KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, August 19, 2019

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 13 APRIL 2019



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 13 APRIL 2019
                             
STUDY YUSUF
(Seri: 157)

Subtema: MENJADI TELADAN

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita, oleh sebab itu biarlah kiranya Tuhan memberkati kita lewat pembukaan rahasia firman malam ini, sehingga kehidupan muda remaja kita menjadi kehidupan pemuda remaja yang sesuai dengan apa yang diharapkan Tuhan, menjadi contoh teladan, menjadi terang, dimanapun kita berada.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, pemuda remaja, hamba-hamba Tuhan, yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan dimanapun anda berada lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, di dalam maupun di luar negeri, kiranya Tuhan memberkati kita.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja tentang Study Yusuf.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki;
-  Yang sulung bernama Manasye.
-  Anak yang kedua bernama Efraim.

Selanjutnya kita akan memperhatikan arti rohani dari kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung yakni MANASYE.
Manasye artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali kepada dua perkara yaitu:
1.   Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.   Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Keterangan: YUSUF LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi atas tiga fase;
Fase yang pertama: saat Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya.
Kisah itu ditulis dengan lengkap di dalam Kejadian 37 yang dibagi atas;
a.   Ayat 1-11; Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya.
b.   Ayat 12-26; Yusuf dijual ke tanah Mesir.

Mari kita lihat kisah itu di dalam Kejadian 37:25-28 ...
Kejadian 37:25-28
(37:25) Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir. (37:26) Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? (37:27) Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu. (37:28) Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.

Kesimpulan dari apa yang sudah dibaca pada ayat 25 sampai ayat 28 adalah akhirnya Yusuf diangkat dari sumur tempat dia dilemparkan, lalu dijual kepada orang Ismael saudagar-saudagar dari Midian, seharga dua puluh syikal perak.
Itu telah disampaikan beberapa minggu berturut-turut.

Sekarang mari kita memperhatikan ...
Kejadian 37:29-34
(37:29) Ketika Ruben kembali ke sumur itu, ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu dikoyakkannyalah bajunya, (37:30) dan kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada lagi, ke manakah aku ini?" (37:31) Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya. (37:32) Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?" (37:33) Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam." (37:34) Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.

Ada dua pribadi yang mengalami kesusahan hati karena terhilangnya Yusuf, yaitu;
1.   Ruben.
Pada ayat 28; ia mengoyakkan bajunya.
2.   Yakub, ayah mereka.
Ia juga mengoyakkan jubahnya pada ayat 24.
Pada ayat 29 Ruben kembali ke sumur itu ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya lalu dikoyakkannyalah bajunya. Dikoyakkan bajunya menunjukkan bahwa Ruben mengalami kesusahan hati.
Ruben ini adalah gambaran dari gereja Tuhan yang betul-betul menaruh perhatiannya kepada Pengajaran Mempelai secara khusus.

Saudaraku kita sejauh ini telah menikmati kemurahan demi kemurahan dari Tuhan lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, maka kalau kita tidak lagi melihat dan merasakan kemurahan-kemurahan dari Tuhan lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel disitulah akan terjadi kesusahan hati yang besar.

Kejadian 37:30
(37:30) dan kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada lagi, ke manakah aku ini?"

Kepada saudara-saudaranya Ruben berkata; "Anak itu tidak ada lagi, ke manakah aku ini?"
Pengertian rohaninya untuk kita sekarang; sebagai anak yang tertua Ruben merasa tertuduh, Ruben merasa tidak bertanggung jawab.
Ruben adalah kehidupan yang masak dan tua rohaninya, tandanya; merasa tertuduh sendiri karena tidak bertanggung jawab.
Jadi kalau rohani sudah masak (matang) akan merasa tertuduh sendiri apabila tidak bertanggung jawab atau lalai terhadap tugasnya.
Sedangkan kanak-kanak rohani biar sudah berbuat salah, biar sudah membuat keonaran kelaliman, tidak akan pernah merasa tertuduh.

1 Timotius 4:12
(4:12) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Jangan kita dianggap rendah karena usia kita masih muda, sebaliknya jadilah teladan bagi orang-orang percaya; baik dalam perkataan, maupun tingkah laku (perbuatan), dalam kasih, dalam kesetiaan, dalam kesucian. Biarlah kita menjadi teladan dalam lima perkara tersebut.
Pendeknya; kedewasaan rohani tidak diukur dari usia.

Teladan dalam perkataan berarti tidak asal mengumbar kata-kata, jangan asal bicara, apalagi mengucapkan kata-kata yang tidak senonoh. Bercanda boleh tetapi jangan sampai berlebihan supaya tetap menjadi teladan dalam perkataan.
Teladan dalam tingkah laku, kalau kita memiliki sikap dan perbuatan yang baik dan benar berarti dengan demikian menjadi teladan dalam tingkah laku.
Teladan dalam kasih, kasih agape bukan kasih fileo dan kasih eros. Apa fungsinya kasih? Jawabannya adalah menutupi banyak sekali dosa (mengampuni dosa), kemudian berfungsi sebagai pengikat yang mempersatukan dan yang  menyempurnakan.
Teladan dalam kesetiaan, orang yang setia siapakah menemukannya. Hari ini orang bisa saja berbuat baik tetapi besok ia belum tentu setia, itu sebabnya “banyak orang menyebut diri baik tetapi orang setia siapakah menemukannya.”
Teladan dalam kesucian. Menjadi teladan dalam kesucian berarti menjaga diri untuk tetap hidup dalam kesucian, tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak baik, yang jahat, yang najis dan lain sebagainya, dengan demikian ia menjadi teladan di dalam kesucian.

1 Timotius 4:13
(4:13) Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.

Menjadi teladan harus disertai dengan bertekun dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.

Sebab itu biarlah kita tetap bertekun dalam hal;
YANG PERTAMA: Bertekun dalam membaca kitab-kitab suci.
Kitab suci terdiri dari PERJANJIAN LAMA dan PERJANJIAN BARU, seluruhnya berjumlah 66 kitab diawali dari Kejadian diakhiri dengan kitab Wahyu.
-  Perjanjian Lama ditulis oleh para nabi.
Tugas nabi adalah bernubuat artinya; menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati, dengan demikian dosa dibungkar dengan tuntas, tidak ada lagi dosa yang tersembunyi sekecil apapun.
Maka kita ini adalah kehidupan yang berbahagia kalau tekun dalam hal membaca kitab-kitab suci, termasuk kitab para nabi. Gunakan waktu yang ada, ambil waktu, untuk sempatkan diri untuk membaca kitab-kitab suci termasuk kitab para nabi. Musuh yang dilawan supaya kita bisa membaca kitab-kitab para nabi adalah kemalasan dan dosa yang tersembunyi, dosa yang masih ditutup-tutupi itu adalah musuh utama sehingga menjadi penghalang di dalam hal membaca kitab para nabi.
-  Perjanjian Baru ditulis ooleh para rasul.
Tugas rasul adalah menyatakan wahyu kepada gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini.
Wahyu -> rahasia kerajaan sorga.
Ada rahasia yang perlu untuk kita ketahui malam ini yaitu seindah-indahnya kerajaan sorga tidak ada artinya kalau sebuah takhta tidak terdiri di dalamnya. Demikian juga kehidupan kita ini sekalipun menjadi kehidupan yang sukses, berhasil secara lahiriah, dipandang manusia begitu indah dan luar biasa, tetapi tidak akan menjadi berarti kalau Allah tidak bertakhta di dalam kehidupan kita sekaliannya.
Itu rahasia yang harus kita ketahui di hari-hari terakhir ini.

YANG KEDUA: Bertekun dalam membangun.
Membangun artinya; mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda, ibarat bangunan ini tidak terdiri dari satu material tetapi terdiri dari pasir, batu, bata, kayu, besi, kerikil, dan lain sebaginya.
Semua material-material itu digunakan dan menjadi satu sehingga terbentuklah sebuah bangunan.
Kerinduan Tuhan yang terbesar kepada umat-Nya adalah supaya kita menjadi satu, sama seperti Anak dengan Bapa adalah satu.
Kegunaan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, untuk membawa kita masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus. Dimulai dari diri kita masing-masing, satu dengan yang lain tidak boleh ada jarak, satu dengan yang lain tidak boleh permusuhan, tidak boleh ada kebencian.

1 Korintus 3:10-11
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. (3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Rasul Paulus adalah seorang ahli bangunan yang cakap, tandanya; ia telah meletakkan dasar dari tiap-tiap bangunan itu, itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan (korban Kristus).
Jadi dasar dari bangunan itu adalah korban Kristus.

Matius 7:24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Saat menghadapi tiga jenis ujian, rumah itu tidak rubuh sebab rumah itu dibangun di atas dasar batu.
Batu -> korban Kristus.

Adapun ketiga ujian tersebut, salah satunya adalah Turunlah hujan -> ujian yang datang dari atas yaitu penghulu dunia yang gelap atau roh-roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya.

Kejadian 3:6-7
(3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. (3:7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Kesimpulannya; Hawa melanggar hukum Allah karena diperdaya oleh ular itu, akibatnya Hawa menjadi telanjang. Sebelum mereka melanggar hukum Allah mereka tidak menyadari bahwa mereka telanjang sekalipun mereka tidak berpakaian, tetapi setelah mereka melanggar hukum Allah mereka menyadari bahwa mereka menjadi telanjang.

2 Korintus 11:2-3
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

Hawa diperdaya oleh ular itu dengan kelicikannya, tujuannya: untuk merusak  nikah yang suci.
Sebab Rasul Paulus berkata; “karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”
Oleh sebab itu Rasul Paulus berjuang untuk mempertunangkan sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada satu laki-laki, Yesus Kristus adalah Mempelai Laki-Laki Sorga.

Tetapi puji Tuhan tidak usah putus asa kalau mungkin Hawa telah diperdaya oleh ular itu dengan kelicikannya, jangan lekas-lekas kecewa dan putus asa, sebab  pembangunan tubuh Kristus tetap berlangsung. Apa buktinya? Karena Tuhan Yesus Kristus tidak dapat diperdaya oleh kelicikan ular itu, dengan bukti Ia rela disalibkan sekalipun ada tuduhan-tuduhan palsu.
Ia disalibkan bukan karena Ia berbuat dosa, bukan karena kejahatan, tetapi Ia disalibkan oleh karena adanya tuduhan-tuduhan palsu. Tetapi sekalipun demikian Ia tidak mau membuka mulut-Nya, Ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan oleh karena tuduhan palsu tadi, Ia tidak mau membela diri-Nya. Pendeknya; Yesus tidak dapat diperdaya oleh tipu daya.
Dimulai dengan pengadilan yang pertama (Mahkamah Agama) di hadapan imam besar Kayafas, maupun di pengadilan yang kedua di hadapan Pilatus, raja wilayah, disitupun ada desakan-desakan dengan adanya tuduhan-tuduhan palsu. Sampai kepada Raja Herodes disitu Dia dipermain-mainkan oleh Raja Herodes dengan prajurit-prajuritnya. Bahkan kembali lagi kepada Pilatus harus menghadapi tuduhan-tuduhan palsu yang begitu banyak, namun Ia tidak membuka mulutnya, Ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, dengan lain kata Ia tidak terperdaya dengan tipu daya kelicikan dari pada iblis setan.
Kesimpulannya; Ia tidak terperangkap dengan tipu daya dari pada iblis setan.

Sekalipun Hawa telah diperdaya oleh ular, tetapi Tuhan Yesus Kristus rela disalibkan bukan karena dosa kejahatan tetapi Dia disalibkan karena tuduhan-tuduhan palsu.

Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

“Taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib”, dengan demikian Ia telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya dua ribu sembilan belas tahun yang lalu di atas kayu salib, Dia telah mengalahkan tipu daya dari pada iblis setan dengan segala kelicikannya sebab Dia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.

Yohanes 19:32-36
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,

Karena Yesus telah mati di atas kayu salib maka prajurit-prajurit itu tidak mematah-matahkan kaki Yesus; dengan demikian anggota-anggota tubuh Kristus tidak terpisahkan oleh apapun, sebab Yesus telah mati di atas kayu salib. Dengan demikian terwujudlah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (kesatuan tubuh Kristus yang sempurna).

Yohanes 19:34
(19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Kemudian prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segeralah mengalir keluar air dan darah, ini tanda kelahiran baru atas bangsa kafir.
Jadi dengan matinya Yesus Kristus terwujudlah kesatuan tubuh Kristus dan melahirkan gereja Tuhan itulah bangsa kafir.

Efesus 6:11-12
(6:11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; (6:12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Perjuangan kita bukan melawan darah dan daging bukan melawan sesama, tetapi perjuangan kita melawan roh-roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya dengan demikian terwujudlah kesatuan tubuh, sebab tulang-tulang Yesus tidak dipatah-patahkan.

YANG KETIGA: Bertekun dalam mengajar.
Kita tidak mungkin semua menjadi guru atau pengajar, kita tidak mungkin semua menjadi gembala, kita tidak mungkin semua menjadi rasul, nabi, dan penginjil, namun kerinduan Tuhan kepada kita supaya kita juga bertekun di dalam mengajar, di dalam hal ketundukan.

2 Korintus 3:1-3
(3:1) Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu? (3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. (3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Kalau firman itu dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging dan ditukik di dalam hati, disebut dengan surat Kristus dan surat pujian yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang.
Sebab itu jangan sampai kita memandang ringan terhadap setiap pemberitaan-pemberitaan firman yang disampaikan, tetapi kita harus berjuang dan mendambakan supaya setiap pemberitaan firman Tuhan yang disampaikan itu kiranya mendapat tempat di hati kita, dengan lain kata firman itu dimeteraikan dalam loh daging kita, ditukik di dalam hati kita supaya kehidupan kita menjadi surat Kristus, surat pujian yang dapat dibaca dan dikenal dan dibaca oleh setiap orang. Perkataan kita dapat dibaca dan dikenal semua orang, solah tingkah, perbuatan, gerak gerik kita dapat dikenal dan dibaca oleh setiap orang, dengan demikian kita sudah mengajar orang lain.
Di muka tadi saya katakan tidak mungkin kita semua menjadi guru atau pengajar, tidak mungkin kita semua menjadi gembala, tidak mungkin kita semua menjadi rasul, nabi, dan penginjil, tetapi Tuhan mendambakan supaya kehidupan pemuda remaja GPT “Betania” Serang-Cilegon ini mengajar orang lain, pada saat kapan itu? Ketika firman itu dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, ditukik dalam hati kita, maka kita sudah menjadi surat Kristus, sudah menjadi surat pujian yang dapat dibaca dan dapat dikenal oleh setiap orang. Dengan demikian kita sudah mengajar orang lain bahkan disebut pengajar yang cakap.

2 Korintus 3:4-6
(3:4) Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. (3:5) Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. (3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru berarti firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging dan ditukik dalam hati kita.
Sedangkan pelayan-pelayan dalam suatu perjanjian lama itu sama seperti huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu, itu mematikan.
Kalau firman itu tidak ditindaklanjuti, tidak di follow up, firman itu tidak mendarah daging sama artinya dengan huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu, tidak ada artinya, itu mematikan, daging itu mati Roh yang menghidupkan.
Jadilah pengajar-pengajar yang cakap karena memang firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging kita, ditukik di hati kita, menjadi surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang baik perkataan kita menjadi pengajar yang cakap, baik perbuatan kita menjadi pengajar yang cakap, dimanapun kita berada baik di rumah, di tempat bekerja, di tempat menuntut ilmu, di tempat pekerjaan, jadilah surat Kristus surat pujian karena kita adalah pelayan-pelayan dari suatu perjanjian yang baru.

1 Petrus 3:1-2
(3:1) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,  (3:2) jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.

Ketundukan kita sebagai mempelai perempuan kepada Kristus sebagai kepala gereja (Mempelai Pria Sorga) itu juga merupakan kesaksian yang murni dan saleh.
Dari ketundukan itu kita sudah mengajar orang lain, memenangkan jiwa orang lain yaitu orang-orang yang tidak taat kepada firman Allah.
Jadi kita tidak harus menjadi dosen (pengajar), walaupun Tuhan memang merindukan kita untuk menjadi pengajar yang cakap. Tetapi dengan menjadi surat Kristus dan surat pujian yang dapat dikenal dan dibaca oleh setiap orang, baik perkataan dan perbuatan kita dapat dibaca dan dikenal oleh semua orang itu menunjukkan bahwa kita adalah pengajar yang cakap. Oleh sebab itu jadilah pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru.

1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.

Oleh sebab itu jangan kita lalai dalam mempergunakan karunia yang ada pada kita masing-masing, ada karunia bernubuat, ada karunia membangun, ada karunia mengajar, ada karunia iman, ada karunia untuk mengusir setan, jangan lalai dalam hal itu.
Tetapi jadilah kehidupan pemuda remaja yang bertanggung jawab, itulah kehidupan pemuda remaja yang sudah mencapai kedewasaan rohani, merasa tertuduh ketika melalaikan sebuah tanggung jawab sama seperti Ruben, merasa tertuduh ketika melalaikan karunia yang ada pada kita semua, itulah tipe kehidupan rohani yang masak, tipe kehidupan rohani yang sudah tua (dewasa). Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang




No comments:

Post a Comment