulus hidup di dalam tahbisan yang benar, yaitu memberitakan injil Allah dengan benar yang disertai dengan pengorbanan. Tahbisan yang benar adalah tahbisan kepada Allah, bukan untuk kepentingan diri, bukan untuk kepentingan satu golongan, bukan untuk kepentingan manusia. Tetapi tahbisan yang benar adalah tahbisan kepada Alah.

Ditahbiskan artinya;
1. Dijadikan suci (disucikan dan dikuduskan).
2. Diangkat (dipermuliakan).
3. Membaktikan diri bagi Allah.

Keluaran 29:1-2
(29:1) "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
(29:2) roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.

Jadi saudaraku, untuk tahbisan imam-imam, Allah menentukan dan menuntut tiga korban persembahan sebagai berikut:
a.         Tiga korban binatang.
b.         Tiga korban sajian.

Tentang: TIGA KORBAN BINATANG.
Semuanya menunjuk kepada korban Kristus.
1. Korban Lembu Jantan Muda.
     Ini adalah korban pendamaian dari Kristus untuk menghapus dan menyucikan dosa-dosa kita.

     2 Korintus 5:18-21
     (5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

     Yesus Kristus adalah seorang Imam Besar. Tugas dari seorang Imam Besar adalah menjadi pengantara antara Allah dengan manusia. Dengan lain kata, memperdamaikan manusia dengan Allah.
     Maka untuk membenarkan orang lain, seorang imam rela menjadi korban, itulah yang disebut dengan korban pendamaian. Semua yang disebut imam, mulai dari pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik, termasuk zangkoor, dia berdiri diantara manusia dengan Allah untuk memperdamaiakan manusia dengan Allah. Dimanapun kita berada, kita harus berdiri untuk pendamaian dosa manusia kepada Allah.

2. Korban Domba Jantan Pertama.
     Ini adalah korban penyerahan diri dari Kristus supaya oleh korban-Nya kitapun boleh menyerahkan segala kepentingan diri kita untuk taat kepada-Nya. Sebagaimana di dalam Filipi 2:4-8; sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya, dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
     Jadi penyerahan diri Yesus sebagai Anak Allah tujuannya adalah untuk taat kepada Bapa di sorga.
     Demikian juga saat ini kita menyerahkan diri kepada Tuhan untuk selanjutnya dipakai oleh Tuhan sebagai alat kemuliaan-Nya. Berarti; taat kepada Tuhan.

     Ibrani 5:7-9
     (5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. (5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
     (5:9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

     Yesus adalah Anak Allah, tetapi Dia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah di derita-Nya. Pendeknya; Yesus Anak Allah telah menyerahkan diri-Nya untuk taat kepada Bapa di sorga. Pada ayat 7 dapat kita bayangkan; Yesus sebagai Imam Besar sudah taat mengadakan pendamian dosa dengan begitu menderitanya dan begitu sengsaranya di atas kayu salib. Memang itulah keberadaan dari seorang imam.

3. Korban Domba Jantan Kedua.
     Ini adalah korban tahbisan Kristus supaya kitapun ditahbiskan oleh-Nya. Kristus telah ditahbiskan sebagai Imam Besar supaya kitapun ditahbiskan oleh Kristus sebagai imam-imam di bumi ini. Yesus adalah Tabernakel sejati maka kitapun harus mengikuti contoh teladan-Nya.

     Yohanes 17:18-19
     (17:18) Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; (17:19) dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.

     kita boleh ada di dunia, tetapi sikap (perbuatan) dan sifat (tabiat) tidak boleh sama dengan orang dunia. Baik perkataan, perbuatan, cara berpikir, bahkan cara berpakaian tidak boleh sama seperti orang dunai ini. Kalau diantara keluarga kita sifatnya masih duniawi maka kita tidak boleh mengikuti sifat keluarga yang disekitar kita. Imam itu dipanggil untuk mentahbiskan diri bagi Tuhan, untuk menyukakan hati Tuhan, bukan untuk kepentingan diri (golongan). Sama halnya seperti Rasul Paulus, dengan perjuangan dan pergumulan yang berat, akhirnya dia tiba di Tesalonika untuk memberitakan injil Allah dan untuk menyerahkan diri sebagai korban.
     Pada ayat 19; perkataan “Menguduskan” (Hagiazo) artinya; disucikan (ditahbiskan). Untuk apa ditahbiskan? Untuk melayani Tuhan, bukan untuk melayani diri sendiri, apalagi melayani dosa sebab kita ditahbiskan (dikuduskan) untuk melayani manusia berdosa.

Tentang: TIGA MACAM KORBAN SAJIAN (TIGA KETUL ROTI).

Kita kembali membaca..
Keluaran 29:2
(29:2) roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.

Tiga macam ketul roti, semuanya tidak beragi sebagai korban sajian (korban makanan), inilah yang ditentukan dan dituntut Allah dari imam-imam, yaitu:
1. Roti tidak beragi.
2. Roti bundar tidak beragi yang diolah dengan minyak.
3. Roti tipis tidak beragi yang diolesi dengan minyak.
Inilah tiga jenis roti sebagai korban sajian yang dituntut oleh Tuhan untuk dipersembahan kepada Tuhan.

Keluaran 29:23-24
(29:23) kauambillah juga satu keping roti, satu roti bundar yang berminyak dan satu roti tipis dari dalam bakul berisi roti yang tidak beragi, yang ada di hadapan TUHAN. (29:24) Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN.

Di sini kita perhatikan ada tiga macam korban sajian yang dituntut oleh Tuhan yaitu roti tidak beragi, roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak, serta roti tipis tidak beragi yang diolesi dengan minyak. Tiga ketul roti ini adalah roti yang tidak beragi. Semuanya itu harus ditaruh di atas telapak tangan Harun dan di telapak tangan anak-anaknya sebagai imam. Artinya; seorang hamba Tuhan harus berpegang dan menampilkan firman Allah yang murni, tidak dicampur dengan ragi.
Jadi di tangan seorang hamba Tuhan (gembala sidang) harus menampilkan firman Allah yang benar dan murni, tidak dicampur-campur dengan ragi.
Dalam 1 Korintus 5:6-8, dalam kesempatan persekutuan di Rantau Parapat, Duri, dan Kandis tentang Ragi, yang pertama; ragi yang lama, disebut dengan keburukan dan kejahatan.
Ada ragi secara khusus yaitu;
1.         Ragi orang Farisi yaitu kemunafikan, luar dalam tidak sama, kemudian mereka mengikuti ajaran manusia itulah adat istiadat dan oleh karena adat istiadat ini, mereka mengesampingkan firman Tuhan.
2.         Ragi Saduki yaitu tidak percaya dengan adanya kebangkitan sehingga mereka hanya memikirkan kawin dan mengawinkan.
3. Ragi Herodes yaitu seorang pembunuh, ia membunuh anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah di Betlehem, kemudian membunuh Yohanes Pembaptis serta membunuh Yakobus.
    Pendeknya; Ragi herodes adalah pembunuh.
Dalam suratan 1 Yohanes 3:15; “membenci sesama sama dengan dosa membunuh.” Jadi tiga ragi khusus yaitu;
1.         Kemunafikan.
2.         Kenajisan.
3.         Kebencian.
Kalau seorang hamba Tuhan melayani disertai dengan hal ini maka ditangannya ada roti, tetapi dicampur dengan ragi, itu sesuatu yang tidak diperbolehkan. Seharusnya di tangan dari para imam yang melayani Tuhan diletakkan tiga ketul roti yang tidak beragi sebagai unjukan di hadapan Tuhan.

Keluaran 29:25
(29:25) Kemudian haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Selanjutnya; tiga ketul roti di tangan imam itu dibakar di atas Mezbah. Mezbah -> pelayanan. Jadi seorang hamba Tuhan harus menyampaikan Firman Allah yang benar dan murni yang tidak dicampur dengan ragi di tengah pelayanannya kepada sidang jemaat. Dan itu merupakan persembahan yang berbau harum dan persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Kalau pemberitaan firman Tuhan itu tidak benar dan tidak murni maka itu bukan persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Jadi ukuran untuk menyenangkan hati Tuhan bukan dilihat dari yang lahiriahnya, tetapi ukurannya adalah apakah pemberitaan firman itu murni dan benar, tidak dicampur-campur dengan ragi tadi.
Saya kira seorang hamba Tuhan harus menyenangkan hati Tuhan, bukan untuk menyukakan hati manusia. Jadi sudah sangat jelas sekali, Rasul Paulus tiba di Tesalonika untuk memberitakan injil Kristus dan untuk menyerahkan diri sebagai korban. Maka Rasul Paulus melayani jemaat di Tesalonika dengan tahbisan yang benar.

Di tangannya ada firman Allah yang benar dan murni dan Rasul Paulus juga mempersembahan apa yang ditentukan dan dituntut oleh Allah dari dirinya. Itulah tiga korban binatang yaitu;
1.         Korban lembu jantan muda, itulah korban pendamaian.
2.         Korban domba jantan pertama, itulah penyerahan diri Yesus untuk taat kepada Bapa.
3.         Korban domba jantan kedua, itulah menguduskan diri (mentahbiskan diri) untuk melayani Tuhan.
Itulah tahbisan yang benar dari seorang hamba Tuhan, barulah memberitakan injil Allah yang benar dan murni.
Itulah tiga ketul roti yang tidak beragi, ada di tangan seorang imam (hamba Tuhan).

Demikianlah pribadi Rasul Paulus di tengah pelayanannya di Tesalonika. Memang penuh dengan perjuangan dan pergumulan, tidak mudah bagi seorang gembala sidang menyampaikan tiga ketul roti yang tidak beragi/menyampaikan firman Tuhan yang benar dan murni, karena ada sangkut pautnya dengan hati manusia. Kalau firman itu benar dan murni maka itu akan sangat menggores hati orang yang mendengar, tetapi kalau seorang hamba Tuhan (gembala sidang) memang ingin berdiri di dalam tahbisan yang benar maka dia harus konsekuen dengan apa yang ditentukan dan dituntut Allah dari dirinya. Maka sidang jemaat harus bersyukur kalau kita mendapatkan pelayanan dari tahbisan Kristus yang luar biasa sampai sejauh ini. Sebab itu dalam 1 Korintus 5:6; di situ Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus, kemegahanmu itu tidak baik. Kalau kita bermegah di dalam hal yang lahiriah, bermegah dengan pengorbanan, bermegah dengan apa yang sudah kita perbuat, tidak sebanding dengan tahbisan Kristus.

1 Timotius 4:16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Jadi seorang hamba Tuhan harus bertekun di dalam mengawasi diri dan mengawasi ajaran sebab itu yang menyelamatkan seorang hamba Tuhan dan menyelamatakan sidang jemaat yang dilayani oleh hamba Tuhan itu. Bertekun mengawasi diri dan bertekun mengawasi ajaran berarti harus menyampaikan firman Allah yang benar dan murni, itulah yang nanti yang akan menyelamatkan diri hamba Tuhan itu dan menyelamatkan sidang jemaat yang dilayani oleh hamba Tuhan itu. Puji Tuhan..
Dengan demikian, kita patut mengucap syukur dengan syukur yang amat dalam kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria sorga, jangan sakit hati kalau kita senantiasa menikmati roti tanpa ragi supaya kita tidak beragi. Tidak mungkin firman yang lucu-lucu, yang bersifat guyon dapat melepaskan diri kita dari kemunafikan, kenajisan, termasuk kebencian serta keburukan dan kejahatan yang lain.
Jadi seorang hamba Tuhan harus mengawasi diri, mengawasi ajarannya sebab itu yang menyelamatkan dirinya dan menyelamatkan sidang jemaat yang dilayaninya.
Maka sidang jemaat terus berdoa supaya saya sebagai gembala terus mengawasi diri dan mengawasi ajaran, tetap di dalam kemurnian dan kebenaran, itu yang menyelamatkan diri saya, itu juga yang menyelamatkan diri saudara.

Kritus Kepala penyelamat tubuh, Dia roti tanpa ragi.

1 Timotius 4:14-15
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. (4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.

Jangan lalai mempergunakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Roh Tuhan kepada kita, kemudian perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuan rohani kita nyata kepada semua orang.

Kita kembali membaca..
1 Tesalonika 2:2-6
(2:2) Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat. (2:3) Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya. (2:4) Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. (2:5) Karena kami tidak pernah bermulut manis — hal itu kamu ketahui — dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi — Allah adalah saksi --(2:6) juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.

Dari pembacaan ini kita dapat melihat Rasul Paulus berada di dalam tahbisan yang benar. Tuhan menuntut dan menentukan tiga korban binatang serta tiga ketul roti yang tidak beragi dan semuanya itu dipersembahkan oleh Rasul Paulus kepada Tuhan. Pendeknya; Rasul Paulus berada di dalam tahbisan yang benar.
Perhatikanlah semuanya ini, hiduplah di dalamnya supaya kemajuan rohani kita nyata kepada semua orang. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment