KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, December 9, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 06 DESEMBER 2020


 
IBADAH RAYA MINGGU, 06 DESEMBER 2020
 
WAHYU PASAL 13
(Seri: 2)
 
Subtema: BINATANG YANG KELUAR DARI DALAM LAUT = ANTIKRIS
 
Segala puji, segala hormat selayaknya hanya bagi Dia, tidak untuk yang lain-lain, yang sudah memperkenankan kita untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu di petang atau sore hari ini, tentu karena kemurahan TUHAN, damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita masing-masing.
Demikian juga sidang jemaat di Malaysia, di Bandung juga TUHAN memberikan anda di sana. Juga tidak lupa saya menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN, bahkan setia memberi diri untuk digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri, TUHAN memberkati kita semua, dan damai sejahtera Kristus memerintah di hidup kita masing-masing.
Selanjutnya, kita mohonkan kemurahan dari hati TUHAN, supaya lewat pembukaan firman TUHAN yang akan kita terima di sore ini mampu meneguhkan kehidupan kita masing-masing menjadi suatu gereja yang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu, sehingga di hari-hari terakhir ini kita kuat, tidak mudah goyah terhadap pengaruh-pengaruh yang tidak suci. Kiranya permohonan doa kita didengarkan oleh TUHAN Yesus.
 
Selanjutnya, kita segera terima Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu pasal 13. Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu adalah dari Wahyu pasal 13, dan kita sudah awali pada minggu yang lalu.
 
Wahyu pasal 13 ini dalam susunan Tabernakel terkena kepada Pintu Gerbang -- hal ini telah saya sampaikan pada minggu yang lalu --. Berarti,  percaya bahwa Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat; Yesus adalah pintu menuju Kerajaan Sorga.
 
Tetapi, kita melihat di sini, dalam Wahyu 13, langsung menampilkan binatang yang keluar dari dalam laut. Nah, sekarang pertanyaannya: Percaya kepada TUHAN sebagai pintu gerbang sorga, atau percaya kepada perkara yang lain sebagai pintu gerbang maut?
 
Mari kita kembali memperhatikan Wahyu 13:1
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Kembali saya akan sampaikan BAGIAN YANG PERTAMA dari ayat 1 ini, di mana Rasul Yohanes melihat seekor binatang keluar dari dalam laut. Jelas itu menunjuk antikris.
 
Singkatnya: Antikris keluar dari air yang banyak. Sebab, laut = air yang banyak.
 
Mari kita lihat “air yang banyak” di dalam Wahyu 17:15.
Wahyu 17:15
(17:15) Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.
 
Laut atau air yang banyak, itulah bangsa-bangsa yang banyak. Namun, kalau kita perhatikan pada ayat ini; hatinya telah diduduki, hatinya telah dikuasai oleh perempuan Babel.
Arti rohaninya adalah air yang banyak (bangsa-bangsa yang banyak) telah melacur = Berzinah = Menduakan hati TUHAN, beralih ke lain hati. Melacur, berarti; menduakan hati TUHAN karena beralih ke lain hati. Hal ini kita lihat dalam sisi yang rohani.
 
Wahyu 17:4-5
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. (17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi".
 
Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara. Dari penampilan ini, sudah jelas dia ada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi".
 
Singkatnya: Bangsa-bangsa atau orang banyak telah melacur kepada perempuan Babel, karena ternyata di tangannya ada sebuah cawan emas, berisi kekejian dan kenajisan percabulannya.
Memang perempuan Babel ini, tampak dari penampilannya ada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi sayangnya, di kedua tangannya ada sebuah cawan emas, tetapi isi dari cawan itu adalah kekejian dan kenajisan percabulannya.
 
Praktek “kekejian” dalam kehidupan sehari-hari, dalam pengikutan kita kepada TUHAN ialah tidak menghargai atau tidak menghormati korban sehari-hari, yaitu:

1.      Korban sembelihan, itulah ibadah pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib atau yang dihubungkan dengan korban Kristus.

2.      Korban santapan à Firman Allah yang heran dan dahsyat.

Itulah praktek “kekejian”. Itu sebabnya, antikris disebut Pembinasa Keji, karena menghentikan korban sehari-hari, itulah korban sembelihan (ibadah yang dihubungkan dengan salib) dan korban santapan (Firman Allah).
 
Praktek “kenajisan percabulan” dalam kehidupan sehari-hari, dalam pengikutan kita kepada TUHAN ialah meninggalkan ibadah dan pelayanan (meninggalkan TUHAN) hanya karena perkara-perkara lahiriah atau hanya perkara duniawi, perkara di bawah, perkara yang ada di dalam dunia ini. Itulah praktek “kenajisan percabulan”.
 
Supaya hal ini meneguhkan kita, mari kita baca sejenak Ibrani 12. Mari, beri diri dituntun oleh firman.
Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
 
Di sini kita memperhatikan: Esau menjual hak kesulungannya demi semangkok sop kacang merah. Orang yang semacam ini disebutlah orang cabul = nafsu rendah.
 
Menjual hak kesulungan, meninggalkan ibadah dan pelayanan demi perkara-perkara lahiriah, perkara duniawi, itu namanya nafsu rendah atau bersifat cabul. Cabul disebut juga kehidupan yang najis.
Itulah praktek “kenajisan percabulan”, yaitu meninggalkan ibadah demi semangkok sop kacang merah, demi perkara-perkara lahiriah, demi perkara yang ada di dunia ini.
 
Sehingga, dari sini kita dapat mengambil KESIMPULAN, bahwa: Air yang banyak betul-betul antikris, di mana hatinya sudah melacur kepada perempuan Babel, sudah meninggalkan TUHAN Yesus.
 
Ada 3 (tiga) golongan benih-benih antikris:

1.      Orang fasik = Sombong, angkuh ... Yesaya 57:20-21.

2.      Hati yang degil atau keras hati ... Yeremia 6:23.

3.      Bangsa kafir yang suka menyerang, tidak suka menyerah kepada TUHAN dan bertahan dengan kebodohan ... Yehezkiel 26:2-3.

Inilah 3 (tiga) golongan benih-benih antikris; semuanya keluar dari air yang banyak, dengan kata lain;  telah melacur kepada perempuan Babel. Jadi, ketiga perkara tersebut keluar dari dalam laut.
 
Saya berharap, sidang jemaat maupun anak-anak TUHAN yang memberi diri digembalakan lewat live streaming, ikuti rangkaian dari ayat-ayat Firman TUHAN, supaya nanti terbuka rahasia firman. Ayat menjelaskan dan menguatkan ayat yang lain; jadi, bukan cerita si kancil menjelaskan satu ayat, itu keliru, apalagi ditambah guyon-guyon, itu lebih keliru lagi, keliru dua kali lipat.
 
Lebih dalam kita perhatikan Yesaya 27.
Yesaya 27:1   
(27:1) Pada waktu itu TUHAN akan melaksanakan hukuman dengan pedang-Nya yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular yang meluncur, atas Lewiatan, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular naga yang di laut.

Lewiatan adalah ular naga yang dari laut, ia meluncur dan melingkar, sehingga yang menjadi sasarannya ialah:
YANG PERTAMA: Orang-orang yang berlambat-lambat atau orang-orang yang menunda-nunda atau orang yang bermasa bodoh terhadap ibadah dan pelayanan.
Mengapa orang-orang yang semacam ini menjadi sasaran dari Lewiatan? Sebab Lewiatan meluncur dengan kecepatan tinggi, sehingga;

-          Siapa yang bermasa bodoh terhadap ibadah pelayanan akan dilibas habis dengan Lewiatan,

-          Siapa yang suka menunda-nunda pekerjaan TUHAN akan dilibas oleh Lewiatan,

-          Siapa yang bermasa bodoh terhadap firman, teramat lebih terhadap pembukaan firman, akan dilibas oleh Lewiatan.

Camkanlah hal ini baik-baik sebelum kita mengalami kerugian yang besar.
 
Hati-hati, ini adalah akhir zaman, di mana kegenapan hari TUHAN sudah dekat, jangan bermain-main kalau tidak mau menyesal di kemudian hari.
 
YANG KEDUA: Orang-orang yang bertahan dan mempertahankan kebodohan (bertahan dengan kebodohan).
Mengapa orang-orang yang semacam ini menjadi sasaran dari Lewiatan? Sebab Lewiatan adalah ular yang melingkar.
Melingkar, artinya; mengurung, mengikat, sehingga seseorang tetap bertahan dan mempertahankan kebodohannya, mempertahankan kejahatannya, mempertahankan kenajisannya, mempertahankan kefasikannya, mempertahankan kecemaran-kecemarannya. Inilah sasaran dari Lewiatan.
Sekali lagi saya sampaikan: Sasaran dari Lewiatan yang kedua adalah orang-orang yang masih bertahan dengan kebodohannya, mengapa? Karena Lewiatan itu melingkar, mengikat, mengurung, sehingga tidak keluar dari lingkaran Setan, itu terus bolak balik, terus dalam kenajisannya, terus dalam dustanya, terus dalam kecemaran-kecemaran yang lain. Mengapa? Itu artinya, dia sudah dihabisi oleh Lewiatan, ular naga yang keluar dari dalam laut.
Mengapa seseorang bertahan dalam kebodohan? Itu karena dia sudah dihabisi oleh Lewiatan, ular naga yang dari laut.
 
Salib atau koreksi dosa itu merupakan kasih Allah. Kalau tidak ada salib, hati tidak terkoreksi, itu bukanlah ibadah dengan salib, melainkan “ibadah daging” namanya. Ayo, terbuka sekarang, biarlah cara berpikir yang lama dilupakan di tengah ibadah dan pelayanan ini, sebab TUHAN mau datang.
 
1 Yohanes 2:18
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
 
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang. Kedatangan TUHAN sudah dekat, kegenapan hari TUHAN sudah di ambang pintu, di depan mata, tandanya ialah antikristus tampil (muncul) di mana-mana, di empat penjuru angin, seantero dunia, Timur Barat Utara Selatan.
Sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. Oleh sebab itu, jangan main-main, kalau memang tidak mau mengalami kerugian besar di kemudian hari.
 
Antikris telah muncul, itu adalah tanda bahwa hari-hari ini adalah akhir zaman, kegenapan hari TUHAN sudah dekat. Oleh sebab itu, jangan bermain-main, sebab nyawa tidak bisa dihargai dengan 10 (sepuluh) Triliun. Jika binasa selama-lamanya, maka menderitalah selama-lamanya di dalam api neraka, 7 (tujuh) kali lebih panas dari dapur api manapun, termasuk dapur api Krakatau Steel. 7 (tujuh) kali lebih panas, artinya; panasnya sempurna.
 
1 Yohanes 2:19
(2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
 
Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita;
-          Tidak sungguh-sungguh di dalam hal mengikuti TUHAN,
-          Tidak sungguh-sungguh di dalam hal ibadah dan pelayanannya,
-          Tidak sungguh-sungguh menyerahkan dirinya kepada TUHAN,
sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, andaikata saja dia sungguh-sungguh di dalam TUHAN, sungguh-sungguh di dalam ibadahnya, seorang imam sungguh-sungguh di dalam melayani TUHAN, sungguh-sungguh memperhatikan kesuciannya, sungguh-sungguh menyerahkan dirinya kepada TUHAN, maka pastilah tetap menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai TUHAN.
 
Saya tidak tahu ya, pelayan TUHAN yang mendengar firman ini apakah mau berubah atau tidak? Saya tidak mengerti, tetapi saya berharap: Berubahlah supaya jangan mengalami kerugian di kemudian hari. Tetapi sidang jemaat yang belum menjadi imam juga harus memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh.
 
Jadi, singkatnya: Menjadi bagian atau bilangan dari antikris karena tidak sungguh-sungguh di dalam hal mengikuti TUHAN.
Akibatnya, Yang Pertama: Perempuan Babel menduduki hati mereka (perempuan Babel menduduki air banyak) = Melacur, seperti Esau; itu adalah nafsu rendah, itu murahan. Meninggalkan ibadah demi perkara lahiriah, itu adalah nafsu rendah, kehidupan yang murahan.
Hati-hati ya; Tidak salah kuliah, tetapi jangan sampai karena kuliahmu, lantas engkau tinggalkan ibadah, itu adalah nafsu rendah. Kalau menurut ukuran dunia; kalau gelarnya tinggi sampai “doktor”, dia mulia, namun itu adalah ukuran dunia, tetapi kita sekarang di dalam TUHAN, tidak boleh sama dengan dunia. Itu sebabnya sungguh sangat berbeda antara “di dalam TUHAN” dengan “di luar TUHAN”.
Kalau di dalam TUHAN:
-          Yang terbesar menjadi yang termuda.
-          Pemimpin menjadi pelayan.
Tetapi orang dunia tidaklah demikian; yang disebut menjadi pemimpin adalah kalau yang jabatannya tinggi, kalau kedudukannya tinggi, uangnya banyak, hartanya banyak, barulah dia disebut pemimpin. Tetapi di dalam TUHAN tidaklah seperti itu; yang terbesar hendaklah menjadi yang termuda, pemimpin menjadi pelayan. TUHAN datang ke dunia ini bukan untuk dilayani, tetapi melayani.
Akibatnya, Yang Kedua: Lewiatan meluncur dan melingkar terhadap orang yang tidak sungguh-sungguh. Itulah akibatnya.
 
Kiranya hal ini kita pahami masing-masing.
 
Sekarang kita BANDINGKAN dengan anak-anak TUHAN yang SUNGGUH-SUNGGUH di dalam hal mengikuti TUHAN, sungguh-sungguh di dalam hal ibadah dan pelayanannya, dalam pengikutannya kepada TUHAN.
 
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
 
Maka datanglah seorang malaikat lain. Jangan terkecoh dengan sebutan “malaikat lain”. Malaikat lain, tidak lain tidak bukan adalah pribadi Yesus. Mengapa saya katakan “pribadi Yesus”? Karena Dia adalah Imam Besar, Kepala Rumah TUHAN.
 
Di sini kita melihat: Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung, Ia memimpin ibadah kita sampai kepada kedudukan tertinggi, yakni doa penyembahan.
Berarti, kalau kita sungguh-sungguh di tengah ibadah, sungguh-sungguh di tengah pelayanan, sungguh-sungguh di dalam mengikuti TUHAN, maka kehidupan kita, bahkan ibadah kita akan dipimpin dan dituntun sampai kepada puncaknya, sampai kepada kedudukan yang tertinggi, itulah doa penyembahan.
 
Mengapa demikian? Sebab di tangan Imam Besar Agung, malaikat lain -- itulah pribadi Yesus sebagai Imam Besar --, ada pedupaan emas berisi kemenyan untuk dibakar.
Berbanding terbalik dengan perempuan Babel: Memang sepertinya ada di tengah ibadah pelayanan, tetapi di tangannya ada cawan emas berisi kekejian dan berisi kenajisan percabulannya. Jadi, berbanding terbalik.
Biarlah kita sungguh-sungguh memperhatikan Firman TUHAN sore ini; bukankah terlihat sekali perbedaannya?
 
Maka, untuk yang kesekian kali saya menyampaikan kepada saudara, sidang jemaat Allah, keluarga Allah GPT “BETANIA”, kita ini adalah orang-orang yang paling bersyukur. TUHAN menyatakan isi hati-Nya langsung, menyatakan isi hati-Nya secara gamblang kepada kita, siapa kita? Kita adalah bangsa kafir, kehidupan yang hina, tetapi diperhatikan.
Kehidupan yang dikucilkan, dikecilkan, tidak masuk hitungan, itulah bangsa kafir, tetapi biarlah kehidupan rohani kita persis seperti perempuan Siro-Fenisia, yang berkata: “anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya”. Biarlah kita makan remah-remah yang berjatuhan dari meja tuannya, asal kita mau memungut, menghargai pembukaan firman, maka bangsa kafir, bangsa yang tidak diperhitungkan akan mendapat pertolongan, anaknya sembuh. Kehidupan yang terkucilkan, itulah bangsa kafir bisa tertolong.
 
Ketika Yesus berkata: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing”. Roti itu hanya diberikan kepada anak-anak, bangsa Israel, tidak layak diberikan kepada anjing. Lalu perempuan Siro-Fenisia itu menjawab: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya. Dari ungkapan ini, dapatlah kita mengerti, bahwa bangsa kafir akan tertolong kalau mau menghargai pembukaan Firman Allah.
Sampai hari ini, bangsa Israel masih keras hati, bagaikan roti (makanan) yang tercecer dari meja tuannya, maka tertolonglah bangsa kafir, tetapi kalau bangsa kafir mau menghargainya.
 
Jadi, ibadah pelayanan dari orang yang sungguh-sungguh di dalam hal mengikuti TUHAN, sungguh-sungguh di tengah ibadah dan pelayanannya akan sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
Oleh sebab itu, ibadah tidak boleh dijalankan secara liturgis, di mana tubuhnya ada di tengah ibadah, tetapi hatinya tidak diserahkan kepada TUHAN; itu tidak benar. TUHAN tahu siapa yang menjadi milik kepunyaan-Nya, mengapa? Karena TUHAN yang menyelidiki hati.
 
Pendeknya: Imam Besar Agung memimpin kehidupan yang sungguh-sungguh kepada penyembahan yang benar, itulah puncak ibadah, suatu kedudukan yang tertinggi.
 
Sekarang, kita lanjut lebih dalam, kita akan memperhatikan ARTI ROHANI PENYEMBAHAN, supaya kita mengerti arti rohani dari penyembahan.
 
Arti rohani PENYEMBAHAN, Yang Pertama:
Kita akan memperhatikan Wahyu 4 dengan perikop: “Kedua puluh empat tua-tua dan keempat binatang”. Ini adalah ibadah dan pelayanan dari 4 (empat) makhluk dan 24 (dua puluh empat) tua-tua di dalam Kerajaan Sorga. Saya merindu, ibadah dan pelayanan kita di bumi ini menjadi bayangan dan gambaran dari ibadah pelayanan di dalam Kerajaan Sorga.
Maka, terang saja, hal itu bisa terjadi kalau kita menggunakan pola Tabernakel. Tabernakel adalah miniatur Sorga; Yesus adalah Tabernakel sejati, menurut Ibrani 10.
 
Wahyu 4:9-10
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, (4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
 
Dan setiap kali makhluk-makhluk itu -- maksudnya adalah 4 (empat) zat atau 4 (empat) makhluk, itulah singa, anak lembu, muka manusia dan burung nasar -- mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya. Memang itu benar; pujian hanya kepada Dia, tidak kepada yang lain.
Maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu. 4 (empat) makhluk memuji Dia, lalu 24 (dua puluh empat) tua-tua tersungkur di hadapan Dia, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya.
 
Di sini kita perhatikan: Setiap kali 4 (empat) makhluk mempersembahkan puji-pujian, dan hormat, dan ucapan syukur kepada Dia yang duduk di atas takhta itu, tetapi dalam kesempatan yang lain; 24 (dua puluh empat) tua-tua tersungkur dan menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Berarti, ibadah dan pelayanan mereka di dalam Kerajaan Sorga sudah memuncak sampai kepada penyembahan.
 
Kemudian, kita perhatikan di sini: Selanjutnya, 24 (dua puluh empat) tua-tua itu melemparkan mahkota mereka di hadapan takhta itu. Artinya; segala kemuliaan hanya bagi Dia, bukan untuk yang lain-lain. Itulah arti penyembahan yang pertama.
 
Jadi, kalau anak TUHAN beribadah, kalau seorang imam melayani TUHAN, tetapi ada motif-motif lain, itu namanya mencuri kemuliaan. Kalau ibadah, kalau melayani ada kepentingan-kepentingan diri, itu namanya mencuri kemuliaan.
Sekalipun orang semacam ini tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok sampai tekun mengikuti ibadah doa penyembahan, maka ibadah seperti ini belum sampai kepada penyembahan, sedangkan arti penyembahan yang pertama ialah segala kemuliaan hanya bagi Dia. Hal ini harus dicamkan dengan sungguh-sungguh.
 
Perhatikan dengan sungguh-sungguh: TUHAN mengenal milik kepunyaan-Nya, mengapa? Karena TUHAN yang menyelidiki hati manusia. Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah ibadah, supaya jangan menjadi bagian dari antikris.
 
Menyembah dua sampai tiga jam, tetapi kalau kemuliaan bukan hanya untuk TUHAN, itu hanya sekedar berlutut. Tetapi arti penyembahan sesungguhnya, yang pertama ialah segala kemuliaan hanya bagi TUHAN, lalu dibuktikan dengan penyembahan satu dua atau tiga jam, bukan sekedar berlutut. Itulah arti penyembahan.
 
Biarlah ibadah kita di bumi merupakan bayangan dan gambaran dari ibadah pelayanan di sorga; maka, kita bersyukur, kita menggunakan Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel atau Pengajaran Tabernakel dalam Terangnya Mempelai.
 
Lalu, dalam penyembahan itu, mari kita lihat UNGKAPAN mereka di dalam ayat 11.
Wahyu 4:11
(4:11) "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan".

Baik 4 (empat) makhluk maupun 24 (dua puluh empat) tua-tua menyadari bahwa segala sesuatu ditentukan oleh karena kehendak Allah, segala sesuatu hanya karena kehendak Allah.
Jangan sampai saudara menempuh sesuatu, termasuk menempuh pendidikan, termasuk menempuh apa saja karena kehendak sendiri, tetapi biarlah ibadah kita betul-betul memuncak sampai kepada doa penyembahan, dan wujudnya nyata seperti yang kelihatan dari sikap 4 (empat) makhluk dan 24 (dua puluh empat) tua-tua, di mana mereka menyadari betul, bahwa segala sesuatu hanyalah karena kehendak Allah. TUHAN tahu, TUHAN sudah susun rencana-rencana-Nya dalam pribadi individu-individu (setiap insani).
Jadi, jangan karena kehendak masing-masing, tetapi belajar ikuti apa maunya TUHAN; inilah keadaan dari ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, kerohanian yang sudah berada pada kedudukan yang tertinggi.
 
Itulah penyembahan, di mana arti rohani yang pertama ialah segala kemuliaan hanya bagi TUHAN. Dan wujudnya ialah segala sesuatu hanya karena kehendak TUHAN, tidak pernah memaksa kehendak sendiri.
Pemberitaan Firman Tuhan kalau kita ikuti dengan rendah hati dan lemah lembut, nanti saat kita menyembah akan terasa enak dan hancur hati, karena kita sudah merasakan perhatian TUHAN tertuju kepada kita sekarang. Siapa kita tetapi mendapat perhatian, di situ nanti hati kita hancur saat kita nanti menyembah, sampai betul-betul nanti rohani kita sampai pada kedudukan yang tertinggi, bukan dalam bentuk jasmani saja.
 
Arti rohani PENYEMBAHAN, Yang Kedua:
Kita akan belajar dari Injil Matius 27.
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
 
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Artinya, penyembahan atau doa penyahutan dari Yesus kepada Bapa, dilanjutkan dengan penyerahan diri Yesus sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
Pendeknya: Menyerah kepada kehendak Allah atau keputusan Allah. Inilah arti kedua dari penyembahan, yaitu penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, menyerah kepada keputusan Allah.
 
Yesus sudah melaksanakan kehendak Allah Bapa, selanjutnya Dia berkata: “Eli, Eli, lama sabakhtani?”, ini adalah doa penyahutan sekaligus doa penyembahan dari Yesus, lalu disertakan dengan penyerahan nyawa, penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. Itulah arti penyembahan, yaitu menyerah total kepada kehendak TUHAN.
Jadi, bukan soal siapa yang lebih hebat, tidak, tetapi yang TUHAN tunggu adalah ibadah kita memuncak sampai kepada doa penyembahan, di mana arti rohani yang kedua dari penyembahan adalah penyerahan total.
 
Bayangkanlah saudara, kalau kita tidak dituntun oleh Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, entah apalah jadinya hidup kita di kemudian hari. Benar loh saudara; kita hanya tahu pemberitaan Firman TUHAN “Mengasihi. Ajaiblah TUHAN.Hari-hari begitu saja, tetapi rencana Allah tidak kita pahami, lalu bagaimana mungkin gereja TUHAN mendapat pertolongan dan keselamatan? Saudara harus camkan hal ini dengan sungguh-sungguh.
Maka, kita patut bersyukur, jika ibadah dihubungkan dengan salib. Kalau bukan salib yang menyelamatkan, lalu untuk apa Yesus disalibkan?
 
Kita kembali untuk memperhatikan Wahyu 13:1.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut. Bagian yang pertama dari ayat 1 ini telah dipaparkan di atas tadi, bukan?
 
Sekarang, kita akan memperhatikan BAGIAN YANG KEDUA dari ayat 1 ini: “... bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota ...
Bagian yang berikutnya dari ayat ini yang harus kita perhatikan ialah WUJUD dari binatang yang keluar dari dalam laut:
-          Bertanduk 10 (sepuluh).
-          Berkepala 7 (tujuh).
-          10 (sepuluh) mahkota di atas tanduk-tanduknya.
 
Tidak apa-apa, tetap ikuti penjumlahan ini walaupun berubah posisinya, karena ada maksudnya di situ.
Berarti, 7 (tujuh) + 10 (sepuluh) + 10 (sepuluh) = 27 (dua puluh tujuh).
Inilah wujud dari binatang yang keluar dari dalam laut itu, tetapi sebetulnya, wujud ini hanyalah akal-akalan dari binatang yang keluar dari dalam laut tersebut, itulah antikris, itu hanyalah akal-akalan. Wujud yang nampak di depan mata, itu hanyalah akal-akalan.
Maka, kalau kita beribadah, biarlah kita datang dengan setulus hati, semurni hati TUHAN Yesus, jangan akal-akalan.
 
Mengapa saya katakan itu merupakan “akal-akalan”? Sebab, angka 27 (dua puluh tujuh), jelas itu menunjuk Injil, atau 27 (dua puluh tujuh) kitab dalam Perjanjian Baru, dengan rincian atau pembagiannya ialah:
BAGIAN PERTAMA: Empat Injil, itulah (Markus, Lukas, Yohanes), menampilkan pribadi Yesus sebagai Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga. Jadi, secara khusus, pribadi Yesus sebagai Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga ditampilkan di dalam Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes.
BAGIAN KEDUA: Dua puluh tiga surat berikutnya, dari Kisah Para Rasul sampai kitab Wahyu, menampilkan gereja TUHAN atau sidang jemaat Allah sebagai tubuh Kristus (mempelai wanita TUHAN). Dalam Efesus 1, di situ dikatakan bahwa tubuh Kristus itu adalah kepenuhan Dia. Jadi, kalau tidak ada Kepala, maka tubuh akan binasa, karena tubuh adalah kepenuhan Dia (Kepala). Sorga tidak akan diterima kalau tubuh tanpa Kepala, sebab tubuh ini adalah kepenuhan Dia. Sorga juga bisa dipenuhkan kepada kita, kalau kita betul-betul menempatkan Kristus menjadi Kepala.
 
Kira-kira, itulah yang ditampilkan antikris; seolah-olah dia mengadakan penyatuan antara tubuh dengan Kepala, seolah-olah dia membawa suatu misi yang luar biasa seperti Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel untuk membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, sebagai sasaran akhir perjalanan rohani kita di atas muka bumi, itulah perjamuan malam kawin Anak Domba, sesuai dengan yang tertulis dalam Wahyu 19:6-9.
Itu sebabnya, dalam Wahyu 19 juga ada “pesta yang lain”, itulah pesta burung-burung. Jadi, Setan itu selalu mengadakan (membuat) tandingan; ada pesta nikah Anak Domba, namun dalam kesempatan lain ada pesta burung-burung (pesta kenajisan).
Burung itu tidak seperti binatang buas, tetapi suaranya itu yang menjengkelkan “cuit ... cuit ... cuit ...”, suara kenajisan itu menjengkelkan, sehingga dihabisilah tubuh yang tidak ada meterai Allah ini.
 
Namun, perhubungan ini -- atau angka 27 (dua puluh tujuh) ini -- dipalsukan oleh antikris, sehingga hasilnya adalah membentuk jemaat palsu, sehingga ditandai dengan banyaknya kepalsuan dalam hidup, dalam nikah, dalam rumah tangga, dan dalam segala perkara penuh dengan kepalsuan.
Kalau hidup ditandai dalam kepalsuan, bukan hanya menyakiti hati TUHAN, tetapi nikah itu penuh dengan penderitaan, rumah tangga itu penuh dengan penderitaan; percayalah. Tetapi anehnya, sekalipun oleh karena kepalsuan nikah menderita, rumah tangga menderita, hidup seseorang menderita, namun tetap saja mau hidup dalam kepalsuan; itu lagi yang paling lucu.
 
Oleh sebab itu, saya himbau: Kalau ibadah menghadap Allah, ayo kita tampil dengan jujur dan tulus, tampil apa adanya. Saat bicara, berbicaralah apa adanya saja, dengan tujuan untuk menyenangkan hati TUHAN saja, jangan ada tujuan-tujuan lain. Jangan terlihat manis tetapi palsu, sebab itu adalah wujud dari antikris, itulah yang membuat anak TUHAN menderita, nikah menderita, rumah tangga menderita, hidupnya juga menderita, mengapa? Karena penuh dengan “kepalsuan.
Jangan mau lagi ditipu oleh binatang yang keluar dari dalam laut, lewat wujudnya yang hanya akal-akalan itu.
 
Itulah sedikit mengenai wujud dari antikris (binatang yang keluar dari dalam laut), di mana hal ini sudah diterangkan pada minggu yang lalu. Mengapa saya mengulangi lagi? Karena saya punya hati nurani, di mana pada minggu yang lalu, betapa padatnya firman itu, walaupun penuh dengan pembukaan, tetapi kalau padat, bisa lupa. Jadi, saya hanya mengulangi kembali.
 
Itulah wujud dari pada binatang yang keluar dari dalam laut. Biarlah kita mengerti wujudnya ini yang penuh dengan kepalsuan, sehingga muncullah gereja TUHAN yang palsu, hidup yang palsu, nikah rumah tangga yang palsu, segala sesuatu yang palsu, dan itu yang menyebabkan seseorang menderita. Tetapi janganlah kita mau ditipu oleh wujud kepalsuan dari antikris.
 
Kembali kita membaca Wahyu 13:1.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Kita sudah melihat wujud dari antikris tersebut, pada bagian yang kedua dari Wahyu 13:1 di atas tadi.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan BAGIAN YANG KETIGA dari Wahyu 13:1 adalah binatang yang keluar dari dalam laut itu pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Proses terjadinya penghujatan:

-          Mula-mula tidak mau mendengarkan firman TUHAN. Datang di tengah ibadah, tetapi ogah-ogahan.

-          Proses berikutnya, meningkat; akhirnya, ujung-ujungnya menolak firman TUHAN.

-          Kalau itu dibiarkan, akhirnya terjadilah penghujatan; menghujat Allah, sebab pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

 
Biarlah di dahi atau di seluruh isi kepala (pikiran) kita ini tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, juga tertulis kota Yerusalem baru, tidak ada yang lain selain dari pada itu; itu tandanya gereja yang sudah dimeteraikan oleh Allah, milik kepunyaan Allah. Tetapi di sini kita melihat: “pada kepalanya tertulis nama-nama hujat”.
 
Mari kita melihat PRAKTEKNYA:
Wahyu 13:5-6
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
 
Binatang yang pertama yang keluar dari dalam laut diberikan mulut yang penuh kesombongan dan hujat. Kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya, menghujat Allah selama 3.5 (tiga setengah) tahun nanti lamanya, itulah puncak gelap malam atau puncak kesukaran, tepatnya 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua, atau pertengahan 7 (tujuh) masa yang terakhir.
 
Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Di sini kita perhatikan: Antikris membuka mulutnya untuk menghujat, antara lain:
-          Menghujat Allah = Allah Bapa. Jika menghujat Allah Bapa, pasti masih diampuni.
-          Menghujat nama-Nya = Anak Allah. Jika menghujat Anak Allah, masih tetap diampuni.
-          Menghujat kemah-Nya dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, termasuk ibadah dan pelayanan (kegiatan Roh) = Allah Roh Kudus. Jika menghujat Allah Roh Kudus, maka tidak diampuni lagi.
 
Yang tidak masuk akal adalah binatang ini kok bisa dan berani membuka mulut, lalu menghujat Allah? Bukankah ini tidak masuk akal?
Kalau kita ingat riwayat penciptaan: Setelah diciptakan langit, bumi, dan segala isinya, selanjutnya hari keenam TUHAN menciptakan manusia dari seonggok tanah liat, lalu dibentuk segambar serupa dengan Allah, lalu dihembuskan nafas Allah, maka manusia hidup. Itu adalah peristiwa penciptaan, di mana artinya adalah kita datang dari Allah, segambar serupa dengan Allah.
Tetapi kalau manusia pada akhirnya membuka mulut, lalu menghujat Allah, itulah yang disebut binatang. Itu sebabnya, antikris disebut binatang yang keluar dari dalam laut.
 
Apa perbedaan “binatang” dengan “manusia”?
-          Manusia mempunyai akal sehat, manusia mempunyai hati nurani.
-          Tetapi binatang tidak mempunyai akal sehat dan tidak mempunyai hati nurani.
Itu sebabnya, dia membuka mulut dengan segala kesombongan untuk menghujat Allah.
 
Kalau kita sadar bahwa kita berasal dari Allah, yang dibentuk dari seonggok tanah liat, dibentuk segambar serupa dengan Dia, maka seharusnya kita hargai ibadah, kita hargai pelayanan, kita hargai pembukaan firman, kita hargai kemah Allah dari segala kegiatan yang ada di dalamnya, tetapi mengapa kok berani menghujat? Jawabnya; karena dia adalah binatang.
Hati-hati ya, kalau tidak menghargai ibadah, berarti binatang.
-          Tidak menghargai kemah Allah adalah binatang.
-          Tidak punya akal sehat adalah binatang.
-          Tidak punya hati nurani adalah binatang.
Itu sebabnya, banyak anak TUHAN, orang Kristen, tetapi -- mohon maaf – prilakunya persis binatang.
Saya berharap, kita yang hadir di sini, belajar untuk menghargai kemah Allah, rumah TUHAN dengan segala kegiatan yang ada di dalamnya; kalau tidak, maka sama dengan binatang. Itu sebabnya antikris disebut “binatang yang keluar dari dalam laut”.
 
Dahulu, sebelum kita mengerti tentang kebenaran, kesucian dan kesempurnaan melalui pembukaan firman, kita anggap kemuliaan itu adalah kebodohan. Tetapi setelah dosa sudah disingkapkan, dosa dikoreksi, dibongkar dengan tuntas, lalu kita mau disucikan oleh pembukaan firman, terkadang kita justru bisa tertawa sendiri, “Iya ya, dahulu sebelum saya digembalakan oleh Pengajaran Mempelai, memang saya ini bodoh sekali, persis seperti binatang”. Betul, bukan? Karena saya pun terkadang berpikir seperti itu, dan kalau saya renungkan diri masa lalu, saya pun merasa malu sendiri, geli sendiri.
Tetapi puji TUHAN, hari ini kita bersama dengan TUHAN lewat Pengajaran Mempelai, supaya kita jangan menjadi binatang, jangan menjadi bagian dari binatang yang keluar dari dalam laut. Bukankah TUHAN Yesus itu baik, bukan?
 
Lukas 12:10
(12:10) Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.
 
Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni. Jika menghujat Allah Bapa, menghujat Allah Anak, seseorang masih diampuni. Tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, menghujat Allah Roh Kudus, menghujat kemah Allah dengan segala kegiatan Roh yang ada di dalamnya, ia tidak akan diampuni. Jangan hujat kemah Allah dengan segala kegiatan Roh yang ada di dalamnya, sebab tidak akan diampuni.
 
Selagi hari masih siang, waktu sudah dekat malam, sudah petang menjelang malam, sungguh-sungguhlah. Waktu yang tersisa ini tinggal sedikit; waktu yang tersisa yang tinggal sedikit ini manfaatkan dengan baik, jangan digunakan untuk berburu daging, seperti Esau, supaya kita memperoleh keselamatan.
 
Ibrani 12:16-17
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. (12:17) Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
 
Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau. Mengapa cabul; mengapa nafsu rendah; mengapa berzinah; mengapa melacur? Yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan; menjual ibadah pelayanan demi perkara lahiriah, demi gelar tinggi, demi kedudukan tinggi, demi uang banyak, demi jabatan, dan lain sebagainya, dia tinggalkan ibadah, dia tinggalkan pelayanan, dia jual semuanya. Hal ini sudah diuraikan di atas tadi.
 
Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ketika ia hendak menerima berkat yang satu, itulah hak kesulungan, ia ditolak, mengapa? Sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, karena ia tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kelakuannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Sekalipun mencucurkan air mata dengan tetes darah, meraung-raung, namun ia ditolak, tidak ada lagi kesempatan. Oleh sebab itu, selagi hari masih siang, selagi ada kesempatan, itu adalah kemurahan TUHAN, itu adalah kesempatan bagi kita untuk memperoleh selamat, kembali kepada Dia.
 
Kalau dahulu kita menghujat tanpa sadar karena kita tidak memperoleh pengertian yang baik, yang suci dari sorga, dahulu menjadi penghujat, tetapi sekarang, selagi masih ada kesempatan, berbaliklah kepada TUHAN.
Waktu yang tersisa tinggal sedikit; maka, yang sedikit ini jangan dipergunakan untuk berburu daging lagi, jangan. Manfaatkanlah waktu yang ada ini; ayo, ikuti TUHAN dengan sungguh-sungguh, jangan lagi bermain-main, jangan lagi sibuk berburu daging di padang dunia sana.
 
Itulah binatang yang menghujat Allah, di mana ia berani membuka mulutnya dengan segala kesombongan untuk menghujat Allah; dia tidak tahu apa yang diperbuatnya.
 
Tadi kita sudah melihat; menghujat itu prosesnya ...
-          Pertama-tama adalah tidak mau mendengar firman,
-          Lalu meningkat; menolak firman,
-          Dan akhirnya menghujat Allah.
 
Sebagai contoh: RAJA SAUL, yang akhirnya menghujat Allah.
1 Samuel 15:23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja".
 
Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung. Pendurhakaan, berarti pemberontakan kepada TUHAN.
Dosa pemberontakan atau pendurhakaan setara dengan dosa bertenung. Bertenung itu berarti mencari petunjuk dari arwah-arwah, mencari petunjuk dari peramal-peramal, mencari petunjuk dari horoskop-horoskop.
 
Jadi, orang yang memberontak, dosanya itu setara dengan orang yang bertenung; mencari petunjuk dari peramal, dari horoskop, dari arwah-arwah di kuburan. Sekarang ini kuburan sudah masuk TV (televisi) menggunakan kartu, menggunakan apa saja. Kalau orang Kristen mau menerima petunjuk dari kuburan, dari kartu-kartu yang masuk ke televisi, bukankah lucu melihatnya? Lahir sebagai orang Kristen, tetapi mencari petunjuk ke kuburan, ke peramal-peramal; lucu melihatnya. Yang lucunya lagi, yang anehnya lagi, dianggap biasa saja, tidak merasa bahwa itu adalah sesuatu yang keji di hadapan TUHAN.
Coba bayangkan; yang seharusnya tentang kehidupan ini kita tanya kepada TUHAN, misalnya “TUHAN, masa depanku bagaimana? Kuliahku bagaimana, TUHAN? Pekerjaanku bagaimana, TUHAN? Jodohku siapa, TUHAN; yang ganteng tetapi tidak ibadah, atau yang biasa tetapi sungguh-sungguh melayani?” Seharusnya itu yang ditanya, tetapi lucunya malah datang ke kuburan, bertanya kepada arwah-arwah, di mana arwah itu sudah dibawa ke televisi dengan menggunakan kartu dan alat peraga yang lain, lalu lincah pula mulut perempuan itu berbicara dan memperlihatkan masa depan; luar biasa bodohnya. Kalau ia adalah orang Kristen, sesungguhnya ia adalah orang bodoh yang membuat sakit hati TUHAN.
 
Dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Kedegilan, kekerasan di hati, setara dengan; dosa berhala dan terafim.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN. Contohnya; meninggalkan ibadah hanya karena kesibukan duniawi, itu adalah berhala. Jadi, sekalipun kita tidak mendirikan patung atau terafim atau arca atau tugu di dalam rumah, tetapi kalau kita degil, kalau kita keras hati, itu setara dengan dosa penyembahan berhala.
Jadi, kekerasan di hati, itu adalah dosa penyembahan berhala. Sekalipun orang Kristen tidak mendirikan terafim, patung yang terbuat dari batu atau kayu, tetapi kalau ada kekerasan di hati, tetapi itu adalah penyembahan berhala. Oleh sebab itu, jangan keras hati.
Orang yang keras hati tidak masuk sorga, itu adalah berhala; biarpun disebut orang yang percaya, tetap tidak masuk sorga. “Aku percaya kepada TUHAN Yesus, tekun 3 (tiga) macam ibadah pokok”, namun keras hati, itu adalah berhala; seharusnya yang disembah adalah TUHAN, tetapi justru berhala yang disembah, maka tidak masuk sorga. Itulah Saul.
 
Karena engkau telah menolak firman TUHAN. Tidak mendengar firman, itulah proses pertama; lalu meningkat lagi menolak Firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja, akhirnya ditolak sebagai raja.
Hati-hati, jangan terkecoh: Setiap orang yang melayani TUHAN, setiap pelayan TUHAN (imamat rajani), setiap hamba TUHAN belum tentu berasal dari TUHAN. Contohnya; Saul bukanlah dari TUHAN, melainkan kehendak bangsa Israel.
Jadi, kalau hamba TUHAN melayani sesuai kehendak sendiri, melayani dengan metode-metode manusia duniawi yang dibawa ke dalam gereja, itu bukanlah hamba TUHAN yang dari TUHAN, tetapi itu adalah hamba TUHAN karena kehendaknya sendiri.
Ketika ia melihat “enak” menjadi hamba TUHAN, lalu ia mau menjadi hamba TUHAN. Ketika gereja pecah, padahal TUHAN tidak angkat dia menjadi hamba TUHAN, tetapi dia justru mengangkat diri sendiri menjadi hamba TUHAN. Oleh sebab itu, hati-hati. Tetapi kita tidak dibodoh-bodohi TUHAN.
 
Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja. Saul ditolak sebagai raja sebab ia menolak Firman Allah.
Pendeknya: Saul tidak taat kepada Firman Allah. Di mana ketidaktaatan Saul?

1.      Saul berani mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan ... 1 Samuel 13:9-14.

2.      Membiarkan Agag, raja Amalek, hidup dan mengambil jarahan-jarahan yang tambun dari orang Amalek ... 1 Samuel 15.

Itulah ketidaktaatan dari pada raja Saul.
 
Ayo, belajar dengar-dengaran. Imamat rajani, hamba-hamba TUHAN, pelayan TUHAN sampai kepada seluruh sidang jemaat, biarlah belajar taat, setia, dengar-dengaran.
 
1 Samuel 15:24
(15:24) Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.
 
Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu" Di sini kita melihat, Saul mengaku dosa, tetapi mari kita perhatikan terus: " ... tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka".
Singkatnya: Saul mengaku dosa, tetapi sesungguhnya Saul ini hidup menuruti perasaan manusia daging.
 
Waktu ketidaktaatan yang pertama, seharusnya dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh Samuel untuk menunggu dia 7 (tujuh) hari di Gilgal, sebab Samuel mau bertanya tentang keselamatan bangsa Israel, sebab bangsa Israel yang dipimpin oleh raja Saul akan menghadapi Filistin, maka supaya mengerti apa maksud TUHAN di dalam peperangan itu, maka Saul harus menunggu Samuel selama 7 (tujuh) hari, karena Samuel harus mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, menantikan jawaban dari TUHAN.
Tetapi, karena dia melihat bangsa itu (tentara Israel), sudah berserak-serak, akhirnya Saul pun ketakutan, lalu segera mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Artinya, Saul ini adalah manusia daging yang hanya menuruti perasaan manusia daging.
 
Untuk apa hari-hari mengaku dosa, tetapi hari-hari juga menuruti perasaan manusia daging, bukan mengikuti pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus, untuk apa?
Hari-hari mengaku dosa, hari-hari mengaku dosa, seperti Saul yang mengakui dosanya kepada Samuel, tetapi hari-hari juga menuruti perasaan manusia daging, untuk apa?
 
1 Samuel 15:25
(15:25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN".
 
Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku” Pernyataan Saul ini kelihatannya bagus, tampilan luarnya bagus, mulutnya bagus sekali, tetapi lihat perkataannya selanjutnya: “kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN .
Kita lihat di sini; ibadahnya tidak sampai kepada penyembahan, sebab ibadahnya ditentukan oleh situasi, kondisi dan keadaan yang ada, sesuai dengan ungkapannya: kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN, itu adalah ibadah yang tidak memuncak sampai kepada penyembahan, karena ibadahnya ditentukan oleh dituasi, ibadahnya ditentukan oleh keadaan, ibadahnya ditentukan oleh kondisi yang ada, ibadahnya ditentukan oleh manusia, itu tidak benar. Ibadah semacam ini tidak akan memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Yang masih muda-muda, kalau orang tua tidak ibadah, anak muda harus tetap ibadah, tidak boleh ditentukan oleh siapapun. Sebaliknya, orang tua; kalau melihat anaknya lemah, orang tua harus tetap ibadah terus, tidak boleh dipengaruhi dan tidak boleh terpengaruh?
Masa kita menyembah TUHAN karena orang lain? Masa kita menyembah TUHAN Allah yang hidup, yang harus disembah, karena orang lain? Masa kita menyembah TUHAN karena situasi, karena kondisi, karena keadaan, karena tidak punya uang?
Punya uang ataupun tidak punya uang, tetap kita harus menyembah Allah yang hidup, sebab memang Dia layak untuk disembah. Sekalipun orang lain ikut menyembah atau tidak menyembah, tetapi kita harus tetap menyembah.
 
Bukankah enak sekali pengertian ini? Sehingga dengan pengertian yang kita punya dari sorga, kita dapat menyenangkan hati TUHAN setiap kali kita menghadap TUHAN lewat ibadah.
Ini bukanlah ibadah ecek-ecek, tetapi marilah kita belajar menjalankan ibadah yang sungguh-sungguh, sebab di sorga tidak ada ibadah yang ecek-ecek, di sorga tidak ada yang mendengar firman dengan angkat kaki, melainkan semua tersungkur di hadapan takhta itu.
 
1 Samuel 15:26-27
(15:26) Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel". (15:27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
 
Tetapi jawab Samuel kepada Saul: Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN” Hati-hati, jangan tolak firman, supaya kita jangan ditolak.
Sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel. Melayani menjadi raja tetapi sebetulnya ditolak, banyak hamba-hamba TUHAN yang seperti itu; dia hanya melayani karena kehendak sendiri.
 
Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
Singkatnya; Saul mengoyakkan punca jubah Samuel. Ini adalah puncak pemberontakan dari pada Saul kepada TUHAN, ini sudah setara dengan menghujat Roh Allah.
 
Mengapa saya katakan “menghujat Roh Allah”?
Pada punca jubah imam besar bergantung buah delima dan giring-giring berselang-seling; buah delima - giring-giring - buah delima - giring-giring. Jadi, kalau ini terkoyak dari punca jubah seorang imam besar, itu sama dengan; menghujat kemah kediaman Allah dan menghujat segala sesuatu yang ada di dalam kemah kediaman Allah. Jika menghujat kegiatan Roh, maka tidak diampuni lagi.
 

-          Buah delima di ujung punca jubah, itu adalah gambaran dari gereja TUHAN, yang bergantung kepada kebangkitan Yesus Kristus bergantung kepada kemurahan TUHAN. Kalau itu koyak = menghujat Roh Kudus.

-          Kemudian, giring-giring di ujung punca jubah imam besar, itu berbicara tentang hadirnya seorang Imam Besar dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah. Apa tanda hadirnya seorang Imam Besar di tengah ibadah? Ada suara giring-giring, itulah bahasa lidah. Sebagaimana nanti sebentar setelah kita mendengar firman, hati kita didorong untuk menyembah TUHAN, segala lidah mengaku, mulut mengagungkan TUHAN Yesus, itu adalah tanda bahwa Imam Besar hadir di tengah-tengah ibadah ini untuk mengadakan pelayanan pendamaian terhadap dosa. Kalau itu koyak = menghujat Roh Kudus.

 
Saya tidak habis pikir, kalau seorang imam mendengar firman, tetapi ujungnya tidak bisa mengerti “menyembah”, saya tidak mengerti; ini orang hubungannya dengan TUHAN seperti apa? Ini perlu dipertanyakan; hanya sekedar melayani, tidak memuncak sampai penyembahan, itu tidak ada artinya, itu namanya pelayanan karena kehendak sendiri, bukan kehendak TUHAN.
 
Singkatnya: Saul menghujat Roh Kudus.
 
Kita sudah melihat tiga bagian pada ayat 1 (satu).

-          Bagian yang pertama: Seekor binatang yang keluar dari dalam laut.

-          Bagian yang kedua: Wujud dari binatang itu bertanduk 10 (sepuluh), berkepala 7 (tujuh), dan 10 (sepuluh) mahkota di atas tanduk-tanduknya.

-          Bagian yang ketiga: Pada kepala binatang itu tertulis nama-nama hujat

Tiga bagian ini telah disampaikan, kiranya menjadi berkat bagi kita.
 
Selanjutnya, kita akan memasuki berkat yang baru.
Wahyu 13:2
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Binatang yang dilihat oleh Rasul Yohanes dalam penglihatan di pulau Patmos serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Jadi, binatang yang keluar dari dalam laut yang dilihat oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos, merupakan gabungan atau kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang, yakni:
1.      Macan tutul atau disebut juga macan kumbang.
2.      Beruang.
3.      Singa.
Inilah kombinasi atau gabungan dari 3 (tiga) jenis binatang. Kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang itu merupakan binatang buas, bukan binatang jinak. Inilah alat yang digunakan oleh naga atau Setan untuk memporakporandakan gereja TUHAN di hari terakhir ini, sebab naga itu memberikan kepada binatang yang keluar dari dalam laut itu:
1.      Kekuatannya.
2.      Takhtanya.
3.      Kekuasannya yang besar.
Sehingga nanti binatang yang keluar dari dalam laut, itulah antikris;
-          Terlihat berwibawa,
-          Seolah-olah ada dalam kemuliaan Allah,
-          Kemudian terlihat jelas ada kuasa di tengah ibadah dan pelayanannya,
sehingga nanti banyak orang terkecoh dan akhirnya menjadi pengikut atau bagian dari antikris.
 
Tiada seorang manusia yang dapat menjangkau pengertian ini, sesuai dengan apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes ini, kalau dia mengolah apa yang tertulis ini dengan pengertian manusia daging. Tetapi oleh kemurahan TUHAN dengan belas kasih-Nya, walaupun kita adalah orang yang kecil, terkucilkan, tidak masuk hitungan, TUHAN menyatakan isi hati-Nya yang paling dalam itu kepada kita. Apa itu namanya kalau bukan “kemurahan”?
 
Mari kita berdoa supaya TUHAN menyatakan belas kasih-Nya, sehingga kita kembali melihat berkat yang baru, berkat dari ayat yang kedua tentang kombinasi 3 (tiga) jenis binatang buas ini di minggu yang akan datang. Berdoa, supaya TUHAN bukakan rahasia-Nya, supaya nyata belas kasih TUHAN kepada kita, sehingga kita mengerti rencana TUHAN, mengerti soal ibadah dan pelayanan, dan mengerti siasat Setan di tengah ibadah pelayanan, sehingga kita tidak tertipu. Itulah cara TUHAN menolong kita di hari-hari terakhir ini. Haleluya..
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment