KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, November 16, 2018

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 22 SEPTEMBER 2018


IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 22 SEPTEMBER 2018

STUDY YUSUF

Subtema: “FIRMAN TUHAN DARI YERUSALEM”

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera, salam bahagia bagi kita sekaliannya. Kiranya rahmat-Nya dan kemurahan-Nya turun atas kita malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan kaum muda remaja, barangkali hamba-hamba Tuhan juga yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet, di dalam maupun di luar negeri di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja tentang STUDY YUSUF dari Kejadian 41: 50-52
Kejadian 41: 50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On.
(41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku."
(41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum tujuh tahun kelaparan itu datang, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki; anak yang sulung bernama Manasye, anak yang kedua bernama Efraim.

Sekarang kita akan memperhatikan arti nama kedua anak laki-laki Yusuf tersebut dimulai dari anak yang sulung.
MANASYE, artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu;
1.      Yusuf lupa terhadap kesukarannya.
2.      Yusuf lupa terhadap rumah bapanya.

Keterangan: YUSUF LUPA TERHADAP KESUKARANNYA.
Kesukaran yang dialami oleh Yusuf pada masa mudanya terdiri dari tiga fase.
FASE YANG PERTAMA: KETIKA YUSUF TINGGAL BERSAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARANYA.
Kejadian 37: 1-4
(37:1) Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.
(37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun -- jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
(37:4) Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.

Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya sebab Yakub lebih mengasihi Yusuf dari pada anak-anaknya yang lain.
Bukti Yusuf lebih dikasihi ialah Yakub membuat jubat yang maha indah bagi Yusuf.

Kejadian 37: 5-9
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
(37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
(37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."

Kebencian dari saudara-saudara Yusuf semakin bertambah-tambah setelah Yusuf menceritakan kedua mimpinya itu.

Adapun kedua mimpi Yusuf tersebut:
YANG PERTAMA: Yusuf dan saudara-saudaranya berada di ladang mengikat berkas-berkas gandum.
Oleh karena kemurahan Tuhan saat ini kita berada di ladang Tuhan untuk mengikatkan diri dengan firman Tuhan dengan lain kata bersekutu dengan firman Tuhan.
Kemudian dalam mimpi itu terlihatlah satu ikat “berkas Yusuf tegak berdiri”, sedang sebelas ikat berkas gandum saudara-saudaranya mengelilingi dan sujud menyembah berkas Yusuf.

Kita bandingkan dengan NUBUATAN YESAYA.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Gunung Sion akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit sehingga segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana dan banyak suku bangsa akan naik ke gunung Tuhan.
Jadi, persis seperti mimpi Yusuf; satu ikat berkas gandum Yusuf tegak berdiri, kemudian sebelas ikat berkas gandum milik saudara-saudaranya datang mengelilingi dan sujud menyembah.
Pendeknya; nubuatan Yesaya = mimpi Yusuf yang pertama.

Pertanyaannya; MENGAPA SEGALA SUKU BANGSA BERDUYUN-DUYUN NAIK KE GUNUNG TUHAN ATAU SUJUD MENYEMBAH?
Jawabnya: “sebab dari Sion keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem.”
Kalimat ini dibagi menjadi dua bagian.
1.      Dari Sion keluar pengajaran.
Tujuannya; untuk mengajar bangsa-bangsa tentang jalan-jalan Tuhan. Hal ini telah disampaikan pada minggu-minggu yang lalu.
2.      Firman Tuhan dari Yerusalem.

Tentang: FIRMAN TUHAN DARI YERUSALEM  -> guru-guru kebenaran yaitu pemimpin-pemimpin sidang jemaat dalam rumah Tuhan menjadi contoh teladan.
Tujuannya: supaya bangsa-bangsa berjalan menempuhnya, berarti; bangsa-bangsa mengikuti contoh teladan dari pemimpin-pemimpin atau pelayan-pelayan yang melayani rumah Tuhan.

Untuk menjadi contoh teladan yang baik, marilah kita memperhatikan kisah dari injil Lukas 22.
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

“Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus” karena mereka masing-masing berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar sehingga memicu terjadinya pertengkaran, memicu terjadinya perselisihan satu dengan yang lain.
Pendeknya; roh ambisi dan penonjolan diri menimbulkan pertengkaran dan perselisihan.
Jangan ada di antara kita menginginkan untuk menjadi yang terbesar. Jangan ada di antara kita roh ambisi dan penonjolan diri supaya tidak ada perselisihan, pertengkaran satu dengan yang lain.

Lukas 22: 25-26
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

Di sini tampak dua kerajaan, yaitu;
1.      Kerajan dunia dan pemerintahannya.
2.      Kerajaan sorga dan pemerintahannya

Sekarang kita akan melihat kedua kerajaan tersebut.
Tentang: KERAJAAN DUNIA DAN PEMERINTAHANNYA.
Syarat untuk menjadi pemimpin di dalam dunia:
-        “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka”, berarti raja-raja bangsa-bangsa yang menjadi pemimpin.
-        “orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung”, berarti penguasa yang menjadi pemimpin.
Itulah syarat untuk menjadi pemimpin di dunia ini.
Begitulah sistem dunia; berlomba-lomba membesarkan diri, berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar, dengan satu tujuan; supaya ia diakui menjadi seorang pemimpin, itulah kerajaan dunia dan sistem pemerintahan yang ada di dalamnya. Tetapi kalau menganut sistem seperti ini, semua orang akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar supaya ia diakui menjadi pemimpin. Pendeknya; sistem dunia memicu terjadinya roh ambisi dan penonjolan diri.

Matius 23: 2-4
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sebagai pemimpin-pemimpin orang Yahudi tetapi tidak menjadi contoh teladan, sebab;
-        Mengajar hukum Taurat tetapi tidak menjadi pelaku, berarti; teori saja.
-        Mengajarkan orang lain untuk berkorban (salib) tetapi mereka sendiri tidak mau berkorban (memikul salib).

Matius 23: 5-7
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
(23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.

Tujuan mereka melayani: hanya supaya dilihat oleh orang lain saja, bukan untuk memberi contoh teladan yang baik, sehingga mengajarkan hukum Taurat tetapi tidak menjadi pelaku, mengajarkan salib tetapi tidak mau memikul salib, ternyata mereka melayani supaya untuk dilihat oleh orang lain saja, itu saja.
Dalam hal ini ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar.

Prakteknya ada 3:
1.      “memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang”
2.      “suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat”
3.      “suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi”
Itulah praktek melayani tetapi tidak memberi contoh teladan, melainkan supaya orang lain melihat saja. Tidak lebih, tidak lain hanya untuk menonjolkan diri saja.

Kesimpulannya; ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak menjadi teladan karena roh ambisi dan penonjolan diri.

Matius 23: 13
(23:13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang disebut pemimpin-pemimpin orang Yahudi menghalang-halangi orang untuk masuk Kerajaan Sorga.
Melayani tanpa contoh teladan akan menjadi penghalang, menjadi batu sandungan sehingga orang lain tidak masuk dalam Kerajaan Sorga.

Sekarang kita bandingkan tentang; KERAJAAN SORGA DAN PEMERINTAHANNYA.
Syarat pemimpin di dalam Kerajaan Sorga:
-        yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda
-        pemimpin sebagai pelayan

Sekarang kita akan melihat; “... yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda ...
1 Petrus 5: 5
(5:5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Menjadi yang paling muda, berarti;
-        Tunduk pada pimpinan Tuhan.
Saat ini kita berada dalam kegiatan Roh, biarlah kiranya kita masing-masing tunduk kepada pimpinan Tuhan. Jangan tunduk kepada pimpinan yang ada di luaran sana, tunduklah pada pimpinan Tuhan, sebab dalam setiap kali kita beribadah, Tuhan tampil sebagai pemimpin dan sebagai Raja.
-        Saling merendahkan diri seorang terhadap yang lain.
Berarti tidak saling membesar-besarkan diri seperti murid-murid Yesus.
Itulah yang dimaksud hendaklah menjadi yang paling muda.

Perlu untuk diketahui; Allah menentang orang yang congkak, sombong, angkuh tetapi mengasihani orang yang rendah hati.

1 Petrus 5: 6
(5:6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

Setiap orang yang merendahkan dirinya di bawah tangan Tuhan yang kuat, maka ia akan ditinggikan pada waktunya.
Kita masing-masing beribadah dan melayani di bawah dua tangan Tuhan yang kuat sebab ibadah ini adalah uluran dua tangan Tuhan.

1 Petrus 5: 7
(5:7) Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Perhatikan baik-baik; jangan kuatir soal penghidupan, soal masa depan, soal makan minum dan pakaian, sebab Tuhan yang memelihara jiwa.
Yang pasti; kiranya kita semua merendahkan diri kita masing-masing di bawah tangan Tuhan yang kuat, nanti Ia yang akan meninggikan kita pada waktunya.
Tunggu waktunya Tuhan tidak usah terlalu kuatir. Jangan terbawa perasaan, jangan terbawa pikiran manusia daging. Oleh sebab itu, rendahkan diri di bawah tangan Tuhan.
Tidak usah kuatir soal makan, minum pakaian, tidak usah kuatir soal masa depan, jodoh, pekerjaan ini dan itu. Tidak usah kuatir, tunggu waktunya Tuhan.

Waktu Tuhan harus menjadi waktunya kita. Jangan paksakan waktu kita menjadi waktunya Tuhan. Indah pada waktunya.

Sekarang; “... pemimpin sebagai pelayan ...
Artinya; menjadi contoh teladan.
Lukas 22: 27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Yesus berkata kepada murid-murid: “siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan?
Kemudian Yesus berkata kembali kepada murid-murid: “Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan”, kalimat ini menunjukkan bahwa Yesus menjadi contoh teladan yang baik. Yesus sebagai pemimpin memberi contoh teladan yang baik kepada murid-murid.

Kita melihat contoh teladan yang dimaksud.
Yohanes 13: 4-5
(13:4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
(13:5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya dan menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya.
Namun sebelum membasuh kaki murid-murid-Nya terlebih dahulu menanggalkan jubah-Nya lalu mengikatkan sehelai kain lenan pada pinggang-Nya, berarti; yang terbesar menjadi yang paling muda, kemudian pemimpin sebagai pelayan.

Kalau Yesus tetap memakai jubah kebesaran dan tidak mengikatkan kain lenan pada pinggang, berarti Yesus adalah pemimpin yang hanya bisa memerintah. Tetapi kita sudah melihat, terlebih dahulu Yesus menanggalkan jubah kebesaran-Nya selanjutnya mengikatkan kain lenan pada pinggang.
Jadi betul sekali apa yang dinyatakan-Nya dalam Lukas 22, “yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda,  pemimpin sebagai pelayan
Andai saja Yesus tetap mempertahankan jubah kebesaran-Nya dan tidak mengikatkan kain lenan pada pinggang, berarti Yesus adalah pemimpin yang hanya bisa memerintah.
Inilah contoh teladan yang Tuhan maksud pada murid-murid.

Yohanes 13: 12-15
(13:12) Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
(13:13) Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
(13:14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
(13:15) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Yesus adalah Tuhan dan guru telah memberikan suatu teladan yang baik, supaya murid-murid mengikuti contoh teladan-Nya.
Bukankah Yesus adalah Tuhan? Bukankah Yesus adalah guru? Tetapi Dia memberi suatu contoh teladan yang baik supaya murid-murid mengikuti contoh teladan-Nya.
Yesus pemimpin besar sepanjang masa. Dia adalah guru, Dia adalah Tuhan, Dia adalah Mesias, yang diurapi, berarti seorang pemimpin terbesar di sepanjang masa.

Jadi, Yesus yang adalah Tuhan dan guru telah memberikan suatu teladan yang baik supaya murid-murid mengikuti contoh teladan-Nya.
Mengikuti contoh teladan-Nya istilah lain dalam Yesaya 2 adalah “berjalan menempuhnya.”

Yohanes 13: 16
(13:16) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.

Perlu untuk diketahui;
-        “seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya”
-        “seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya”

Biarlah kita mengambil sikap seperti ini, jangan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar, karena hal itu nanti akan menjadi pemicu terjadinya pertengkaran, perselisihan dan perpecahan.
Tetapi seorang hamba harus tetap merendahkan diri, seorang utusan Tuhan harus melayani dengan kerendahan hatinya. Jangan berlomba-lomba untuk meninggikan diri. Harus membawa berita damai, supaya jangan timbul perpecahan, dan roh itu harus kita miliki.
Jangan sampai dikuasai roh ambisi. Jangan sampai dikuasai roh penonjolan diri, supaya anggota tubuh yang berbeda-beda ini menjadi satu yang disebut dengan tubuh Kristus, dimulai dari diri kita masing-masing.

Matius 23: 8-11
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
(23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
(23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
(23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.

Yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga hendaklah menjadi pelayan untuk menjadi contoh teladan.
Seorang hamba tidak lebih besar dari tuannya. Seorang utusan tidaklah lebih besar dari dia yang mengutusnya.

Oleh sebab itu, perhatikanlah tiga hal sebagai syarat sebagai seorang pelayan untuk menjadi seorang contoh teladan:
1.      Jangan ada seorangpun menginginkan dirinya disebut Rabi, karena hanya ada satu Rabi.
Kalau kita memahami ini, maka kita akan mengetahui bahwa kita semua anggota-anggota tubuh Kristus adalah saudara bersaudara. Tidak boleh ada roh penonjolan diri antara satu dengan yang lain, dan tidak boleh ada roh ambisi.
Sebab Rabi, artinya; guru. Kita adalah saudara bersaudara, bukan untuk saling menggurui.

2.      Jangan menyebut dirinya bapa, karena hanya satu Bapa, yaitu Dia yang ada di sorga.
Yesus telah mengakui diri-Nya sebagai Bapa yang baik dalam injil Matius 7, dengan membuktikan diri:
-     Memberikan roti bukan batu.
Roti -> kasih karunia, berarti yang tidak layak menjadi layak, yang berdosa diampuni.
Kalau batu -> hukum Taurat, misalnya; “mata ganti mata, gigi ganti gigi”, artinya;  kejahatan dibalas  dengan kejahatan, akibatnya di situ terjadi perpecahan.
Jadi kalau pelayan-pelayan Tuhan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar, di situ ada perpecahan dengan tidak sadar, ia telah menjadikan dirinya hukum Taurat, menjadi pemisah diantara saudara bersaudara.
-     Memberikan ikan bukan ular.
Ikan -> Roh-El Kudus dengan kuasanya, yaitu; “memimpin, mengingatkan, menyertai, menghibur, menolong, mengajar, menginsafkan kita masing-masing.”
Sedangkan ular adalah gambaran dari Iblis atau Setan. Ada tiga tabiat yang mendasar dari Iblis/Setan; (1) pembunuh manusia dari sejak semula, (2) tidak hidup dalam kebenaran, (3) bapa pendusta.
Maka kalau kita lihat, ular jalannya berliku-liku, tidak lurus, karena dia adalah pembunuh manusia, tidak hidup dalam kebenaran dan bapa pendusta.

3.      Jangan ada yang menyebut dirinya pemimpin, karena hanya ada satu pemimpin, yaitu Mesias.
Mesias -> Kristus, artinya; yang diurapi, berarti; pemimpin (kepala).
Ciri-ciri pemimpin dengan contoh teladan yang baik.
2 Timotius 2: 24-26
(2:24) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
(2:25) dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
(2:26) dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Seorang pemimpin atau pelayan tidak boleh bertengkar, syarat yang perlu untuk diperhatikan; tidak boleh berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar, melainkan lepas dari roh ambisi dan penonjolan diri.

Sebaliknya, seorang pemimpin atau pelayan memiliki kriteria yang baik, yaitu;
a.      Ramah terhadap semua orang, berarti; tidak pilih kasih.
Prakteknya; tidak mengasihi sesama tetapi membenci musuh.
b.      Cakap mengajar, berarti; memiliki kapasitas sesuai karunia-karunia dan jabatan yang dikaruniakan, juga memiliki integritas yang baik, kesuciannya diakui di dalam dan di luar pelayanan. Tidak merusak pekerjaan Tuhan dengan sikap yang jahat dan yang tidak benar. Oleh sebab itu jangan sampai kita tampil seperti malaikat di tengah ibadah dan pelayanan tetapi di luar pelayanan menjadi Setan dengan tabiatnya.
c.       Sabar dan lemah lembut, keuntungannya; dapat menuntun orang yang suka melawan dan memberontak. Kalau sampai hari ini kita bertahan, beribadah dan melayani di tengah-tengah ibadah tersebut lewat ibadah pemuda remaja, semua karena kesabaran dan kelemahlembutan Tuhan Yesus Kristus. Dia sabar, Dia lemah lembut sehingga kita dapat bertahan di tempat ini.
Bukankah kita orang yang najis? Bukankah kita orang yang banyak kejahatan dan dusta? Tetapi Dia sabar kepada saya dan kita semua, juga lemah lembut menerima segala kekurangan kita.
Pertanyaannya: mengapa seorang pelayan harus sabar dan lemah lembut?
Jawabnya; memberi kesempatan kepada pemberontak untuk bertobat, sehingga mereka mengenal kebenaran.

2 Timotius 2: 26
(2:26) dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Pendeknya; orang yang memberontak menjadi sadar kembali sehingga terlepas dari jerat Iblis.
Tetapi perlu juga saya tambahkan; jangan menginginkan kebebasan dunia sehingga melepaskan diri dari pelayanan ini. Kebebasan dunia adalah jerat bagi kita masing-masing.

Kesimpulannya, tiga cara di atas adalah cara Tuhan untuk memberi kesempatan kepada orang-orang yang memberontak sehingga mereka bertobat dan diselamatkan.

Kisah Para Rasul 5: 30-31
(5:30) Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
(5:31) Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.

Yesus yang disalibkan menjadi pemimpin dan Juruselamat, Dialah Pemimpin terbesar sepanjang masa, tujuannya; supaya umat Tuhan bertobat dan menerima pengampunan yang luar biasa.
Jadi betul-betul bahwa Yesus adalah Pemimpin yang terbesar di sepanjang masa, sampai pada hari ini. Dia pemimpin yang memberi contoh teladan yang baik. Oleh karena pimpinan-Nya, kita boleh bertobat dan mendapat pengampunan dosa.

2 Timotius 2: 15-16, 23
(2:15) Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
(2:23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
Seorang hamba Tuhan harus menghindari dua hal;
1.      Hindari omongan yang kosong dan yang tak suci, sebab omongan kosong akan menambah kefasikan.
Mengapa ada omongan kosong? Karena hatinya kosong, maka secara otomatis perkataannya dan perbuatannya kosong, tidak memberi contoh teladan yang baik. Tetapi kalau kita senantiasa memikul salibnya (tidak malu memikul salib) hati diisi oleh firman Tuhan, maka perkataan tidak kosong, perbuatan tidak kosong, berarti perkataan dan perbuatan menjadi kesaksian, memberi suatu teladan yang baik.
Jangan malu memikul salib. Biarlah hati kita diisi oleh firman saja.
2.      Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan yang tidak layak, karena perkara itu menimbulkan pertengkaran.

Itulah firman Tuhan dari Yerusalem, artinya; pemimpin-pemimpin dalam rumah Tuhan menjadi contoh teladan, tujuannya; supaya bangsa-bangsa berjalan menempuhnya, menjadi contoh teladan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment