KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, August 24, 2019

IBADAH KEMATIAN TUHAN YESUS KRISTUS (JUMAT AGUNG), 19 APRIL 2019



IBADAH KEMATIAN TUHAN YESUS KRISTUS (JUMAT AGUNG), 19 APRIL 2019

Subtema: RAGI HERODES

Shalom.
Selamat sore, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan Tuhan, kita diijinkan untuk melangsungkan Ibadah Jumat Agung, tentu semua karena kemurahan Tuhan.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook di manapun anda berada. Kiranya Tuhan memberkati kita lewat pembukaan firman di sore ini.

Mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan Tuhan dengan segala kerendahan hati supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita, sehingga ibadah ini bagaikan dupa yang berbau harum di hadapan Tuhan, karena kita mau belajar terus menyukakan hati Tuhan dalam setiap kesempatan, dalam setiap tarikan nafas kehidupan kita masing-masing.

Mari kita lihat dari 1 Korintus 5.
1 Korintus 5:8
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Marilah kita berpesta dengan roti yang tidak beragi, supaya betul-betul kita menikmati suasana pesta lewat Ibadah Jumat Agung di petang sore ini.
Ragi secara umum disebut dengan ragi yang lama, yaitu segala keburukan dan kejahatan.

Mari kita lihat lebih rinci tentang RAGI YANG LAMA.
1 Korintus 5:9-11
(5:9) Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. (5:10) Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. (5:11) Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

Yang dimaksud dengan ragi yang lama (keburukan dan kejahatan), antara lain;
1.   Perbuatan cabul.
2.   Kikir.
3.   Penyembahan berhala.
4.   Pemfitnah.
5.   Pemabuk.
6.   Penipu.
Sekalipun mereka menyebut dirinya saudara (bahkan berada dalam satu kandang penggembalaan), tetapi dengan tegas Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus: “dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.”
Terkhusus bagi imam-imam, hal ini harus diperhatikan dengan baik. Kalau seorang imam masih dikuasai dosa semacam ini, masih dikuasai oleh ragi yang lama, yaitu keburukan dan kejahatan, maka ia harus turun dari pelayanan, karena sedikit saja ragi akan mengkhamiri seluruh adonan.

Persamaan dari enam perkara tersebut:
1.   Cabul -> dosa kenajisan.
2.   Kikir = pelit = tidak suka memberi untuk pekerjaan Tuhan, hitung-hitungan untuk pekerjaan Tuhan = tidak mengerti berkorban.
3.   Penyembahan berhala. Berhala artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Kalau hanya karena pekerjaan, hanya karena usaha, hanya karena menuntut ilmu, pendidikan, kuliah, dan kesibukan-kesibukan lainnya, atau hanya karena perkara lahiriah lainnya, lalu kita meninggalkan ibadah dan pelayanan, itu yang disebut penyembahan berhala.
4.   Pemfitnah = menjelek-jelekkan nama orang lain dengan kata-kata dusta.
5.   Pemabuk = hidup di dalam hawa nafsu yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat.
6.   Penipu = mengakali, prakteknya: dengan sikap, perbuatan, dan perkataan yang tidak jujur = di luar dan di dalam tidak sama.
Inilah yang disebut ragi yang lama, yaitu keburukan dan kejahatan.
Perhatikan yang melayani: kita berpesta bukan dengan ragi yang lama (keburukan dan kejahatan), oleh sebab itu, hidup dalam enam perkara di atas, karena sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan.

1 Korintus 5:12-13
(5:12) Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? (5:13) Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.

Ragi yang lama, itulah keburukan dan kejahatan, tidak boleh berada di tengah-tengah jemaat Tuhan, tidak boleh berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, karena sedikit ragi akan mengkhamiri seluruh adonan.

Lebih rinci dalam 1 Korintus 6.
1 Korintus 6:7
(6:7) Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?

Dengan adanya perkara, persoalan, perselisihan atau perkara-perkara yang lain antara yang satu dengan yang lain, itu merupakan kekalahan telak bagi kita, maka hindarilah soal yang dicari-cari.

Oleh sebab itu, supaya kita tidak mengalami kekalahan semacam ini, timbullah pertanyaan, yaitu:
-          Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan?
-          Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?
Artinya: Yang Tuhan mau (rindukan) adalah supaya kita memikul salib karena ketidakadilan dan memikul salib karena rela dirugikan, itulah syarat untuk mengikut Tuhan.
Bagi dunia, orang yang menderita karena ketidakadilan dan rela dirugikan adalah suatu hal yang aneh, tetapi di dalam Tuhan tidak. Dengan memikul salib, kita tidak akan mengalami kekalahan, melainkan memperoleh kemenangan demi kemenangan. Maka mulai sekarang belajarlah untuk rela dirugikan, jangan berhitung-hitung untuk pekerjaan Tuhan.

1 Korintus 6:8
(6:8) Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.

Rasul Paulus berkata: “kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.”
Pertanyaannya: kata “kamu sendiri” ditujukan kepada siapa?

Jawabannya akan kita peroleh pada ayat 9-10.
1 Korintus 6:9-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Yang melakukan ketidakadilan dan yang mendatangkan kerugian adalah:
1.   Orang cabul.
2.   Penyembah berhala.
3.   Kikir.
4.   Pemabuk.
5.   Pemfitnah.
6.   Penipu.
Jadi, mereka yang hidup dengan ragi yang lama (mempertahankan keburukan dan kejahatan) adalah:
-          orang yang melakukan ketidakadilan.
-          orang yang mendatangkan kerugian bagi saudara-saudaranya.
Inilah yang dimaksud dengan ragi yang lama sesuai dengan 1 Korintus 5:9-10. Kemudian di dalam 1 Korintus 6:9-10, terdapat tambahan dari ragi yang lama antara lain: orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri.

Persamaan dari empat hal tersebut:
1.    Orang berzinah = melepaskan diri dari ikatan dengan Tuhan = menduakan hati Tuhan, kaitannya dengan kenajisan.
2.     Banci = tidak laki-laki tetapi tidak perempuan, berarti tidak punya identitas. Dan banci tidak masuk dalam Kerajaan Sorga, sebab yang masuk dalam Kerajaan Sorga adalah yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan, memiliki identitas yang jelas di dalam Kerajaan Sorga.
3.     Pemburit = homo seksual atau laki-laki menyukai laki-laki. Menyukai perempuan tetapi juga menyukai laki-laki, itu pemburit, sebab buritan itu artinya belakang.
4.   Pencuri = orang yang mengambil hak orang lain atau milik orang lain yang bukan miliknya dengan paksa. Pengertian yang lain dari pencuri adalah mengambil miliknya Tuhan, yaitu sepersepuluh. Imam-imam harus setia dalam sepersepuluh, jangan ambil yang bukan milikmu. Sidang jemaat juga belajar untuk mengasihi Tuhan dan sesama, inti dari satu per sepuluh hanya satu, yaitu kasih.
-          Kasih kepada Tuhan mewakili loh batu yang pertama
-          Kasih kepada sesama mewakili loh batu yang kedua.
Biarlah kita jujur dalam mengembalikan sepersepuluh. Jangan mengambil yang bukan milik kita sebab itu adalah pencuri.
Saya berani berbicara sepersepuluh karena saya sudah lebih dulu melakukannya. Bukan hanya mengembalikan sepersepuluh dari kolekte, tetapi juga dari setiap berkat yang saya terima, entah itu berkat berupa barang, berkat berupa makanan, berkat sekecil apapun saya hitung, saya tidak lupa untuk mengembalikan sepersepuluh.

Itulah tambahan dari ragi yang lama. Kalaupun firman ini sakit bagi daging, biarlah kita tetap menerimanya, karena sekalipun kita diberkati berlimpah-limpah, tetapi tanpa salib, kita tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

1 Korintus 6:9-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Hidup dengan ragi yang lama, yaitu mempertahankan segala keburukan dan kejahatan, tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.
Apa yang kita cari; sorga atau neraka? Tentu Kerajaan Sorga. Oleh sebab itu, gunakanlah akal pikiran dengan bijaksana, berpikirlah dengan bijaksana, supaya bertindak dengan bijaksana, sebab yang kita cari adalah Kerajaan Sorga, bukan neraka.
Kecuali kalau hidup ini hanya satu kali, Rasul Paulus berkata: “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati. Tetapi karena masih ada pengharapan, masih ada kebangkitan, masih ada hidup yang kedua kalinya, marilah kita memperhatikan semuanya ini: berpikir dengan bijaksana dan bertindak dengan bijaksana. Tuhan memberikan akal pikiran, Tuhan juga memberikan hati nurani, jangan lawan hati nurani, sebab itu adalah alarm terakhir.

Itulah sedikit tentang ragi yang lama. Jangan ada lagi ragi yang lama, sebab sasaran kita adalah Kerajaan Sorga, berada dalam pesta nikah Anak Domba, itulah sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini. Sekarang kita akan memperhatikan ragi secara khusus.

Ragi secara khusus ada tiga, yaitu:
1.   Ragi Herodes.
2.   Ragi Farisi.
3.   Ragi Saduki.
Tiga perkara ini tidak mungkin saya sempat sampaikan di sore hari ini, tetapi marilah kita perhatikan tentang Ragi Herodes.

Tentang: RAGI HERODES.
Markus 8:15
(8:15) Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi Herodes.

Mari kita lihat RAGI HERODES satu per satu.
Matius 2:16
(2:16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Herodes membunuh anak-anak di Betlehem berumur dua tahun ke bawah.
Tidak berhenti sampai di situ, mari kita perhatikan Matius 14.

Matius 14:10
(14:10) Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara

Herodes membunuh Yohane Pembaptis, ia menyuruh memenggal kepala Yohanes di penjara.
Tidak berhenti sampai di situ, sekarang kita memperhatikan Kisah Para Rasul 12.

Kisah Para Rasul 12:1-3
(12:1) Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. (12:2) Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. (12:3) Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.

Herodes membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang, tujuannya: untuk menyenangkan hati orang Yahudi. Selanjutnya, Herodes menahan Petrus di penjara. Waktu itu hari raya roti tidak beragi.

Kesimpulannya, Ragi Herodes adalah membunuh.

1 Yohanes 3:15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia.
Hati-hati dengan dosa kebencian, sebab membenci setara, selevel, sederajat dengan dosa membunuh.
Jangan merasa lebih suci dari seorang pembunuh, apabila ia membenci saudaranya. Kita seringkali melihat jijik seorang pembunuh dengan cara yang sadis (memutilasi). Kepada pembunuh kita berkata: “engkau tidak waras”, padahal kita juga tidak waras kalau kita masih membenci sesama.

Kesimpulannya, kebencian adalah ragi Herodes.

Setelah kita melihat dan mengetahui ragi Herodes, sekarang kita akan melihat; apa yang melatarbelakangi timbulnya kebencian.
Latar belakang timbulnya kebencian.
TENTANG: Pembunuhan di Betlehem.
Matius 2:16
(2:16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Herodes membunuh anak-anak di Betlehem itu sesuai dengan waktu yang diketahui dari orang-orang majus. Apa yang dimaksud “sesuai dengan waktu yang diketahui dari orang-orang majus”?

Matius 2:1-3
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (2:3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.

Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes” Ketika Herodes mendengar hal ini, terkejutlah ia.
Jadi, inilah yang melatarbelakangi sehingga terjadilah pembunuhan anak-anak berumur dua tahun ke bawah di Betlehem: karena Yesus lahir sebagai Raja orang Yahudi, sehingga dengan kelahiran ini terkejutlah seluruh Yerusalem, terkejutlah imam-imam kepala, tua-tua, dan ahli-ahli Taurat, termasuk Herodes.

Lukas 2:7
(2:7) dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Yesus yang dilahirkan itu dibaringkan di dalam palungan, menunjukkan bahwa; Yesus adalah roti tanpa ragi, atau disebut juga roti sulung.
Inilah yang melatarbelakangi sehingga Herodes membunuh anak-anak di Betlehem berumur dua tahun ke bawah.

Matius 2:2
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Sebetulnya, roti tanpa ragi (roti sulung), itulah yang akan membawa kita untuk sampai kepada penyembahan. Kerohanian kita tidak boleh jalan di tempat, tetapi biarlah kerohanian kita terus meningkat, terus maju sampai berada kepada puncak tertinggi, itulah doa penyembahan.
Tetapi Herodes tidak suka, Setan tidak suka akan hal ini. Jadi, inilah yang melatarbelakangi sehingga anak-anak berumur dua tahun ke bawah dibantai habis oleh Herodes.

Mengapa berumur dua tahun ke bawah? Mengapa tidak umur tiga tahun ke bawah? Ukuran kerohanian kanak-kanak itu dua tahun ke bawah, sebab kalau sudah tiga tahun, kalau sudah masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, itu kerohanian dewasa.
Kesimpulannya: Korban dari ragi Herodes adalah kerohanian yang masih kanak-kanak, kerohaniannya belum sampai tingkat penyembahan, masih berumur dua tahun ke bawah.
Angka 3 -> kematian dan kebangkitan.

Latar belakang timbulnya kebencian.
TENTANG: Pembunuhan terhadap Yohanes Pembaptis.
Matius 14:3-4
(14:3) Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. (14:4) Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!"

Herodes menangkap dan memenjarakan Yohanes Pembaptis, sebab Yohanes pernah menegor Herodes dengan keras berhubung dengan peristiwa Herodes mengambil Herodias, isteri Filipus.
Yohanes menegor Herodes dan berkata: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!", dalam hal ini Yohanes Pembaptis sedang menyatakan roti tidak beragi, sedang menunjukkan roti sulung. Tetapi oleh karena roti tidak beragi inilah, Herodes sangat marah sekali, akhirnya ia menangkap Yohanes Pembaptis, sekaligus memenjarakannya.

Tegoran-tegoran itu adalah roti tanpa ragi, yang disebut juga dengan roti sulung. Jangan kita panas hati ketika menikmati roti tanpa ragi. Jangan kita panas hati ketika disuguhkan roti sulung, yaitu; teguran-teguran keras.

Tidak sedikit hamba-hamba Tuhan ditangkap dan dipenjarakan hanya karena menyuguhkan roti tanpa ragi, dan hal itu saya alami sendiri. Bagaimana dengan kita sore ini, apa kita harus panas hati saat disuguhkan roti tanpa ragi? Apakah kita harus marah ketika roti sulung itu disuguhkan kepada kita?

Matius 14:5-6
(14:5) Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. (14:6) Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes,

Pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias sampai menyukakan hati Herodes. Pendeknya; Herodes dikhamiri oleh ragi yang lama, yaitu kemabukan pesta pora dan perzinahan dengan Herodias. Kemabukan dan perzinahan adalah ragi yang lama, itu merupakan keburukan dan kejahatan, dan Herodes tidak mau lepas dari ragi yang lama.

Matius 14:7-10
(14:7) sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. (14:8) Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." (14:9) Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. (14:10) Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara

Oleh karena hasutan ibunya, Herodias meminta kepala Yohanes Pembaptis kepada Herodes. Karena Herodes sudah terlanjur berjanji akan memberikan apa saja yang diminta oleh Herodias, maka Herodes memenuhi permintaan itu.
Mengapa Herodes memenuhi permintaan itu? Karena kemabukan pesta pora dan perzinahan (mengambil isteri orang lain) telah memperdayakan dia. Herodes masih terikat dengan ragi yang lama (keburukan dan kejahatan), sehingga terjadilah ketidakadilan dan mendatangkan kerugian.

Latar belakang timbulnya kebencian.
TENTANG: Pembunuhan terhadap Yakobus.
Kisah Para Rasul 12:1-3
(12:1) Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. (12:2) Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. (12:3) Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.

Herodes lebih memilih menyenangkan hati orang Yahudi dari pada merayakan roti tidak beragi, dia lebih suka menyenangkan (menyukakan) hati manusia dari pada merayakan atau menikmati roti tidak beragi, sehingga dia pun membunuh Yakobus, saudara Rasul Yohanes.

Jadi, kita telah melihat; yang melatarbelakangi semua pembunuhan yang dilakukan Herodes itu karena roti tidak beragi, roti sulung. Herodes tidak suka berpesta dengan roti tanpa ragi, dia lebih suka berpesta dengan roti yang beragi. Herodes lebih memilih menyukakan hati orang Yahudi, sehingga Yakobus menjadi korbannya.

Lewat Ibadah Jumat Agung ini, kita mendapat kesempatan untuk berpesta dan menikmati roti tanpa ragi, yang disebut juga roti sulung. Kesempatan ini kita hargai sebagai panjang sabarnya (kemurahan) Tuhan bagi kita. Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Lihat, dunia sudah bergelora, langit bumi akan berlalu, perlahan-lahan pulau akan lenyap, gunung akan lenyap, tetapi gunung Sion tetap bertahan, Mempelai Tuhan tetap bertahan, Pengajaran Mempelai tetap bertahan.
Oleh sebab itu, mana yang saudara pilih, mana yang saudara suka? Berpesta dengan ragi yang lama (keburukan dan kejahatan), atau menikmati roti tanpa ragi? Kalau kita betul-betul berlaku bijaksana di hadapan Tuhan, prihatin dengan nyawa, saya pikir kita lebih baik berpesta dengan roti tanpa ragi, mengingat kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, semua ini akan berlalu, bukan saja langit bumi, pulau dan gunung-gunung, tetapi juga harta, kekayaan, uang, ijazah (pendidikan yang tinggi), semua akan berlalu.
BERLAKULAH BIJAKSANA SEBELUM KEBIJAKSANAAN ITU TIDAK BERARTI NANTI.

Kisah Para Rasul 12:3-4
(12:3) Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. (12:4) Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.

Kita selidiki sedikit ayat 3-4: melihat bahwa Herodes menyenangkan hati orang Yahudi, selanjutnya ia menyuruh menangkap Petrus, lalu memenjarakannya. Maksudnya ialah supaya sehabis Paskah, ia akan menghadapkan Petrus dihadapan orang banyak, karena tujuan dari pesta (hari raya roti tidak beragi) ialah; untuk menyukakan hati orang lain, Herodes benci dengan roti tanpa ragi.

Kita melayani Tuhan, bukan melayani untuk menyukakan hati manusia, maka ibadah ini tidak boleh ada pemanis-pemanis. Kita harus jujur menikmati pesta, kita harus berpesta di hadapan Tuhan dengan roti tanpa ragi, yaitu; roti sulung.

Kisah Para Rasul 12: 5
(12:5) Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Ketika Petrus di penjara, jemaat tekun berdoa untuk pembebasan Petrus.
Kalau sidang jemaat melihat gembala dalam keadaan susah, bantu dalam doa, demikian juga sebelum saudara memohon, saya sudah terlebih dahulu melakukannya. Kalau melihat saudara yang lain dalam kesusahan, doakanlah ia, jangan dibiarkan dalam kesusahannya.

Kisah Para Rasul 12:11
(12:11) Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."

Petrus dilepaskan dari tangan Herodes dan dari orang Yahudi yang mengharapkan kematiannya.
Mereka (Herodes dan orang-orang Yahudi) tidak suka roti tanpa ragi, mereka lebih suka berpesta dengan ragi yang lama.

Kita sudah melihat ragi Herodes, itulah dosa kebencian, yang setara dengan dosa membunuh.
Kalau saudara jijik melihat seorang pembunuh, maka jijiklah terhadap dosa kebencian itu. Jangan kita merasa jijik melihat dosa orang lain, tetapi tidak merasa jijik terhadap dosa sendiri, itu tidak benar, tidak adil, itu namanya mendatangkan ketidakadilan dan kerugian terhadap saudara-saudara.

Setelah kita melihat ragi Herodes, kita sudah melihat apa yang melatarbelakangi sehingga anak-anak di Betlehem dibunuh, juga Yohanes pembaptis dibunuh, dan Yakobus juga dibunuh.
Jelas kesimpulannya; yang melatarbelakangi terjadi pembunuhan ini adalah roti sulung, roti tanpa ragi.
Herodes mengetahui bahwa roti sulung ini akan membawa kita sampai kepada doa penyembahan, sementara
Setan juga merindu untuk disembah, itu sebabnya Setan tidak suka dengan roti sulung.
Herodes gambaran dari Iblis atau Setan. Tabiat dari Iblis/Setan yang paling mendasar ada tiga (Yohanes 8:
44), yaitu:
1.   Pembunuh manusia dari sejak semula
2.   Tidak hidup di dalam kebenaran.
3.   Hidup di dalam dusta atau disebut bapa pendusta.

Jalan keluarnya.
1 Korintus 5:6
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?

“Kemegahanmu tidak baik” Biarlah kita bermegah terhadap kelemahan, sengsara karena salib, aniaya karena firman. Jangan bermegah terhadap kelebihan-kelebihan, terhadap segala sesuatu yang kita miliki. Sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan, oleh sebab itu; jangan kita bermegah.

1 Korintus 5:7-8
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. (5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Supaya kita terlepas dari ragi Herodes; marilah kita berpesta, lewat setiap pertemuan-pertemuan ibadah untuk menikmati roti yang tidak beragi (Firman Allah yang disampaikan).

Roma 11:16
(11:16) Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus.

Perhatikan kalimat; “Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus.”
Kalau kita menikmati roti tanpa ragi maka kehidupan kita juga menjadi kudus. Oleh sebab itu, marilah kita berpesta bukan dengan ragi yang lama (keburukan dan kejahatan), tetapi dengan roti tanpa ragi.

Persamaan menikmati roti sulung adalah “jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus.”
Kita ini cabang-cabang (carang-carang) dan Yesuslah pokok dan akar-akaranya, untuk kita dapat menikmati apa yang disupply batang dan akar, kita menikmati roti tanpa ragi, kemudian kita memamahbiak, merenungkannya siang dan malam.

Roma 11:17-18
(11:17) Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, (11:18) janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.

Jadi, kalau kita akhirnya dicangkokkan dan mendapat bagian dalam akar pohon zaitun, itu merupakan kemurahan Tuhan, kita tidak boleh bermegah. Kalau kita mendapat kemurahan tidak perlu menyombongkan diri, apalagi mengecilkan cabang-cabang yang dipatahkan, itulah umat pilihan bangsa Israel.
Yesus adalah firman menjadi manusia, menopang segala sesuatu yang ada. Kita boleh menjalankan Ibadah Jumat Agung, itu karena kemurahan Tuhan. Ibadah ini ditopang oleh firman. Kita melayani Tuhan karena ditopang oleh firman. Nikah dan rumah tangga, semuanya ditopang oleh firman. Jadi, kita tidak perlu bermegah, semua karena kemurahan Tuhan.

Roma 11:19-20
(11:19) Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas. (11:20) Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!

Bangsa kafir yang sudah mendapat kemurahan, jangan sombong, tetapi takutlah.
Dipercaya pekerjaan yang baik, proyek (bisnis) yang baik, penghasilan yang baik, jangan sombong. Dipercaya melayani Tuhan, jangan sombong. Dipercaya ini dan itu, jangan sombong. Dan masih banyak lagi kemurahan-kemurahan yang lain, jangan sombong, tetapi takutlah.
Takut akan Tuhan membenci kejahatan, teramat lebih dosa kesombongan, kecongkakan, keangkuhan, dan dusta, sesuai dengan Amsal 8: 13. Takut Tuhan benci dosa, baik dosa kejahatan, baik dosa kenajisan. Dosa yang paling dibenci Tuhan adalah dosa kenajisan. Jangan sampai menyukai sesuatu yang dibenci oleh Tuhan supaya kita tidak turut dibenci Tuhan.

Jadi jelas sekali; roti sulung atau roti tanpa ragi betul-betul akan membawa kerohanian kita sampai pada tingkat penyembahan.

Roma 11:22
(11:22) Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.

Hidup di dalam kemurahan dan menghargai kemurahan, maka Tuhan akan tetap berkemurahan kepada kita. Semua karena kemurahan. Jangan ada yang bermegah, mari kita memperhatikan roti tanpa ragi, roti sulung, jangan sombong.
Pemuda remaja masing-masing harus berkata di dalam hati: “Saya bisa berdiri (bertahan) sampai hari ini karena kemurahan Tuhan. Saya mendapat pekerjaan karena kemurahan Tuhan. Saya diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk mengelola sebuah usaha, bisnis, proyek, dan lain sebagainya karena kemurahan Tuhan.”

Tuhan itu murah hati tetapi keras juga kepada orang-orang yang telah jatuh. Kalau tidak menghargai kemurahan Tuhan, maka kemurahan itu akan dipotong juga, berarti tidak lagi menikmati getah dari akar  pohon zaitun.
Getah dari pohon zaitun itu rasanya pahit, itulah sengsara salib, itulah pengalaman pahit yang dialami oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, sehingga kita boleh merasakan kemurahan Tuhan. Kalau Yesus tidak disalibkan, kita tidak dibenarkan oleh iman, kita tidak akan mendapat kemurahan, tetapi karena Yesus telah disalibkan, kita mendapat kemurahan, kita mendapat getah dari akar pohon zaitun.
Kalau kita sadar bahwa kita ini bangsa kafir, dibenarkan karena iman (darah salib), maka kita akan tetap menghargai kemurahan. Yang ada ini, yang kita punya ini adalah karena kemurahan. Jangan hitung-hitungan untuk pekerjaan Tuhan, itu adalah ragi yang lama.

Mari kita menikmati roti tanpa ragi, semua karena kemurahan. Oleh sebab itu, hargailah kemurahan. Jangan kita mendatangkan ketidakadilan, jangan kita mendatangkan kerugian, itu ragi yang lama (keburukan dan kejahatan).

Roma 11:23
(11:23) Tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali.

Jangan bermegah, karena bangsa Israel tetap umat pilihan.
Walaupun ada sebagain yang dipatahkan supaya tunas liar (bangsa kafir) mendapatkan bagian dari kemurahan Tuhan, maka biarlah akar pohon zaitun yang penuh getah itu kita hargai. Tetapi kita tidak bisa bermegah, kalau Tuhan mau mengembalikan cabang-cabang yang telah dipotong, Tuhan bisa, karena memang mereka (bangsa Israel) adalah umat pilihan.

Matius 2:2
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Kesimpulannya; roti tidak beragi atau yang disebut juga roti sulung akan membawa kita sampai kepada pennyembahan. Kerohanian kita dibawa sampai kepada tingkat penyembahan (puncak kerohanian).

Wahyu 8:1
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.

Ketika meterai yang ketujuh itu terbuka, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya. Ketika kita berada dalam tingkat doa penyembahan, kita merasakan suasana sunyi senyap, suatu keindahan disertai dengan ketenangan yang luar biasa yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, selain dirasakan oleh mereka yang hidup dalam doa penyembahan itu sendiri. Biarlah kerohanian kita ini betul-betul berada pada tingkat doa penyembahan.

Wahyu 8:2-3
(8:2) Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala. (8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Biarlah kehidupan kita ini menjadi mezbah dupa besar, hidup dalam doa penyembahan yang besar,  terlepas dari daya tarik bumi, seperti asap dupa kemenyan naik di hadirat Tuhan, bertemu dengan Dia di dalam kasih-Nya, itulah doa penyembahan yang besar.
Kepadanya diberikan kemenyan yang banyak, berarti; mezbah dupa yang besar, penyembahan yang besar, akan menghasilkan asap dupa yang besar dan yang banyak juga.
Semua benda apabila dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah juga. Hanya satu perkara yang terlepas dari daya tarik bumi, itulah asap dupa kemenyan, doa penyembahan, membawa kita terlepas dari daya tarik bumi, itu yang Tuhan mau, tetapi ini juga yang tidak disukai oleh Herodes. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment