KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, December 23, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 20 DESEMBER 2020

 


IBADAH RAYA MINGGU, 20 DESEMBER 2020
 
WAHYU PASAL 13
(Seri: 4)
 
Subtema: CIKAL BAKAL ANTIKRIS
 
Segala puji dan hormat hanya bagi Dia, yang duduk di atas takhta-Nya dalam kemuliaan-Nya, sedang menyoroti ibadah dan pelayanan kita sekarang ini. Dan kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di tengah ibadah dan juga memerintah terhadap anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang terus mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, baik di dalam negeri maupun di luar negeri; sidang jemaat di Bandung dan di Malaysia, kiranya juga damai sejahtera memerintah di hati kita sekaliannya.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya pembukaan Firman TUHAN itu benar-benar meneguhkan hati kita, sehingga kita tidak mudah goyah terhadap pengaruh-pengaruh yang tak suci, sehingga di hari-hari terakhir ini kita benar-benar berada dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh-El Kudus; kita betul-betul berjalan di jejak-jejak kaki Yesus yang berdarah, dari situ nanti kita keluar menjadi imamat rajani, yang dilayakkan untuk memerintah di kemah pertemuan, Ruangan Suci, dilayakkan untuk melayani pekerjaan TUHAN, seperti Imam Besar Yosua, di mana ternyata ia juga merupakan lambang dari Tunas Daud, sebab kepadanya diberikan satu permata yang bermata tujuh.
 
Jadi, kehidpan yang diurapi TUHAN, yang diutus untuk menjadi kesaksian (menjadi terang) di dunia ini, adalah lambang dari Tunas Daud, sebab itu seorang pelayan TUHAN, imam-imam, hamba TUHAN, gembala sidang, bahkan sampai kepada seluruh sidang jemaat, kita semua ternyata adalah kaki dian dengan tujuh pelita yang menyala di atasnya, dengan lain kata menjadi lambang dari Tunas Daud.
Bagaimanapun perangai, bagaimanapun tabiat, bagaimanapun prilaku, sikap, solah tingkah di luaran sana, kita adalah lambang dari Tunas Daud. Oleh sebab itu, janganlah kita mempermalukan nama TUHAN supaya jangan pilu hati TUHAN oleh sikap-sikap yang tidak suci itu.
 
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu 13.
Wahyu 13:2
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
 
Binatang yang keluar dari dalam laut, itu adalah antikris. Kemudian, binatang tersebut merupakan gabungan (kombinasi) 3 jenis binatang di dalam satu tubuh, yaitu:
1.      Macan tutul.
2.      Beruang.
3.      Singa.
 
Dari 3 (tiga) jenis binatang tersebut, dapat kita bayangkan betapa hebat dan betapa besarnya kuasa yang dimiliki oleh antikris apabila kelak menjadi raja, apabila kelak menjadi penguasa dalam kurun waktu 3.5 (tiga setengah) tahun atau 42 (empat puluh dua) bulan.
Sebetulnya itu selama 7 (tujuh) masa, tetapi Pembinasa Keji, itulah antikris, menjadi diktator buas lebih tepatnya pada pertengahan 7 (tujuh) masa, atau 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua.
 
Pendeknya: Ketika antikris berkuasa selama 3.5 (tiga setengah) tahun, akan menjadi diktator yang ganas, akan menjadi diktator yang buas, sama seperti ketiga binatang buas tersebut; tidak mempunyai hati nurani, tidak berakal budi, sehingga antikris pun disebut juga Pembinasa Keji.
 
Sejenak kita kembali untuk melihat TABIAT atau PEKERJAAN-PEKERJAAN dari ketiga jenis binatang -- yang merupakan kombinasi (gabungan) -- menjadi satu tubuh, itulah tubuh antikris.
Hosea 13:7-8
(13:7) Maka Aku menjadi seperti singa bagi mereka, seperti macan tutul Aku mengintip-intip di pinggir jalan. (13:8) Aku mau mendatangi mereka seperti beruang yang kehilangan anak, Aku mau mengoyakkan dada mereka. Di sana Aku memakan mereka seperti singa; binatang liar di padang akan merobek mereka.
 
Adapun pekerjaan dari ketiga jenis binatang tersebut, Yang Pertama: MACAN TUTUL.
Pekerjaannya ialah mengintip-intip di pinggir jalan. Oleh sebab itu, masing-masing hati kita harus memperhatikan setiap jalan yang harus kita lalui. Maksudnya ialah jangan kita melangkah sesuka hati, jangan kita berjalan menurut kehendak kita masing-masing di jalan yang kita lalui tersebut, jangan kita melangkah sesuai dengan kehendak sendiri jalan mana pun yang harus kita tempuh.
Pendeknya: Berjalan tanpa penyertaan TUHAN mengandung resiko karena akan mencelakakan diri sendiri.
 
Amsal 4:11-12
(4:11) Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus. (4:12) Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung.
 
Jalan hikmat atau pembukaan rahasia firman = jalan yang lurus. Oleh sebab itu, kita harus memiliki hikmat, menerima pembukaan rahasia firman, sebab itu merupakan jalan yang lurus, sehingga;
-          Dalam perjalanan yang ditempuh tidak akan terhambat.
-          Berlari namun tidak akan tersandung.
 
Biasanya, kalau kita berlari dengan kecepatan tinggi, kalau tidak hati-hati, bisa tersandung; namun kalau kita berjalan di jalan lurus, itulah langkah-langkah yang sesuai dengan pembukaan firman, langkah-langkah yang sesuai dengan hikmat Allah, langkah-langkah yang sesuai dengan ketetapan firman, maka tidak tersandung sekalipun berlari dengan kecepatan tinggi.
 
Amsal 4:13-14
(4:13) Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu. (4:14) Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat.
 
Di sini dikatakan: Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya.
Didikan sumbernya adalah salib Kristus. Berarti, untuk mendapatkan didikan, maka sebuah ibadah harus dihubungkan langsung dengan salib. Ibadah itu harus dihubungkan dengan salib supaya kita mendapatkan didikan TUHAN.
 
Ibadah yang dihubungkan dengan salib harus dipelihara, sebab ibadah semacam itu adalah jaminan, ibadah semacam itu adalah hidupmu. Oleh sebab itu, jangan kita bersungut-sungut manakala ibadah ini dihubungkan dengan salib, sebab itu merupakan didikan, dan didikan dari TUHAN merupakan jaminan dan hidupku, juga hidupmu.
 
Oleh sebab itu;

-          Janganlah menempuh jalan orang fasik atau orang sombong atau angkuh à Orang-orang yang tidak menghormati keberadaan TUHAN.

-          Janganlah mengikuti jalan orang jahat. Apapun bentuk kejahatan jangan diikuti, jangan melangkah di situ. 

 
Amsal 4:15
(4:15) Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.
 
Jauhi jalan orang fasik, kesombongan, keangkuhan; jauhi jalan orang jahat; tetapi biarlah kita melangkah sesuai ketetapan firman, berjalan menurut hikmat Allah, pembukaan rahasia firman yang kita terima, berjalan terus.
 
Itulah “jalan lurus”; menyimpang dari jalan orang fasik, menyimpang dari jalan orang jahat. Tetapi biarlah kita melangkah sesuai dengan ketetapan Firman, hikmat pembukaan rahasia firman. Apapun yang terjadi, sekalipun ada desakan-desakan, sekalipun ada pergumulan-pergumulan, sekalipun ada himpitan-himpitan, kesulitan-kesulitan yang menghadang, namun tidak perlu kita harus mengambil jalan pintas, jalan orang fasik (sombong), dan jalan orang jahat.
Tetap berjalan lurus di jalan lurus; jalan hikmat, jalan pembukaan rahasia firman, melangkah sesuai ketetapan firman, itu adalah jalan lurus; jangan lari dari sana, jangan keluar dari koridornya TUHAN Yesus. Mengapa demikian? Karena macan tutul mengintip-intip di pinggir jalan.
 
Adapun pekerjaan dari ketiga jenis binatang tersebut, Yang Kedua: BERUANG.
Adapun pekerjaan dari beruang ialah mengoyakkan dada manusia. Berarti, dengan ganas dan buas akan mengoyakkan dada setiap orang tanpa memandang muka dan tanpa mengenal belas kasihan, sebab beruang adalah salah satu binatang terbuas yang memiliki tenaga yang sangat kuat, sehingga satu kali pukul dapat merobohkan mangsanya dan merusakkannya.
 
Pendeknya; Tidak ada seorang pun manusia yang dapat bertahan berdiri untuk menghadapi beruang -- salah satu dari tiga jenis binatang dalam satu tubuh, itulah antikris -- apalagi beruang yang kehilangan anak.
Tadi, di dalam Hosea 13 itu mengatakan: “Aku mau mendatangi mereka seperti beruang yang kehilangan anak, Aku mau mengoyakkan dada mereka”. Oleh sebab itu, jangan kita pasang dada; jangan menganggap bahwa kita sudah hebat; jangan kita menganggap bahwa kita sudah pintar; jangan kita menganggap bahwa kita dapat mengantisipasi, mengatasi segala persoalan yang menghadang di depan, di mana puncaknya adalah aniaya antikris selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Jangan pasang dada, karena beruang, yang merupakan satu dari tubuh antikris akan mengoyakkan dada setiap orang, tidak mengenal belas kasihan, tidak memandang muka, baik kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, perempuan dikoyakkan. Beruang (antikris) akan mengoyakkan dada; jadi, jangan kita pasang dada, maksudnya; jangan kita merasa diri mampu untuk mengatasi persoalan yang menghadang di depan. Jangan kita merasa diri hebat, jangan kita merasa diri bisa, sebab beruang itu akan mengoyakkan dada setiap orang, setiap orang tidak akan tahan berdiri berhadapan langsung dengan beruang.
 
Oleh sebab itu, dengan kasih dan dengan tandas saya sampaikan: Lebih baik hari ini kita menyangkal diri, memikul salibnya, ikut TUHAN. Lebih baik begitu, dari pada kita pasang dada. Tidak baik jika hamba TUHAN, tidak baik jika imam, pelayan TUHAN, sampai kepada sidang jemaat, anak-anak TUHAN pasang dada, sebab di atas daging masih ada daging, di atas orang kaya masih ada orang kaya, di atas orang hebat masih ada orang hebat. Jangan kita pasang dada.
 
Lebih baik hari ini kita menyangkal diri, memikul salibnya, ikut TUHAN.
YANG PERTAMA: Menyangkal diri = Tidak bermegah sekalipun memiliki kelebihan-kelebihan, memiliki potensi, memiliki gelar tinggi, memiliki kedudukan jabatan yang tinggi, memiliki harta yang banyak, uang yang banyak, dan lain sebagainya. Jangan kita bermegah.
 
YANG KEDUA: Memikul salibnya masing-masing, sama artinya; memikul tanggung jawab kita masing-masing.
Tanggung jawab kita banyak di hadapan TUHAN:

-          Ibadah pelayanan dalam penggembalaan ini harus diusahakan dan dipelihara. Oleh sebab itu, tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.

-          Kepada seorang imam, seorang pelayan TUHAN sudah diberikan jubah, karunia-karunia Roh Kudus, jabatan-jabatan, itu harus dipikul, itu harus dipertanggung jawabkan di hadapan TUHAN Yesus.

-          TUHAN sudah percayakan pembukaan rahasia firman TUHAN kepada kita. Sejauh mana kita menerima pembukaan rahasia firman, ayo, belajar untuk sejauh itu kita mengerjakannya. Pikul tanggung jawab masing-masing.

 
Saya ini hamba TUHAN yang menerima jabatan gembala, maka tanggung jawab saya adalah untuk menggembalakan sidang jemaat, memberi makan minum domba-domba, kemudian menuntunnya, berarti menjadi contoh teladan. Tanggung jawab semacam ini sebetulnya tidak ringan. Untuk memberi makan minum anak domba, itu tidak ringan; tanggung jawabnya besar sekali. Untuk mempersiapkan makan minum anak domba, terlebih dahulu dia harus tersungkur di bawah kaki salib TUHAN.
Kalau dia adalah hamba TUHAN yang jujur, maka dia tidak cukup menyembah satu dua jam di kaki salib TUHAN. Lalu sesudah itu, dia harus memeriksa Firman TUHAN yang tertulis dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, 66 (enam puluh enam) Kitab Suci dari semalam-malaman. Tidak berhenti sampai di situ, TUHAN tuntut untuk menjadi contoh, menjadi teladan, baik dalam perkataan, baik dalam perbuatan, baik dalam segala korban-korban yang akan dipersembahkan; TUHAN tuntut itu.
Kita masing-masing harus memikul tanggung jawab kita masing-masing; itu hubungan dalam penggembalaan.
 
Ada juga tanggung jawab dalam hubungan nikah rumah tangga:

-          Suami yang bertanggung jawab, dia harus bisa mengepalai nikah dan rumah tangganya.

-          Isteri yang bertanggung jawab harus bisa menopang, menutupi kekurangan dan kelebihan kepala.

-          Seorang anak tanggung jawabnya hormat kepada orang tua, sebab itu yang baik dan indah di hadapan TUHAN, supaya panjang dan lanjut umurnya di atas muka bumi ini.

-          Seorang hamba taat, setia dan dengar-dengaran kepada tuannya. Tuan dari semua hamba-hamba TUHAN adalah TUHAN Yesus Kristus; Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga. 

 
Jadi, setiap kita, setiap insan harus memikul salibnya masing-masing. Kalau dipercayakan suatu proyek, dipercayakan suatu bisnis untuk dikelola, maka tanggung jawabi dengan jujur, perhatikan hamba-hambamu, perhatikan pekerja-pekerjamu. Dan kalau kita adalah pekerja-pekerja, maka kita juga harus hormat kepada atasan. Pikul salib masing-masing; kiranya hal ini dapat dipahami dengan baik.
     
YANG KETIGA: IKUT TUHAN.
Perlu untuk diketahui: Perjalanan rohani dalam hal pengikutan kita kepada TUHAN harus ditandai, harus menyatu di dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian, kebangkitan, supaya akhirnya dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Jadi, pengalaman kematian, itu adalah langkah perjalanan kita di atas muka bumi ini. Kalau kita tekun di dalamnya, kelak akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia, apabila Dia datang kembali dalam kemuliaan-Nya, kita juga turut dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
 
Kembali saya sampaikan terkait dengan “beruang”: Jangan kita pasang dada. Lebih baik kita “sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN.”
Kemudian, karakteristik tabiat dari pada beruang ini adalah salah satu binatang yang memiliki cengkram yang kuat dan kokoh, sehingga apabila mangsa ada dalam cengkramannya, tidak akan pernah dilepaskannya. Demikianlah tentang “beruang”.
 
Jadi, beruang ini sama seperti penunggu penjara yang hebat; dia tidak akan pernah melepaskan mangsanya dari kurungan, dari cengkraman.
Seperti yang tertulis dalam Yesaya 14:15-17, Iblis atau Setan adalah penunggu penjara yang sangat kejam. Mengapa demikian? Sebab di sini dikatakan: tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah. Jadi, sekali cengkram, dia tidak akan pernah melepaskan mangsanya. Demikianlah beruang memiliki daya cengkram yang sangat kuat dan tidak akan pernah melepaskan mangsanya.
Tetapi puji TUHAN, sekalipun dia membuat suatu gebrakan, menjadi penjaga penjara yang hebat, namun TUHAN Yesus Kristus telah turun ke dunia orang mati, kemudian Dia naik, Dia sudah membuka pintu-pintu penjara, melepaskan, membebaskan tawanan-tawanan, seperti yang tertulis dalam Efesus 4:8-9. Dia membebaskan orang-orang yang ditawan karena ketakutan, membebaskan tawanan karena kuatir, membebaskan tawanan karena kuatir masa depan, membebaskan tawanan karena sakit dan penyakit, membebaskan tawanan karena dosa ini dan itu, membebaskan tawanan karena dosa kenajisan. TUHAN kita ajaib, bukan?
 
Adapun pekerjaan dari ketiga jenis binatang tersebut, Yang Ketiga: SINGA.
Adapun pekerjaan dari singa adalah makan sampai kenyang. Berarti, sebelum kenyang, singa akan tetap mencari mangsanya, yakni mangsa yang dapat ditelan, yakni mangsa yang dapat dimakan hidup-hidup.
 
Kita lihat lebih dulu 1 Petrus 5.
1 Petrus 5:5-8
(5:5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (5:6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. (5:7) Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (5:8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
 
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati".
Jangan lupakan hal ini; ingat selalu ayat 5 ini, di mana Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Jangan lupa. Jangan hari ini (sekarang) berkata: “Amin”, tetapi baru satu jam terkait dengan pekerjaan yang mungkin seperti diperintah namun sudah lupa lagi akan ajaran pada ayat 5 ini.
 
Iblis atau Setan ternyata berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum untuk mencari orang yang dapat ditelannya.
Siapa orang yang dapat ditelannya?
YANG PERTAMA: Orang-orang yang tidak rendah hati = Congkak = Angkuh = Tinggi hati.
Oleh sebab itu, kita harus merendahkan diri di hadapan TUHAN, merendahkan diri di bawah tangan TUHAN yang kuat. Kalau kita meninggikan diri di bawah tangan TUHAN yang kuat, meninggi-ninggikan diri di tengah ibadah dan pelayanan, maka di situ ada gejolak, karena tangan TUHAN itu kuat. Tangan TUHAN kuat, tetapi kita coba-coba untuk meninggikan diri, maka di situ ada gejolak.
YANG KEDUA: Orang yang kuatir.
Kuatir soal apa yang akan dimakan, kuatir soal apa yang akan diminum, kuatir soal apa yang akan dipakai, kuatir masa depan, kuatir soal pekerjaan, kuatir, kuatir dan kuatir, kuatir tentang pasangan hidup dan lain sebagainya.
 
Demikianlah pekerjaan dari 3 (tiga) jenis binatang sebagai gabungan dari binatang yang menjadi satu tubuh, itulah antikris. Demikianlah pekerjaannya, demikianlah tabiatnya, namun masih ada kesempatan bagi orang-orang yang congkak, masih ada kesempatan bagi orang-orang yang angkuh, tinggi hati, juga masih ada kesempatan bagi orang yang kuatir untuk memperbaiki kesalahannya di hadapan TUHAN.
Masih ada kesempatan, walaupun sebenarnya perjalanan rohani kita di dalam pengikutan kita kepada TUHAN sudah berada pada mil-mil yang terakhir, namun masih ada kesempatan. Kesempatan yang ada kita jadikan sebagai peluang emas. Jangan disia-siakan. Jangan bermain-main.
 
2 Petrus 3:8
(3:8) Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
 
Singkatnya: Di hadapan TUHAN ...
-          1 hari = 1000 tahun.
-          Sebaliknya, 1000 tahun = 1 hari di hadapan TUHAN.
 
Terkait dengan ayat ini, lanjut kita baca ayat 9. Mungkin kita masih bertanya-tanya; mengapa harus dibawa ke ayat ini? Mari kita lihat ayat 9.
2 Petrus 3:9
(3:9) Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
 
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian. Mengapa ada kalimat ini?
Kalau kita kaitkan dengan peta zaman, memang sekarang ini sudah 6.000 (enam ribu) tahun dimulai dari zaman Adam. Bahkan, lebih dari 20 (dua puluh) tahun, sebab sekarang sudah tahun 2020 (dua ribu dua puluh).
Oleh sebab itu, timbullah ayat ini: Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
 
Jadi, panjang sabar TUHAN kepada kita sekarang ini merupakan kesempatan emas untuk kita boleh bertobat, berbalik dari kehidupan yang lama, kembalilah kepada TUHAN, Dialah Gembala Agung yang memelihara hidup kita. Masih ada kesempatan walaupun perjalanan rohani kita sudah berada pada mil-mil yang terakhir. Kesempatan yang tinggal sedikit ini biarlah digunakan sebaik mungkin, semaksimal mungkin, supaya tidak mengalami kerugian di kemudian hari, tidak mengalami celaka yang merugikan diri sendiri; dan pada saat itu, manusia akan menyesal, tetapi sudah tidak ada artinya.
Lebih baik hari ini kita manfaatkan kesempatan yang baik. Panjang sabar TUHAN merupakan kesempatan bagi kita untuk beroleh keselamatan, bukan?
 
2 Petrus 3:10-11
(3:10) Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. (3:11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.
 
Selanjutnya, saya harus sampaikan dengan kasih, saya harus sampaikan dengan tandas, untuk mengingatkan kita kembali: Hari TUHAN akan tiba seperti pencuri; tidak ada yang tahu; kedatangan-Nya tiba-tiba (mendadak).
Pada hari itulah langit yang pertama, bumi yang pertama dengan segala unsur-unsurnya akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat, akan berlalu. Jadi, jangan pertahankan yang ada ini.
 
Kalau kita miliki sesuatu, ayo segera pergunakan untuk hormat kemuliaan bagi TUHAN. Coba, kalau misalnya kita tabung-tabung uang, memang kita sudah melayani TUHAN dengan benar, tetapi di sisi lain, masih menabung-nabung uang (misalnya), tiba-tiba TUHAN datang, mau di kemanakan uang itu, mau dibawa ke mana uang itu?
Atau saya beri contoh yang lain; kita ini mempunyai potensi untuk secepatnya melayani TUHAN, kita ini punya hati, punya pikiran untuk secepatnya digunakan untuk melayani TUHAN. Lalu tiba-tiba TUHAN datang, tetapi potensi, hati pikiran yang sebenarnya bisa digunakan untuk melayani TUHAN, tetapi tidak secepatnya dikerjakan, bukankah itu menjadi sebuah kesia-siaan?
Maka, yang ada ini jangan dipertahankan, sebab suatu kali nanti akan berlalu, akan lenyap dengan segala unsur-unsurnya. Kalau yang ada ini akan berlalu, maka betapa suci, betapa salehnya kita harus hidup di hadapan TUHAN.
 
Kita akan memperhatikan Amos 3, dengan perikop: “Nabi sebagai penyambung lidah Allah
Nabi atau Hamba TUHAN yang menyampaikan pembukaan rahasia firman adalah penyambung mulut lidah-Nya TUHAN Yesus, dengan lain kata; wakilnya TUHAN Yesus. Bagaimana kita mau berhadapan dengan Yang Maha Mulia, lalu Dia memiliki wakil-Nya? Ayo, belajar rendah hati di hadapan TUHAN.
 
Amos 3:1-2
(3:1) Dengarlah firman ini, yang diucapkan TUHAN tentang kamu, hai orang Israel, tentang segenap kaum yang telah Kutuntun keluar dari tanah Mesir, bunyinya: (3:2) "Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu.
 
Inilah berita yang disampaikan oleh nabi Amos kepada bangsa Israel, di mana Tuhan akan menghukum mereka karena kesalahan mereka. Dan itu disampaikan dengan gamblang, terang benderang kepada bangsa Israel.
 
TUHAN menghukum Israel karena kesalahan mereka. Adapun kesalahan bangsa Israel sudah disampaikan pada minggu yang lalu, antara lain; bodoh dan tolol.
-          Tidak mengenal atau melupakan TUHAN = Bodoh.
-          Tidak mempunyai pengertian atau menolak pembukaan rahasia firman = Tolol.
 
Jadi, siapa orang bodoh? Orang bodoh adalah orang yang tidak mengenal TUHAN; orang yang melupakan TUHAN Sang Pencipta langit bumi dan segala isinya. TUHAN yang menuntun bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 (empat puluh) tahun, TUHAN yang memelihara kehidupan mereka, TUHAN yang memberi mereka makan manna dan burung puyuh, gambaran dari tubuh dan darah, korban Kristus. Sampai hari ini kita dipelihara oleh TUHAN oleh karena tubuh dan darah Yesus.
 
Selanjutnya, TUHAN juga berkata: “Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu”. Dari ayat ini, TUHAN sebetulnya berharap besar kepada umat-Nya, supaya umat-Nya bisa menjadi contoh teladan, supaya umat-Nya menjadi kaki dian dengan 7 (tujuh) pelita menyala di atasnya. Namun ternyata, sampai hari ini, umat pilihan-Nya masih mengeraskan hati, tidak pantas jadi contoh teladan.
Apakah orang yang keras hati pantas menjadi contoh teladan? Tentu tidak. Walaupun ia rajin bekerja, tetapi jika keras hati, ia tidak pantas menjadi contoh teladan. Dan kalau keras hati, ternyata TUHAN turut mengeraskan hati orang yang keras hati.
 
Bayangkan, kalau hanya kita yang dikenal TUHAN, sementara di sekitar kita masih banyak orang. Apa maksudnya di situ? Berarti TUHAN menuntut berharap banyak supaya ada orang mengikuti jejak-jejak Kristus lewat ibadah dan pelayanan kita. Tetapi ternyata “bodoh” dan “tolol”.
-          Mengapa bodoh? Karena tidak mengenal dan melupakan TUHAN.
-          Mengapa tolol? Karena tidak mempunyai pengertian, menolak pembukaan rahasia firman.
Memang, kalau terjadi pembukaan rahasia firman berkuasa untuk mengorek-ngorek, berkuasa untuk mengoreksi dosa yang terselubung sekalipun. Memang sakit bagi daging, tetapi kita harus mempunyai pengertian, berarti terimalah pembukaan rahasia firman itu.
Namun bangsa Israel tidaklah demikian, sehingga disebutlah bangsa yang “tolol”, sesuai dengan Yeremia 4:24.
 
Kesalahan dari gereja TUHAN di akhir zaman menurut 1 Petrus 5:5-8, ada 2 (dua), yaitu:
1.      Congkak, angkuh, tinggi hati.
2.      Kuatir soal makanan, minuman, dan pakaian; kuatir soal masa depan; kuatir kuatir dan kuatir. Penuh dengan kekuatiran. Takut tidak punya ini dan itu.
Itulah kesalahan gereja TUHAN di akhir zaman ini yang paling fatal sekali. Dan oleh karena kekuatiran ini, banyak anak TUHAN mengambil jalan pintas; tinggalkan ibadah hanya demi sesuap nasi, seperti Esau. Itu adalah jalan pintas.
 
Oleh sebab itu, Allah membawa umat-Nya (bangsa Israel) keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan, tidak melalui jalan Filistin untuk dibawa ke tanah Kanaan, tanah perjanjian (kebangkitan kebangunan rohani), tidak, sebab jalan Filistin (tanda panah merah pada gambar) adalah jalan pintas, jalan Setan.
Tetapi dari Gosyen mereka harus turun ke bawah untuk melewati Laut Teberau, itu adalah bayangan dari baptisan air; pengalaman kematian dan kebangkitan, dan itu harus dilalui. Kemudian, liku-liku di padang gurun, itulah perjalanan salib, yang juga disertai dengan memikul Tabut Perjanjian. Ibadah pelayanan kita, hubungan kita dengan TUHAN harus dipikul walaupun dengan banyaknya lika-liku, banyaknya binatang buas, harus menghadapi ganasnya padang gurun, auman padang gurun. Pada waktu siang hari begitu panas mencekam; pada saat malam hari begitu dingin sekali. Bayangkan, kalau panas dingin seperti itu, sebentar panas - sebentar dingin, batu pun bisa pecah.
Tetapi TUHAN memelihara perjalanan bangsa Israel; mereka diberi makan manna dan makan burung puyuh; tubuh dan darah Yesus, itu yang memelihara perjalanan rohani kita di akhir zaman ini.

Jadi, kekuatiran ini fatal. Coba saudara pikir; dari mana orang bisa berbuat zinah, menduakan hati TUHAN; berzinah secara rohani, berzinah secara lahiriah? Ya, karena jalan pintas tadi; awalnya, sumbernya dari situ.  Oleh sebab itu, kalau naik kendaraan, jangan suka melewati jalan pintas.
Saya ingatkan: Kalau saudara langgar apa yang saya sampaikan ini, maka saudara berurusan dengan TUHAN. Kalau naik kendaraan, ikuti rambu-rambu, kecuali khilaf, lupa, tidak mengerti. Tetapi kalau sudah mengerti, namun hanya karena ingin cepat sampai, lalu saudara melanggarnya, maka saudara berurusan dengan TUHAN.
Pokoknya, saya sudah sampaikan ini kepada saudara. Supaya saudara layak menjadi imam, menjadi hamba TUHAN, maka saudara jangan suka ambil jalan pintas. Mengapa suka jatuh di jalan? Karena jalan pintas. Hati-hati, kalau tidak mau ditabrak, jangan lewat jalan pintas; kalau tidak mau nabrak, jangan lewat jalan pintas; kalau tidak mau celaka di tengah jalan, jangan ambil jalan pintas; jangan duakan hati TUHAN hanya karena kekuatiran kecil saja. Baru dua bulan, tiga bulan menganggur, lantas mengambil jalan pintas, hati-hati.
Baik juga yang memiliki proyek, hati-hati; jangan asal ambil jalan pintas saat ikuti tender, hati-hati.
 
Amos 3:3
(3:3) Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?
 
Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Ayat ini memberi suatu pengertian kepada kita, bahwa kita harus mengalami pembaharuan sampai akhirnya kita dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Kita harus bertobat, berubah, dibaharui, sampai nanti pembaharuan itu dibawa sampai kepada pesta nikah Anak Domba. Laki-laki dan perempuan berjalan, masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
 
Tiadalah mungkin kita bisa masuk dalam pesta nikah Anak Domba kalau tidak ada kesepakatan terlebih dahulu, kalau tidak terlebih dahulu bertobat dan diubahkan.
Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Tidak mungkin. Kesepakatan dulu; bertobat dulu, berubah dulu, maka nanti pembaharuan itu terus berlangsung sampai kepada pesta nikah.
 
Memang tadi singa itu luar biasa, dia mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya, bukan? Menurut 1 Petrus 5, dosa di akhir zaman adalah congkak dan kuatir, itu adalah dosa yang paling fatal, sehingga akibatnya seseorang bisa mengambil jalan pintas, dan oleh jalan pintas ini terjadilah perzinahan, menduakan hati TUHAN; berzinah jasmani, maupun rohani. Oleh sebab itu, perhatikanlah apa yang sudah kita terima sore petang hari ini.  Ayo, rendah hati.
 
Amos 3:4
(3:4) Mengaumkah seekor singa di hutan, apabila tidak mendapat mangsa? Bersuarakah singa muda dari sarangnya, jika belum menangkap apa-apa?
 
Pemberitaan Firman Allah yang disuarakan Singa dari suku Yehuda tidak akan menjadi sia-sia apabila di hari-hari terakhir ini, pada perjalanan mil-mil terakhir ini, kita mau menghargai dan menghormatinya setinggi-tingginya.
Hargailah Firman Allah yang disuarakan; Singa dari suku Yehuda telah mengaum, maka hargailah. Jangan kita datang beribadah hanya untuk sekedar setor muka atau ada motif-motif lain, atau seorang imam hanya ada kepentingan di dalamnya.
 
Tetapi saya mau sampai kepada sidang jemaat yang ada di penggembalaan, maupun yang ada di Malaysia dan di Bandung, juga saya sampaikan kepada anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang tekun mengikuti Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel lewat live streaming video internet Youtube, Facebook GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, bahwa inti dari ibadah adalah ketika Singa dari suku Yehuda mengaum.
Ketika Firman Allah disuarakan (disampaikan), itu harus dihargai setinggi-tingginya, jangan diabaikan. Kalau sidang jemaat mau catat, maka catatlah dengan baik dan rapi. Anggap saja firman itu dituliskan oleh ujung jari TUHAN, dituliskan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, ditukik dalam hati kita masing-masing; firman itu dimeteraikan dalam loh daging. Jadi, anggap saja itu adalah praktek dari firman menjadi daging.
 
Ujung jari dari lima jari, itulah lima jabatan. Hamba TUHAN menerima lima jabatan,-- yaitu “rasul, nabi, penginjil, gembala, guru” -- menyeruakan firman TUHAN = Singa dari suku Yehuda mengaum. Perhatikan baik-baik; hormati lebih tinggi dari yang lain, dari segala yang ada ini, supaya betul-betul pembaharuan terjadi sampai dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
 
Amos 3:8
(3:8) Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?"
 
Ada 2 (dua) hal yang terjadi apabila Singa dari suku Yehuda mengaum.
YANG PERTAMA: Menjadi suatu kehidupan yang takut akan TUHAN. Tiadalah mungkin seseorang menjadi kehidupan yang takut akan TUHAN kalau dia tidak menghormati Singa dari suku Yehuda yang sedang mengaum. Kalau dia tidak menghormati pembukaan rahasia firman yang disampaikan, tiadalah mungkin dia menjadi kehidupan yang takut akan TUHAN. Tetapi kalau secepatnya kita menghargai pembukaan rahasia firman yang disampaikan, maka secepat itu juga Roh takut TUHAN itu ada di dalam hidup kita masing-masing.
YANG KEDUA: Bernubuat, berarti; segala rahasia yang terkandung di dalam hati, semuanya akan tersingkap, sama artinya; dosa dibongkar dengan tuntas.
Tugas nabi adalah bernubuat, berarti; menyingkapkan rahasia yang terkandung di dalam hati, membongkar dosa dengan tuntas. Itulah kalau kita mau menghargai pembukaan rahasia firman yang disampaikan oleh hamba TUHAN yang menerima lima jabatan (ujung jari TUHAN yang menulis), itu adalah pekerjaan Roh Kudus.
 
Ayo, sungguh-sungguh. Kita sudah melihat singa mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya, itulah Iblis atau Setan; tetapi TUHAN adalah Singa dari suku Yehuda, lebih berkuasa dari singa mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya, itulah Iblis atau Setan.
 
Hosea 9:10-11
(11:10) Mereka akan mengikuti TUHAN, Ia akan mengaum seperti singa. Sungguh, Ia akan mengaum, maka anak-anak akan datang dengan gemetar dari barat, (11:11) seperti burung dengan gemetar datang dari Mesir, dan seperti merpati dari tanah Asyur, lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka, demikianlah firman TUHAN.
 
Ada 2 (dua) hal tampak dengan jelas:
1.      Mereka akan mengikuti TUHAN.
2.      Anak-anak akan datang dengan gemetar dari Barat.
 
Kalau dikaitkan dengan pola pelajaran Tabernakel, “Baratà Ruangan Maha Suci, di mana di dalamnya terdapat satu alat yang terutama dari semua alat yang ada di dalam Tabernakel, itulah Tabut Perjanjian, yang terdiri dari;
-          Peti dari tabut.
-          Tutupan grafirat atau tutupan pendamaian, dengan dua kerub di atasnya.
Arti rohaninya adalah;

1.      Takhta Allah à Ibadah dan pelayanan.

2.      Hubungan nikah antara Kristus sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga, dengan sidang jemaat sebagai tubuh-Nya (mempelai wanita-Nya) berdasarkan kasih.

Jadi, kalau datang dari Barat dengan gemetar, berarti hubungan intim itu pulih kembali. Hubungan kita dengan TUHAN pulih kembali kalau kita mau menghargai Singa dari suku Yehuda yang mengaum itu, kalau kita mau menghargai pembukaan rahasia firman, kita menghormati setinggi-tingginya, lebih dari hati perasaan manusia daging.
 
Mengapa 2 (dua) hal ini bisa terjadi? Jawabnya: Karena Singa dari suku Yehuda sudah mengaum, jelas itu menunjuk Firman Allah yang disampaikan dengan ketegasan -- jadi, tidak kompromi dengan manusia daging -- dalam urapan Roh Kudus.
Kalau singa mengaum, itu tidak menggunakan perasaan. Jelas, Singa dari suku Yehuda adalah Raja di atas segala raja. Singa adalah raja di hutan. Berarti, kalau Raja di atas segala raja berbicara, Ia berbicara dalam ketegasan, dengan wibawa penuh, bukan berkata: “ya sudahlah kalau begitu ...
Kebanyakan manusia menggunakan perasaan; karena tidak enak perasaan, “ya udahlah”, tidak tegas, main belakang, cengengesan di belakang tetapi di depan tidak menjadi contoh teladan. Di belakang cengengesan, bikin hura-hura, ketawa sana - ketawa sini, tetapi di depan tidak jadi contoh teladan, hanya bikin huru hara saja. Memang sepertinya disenangi orang, tetapi manusia semacam ini sampai kapan pun tidak akan tegas.
 
Singa dari suku Yehuda mengaum, berarti Raja di atas segala raja berfirman dengan wibawa penuh. Pembukaan firman yang tegas harus disampaikan; tidak boleh pakai perasaan. Oh, karena dia kaya, maka diambil hatinya. Oh, karena dia susah, maka jangan dikasih firman yang susah. Singa dari suku Yehuda mengaum, firman dalam bentuk urapan Roh Kudus tegas dan berwibawa. Belajarlah untuk tegas dalam hal yang baik; itulah imam. Jangan cengengesan di belakang, sebab itu adalah ekor, bukan kepala.
 
Hosea 9:11B
(11:11) seperti burung dengan gemetar datang dari Mesir, dan seperti merpati dari tanah Asyur, lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka, demikianlah firman TUHAN.
 
Lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka, demikianlah firman TUHAN. Demikianlah TUHAN akan nyatakan kepada kita; TUHAN akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka. Berarti, dahulu terusir, karena singa yang mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya, praktenya; kuatir dan angkuh. Seharusnya kita adalah rumah TUHAN.
 
Tetapi oleh karena singa dari suku Yehuda telah mengaum, maka TUHAN berjanji akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka; itu janji Firman TUHAN. Jangan kuatir lagi, hai yang kuatir. Jangan congkak lagi, hai yang congkak.
Kiranya apa yang sudah kita terima malam ini cukup meneguhkan hati kita. Jangan goyah lagi dengan yang tak suci, dengan perasaan pikiran manusia daging.
 
Demikianlah perbedaan antara;

-          Singa dari suku Yehuda mengaum, berkuasa untuk memulihkan dan memberi damai sejahtera.

-          Singa yang mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya, pekerjaannya adalah untuk membinasakan manusia.

Singa dari suku Yehuda memulihkan, menyelamatkan, memberi damai sejahtera; tetapi singa yang mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya untuk membinasakan. Ini adalah suatu perbedaan yang tampak jelas sekali kita lihat dengan mata rohani kita masing-masing.
 
Kita akan melihat secara rinci, lebih dalam lagi antara Singa dari suku Yehuda dan singa yang mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya, itulah Iblis atau Setan” di dalam Injil Yohanes 10.
Yohanes 10:7-8
(10:7) Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. (10:8) Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
 

-          Yesus berkata: Akulah pintu ke domba-domba itu. Inilah pernyataan juga tabiat dari singa dari suku Yehuda.

-          Kemudian, Yesus kembali berkata: Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok. Ini sama dengan singa yang mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya, itulah Iblis atau Setan.

 
Juga dalam penggembalaan yang pertama, itulah Taman Eden, kita sudah melihat singa yang mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya. Pada Kejadian pasal 1, langit dan bumi diciptakan, kemudian manusia dan isterinya diciptakan pada hari keenam. Lalu pada pasal 2, TUHAN menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden untuk mengusahakan dan memeliharakannya sebagaimana kita malam ini mengusahakan dan memeliharakan ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan dalam penggembalaan ini lewat ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.
Tetapi, dalam penggembalaan taman Eden, rupa-rupanya singa lapar, singa yang mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya, akhirnya Hawa jatuh dalam dosa karena diperdaya oleh ular itu, Iblis atau Setan. Akhirnya, Yesus harus dikorbankan di atas kayu salib, itulah seekor binatang yang disembelih, lalu mengambil kulitnya untuk selanjutnya dikenakan menutupi dosa ketelanjangan yang memalukan itu.
 
Demikian juga di hari-hari ini, TUHAN tadi berkata: “Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok” Jadi, singa yang mengaum-aum, singa lapar, itulah Iblis atau Setan, adalah pencuri dan perampok.
 
Yohanes 10:9-10
(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. (10:10) Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
 
Kemudian, pada ayat 9-10, di sini Yesus berkata yang dibagi dalam dua bagian.
BAGIAN YANG PERTAMA: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” Singkatnya: Yesus menyatakan diri-Nya sebagai pintu untuk masuk dan keluar.
Ingat: Yesus sudah pernah masuk ke dunia orang mati atau tempat yang paling rendah, dan hari ketiga Dia bangkit keluar dari sana. Jadi, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai pintu, artinya bahwa Yesus sudah masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan. Inilah pintu yang harus kita lalui.
 
Maka, Yesus berkata dengan tandas: “ia akan selamat”, selanjutnya Yesus berkata: “menemukan padang rumput”.
Kalau kita betul-betul masuk (satu) dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan dalam tanda kebangkitan-Nya, maka kita akan menemukan padang rumput, sehingga kita sebagai domba-domba tergembala dengan baik dalam satu penggembalaan, tidak liar.
Anak Domba diberi makan dengan baik, mengapa? Karena Yesus adalah pintu ke sorga. Tetapi untuk sampai kepada kemuliaan, Dia telah masuk dan keluar; kematian dan kebangkitan, itu yang menyelamatkan kita kalau kita bertekun di situ.
 
Kemudian, pada ayat 9-10, di sini Yesus berkata yang dibagi dalam dua bagian.
BAGIAN YANG KEDUA: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan” Iblis Setan datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.
 
Jangan biasakan mencuri, apalagi miliknya TUHAN. Mengapa saya katakan begitu? Karena itu merupakan tabiat dari Setan. Saya sekali waktu ada berkat, bukan hanya dalam bentuk uang, tetapi berkat apa saja, misalnya; ada kiriman makanan, kiriman barang, berkat apapun bentuknya, itu saya harus pelajari harganya berapa; setelah saya temukan nominalnya, baru saya ambil sepersepuluhnya.
Jadi, bukan semata-mata memberikan sepersepuluh dari persembahan yang saya terima saja, bukan itu saja persembahan persepuluhan saya, bukan dari kantong kolekte atau dari persembahan sidang jemaat saja, bukan. Sekali waktu mungkin diajak makan, itu saya harus hitung, berapa harga makanan yang saya makan untuk saya berikan sepersepuluhnya kepada TUHAN. Karena kalau mencuri, itu adalah tabiat Setan.
Masakan tabiat imam, hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN sama dengan tabiat Setan? Pencuri adalah tabiat Setan. Jangan sama tabiat anak TUHAN dengan tabiat Setan. Ayo, jangan jadi munafik dalam melayani TUHAN, harus jujur. Kalau saya lupa memberikan sepersepuluh, isteri saya pun selalu mengingatkan.
 
Ada lagi tabiat Setan, yaitu membunuh. Dalam suratan 1 Yohanes 3:15, di situ dikatakan: membenci setara dengan dosa membunuh. Kebencian di hati dan pikiran manusia terhadap orang lain, itu adalah tabiat Setan.
Jadi, tidak pantas seorang hamba TUHAN, seorang imam benci kepada orang lain. Misalnya; saya hamba TUHAN benci kepada orang lain, padahal orang lain itu sesama organisasi, tetapi karena dia membawa Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, lalu saya kebakaran jenggot, benci dengan dia, itu adalah tabiat Setan.
 
Lalu, tabiat yang ketiga adalah membinasakan. Hal yang membinasakan bisa terjadi karena ulah Setan (singa lapar) yang terakhir, yaitu ketika anak-anak TUHAN, umat TUHAN, orang Kristen di akhir zaman nanti menerima tanda 666 (enam ratus enam puluh enam) di dahi atau pun di tangan kanan sebagai cap/meterai antikris. Kalau sudah terlanjur menerima itu, maka itulah yang membinasakan, sebab tidak ada lagi pengampunan bagi orang itu. Itu adalah tabiat Setan, yaitu membinasakan; dan itulah cara terakhir dari Setan untuk membinasakan umat TUHAN.
 
Saya tidak mengerti soal vaksin yang ada sekarang ini, tetapi berdoa saja. Ibadah itu harus dituntun oleh tongkat kerajaan, tongkat kebenaran sampai pada puncaknya, sehingga rohani kita berada pada kedudukan yang tertinggi, yaitu doa penyembahan, disertakan dengan penyerahan diri sepenuh, maka pasti selamat. Mau seperti apapun geliat-geliat Setan dengan liku-likunya, pasti selamat, asal ibadah memuncak sampai doa penyembahan, karena ada suatu jaminan yang harus kita pegang dengan sungguh-sungguh, bukan saja dalam Kitab Wahyu, tetapi dalam kitab Ayub sendiri lewat pengalaman dalam penderitaannya, Ayub menceritakan begitu rupa. Ketika ibadah kita dibawa atau dituntun sampai kepada doa penyembahan, jelas TUHAN yang menuntun rohani kita (Ayub 39:30). Dan selanjutnya Ayub menceritakan bahwa sarang burung rajawali itu dibuatnya di atas puncak gunung yang tinggi, sehingga ular tidak bisa menjangkau (Ayub 39:31).
 
Doa penyembahan yang menyelamatkan kita. Mau apapun geliat dunia dengan antikris bekerja sama, namun doa penyembahan nomor satu; tetapi kalau tidak disertakan dengan “penyerahan diri”, maka penyembahan di rumah hanya sekedar berlutut.
Tetapi kembali TUHAN berkata: Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Yesus hidup, maka kita hidup; Yesus adalah Alfa dan Omega, hidup - mati - hidup, supaya kita hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Jadi, bayar harga dulu supaya kita mempunyainya dalam segala kelimpahan.
 
Semakin hari kita akan semakin mengerti tentang rencana-rencana TUHAN ini, dan tentu kita juga semakin mengerti, karena kita mempunyai Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel dan sekaligus di sini dikatakan: “dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”, sampai limpah loh saudara.
Berbuat baik itu tidak terbatas, itu baru “cukup”. Kalau misalnya, sebuah wadah diisi air (benda cair) sampai penuh, itu cukup. Tetapi kasih yang kita peroleh dan kita punya itu kelimpahan, sampai luber, sehingga orang lain dapat merasakannya.
Jadi, kalau memberi sesuai dengan takaran yang kita terima dari orang itu, sesuai dengan kebaikan dia, itu baru cukup; tetapi mempunyainya dalam segala kelimpahan, sudah penuh namun diisi lagi sampai limpah ruah. TUHAN Yesus baik, bukan?
 
Yohanes 10:11
(10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
 
Yesus adalah Gembala yang baik, dan kita adalah domba-domba-Nya.
Apa buktinya bahwa “Yesus adalah Gembala yang baik”? Dia telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib untuk menebus kehidupan anak TUHAN sebagai kawanan domba Allah sehingga tidak binasa.
 
Sebab di ayat 7-8, Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka”.
TUHAN Yesus adalah Gembala yang baik, sebab Ia telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu, supaya kita selamat, sebab Dialah pintu.
 
Pintu, berarti:

-          Yang Pertama: Masuk dan keluar, itulah pengalaman kematian dan kebangkitan. Kalau kita bertekun, maka kita dipermuliakan. Itulah langkah-langkah kita di bumi.

-          Yang Kedua: Terjadinya pembukaan rahasia Firman, sebab kita menemukan padang rumput. Pembukaan rahasia Firman Allah adalah rumput makanan kawanan domba Allah.

 
Jadi kalau Yesus berkata: “Akulah pintu”, itu sudah terbukti, di mana Dia telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu, supaya kita hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Yesus Gembala yang baik, kita adalah domba-domba-Nya. Domba-domba harus tergembala juga dengan baik, mengapa? Karena Yesus adalah Gembala yang baik.
 
TANDA domba-domba tergembala dengan baik.
Yohanes 10:2-4
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. (10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
 
Tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Berarti, seorang hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala dituntut dua hal:
1.      Masuk dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan.
2.      Harus mengangkat dua tangan untuk mendapat pembukaan rahasia Firman Allah.
 
Siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Jadi, seorang hamba TUHAN harus masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, untuk selanjutnya mendapatkan pembukaan rahasia Firman TUHAN. Lalu apa modal hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala dari TUHAN, kalau dia tidak masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, kalau dia tidak mendapatkan pembukaan rahasia Firman TUHAN di kaki salib, apa modal seorang gembala?
Jangan kita atur-atur penggembalaan ini dengan sesuka hati; dijadwal minggu ini pendeta si A, minggu berikutnya dijadwal pendeta si B, minggu selanjutnya dijadwal, dijadwal dan dijadwal; tinggal dia pelintir penggembalaan itu seperti gayanya Setan, dibuat semenarik rupa begitu saja, musiknya diperindah, keadaan gedungnya dibuat seperti diskotik untuk daya tarik, lalu mengadakan sensasi-sensasi; hanya satu kali sebulan melayani langsung mengadakan sensasi. Untuk apa dia seperti itu? Supaya menambah jumlah jiwa. Namun sebetulnya, di adalah Setan, di adalah hamba Setan.
 
Kalau hamba TUHAN, dia harus melalui “pintu”, itulah;
-          Yang pertama: Pengalaman kematian dan kebangkitan.
-          Yang Kedua: Dia harus menyediakan makan dan minum untuk domba-dombanya.
Memang tidak mudah, tetapi harus. Apalagi kalau ia hamba TUHAN yang menerima jabatan gembala, itu harus, kecuali ia adalah penginjil, dapat sesuka hati pergi sana, pergi sini tinggalkan penggembalaan.
Menantikan pembukaan rahasia firman di kaki salib, kalau dia jujur, tidak cukup satu dua jam. Karena tidak bisa hamba TUHAN menyampaikan firman dengan pengertiannya sendiri. Rasul Yohanes sendiri pun menangis di kaki salib TUHAN; dia tidak sanggup membukakan firman, kalau bukan TUHAN yang membukakan rahasia firman-Nya. Tangisan hamba TUHAN semacam ini yang bisa mengubah duka menjadi suka (tari-tarian), dan berkuasa menghapus air mata, menjadikan segala sesuatu baru; inilah tangisan hamba TUHAN yang bisa merubah yang tidak baik menjadi baik.
Dia menangis di kaki salib, lalu mendapatkan pembukaan untuk selanjutnya disampaikan, ini tangisan yang sanggup mengubah segala sesuatu. Jangan menangis kalau tidak ada beras. Jangan menangis karena tidak ada uang. Kalau ada penderitaan, ada air mata, itu manusiawi, wajar saja, tetapi tangisan semacam ini tidak bisa mengubah yang buruk menjadi baik.
Tangisan hamba TUHAN di kaki salib, itu yang mengubah segala sesuatu; itulah hamba TUHAN yang sudah melalui pintu.
 
Saya berharap juga sidang jemaat di Bandung dan di Malaysia sungguh-sungguh perhatikan Firman TUHAN. Anak-anak TUHAN yang terus memberi diri digembalakan lewat live streaming, jangan berhenti, teruskan, doakan saya supaya terus menjadi seorang hamba TUHAN yang betul-betul lewat pintu, supaya apa?
Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
 
Kalau gembala itu sudah melalui pintu, lihat keadaan domba-domba dalam satu penggembalaan:
1.      Mendengar suara gembala.
2.      Mengikuti gembala.
 
YANG PERTAMA: Mendengar suara gembala.
= Tidak mendengar suara asing, itulah suara daging dan suara Setan.
Apa tandanya kalau domba-domba dengar-dengaran?  Gembala menuntun dombanya keluar. Kita ini sudah diperlengkapi oleh TUHAN. TUHAN sudah memberikan Pengajaran Mempelai; ini harus dibawa keluar. Jadi, kalau saudara dengar-dengaran, maka harus keluar, harus menjadi contoh teladan, jangan bersungut-sungut.
Memang diperlukan korban, tenaga, pikiran, uang, waktu, dan lain sebagainya, tetapi lihat hasilnya; ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya = terdaftar di sorga; nama tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Diakui oleh TUHAN Yesus Kristus dan malaikat-Nya.
 
YANG KEDUA: Mengikuti gembala.
Sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, bukan? Ikuti saja. Ke mana saja gerak dari Pengajaran Mempelai, ikuti saja, tetapi yang pasti gerak dari Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, kelak berada dalam perjamuan malam kawin Anak Domba sebagai sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
 
Inilah keadaan domba-domba kalau memiliki Gembala yang baik. Yesus berkata: Akulah Gembala yang baik. Sebelum Yesus memproklamirkan diri-Nya sebagai Gembala yang baik, Yesus berkata: Akulah pintu untuk masuk ke domba-domba itu. Dalam ayat 7-9, dua kali Yesus berkata: Akulah pintu ke domba-domba itu.
 
Yesus adalah Singa dari suku Yehuda, supaya kita hidup. Tetapi singa lapar, singa yang mengaum-aum untuk mencari mangsa yang dapat ditelannya mencuri, membunuh dan membinasakan, tetapi TUHAN kita datang supaya kita hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Saya sangat bersyukur kepada TUHAN, karena TUHAN sangat memperhatikan kita masing-masing. Kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai, kurang apa lagi TUHAN menyatakan rencana-Nya kepada kita?
 
Selanjutnya, kita akan melihat: CIKAL BAKAL kombinasi (gabungan) dari 3 (tiga) jenis binatang dalam satu tubuh, itulah antikris.
Mazmur 10:1
(10:1) Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?
 
Suatu kali nanti akan ada yang namanya "waktu kesesakan" yaitu: pada masa 3.5 (tiga setengah) tahun antikris menjadi diktator buas di atas muka bumi ini atas seizin TUHAN.
Dari seruan pemazmur pada ayat 1 ini, jelas dia sangat membutuhkan TUHAN Yesus Kristus, Singa dari suku Yehuda, Gembala Agung memberi hidup dan supaya kita mempunyai dalam segala kelimpahan.
 
Mazmur 10:2-4
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan. (10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN. (10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
 
Tindakan dari orang-orang fasik atau orang sombong dan angkuh:
1.      Giat memburu orang tertindas ...ayat 2.
2.      Loba, serakah, tamak, melayani karena cinta uang ... ayat 3.
3.      Tidak menghormati keberadaan TUHAN ... ayat 4.
 
Pada ayat 4, Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: “Allah tidak akan menuntut!” Sudah menindas orang yang tertindas, tetapi mereka tetap berkata: “Allah tidak akan menuntut!” Kemudian, mereka juga berkata: “Tidak ada Allah!”, itulah seluruh pikirannya. Mereka tidak menghormati keberadaan TUHAN; itulah pekerjaan orang fasik.
 
Mazmur 10:6-8
(10:6) Ia berkata dalam hatinya: "Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun." (10:7) Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan. (10:8) Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah;
 
Cikal bakal dari antikris adalah orang fasik, orang sombong, orang angkuh. Kalau kita perhatikan ayat 2-4, mereka;
-          Giat memburu orang tertindas ...ayat 2.
-          Loba, serakah, tamak, melayani karena cinta uang ... ayat 3.
-          Tidak menghormati keberadaan TUHAN ... ayat 4.
 
Lalu pada ayat 6, orang fasik dengan kecongkakannya berkata dalam hatinya:

1.      Ia berkata dalam hatinya: "Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun" . = Merasa diri kuat.

2.      Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan = Dusta.

3.      Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah = Dikusai dengan roh kebencian.

 
Lalu, kita baca kembali ayat selanjutnya ...
Mazmur 10:8B-10
(10:8) Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah; (10:9) ia mengendap di tempat yang tersembunyi seperti singa di dalam semak-semak; ia mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Ia menangkap orang yang tertindas itu dengan menariknya ke dalam jaringnya. (10:10) Ia membungkuk, dan meniarap, lalu orang-orang lemah jatuh ke dalam cakarnya yang kuat. (10:11) Ia berkata dalam hatinya: "Allah melupakannya; Ia menyembunyikan wajah-Nya, dan tidak akan melihatnya untuk seterusnya".
 
Jadi, mengapa bisa menjadi antikris? Awalnya karena tidak rendah hati. Hati-hati yang tidak rendah hati, congkak, angkuh, seperti orang fasik, hati-hati.  Orang fasik, antikris itu cikal bakalnya adalah dari orang-orang fasik, sehingga karakter dari antikris yang merupakan gabungan dari 3 (tiga) jenis binatnag dalam satu tubuh ialah:
YANG PERTAMA: Matanya mengintip orang yang lemah; ia mengendap di tempat yang tersembunyi. Ini adalah tabiat macan tutul.
Matanya mengintip orang yang lemah, dari mana dia mengintimp? Ia mengendap di tempat yang tersembunyi. Jadi, dengan melihat pekerjaan dari macan tutul ini, kita dapat mengetahui bahwa kita tidak bisa mengikuti cara kerja dari pada macan tutul ini dengan kekuatan manusia daging.
Macan tutul ini juga memiliki kecepatan tinggi di dalam hal berlari, dan ternyata dia pun mengintip di tempat yang tersembunyi. Siapa orang yang bisa menjangkau macan tutul yang mengintip di tempat yang tersembunyi? Hati-hati, antikris ini pelan-pelan dalam bergerak, tetapi pasti, dan kalau tidak sungguh-sungguh dari sekarang, ia akan dilibas habis.
Siapa yang dapat melihat orang yang mengintip di tempat yang tersembunyi? Tidak ada. Itu adalah pekerjaan macan tutul
Kemudian yang menjadi sasaran dari macan tutul ialah: Orang yang lemah.
 
YANG KEDUA: Seperti singa di dalam semak-semak; ia mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Ia menangkap orang yang tertindas itu dengan menariknya ke dalam jaringnya. Ini adalah tabiat singa.
Pekerjaan dari pada singa di dalam semak-semak ialah mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Singa mengendap-endap di semak-semak; siapa yang bisa melihat apabila singa mengendap di semak-semak? Tidak ada.
Jadi, sudah sangat jelas, antikris ini adalah tentara yang terlatih; oleh sebab itu, kalau kita melihat tentara yang sedang menyamar di antara semak-semak, dia menggunakan daun-daun di tubuhnya supaya tidak kelihatan oleh musuh (mangsa). Berarti, antikris ini adalah tentara yang terlatih. Siapa yang bisa menghadapi tentara yang terlatih dengan kekuatannya, dengan pengertiannya, dengan kemampuannya, dengan kepandaiannya? Biar seseorang memiliki gelar tinggi, baik itu doktor, professor, namun tidak akan sanggup menghadapi begitu tangkasnya, begitu cekatannya tentara antikris ini.
Perhatikan: Antikris ini adalah tentara tangkas. Lalu, apakah kita mau coba-coba kita tinggalkan TUHAN, coba-coba tidak peduli dengan pembukaan firman, coba-coba tidak tergembala? Hati-hati.
Kemudian, yang menjadi sasaran dari singa ialah: orang yang tertindas.
 
YANG KETIGA: Ia membungkuk, dan meniarap, lalu orang-orang lemah jatuh ke dalam cakarnya yang kuat. Ini adalah tabiat beruang.
Orang sombong itu tidak terlihat kesombongannya, ia terlihat seperti orang membungkuk dan rendah hati, padahal sebetulnya tidak. Iniloh cara kerjanya beruang itu, luar biasa; kalau dia tidak membungkuk, ia tidak akan dapat orang Kristen yang imannya lemah. Maka, beruang, satu dari tiga jenis binatang antikris harus membungkuk; kelihatan rendah hati, tetapi pura-pura. Kalau tidak terlihat rendah hati, ia tidak akan bisa mendapatkan orang yang lemah; kalau sudah mendapatkan orang yang lemah, ia mencengkram, tidak akan pernah bisa keluar.
Hati-hati, jangan sombong menghadapi antikris, sebab kita tidak akan sanggup.
Kemudian yang menjadi sasaran dari beruang ialah: orang-orang yang lemah.
 
Pendeknya;
Macan tutul     =  binatang yang GESIT.
Singa               =  binatang yang TANGKAS.
Beruang           =  binatang yang LIHAI.
 
Oleh sebab itu di atas tadi sudah saya sampaikan: Vaksin memang sudah diterima oleh pemerintah Indonesia, tetapi kelanjutannya, kita tidak akan tahu geliat antikris ini. Hanya TUHAN yang sanggup membela, melindungi, menjaga gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
Kalau TUHAN tidak mengasihi anak-anak TUHAN, mana mungkin TUHAN berbicara dari hati kepada kita sore malam hari ini. Tetapi TUHAN tidak memiliki hati seperti hati orang fasik, antikris; melayani tetapi loba, ada kepentingan lain, ada motif lain, tidak seperti itu.
 
Inilah cikal bakal dari antikris; siapa yang bisa menghadapinya? Tidak ada yang bisa. Hanya TUHAN yang bisa memberi pembelaan kepada kita, dengan catatan; ibadah harus memuncak sampai kepada doa penyembahan. Buatlah sarang penyembahanmu di atas gunung yang tertinggi, jauh dari mata ular, apabila tiba nanti masa kesesakan itu.
 
Biar sepintar apapun kita menghadapi antikris, tetapi jika tinggalkan ibadah, kita tidak akan mampu. Buktinya; hamba TUHAN saja bisa kena Corona. Hati-hati. Saya tidak mengecilkan hamba TUHAN yang kena Corona, tetapi yang saya maksud; ternyata bisa kena Corona, para medis juga bisa kena Corona. Sampai hari ini TUHAN yang membela penggembalaan GPT “BETANIA” dari Corona, karena penggembalaan ini ditandai dengan darah-darah salib Kristus.
Hanya darah yang bisa membela kita, tidak ada yang lain. Kemampuan tidak akan bisa lagi. Menyerah saja. Jangan pasang dada, sebab itu tidak ada artinya. Lihat, jika engkau pasang dada, tetapi beruang itu mengendap-endap, terlihat lemah lembut dan rendah hati, tetapi congkak.
 
TUHAN Yesus baik, bukan? Jangan CONGKAK dan KUATIR, sebab itu adalah cikal bakal dari antikris.
 
Oleh sebab itu, mari kita perhatikan JALAN KELUAR.
Mazmur 10:16-18
(10:16) TUHAN adalah Raja untuk seterusnya dan selama-lamanya. Bangsa-bangsa lenyap dari tanah-Nya. (10:17) Keinginan orang-orang yang tertindas telah Kaudengarkan, ya TUHAN; Engkau menguatkan hati mereka, Engkau memasang telinga-Mu, (10:18) untuk memberi keadilan kepada anak yatim dan orang yang terinjak; supaya tidak ada lagi seorang manusia di bumi yang berani menakut-nakuti.
 
Jalan keluarnya, YANG PERTAMA: TUHAN itu betul-betul menjadi Raja atas kehidupan kita. Tandanya; Ia bertahkta di dalam hidup kita.
Hanya orang yang dikasihi-Nyalah berada di tanah (daerah) Raja di atas segala raja, Singa dari suku Yehuda.
 
Jalan keluarnya, YANG KEDUA: Hanya bisa mengangkat kedua tangan, lalu selanjutnya menaikkan doa permohonan, menaruh harap kepada kemurahan TUHAN. Maka, nanti TUHAN akan menyendengkan telinga-Nya, mendengarkan doa-doa kita, supaya kita luput dari kesesakan yang akan menghadang kita di depan.
 
Sebab pada ayat 18, TUHAN memberi keadilan kepada anak yatim dan orang yang terinjak.
-          Anak yatim, berarti; tidak punya bapa.
-          Orang terinjak = senantiasa memikul salib dan merendahkan diri serendah-rendahnya.
TUHAN bela kehidupan yang semacam ini supaya tidak ada lagi seorang manusia di bumi termasuk tiga jenis binatang buas yang menakut-nakuti anak-anak TUHAN.
 
Yesus, Singa dari suku Yehuda, biarlah betul-betul menjadi Raja. Kemudian, angkatlah dua tangan, menyerah, untuk selanjutnya menaikkan doa permohonan. Tiadalah mungkin kita bisa menaikkan doa permohonan kalau kita tidak menyerah kepada TUHAN. Dan kalau pun kita menaikkan doa permohonan kepada TUHAN, tetapi kalau tidak menyerah, maka TUHAN tidak akan sendengkan telinga-Nya, sebagaimana dalam Yesaya 59, Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi kita kurang menyerah sehingga dosa berkuasa.
 
Inilah jalan keluarnya;

-          YANG PERTAMA: Yesus menjadi Raja atas kita, tidak ada yang lain, tidak ada lagi suara daging, tidak ada lagi suara Setan, tidak ada lagi pengaruh duniawi, bukan pekerjaan, bukan bisnis, tetapi betul-betul Yesus adalah Raja, yang berkuasa dan bertakhta.

-          Barulah YANG KEDUA: Angkat dua tangan, menyerah, selanjutnya naikkan doa permohonan, maka doa pasti didengar oleh TUHAN, sehingga nyatalah keadilan-Nya.

Kalau tidak menyerah, jangan coba-coba menaikkan doa permohonan, sebab itu adalah kekejian bagi TUHAN. Kita palingkan telinga dari firman, tetapi kita menaikkan suara kepada TUHAN, itu adalah kekejian.
Pertama-tama, dengar dulu suara TUHAN; menyerahlah kepada Dia, barulah naikkan doamu, suaramu kepada TUHAN, maka TUHAN nyatakan keadilan-Nya.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment