KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, December 19, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 15 DESEMBER 2020


 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 15 DESEMBER 2020
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 126)
 
Subtema: KEMURAHAN LEBIH DARI HIDUP = PENYEMBAHAN
 
Segala puji, segala hormat, selayaknya kita naikkan hanya bagi Dia yang saat ini duduk di atas takhta-Nya dalam kemuliaan kekal.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat yang ada di Malaysia, di Bandung: Shalom. Selamat malam bagi kita semuanya.  Dan juga anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri: Salah pesekutuan dan damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita masing-masing.
Kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya firman yang kita terima ini meneguhkan kehidupan kita, sampai hidup rohani kita dipimpin sampai berada pada puncaknya, berada pada kedudukan yang tertinggi, itulah doa penyembahan, lepas dari daya tarik bumi.
 
Selanjutnya, mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Di sini kita melihat; nasihat Firman Allah ditujukan langsung kepada suami-suami supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Oleh sebab itu, nasihat yang suci ini harus diterima oleh seorang suami dengan hati yang terbuka lebar-lebar, disertai dengan kerendahan di hati, sekalipun memang suami adalah kepala atau pemimpin di dalam hubungan nikah dan rumah tangganya.
 
Kemudian, seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya dapat kita pelajari langsung dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Efesus.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
 
Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya dinyatakan sebanyak 2 (dua) kali, yakni:

1.      Ayat 25Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Hal yang pertama ini telah disampaikan beberapa waktu yang lalu.

2.      Ayat 28, Seorang suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri.

 
Pendeknya: Siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri. Mengapa demikian?
 
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
 
Antara suami dan isterinya sudah menjadi satu daging oleh salib di Golgota.
Sebab, di sini dikatakan: “Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya”, hal ini jelas berbicara tentang; salib di Golgota. Sebagaimana dengan Yesus, Anak Allah, Ia telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, yakni;
-          Ia telah meninggalkan Bapa-Nya.
-          Ia telah meninggalkan rumah-Nya di sorga.
-          Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
Hal itu ditulis dalam Filipi 2:5-8. Dengan satu tujuan; supaya Kristus, yang adalah Kepala, menyatu dengan sidang jemaat yang adalah tubuh-Nya. Jadi, yang mempersatukan tubuh dengan Kepala adalah salib Kristus, salib di Golgota; laki-laki meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, itu berbicara tentang salib di Golgota.
 
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
 
BUKTI SEORANG SUAMI MENGASIHI ISTERINYA ialah mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
 
Hal yang senada tentang MENGASUH dan MERAWATI, dapat kita temukan di dalam 1 Tesalonika 2.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
 
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika, sama seperti seorang ibu terhadap anaknya.
Ibu à Gembala Sidang atau pemimpin sidang jemaat. Sedangkan tugas dari gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) ialah:
1.       Mengasuh hidup rohani dari sidang jemaat.
2.       Merawati hidup rohani dari sidang jemaat.
 
Selanjutnya, kita kembali memperhatikan tentang “mengasuh.”
 
Tentang: MENGASUH.
Tentang hal “mengasuh” ini  langsung kita hubungkan di dalam Kisah Para Rasul 7.
Kisah Para Rasul 7:21
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
 
Musa diasuh oleh puteri Firaun seperti anaknya sendiri.
 
Perlu untuk kita ketahui: Seorang ibu harus bertanggung jawab di dalam hal mengasuh anaknya sendiri. Sebaliknya, seorang anak berhak untuk mendapat hak asuh dari ibunya.
Oleh sebab itu, tentu saja kita patut mengucap syukur sedalam-dalamnya dan berterima kasih setinggi-tingginya kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, sebagai Kepala rumah TUHAN yang telah mengasuh hidup rohani kita masing-masing, lewat ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon.
 
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
 
BUKTI MUSA DIASUH OLEH PUTERI FIRAUN ialah Musa dididik dengan segala hikmat orang Mesir.
Berarti, diasuh oleh TUHAN = menerima didikan langsung dari TUHAN.
 
Pendeknya: Ibadah dan pelayanan yang dihubungkan langsung oleh salib adalah ibadah yang mendapatkan didikan dari TUHAN terhadap sidang jemaat atau umat TUHAN.
 
Ibrani 12:5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
 
Anak-anak TUHAN atau orang-orang Kristen tidak boleh melupakan nasihat Firman TUHAN. Dengan kata lain;
-          Jangan anggap enteng didikan TUHAN.
-          Jangan putus asa apabila kita diperingatkan oleh TUHAN.
Itulah praktek untuk tidak melupakan nasihat Firman TUHAN.
 
Berarti, ibadah dan pelayanan yang sedang kita usahakan di atas muka bumi ini memang harus dihubungkan langsung dengan salib untuk mendapatkan didikan TUHAN dan untuk mendapatkan peringatan dari TUHAN.
Kita butuh didikan dari TUHAN, dan kita butuh peringatan dari TUHAN. Jangan merasa diri bisa, jangan merasa bahwa kita sudah pandai, jangan merasa bahwa kita sudah mampu; kita butuh didikan TUHAN dan kita juga perlu untuk diperingatkan, mengapa? Karena manusia tidak luput dari banyak kekurangan, tidak luput dari banyak kelemahan di sana sini.
Jadi, berbahagialah seorang anak manakala seorang ibu bertanggung jawab dalam hal mengasuh anaknya sendiri.
 
Pendeknya: Jangan anggap enteng dan jangan putus asa apabila ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan di atas muka bumi ini dihubungkan langsung dengan salib.
 
CONTOH menganggap enteng ibadah pelayanan: PRIBADI ESAU.
Pada minggu lalu, hal ini sudah disinggung, namun kita kembali untuk memperhatikannya.
 
Kejadian 25:29-34
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. (25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. (25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. (25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
 
Singkatnya: Esau menjual hak kesulungannya demi sepiring sop kacang merah, sama artinya; memandang ringan atau menganggap enteng hak kesulungan, yakni ibadah pelayanan dan kekuatannya, itulah ibadah salib.
Jadi, menjual hak kesulungan sama artinya; memandang ringan atau menganggap enteng hak kesulungan, yakni ibadah pelayanan dan kekuatannya, itulah ibadah salib.
 
PENYEBAB menganggap enteng atau memandang ringan ibadah salib atau hak kesulungan.
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
 
Esau adalah seorang yang pandai, bahkan jago di dalam hal berburu daging.
Memang, itu bisa saja terjadi kalau seseorang hidup di luar TUHAN. Biasanya, orang yang hidup di luar TUHAN, ia pasti pandai di dalam hal berburu daging, karena mereka tidak memiliki Roh TUHAN.
 
Jelas, Esau adalah gambaran dari orang Kristen yang hidup menurut hawa nafsu daging dan menuruti keinginan-keinginan daging yang jahat. Itulah yang menyebabkan sehingga Esau memandang ringan hak kesulungan atau menganggap enteng ibadah salib.
 
Roma 8:2
(8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
 
Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Roh TUHAN yang memberi hidup, sekaligus memerdekakan kita dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
Jadi, kalau kita hidup di dalam Roh TUHAN, pasti merdeka dari hukum dosa, maupun dari hukum maut (hukum Taurat). Biarlah kiranya hal ini kita pandang dengan sungguh-sungguh, jangan kita anggap enteng.
 
Lihat, SEBALIKNYA ...
Roma 8:3-4
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, (8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
 
Jikalau ibadah dan pelayanan itu memang benar-benar dihubungkan langsung dengan salib, maka daging akan dihukum, sehingga tidak lagi hidup di dalam daging, melainkan hidup menurut Roh TUHAN yang suci. Kalau memang ibadah itu dihubungkan langsung dengan salib, maka daging akan menerima hukuman, sehingga kehidupan anak-anak TUHAN tidak lagi hidup dalam daging, melainkan hidup menurut Roh TUHAN; merdeka dari dosa, merdeka dari hukum maut.
 
Pendeknya: Oleh karena ibadah salib, kita diliputi oleh Roh TUHAN, sekaligus tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam diri kita masing-masing. Dengan kata lain; lepas dari ibadah Taurat, lepas dari tuntutan hukum Taurat, berarti; tidak menganggap enteng = Tidak memandang ringan hak kesulungan, yakni ibadah dan pelayanan.
Kalau kita menjalankan ibadah Taurat, ibadah secara lahiriah, ibadah secara rutinitas, ibadah daging = Menganggap enteng ibadah dan pelayanan.
 
Biarlah kita rendah hati dalam mendengarkan firman TUHAN, tidak usah gelisah, tidak usah penuh dengan trik-intrik, supaya nanti enak saat menyembah TUHAN. Mendengarkan firman dengan penuh trik-trik, itu adalah manusia daging, hidup di luar TUHAN. Lihat saja saya, rendah hati saat mendengar firman; perlihatkan wajahmu, sebab itu tandanya bahwa hatimu sudah murni kepada TUHAN. Kalau menggunakan trik-trik dalam beribadah, dalam mendengarkan firman TUHAN, itu menunjukkan hatimu jauh dari kemurnian. Kalau sudah diajar, jangan anggap enteng lagi, tetapi juga jangan putus asa, jangan kesal.
 
Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
 
Sebaliknya, hidup menurut daging memikirkan hal-hal dari daging, ia tidak mungkin memikirkan hal-hal yang dari Roh, tidak mungkin memikirkan perkara rohani, perkara di atas, itulah ibadah dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
 
Jadi, sangat berbeda sekali antara mereka yang hidup di dalam Roh dengan mereka yang hidup menurut daging.
Bagaimana orang yang hidup di dalam Roh? Mereka yang hidup di dalam Roh mengikuti ibadah yang dihubungkan langsung dengan salib, sehingga tuntutan hukum Taurat itu digenapi di dalam diri mereka, kemudian tidak lagi hidup menurut daging, tetapi hidup menurut Roh; itulah ibadah yang dihubungkan dengan salib. Hukum Taurat tergenapi, kemudian hidup menurut Roh; merdeka dari hukum dosa dan hukum maut.
Tetapi kalau masih hidup menurut daging pasti memikirkan daging, ia tidak akan pernah memikirkan hal-hal yang dari Roh, tidak akan pernah memikirkan perkara rohani, perkara di atas, ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
 
Jadi, sudah jelas ya, yang menyebabkan sehingga menganggap enteng, menganggap ringan ibadah salib atau didikan TUHAN adalah daging dengan segala perbuatannya, seperti Esau yang sibuk berburu daging, sehingga tidak bebas dari hukum maut, tidak bebas dari hukum dosa.
Sebaliknya, anak-anak TUHAN yang hidup menurut Roh TUHAN, mereka merdeka, bebas dari hukum dosa dan hukum maut, karena ibadah yang dihubungkan dengan salib menggenapi hukum Taurat, sekaligus hidup di dalam Roh, sehingga tidak menjalankan ibadah Taurat, ibadah lahiriah, ibadah daging, tidak menganggap enteng ibadah salib.
 
CIRI CIRI hidup menurut daging.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
 
Ciri-ciri hidup menurut daging ialah Esau seorang yang suka tinggal di padang.
 
Jadi, ciri-ciri manusia daging ialah suka tinggal di padang. Sementara “padang” adalah gambaran dari dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Pendeknya: Jika anak-anak TUHAN menganggap enteng atau memandang ringan hak kesulungan, menganggap enteng ibadah salib, maka ia akan langsung bersekutu dengan dunia, seperti Esau. Dan itu tidak bisa dipungkiri, sebab Alkitab sendiri yang mengatakannya, bukan saya.
 
1 Yohanes 2:16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
 
Inti dari segala sesuatu yang ada di dalam dunia, ada 3 (tiga), yaitu:
1.      Keinginan daging.
2.      Keinginan mata.
3.      Keangkuhan hidup.
 
SEBAGAI BUKTI bahwa inti dari segala sesuatu yang ada di dalam dunia hanyalah keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup.
Lukas 4:3-11
(4:3) Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." (4:4) Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja." (4:5) Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. (4:6) Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. (4:7) Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." (4:8) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (4:9) Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, (4:10) sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, (4:11) dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
 
Yesus menghadapi 3 (tiga) ujian cobaan dari Iblis:

1.      Ujian yang pertama: Batu jadi roti ... ayat 3-4. Sasarannya ialah keinginan daging.

2.      Ujian yang kedua: Iblis memperlihatkan kerajaan dunia atau pun keindahan dunia .. .ayat 5-8. Sasarannya ialah keinginan mata.

3.      Ujian yang ketiga: Iblis menempatkan Yesus di bubungan Bait Allah di Yerusalem ... ayat 9-11. Sasarannya ialah keangkuhan hidup atau ketinggian hati.

 
Kesimpulannya: Dunia dengan segala yang ada di dalamnya, jelas dan nyata berada di bawah kuasa dari Iblis atau Setan, sesuai dengan 1 Yohanes 5:19, Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
 
Yakobus 4:4
(4:4) Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
 
Perhatikan baik-baik: Persekutuan atau persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Jadi, kalau seseorang menjadi sahabat dunia (bersahabat dengan dunia), berarti ia menjadikan dirinya musuh Allah.
 
Jadi, dapatlah kita menarik suatu kesimpulan, bahwa: Esau adalah musuh Allah, karena Esau bersekutu dengan dunia.
Kalau kita meninggalkan TUHAN, menganggap enteng ibadah pelayanna, menganggap ringan hak kesulungan, maka ia langsung bersekutu dengan dunia. Tetapi orang yang bersekutu dengan dunia adalah musuh dari TUHAN. Jangan sesekali kita menginginkan dunia dengan inti yang ada di dalamnya.
 
Ingat; masa depan kita ada di tangan TUHAN, tidak usah terlalu kuatir. Saya mengatakan ini bukan karena saya “pengkotbah”, bukan karena saya “pendeta, hamba TUHAN”, bukan, tetapi karena saya sendiri sudah mengalaminya. Dan pengalaman ini saya bagikan kepada saudara. Jadi, tidak usah kuatir.
Saya bertahun-tahun melewati suatu masa-masa yang sangat sulit dan tidak ada yang menopang, kecuali TUHAN sendiri, tetapi saya tidak kuatir walaupun kerap kali ditandai dengan tangisan bertahun-tahun, sampai tiba akhirnya penggembalaan ini terbentuk 2011. Saya memasuki provinsi Banten di tahun 2001, barulah penggembalaan ini ada tahun 2011; jadi, dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun itu saya banyak kali menderita, disertai dengan cucuran air mata. Tetapi tidak perlu kuatir, sehingga saya bisa membagikan pengalaman ini, supaya kita tidak menjadi musuh dari TUHAN Yesus.
 
Tinggikan korban Kristus; ibadah memang harus dihubungkan dengan salib, supaya kita menerima didikan. Jangan kita anggap enteng ibadah salib dan jangan putus asa kalau kita memang harus memikul salib, sebab kalau kita menganggap enteng ibadah, maka orang yang semacam ini akan berhubung langsung dengan dunia. Dan kalau seseorang sudah bersekutu dengan dunia, kalau seseorang bersahabat dengan dunia, kalau seseorang sudah menyatu dengan dunia, maka pasti orang semacam ini menjadi musuh TUHAN.
Pilih mana:
-          Menjadi sahabat dunia, diterima dunia, tetapi menjadi musuh TUHAN.
-          Atau, ditolak dunia, tetapi diterima TUHAN?
Tentu, lebih baik ditolak dunia, asal kita diterima TUHAN.
 
Yakobus 4:5
(4:5) Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
 
Sementara, Roh Allah yang ada di dalam diri kita ini ternyata diingini oleh TUHAN dengan cemburu. Oleh sebab itu, apa artinya Roh Allah tinggal di dalam diri kita, jikalau kita bersekutu, jikalau kita bersahabat dengan dunia ini? Dunia tidak memerlukan Roh Allah.
Hanya anak-anak TUHAN yang sedang mengusahakan, yang sedang mengerjakan ibadah yang dihubungkan dengan salib salib adalah orang-orang yang sangat membutuhkan Roh TUHAN. Roh itu selanjutnya memberi kemerdekaan bagi dia; bebas dari hukum dosa dan bebas dari hukum maut (hukum Taurat), tidak menjalankan ibadah Taurat, tidak menganggap enteng ibadah salib.
 
Tetapi Esau tidak menghormati kekudusan dari Roh TUHAN yang suci. Sebetulnya, ini setara dengan dosa penghujatan; menghujat Roh Kudus. Menghujat kemah atau kediaman Allah = menghujat Roh Allah, tidak ada pengampunan.
Oleh sebab itu, hati-hati, jangan bermain-main. Jangan bersekutu, jangan bersahabat dengan dunia, supaya kita jangan menjadi musuh dari pada Allah sendiri.
 
Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
 
Esau memandang enteng ibadah salib.
 
Ibrani 12:17
(12:17) Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
 
Tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata, sebab Esau ditolak. Berarti, tidak ada pengampunan dosa; darah Yesus tidak berlaku atas dia.
 
Jadi, sudah sangat jelas:  Tidak menghormati kekudusan dari Roh Kudus yang heran itu = Menghujat Roh Allah. Dan orang yang menghujat Roh Allah, tidak akan mendapat pengampunan.
Maka, jangan pernah menganggap enteng kemah kediaman Allah, karena TUHAN menempatkan Roh Allah diam di dalamnya, dan Dia sangat menginginkan Roh-Nya itu dengan cemburu. Jadi, jangan bermain-main, kalau tidak mau dibenci oleh TUHAN. Banyak anak TUHAN yang dibenci oleh TUHAN, tetapi masih diberi kesempatan untuk beribadah; oleh sebab itu, hargai selagi masih ada kesempatan.
Tetapi Esau, dia ditolak untuk mendapatkan berkat yang satu itu, ditolak untuk memperbaiki kelakuannya, tidak ada lagi kesempatan. Selagi masih ada kesempatan untuk menangis di kaki salib TUHAN, itu merupakan kemurahan besar bagi kita.
 
Jadi, apa artinya Roh Allah tinggal di dalam diri kita, jikalau kita bersekutu atau bersahabat dengan dunia ini.
Tadi saya memberi nasihat kepada seorang anak TUHAN, karena saya tahu, dia mencuci mobil tidak dari hatinya. Lalu saya panggil dia untuk memeriksa kotoran-kotoran yang tertinggal pada bagian body mobil. Sesudah itu, saya memberikan nasihat firman kepadanya, supaya ia takut TUHAN, jangan takut kepada saya, dengan demikain, ia sedang memelihara Roh TUHAN. Kalau dia melakukan tugas karena takut manusia, maka Roh TUHAN tidak ada di dalam dirinya, tetapi kalau dia takut TUHAN, maka Roh TUHAN ada di dalam dirinya.
Oleh sebab itu, sekali lagi saya sampaikan: apa artinya Roh Allah tinggal di dalam diri kita, jikalau kita bersekutu atau bersahabat dengan dunia ini. Camkanlah dengan baik.
 
Filipi 3:18
(3:18) Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
 
Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, ini adalah nasihat berulang-ulang dari Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Asia kecil, terkhusus jemaat di Filipi, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, kemudian disampaikan kembali dengan mencucurkan air mata. Inilah kalau hamba TUHAN bertanggung jawab; air mata tidak pernah berhenti.
 
Kalau hamba TUHAN tidak bertanggung jawab, ia tidak akan pernah meneteskan air mata; dia tidak akan pernah merasakan kesusahan orang lain, tidak peduli dengan kebodohan orang lain. Tetapi kalau hamba TUHAN bertanggung jawab; ia selalu disertai dengan tetesan air mata, itu sudah pasti.
Oleh sebab itu, tadi malam pun saya berbincang-bincang dengan isteri saya tentang sikap yang kurang baik, yang secara langsung tidak terlihat oleh mata, tetapi dari cara bekerja, saya dapat mengetahui bahwa ia belum ada dalam penyerahan. Tiba-tiba, saya dapat berita, dalam perjalanan, ia jatuh di tengah-tengah perjalanannya. Lalu, setelah mendapat berita itu, saya kembali bercerita kepada isteri untuk mengingatkan pembicaraan tadi malam. Mengapa saya harus membicarakan soal kebodohan? Karena saya bukan seorang hamba TUHAN yang tidak bertanggung jawab, saya belajar untuk mempertanggung jawabkan, belajar merasakan dan mengerti kebodohan orang lain. Jadi, saudara harus mengerti itu.
 
Selanjutnya, dengan tegas Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Filipi, bahwa ternyata “banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.” Banyak orang menolak ibadah yang dihubungkan dengan salib Kristus, itulah yang membuat Rasul Paulus menangis sejadi-jadinya di hadapan TUHAN. Demikian juga, hati saya tentu akan sedih, kalau sidang jemaat menolak ibadah yang dihubungkan dengan salib, yang banyak kali bersungut-sungut hanya karena korban; hati saya sedih, sungguh.
 
Filipi 3:19
(3:19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
 
Saya kembali untuk menyampaikan: Banyak orang hidup sebagai seteru salib Kristus atau bermusuhan dengan ibadah salib. Penyebabnya adalah karena karena pikiran hati mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi, sebagaimana Esau; menganggap enteng hak kesulungan -- ibadah yang dihubungkan dengan salib --, ia langsung bersekutu dengan dunia.
 
Banyak orang hidup sebagai seteru salib Kristus, menjadi musuh TUHAN, ternyata karena pikiran hati mereka semata-mata tertuju (fokus) hanya kepada perkara duniawi, tidak fokus, tidak mengkhususkan dirinya untuk perkara-perkara sorgawi, perkara di atas, perkara rohani, ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, sehingga;
YANG PERTAMA: Tuhan mereka ialah perut mereka. Berarti, sama dengan ular, yang menjalar dengan perut. Pendeknya: Beribadah dan melayani karena perut adalah hamba Setan. Kalau ibadah yang dihubungkan dengan salib, itu adalah hamba Kristus, tetapi beribadah dan melayani karena perut adalah hamba Setan.
YANG KEDUA: Kemuliaan mereka ialah aib mereka. Berarti, tidak memancarkan cahaya kemuliaan.
Mempelai TUHAN disebut merpati TUHAN, karena selain berada di celah-celah batu, ibadah yang berkubu, ibadah yang meninggikan korban Kristus, ternyata senantiasa memperlihatkan wajahnya, memancarkan cahaya kemuliaan, tidak ada lagi yang disembunyikan. Tetapi di sini kita melihat; kemuliaan mereka ialah aib mereka, berarti; tidak memancarkan cahaya kemuliaan, masih banyak yang ditutup-tutupi, masih banyak dosa yang belum terakui.
 
Malam ini, kalau masih ada di antara kita belum mengakui dosa, ayo, malam ini waktunya; langsung tersungkur di kaki salib TUHAN. Sesudah menyembah, ada kesempatan untuk mengadakan pengakuan secara khusus kepada TUHAN.
 
Kita akan memperhatikan Roma 16, dengan perikop “Peringatan”. Hal ini semata-mata bukan saja ditujukan kepada jemaat di Roma, tetapi juga ditujukan kepada kita malam ini.
Roma 16:17-18
(16:17) Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka! (16:18) Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.
 
Nasihat Firman TUHAN ditujukan langsung kepada jemaat di Roma, supaya waspada terhadap mereka yang bertentangan dengan pengajaran, itulah mereka yang menolak ibadah yang dihubungkan dengan salib. Waspadalah terhadap mereka itu. Hindari orang yang menolak ibadah salib, karena orang semacam ini menimbulkan 2 (dua) hal:
1.      Menimbulkan perpecahan.
2.      Menimbulkan godaan.
Sebab orang-orang yang demikian tidak melayani TUHAN Yesus, berarti ada motif lain, mereka beribadah dan melayani dengan kepentingan di situ, yaitu melayani perut mereka, karena tuhan mereka adalah perut mereka.
 
Hindari hamba TUHAN yang menolak ibadah salib, hindari orang Kristen yang menolak ibadah salib; yang hanya menginginkan berkat-berkat, yang hanya menginginkan mujizat-mujizat di tengah ibadah, yang hanya hanya mencari hamba-hamba TUHAN yang pandai mengadakan sensasional. Hindari orang semacam itu.
Oleh sebab itu, kalau kita memang datang beribadah kepada TUHAN dengan sungguh-sungguh, maka sungguh-sungguhlah, tidak perlu terkecoh dengan sensasi. Sudah seharusnya hamba TUHAN semacam itu dihindari dengan segala kewaspadaan; jangan bermain-main, tidak boleh anggap enteng.
Baik sidang jemaat yang di Malaysia, biarlah sungguh-sungguh ikut TUHAN; kalau ikut TUHAN, ikutlah TUHAN. Baik juga sidang jemaat yang di Bandung; kalau ikut TUHAN, biarlah ikut TUHAN sungguh-sungguh, tergembala lewat live streaming dengan baik.
 
Waspada, terhadap orang yang  menolak pengajaran yang benar, itulah pengajaran salib, ibadah yang dihubungkan dengan salib; hindari mereka. Mengapa harus dihindari? Karena mereka itu menimbulkan 2 (dua) hal:

1.      Menimbulkan perpecahan, itulah yang menyebabkan kita terpisah-pisah.

2.      Menimbulkan godaan. Jangan menjadi penggoda, teramat lebih kepada mereka yang tulus hatinya dan yang murni hatinya beribadah melayani kepada TUHAN. Jangan ganggu ketulusan hatinya; jangan ganggu kemurnian hatinya, supaya engkau jangan menjadi musuhnya TUHAN, apalagi di hari ibadah mengajak orang memancing di pinggir laut, engkau menjadi musuh TUHAN nanti.

 
DAMPAK NEGATIF atau konsekuensi menganggap enteng atau memandang ringan hak kesulungan (ibadah salib).
Kejadian 25:28
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
 
Ishak sayang terhadap Esau, sebab ia suka makan daging buruan Esau, sedangkan Ribka kasih kepada Yakub.
 
Pendeknya: Sayang adalah hasil dari hubungan daging, atau, hasil dari hubungan daging hanyalah sebatas sayang saja, tidak sampai kepada kasih Allah. Sementara yang kita butuhkan dari TUHAN bukan semata-mata hanya kasih sayang-Nya tetapi juga kasih setia TUHAN.
 
Kita akan memperhatikan Roma 9, dengan perikop: “Pilihan atas Israel”. Saya rindu, supaya kita semua juga bagian dari pilihan TUHAN. Kalau memang menjadi pilihan TUHAN, maka perhatikanlah ayat berikut ini.
Roma 9:11-13
(9:11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, -- supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya -- (9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda," (9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
 
Pilihan TUHAN ternyata jatuh kepada Yakub. Mengapa? Sebab TUHAN mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau
 
Pendeknya: Pilihan TUHAN diteguhkan bukan berdasarkan perbuatan manusia -- seperti perbuatan Esau terhadap Ishak, ayahnya --, tetapi berdasarkan panggilan-Nya terhadap pilihan itu. Sebab pilihan itu jatuh kepada Yakub, bukan pada saat Esau dan Yakub sudah tahu berbuat baik dan tahu berbuat jahat, tidak, tetapi pilihan itu jatuh kepada Yakub sejak dari kandungan. Artinya, pilihan TUHAN terhadap seseorang, bukan berdasarkan perbuatannya, tetapi berdasarkan panggilan TUHAN terhadap pilihan-Nya itu.
Jadi, jangan bermain-main lagi apalagi diberi kesempatan beribadah, apalagi seorang imam; jangan seperti Esau yang menyembunyikan jubahnya di dalam rumahnya, tidak menghargai ibadah dan pelayanan, serta karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus. Hati-hati ya, biarlah tetap rendah hati mulai dari sekarang.
 
Roma 9:14-18
(9:14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." (9:16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. (9:17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi." (9:18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.
 
Jika demikian, kalau pilihan itu berdasarkan "panggilan", apa yang kita katakan sekarnag Apakah kita berani berkata: Allah tidak adil? Tidak mungkin; Allah itu adil.
 
Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang. Kalau TUHAN mengasihi orang pilihan, itu bukan bergantung hasil perbuatan atau kehendak manusia, tetapi hanya karena kemurahan hati TUHAN.
Soal kemurahan, TUHAN nyatakan kepada Musa; kemudian selanjutnya TUHAN juga berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi." Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.
 
TUHAN menaruh belas kasihan kepada siapa Ia menaruh belas kasihan. Pendeknya: TUHAN menaruh belas kasihan terhadap orang yang mau menghargai, bahkan menghormati panggilan-Nya, sebagaimana TUHAN menyatakan kemurahan-Nya kepada Musa, tetapi membenci orang yang keras hati seperti Firaun, bahkan TUHAN turut mengeraskan hati orang yang keras hati.
Jangan saudara pikir TUHAN tidak turut bekerja untuk mengeraskan hati orang yang keras hati. Jadi, kalau Firaun keras hati, itu karena TUHAN juga turut keraskan hatinya.
Orang yang keras hati semata-mata bukan karena dia keras hati saja, tetapi orang yang keras hati, ternyata TUHAN juga turut mengeraskan hati orang yang keras hati. Oleh sebab itu, jangan biasakan keras hati.
 
Jadi, pilihan itu berdasarkan panggilan, berdasarkan kemurahan hati, bukan berdasarkan perbuatan. Kalau seseorang bermegah dengan perbuatannya, dengan pengorbanannya, persembahannya, maka orang semacam ini biasanya adalah orang yang keras hati.
Lebih baik, kita belajar dengar-dengaran saja. Kalau pun kita mempunyai pengertian, jangan lantas kita umbar pengertian itu, seperti menggurui yang tidak perlu digurui. Saya kan sudah pernah bercerita beberapa waktu lalu: jika diperintahkan mengerjakan sesuatu, kerjakan saja, tidak perlu berkata: “ini kan begini, Om. Itu kan, begitu. Saya lebih tahu dari Om”, tidak perlu begitu, karena kita ini sedang digembalakan oleh TUHAN Yesus, maka belajar dengar-dengaran kepada TUHAN Yesus, bukan kepada saya.
 
Belajar dengar-dengaran supaya saat dengar-dengaran itu kita tertolong. Jangan karena pendidikanmu lebih tinggi, lantas engkau terus menggurui. Belajar mengerti dan rendah hati; berlakulah bijaksana dari mulai sekarang, karena pilihan itu berdasarkan panggilan TUHAN kepada seseorang. TUHAN menaruh belas kasih kepada siapa Ia menaruh belas kasih, tetapi TUHAN juga mengeraskan hati orang yang mempertahankan kekerasan di hatinya. Jadi, jangan keras hati.
 
Pendeknya: TUHAN menaruh belas kasihan kepada orang yang menghargai, bahkan menghormati panggilan-Nya, seperti Musa; dia sangat menghargai kemurahan hati TUHAN, dia menjadi pemimpin (kepala) rumah TUHAN yang setia kepada TUHAN, itu karena dia menghargai kemurahan, sebagaimana yang dituliskan pada Ibrani 3.
 
Langsung saja kita melihat soal KEMURAHAN ini di dalam 1 Korintus 15, dengan perikop: “Kebangkitan Kristus”, dan ini sangat berarti. Sesudah kebangkitan-Nya, Dia memperlihatkan diri-Nya kepada 12 (dua belas) murid, kepada 12 (dua belas) rasul, kepada anak-anak TUHAN, dan yang terakhir, mari kita perhatikan ayat 8-10.
1 Korintus 15:8-10
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. (15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. (15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
 
Rasul Paulus menerima jabatan "rasul", itu karena kemurahan TUHAN. Kemudian, oleh karena kemurahan TUHAN yang dianugerahkan-Nya kepada-nya, tidak sia-sia, sama artinya; menghargai kemurahan.
Kemudian, oleh kemurahan itu, dia bekerja lebih keras dari antara rasul-rasul yang lain, tetapi bukan karena dia hebat, bukan karena dia mampu, bukan karena dia bisa, melainkan karena kasih karunia Allah, karena kemurahan TUHAN yang menyertai dia.
Jadi, hidup oleh karena kemurahan. Dan oleh karena kemurahan itu juga Dia dimampukan untuk melakukan atau memberi yang terbaik kepada TUHAN. Inilah kehidupan yang menghargai kemurahan.
 
Dia dipanggil TUHAN, berarti pada saat panggilan itu, dia menerima jabatan”rasul”, tetapi dia menyadari, bahwa itu adalah kemurahan. Karena ketika TUHAN menampakkan diri kepada Paulus, itu sama seperti anak yang lahir sebelum waktunya. Lahir sebelum waktunya, berarti; prematur; tidak berdaya, tidak mempunyai kemampuan, tidak mempunyai pengertian apa-apa.
Sementara dia sendiri adalah seorang yang hina, orang yang berdosa, penganiaya jemaat, namun dipercayakan jabatan "rasul", itu adalah kemurahan. Tetapi kemurahan itu tidak dia sia-siakan, justru oleh kemurahan itu dia bekerja lebih keras dari yang lainnya. Dan kalau pun dia mampu bekerja dan memberi yang terbaik untuk TUHAN, bukan karena dia hebat, tetapi karena kemurahan.
 
Jadi, kalau hidup dalam kemurahan, maka harus menghargai kemurahan. Dan kalau pun kita melayani dengan giat, itu hanya karena kemurahan, karena menghargai dan menghormati panggilan, menghargai jabatan yang sudah kita terima dari TUHAN.
 
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
 
4 (empat) makhluk tidak berhenti-hentinya berseru siang dan malam à Ibadah mereka sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Lihat, kalau ibadah memuncak sampai kepada doa penyembahan, sudah berada pada kedudukan yang tertinggi, itu dapat dilihat dari seruannya:
YANG PERTAMA: Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah yang Mahakuasa = Menguduskan nama TUHAN Allah, Allah Tri Tunggal. Yakni; Tuhan, Yesus, Kristus.
YANG KEDUA: Yang sudah ada, yang ada, yang akan datang. Artinya, kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup.
 
Kalau seseorang hidup, melayani dan menerima jabatan di tengah ibadah dan pelayanan, itu adalah kemurahan. Dan oleh karena kemurahan itu ia bekerja lebih giat lebih dari pada orang lain, sama artinya tidak menyia-nyiakan kemurahan itu, berarti ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Alfa dan Omega = Yang awal dan Yang Akhir. Hidup - Mati - Hidup; “Hidup” yang pertama, kemudian turun ke dunia “mati” di kayu salib, lalu kemudian bangkit lagi, itulah “hidup”. Susunan ini sama dengan yang ada, yang sudah ada, yang akan datang.
Tetapi, seruan yang kedua dari 4 (empat) makhluk diawali dari “yang sudah ada” = Yesus mati di kayu salib, dan kematian Yesus di atas kayu salib adalah kemurahan bagi kita, kemurahan bagi bangsa kafir. Sebab itu, seruan itu diawali dari “kemurahan” lebih dari “hidup”. Artinya, sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Kalau meninggikan korban Kristus, menghargai kemurahan, menyadari hidup karena kemurahan, dan oleh karena kemurahan itu seseorang bekerja lebih giat dari pada yang lain, berarti ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Mari kita menyembah, berseru, menangis di kaki salib. Ayo, perdengarkan seruan itu, sebab merdua suaramu, itulah perkataan Mempelai Laki-Laki kepada mempelai perempuan. Jangan kita menjadi mempelai tolol, merpati tolol. Kidung Agung 2:14.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment