KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, November 26, 2018

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 29 SEPTEMBER 2018



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 29 SEPTEMBER 2018

STUDY YUSUF
(Seri: 139)

Subtema: ”BERLUTUT DAN MENJILAT DEBU”

Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera, salam bahagia bagi kita sekaliannya. Kita bersyukur karena Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk beribadah di atas gunung Sion lewat ibadah pemuda remaja, berarti besar kemungkinan kalau kita terus setia dan tekun beribadah di atas gunung Tuhan, kita memperoleh keselamatan.
Keadaan dunia sudah tidak menentu, tanda-tanda zaman, tanda-tanda kedatangan Tuhan sudah sangat terlihat dengan jelas. Maka kita yang sudah terlebih dahulu diperkenankan untuk mengerti tentang tanda-tanda zaman ini adalah suatu kesempatan bagi kita. Kesempatan ini adalah panjang sabar bagi Tuhan dan tidak boleh disia-siakan.

Saat ini kita diberi kesempatan. Tidak salah menuntut ilmu, tidak salah bekerja, tidak salah dengan apa saja yang Tuhan percayakan. Tetapi bukan itu yang menjadi nomor satu, bukan itu prioritas utama. Tuhan dan ibadah pelayanan yang menjadi nomor satu, yang menjadi prioritas utama.
Segala perkara lahiriah, perkara di bumi adalah berhala bisu, artinya tidak dapat berbuat apa-apa, tidak bisa menolong kita sekaliannya. Hanya Tuhan dengan dua tangan Tuhan yang kuat yang membawa kita dekat dengan Dia.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, pemuda remaja, mungkin saja hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan dalam dan luar negeri, lima benua, tiap-tiap negara, kiranya Tuhan memberkati kita. Kita berdoa bersama-sama, supaya kita bisa merasakan kasih dan kemurahan-Nya, lewat apa yang Tuhan mau nyatakan bagi kita malam ini.

Dan segera kita memperhatikan firman penggembalaan lewat ibadah pemuda remaja tentang study Yusuf.
Kejadian 41: 50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On.
(41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku."
(41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum tiba tujuh tahun kelaparan, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki; yang sulung bernama Manasye, anak kedua bernama Efraim.
Selanjutnya, marilah kita memperatikan arti nama kedua nama anak laki-laki Yusuf, diawali dengan anak sulung yang bernama Manasye.
Manasye, artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara;
1.      Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.      Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Keterangan: YUSUF LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Kesukaran Yusuf pada masa mudanya terdiri dari tiga fase.
Fase yang pertama: KETIKA YUSUF TINGGAL BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARANYA.
Marilah kita perhatikan Kejadian 37
Kejadian 37: 1-4
(37:1) Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.
(37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun -- jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
(37:4) Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.

Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya, sebab Yakub lebih mengasihi Yusuf dari pada anak-anaknya yang lain.
Memang anak-anak Bilha dan Zilfa, budak dari pada Lea dan Rahel, adalah anak-anak yang jahat.

Kejadian 37: 5-9
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
(37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
(37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."

Kebencian saudara-saudaranya semakin bertambah-tambah kepada Yusuf oleh karena kedua mimpi yang diceritakannya itu kepada saudara-saudaranya itu.

Adapun kedua mimpi Yusuf tersebut ialah.
MIMPI YANG PERTAMA: YUSUF DAN SAUDARA-SAUDARANYA BERADA DI LADANG MENGIKAT BERKAS-BERKAS GANDUM.
Oleh karena kemurahan Tuhan saat ini kita berada di ladang Tuhan untuk mengikatkan diri dengan firman Tuhan, dengan kata lain bersekutu dengan firman Allah.

Berada di tengah ibadah pelayanan tujuannya tidak lain tidak bukan adalah untuk mengikatkan diri dengan firman Allah, dengan kata lain; bersekutu dengan firman Allah.
Kalau orang Kristen berada di ladang Tuhan bukan untuk mengikatkan diri dengan firman Allah, bukan untuk bersekutu dengan Firman Allah, itu adalah ibadah yang salah.
Sebab banyak motivasi dari anak-anak muda saat ini untuk beribadah; mencari hiru pikuk, mencari kedudukan, mencari jabatan dan lain sebagainya, ini motiv-motiv yang salah.
Tetapi yang benar, ketika berada di ladang Tuhan, tujuannya hanya satu yaitu untuk mengikatkan diri dengan firman Tuhan, bersekutu dengan firman Tuhan, tidak lebih tidak kurang.
Jadi tidak untuk cari hiru pikuk, keramaian-keramaian yang sifatnya berbau daging.
Carilah lebih dahulu Kerajaan Allah dan segala kebenarannya, nanti semuanya ditambahkan.

Kemudian, dalam mimpi itu terlihatlah satu ikat berkas gandum Yusuf tegak berdiri, sedang 11 ikat berkas gandum saudara-saudaranya mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkas Yusuf.

Mimpi Yusuf ini kita akan bandingkan dengan NUBUATAN YESAYA.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Keadaan gunung Sion tempat rumah Tuhan di hari-hari terakhir; akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit, sehingga tampaklah suatu pemandangan yang begitu menarik, yaitu segala suku bangsa akan berduyun-duyun naik ke gunung Tuhan, gunung Sion.

Kesimpulannya; gunung Sion bagaikan satu ikat berkas gandum Yusuf tegak berdiri, dengan demikian mimpi Yusuf sama dengan nubuatan Yesaya.

Sekarang pertanyaanya; Mengapa segala suku bangsa berduyun-duyun naik ke atas gunung Tuhan atau gunung Sion?
Jawabnya adalah sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem.
Jawaban ini dibagi menjadi dua bagian;
a.      Dari Sion keluar pengajaran.
b.      Firman Tuhan dari Yerusalem.

Sekarang tentang; DARI SION KELUAR PENGAJARAN.
Tujuannya ialah untuk mengajar bangsa-bangsa tentang jalan-jalan Tuhan.
Tidak ada seorangpun manusia yang pernah naik ke sorga. Jadi tidak ada seorang pun manusia yang tahu jalan ke sorga. Sebab itu bangsa-bangsa berduyun-duyun naik ke gunung Tuhan supaya nanti bangsa-bangsa menempuh jalan-jalan Tuhan, tahu jalan menuju ke dalam Kerajaan Sorga.

Persis seperti perjalanan bangsa Israel di padang gurun yang dipimpin oleh tabut perjanjian, yang dipikul oleh imam-imam Lewi. Jarak bangsa Israel dengan tabut itu adalah 2000 hasta.
Yesus Kristus, 2000 tahun yang lalu telah menunjukkan jalan kebenaran dan hidup kepada kita semua dan kita harus mengarahkan pandangan kita kepada jalan kebenaran dan hidup, itulah yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib. Jalan inilah yang diajarkan kepada bangsa-bangsa.
Untuk mengajar bangsa-bangsa tentang jalan-jalan Tuhan, sebab Yesus berkata: “Akulah jalan kebenaran dan hidup

Ada tiga pengajaran khusus yang sudah diajarkan oleh Yesus Kristus;
1.      Pengajaran tentang sengsara dan pengalaman kematian-Nya (Matius 7: 1-27).
2.      Pengajaran tentang kebangkitan-Nya (Matius 22: 23-33).
3.      Pengajaran tentang kemuliaan-Nya (matius 25: 1-46).

Kesimpulannya; tiga pengajaran khusus tersebut berbicara tentang kematian, kebangkitan dan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.
Tiga pengajaran khusus ini telah saya sampaikan pada minggu-minggu yang lalu. Kiranya masih dengan jelas  dalam ingatan kita masing-masing seperti patam di dahi imam besar.

Sekarang tentang; FIRMAN TUHAN DARI YERUSALEM.
Ini berbicara tentang pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan menjadi guru-guru di dalam kebenaran, menjadi contoh teladan, memberi teladan di tengah-tengah pelayanannya.
Imam-imam, pelayan-pelayan harus menjadi contoh teladan dalam perkataan, dalam perbuatan,  di manapun berada, tidak menjadi sandungan dan tidak mudah tersandung, tidak mudah sakit hati.

Tujuannya ialah supaya bangsa-bangsa berjalan menempuhnya, berarti; bangsa-bangsa mengikuti contoh teladan dari pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan.
Nanti bangsa-bangsa akan mengikuti contoh teladan dari pemimpin-pemimpin dalam rumah Tuhan, dari pelayan-pelayan yang ada di gunung Sion.

Saya berdoa kiranya itu nyata supaya nubuatan Yesaya ini tergenapi mengingat kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, maka kita tidak boleh lagi sibuk dengan segala perkara lahiriah.

Untuk menjadi contoh teladan, Yesus berkata kepada murid-murid di dalam injil Lukas 22, yang terbesar hendaklah sebagai yang paling muda, sedangkan pemimpin menjadi pelayan.
Marilah kita membaca injil Lukas 22.
Lukas 22: 26-27
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Siapa yang lebih besar; yang duduk makan atau yang melayani? Tetapi di sini kita melihat Yesus berada di tengah-tengah murid-murid untuk melayani murid-murid-Nya.
Berarti dengan demikian, sebagai seorang pemimpin Yesus telah memberi teladan yang mulia kepada dua belas murid-murid.
Yesus adalah pemimpin yang terbesar di sepandang masa, sebab Dialah pemimpin tetapi menjadi pelayan untuk memberi teladan kepada dua belas murid. Dialah pemimpin yang terbesar di sepanjang sejarah dan sepanjang masa.

Kesimpulannya; tegak berdiri, seperti satu ikat berkas gandum Yusuf Artinya;
1.      Mengajar.
2.      Menjadi contoh teladan.
Kalau kita menjadi rumah Tuhan (gunung Sion), bagaikan satu ikat berkas gandum milik Yusuf; mengajar dan menjadi contoh teladan.
Biarlah kiranya firman itu mendarah daging sehingga kita menjadi surat Kristus, dan surat pujian, yang dapat dibaca dan  dikenal, dengan kata lain; mengajar orang lain, antara lain suku-suku bangsa. Tidak berhenti sampai di situ; menjadi contoh teladan dalam perkataan dan perbuatan di manapun berada, dalam situasi kondisi apapun.
Menjadi contoh teladan, bukan hanya dalam suasana sukacita, tetapi dalam situasi kondisi apapun, tetap menjadi contoh teladan. Mengajar dan menjadi contoh teladan.
Itulah keadaan dari gunung Sion atau rumah Tuhan di hari-hari terakhir ini, sudah seharusnya itu.

Lihat keadaan zaman ini sudah tidak menentu lagi. Tidak lagi memberi rasa nyaman kepada kita semua.
Apa kekuatan kita untuk menghadapi tsunami? Baru saja terjadi tsunami dengan ketinggian 1.5 meter di Palu, Sulawesi Tengah, rumah, mobil, apalagi manusia diseret, dihantam oleh bantingan arus air.
Tetapi kalau kita berada di atas gunung Tuhan, gunung Sion akan tegak berdiri. Seberapa besar arus dunia, seberapa besar arus dari tsunami, gunung Sion tetap tegak berdiri.
Jangan andalkan kekuatan manusia. Jangan bersandar pada pengertianmu lagi, bersandarlah kepada kemurahan hati Tuhan.
Jubah yang tidak terjahit itu adalah kemurahan Tuhan seutuhnya dinyatakan di atas gunung Tuhan, gunung Sion kepada kita semua.

Saya melihat mayat-mayat bergelimpangan, ada yang bajunya terbuka, kondisinya sangat mengenaskan.
Tuhan dengan kekuasaan-Nya sudah memperlihatkan segala sesatu?

Kita akan lebih dalam melihat gunung Sion dengan keadaan seperti tadi; mengajar dan menjadi contoh teladan, kita lihat penyimpulannya dalam Yesaya.
Yesaya 55: 4-5
(55:4) Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa;
(55:5) sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau.

Kesimpulannya; Tuhan telah menetapkan gunung Sion ...
1.      Menjadi saksi bagi bangsa-bangsa.
2.      Menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa.

Maksud dan tujuan Tuhan ialah untuk memanggil bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan, itulah bangsa kafir, bangsa yang jauh dari Tuhan.

Keterangan: MENJADI SAKSI ATAU TERANG BAGI BANGSA-BANGSA.
Yesaya 60: 1
(60:1) Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.
Tuhan dengan tegas menyatakan kepada gunung Sion; “Bangkitlah”, berarti; menjadi teranglah, sebab terang Tuhan dan kemuliaan Tuhan nyata di atas gunung Tuhan, yaitu di mana tadi gunung Sion mengajar dan menjadi contoh teladan.
Terang kemuliaan Tuhan nyata di atas gunung Sion, layak menjadi kesaksian bagi suku-suku bangsa.

Matius 5: 14
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Menjadi terang atau kesaksian sama seperti kota yang terletak di atas gunung, tidak mungkin tersembunyi.
Kalau kota itu letaknya di atas gunung, tidak mungkin tersembunyi, berarti terangnya bercahaya, sebab kemuliaan Tuhan nyata di atas gunung Tuhan.
Kita sudah datang ke kota raja besar, di situ ada keramaian, ada sukacita, di dalamnya kita memuji kemuliaan Tuhan.

Wahyu 21: 9-10
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

Tuhan menunjukkan penampilan dari pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, yang disebut juga gunung Sion, kepada rasul Yohanes di pulau Patmos.
Gunung Sion itulah pengantin perempuan mempelai Anak Domba disebut dengan kota yang kudus, Yerusalem yang baru.
Kota Yerusalem baru ini berada tepatnya di atas gunung yang besar lagi tinggi, berarti tidak mungkin tersembunyi, artinya; terangnya bercahaya. Kemuliaan Tuhan nyata di atas gunung Sion.

Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Yerusalem yang baru, pengantin perempuan mempelai Anak Domba atau yang disebut juga gunung Sion, bercahaya kemuliaan Allah, bagaikan permata yaspis; jernih seperti kristal.
Sesuai dengan injil Matius 5 tadi, kota letaknya di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

Kristal, berarti; transparan, tampil apa adanya, luar dalam sama tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada yang tersembunyi.
Tampil apa adanya -> orang yang jujur dan polos. Sedangkan orang yang jujur (polos) dipimpin oleh ketulusan hatinya dalam segenap pekerjaan Tuhan.
Kita mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan ketulusan hati kita masing-masing, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal, sebab hanya orang yang tulus hati saja yang dapat mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan jujur. Jadilah permata yaspis, sama seperti kristal, transparan; luar dan bagian dalam sama, tidak mungkin tersembunyi, terangnya bercahaya.

Keterangan: MENJADI SEORANG RAJA DAN PEMERINTAH BAGI SUKU-SUKU BANGSA.
Wahyu 5: 10
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Tuhan membuat gunung Sion menjadi suatu kerajan dan menjadi imam-imam bagi Allah dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.
Menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah itu adalah suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.
Kedudukan apa saja di atas muka bumi ini tidak lebih tinggi dari kedudukan di atas gunung Sion.
Jangan sia-siakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus, tujuannya; untuk memerintah sebagai raja di bumi. Orang yang melayani adalah orang yang berkemenangan dan sudah mengalami kelepasan.

Mazmur 72: 8
(72:8) Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
Lihatlah doa untuk raja, imamat rajani:  Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
Saya kembali menyatakan; tadi , Tuhan yang membuat gunung Sion menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah tujuannya untuk memerintah sebagai raja di bumi, berarti memberi kemenangan dan kelepasan bagi suku-suku bangsa.
Adapun pemerintahannya sebagai raja di bumi mencakup;
-        Dari laut ke laut
-        Dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi
Itulah daerah kekuasaan dan pemerintahan bagi raja-raja dan imam-imam bagi Allah.

Kesimpulannya; daerah pemerintahannya mencakup seluruh bumi.
Kiranya Tuhan memperluas kerajaan kita masing-masing. Yang tinggal di Serang kiranya kekuasaannya dan pemerintahannya diperluas lagi; timur, utara, barat, selatan. Yang tinggal di Cilegon kiranya kekuasaannya dan pemerintahannya diperluas; timur, utara, barat, selatan, untuk menjangkau suku-suku bangsa.
Kita sudah punya motto; berjemaat, bersatu, terobos dunia.

-        Dari laut ke laut.
Berarti daerah pemerintahannya dari pulau dan benua atau lintas pulau dan benua pada tiap-tiap suku bangsa.
Saya bahagia menyampaikan ini supaya kita didorong oleh keberanian untuk menjadi raja-raja yang mempunyai wilayah kekuasaan dan pemerintahan yang begitu luas sekali, tidak hanya terkungkung di rumah masing-masing; tidur, bangun, makan, tidak ada apa-apanya. Tetapi biarlah daerah kekuasaan pemerintahan kita dari laut ke laut, melintasi pulau dan benua.

-        Dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi.
Berarti pemerintahan gunung Sion (Yerusalem baru/pengantin perempuan mempelai Anak Domba) berkuasa atas;
1.    Antikris.
2.    Nabi-nabi palsu.
3.    Naga, itulah penghulu dunia yang gelap, roh-roh jahat di udara.
Beberapa minggu yang lalu masih dalam doa penyembahan bersama tiap Sabtu pagi, sesudah menyembah ada orang yang tidak suka dengan penyembahan kita. Karena tempat kita menyembah itu kecil, sehingga suara itu sampai ke luar, sehingga mereka tidak suka. Kemudian saya yakin, sepertinya dicobai, tetapi sementara mereka mencobai, darah Yesus berkuasa dan apa yang mereka lakukan itu meledak di udara.
Tidak ada yang pecah di rumah tetapi ada suara ledakan di dalam rumah. Saya tahu, mereka sedang mencobai. Tetapi Allah yang kita sembah Allah yang berkuasa, Allah yang hidup berkuasa atas kita semua.
Tuhan Yesus baik.
Jangankan pengorbanan yang sifatnya milik Tuhan (persepuluhan dan khusus), persembahan yang lain semuanya dihitung oleh Tuhan, tidak sia-sia. Ditambah lagi dengan tenaga, waktu, pikiran, materi yang dipersembahkan, tidak menjadi sia-sia. Semua ditanggung oleh darah salib. Jaminannya darah salib, berkuasa atas kehidupan kita.

Jadi, pemerintahannya dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi, tujuannya untuk memberi kemenangan kepada suku-suku bangsa.

Mazmur 72: 9
(72:9) Kiranya penghuni padang belantara berlutut di depannya, dan musuh-musuhnya menjilat debu;
Oleh kuasa dari pemerintahan gunung Sion akhirnya;
1.      Penghuni padang belantara berlutut di depannya.
Padang belantara gambaran dari suatu kehidupan tanpa persekutuan dengan Tuhan, masih mengandalkan manusia dan kekuatannya. Ini adalah manusia daging, tanpa persekutuan dengan Tuhan, manusia daging masih mengandalkan kekuatannya.
Tetapi suatu waktu penghuni padang belantara nanti akan berlutut di depan gunung Sion.
2.      Musuh-musuhnya menjilat debu.
Biasanya jarang sekali orang menjilat ludah sendiri karena itu akan menjatuhkan harga dirinya sendiri. Tetapi di sini bukan saja menjilat ludahnya, lebih dari pada itu musuh-musuhnya akan menjilat debu.
Tidak ada lagi harga diri. Rontok semua harga diri dari musuh-musuh.

Sekarang kita akan melihat lebih rinci; BERLUTUT dan MENJILAT DEBU.
Yesaya 60: 4
(60:4) Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong.
Suku-suku bangsa yang dahulu tidak mengenal Tuhan akan datang berhimpun, persis seperti sebelas berkas gandum saudara-saudara Yusuf mengelilingi dan sujud menyembah kepada satu ikat berkas gandum Yusuf.
Tadi saya sudah katakan; jarang sekali orang menjilat ludahnya sendiri sekalipun dia sudah salah, dia malu, dia tetap mempertahankan harga dirinya. Tetapi di sini, bukan saja menjilat ludahnya sendiri, tetapi juga menjilat debu.

Tidak terbayangkan, yang tadinya dianggap hina, Tuhan permuliakan sedemikian rupa. Kalau Tuhan yang mengangkat, tidak ada yang menjatuhkannya. Kalau Tuhan tidak mengangkat, kita tidak dapat mengangkat diri sendiri. Kalau Tuhan yang mengangkat, manusia bahkan Setan sekalipun tidak bisa menjatuhkannya lagi, bahkan musuh akan menjilat debu. Musuh akan sujud menyembah, bertekuk lutut.

Bukti berlutut (sujud menyembah) dan menjilat debu: anak laki-laki dan anak perempuan digendong, berarti; turut memikul tanggung jawab atau terbeban dengan pekerjaan Tuhan.
Dulu malu menjilat ludah sendiri, sekarang bertekuk lutut dan menjilat debu, turut memikul tanggung jawab, memikul pekerjaan Tuhan. Dulu malu merendahkan diri di hadapan Tuhan. Karena lebih mengutamakan pekerjaan, kedudukan dan jabatan, dunia dan arusnya.

Dulu suku-suku bangsa malu melayani Tuhan, malu memikul salib, malu menjadi orang Pantekosta, sekarang bukan lagi menjilat ludah, tetapi menjilat debu sendiri.
Turut memikul tanggung jawab, terbeban dengan pekerjaan Tuhan.

Yesaya 49: 22-23
(49:22) Beginilah firman Tuhan ALLAH: "Lihat, Aku akan mengangkat tangan-Ku sebagai tanda untuk bangsa-bangsa dan memasang panji-panji-Ku untuk suku-suku bangsa, maka mereka akan menggendong anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan didukung di atas bahunya.
(49:23) Maka raja-raja akan menjadi pengasuhmu dan permaisuri-permaisuri mereka menjadi inangmu. Mereka akan sujud kepadamu dengan mukanya sampai ke tanah dan akan menjilat debu kakimu. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Aku tidak akan mendapat malu."

Perhatikan kalimat pada ayat 22: “mereka akan menggendong anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan didukung di atas bahunya”, berarti; mereka terbeban dengan pekerjaan Tuhan, terlibat dengan pekerjaan Tuhan.
Jadi jelas, mereka tidak malu menjilat debu sendiri, tidak malu berlutut dan sujud menyembah.
Selanjutnya kalimat pada ayat 23: “raja-raja akan menjadi pengasuhmu dan permaisuri-permaisuri mereka menjadi inangmu”, berarti ; mereka turut memikul tanggung jawab, turut terbeban dengan pekerjaan Tuhan.
Situasi terbeban ini menunjukkan bahwa betul-betul bahwa mereka telah menjilat debu.

Saya merindu nubuatan Yesaya ini nyata karena saya yakin, kita sekarang saat ini berada di atas gunung Sion.
Dari Sion keluar pengajaran, bangsa-bangsa diajar. Kemudian firman Tuhan dari Yerusalem; memberi suatu teladan yang baik, supaya bangsa-bangsa berjalan menempuhnya, mengikuti contoh teladan.
Tidak berhenti sampai di situ; sampai menjilat debu, mereka tidak lagi mempertahankan harga dirinya untuk terlibat langsung dalam pekerjaan Tuhan.
Orang dunia malu pikul salib, bahkan bagi orang Mesir (gambaran dunia), gembala kambing domba adalah suatu kekejian.

Yesaya 60: 5-7
(60:5) Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu.
(60:6) Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN.
(60:7) Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku.

Kelimpahan dari seberang laut akan beralih ke atas gunung Sion membawa emas, kemenyan serta kambing domba untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Kalau pemerintahan ini, kekuasaan dan pemerintahan gunung Sion mencapai ke ujung bumi, maka kelimpahan dari seberang laut, kelimpahan dari benua dan pulau akan beralih ke atas gunung Sion, mereka akan membawa emas, kemenyan serta kambing domba untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
-        Emas -> suatu kehidupan yang sudah dimurnikan oleh dapur api yang panas.
Ini kehidupan yang bernilai tinggi. Kalau kita kuat terhadap cobaan, tidak cengeng, tidak putus asa, tidak patah semangat, ini kehidupan yang bernilai tinggi, berharga.
-        Kemenyan -> suatu kehidupan di dalam doa penyembahan. Ini juga yang dipersembahkan kepada Tuhan.
Ayo, hari-hari ini kita tingkatkan terus ibadah, dengan puncaknya yakni; doa penyembahan untuk nanti dipersembahkan kepada Tuhan. Jangan malas menyembah.
-        Kambing domba -> kehidupan yang tidak bercacat cela.

Yesaya 49: 11-12
(49:11) Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan.
(49:12) Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada dari utara dan dari barat, dan ada dari tanah Sinim."

Kesimpulannya; gunung Sion menjadi jalan raya yang rata.
Artinya; menjadi sarana untuk membawa bangsa-bangsa kepada Tuhan dari utara, selatan, dari timur sampai ke barat.
Jalan raya yang rata berarti tidak berlekuk-lekuk, tidak lagi berlobang-lobang, tidak berliku-liku, di situ tidak ada sesuatu yang sifatnya berliku-liku, dusta, di situ tidak ada sesuatu yang sifatnya menjadi batu sandungan. Tidak ada yang sifatnya menampung dosa seperti kubangan.
Gunung Sion betul-betul menjadi jalan raya yang rata bagi suku-suku bangsa untuk membawa seluruh bangsa dari empat penjuru bumi kepada Tuhan.

Yesaya 4: 5-6
(4:5) Maka TUHAN akan menjadikan di atas seluruh wilayah gunung Sion dan di atas setiap pertemuan yang diadakan di situ segumpal awan pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam, sebab di atas semuanya itu akan ada kemuliaan TUHAN sebagai tudung
(4:6) dan sebagai pondok tempat bernaung pada waktu siang terhadap panas terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan.

Di atas gunung Sion diadakan segumpal awan pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam.
Artinya; gunung Sion menjadi sebagai pondok tempat bernaung pada waktu siang saat panas terik dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan.
Akhirnya, di atas gunung Sion ada segumpal awan pada siang hari, dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam.
Gunung Sion menjadi tempat perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan.

Saudaraku, angin ribut sedang berlangsung sekarang, gempa bumi sedang berlangsung sekarang, hujan lebat membanjiri bumi ini, tetapi sekalipun semua itu terjadi, gunung Sion menjadi tempat perlindungan.
Lihat, dunia sudah semakin bergelora. Gempa bumi 7.8 SR terjadi di Palu menggeser lempengan laut, menimbulkan gelombang arus laut yang menghempaskan setiap manusia. Begitu banyak mayat bergelimpangan. Tetapi gunung Sion menjadi tempat perlindungan, tempat persembunyian bagi kita sampai selama-lamanya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment