KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, July 24, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 21 JULI 2024

 



IBADAH RAYA MINGGU, 21 JULI 2024

 

KITAB WAHYU

Wahyu 17:8

(Seri 5)

 

Subtema: BERTERUS TERANG MENYAMPAIKAN KEBENARAN

 

Shalom…

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan TUHAN dan dua tangan yang diulurkan menarik kita untuk selanjutnya dihimpunkan di atas Gunung TUHAN yang kudus, beribadah dan melayani lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian dari zangkoor, puji TUHAN. Dan saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT Betania Serang, Cilegon, Banten, Indonesia, lewat Live Streaming, Youtube, Facebook, dimanapun saudara berada. Selanjutnya kita akan sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu.

 

Tetapi jangan lupa berdoa dalam Roh, mohonlah kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi. Banyak diantara kita yang sakit dan tidak bisa hadir, harapan saya saudara nanti mendapat kesembuhan oleh kuasa bilur-bilur Yesus dan Firman Allah sanggup menyembuhkan segala sesuatu.

 

Wahyu 17:8

(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.

 

Ayat ini berbicara tentang binatang yang sama dengan binatang yang ada pada Wahyu 13.

Sebenarnya, binatang ini -- telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul lagi -- dari jurang maut.

Hal ini berbicara soal kematian dan kebangkitan, tetapi palsu, seolah-olah kematian dan kebangkitan itu sama dengan kematian dan kebangkitan yang dialami oleh TUHAN Yesus Kristus.

Memang kalau kita tinjau pada Wahyu 1:8; di situ dikatakan “Aku adalah Alfa dan Omega…” Berarti yang awal dan akhir, kemudian dilanjutkan lagi di ayat 17-18, di situ dikatakan; “Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya…”

 

Singkat kata; Yesus adalah Alfa dan Omega = awal dan akhir. Kemudian diikuti dengan pernyataan; yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang = yang hidup, mati, hidup kembali. Jadi seolah-oleh kematian dan kebangkitan dari pada binatang itu sama dengan kematian dan kebangkitan dari pada TUHAN Yesus Kristus. Tetapi sesungguhnya, kematian dan kebangkitan daripada binatang itu adalah palsu, meniru kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Jadi memang, Setan selalu mengadakan tandingan terkait dengan Kerajaan Sorga dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Jadi saudara jangan heran kalau setan selalu mengadakan tandingan terkait dengan Kerajaan Sorga dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya. 

 

Tadi Wahyu 17:8 berbicara soal binatang yang sama dengan Wahyu 13:1,3.

Perikop: Binatang yang keluar dari dalam laut.”

Wahyu 13:1,3

(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

 

Seekor binatang keluar dari dalam laut -> antikris.

Binatang itu bertanduk 10 berkepala 7. Pada ayat 3; satu dari antara tujuh kepalanya itu seperti kena luka yang serius; sepertinya membahayakan hidupnya. Sehingga hidupnya itu berada di tepi maut, menuju kepada kematian. Namun pada akhirnya, luka yang membahayakan itu sembuh. Dengan demikian, terjadi mujizat kesembuhan atas luka yang membahayakan hidupnya itu. Pendeknya, antikris mengadakan mujizat kesembuhan.

 

Lalu kita bandingkan dengan Wahyu 17:11.

Wahyu 17:11

(17:11) Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan.

 

Dahulu binatang itu telah ada, dan yang sekarang tidak ada, kemudian diakhiri dengan kalimat oleh karena satu luka dari antara 7 kepala itu membahayakan hidupnya sehingga seolah-olah sedang menuju kepada pengalaman kematian. Namun jangan salah, pada ayat 8; binatang itu akan muncul lagi dari lobang jurang maut -> antikris sembuh dari luka yang membahayakan hidupnya oleh roh kebangkitan palsu yaitu kuasa dari Iblis (setan).

Karena pada Wahyu 13:2; setan memberikan kepada binatang itu kekuatannya, takhtanya, dan kekuasaan yang sangat besar sekali.

 

Jadi telah ada, namun tidak ada, kemudian muncul lagi itu berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan palsu yang dikerjakan antikris. Antikris kembali meniru kebangkitan Yesus Kristus.

Pendeknya kejahatan dari antikris ini sangat sempurna (perfect). Karena seungguhnya kematian dan kebangkitannya palsu. Padahal kita mengetahui dalam Wahyu 13:1; binatang itu jelas keluar dari dalam laut. Laut merupakan gambaran dan bayangan dari baptisan air/baptisan Kristus. Berarti pengalaman Kristus di dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Sebab luka-luka pada tubuh Yesus disebutlah itu derita/sengsara Yesus di atas kayu salib yang membawa kepada kematian namun pada hari yang ketiga Yesus dibangkitkan.

 

Binatang itu keluar dari dalam laut bayangan dari baptisan air. Berarti berbicara soal pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan. Tetapi kenyataannya, kematian binatang itu palsu karena pada akhirnya terjadi mujizat kesembuhan lalu ia muncul kembali seolah-olah itu suasana kebangkitan dalam keadaan kesembuhan palsu dari kuasa Iblis (setan).

Hebatnya antikris ini untuk memperdayakan geraja TUHAN, anak-anak TUHAN di hari-hari terakhir ini dan ajaran setan semacam ini sudah marak di dalam rumah TUHAN.

Jadi kita harusnya berbesar hati karena TUHAN dengan kemurnian hati-Nya senantiasa dinyatakan (dipaparkan) kepada kita pribadi lepas pribadi, kepada kawanan domba Allah dalam penggembalaan yang sederhana ini, tetapi kita tidak perlu kecil hati, kita tidak perlu menjadi tawar hati karena kita bukan manusia lahiriah yang hanya euforia kepada yang lahiriah.


Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, kejahatan dari antikris ini sangat sempurna (perfect) sebab kamatian dan kebangkitannya palsu.

Pendeknya, apabila di tengah-tengah ibadah terjadi mujizat kesembuhan, tetapi mengabaikan luka-luka (sengsara derita) yang membawa Yesus kepada kematian, maka dapat dipastikan itu adalah mujizat palsu, ibadah itu adalah ibadah palsu, pelayanan itu juga adalah pelayanan palsu, alkitab yang mengatakannya, dan semua yang ada di dalamnya itu palsu.

Harusnya luka (derita sengsara salib) membawa Yesus masuk dalam kematian, tetapi luka yang membahayakan itu hanya seolah-olah (seakan-akan) berbicara soal pengalaman kematian padahal akhirnya mengarah kepada kesembuhan, binatang itu sembuh, mujizat kesembuhan terjadi.

 

Saudara, tidak salah manakala hamba TUHAN/gembala sidang/pemimpin sidang jemaat, termasuk saya di dalam mendoakan jemaat terjadi mujizat kesembuhan atas orang sakit, kemudian terjadi pengusiran setan, pelepasan, kemudian terjadi tanda-tanda ajaib yang lain, itu tidak salah. Tetapi yang saya maksud adalah biarlah kiranya ibadah itu di tengah-tengahnya ada korban sehari-hari itulah korban santapan dan korban sembelihan.

1.    Korban santapan = Pengajaran Firman Allah yang murni dan benar. Jangan dicampur-campur/ jangan ditambah-tambah dan jangan dikurangi.

2.    Korban sembelihan = Ibadah pelayanan yang terhubung dengan Pengajaran Salib.

 

Ini yang nomor satu, lalu kalau kemudian mujizat kesembuhan terjadi, ya puji TUHAN itu bonus. Ada lagi tanda-tanda ajaib di dalam kegerakan-kegerakan itu, puji TUHAN. Tetapi kalau mujizat kesembuhan terjadi atas orang sakit namun luka-luka (sengsara derita salib) tidak dinomorsatukan, maka sudah dipastikan mujizat kesembuhan itu adalah palsu, ibadah itu juga palsu, pelayanan itu juga palsu. Bahkan pemimpin sidang jemaat yang sedang menyelenggarakan kebaktian itu juga palsu, semua yang ada di dalamya palsu.

 

Kembali kita membaca…

Wahyu 13:3

(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

 

Jadi sebelum saya uraikan; dari ayat ini sudah jelas sekali memberitahukan kepada kita bahwa yang selamat sedikit sekali, persentasenya sedikit sekali. Maka kalau persentase yang selamat dari antara orang Kristen sangat sedikit sekali, saya dan saudara tetaplah berpegang teguh dengan apa yang telah kita terima dari semula. Tetaplah kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel supaya hati TUHAN tidak muak… Imamat 26:11.

Pegang, jangan ragu, ada pengaruh-pengaruh dari luar, terima Firman TUHAN saja yang tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan. Mau apapun komen-komen yang ada di sana sudahlah, terserah anda. Iman ku tidak akan berubah dari Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Jelas ayatnya, ibadah tanpa Tabernakel TUHAN muak. Jadi supaya TUHAN tidak muak harus ada Tabernakelnya.

Jadi jelas ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa persentase yang selamat sangat sedikit. Tidak sampai setengah.

Ini sekilas pandang dari ayat 3 ini.

 

Namun yang saya mau sampaikan di sini adalah setelah antikris mengadakan mujzat palsu lewat kematian dan kebangkitan palsu, akhirnya di sini kita melihat:

-          Seluruh dunia heran.

-          Mereka akhirnya menjadi pengikut antikris.

 

 

Sedikit kesaksian, saya ini bukanlah hamba TUHAN yang sempurna. Masih banyak kekurangan terdapat di dalam diri ku ini, di sana dan di sini. Tetapi hal Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel ini sudah menjadi harga mati bagi saya karena sedikit sekali yang selamat, tidak sampai setengah dari orang Kristen di dunia, sedikit saja.

Saudara bisa bayangkan, begitu masuk dalam Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel rasanya sakit karena pengajaran ini bagaikan jalan sempit dan pintu sesak, banyak orang ingin melalui, tetapi tidak dapat sehingga banyak orang lebih suka dengan jalan lebar dan pintu lebar untuk keinginan dagingnya beribadah, sesuka-sukanya, tetapi ujungnya maut (Matius 7:13-14).

Itu sebabnya banyak orang menyangka jalannya lurus padahal ujungnya maut (Amsal 14:12). Kalau dia tahu jalan itu jalan menuju kepada kebinasaan, tidak mungkin dia ada di jalan itu seperti mereka yang melihat mujizat kesembuhan itu, akhirnya seluruh dunia heran dan menjadi pengikut antikris.

 

Saudara, saya sampaikan ini tidak bosan walaupun berulang-ulang. Bukan berarti saudara tidak tahu, justru karena sudah tahu, tetapi perlu untuk diulang-ulang, perlu untuk memamahbiak siang dan malam, supaya kita sama dengan binatang yang tidak haram untuk dipersembahkan sebagai korban di atas mezbah TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita dihadapan TUHAN.

 

“Satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.” Seolah-olah antikris masuk dalam kematian padahal kematiannya palsu (meniru kematian Yesus Kristus), tetapi tidak sama.

Ketika mujizat kesembuhan palsu terjadi, seluruh dunia heran lalu mengikut binatang itu.

 

Selanjutnya mari kita bandingkan dengan…

Wahyu 17:8

(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.

 

“Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran.”

Pendeknya, mereka yang diam di bumi akan heran melihat binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi. Maksudnya orang dunia akan heran melihat mujizat kesembuhan yang diadakan oleh antikris lewat kematian dan kebangkitan palsunya.

 

Biarlah Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel menggembalakan hidup rohani kita, menggembalakan nikah-nikah kita, nikah-nikah di bumi ini, termasuk nanti buah nikah kita masing-masing karena Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel membawa kita masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba, satu-satunya ajaran yang membawa masuk dalam Perjamuan Malam Pesta Kawin Anak Domba. Jangan ragu dengan Pengajaran Mempelai, kalau ada bicara begini dan begitu, jangan ragu. Pengajaran Mempelai ada di Alkitab.

 

Perikop: “Nasihat dalam menghadapi pengajar yang sesat.”

2 Timotius 2:14-15

(2:14) Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. (2:15) Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.

 

Intinya seorang hamba TUHAN atau pemimpin sidang jemaat atau gembala sidang tidak perlu malu untuk berlaku jujur dan berterus terang di dalam hal menyampaikan kebenaran. Kebenaran di sini sudah jelas Pengajaran Salib.

Kalau berbicara soal cerita isapan jempol tidak mungkin di sini dikatakan “jangan malu berterus terang”, tetapi terkait dengan Pengajaran Salib, Paulus memesankan kepada Timotius supaya jangan malu untuk berterus terang di dalam hal menyampaikan kebenaran secara khusus Pengajaran Salib. Kalau bicara soal yang lahiriah, Paulus tidak perlu pesankan kepada Timotius dengan berkata; “jangan malu berterus terang menyampaikan kebenaran”, berarti kebenaran di sini soal Pengajaran Salib.

Adakalanya hamba TUHAN tidak jujur, sebagaimana binatang yang tadi tidak jujur di dalam hal menyampaikan kebenaran. Tidak jujur juga sama dengan tidak berani menyampaikan kebenaran itulah Pengajaran Salib. Jadi saya berani berkata, kalau seorang pemimpin sidang jemaat apalagi kalau dia sudah menerima jabatan gembala, tidak berani menyampaikan kebenaran itulah Pengajaran Salib, dia adalah binatang yang telah ada, kemudian tidak ada, lalu muncul lagi dari jurang maut. Apa bedanya dari binatang itu? Dengan lain kata roh antikris telah menguasai dirinya.

 

2 Timotius 2:16-18

(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. (2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.

 

Jadi singkat kata, selayaknyalah seorang hamba TUHAN terkhusus gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) menghindari omongan yang kosong, termasuk jangan bersilat kata (memutar balikkan fakta kebenaran) seperti Himeneus dan Filetus, mengajar di tengah-tengah sidang jemaat soal kebangkitan, tetapi tidak berterus terang di dalam hal menyampaikan kebenaran, tidak berterus terang dan tidak jujur menyampaikan Pengajaran Salib, itu yang dimaksud kebangkitan palsu. Persis seperti binatang yang keluar dari dalam laut, telah ada, tidak ada, muncul lagi, itu namanya kematian dan kebangkitan palsu. Sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, namun pengajaran kebenaran itulah Pengajaran Salib diabaikan. Inilah yang disebut kebangkitan palsu. Puji TUHAN

 

Jadi karena ketulusan hati TUHAN, saya tidak merasa rugi walaupun jarak tempuh cilegon ke serang lumayan jauh sekarang, sudah 40-45 menit, tidak merasa rugi. Saya berharap sidang jemaat juga harus merasakan hal yang sama. Karena kita mendapatkan kebahagiaan dari sorga, kebahagiaan semacam ini lebih dari kebahagiaan yang diperoleh dari dunia (luaran sana) lebih dari keuntungan dunia, lebih dari keberhasilan duniawi. Tetaplah bertahan di jalurnya TUHAN Yesus Kristus.

 

Perlu untuk diketahui, pengajaran palsu menjalar seperti penyakit kanker. Ajaran Himeneus dan Filetus menjalar seperti penyakit kanker, merusak seluruh sel-sel dalam tubuh, merusak seluruh anggota-anggota tubuh Kristus itulah sidang jemaat yang mendengarkan ajaran itu. Kalau sel dalam tubuh sudah rusak, dia akan bernanah. Tetapi bilamana sel dalam tubuh masih ditutup bungkus dengan darah salib, sidang jemaat masih ditutup bungkus dengan Pengajaran Salib itulah kebenaran, maka sel-sel itu masih tetap hidup, sel-sel tubuh itu akan tetap bertahan di dalam tubuh Kristus, tidak akan pernah keluar dari tubuh Kristus sampai kapanpun, sampai puncak pencobaan terjadi selama tiga tahun setengah (3,5) tahun.

 

Sekarang pertanyaannya: Siapa yang dirusak atau sel anggota tubuh yang bagaimana yang dirusak oleh kematian dan kebangkitan palsu? Nah ini pertannyaan yang harus terjawab malam ini.

Tetapi saya  mau sampaikan, kalau sudah mendapatkan jawaban yang pasti, masihkah saudara ragu? Apakah masih ragu untuk digembalakan oleh Pengajaran Mempelai? Itu pertanyaan saya sekarang.

 

Wahyu 17:8

(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.

 

Anggota tubuh yang dirusak atau sel tubuh yang bernanah itulah orang-orang yang namanya tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba dari sejak semula. Sel tubuh semacam ini akan bernanah-nanah, tidak lagi dilumuri oleh darah. Ini yang dirusak, yang ujungnya binasa sama seperti binatang yang dilahirkan untuk ditangkap dan selanjutnya dimusnahkan.

 

Terkait dengan, nama yang tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba ada pada…

Perikop: “Anak lembu emas.”

Keluaran 32:29

(32:29) Kemudian berkatalah Musa: "Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepada TUHAN, masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya -- yakni supaya kamu diberi berkat pada hari ini."

 

Ini penghiburan dari seorang hamba TUHAN terkait dengan dosa bangsa Israel, mereka jatuh dalam dosa penyembahan berhala anak lembu emas tuangan. Kiranya lewat kita berbakti kepada TUHAN, berkat TUHAN tercurah atas kita semua. Tetapi kalau kita tidak berbakti, mungkin saja ada pemeliharaan lewat gaji, tetapi sifatnya tidak abadi.

 

Keluaran 32:30

(32:30) Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." (32:31) Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.

 

"Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.”

Sebetulnya dia menderita juga, hatinya sakit melihat jemaat dengan dosa menyembah anak lembu emas tuangan itu karena hatinya tulus. Kalau tidak tulus tidak sakit hatinya, yang penting uang.

 

Setelah mengucapkan kata berkat di ayat 29, besok harinya Musa mengadakan pendamaian karena dosa besar yang telah terjadi dan yang telah dilakukan oleh umat Israel yaitu jatuh dalam dosa penyembahan berhala patung anak lembu emas, yang tertuang/dicetak/bukan dipahat. Artinya di sini kita melihat, Musa ini tulus hatinya, dia tidak malu untuk berterus terang di dalam hal menyampaikan kebenaran, di dalam menyampaikan Pengajaran Salib, bahkan dia rela menjadi korban pendamaian. Berarti tidak malu, tetapi jujur berterus terang di dalam hal menyampaikan kebenaran, Pengajaran Salib.

Sebetulnya ini contoh teladan yang harus kita teladani atau yang kita ikuti. Bukankah Musa ini menerima dua loh batu di atas gunung Sinai? Ini berbicara soal mempelai. Bukankah Musa ini menerima petunjuk dari TUHAN selama 40 hari 40 malam di dalam hal mendirikan Tabernakel di bumi, karena dua loh batu berisi 10 hukum? Kemudian intisari dari Pengajaran Mempelai harus diletakkan (ditaruh) di dalam hati manusia (Tabernakel). Tidak ada artinya dua loh batu tanpa Tabernakel, tidak ada artinya Tebernakel (rumah TUHAN) tanpa dua loh batu. Jadi Pengajaran Mempelai dalam terangnya tabernakel itu seiring, sejalan.

 

Jadi memang kalau hamba TUHAN itu jujur menghidupi Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, pasti (niscaya) terus terang di dalam hal menyampaikan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, Pengajaran Salib, pasti dia jujur dan tidak malu, dia tidak memiliki rasa tidak enak kepada orang kaya, itulah pribadi Musa.

 

Namun sangat disayangkan banyak orang kristen hanya tahu bahwa Musa naik ke gunung Sinai untuk menerima dua loh batu. Sementara kisah tentang 2 loh batu pasalnya hanya dua. Tapi yang benar Musa naik ke atas Gunung Sinai, Gunung TUHAN, Gunung Herob bukan hanya menerima dua loh batu, tetapi menerima/memperoleh petunjuk dari sang yang Maha Besar, yang Maha Kuasa, Allah Abraham, Ishak, Yakub di dalam hal mendirikan Tabernakel di bumi. Kalau dua loh batu, hanya dua pasal karena ujung jari TUHAN yang menukik. Namun Musa juga bersalah karena dia terlalu mencintai TUHAN dan jemaat sampai dia salah kaprah, dia pecahkan dua loh batu, hanya karena melihat kesalahan bangsa Israel, menyembah patung anak lembu emas tuangan. Sehingga dia naik kembali untuk menerima dua loh batu yang ditukik oleh Musa, sama seperti dua loh batu yang semula. Jadi jelas dia ini tidak malu, tetapi jujur dan berterus terang di dalam menyampaikan Pengajaran Salib. Ini Firman Allah yang benar yang harus disampaikan di tengah-tengah sidang jemaat dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita semua.

 

Jadi saudara jangan gerah, kenapa hari-hari Pengajaran Salib, kenapa hari-hari diajar memikul salib, itu dasar kebenaran, tidak ada yang lain. Kalau diikuti dengan kegerakan, yang sakit sembuh, terjadi mujizat, keajaiban, pengusiran setan, tidak apa-apa, puji TUHAN, tetapi Pengajaran Salib jangan diabaikan.

 

Keluaran 32:32-33

(32:32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." (32:33) Tetapi TUHAN berFirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.

 

Di sini kita melihat bangsa Israel menyembah berhala emas atau patung anak lembu emas tuangan. Karena mereka jatuh dalam dosa itu maka TUHAN menghapuskan nama mereka dari Kitab Kehidupan. Jadi sebetulnya Musa di tengah-tengah ia mengadakan pendamaian dan penebusan, ia mohon supaya nama umat Israel jangan dihapuskan dari dalam Kitab Kehidupan. Jadi Musa ini adalah hamba TUHAN yang cinta jemaat TUHAN, tidak mau jemaatnya binasa. Tetapi TUHAN jelas berkata, siapa yang berdosa, nama orang itu yang dihapuskan dari Kitab Kehidupan Anak Domba. Jadi seluruh umat Israel secara khusus generasi pertama yang lahir di Mesir nama mereka terhapus, tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun itu saja. Karena mereka ini bagaikan Firman Allah dan roh Allah, Yosua gambaran Firman allah yang di utus untuk mengamat-amati kanaan. Ketika mereka melihat orang enak besar-besar tetapi mereka tidak tawar dan kecut hati. Kaleb juga gambaran dari roh Allah yang di utus oleh TUHAN, melihat daging besar orang enak tidak tawar hatinya, beda dengan sepuluh orang yang lain, yang diutus ada dua belas mengamat-amati daerah kanaan. Sepuluh orang lain membawa berita busuk, membesar-besarkan daging, itu berita busuk. Jadi kalau hamba TUHAN di tengah ibadah membesarkan yang lahiriah, membesarkan yang daging-daging itu berita busuk.

 

Jadi generasi pertama nama mereka tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba. Tetapi Musa namanya tetap tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba karena ia tidak jatuh dalam penyembahan berhala anak lembu emas tuangan. Hati-hati, di dunia ini terlalu banyak dan amat sangat banyak berhala-berhala tuangan emas. Tetapi doa dan harapan saya sebagai hamba TUHAN yang menerima jabatan gembala sidang (pemimpin sidang jemaat), kiranya jangan kita tinggalkan ibadah karena berhala emas ini. Itu yang saya sampaikan, kalau saudara menghargainya, puji TUHAN berubahlah, kalau saudara belum bisa, saya tetap berdoa, karena itu tugas dari seorang gembala sidang, yang bertanggung jawab atas kawanan domba Allah.

 

Keluaran 32:34

(32:34) Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka." (32:35) Demikianlah TUHAN menulahi bangsa itu, karena mereka telah menyuruh membuat anak lembu buatan Harun itu.

 

Justru mereka yang meminta Harun untuk membuat lembu emas tuangan, sedangkan Musa berlama-lama hanya karena soal Tabernakel, berlama-lama/mengundur-undurkan diri untuk turun ke bawah ini. Mereka tidak tahu, Musa sedang bergumul untuk mendapatkan petunjuk di atas gunung TUHAN, di kaki salib TUHAN di dalam hal membukakan Pengajaran Tabernakel dalam terangnya Mempelai ini, bukan bermain-main, tetapi sedang menantikan pembukaan Firman Allah.

 

Akhirnya: “Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."(Keluaran 32:1)

 

Jadi seolah-olah Musa ini seorang yang tidak bertanggungjawab, padahal Musa itu sedang menantikan pembukaan Firman di ujung kaki salib, di atas gunung TUHAN, mereka tidak tahu.

Kalau hari ini nampaknya setelah kita memberi diri digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, nampaknya ko tidak ada apa-apa, ko lambat datangnya sesuatu yang di harapkan, ko aku lulus kuliah tidak langsung kerja, ko aku tidak cepat-cepat nikah, ko bisnis ku tidak cepat-cepat berhasil, ko dagangan ku tidak cepat-cepat berhasil, seolah-olah TUHAN mengundur-undurkan, berlambat-lambat, padahal ada maksud TUHAN dibalik itu semua. Memang beda kalau penggembalaan tidak menerapkan Pengajaran Mempelai, cepat sekali/pesat perkembangan itu. Belum ucap satu kata (baru satu huruf saja), yang diinginkan ada, semua ada sampai gedung itu mewah. Lalu hati-hati; seolah-olah dia berkata lihat aku, seolah-olah doanya dijawab oleh TUHAN, iya memang terjawab. Tetapi hati-hati jangan dikira ketika TUHAN meluluskan, saudara merasa bahwa itu dari TUHAN, belum tentu.

 

Saya berani berkata sebagaimana dalam…

2 Tesalonika 2:9,10-11

(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (2:11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta,

 

Jadi biar lambat kalau itu dari TUHAN, ada kepastian. Sesuatu yang cepat sepertinya doanya didengar, memang didengar, tetapi diizinkan untuk binasa. Kadang berkat, uang, keberhasilan, apapun itu bisa merusak hidup seseorang kalau tidak datang dari TUHAN. Kadang dengan berkat-berkat yang ada seseorang menjadi sombong, kadang dengan uang, orang bisa lupa TUHAN, bisnis berhasil, bisa lupa TUHAN. Tetapi orang yang dikasihi satu kali disentil, bukan berarti TUHAN membuat dia binasa. Tetapi supaya diingatkan kembali kepada salib, bukan hanya dia disentil, TUHAN pun sudah menanggungnya di atas kayu salib.

 

Jadi sekali lagi saya sampaikan seluruh bangsa Israel mati yaitu generasi pertama yang lahir di Mesir. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa nama mereka tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba.

Jangan karena berhala kita tinggalkan ibadah, jangan karena perkara lahiriah kita tinggalkan ibadah, jauh dari jam-jam ibadah = menyembah patung anak lembu emas tuangan.

Jangan karena berhala-berhala di bumi, nama tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba, hati-hati. Jangan saudara berkata kepadaTUHAN; “ah, gereja sana bisa sesuka hati.” Sudah diajar dengan baik, tidak mau mengerti, saudara sendiri sudah angkat tangan untuk memperoleh jawaban siapa yang dirusak, lalu kalau saudara masih ragu juga, saya heran sekali.

 

Sekarang supaya kita jangan binasa, nama tidak dihapus dari Kitab Kehidupan Anak Domba, marilah kita lihat jalan keluarnya.

Kita belajar dari jemaat di Sardis, mereka juga penuh kelemahan, tetapi dengan sabarnya TUHAN, TUHAN menunjukkan satu jalan keluar yang begitu menarik hati kita.

 

Perikop: “Kepada jemaat di Sardis.”

Wahyu 3:1

(3:1) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah Firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!

 

Jadi setelah diselidiki oleh Firman Allah nampaklah keberadaan pekerjaan daripada jemaat di Sardis yaitu nampak hidup padahal mati. Daging itu mati namun roh yang menghidupkan, berarti nampaknya mereka di dalam mengerjakan pekerjaan itu sepertinya dikuasai oleh Roh TUHAN, tetapi sesungguhnya mereka bekerja dengan dorongan daging.

Jadi sekalipun bekerja dengan dorongan daging tetap mati sebab daging itu mati, roh Allah yang memberi hidup.

Nah itulah kondisi jemaat di Sardis, tetapi kita tidaklah seperti itu saudaraku.

 

Wahyu 3:2

(3:2) Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.

 

Singkat kata, kalau kita bekerja dengan dorongan daging maka tidak ada satupun sempurna dari apa yang kita kerjakan di tengah ibadah dan pelayanan ini, semua akan rusak, bekerja tetapi tidak sempurna, ada saja yang tertinggal, ada saja yang dilalaikan. Kenapa? Karena nampaknya hidup padahal mati, nampaknya di kuasai Roh Allah di tengah pekerjaannya padahal sebetulnya pekerjaan itu dikerjakan oleh dorongan daging sehingga tidak ada satupun yang sempurna.

 

Imam-imam telah menerima karunia jabatan sebagai pemimpin pujian. Ketika dia tampil untuk memimpin pujian, ia mau tampil, tetapi ada yang kurang/belum sempurna, bila dia tidak mau ikut latihan. Demikian juga yang lain, saya berharap sekali di hari-hari ini, seorang singer bisa menguasai lagunya.

Saya sering sekali hancur hati melihat pelayanan, kalau imam-imam dipercaya dengan karunia jabatan, tetapi ada saja yang dilalaikan. Hanya saja saya mungkin diam tidak terlalu vokal, tetapi hati saya hancur. Saya tidak tahu saudara mengerjakan ini sudah merasa sempurna atau belum? Sementara tidak ada penguasaan, baik di tim musik juga sudah melayani, tetapi ada yang terlewatkan, ada yang dilalaikan. Nampaknya hidup padahal mati, nampaknya dikuasai Roh padahal daging yang mendorong dia untuk mengerjakan itu, di tengah ibadah pelayanan, sehingga tidak ada satupun yang sempurna. Kerja ini tidak sempurna, kerja itu tidak sempurna, semua dikerjakan, tetapi tidak ada yang sempurna. Ini koreksi kepada saya malam ini, saya kira juga koreksi kepada kita semua tentunya, bukan hanya kepada jemaat di Sardis.

 

Wahyu 3:3

(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

 

Malam ini Firman Allah (kebenaran) telah dinyatakan itulah Pengajaran Salib. Maka kalau kita mau menerima dengan segala kerendahan di hati, dengan ketulusan di hati, maka kita pasti mau bertobat.

Maka TUHAN berkata; “turutilah itu dan bertobatlah!, itulah kebenaran yang disampaikan, itulah Pengajaran Salib yang disampaikan. Kalau kita mau turuti berarti kita mau bertobat, maka bertobatlah. Bertobat itu berhenti berbuat dosa, kemudian kembali kepada Allah yang memelihara jiwa. Kalau hanya berhenti berdosa sama dengan orang merokok tidak lagi merokok. Tetapi belum tentu dia mau berada di tengah jam-jam ibadah. Tetapi yang TUHAN tuntut di sini bertobat 100% artinya berhenti berbuat dosa = 50% selanjutnya tambahkan lagi 50% untuk genap 100%, artinya kembali kepada TUHAN, jangan bertahan dengan pengertian sendiri.

 

Kenapa harus bertobat? Karena bertobat ini kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada Mezbah Korban Bakaran -> pertobatan. Ini dasar kita untuk beralih kepada perkembagan selanjutnya, ini dasar dari asas-asas pertama. Tetapi sesudah itu beralihlah kepada perkembangan berikutnya.

 

Ibrani 6:1-2

(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.

 

Hari ini kita melihat kegerakan rohani, besok ibadah kegerakan rohani lagi, hanya mencari mujizat kesembuhan dan seterus-seterusnya. Jangan lagi kita meletakkan dasar seperti itu dalam setiap pertemuan ibadah. Tetapi kalau kita sudah percaya kepada Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat, bertobat kemudian dibaptis air lalu berada pada Pintu Kemah, kepenuhan Roh-El kudus, selanjutnya beralih kepada perkembangan yang penuh. Perkembangan yang penuh ada di depannya itulah Ruangan Suci berarti tekun dalam 3 macam ibadah pokok.

 

Kenapa harus tekun dalam 3 macam ibadah pokok? Sebab lewat ketekunan 3 macam ibadah pokok Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel akan terus menggembalakan kita, memimpin dan menuntun kita, untuk membawa kita sampai kepada dua klimaks yang sangat dinantikan oleh TUHAN. Sebagaimana yang dilihat oleh Rasul Paulus ketika ia diangkat ke tingkat ketiga dari sorga, dia berada di Ruangan Maha Suci, di situ dia melihat dua klimaks:

1.       Tabut Perjanjian. Itu gambaran dari mempelai TUHAN/Gunung Sion.

2.       Cawan Pembakaran Ukupan (Ibrani 9:4).

 

Wahyu 3:3

(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

 

“…bertobatlah!” Bertobat itu dasar dari ajaran selanjutnya, ajaran sehat yaitu beralih kepada perkembangannya. Kenapa harus beralih kepada perkembangannya? Supaya kita tekun 3 macam ibadah pokok, lewat ketekunan 3 macam ibadah pokok, memimpin kita kepada dua klimaks yaitu Tabut Perjanjian dan Cawan Pembakaran Ukupan Emas.

 

“Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga…” Artinya setelah kita bertobat, seharusnya kita ada dalam ketekunan 3 macam ibadah pokok untuk selanjutnya membawa kita sampai kepada doa penyembahan, berjaga-jaga. Kalau ibadah tidak sampai pada tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah), doa penyembahan sama dengan tidak berjaga-jaga. Sehingga pada saat nanti terjadi kesesakan yang besar itulah yang disebut puncak gelap malam, di (3,5) tahun/tiga tahun setengah pada saat antikris menjadi raja, maka dia binasa = tidak berjaga-jaga.

Jadi pertobatan ini dasar kita untuk sampai kepada perkembangan selanjutnya yaitu berjaga-jaga, dengan lain kata berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, itulah doa penyembahan.

Ini jalan keluarnya untuk sampai kepada doa penyembahan, harus tekun dalam 3 macam ibadah pokok karena ayatnya ada. Tidak cukup dengan berkata; saya pilih ibadah doa penyembahan, tidak, melainkan harus tekun 3 macam ibadah pokok.

 

Wahyu 17:30

(17:30) Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.

 

TUHAN datang untuk yang kedua kali sebagai Raja dan Mepelai Pria Sorga. Dari sebutan inipun sudah jelas bahwa kita harus sampai kepada doa penyembahan sebab Yesus tampil sebagai Raja dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki, suami, kepala, pemimpin, imam. Yesus tampil sebagai raja dan imamat rajani.

Jadi untuk menantikan Dia, kita juga harus menjadi imamat rajani itulah Mempelai Perempuan Tuhan. Tetapi imamat rajani itu di dalam Wahyu 19:6; ada dalam doa penyembahan bagaikan desau air bah, deru guruh yang hebat, itu imamat rajani, berjaga-jaga.

Jadi saat TUHAN datang kita harus berjaga-jaga yaitu; doa penyembahan (Wahyu 19:6).

 

Lukas 17:31

(17:31) Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.

 

Jadi kalau sudah ada di dalam kegiatan Roh, jangan lagi rohaninya turun karena perkara lahiriah. Kemudian, demikian juga orang yang sedang di ladang TUHAN, kegiatan Roh, janganlah ia kembali mengambil pakaian yang lama, tabiat yang lama

 

Lukas 17:32

(17:32) Ingatlah akan isteri Lot!

 

Isteri Lot sudah keluar dari Sodom dan Gomora, tetapi menoleh ke belakang, akhirnya jadi tiang garam. Jadi tiang garam artinya itulah hamba TUHAN yang selalu melihat ke belakang, perkara di bawah, perkara lahiriah, harta kekayaan, itu tiang garam.

 

Lukas 17:33-36

(17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. (17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (17:36) [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]

 

Jadi sudah jelas dari sini kita melihat ada 3 macam ibadah pokok yaitu:

-          Tempat tidur menunjuk ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.

-          Mengilang menunjuk ketekuan dalam Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

-          Di ladang menunjuk ketekuan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian roh.

 

Ketekunan 3 macam ibadah pokok ini membawa kita sampai kepada puncak ibadah, doa penyembahan itu yang disebut berjaga-jaga. Yang di bawa ke padang belantara itu yang berjaga-jaga karena kepadanya dipercayakan sayap burung nasar yang besar untuk menerbangkannya ke padang belantara, jauh dari mata ular, jauh dari kejaran antikris. Kepala ular naga, itu antikris, ekornya nabi palsu. Jadi mau tidak mau kita harus tekun 3 macam ibadah pokok tidak bisa tidak.

 

Jangan saudara berkata; gereja sana tidak begitu, gembalanya berkata selamat. Dari tadi kita sudah buat perjanjian, kenapa masih diingkari saudara, masih dengar-dengar cerita-cerita di sekitar. Kenapa tidak percaya dengan Pengajaran Mempelai terangnya Tabernakel walaupun nampaknya seperti diundur-undur seperti Musa mengundur-undurkan diri turun dari Gunung Sinai. Memang lambat lajunya perkembangan ibadah ini, namanya Pengajaran Mempelai disucikan sampai akar dosa dibongkarkan.

Siapa yang mau dipermalukan, dikecilkan seperti itu, tidak ada. Yang mau hanyalah orang yang rela kehilangan nyawa, rela miskin, rela jadi kecil, itu saja yang mau.

 

Jadi dalam menantikan TUHAN ibadah kita sudah harus berada pada tingkat ibadah yang tertinggi atau sudah berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, ini namanya bejaga-jaga. Harusnya hamba TUHAN menyampaikan ini, tidak hanya sekedar menugumpulkan jemaat. Tetapi hati nurani ini, tidak akan saya lawan sampai kapanpun, walaupun nampaknya lambat pertumbuhan yang ada ini, tidak jadi soal, sampai kemurnian hati kita semua diberkati TUHAN.

 

Wahyu 3:4

(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.

 

Ayat ini sudah jelas berbicara soal Mempelai Wanita TUHAN, kepadanya di karuniakan lenan halus, layak untuk bersanding, berjalan bersama dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.

Jadi jelas ayat 3, berbicara; penyembahan dan ayat 4; itulah pribadi dari Mempelai Wanita TUHAN.

Saudara inilah dua klimaks yang dilihat oleh Rasul Paulus di tingkat yang ketiga dari sorga disebut juga Firdaus, itulah Ruangan Maha Suci didalamnya ada dua perkara:

1.       Tabut perjanjian itulah Gunung Sion, Mempelai Perempuan TUHAN, kepadanya dikaruniakan lenann halus, pakaian putih bersih berkilau-kilauan. Kemudian,

2.       Wujudnya adalah doa penyembahan = berjaga-jaga.

 

Wahyu 3:5

(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

 

Berarti ibadah kita memang harus berada pada dua klimaks yaitu menjadi Mempelai Wanita TUHAN dan wujudnya Doa Penyembahan. Dengan demikian nama kita tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba.

Jadi harus dimulai dari situ, jangan diabaikan lagi, jangan tidak percaya. Inilah jalan keluarnya bagi kita sekaliannya.

Jikalau TUHAN memberikan jalan keluar sebagai petunjuk bagi kita, itu hanya karena kemurahan hati TUHAN, karena pada dasarnya kita semua sama seperti manusia duniawi terheran-heran pada mujizat kesembuhan atas orang sakit, tetapi tidak heran dengan Pengajaran Salib, tidak heran dengan karya Allah yang terbesar, salib di Golgota yang sudah dikerjakan oleh Yesus, Anak Allah, karena itu adalah kehendak Allah, bukan kehendak Yesus Anak Allah.

 

Mari kita rendahkan diri kita di ujung kaki salib TUHAN dan kita akui Yesus baik kepada kita keluarga Allah sidang jemaat GPT BETANIA termasuk saudara yang sedang mengikuti pemberitaan Firman malam ini lewat online, dalam dan luar negeri, dimanapun saudara berada. AMIN.

 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI.

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

 

No comments:

Post a Comment