KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, July 30, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 28 JULI 2024

 



IBADAH RAYA MINGGU, 28 JULI 2024

 

KITAB WAHYU

Wahyu 17:8

(Seri:6)

 

Subtema: KRISTEN SEJATI (TIDAK ADA KEPALSUAN)

 

Shalom…

Pertama-tama saya mengucapkan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menarik dan menghimpunkan kita dengan dua tangan yang penuh kasih untuk berada di atas gunung Tuhan yang kudus, beribadah dan melayani Tuhan malam hari ini lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian, semua karena rahmat Tuhan. Dan saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming, Youtube, Facebook, baik saudara yang terkasih di dalam negeri maupun di luar negeri dimanapun saudara berada. Kiranya Tuhan hadir di tengah-tengah ibadah kita ini sebagai Imam Besar Agung untuk melayani berdoa dan memperdamaikan dosa kita. Sekaligus kita merasakan damai sejahtera turun di tengah-tengah kita sehingga kita duduk dengan bahagia untuk menantikan pembukaan rahasia Firman Allah.

 

Mari kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian dari Kitab Wahyu 17:8.

Namun tetaplah berdoa dalam Roh mohon kemurahan hati Tuhan supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

 

Wahyu 17:8

(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.

 

Binatang yang dilihat oleh Rasul Yohanes sebenarnya “telah ada”, “namun tidak ada”, dia akan “muncul lagi”.

Kemudian mereka yang diam di bumi akan heran melihat binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi dari jurang maut. Pendeknya, mereka yang diam di bumi akan heran melihat kepalsuan demi kepalsuan dari binatang itu. Sebab binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi. Jelas itu menunjuk pengalaman kematian dan kebangkitan yang palsu.

 

Mari kita cermati kebenarannya di dalam Wahyu 13:1,3.

Perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut.”

Wahyu 13:1, 3

(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

 

Seekor binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris.

Binatang ini bertanduk 10 dan berkepala 7. Kemudian tampaklah satu dari antara tujuh kepalanya itu seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, namun pada akhirnya, luka yang membahayakan itu sembuh. Dengan demikian antikris mengadakan mujizat kesembuhan. Oleh karena mujizat kesembuhan yang terjadi seluruh dunia heran.

Singkat kata; dunia tidak menyadari bahwa itu adalah MUJIZAT PALSU, walaupun mujizat kesembuhan terjadi di tengah-tengah ibadah itu.

 

Perlu untuk diketahui: Kalau kematian dan kebangkitannya palsu, maka:

-     Ibadah dan pelayanan yang dijalankan itu pasti palsu. Bahkan,

-     Mujizat yang diadakan di tengah-tengah ibadah pelayanan itu pasti juga palsu.

Tetapi lihatlah seluruh dunia heran, orang-orang yang diam di bumi heran. Sesungguhnya mereka tidak menyadari bahwa itu merupakan kepalsuan yang diadakan oleh binatang itu.

 

Sebaliknya, luka-luka yang dialami Yesus justru membuat Yesus menderita sengsara bahkan membawa Yesus mati di atas kayu salib, tetapi Roh Allah membangkitkan Yesus pada hari ketiga, maka di dalam diri Yesus tidak ada kepalsuan, sehingga:

-       Ibadah dan pelayanan yang dijalankan tidak ada kepalsuan. Bahkan,

-          Mujizat kesembuhan apabila terjadi di tengah-tengah ibadah pelayanan semacam inipun tidak palsu.

 

Perikop: “Murid-murid Yesus yang pertama.”

Yohanes 1:45-49

(1:45) Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." (1:46) Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (1:47) Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" (1:48) Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." (1:49) Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"

 

Natanael adalah Israel sejati. Ini doa dan pengharapan saya sebagai gembala sidang, kiranya kita semua disebut sebagai Israel rohani yang sejati karena di dalam diri orang semacam ini tidak ada kepalsuan. Sebagai bukti, Natanael berkata dan mengakui bahwa: “Yesus adalah Anak Allah, Yesus adalah Raja orang Israel.” Artinya; Natanael mengakui sengsara dan derita Yesus di kayu salib; juga mengakui kemuliaan yang akan menyusul sesudah sengsara itu.

 

Tidak banyak orang Kristen hidup seperti Natanael, menjadi orang Kristen yang sejati. Sebab orang Kristen biasanya hanya mau ketika dia dipermuliakan, hanya mau ketika dia diberkati saja. Tetapi tidak mau menerima dan mengakui derita dan sengsara Yesus di atas kayu salib. Kalau hanya mau menerima yang baik saja, mau menerima berkat keberkatan, dan menerima berhasil dan keberhasilan, dengan lain kata; hanya mau berada untuk dipermuliakan, tetapi menolak derita dan sengsara Yesus di atas kayu salib, maka inilah kebangkitan palsu. Hanya mau beribadah di tengah yang semarak semarak, tetapi menolak pengajaran salib/sengsara Yesus di atas kayu salib, itu kebangkitan palsu.

Tetapi lihatlah Natanael; dialah Israel sejati. Israel sejati tidak ada kepalsuan di dalam dirinya. Pengakuan yang keluar dari dalam mulut betul-betul berasal dari dalam hati yang tulus.

-       Anak Allah berbicara tentang pribadi yang akan menderita sengsara di atas kayu salib sebagai hukuman yang harus diterima atas dosa-dosa manusia.

-       Yesus Raja orang Israel berbicara tentang kemuliaan yang akan menyusul sesudah penderitaan yang menimpa Yesus di atas kayu salib.

 

1 Korintus 15:25-26

(15:25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. (15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

 

Berbicara tentang kemuliaan menunjukkan; Allah telah meletakkan semua musuh di bawah kaki-Nya, bahkan musuh yang terakhir yang dibinasakan adalah maut.

 

Perlu untuk diketahui: Pengakuan Natanael bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Raja orang Israel, menunjukkan bahwa Natanael telah meneliti kebenaran yang ditulis oleh:

-       Musa dalam kitab Taurat.

-       Para nabi, mulai dari Kejadian - Maleakhi.

Ada 12 nabi kecil dan 5 nabi besar dalam Perjanjian Lama. Semua itu meneliti kebenaran tentang pribadi Yesus yang memang adalah Anak ALLAH dan Raja orang Israel.

Itu sebabnya setelah Filipus menemukan Yesus, ia bercerita langsung kepada Natanael dan Natanael pun turut menyelidiki apa yang telah ditunggu-tunggu mereka, itulah pribadi Yesus Anak Allah, pribadi Yesus yang adalah Raja orang Israel.

 

Kalau hanya mau yang enak, yang semarak di tengah ibadah, tetapi Pengajaran Salib ditolak, itu palsu. Mungkin ada kesembuhan di situ, tetapi itu mujizat kesembuhan palsu dan mungkin ada berkat di situ, tetapi itu juga berkat kepalsuan.

Ayo saudara ku, jujurlah kepada hati nurani, selama kita mengikuti Tuhan dan selama waktu masih ada. Jangan saudara berfikir, ibadah langsung masuk sorga, tidak! Ibadah memang sarana, tetapi anak-anak Tuhan harus menjadi Israel yang sejati, tidak boleh ada kepalsuan.

 

Ada 5 nabi besar; Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, dan Daniel. Kemudian, ada 12 nabi-nabi kecil, semuanya menceritakan bahwa Yesus adalah Anak Allah, Yesus adalah Raja orang Israel.

Jadi kalau misalnya Musa menceritakan pribadi seorang nabi dalam Kitabnya, itu bukan nabi yang lain, tetapi itu tertuju kepada Yesus sebagai Anak Allah dan Raja orang Israel.

Singkat kata; jadilah Kristen sejati, tidak ada kepalsuan diantara kita. Puji Tuhan.

 

1 Petrus 1:10

(1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.

 

Nabi-nabi bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagi kita semua. Jadi sama dengan yang kita baca di dalam Injil Yohanes 1:45. Kasih karunia datang karena Yesus telah menderita sengsara dan mati di atas kayu salib. Ini yang diselidiki dan diteliti oleh para nabi. Dan itu juga yang dinyatakan oleh Musa di dalam hukum taurat; Kitab Kejadian sampai Ulangan.

Saudara, kebenaran semacam ini yang ditunggu-tunggu oleh Natanael. Kebenaran semacam ini yang ditunggu-tunggu oleh Kristen sejati. Kristen sejati tidak menanti hanya enak nya saja, Kristen sejati tidak menanti hanya untuk dipermuliakan semata, tetapi menolak Pengajaran Salib, itu kristen palsu. Dan kalau ia menjalankan ibadah dan pelayanan, itu adalah ibadah pelayanan palsu, bahkan mujizat sekalipun terjadi di tengah-tengahnya itu mujizat palsu.

 

Sangat disayangkan, banyak orang Kristen di atas muka bumi tidak menyadari kepalsuan semcam ini. Ajaran semacam ini marak di seluruh dunia bukan hanya di Indonesia. Di kota, di pelosok, ajaran semacam ini marak dan digandrungi. Palsu tetapi disukai, menunjukkan bahwa manusia telah kehilangan hati nurani.

 

Saya sebagai suami tidak rela rasanya kalau istri saya beribadah di tempat yang palsu. Atau seorang istri kalau dia punya hati nurani tidak akan rela kalau suaminya beribadah di tempat yang palsu. Atau saya sebagai anak tidak akan rela melihat orang tua saya beribadah di tempat yang palsu. Sebaliknya, orang tua tidak akan rela melihat anaknya beribadah di tempat yang palsu. Kalau dia masih punya hati nurani.

Jangan kita berkata; “sama saja”, eh tidak bisa, Alkitab yang mengatakanya. Sama-sama loh kita membaca Alkitab. Ikut Tuhan harus tegas karena sasaran dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini membawa kita masuk dalam Perjamuan Malam Pesta Kawin Anak Domba. Berarti dibawa masuk dalam Yerusalem yang baru, bentuknya empat persegi. Empat persegi berbicara tentang kepastian. Di luar sorga tidak ada kepastian, itu sebabnya bumi bulat, semua planet yang ada di dunia ini bulat. Saya naik kendaraan ke tempat ini juga didorong oleh mesin yang bulat, tetapi sifatnya sementara.

 

Itu sebabnya di hari-hari ini, jangan kita menyepelekan Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel yang membawa kita kepada kepastian. Haleluya. Segala motor penggerak dibumi ini bersifat bulat, sebentar di atas, sebentar di bawah. Tetapi Yerusalem yang baru bentuknya empat persegi, ini berbicara tentang kepastian.

Jadi saya mengatakan ini bukan omong kosong. Sama-sama kita membaca ayat Firman yang sama dalam Alkitab yang sama (Wahyu 21:16).

 

1 Petrus 1:11

(1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

 

Itu yang diselidiki dan diteliti oleh para nabi lalu diajarkan kepada kita petang malam ini. Inilah kasih karunia yang diuntukkan bagi saya dan saudara. Memang Yesus adalah Anak Allah berarti Dia harus menderita di atas kayu salib karena dosa manusia, tetapi kemuliaan akan menyusul sesudah penderitaan itu.

Jadi tidak selamanya kita menderita di bumi ini. Di balik sengsara salib, Tuhan sediakan satu kemuliaan dari sorga supaya kita jangan putus harap. Kemudian, di balik kemuliaan, Tuhan juga ijinkan duri-duri di dalam daging, salib di dalam diri kita, supaya kita jangan sombong, pongah, angkuh, dan lupa diri.

 

Saudara, lihatlah ketika  nabi-nabi menyelidiki dan meneliti kebenaran bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Raja orang Israel, itu karena Roh Tuhan berkuasa atas kehidupan mereka, Roh yang ada di dalam Tuhan Yesus ada di dalam diri mereka. Itu sebabnya Firman Allah tidak boleh disampaikan menurut kehendak manusia, tidak boleh ditafsir menurut kehendak manusia (sendiri). Sebab tidak pernah nubuat para nabi dihasilkan oleh kehendak manusia, dihasilkan oleh pemikiran manusia. Orang-orang berbicara tentang Yesus Anak Allah dan Yesus adalah Raja Orang Israel didorong oleh Roh Kudus.

 

Berarti kalau hamba Tuhan (gembala sidang) hanya berbicara tentang  kemuliaan, kesemarakan, dan berkat keberkatan, serta berhasil keberhasilan, tetapi mengabaikan Pengajaran Salib, itu adalah berita yang didorong oleh kehendak manusia daging. Kita tidak boleh kompromi dengan ajaran semcam ini, walaupun nampak benar, beda-beda tipis (beti). Jangan jadi besti dari beti, nanti susah sendiri.

 

1 Petrus 1:12

(1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.

 

Mengakui Yesus adalah Anak Allah dan Raja orang Israel, itu adalah BERITA INJIL yang harus disampaikan oleh seorang hamba TUHAN dan dia harus betul-betul ada dalam pengurapan penuh sehingga ia sanggup dan dimampukan oleh Roh Tuhan di dalam hal menyampaikan kebenaran semacam ini.

 

Jadi saudara, pengurapan itu jangan diukur ketika seseorang berbahasa lidah. Tetapi begitu dia menyampaikan Firman Allah, ternyata ngawur, menyimpang ke kiri dan ke kanan. Itulah kepalsuan. Jadi jangan terkecoh dengan mujizat kesembuhan, jangan terkecoh dengan bahasa lidah dari seorang hamba Tuhan, tetapi semua harus diukur dari Firman Allah, Kejadian sampai Wahyu, Perjanjian lama dan Perjanjian Baru. Jangan diukur dari trik-trik si pengkhotbah yang nampaknya seperti garang, berwibawa, bukan itu ukurannya. Ukurannya adalah Firman Allah yang tertulis di dalam Kitab Suci. Yesus menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib, kemudian bangkit pada hari yang ketiga, lalu naik ke sorga dan dipermuliakan. Itu berita injil. Ini yang seharusnya disampaikan oleh seorang hamba Tuhan yang tulus, tidak hanya memikirkan dirinya sendiri.

 

Kuasa dari berita Injil:

-     Pengalaman kematian dan kebangkitan tidak palsu.

-     Ibadah dan pelayanan tidak palsu.

-     Mujizat yang terjadi juga tidak palsu.

Persis seperti Natanael; dia adalah Israel Sejati, di dalam dirinya tidak ada kepalsuan.

Biarlah kiranya kita semua menjadi kristen sejati. Haleluya…

 

Contoh: ibadah yang sejati (tidak palsu).

Perikop: “Persembahan yang benar.”

Roma 12:1

(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

 

Ibadah yang sejati; mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan sebagai:

-       Persembahan yang hidup.

-       Persembahan yang kudus.

-       Persembahan yang berkenan kepada Allah.

 

Tentang: PERSEMBAHAN YANG HIDUP.

Menurut pengajaran Tabernakel; persembahan yang hidup terkena kepada DAERAH HALAMAN.

Di halaman terdapat 2 alat:

1.       Mezbah korban bakaran.

Berbicara tentang pertobatan. Ini adalah tempat untuk mempersembahkan potongan-potongan daging dari segala jenis korban, misalnya:

-     Korban sembelihan.

-     Korban bakaran.

-     Korban keselamatan.

-     Korban penghapus dosa.

-     Korban penebus salah.

Sesuai dengan Imamat pasal 1-6.

 

2.       Kolam pembasuhan tembaga.

Ini berbicara tentang baptisan Kristus -> pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

-     Kuasa kematian Yesus: mengubur hidup lama.

-     Kuasa kebangkitan Yesus: hidup bagi Allah, hidup dalam kebenaran.

Ini yang dimaksud dengan persembahan yang hidup. Meterainya: penuh dengan Roh Kudus terkena kepada PINTU KEMAH.

 

Tentang: PERSEMBAHAN YANG KUDUS.

Menurut pengajaran Tabernakel; persembahan yang kudus terkena kepada RUANGAN SUCI.


Di dalam Ruangan Suci terdapat 3 alat:

1.       Meja roti sajian. Artinya; dikuduskan oleh Firman Allah dan tubuh Kristus (perjamuan suci) lewat Ibadah Pendalaman Alkitab.

2.       Pelita Emas. Artinya: dikuduskan oleh Roh Kudus lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan Kesaksian Roh.

3.       Mezbah Dupa. Artinya: dikuduskan oleh kasih Allah lewat Ibadah Doa Penyembahan.

Jelas Ruangan Suci adalah tempat pengudusan. Maka kalau kita tekun dalam 3 macam ibadah pokok = mempersembahkan tubuh ini kepada Tuhan sebagai persembahan yang kudus.

Sebab itu mau tidak mau kita harus tekun dalam 3 macam ibadah pokok.

 

Tentang: PESEMBAHAN YANG BERKENAN.

Jadi sesudah kita mempersembahkan tubuh ini kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, tidak boleh berhenti, lanjut mempersembahkan tubuh ini kepada Tuhan sebagai persembahan yang kudus, tetapi belum berhenti sampai di situ, langkah terakhir kita harus mempersembahkan tubuh ini kepada TUHAN sebagai persembahan yang berkenan kepada Tuhan.

 

Menurut pengajaran Tabernakel; persembahan yang berkenan kepada Allah terkena kepada RUANGAN MAHA SUCI.

Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat yang terutama dari semua alat dalam Tabernakel yaitu; Tabut Perjanjian Emas.

Peti dari Tabut Perjanjian Emas --> Mempelai TUHAN, gereja TUHAN yang sempurna, berarti; kualitas rohani dari Mempelai Wanita Tuhan sederajat dengan kualitas rohani Mempelai Pria Sorga. Memang peti dari Tabut Perjanjian itu terbuat dari Kayu Penaga gambaran dan bayangan dari tabiat manusia daging. Tetapi manusia dengan tabiat daging sudah dilapisi dengan tabiat Ilahi itulah emas, baik manusia dalam maupun manusia luar. Sehingga kualitas rohani dari Mempelai Perempuan sederajat dengan kualitas rohani dari Mempelai laki-laki sorga, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. 

 

Mungkin kita merasa orang berdosa, kotor, najis, tetapi asal saja kita tahu untuk mmepersembahkan tubuh ini kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, kemudian meningkat sebagai persembahan yang kudus, meningkat lagi sebagai persembahan yang berkenan, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.

 

Jadi yang mungkin hari ini masih merasa kotor dihadapan Tuhan, jangan kecil hati dan juga jangan putus asa. Tetaplah terus melangkah bersama dengan Tuhan dan menjadi kawanan domba dalam penggembalaan yang Tuhan percayakan ini sampai kita dituntun kepada penggembalaan yang terakhir, itulah penggembalaan yang sempurna; Yerusalem yang Baru.

 

1 Korintus 15:23

(15:23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.

 

“Yesus adalah buah sulung sesudah itu mereka yang menjadi milik kepunyaan Tuhan.” Singkat kata; milik kepunyaan Tuhan disebutlah sebagai Anak sulung atau jemaat sulung --> Mempelai wanita TUHAN, yakni; pribadi yang sudah berkenan menjadi milik kepunyaan Tuhan.

 

Lihatlah Mesir dan Firaun dibinasakan oleh Tuhan dengan sepuluh Tulah, dibinasakan dengan tulah yang terakhir itulah kematian anak sulung supaya bangsa Israel beribadah dan melayani kepada Tuhan. Berarti menjadi anak sulung, menjadi jemaat sulung, Mempelai Wanita Tuhan.

 

Kalau ibadah ini betul-betul dikerjakan oleh Roh Tuhan pasti jelas arahnya, tidak banyak khotbah sana sini, ngawur semua diucapkan, tidak terarah. Tetapi kalau ibadah itu datang dari Tuhan, jelas arah dan tujuannya. Maka kalau jelas, kita tidak perlu ragu bukan? Hanya orang bodoh yang ragu dengan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel menurut saya. 

 

Ibrani 9:4

(9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,

 

Di dalam 2 Korintus 12:1-4; Paulus menceritakan bahwa ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga, kemudian dia menceritakan apa yang dia lihat dan dia dengar dari Tuhan, dan semua itu dituliskan dalam Ibrani 9:4.

Menurut pola Tabernakel yang dibangun oleh Musa, di dalam Ruangan Maha Suci hanya ada satu alat itulah Tabut Perjanjian, sementara ketika Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga itulah Ruangan Maha Suci ternyata dia melihat terdapat Mezbah Pembakaran Ukupan dari emas dan Tabut Perjanjian yang seluruhnya disalut dengan emas.

 

Tenyata selain Tabut Perjanjian, di dalam tingkat ketiga dari Sorga (Ruangan Maha Suci), terdapat juga Mezbah pembakaran ukupan dari emas. Artinya: wujud dari Gunung Sion (Mempelai Wanita TUHAN) adalah DOA PENYEMBAHAN.

-          Tabut Perjanjian -> Mempelai Wanita TUHAN, pribadi yang berkenan kepada TUHAN.

-          Mezbah pembakaran ukupan emas -> Doa penyembahan sebagai tingkat ibadah yang tertinggi.

 

Jadi bukan berarti apa yang dilihat oleh Musa di atas gunung Sinai, Gunung Tuhan, dengan apa yang dilihat oleh Rasul Paulus di tingkat yang ketiga (Ruangan Maha Suci) bukan berarti bertolak belakang. Justru lebih meyakinkan kita, ketika Rasul Paulus memberitahukan bahwa ternyata bukan hanya Tabut Perjanjian yang ada di Ruangan Maha Suci namun Mezbah Pembakaran Ukupan Emas juga ada di sana. Artinya yang membawa kita sampai berada di Ruangan Maha Suci adalah Doa Penyembahan bukan hanya Ibadah Raya Minggu. Perlu untuk diketahui; doa penyembahan inilah wujud dari Mempelai Wanita Tuhan yang bisa dilihat di bumi ini.

 

Jadi kalau mau melihat Mempelai Wanita Tuhan di bumi, lihat penyembahannya, lihat penyerahan dirinya kepada Tuhan, penyerahan diri sepenuhnya taat hanya kepada kehendak Allah, tidak lagi kepada kehendak yang lain. Ini wujud dari Mempelai Wanita Tuhan. Sungguh-sungguh kita pastikan diri untuk menghidupi pengajaran ini dengan mantap semantap-mantapnya, tidak perlu diragukan lagi.

 

Tuhan sedang menunggu kita semua, kalau hati mu sudah dipastikan, Tuhan sedang menunggu mu untuk kembali kepada Dia, tekun 3 macam ibadah pokok, itu dulu yang terutama, pengertian ini harus mantap, selanjutnya Tuhan sedang mengulurkan dua tangan berarti menanti mu kembali.

 

1 Petrus 2:9

(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

 

-     Bangsa yang terpilih (alat pilihan TUHAN) disebut imamat yang rajani.

-     Bangsa yang kudus disebut umat kepunyaan Allah sendiri.

Berarti; inilah satu pribadi yang berkenan kepada TUHAN atau pribadi yang sudah mempersembahkan hidupnya berkenan dihadapan TUHAN.

 

Pendeknya, untuk menjadi milik Allah sendiri itulah Mempelai Wanita TUHAN, mau tidak mau, kita harusnya menjadi Imamat yang berkerajaan Sorga (Imamat Rajani) selama di bumi ini.

Itu sebabnya saya selalu menganjurkan, tingkatkan penyerahan mu, tingkatkan ibadah mu, sampai pada akhirnya menjadi imamat rajani. Kalau tidak, nanti penyerahan kita terputus. Mungkin sudah mempersembahkan tubuh ini kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup atau mungkin sudah mempersembahkan tubuh ini kepada Tuhan sebagai persembahan yang  kudus, tetapi kalau hanya tekun 3 macam ibadah pokok, belum berkenan kepada Tuhan. Yang berkenan itu milik kepunyaan Tuhan sendiri, itulah Mempelai Wanita Tuhan.

 

Doa saya, supaya kita semua pada akhirnya dengan sungguh-sungguh, dengan gairah datang untuk melayani Tuhan, dengan gairah  tekun dalam 3 macam ibadah pokok, bukan lagi karena satu aturan manusia, terpaksa, atau karena malu dengan tetangga/orang lain.

 

Jadi menjadi imam-imam yang berkerajaan sorga selama di bumi ini, dengan lain kata; melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN harus menurut pola kerajaan Sorga, Pola Tabernakel (Ibrani 8:5), kalau tidak hati Tuhan muak (Imamat 26:11).

Sebab ibadah pelayanan semacam ini adalah:

-       Ibadah yang terukur.

-       Pelayanan yang terukur.

 

Jadi, kalau tidak ada pola Tabernakel bagaimana mungkin orang bisa mengukur ibadahnya sudah sejauh mana, bagaimana mungkin orang bisa mengukur pelayanannya sudah sejauh mana. Hati-hati dengan pengajaran-pengajaran yang anti dengan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Ingat ini hari-hari terakhir, justru kita sedang diarahkan dengan jalur yang Tuhan kehendaki.

Jadi, ibadah yang terukur dan pelayanan yang terukur sangat akurat membawa kita masuk ke dalam kerajaan Sorga, tidak pakai tebak-tebakan, atau perasaan-perasaan/pengertian manusia daging.

 

Adapun tugas imamat rajani: Memberitakan salib sebagai karya Allah yang terbesar. Sebetulnya kalimat ini menujukkan kepada kita bahwa imamat rajani ini ternyata hidup di dalam doa penyembahan. Tugas dari imamat rajani adalah memberitakan salib, ini merupakan penyembahan, penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah.

Yesus adalah Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek, imamatnya selama-lamanya, ketika dia memberitakan salib, itu penyembahan, sebagaimana di dalam Matius 27:50; “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.”

 

Kalau sudah hidup di dalam penyembahan berarti penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja. Jadi sangat singkron sekali dengan apa yang dilihat oleh Rasul Paulus ketika dia berada di dalam Ruangan Maha Suci, tingkat yang ketiga dari sorga. Dia melihat bukan hanya Tabut Perjanjian, tetapi juga Mezbah Pembakaran Ukupan dari Emas ada di sana, itulah wujud dari Mempelai Wanita Tuhan. 

Di dalam pribadi kristen sejati tidak ada kepalsuan, ibadahnyapun tidak palsu. Dengan demikian nanti, ibadah itu akan membawa kita sampai berkenan kepada Tuhan, itulah Mempelai Wanita Tuhan, wujudnya Doa Penyembahan, itulah pribadi dari imamat rajani.

 

Ayo, yang belum terbeban menjadi imam-imam dan raja-raja, berdoa sungguh-sungguh, mulaikan dulu dengan tekun 3 macam ibadah pokok, setia dan tekunlah dulu di situ. Lalu kalau nanti Tuhan berkemurahan maka lanjutkan untuk mempersembahkan hidup mu kepada Tuhan sebagai persembahan yang berkenan, dimulai dari imamat rajani.

Yang sudah melayani jangan turun lagi, begitu turun disentil, sakit, menderita, susah sendiri. Berkali-kali saya sampaikan, jangan dilawan pengertian yang murni, kalau penjahat (dosa) kita lawan tidak ada hukumannya, kalau yang murni kita lawan, susah sendiri. Berkali-kali saya sampaikan, tetapi ada saja yang tidak peduli dengan pengertian-pengertian yang saya sampaikan ini. saya bicara ini jujur, tentu sesuai dengan apa maunya Tuhan sebab kristen sejati tidak ada kepalsuan.


Keluaran 19:5-6

(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. (19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

 

Inilah Firman yang harus disampaikan kepada semua umat Tuhan, bukan soal berkat keberkatan, dan mujizat lagi, tetapi bagaimana ibadah itu berkenan kepada Tuhan, membawa kita untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Berarti untuk menyongsong Yesus sebagai Raja dan Imam (suami), kita pun harus menjadi imamat rajani saat ini -- melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN di tengah-tengah ketekunan 3 macam ibadah pokok --.

 

Jelas loh ayatnya, jadi kalau ada pengertian di luar ini lalu mengecoh pikiran mu sehingga engkau tidak perlu tekun 3 macam ibadah pokok, saya sampaikan dengan tegas, TOLAK. Ingat Pola Tabernakel adalah ibadah yang terukur, membawa kita sampai berkenan kepada Tuhan.

 

Keluaran 19:4

(19:4) Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.

 

Untuk menjadi milik kepunyanan TUHAN sendiri, TUHAN dukung di atas sayap burung rajawali. Menunjukkan kepada kita bahwa Mempelai Wanita TUHAN sudah berada pada tingkat ibadah tertinggi, berada pada puncak ibadah, yakni doa penyembahan, sebab tidak mungkin kepadanya dipercayakan sayap burung nasar yang besar. Sayap burung nasar itulah yang akan menyingkirkan dia ke padang belantara untuk menantikan pengangkatan, selanjutnya masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba di awan nan permai.

Jadi jangan salah paham mana pengangkatan, mana penyingkiran, semua dipukul rata. Kenapa? Karena tidak akurat pemahamannya.

 

Jadi doa penyembahan ini membawa kita berkenan untuk mendapatkan dua sayap burung rajawali dan sekaligus membawa kita kembali kepada Tuhan, sang khalik, Dialah yang empunya kita sendiri kalau berkenan.

Jadi tidak ada cara lain saudara, untuk sampai kepada Tuhan jangan gunakan logika-logika, gunakan ajaran yang akurat ini. Itulah contoh ibadah yang sejati, ibadah yang tidak palsu. 

 

CONTOH PELAYANAN YANG SEJATI (PELAYANAN YANG TIDAK PALSU).

2 Korintus 4:1

(4:1) Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.

 

Kalaupun kita digembalakan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, tidak perlu tawar hati. Nampaknya tidak semarak, tidak perlu tawar hati, lalu nanti orang yang terdekat bercerita soal ibadahnya sangat diberkati, semarak luar biasa, berkatnya begini begitu, jangan tawar hati, jangan terpengaruh, pegang teguh iman kepada Pengajaran Tabernakel. Yang menyampaikan inikan Rasul Paulus, yang mengusung Pengajaran Mempelai.

 

Selanjutnya, dipercaya untuk melayani TUHAN dalam bentuk apapun jenisnya, itu merupakan kemurahan TUHAN bagi kita. Dipercaya untuk melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El-Kudus, itu kemurahan hati Tuhan bagi kita semua. Sebagai seorang pemimpin pujian, pemain musik, kolektan, singer, zangkoor, itu kemurahan Tuhan. Beribadah dan melayani sesuai Pengajaran Tabernakel, kemurahan Tuhan besar bagi kita.

Jadi tidak usah kecil hati melihat semarak-semarak di dunia, mungkin semarak dunia dibawa di tengah ibadah, tidak usah kecil hati. Baik bentuk pelayanannya, musiknya, dan lain sebagainya, tidak usah tawar hati.

 

2 Korintus 4:2

(4:2) Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.

 

Rasul Paulus tidak berlaku licik dan tidak memalsukan Firman Allah, tetapi dengan sungguh-sungguh menyatakan kebenaran. Ini adalah pelayanan yang tidak palsu, ini yang disebut pelayanan yang sejati.

Jangan tawar hati dengan semarak-semarak dunia. Ini yang benar, ini pelayanan sejati, tidak ada kepalsuan.

 

2 Korintus 4:3-4

(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

 

Kebenaran yang dimaksud adalah Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus; Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, ayat satu menerangkan ayat yang lain/ayat satu dijelaskan oleh ayat yang lain, sampai terjadi pembukaan rahasia Firman Allah. Ini adalah pelayanan sejati, tidak berlaku licik, tidak memalsukan Firman Allah, tetapi disampaikan dengan ayat menerangkan ayat sampai rahasia Firman terbuka, berarti tidak memalsukan Firman Allah. Tetapi sangat disayangkan, terlalu banyak hamba-hamba tidak berani untuk menyampaikan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan.

 

Padahal kita tahu, kalau injil itu tertutup/rahasia Firman tidak terbuka, berarti tertutup bagi mereka yang akan binasa.

Melihat ayat ini sudah seharusnya kita beryukur, berterima kasih kepada Tuhan.

Injil yang tertutup ditujukan secara khusus kepada:

-     Orang-orang yang tidak percaya.

-     Orang-orang yang pikirannya dibutakan oleh ilah zaman/berhala-berhala di bumi/tuhan-tuhan kecil di bumi ini.

Tidak sedikit orang kristen nekat tinggalkan ibadah dan pelayanan, tinggalkan jam-jam ibadah, hanya karena ilah zaman/tuhan-tuhan kecil di bumi.

 

2 Korintus 4:5

(4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

 

Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus adalah murni menceritakan tentang pribadi Yesus.

Kadang banyak juga hamba-hamba/pemimpin sidang jemaat, supaya pemberitaan itu sampai 45 menit, maka satu ayat berita Firman itu harus ditambahkan dengan cerita isapan jempol, ditambahkan dengan dongeng nenek tua, takhayul-takhayul, guyon-guyon, dan filsafat kosong manusia, itukan kepalsuan.

Ada lagi, satu ayat ditambah cerita seseorang yang mungkin berhasil di bumi ini, sebagai pemerintah, pejabat, pengusaha, businessman, dan lain sebagainya karena dia berhasil sebagai anak Tuhan,  lalu satu ayat ini dihubungkan dengan orang itu, itu bukan Tuhan yang murni. Inilah pelayanan yang palsu, iniloh orang yang hatinya licik memalsukan Firman Allah.

Tetapi saya tidak tahu entah berapa banyak orang nanti mengikuti berita Firman lewat live streaming, apakah saudara tergugah hatinya, mau membuka hati dengan kebenaran ini sedalam-dalamnya, saya tidak tahu, tetapi doa saya, saudara di sana sungguh-sungguh terima kebenaran ini, jangan justru memberontak dan mempersalahkan apa yang sudah kita baca bersama-sama.

 

2 Korintus 4:6

(4:6) Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

 

Akhirnya, dengan pelayanan yang sejati; Firman Allah tidak dipalsukan, akan membawa kita sampai kepada terang yang ajaib, itulah terang yang bercahaya kemuliaan Allah, keluar dari pribadi Mempelai Wanita TUHAN. Maka perlunya di tengah-tengah ibadah pelayanan ini kita menikmati cahaya injil tentang kemuliaan Kristus. Itu pelayanan yang sejati, Firman Allah tidak dipalsukan.

Inilah contoh ibadah yang sejati dan pelayanan yang sejati.

 

Jadi baik ibadah yang sejati membawa kita sampai pada ibadah yang berkenan; Mempelai Wanita Tuhan, wujudnya; doa penyembahan. Itu yang dikerjakan imamat rajani. Kemudian dengan pelayanan yang sejati menyampaikan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, membawa kita sampai kepada terang yang ajaib dan terang itu bercahaya, itulah cahaya kemuliaan Allah, itulah Mempelai Wanita Tuhan. Jelas sekali saudara, tidak perlu untuk diragukan lagi.

 

Timbul pertanyaan: siapa yang heran dengan kepalsuan?

Wahyu 17:8

(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.

 

Siapa orang yang heran dengan kepalsuan, dusta, ibadah palsu, pelayanan palsu, mujizat palsu? Itulah orang-orang yang namanya tidak tertulis dalam Kitab Kehidupan Anak Domba. Kalau disebut dengan Anak Domba, jelas berhubungan langsung dengan pengorbanan. Berarti menolak pengajaran salib, tidak mengasihi dan menerima kebenaran; itulah pengajaran salib. Akhirnya diserahkan untuk disesatkan karena menerima ajaran palsu, ibadah palsu dan pelayanan palsu. Dan itu ada di dalam 2 Tesalonika 2:9; “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.”

Ini orang-orang yang namanya tidak tertulis dalam Kitab Kehidupan Anak Domba, mereka tidak menerima kebenaran, tidak mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan, pendeknya menolak pengajaran salib.

 

2 Tesalonika 2:11-12

(2:11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (2:12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.

 

Saudara pikir, ibadah pelayan walaupun saudara jungkir balik, menaikkan pujian dengan luar bisa, sorak sorai, tetapi bilamana ibadah itu menolak pengajaran salib, itu kejahatan. Karena ibadah semacam itu palsu, pelayanannya palsu, bahkan terjadipun mujizat di tengah ibadah itu, itu mujizat palsu. Intinya semua palsu.

 

Saya kira jelas saudara, jangan saudara tidak mau tahu dengan pengertian ini, jangan bermasa bodoh, dan jangan kita menganggap semua ibadah sama, tidak sama, ukur dengan Firman Allah.

Itulah orang-orang yang akan dibinasakan, orang-orang yang tidak tertulis namanya di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba. Saya rindu supaya nama kita tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba, supaya nama kita terdaftar di sorga. Maka sungguh-sungguhlah beribadah dan melayani dengan bentuk (pola) Kerajaan Sorga, itulah Pola Tabernakel, terukur sehingga akurat membawa kita masuk dalam Kerajaan Sorga, menjadi satu pribadi yang berkenan, itulah milik kepunyaan Tuhan. Mereka adalah imamat rajani, melayani dalam suasana Kerajaan sorga di bumi ini karena tugas mereka memberitakan salib = peyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah, tidak lagi kepada kehendak pemikiran manusia daging. Amin.

 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

No comments:

Post a Comment