KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, August 22, 2019

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 APRIL 2019



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 APRIL 2019


KITAB RUT
(Seri : 47)

Subtema: AIR HIDUP MENJADI MATA AIR DI DALAM HATI

Shalom..
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita, Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita diijinkan untuk mengusahakan dan memelihara Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Biarlah tambah hari pengikutan kita kepada Tuhan tambah dewasa rohani, tambah hari tambah lemah lembut dan rendah hati. Bukan semakin mengerti firman lalu firman itu digunakan untuk membela diri, tetapi semakin hari kita semakin rendah hati, semakin hari kita semakin lemah lembut.
Kalau kita memang salah, kita akui, supaya dengan pengakuan itu Tuhan lepaskan segala kutuk nenek moyang dan adat istiadat nenek moyang.

Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, juga hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, di manapun anda berada, kiranya Tuhan melawat setiap kehidupan kita lewat pembukaan firman Tuhan.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2: 8-9
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. (2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."

Rut dibekali dan diperlengkapi oleh Boas rohani, yaitu Tuhan Yesus Kristus, di dalam hal melayani Tuhan dan melayani pekerjaan-Nya.

2 Tesalonika 3: 3
(3:3) Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.

Tuhan adalah setia
Tanda kesetiaan Tuhan ada dua:
1.     Ia akan menguatkan hati kita.
Kelebihan dari orang-orang yang melayani Tuhan adalah kuat dan teguh hati, tidak mudah goyah, dan tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci.
Berarti kalau kita masih bisa atau dapat bertahan dan kuat sampai detik ini, semua karena kasih setia Tuhan, semata-mata bukan karena gagah hebat dan kuatnya kita.
2.     Memelihara kita terhadap yang jahat.
Perlu untuk diketahui; pemeliharaan adalah jaminan dari Gembala Agung, sesuai dengan yang tertulis di dalam 1 Petrus 2: 25.
Jadi, supaya kehidupan kita ini benar-benar merasakan pemeliharaan dari Tuhan, maka selayaknyalah kita menghargai penggembalaan ini lebih dari segala-galanya.
Oleh sebab itu, jangan sampai kita meninggalkan penggembalaan ini hanya untuk membesarkan perkara-perkara lain, misalnya; pekerjaan, bisnis atau usaha dan kesibukan-kesibukan lainnya di dunia ini.
Pendeknya; dipelihara, berarti; tergembala dengan baik dan benar di dalam satu penggembalaan dengan satu gembala.

Yang sudah merasakan kemurahan Tuhan lewat penggembalaan ini, saya himbau; lebih sungguh-sungguh lagi untuk menghargainya.
Bisa dibayangkan kalau kita jauh dari penggembalaan, maka kehidupan rohani kita ini digerogoti oleh keinginan-keinginan daging yang jahat.

Kita kembali memperhatikan Rut 2.
Rut 2: 8-9
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. (2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."

Praktek supaya bertahan di ladang Boas rohani ada tiga, yaitu:
1.     tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan
Dekat dengan pengerja-pengerja perempuan, artinya; jarak atau hubungan antara pelayan yang satu dengan pelayan yang lain tidak boleh jauh, berarti jaraknya harus dekat.
Tidak boleh ada jarak yang dibuat oleh dosa kejahatan dan dosa kenajisan untuk mempermudah dan memperlancar di dalam menyelesaikan pekerjaan Tuhan, mengerjakan apa yang dipercayakan oleh Tuhan.
2.     Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu
Sama artinya; memandang ladang tuaian. Dalam Yohanes 4: 35, Yesus berkata kepada murid-murid: “Lihatlah sekelilingmu!”, artinya; memandang orang lain yang di sekitar kita sebagai ladang tuaian, seperti Yesus memandang perempuan Samaria sebagai ladang tuaian, Ia tidak melihat kekurangan dan tidak melihat kelemahan-kelemahannya, apalagi memanfaatkan kelemahannya.
3.     Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang
Artinya ada dua;
a.  Melayani dengan rendah hati.
b.  Melayani Tuhan tanpa penonjolan diri.
Kiranya tiga praktek itu nyata dalam setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, terutama terhadap imam-imam, pelayan-pelayan Tuhan .

Tuhan sedang menaruh satu beban di atas pundak kita masing-masing, itulah tanggung jawab yang harus kita pikul. Tanggung jawab itu dimulai dari diri kita masing-masing, meningkat kandang penggembalaan ini, nanti tanggung jawab itu akan semakin luas (dari Timur sampai ke Barat), supaya terwujud pembentukan tubuh Kristus yang sempurna.

Bekal bagi pekerja-pekerja di ladang Tuhan.
YANG PERTAMA, Boas berkata kepada Rut: aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau
Di dalam melayani Tuhan harus dengan memiliki perasaan yang tenang, hati tidak boleh bercabang, supaya kita fokus untuk melayani pekerjaan Tuhan, sebab Tuhan adalah jaminan-Nya.
YANG KEDUA, Boas berkata kepada Rut: Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu
Artinya; Roh Kudus menjadi jaminan atas segala perkara yang terjadi, atas segala perkara yang akan kita hadapi/alami. Pendeknya; Roh Kudus itu berkuasa untuk menyelesaikan masalah-masalah di dalam diri seorang pelayan Tuhan.

Yohanes 7: 37-39
(7:37) Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! (7:38) Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (7:39) Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya.
Kita semua harus percaya kepada Tuhan, termasuk percaya bahwa ibadah pelayaan yang kita kerjakan ini betul-betul memuliakan Tuhan, menyenangkan hati Tuhan.

Tanda seseorang menerima Roh Tuhan: dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup, berarti; hatinya menjadi sumber air hidup bagi orang lain.

Yohanes 4: 7
(4:7) Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."

Perempuan Samaria hendak menimba air dari sumur Yakub. Dalam kesempatan itu, Yesus berkata kepada perempuan Samaria itu: “Berilah Aku minum.

Yohanes 4: 9
(4:9) Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)

Kata perempuan Samaria kepada Yesus: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Perkataan ini menunjukkan bahwa perempuan Samaria tersebut tetap membatasi dirinya dengan Tuhan, berusaha untuk membuat jarak yang jauh terhadap Tuhan.
Memang orang Yahudi tidak bergaul dengan Samaria, tetapi yang hendak saya sampaikan malam ini adalah kalau kita sudah mengetahui ada sesuatu jarak yang membatasi kita dengan Tuhan, jangan dipertahankan jarak itu.
Kalau sikap itu membuat jarak kita menjadi jauh dengan Tuhan, sikap itu jangan dipertahankan lagi.

Yohanes 4: 10
(4:10) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."

Jika saja perempuan Samaria itu tahu tentang dua hal, yaitu;
1.         Tahu tentang karunia Allah.
2.         Tahu tentang siapakah yang berkata kepadanya: “Berilah Aku minum!
Tentulah kepada perempuan Samaria itu akan diberikan apabila ia meminta kepada-Nya air hidup.
Jadi sangat penting bagi kita untuk tahu tentang karunia, tahu tentang pribadi Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, yang berkuasa atas seantero dunia ini.

Kembali saya sampaikan; andai saja perempuan Samaria itu mengerti tentang dua hal itu, niscaya kepadanya akan diberikan air hidup itu.

Yohanes 4: 11-12
(4:11) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? (4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"

Tetapi karena perempuan Samaria tidak tahu tentang dua hal di atas, maka di sini kita melihat perempuan Samaria tersebut sibuk tentang sumur Yakub dan sibuk tentang kebesaran Yakub.
Pendeknya; perempuan Samaria itu tidak sibuk dengan sumur penggembalaan dan tidak sibuk dengan kebesaran Tuhan di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi, dia hanya sibuk dengan perkara lahiriah.

Banyak anak-anak Tuhan beribadah bahkan sudah melayani Tuhan tetapi perhatiannya hanya fokus kepada perkara lahiriah, fokus kepada perkara-perkara yang kelihatannya besar secara lahiriah, atau membesar-besarkan perkara lahiriah.
Biasanya kalau seseorang membesarkan perkara lahiriah, bagi dia perkara rohani menjadi kecil (tidak berarti) maka jelas dia tidak sibuk dengan sumur penggembalaan.

Yohanes 4: 13-14
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, (4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Melihat keberadaan dari perempuan Samaria itu, Yesus berkata: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya
Artinya; dunia ini tidak dapat memberi kepuasan karena tidak dapat menyelesaikan masalah, tetapi Roh Tuhan dapat memberi kepuasan dalam kehidupan kita karena Roh Tuhan juga sanggup menyelesaikan setiap masalah.

Untuk kesekian kali saya sampaikan; kita ini adalah orang yang beruntung karena kita sekarang ini berada di dalam sumur penggembalaan, ada di dalam kegiatan Roh, dekat dengan Tuhan, tidak jauh dari Tuhan; sehingga setiap masalah dapat diselesaikan dan kehidupan kita dipuaskan.
Kepuasan dari dunia itu sifatnya sementara, sama seperti orang yang haus lalu minum, tetapi tidak lama kemudian dia haus lagi. Tetapi air hidup yang mengalir dari sorga, turun memenuhi kehidupan kita masing-masing, Dia akan memuaskan rasa dahaga kita, Dia akan menyelesaikan segala persoalan.
Sumur Yakub itu gambaran dari dunia.

Tanda apabila hidup di dalam Roh Tuhan dan kegiatan-Nya ialah hatinya menjadi sumber air hidup yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
Hatinya itu menjadi mata air, menjadi sumber air hidup. Sumber air hidup, berarti; terus menerus memancar, dan pancarannya itu membawa kita sampai kepada hidup yang kekal.
Oleh sebab itu, jangan turuti hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat. Tidak ada yang patut kita andalkan di dalam daging ini. Di dalam daging ini penuh dengan kelemahan-kelemahan yang menjijikkan, yang tidak pantas kita andalkan.

Yohanes 4: 15
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."

Setelah perempuan Samaria mendapat penjelasan dari Tuhan Yesus Kristus, perempuan itu berkata: “Tuhan, berikanlah aku air itu
Biarlah kita mendengarkan dan menerima penjelasan firman yang disampaikan dengan segala kerendahan hati, dengan segala kelemahlembutan, supaya nanti kita dengan mudah untuk segera mengaku bahwa Tuhan Yesus ajaib dalam segala kehidupan kita masing-masing.

Kalau sudah melihat sesuatu yang menimbulkan (menyebabkan) hubungan kita jauh dari Tuhan, jangan dipertahankan, tetapi biarlah kita menerima pemberitaan firman itu dengan rendah hati dan lemah lembut, supaya nanti akhirnya kita mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, bahwa Yesus Kristus adalah Bapa yang baik, bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang dahsyat dalam kehidupan kita masing-masing, dan itu dilihat dari perkataannya: “Tuhan, berikanlah aku air itu

Tujuan perempuan Samaria meminta air hidup.
-       Supaya perempuan Samaria itu tidak haus lagi, berarti; dengan minum air hidup, masalah terselesaikan.
Orang yang haus adalah orang yang belum dapat menyelesaikan masalahnya. Masalah itu terus menerus mencengkram kehidupannya, buktinya; haus kedudukan, haus jabatan, haus menjadi ingin kaya, haus laki-laki, haus perempuan, haus, haus dan haus, masalah tidak selesai. Orang yang tamak, cinta uang, itu juga orang yang haus. Gila hormat itu juga haus.
Tetapi di sini ada pengakuan dari perempuan itu: “Tuhan, berikanlah aku air itu”, tujuannya; supaya ia tidak haus, berarti; supaya masalahnya terselesaikan.
-       Supaya perempuan Samaria itu tidak usah datang lagi untuk menimba air, artinya; tidak sibuk dengan perkara lahiriah selain sibuk di dalam kegiatan Roh.
Tadi kita melihat di atas; dia sibuk dengan sumur Yakub, dia sibuk dengan kebesaran Yakub, dia tidak sibuk dengan kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Tetapi setelah dia mendapatkan penjelasan, dia datang kepada Tuhan dan berkata: “Tuhan, berikanlah aku air itu”, dengan tujuan supaya ia tidak usah datang lagi ke sumur Yakub untuk menimba air, tidak sibuk dengan perkara lahiriah/tidak mencari kepuasan dari dunia.

Yohanes 4; 16
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."

Kata Yesus kepada perempuan Samaria: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini
Kira-kira, sewaktu Yesus mengatakan hal ini kepada perempuan Samaria, apakah Yesus tidak tahu kondisi yang sesungguhnya dari perempuan Samaria ini? Tentu tahu, tetapi Yesus harus berkata: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini
Dalam hal ini, Tuhan tahu siapa orang yang membutuhkan air hidup. Dan Tuhan juga tahu dari antara sidang jemaat GPT BETANIA ini, siapa yang sangat membutuhkan air hidup.

Bagaimana respon perempuan Samaria setelah mendengar pernyataan itu? Apakah uring-uringan, apakah dia marah, apakah dia memutarbalik fakta lalu mempersalahkan Tuhan?
Yohanes 4: 17-18
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."

Jawab perempuan Samaria kepada Yesus: “Aku tidak mempunyai suami” Dalam hal ini perempuan Samaria mengaku dengan jujur.
Biasanya orang-orang yang di luar Tuhan kalau dosanya ditunjuk dia akan memutarbalik fakta dan menyerang balik, tetapi di sini kita melihat, perempuan Samaria berkata dan mengaku dengan jujur: “Aku tidak mempunyai suami
Orang jujur dipimpin oleh ketulusan hati. Orang jujur dipimpin oleh Roh Tuhan. Roh Tuhan itu digambarkan seperti merpati.

Melihat pengakuan yang jujur itu, Yesus berkata: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu.”
Karena Tuhan melihat pengakuan yang jujur dari perempuan Samaria, lalu Yesus menunjukkan dosa kenajisannya, yaitu; lima laki-laki ditambah satu laki-laki yang bersama dengan dia pernah singgah dalam hidupnya bukanlah suaminya, itulah dosa kawin mengawinkan, dosa kenajisan.
Di atas tadi sudah saya kemukakan, bahwa Tuhan tahu siapa yang membutuhkan air hidup. Siapa yang membutuhkan air hidup di antara kita semua? Oleh sebab itu, berlakulah dengan jujur, supaya Tuhan semakin memperlihatkan dosa kenajisannya.
Dan dalam hal ini, perempuan Samaria tidak memberontak, tidak uring-uringan, tidak bersungut-sungut, tidak menyucikan diri dengan cara kebenaran diri sendiri.

Dengan pengakuan yang jujur, pengakuan yang tulus dari perempuan Samaria, Yesus berkata: “Dalam hal ini engkau berkata benar” Jadi yang membenarkan perempuan Samaria tersebut adalah Tuhan, bukan dia.
Kalau seseorang masih menutup-nutupi dosa dengan cara membenarkan diri, itu kebenaran manusia. Tetapi kalau kita mau mengakui teguran Tuhan dengan jujur, maka Tuhan yang membenarkan kita, seperti Tuhan membenarkan perempuan Samaria ini.

Barangkali saja masih ada pengakuan-pengakuan yang belum tuntas, malam ini segera tuntaskan, supaya Tuhan yang membenarkan kita. Kita tidak butuh kebenaran manusia, bahkan Tuhan tidak butuh kebenaran manusia.

Yohanes 4: 19
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.

Setelah perempuan Samaria tersebut mengaku dosa kenajisannya dengan jujur, maka dia dibenarkan oleh Tuhan, dibenarkan oleh darah salib Kristus, dan saat dia dibenarkan, ada pengakuan yang keluar dari mulut dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi
Pendeknya; Orang yang menghargai nabi mendapat upah nabi.

Sekarang kita lihat KEBERADAAN NABI.
Yeremia 23: 28-29
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN. (23:29) Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

Tugas dari seorang nabi adalah:
-   Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu.
-   Nabi yang beroleh firman Tuhan, biarlah menceritakan firman Tuhan dengan benar.
Jadi kalau seorang hamba Tuhan, mendapatkan pembukaan rahasia firman Tuhan, maka seutuhnya harus disampaikan, tidak boleh ditambahkan dan tidak boleh dikurangkan, apapun resiko bagi yang mendengar harus disampaikan dengan jujur.

Justru kita harus bersyukur kepada Tuhan kalau kita memiliki firman nabi, sama seperti rasa syukur yang ditunjukkan perempuan Samaria itu kepada Yesus.
Memang tugas nabi adalah menunjuk dosa, dan ketika dosa ditunjuk, sakit bagi daging, tidak enak, tetapi nabi harus tetap menunjuk dosa. Memang pengalaman untuk ditolak itu sakit sekali, tetapi itu adalah resiko yang harus diterima oleh seorang nabi.

Tujuan seorang nabi menyampaikan firman dengan jujur: supaya terlihat perbedaan antara jerami dengan gandum.
Jerami -> kehidupan yang kering-kering rohani tidak berisi firman.
Gandum -> kehidupan anak-anak Tuhan yang diisi penuh dengan firman Tuhan, khususnya firman nabi.

Kemudian firman para nabi ini digambarkan seperti api dan palu.
Api, tabiatnya; membakar atau menghanguskan dosa.
Palu, tabiatnya; menghancurkan bukit batu, itulah kekerasan hati dan keangkuhan hidup.

Bukti-bukti bahwa air hidup itu sudah menjadi mata air di dalam diri perempuan Samaria:
1.     Perempuan Samaria disucikan dari dosa kenajisannya (Yohanes 4: 17-18)
Tandanya; perempuan Samaria mengaku bahwa Yesus adalah seorang nabi.
2.     Perempuan Samaria disucikan dari penyembahan berhala (Yohanes 4: 20-22)
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi Tuhan. Meninggalkan ibadah pelayanan karena kuliah, karena pekerjaan, karena bisnis, karena usaha dan kesibukan-kesibukan lainnya, itu adalah penyembahan berhala.
Termasuk kekerasan hati, itu juga penyembahan berhala. Jadi sekalipun kita tidak mendirikan patung atau terafim atau arca di rumah kita masing-masing, tetapi kalau kita keras hati, itu juga penyembahan berhala.

Yohanes 4: 23-24
(4:23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. (4:24) Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Allah itu Roh.  Jadi, barangsiapa menyembah Dia harus menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.
Saat ini kita berada dalam kegiatan roh, mengapa? Karena Allah itu Roh.
Mengapa kita harus mengusahakan dan memelihara ibadah ini, menyangkal diri dan memikul salibnya? Karena Alalh itu Roh.
Allah itu bukan manusia daging. Yang dibutuhkan manusia daging adalah perkara daging. Tetapi karena Alalh itu Roh, maka harus menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.

Yohanes 4: 25
(4:25) Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."

Setelah disucikan dari dosa penyembahan berhala, perempuan Samaria itu mengaku bahwa Mesias akan datang.
Mesias disebut dengan Kristus.
Kesimpulannya, air hidup itu menjadi mata air di dalam dirinya yang terus menerus memancar sampai kepada Kristus Kepala.

Setelah disucikan dari dosa penyembahan berhala, perempuan Samaria mengaku bahwa Kristus adalah Mesias, itu adalah tanda kerendahan hatinya di hadapan Tuhan.
Dahulu dia tidak rendah hati, dia sombong. Apa buktinya? Hidup dalam penyembahan berhala.

Matius 23: 10-12
(23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Orang yang mengakui bahwa Mesias adalah seorang Pemimpin, itu menunjukkan bahwa ia adalah orang yang rendah hati.  Kalau seseorang tidak mau dipimpin menunjukkan dia tidak mau rendah hati, angkuh, congkak.
Perlu untuk diketahui; orang yang rendah hati akan ditinggikan oleh Tuhan, sebaliknya orang yang tinggi hati mendahului kehancurannya.

Dalam injil Yohanes 1, ada tiga pribadi hamba Tuhan yang rendah hati, tetapi dari ketiga hamba Tuhan ini, kita akan melihat hamba Tuhan yang pertama, itulah Yohanes Pembaptis.
Yohanes 1: 19-20
(1:19) Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" (1:20) Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."

Imam-imam dan orang-orang Lewi bertanya kepada Yohanes Pembaptis: “Siapakah engkau?” Lalu pada ayat 20, ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."
Menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah seorang hamba Tuhan yang rendah hati, sebab hanya satu Pemimpin, yaitu Mesias.
Sedangkan orang yang sombong tidak mengakui Mesias adalah seorang Pemimpin, karena ia tidak mau dipimpin.

Yohanes 1: 21-23
(1:21) Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" (1:22) Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" (1:23) Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

Bagi seorang hamba Tuhan yang rendah hati, yang terpenting bagi dia adalah menyuarakan isi hati Tuhan, menyampaikan firman Tuhan dengan baik dan benar, tujuannya; untuk meluruskan jalan yang berliku-liku.
Jadi dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa firman Tuhan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis, itulah firman pengajaran salib.

Untuk meluruskan ular yang berliku-liku hanya dengan menggunakan sepotong kayu salib ditusukkan dari mulut sampai ke ekor, barulah ular bisa lurus.
Ini tanda hamba Tuhan yang rendah hati; menyampaikan pengajaran salib untuk meluruskan jalan Tuhan. Kehidupan yang berliku-liku hanya dapat diluruskan oleh pengajaran salib. Kehidupan yang berliku-liku tidak dapat diluruskan oleh apapun di dunia ini, karena manusia duniawi begitu licik.

Maka sekali lagi saya tandaskan; kita patut bersyukur kepada Tuhan, oleh karena salib-Nya kita diluruskan dari banyak hal yang berliku-liku di dalam diri kita masing-masing.

Yohanes 1: 24-27
(1:24) Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. (1:25) Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" (1:26) Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, (1:27) yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."

Perkataan: “Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak", menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah seorang hamba Tuhan yang rendah hati, sebab untuk mengikat sepatu menjadi sepasang, untuk membawa kesatuan dari anggota tubuh yang berbeda-beda, itu hanya dapat dikerjakan oleh kasih Allah.
Kegunaan kasih Allah selain menutupi dosa, juga sebagai pengikat yang mempersatukan dan yang menyempurnakan anggota tubuh yang berbeda-beda.

Maka kita semua, teramat lebih imam-imam yang melayani Tuhan, harus melayani Tuhan dengan rendah hati supaya terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda-beda dan kelak berada dalam pesta nikah Anak Domba, bersanding/berpasangan dengan Mempelai Pria Sorga. Oleh sebab itu, biarlah kita satu dengan yang lain, antara pelayan yang satu dengan pelayan yang lain, masing-masing saling merendahkan dirinya di bawah tangan Tuhan yang kuat.
Saat ini lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, kita berada di bawah tangan Tuhan yang kuat. Ibadah ini adalah dua tangan Tuhan yang kuat, oleh sebab itu biarlah kita melayani Tuhan dengan rendah hati, saling merendahkan diri satu dengan yang lain supaya tidak ada gejolak. Berada di bawah dua tangan Tuhan yang kuat tetapi berusaha meninggi-ninggikan diri, di situ pasti ada gejolak.

Saya menghimbau kita harus mengakui bahwa hanya satu Pemimpin, yaitu Mesias, tanda bahwa kita telah disucikan dari dosa penyembahan berhala.
Orang yang mengakui bahwa Mesias adalah Pemimpin, adalah orang yang rendah hati.

Kita sudah melihat air hidup itu menjadi mata air di dalam diri perempuan Samaria yang terus menerus memancar sampai kepada kehidupan yang kekal. Penyucian itu dimulai dari penyucian terhadap dosa kenajisannya (nikah yang hancur), lalu meningkat, memancar lagi terus, menyucikan dosa penyembahan berhala, sampai pada akhirnya air hidup itu memancarkan atau mengarahkan kehidupan kita kepada Kristus Kepala, Pemimpin.

Kalau kita kembali melihat pribadi Rut: bekal yang dia terima adalah ada jaminan pertama bahwa Boas memesankan kepada pengerja-pengerja laki-laki supaya tidak mengganggu dia, kemudian jaminan kedua adalah kalau Rut haus, dia minum dari tempayan-tempayan yang telah dicedok.
Tuhan telah memberi air hidup kepada kita masing-masing. Biarlah Roh Tuhan itu berkuasa dalam kehidupan kita, memuaskan kehidupan kita dan menyelesaikan masalah kita.
Tanda Roh Tuhan berkuasa dalam kehidupan kita: air hidup itu menjadi mata air dalam kehidupan kita masing-masing yang terus menerus memancar sampai kepada kehidupan yang kekal. Kristus adalah Mesias, Pemimpin dalam kehidupan kita masing-masing. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment