KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, December 30, 2020

IBADAH NATAL, 25 DESEMBER 2020

 


IBADAH NATAL, 25 DESEMBER 2020
 
Tema: MEREKA AKAN MENAMAKANNYA IMANUEL (Matius 1:23)
(Seri: 2)
 
Subtema: DUDUK DI ATAS TAKHTA BERSAMA YANG LANJUT USIANYA
 
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita. Malam ini kita bersyukur kepada TUHAN, karena malam ini, oleh karena kemurahan TUHAN, kita diberi kesempatan untuk merayakan di tahun 2020 ini, di penghujung tahun ini, semua karena kemurahan TUHAN.
Dan biarlah lewat Ibadah Natal malam ini kita boleh mendapatkan suatu berkat yang ajaib dari TUHAN untuk selanjutnya memberi pertolongan yang besar untuk memasuki di tahun 2021.
 
Tidak lupa juga saya menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pembertiaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam maupun di luar negeri di mana pun anda berada; TUHAN Yesus memberkati. Sidang jemaat di Bandung, di Malaysia; TUHAN memberkati kita semua.   
Selanjutnya, mari kita mohon kemurahan TUHAN supaya TUHAN membukakan firman-Nya sekaligus meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing pribadi lepas pribadi.
 
Shalom. Selamat natal bagi kita semuanya. Baik juga anak-anak TUHAN yang mengikuti pemberitaan Firman lewat live streaming sidang jemaat di Malaysia, di Bandung: Selamat Natal, selamat malam, TUHAN Yesus memberkati kita semua.
 
Tema Natal di tahun ini sudah disampaikan pada kemarin malam dalam Ibadah Malam Natal, itulah “Mereka akan menamakan-Nya Imanuel”. Langsung saja kita perhatikan Injil Matius 1.
Matius 1:23
(1:23) "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.
 
Dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang artinya: Allah menyertai kita sekaliannya.
Berarti, nama-Nya sesuai dengan karakter atau tabiat-Nya. Sebaliknya, karakter, tabiat, atau pun perbuatan-Nya sesuai dengan nama-Nya sendiri.
 
Oleh sebab itu, kita patut mengucap syukur sedalam-dalamnya kepada TUHAN, kita patut mengucap syukur setinggi-tingginya kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, sebab Dia dinamakan Imanuel, sebab kita membutuhkan penyertaan TUHAN dalam hidup kita masing-masing.
Tidak ada seorang manusia yang tidak membutuhkan penyertaan dari TUHAN. Hanya orang yang tidak mengenal kasih dari sorga yang tidak membutuhkan penyertaan dari TUHAN, itulah orang fasik, orang sombong, orang angkuh, orang yang tidak mempedulikan agama.
 
Kemudian, penyertaan TUHAN yang berlaku dalam hidup kita masing-masing, juga berlaku sebagaimana dengan penyertaan TUHAN terhadap ketujuh sidang jemaat yang ada di dalam Kitab Wahyu.
 
Mari kita melihat Wahyu 1.
Wahyu 1:4
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
 
Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil.
 
Kita melihat penyertaan ini terhadap ketujuh sidang jemaat; tentu juga TUHAN akan menyertai setiap langkah-langkah perjalanan rohani kita di hadapan TUHAN pribadi lepas pribadi tanpa memandang muka.
 
Wahyu 22:20
(22:20) Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
 
TUHAN Yesus akan segera datang, akan segera kembali untuk yang kedua kalinya; untuk itu, kita tidak perlu ragu lagi. Oleh sebab itu, kita sangat membutuhkan penyertaan TUHAN dari sekarang sampai kepada kedatangan-Nya untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
 
Wahyu 22:21
(22:21) Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
 
Namun kenyataannya, oleh karena kasih karunia TUHAN Yesus Kristus menyertai sidang jemaat di Asia kecil, demikian juga penyertaan yang sama akan berlaku pada kita sampai Maranatha, TUHAN datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
 
Singkatnya: Penyertaan TUHAN dari awal sampai berakhirnya, itu berlaku terhadap ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil.
Sebab, dalam penyertaan itu, TUHAN Yesus juga merupakan Imam Besar, yang memiliki Urim dan Tumim yang terdapat pada tutup dada, yang akan menyelidiki isi hati dari pada kehidupan anak-anak TUHAN, menyelidiki setiap kehidupan gereja TUHAN.
 
Jadi, jelas; TUHAN menyertai kita dari awal sampai akhirnya, karena Dia adalah Imam Besar yang memiliki Urim dan Tumim pada tutup dada yang menyelidiki kehidupan gereja TUHAN sampai pada akhirnya; TUHAN melihati, TUHAN menyoroti keberadaan kita di tengah-tengah pengikutan kita kepada TUHAN, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita kepada TUHAN, di tengah-tengah penyerahan diri kita kepada TUHAN. Dia yang memiliki Urim dan Tumim; Dia yang menyelidiki hati kita masing-masing pribadi lepas pribadi.
Singkatnya: TUHAN menyertai gereja-Nya dari awal sampai akhir.
 
Kita kembali untuk membaca Wahyu 1.
Wahyu 1:4,8
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, (1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa".
 
TUHAN menyertai ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil dari awal sampai akhir.
Mengapa demikian? Karena Dia adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, kemudian yang dilanjutkan dengan yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang = kekekalan.
Dari awal kekekalan sampai kepada akhir kekekalan, Dia menyertai kita sekaliannya, sebagaimana TUHAN menyerti 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil.
 
Jadi, kita bangga punya Allah. Seorang perawan suci (Maria) melahirkan seorang Anak Laki-Laki, dan segera saja menamakan Dia “Imanuel”. Mengapa malaikat Gabriel harus menyatakan itu kepada Maria dna Yusuf? Karena Allah ingin menyertai perjalanan rohani kita dari sekarang sampai Maranatha. Tuhan tidak mau tinggalkan kita seorang diri, apalagi dalam segala pergumulan-pergumulan yang kita hadapi.
 
Kalau kita sampai berada di bulan Desember ini, berada di ujung tahun 2020 ini, itu jelas harus kita akui dengan terang benderang di hadapan TUHAN bahwa itu karena penyertaan TUHAN bagi kita.
Walau banyak pergumulan, kita lewati begitu saja. Walau banyak badai topan pergumulan-pergumulan yang kita hadapi silih berganti, tetapi oleh penyertaan TUHAN, TUHAN bawa kita sampai pada penghujung tahun 2020. Kita bersyukur kepada TUHAN. Itu sebabnya kita bisa menyelenggarakan Kebaktian (Ibadah) Natal 2020 bersama keluarga Allah sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang Cilegon, dan umat TUHAN yang terus mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam maupun di luar negeri; TUHAN menyertai kita sekaliannya.
 
Namun, “pribadi yang berada di dalam kekekalan” ini, sebenarnya sudah dinyatakan dari sejak zaman nabi-nabi, termasuk pada zaman Daniel, yang akan kita perhatikan dalam Daniel 7:9.
Sebelum kita membaca Daniel 7:9, perlu saya beritahu: di dalam Daniel 7:1-8, TUHAN memperlihatkan kepada Daniel suatu perkara yang luar biasa yang akan terjadi, di mana 4 (empat) mata angin mengguncang dunia ini. Saat dunia ini diguncang, dari dalam lautan dunia ini keluarlah 4 (empat) jenis binatang buas. Hal ini telah disampaikan berulang-ulang dalam Ibadah Raya Minggu, yang juga telah disampaikan tadi malam dalam Ibadah Malam Natal.
 
Adapun 3 jenis binatang YANG PERTAMA adalah:
1.      Singa.
2.      Beruang.
3.      Macan tutul.
 
Jenis binatang yang pertama adalah “SINGA”. Singa mempunyai pekerjaan yang luar biasa, di mana dia menyamar seperti malaikat terang, sehingga musuh tidak bisa melihat penyamarannya. Dan itu bisa kita temukan di dalam Mazmur 10, di mana singa ini mengendap-endap di semak-semak, jelas itu merupakan gambaran dari tentara yang tangkas, tentara yang elit, tentara yang betul-betul luar biasa, yang mempunyai kemampuan yang hebat untuk mengalahkan musuhnya, sebab dia dapat mengelabui musuhnya.
Namun di dalam Daniel 7:4, sesuatu yang aneh terlihat; pada punggungnya terlihat sayap burung nasar. Sebetulnya, itu adalah akal-akalan. Mengapa? Sebab sayap burung nasar itu sudah diberikan kepada sidang mempelai wanita TUHAN untuk diterbangkan ke padang belantara, jauh dari mata ular. Itu sebabnya, pada akhirnya, 2 (dua) sayap burung nasar itu tercabut dari punggungnya, lalu dia terangkat dari bumi dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, seperti manusia (gereja) yang berdiri di atas korban, tetapi itu juga merupakan akal-akalan. Itulah hebatnya antikris ini untuk mengelabui lewat penyamaran yang hebat itu, sehingga kehidupan yang lemah tidak akan berdaya.
 
Kemudian, pada Daniel 7:4 juga dikatakan: “kepadanya diberikan hati manusia.” Seolah-olah dia mengerti isi hati manusia, seolah-olah memahami kesusahan hati manusia, tetapi sebetulnya itu juga merupakan akal-akalan.
Hanya pribadi yang di dalam “kekekalan”; Yesus Kristus, Dia adalah Pribadi yang disalibkan, hanya Dialah yang memahami isi hati kita, sehingga Pribadi yang disalibkan itu disebut “batu sentuhan”, sebab Dia dapat menyentuh sampai kedalaman isi hati kita masing-masing. Itulah yang dilihat oleh Daniel.
 
Lalu, binatang yang kedua adalah “BERUANG”. Beruang ini juga lihai. Dalam kitab Mazmur 10, beruang sangat lihai sekali, sebab di dalam Kitab Mazmur itu jelas dikatakan bahwa ia membungkuk dan meniarap, itu berbicara kerendahan di hati. Memang demikianlah antikris untuk mengalahkan musuhnya, sampai berada dalam cengkraman yang kuat. Dan setelah berada dalam cengkraman yang kuat, musuh (mangsa) tidak akan pernah dilepaskan.
Itulah gambaran dari kerendahan hati antikris yang pura-pura.
 
Kemudian, binatang yang ketiga adalah “MACAN TUTUL”. Pergerakan dari macan tutul ini sangat gesit, karena memiliki kecepatan tinggi, sehingga kalau kita perhatikan dalam Daniel 7:6, macam tutul ini mempunyai 4 (empat) sayap burung pada punggungnya.
Kegunaan sayap, jelas untuk menerbangkan burung. Berarti, kegunaan dari 4 (empat) sayap burung pada macam tutul ini adalah untuk segera menerbangkan macan tutul ke empat penjuru bumi (Timur, Barat, Utara, Selatan) -- sesuai dengan jumlah sayapnya -- dengan secepatnya. Berarti, secepatnya dia akan berada di antara seantero dunia ini.
Juga, macan tutul ini berkepala empat. Kalau berbicara tentang “kepala”, jelas itu berbicara tentang seorang pemimpin, seorang pemerintah yang berkuasa. Jadi, suatu kali kelak, antikris akan menjadi penguasa, menjadi diktator yang ganas atas seantero dunia ini dengan kekuasaan yang sangat besar sekali.
 
Inilah 3 (tiga) jenis BINATANG YANG PERTAMA dari 4 (empat) jenis binatang yang dilihat lewat mimpi atau penglihatan pada saat malam Daniel tidur di atas tempat tidurnya.
 
Oleh sebab itu, sebelum kita melihat binatang yang keempat, saya mau sampaikan: Siapa yang bisa menghadapi antikris dengan 3 (tiga) jenis binatang;
-          Yang memiliki karakter yang begitu gesit, seperti macan tutul?
-          Yang memiliki karakter yang begitu tangkas, seperti singa?
-          Yang memiliki karakter yang begitu lihai, seperti beruang?
Apabila ia jauh dari TUHAN, dengan kata lain; tanpa penyertaan dari TUHAN, maka tiadalah mungkin seorang manusia sanggup menghadapi gelagat (geliat) dari antikris ini dengan kepandaiannya, dengan kekuatannya, dengan segala kemampuan yang dia miliki; tiadalah yang bisa.
 
Kita butuh penyertaan dari TUHAN. Kita bangga kepada Allah, Ia meberikan Anak-Nya yang tunggal dengan nama Imanuel; TUHAN mau menyertai perjalanan rohani kita sampai Maranatha, TUHAN datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Jadi, ibadah ini cukup menjanjikan; ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini tidak membosankan. Sebaliknya, menggairahkan hidup rohani kita semua. Biarlah kita melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN dengan semangat api Roh Kudus, bagaikan nyala api.
 
Lalu kita akan melihat binatang YANG KEEMPAT di dalam Daniel 7:7, binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya.
Suatu kali nanti, apabila ibadah dari gereja TUHAN tidak sampai kepada puncaknya, tidak berada pada kedudukan yang tertinggi -- itulah doa penyembahan --, dengan kata lain; penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, inilah yang menjadi sasaran empuk dari antikris, sehingga manakala ia mempertahankan Yesus sebagai TUHAN dan Juruselamat, maka ia harus bayar harga, ia harus menyerahkan lehernya untuk digorok, sebab pedang antikris akan memenggal kepalanya, bagaikan dilahap dan diremukkan.
 
Kemudian, sisanya diinjak-injak, diperlakukan semena-mena, diperlakukan dengan tidak manusiawi, itulah mereka yang menerima tanda 666 (enam ratus enam puluh enam) sebagai cap meterai dari pada antikris; diperdaya dengan sesuka hati, dengan semau-maunya, karena menyangkut kebutuhan hajat orang banyak.
 
Itulah yang diperlihatkan oleh TUHAN kepada Daniel. Dan suatu kali kelak, masa kesesakan itu akan terjadi di depan, tetapi TUHAN tetap menyertai kita. Apa buktinya? Akhirnya, TUHAN juga memperlihatkan kepada Daniel dalam Daniel 7:9. Sesudah penglihatan mengenai 4 (empat) jenis binatang itu, lalu TUHAN memperlihatkan bentuk yang lain di dalam Daniel 7:9.
 
Daniel 7:9
(7:9) Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
 
Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Di sini kita melihat “takhta-takhta diletakkan”, tetapi kenyataannya yang duduk hanyalah “Yang Lanjut Usianya”. Biarlah kita semua mendapat tempat di takhta-takha yang lain, kita semua mendapat tempat duduk di atas takhta-takhta yang lain.
 
Singkatnya: Daniel melihat Yang Lanjut Usianya duduk di takhta itu.
Pendeknya: Di sini kita melihat TUHAN tampil sebagai Yang Lanjut Usianya. Berarti, Dialah pribadi yang sifatnya ada dalam kekekalan. Yang Lanjut Usianya, itulah Pribadi yang sifatnya “kekekalan”.
 
Kemudian, dalam penampilan-Nya di dalam “kekekalan” ditandai dengan 2 (dua) hal:
1.      Pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba.
2.      Kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar.
 
Mari kita lihat persamaan dalam penglihatan yang sama di dalam Wahyu 1.
Wahyu 1:8
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa".
 
Allah adalah pribadi di dalam kekekalan; Dialah pribadi yang sifatnya “kekekalan”.
 
Kemudian, di dalam “kekekalan” itu ditandai dengan 2 (dua) hal:
Wahyu 1:14
(1:14) Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
 
Penampilan TUHAN di dalam kekekalan ditandai dengan 2 (dua) hal:
1.      Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah.
2.      Mata-Nya bagaikan nyala api.
 
Singkatnya: Apa yang dilihat oleh nabi Daniel sama dengan apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos.
-          Daniel ini adalah seorang nabi.
-          Sedangkan Yohanes adalah seorang rasul.
Tetapi apa yang dilihat oleh kedua hamba TUHAN besar ini sama; mereka melihat pribadi dalam “kekekalan” yang ditandai dengan 2 (dua) hal.
 
Selanjutnya, mari kita ikuti penjelasan dari kedua hal di atas.
YANG PERTAMA: “Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah
Amsal 16:31
(16:31) Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.
 
Singkatnya; Rambut putih adalah mahkota yang indah.
Kalau ada orang yang rambutnya putih, tidak perlu malu, karena itu merupakan mahkota yang indah. Kalau memang mulai ada rambut putih, tidak perlu dicabut, sebab itu merupakan mahkota yang indah.
 
Kemudian, ayat ini kita kaitkan dengan Amsal 20:29
Amsal 20:29
(20:29) Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban.
 
Hiasan orang muda ialah kekuatannya. Hiasan atau kemuliaan orang muda adalah kekuatannya. Jadi, kalau orang muda malas, tidak rajin, lemas, tidak ada kekuatan untuk melayani pekerjaan TUHAN, ini perlu dipertanyakan, “umurnya sudah berapa banyak?
 
Hiasan orang muda ialah kekuatannya. Jadi, tidak pantas orang muda malas, lemas, dan tidak mau melayani pekerjaan TUHAN.
Maka, wajar saja kalau motor penggerak di tengah ibadah pelayanan dalam sebuah penggembalaan adalah orang muda. Tetapi kalau orang muda malas, berarti dia tidak memiliki perhiasan, tidak mulia di hadapan TUHAN. Itulah sedikit tentang orang muda.
 
Sebaliknya, keindahan orang tua ialah uban. Keindahan atau mahkota orang tua adalah uban atau rambut putih.
Jadi, orang tua yang rambutnya putih tidak perlu dicat-cat, sebab sekali lagi saya sampaikan; keindahan atau mahkota orang tua adalah uban (rambut putih).
 
Pendeknya: Antara Amsal 20:29 sama dengan Amsal 16:31.
 
Namun, uban atau rambut putih di dalam Amsal 20:29 dikatakan ada di kepala orang tua. Berarti, kalau berbicara tentang rambut putih atau uban, itu berbicara tentang suatu kehidupan yang sudah melewati satu masa yang sangat panjang, dengan berbagai pengalaman yang tidak bisa diselami oleh akal dan pikiran manusia. Ketika melewati satu masa yang sangat panjang itu, di situ kita akan mendapat pelajaran-pelajaran, di situ mendapat pengalaman-pengalaman hidup, dan itu merupakan suatu pengalaman yang tidak bisa diselami oleh akal dan pikiran manusia.
Satu masa yang sangat panjang yang dilewati itu, di situ banyak pengalaman hidup yang dijadikan sebagai guru, di situ ada banyak hikmat TUHAN yang harus diperhatikan. Jangan sampai melewati satu kurun waktu tanpa pengalaman; orang semacam tidak punya hikmat, tidak berakal budi, tidak bijaksana. Tidak menggunakan pengalaman sebagai guru, itu adalah orang bodoh.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Ibrani 2, dengan perikop: “Yesus seketika lebih rendah dari pada malaikat-malaikat”. Yesus sesaat lamanya lebih rendah dari para malaikat. Maukah untuk sesaat kita menjadi rendah di hadapan TUHAN?
Ibrani 2:6-7
(2:6) Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? (2:7) Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,
 
Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya -- TUHAN ingat manusia, padahal manusia adalah debu tanah --, atau anak manusia -- itulah Yesus, Anak Manusia --, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
 
Dimahkotai kemuliaan dan hormat, jelas karena mau merendahkan diri untuk melewati sebuah pergumulan, itulah salib yang harus kita pikul masing-masing. Itu sebabnya di atas tadi saya bertanya: Maukah kita merendahkan diri untuk sesaat lamanya? Karena itu ada kaitannya dengan memikul salib.
 
Ibrani 2:8-9
(2:8) segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatu pun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya. (2:9) Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.
 
Segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatu pun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya." Jelas ini berbicara tentang pekerjaan Yesus, Anak Allah di atas kayu salib. Pekerjaan penebusan di atas kayu salib.
 
Anak Manusia telah direndahkan sebab Ia harus melewati suatu pergumulan maut, dan Ia telah menanggung banyak kehinaan di atas kayu salib. Singkatnya: Oleh karena penderitaan maut, Ia dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat.
Jadi, jelas, uban (rambut putih) merupakan pengalaman-pengalaman perjalanan hidup yang sudah kita lalui bersama dengan salib Kristus.
 
1 Petrus 5:1
(5:1) Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.
 
Sengsara salib adalah suatu pengalaman yang harus dilalui setiap orang, untuk kemuliaan yang akan diterima kelak.
Inilah pengalaman Rasul Petrus bersama dengan Yesus; dialah yang menjadi saksi atas penderitaan Yesus Kristus.
 
1 Petrus 5:4-6
(5:4) Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu. (5:5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (5:6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
 
Kerendahan hati itu sangat diperlukan sekali. Mengapa? Karena kerendahan hati itu berguna untuk dapat memikul salib. Kalau kita tidak rendah hati, tidak mungkin kita mengerjakan ibadah yang dihubungkan dengan salib.
Jadi, kerendahan hati itu sangat diperlukan sekali, karena kerendahan hati itu berguna untuk dapat melayani pekerjaan TUHAN sampai akhirnya menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu = Kekal.
 
Sebagaimana dengan 24 (dua puluh empat) tua-tua, mereka duduk di atas takhta-takhta itu, sama seperti apa yang dilihat oleh Daniel dalam penglihatannya dalam Daniel 7:9 tadi, Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya.
Takhta-takhta diletakkan”, berarti; ada banyak takhta. Sementara tadi di dalam 1 Petrus 5:4-6 dikatakan; kerendahan hati itu sangat diperlukan, mengapa? Karena kerendahan hati sangat berguna untuk dapat memikul salib, sampai akhirnya kita dapat menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu (kekal), sebagaimana dengan 24 (dua puluh empat) tua-tua yang duduk di takhta-takhta itu.
 
Kita punya kerinduan, supaya kita juga kelak duduk di takhta-takhta itu, takhta-takhta yang diletakkan itu. Yang Lajut Usianya sudah duduk di takhta itu, tetapi masih ada takhta-takhta yang lain.
 
Mari kita lihat Wahyu 4.
Wahyu 4:4
(4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.
 
TUHAN mau jadikan kita seperti 24 (dua puluh empat) tua-tua. Di sini kita melihat: mereka memakai pakaian putih dengan mahkota emas di atas kepala mereka. Jelas, mahkota di kepala 24 (dua puluh empat) tua-tua, itu adalah mahkota yang tidak layu, sifatnya kekal.
 
Jadi, pengalaman satu masa dalam kurun waktu yang sangat panjang, di situ kita akan menemukan banyak pengalaman, maka dibutuhkan kerendahan di hati untuk dapat memikul salib. Di dalam hal memikul salib, di situ banyak pengalaman-pengalaman yang akhirnya ditemukan, dan itu merupakan hikmat Allah.
Perjalanan hidup yang sangat panjang, di situ kita akan memungut hikmat, pengertian dari TUHAN, sampai akhirnya kita menerima mahkota kemuliaan, persis seperti 24 (dua puluh empat) tua-tua memakai pakaian putih dengan mahkota emas di atas kepala mereka.
 
Dalam susunan Tabernakel 24 (dua puluh empat) tua-tua terkena kepada Meja Roti Sajian.
Di atas meja terdapat 12 (dua belas) ketul roti. Jadi 12 (dua belas) ketul roti di atas meja, itu merupakan bayangan dari 12 (dua belas) rasul hujan awal dan 12 (dua belas)  rasul hujan akhir, itulah 24 (dua puluh empat) tua-tua  yang duduk di takhta itu, mereka memakai pakaian putih dengan mahkota emas di atas kepala mereka masing-masing.
“Tua-tua”, berarti sudah melewati suatu kurun waktu yang sangat panjang. Di situ banyak pengalaman-pengalaman hidup yang menjadi guru yang sangat luar biasa untuk mendidik kehidupan kita masing-masing, sehingga menjadi suatu kehidupan yang bijaksana. Itulah “rambut putih”.
Jadi, jelas 24 (dua puluh empat) tua-tua terkena pada Meja Roti Sajian, dengan 12 (dua belas) roti di atas meja.
 
Amsal 4:1-9
(4:1) Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian, (4:2) karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku. (4:3) Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, (4:4) aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup. (4:5) Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. (4:6) Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya. (4:7) Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian. (4:8) Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya. (4:9) Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu".
 
Singkatnya: Mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita menjunjung tinggi hikmat Allah, menghormati hikmat Allah, sebab itu merupakan mahkota yang indah yang dikaruniakan kepada kita masing-masing.
Perjalanan hidup yang sangat panjang, di situ kita banyak menemukan hikmat, sebab pengalaman hidup adalah guru yang mendidik kita untuk memperoleh hikmat.
 
Mahkota yang indah akan dikaruniakan di atas kepala kalau kita mau menghargai hikmat, menjunjung tinggi hikmat, menghormati hikmat, itulah pengalaman hidup yang kita temukan dalam satu kurun waktu yang sangat panjang yang sudah kita lalui. Itu yang mendewasakan kita sampai menjadi “tua-tua”. Itulah “rambut putih”.
 
Amsal 16:31
(16:31) Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.
 
Jadi, sudah sangat jelas: Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran. Rambut putih tidak diberikan kepada hewan (binatang), hanya diberikan kepada manusia, dan itu didapat pada jalan kebenaran. Biarlah kiranya kita mendapat mahkota kemuliaan sama seperti 24 (dua puluh empat) tua-tua.
 
Kita sudah melewati satu kurun waktu yang sangat panjang. Di situ kita memetik, di situ kita memungut banyak hikmat, karena banyak pengalaman-pengalaman yang mendidik dan menyekolahkan kita masing-masing.
 
Sekarang, tentang YANG KEDUA: “Mata-Nya bagaikan nyala api
Wahyu 1:14
(1:14) Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
 
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, itulah mahkota yang indah. Dan dari mana kita mendapatkannya, kita sudah melihat hal itu tadi.
 
Sekarang kita akan melihat: Mata-Nya bagaikan nyala api. Jadi, dari mata-Nya terpancar kewibawaan yang luar biasa sebagai raja dalam kemuliaan-Nya yang besar.
 
Kita bandingkan dengan Daniel 7.
Daniel 7:9B
(7:9) Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
 
-          Rasul Yohanes melihat: Mata-Nya bagaikan nyala api, dalam Wahyu 1:14.
-          Sedangkan nabi Daniel melihat: Kursi-Nya dari nyala api.
Dengan demikian, ada sangkut paut, ada hubungan yang kuat antara mata dengan kursi (takhta Allah).
Berarti, yang menjadi takhta Allah ialah biji mata TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang diurapi oleh TUHAN, itulah takhta Allah, biji mata TUHAN, itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi oleh TUHAN.
 
Biarlah kita sebagai orang-orang pilihan TUHAN melayani TUHAN dengan giat. Sebagai pilihan TUHAN, kiranya kita semua melayani pekerjaan TUHAN dengan giat. Jadilah takhta Allah.
Kalau keledai muda saja dapat ditunggangi oleh TUHAN sampai dibawa ke Yerusalem yang baru, biarlah kiranya kita semua ditunggangi oleh TUHAN, menjadi takhta Allah, melayani pekerjaan TUHAN dengan giat.
 
Kita lihat dulu tentang soal “nyala api” dalam Mazmur 104.
Mazmur 104:4
(104:4) yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,
 
Yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu. Hal ini dihubungkan langsung dengan apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani, di mana ternyata dia mengadopsi ayat ini lalu disampaikan kembali kepada orang Ibrani.
 
Kita akan melihat Ibrani 1, dengan perikop: “Anak Allah lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat”. Tadi lebih “rendah”, berarti dibutuhkan kerendahan hati walaupun sesaat. Untuk apa? Untuk memikul salib.  Sekarang di sini kita akan melihat “Anak Allah lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat”.
Ibrani 1:5-7
(1:5) Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" (1:6) Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." (1:7) Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api".
 
"Semua malaikat Allah harus menyembah Dia". Setiap hamba-hamba TUHAN yang diurapi oleh TUHAN harus hidup dalam penyembahan; penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.
 
"Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api". Jadi, sudah sangat jelas, nyala api di sini menunjuk kepada; hamba-hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang giat melayani TUHAN dalam kegerakan Roh Kudus. Itulah “nyala api”; melayani TUHAN, bernyala-nyala dengan kobaran api Roh Kudus.
Dan itu yang disampaikan oleh Rasul Paulus dalam tulisannya kepada orang Ibrani. Dan penyampaian ini juga ditujukan kepada kita supaya hamba TUHAN, pelayan TUHAN sungguh-sungguh melayani TUHAN bagaikan nyala api, melayani TUHAN dengan berkobar-kobar, itulah kobaran api Roh Kudus. Jadilah biji mata TUHAN, melayani dengan kobaran api Roh Kudus.
 
1 Korintus 15:58
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
 
Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Mengapa? Sebab dalam persekutuan kita dengan Tuhan, setiap jerih payah dari hamba TUHAN tidak sia-sia. Semuanya diperhitungkan oleh TUHAN; oleh sebab itu, giatlah melayani TUHAN. Layanilah TUHAN dengan kobaran api Roh Kudus. Jadilah biji mata TUHAN dengan nyala api.
 
Kita lihat dulu hamba TUHAN yang disebut “nyala api”, “mata-Nya bagaikan nyala api”, di dalam Yehezkiel 1.
Yehezkiel 1:5-6
(1:5) Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, (1:6) tetapi masing-masing mempunyai empat muka dan pada masing-masing ada pula empat sayap.
 
Di sini kita melihat: 4 (empat) makhluk hidup menyerupai 4 (empat) muka.
 
Mari kita melihat EMPAT MUKA tersebut.
Yehezkiel 1:10
(1:10) Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang.
 
Adapun 4 (empat) muka itu ialah:
1.      Muka manusia di depan.
2.      Muka singa di sebelah kanan.
3.      Muka lembu di sebelah kiri.
4.      Muka rajawali di sebelah belakang.
 
Yehezkiel 1:12-13
(1:12) Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan. (1:13) Di tengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung.
 
Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi. Mereka menuruti kegiatan Roh, menuruti pengaruh dari Roh Kudus itu dalam kehidupan mereka; dia tidak melawan pengaruh dari Roh Kudus.
 
Di tengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, itulah nyala api, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung.
Sudah sangat jelas: 4 (empat) makhluk hidup adalah gambaran hamba TUHAN yang menjadi takhta Allah. Mereka melayani sesuai dengan pengaruh dari Roh Kudus itu sendiri, sebab pada ayat 12 dikatakan: “Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi” Melayani TUHAN sesuai dengan kobaran api Roh Kudus; inilah “nyala api”. Kemudian, mereka tidak berbalik kalau berjalan.
 
Yehezkiel 1:14
(1:14) Makhluk-makhluk hidup itu terbang ke sana ke mari seperti kilat.
 
Kalau kita melayani TUHAN sesuai dengan nyala api, sesuai dengan geraknya Roh Kudus, maka pelayanan kita tidak stuck, tidak ada rasa jenuh, tetapi pergerakan kita luas sekali, lebih mobile kalau kita bergerak sesuai tuntunan Roh Kudus.
 
Jadi, sudah sangat jelas, Bahwa: Mata-Nya bagaikan nyala api, itulah hamba TUHAN yang menjadi takhta Allah. Yang menjadi takhta Allah, itulah biji mata TUHAN, itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi; melayani sesuai dengan geraknya Roh-El Kudus, bukan sesuai dengan keinginan daging.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment