KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, January 17, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 JANUARI 2020


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 JANUARI 2020


KITAB KOLOSE
(Seri: 80)

Subtema: MEMILIKI KUASA SANG KHALIK

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan oleh karena rahmat dan kasih karunia-Nya yang sudah memungkinkan kehidupan kita pribadi lepas pribadi untuk dihimpunkan di tengah Ibadah Doa Penyembahan di malam ini, kita bersyukur tentunya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati kita.
Oleh sebab itu mari kita berdoa dan memohon supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya sehingga kita boleh merasakan lawatan Tuhan sebagai perhatian dan dua tangan Tuhan bagaikan kepak dua sayap burung nasar yang kuat menopang kehidupan kita, membawa kehidupan kita mendekat kepada Dia, sehingga kita boleh merasakan dekapan kasih sayang dan kasih setia Tuhan.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 3:9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Sedikit tentang penjelasan ayat 9, “Jangan lagi kamu saling mendustai,” berarti antara satu dengan yang lain jangan lagi saling mendustai. Tetapi marilah kita menampilkan hati kita yang sebenar-benarnya di hadapan Tuhan maupun di hadapan sesama dengan cara berkata jujur. Sebab setiap perkataan yang keluar dari mulut tentu itu semua berasal dari dalam hati kita masing-masing.

Penjelasan ayat 10, tujuan dari pembaharuan: untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya atau menurut gambar sang Pencipta.

Mari kita lihat SANG PENCIPTA ...
Kejadian 1:26-27
(1:26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (1:27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Allah menciptakan laki-laki dan perempuan yakni Adam dan Hawa menurut gambar Allah -- sang Khalik -- sang Pencipta manusia itu sendiri.

Pada ayat 27, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”
Jadi kata “diciptakan” itu di sini dinyatakan berulang-ulang, menunjukkan bahwa betul-betul manusia diciptakan oleh Allah sendiri -- sang Khalik, sang Pencipta -- kita tidak boleh ragu di situ, sebab kita tidak terbentuk begitu saja, tetapi betul-betul manusia diciptakan oleh sang Khalik, sang pencipta.

Kejadian 1:28
(1:28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Setelah menjadikan manusia, selanjutnya Allah memberkati mereka. Jadi kita diciptakan untuk selanjutnya diberkati.
Kemudian setelah diberkati, selanjutnya Allah berfirman atau Allah memberi suatu perintah kepada manusia yaitu: "Beranakcuculah dan bertambah banyak,” maksudnya penuhilah bumi dan taklukkanlah itu.
Kalau nikah itu diberkati pasti beranak cucu dan bertambah banyak, tidak akan mandul.
Taklukanlah bumi itu berarti berkuasa atas: Ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, binatang-binatang merayap di bumi. Itu yang dimaksud taklukanlah -- bumi – itu; udara, laut, bumi ditaklukan.

-    Ikan-ikan di laut, menunjuk kepada: ANTIKRIS.
-    Burung-burung di udara, menunjuk kepada: SI ULAR TUA yaitu naga merah padam.
-    Binatang yang merayap di bumi, menunjuk kepada: NABI-NABI PALSU.

Jadi pembaharuan yang kita alami dari hari ke sehari membawa kita sampai tingkat rohani yang dewasa atau sempurna. Sempurna berarti segambar serupa dengan Allah -- sama mulia -- sehingga kita memiliki kuasa seperti kuasa yang dimiliki sang Khalik sehingga berkuasa atas ikan di luat, burung di udara, dan binatang yang merayap di bumi. Itu sasaran kita untuk beribadah dan melayani selama kita di bumi ini.

Tentang: BINATANG YANG MERAYAP DI BUMI.
Efesus 4:12-13
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Setelah terwujudnya kesatuan tubuh atau terwujudnya pembangunan tubuh Kristus, menunjukkan bahwa kita semua telah mencapai:
-    Kesatuan iman.
-    Pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
-    Kedewasaan penuh.
-    Tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Kalau empat perkara itu sudah nyata dalam setiap kehidupan kita, maka; gereja Tuhan telah mencapai kedewasaan penuh -- sempurna -- sama mulia dengan sang Khalik.

Efesus 4:14
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Kehidupan yang sudah mencapai kedewasaan penuh (gereja Tuhan yang sempurna), tidak mudah diombang-ambingkan oleh ajaran palsu yang menyesatkan dari nabi-nabi palsu.
Dengan lain kata; berkuasa atas binatang yang merayap di bumi.

Tentang: BURUNG-BURUNG DI UDARA.
Wahyu 12:1-2
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. (12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

Di sini kita melihat suatu tanda besar di langit yakni, seorang perempuan:
-    Berselubungkan matahari.
-    Bulan di bawah kakinya.
-    Mahkota dari 12 bintang di atas kepalanya.

Jadi ayat 1-2 ini adalah gereja yang sempurna, sudah mencapai tingkat kedewasaan yang penuh. Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel berkuasa untuk membawa kita sampai ke tingkat kedewasaan penuh atau menjadi gereja Tuhan yang sempurna itulah Mempelai Tuhan (tubuh Kristus).

Wahyu 12:3
(12:3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

Kemudian, tampak suatu tanda lain di langit (tidak besar) yaitu seekor naga merah padam yang besar.
-    Berkepala tujuh.
-    Bertanduk sepuluh.
-    Tujuh mahkota di atas kepalanya.

Kalau kita lihat dari tanda-tanda ini, naga besar merah padam ini menyerupai dua puluh empat tua-tua yang duduk di atas dua puluh empat tahkta, berjubah putih. 7 kepala  + 10 tanduk + 7 mahkota = 24. 
Pendeknya, mempelai Wanita Tuhan (geraja yang sempurna) sedang berhadapan dengan naga merah padam.

Wahyu 12:6
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Penjelasan ayat 6, perempuan itu lari ke Padang Gurun (Padang Belantara) supaya dipelihara di sana selama 1260 Hari = 42 Bulan = 3,5 Tahun. Allah menyediakan suatu tempat baginya (dipelihara).

Wahyu 12:13-14
(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

Di sini kita melihat, naga itu memburu perempuan itu, tetapi kepada perempuan itu diberi dua sayap dari burung nasar yang besar supaya dia terbang ke padang gurun dan dipelihara di sana selama satu masa, dan dua masa, dan setengah masa = 3,5 Tahun = 42 Bulan = 1260 Hari, jauh dari mata ular.

Wahyu 12:15
(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.

Ular itu menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai ke arah perempuan itu.
Tujuannya; supaya perempuan itu dihanyutkan sungai itu.
Saudaraku, air sebesar sungai mempunyai arus yang begitu deras, maka akan menyeret segala sesuatu yang dilalui oleh sungai itu.

Beberapa hari yang lalu, turunlah hujan deras dan terjadilah banjir yang hebat, menjadi sungai yang besar menggeser semua yang ada, bukan hanya benda-benda kecil, termasuk kendaraan besar juga dihanyutkan ketika Jakarta dikepung oleh banjir beberapa hari yang lalu.

Demikian juga air sebesar sungai ini nanti akan menggeser semua tempat-tempat yang dilalui, untuk menghayutkan (menenggelamkan) kehidupan rohani dari anak-anak Tuhan. Jadi ini benar-benar senjata pamungkas (senjata yang terakhir). Begitu besar (derasnya) sungai yang disemburkan oleh naga itu, tidak ada seorang pun yang bisa bertahan dengan kekuatannya, dengan kemampuannya, dengan intelektualnya, dengan hartanya, dengan kedudukan dan jabatan yang dimiliki bahkan sekalipun dia pejabat tinggi, tidak ada yang bisa bertahan. Hari-hari ini, banjir telah melanda negara kita Indonesia, bahkan dunia telah dilanda oleh banjir yang hebat, yakni; dosa kenajisan untuk menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian semua orang tanpa terkecuali.

Saudaraku, dunia ini juga mempunyai arus yang begitu deras untuk menghanyutkan kerohanian dari anak-anak Tuhan, kalau kita terlena dengan dunia ini, jauh dari Tuhan, tidak tertutup kemungkinan akan diseret oleh derasnya pengaruh dari dunia ini.

Wahyu 12:16
(12:16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.

Tetapi bumi datang menolong perempuan itu, bumi membuka mulutnya dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.

Kejadian 2:6
(2:6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu —

“Tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi.” Itu menunjuk doa penyembahan bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan. Jadi untuk menolong kita dari air sebesar sungai yang disemburkan dari mulut naga yang menghanyutkan itu adalah hanya lewat DOA PENYEMBAHAN.
Pembaharuan itu harus kita alami, pembaharuan itu harus membawa kita sampai pada puncak rohani, yaitu; doa penyembahan. Hidup di dalam penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, tunduk dan pasrah kepada kehendak Allah. Sekalipun Yesus adalah Anak, tetapi Dia tunduk dan pasrah kepada kehendak Allah.

Pendidikan yang tinggi, gelar yang tinggi, tidak akan bisa menolong dan melepaskan saudara dari air yang disemburkan dari mulut naga sebesar sungai, yang arusnya sangat deras. Tetapi kalau kerohanian kita sudah sampai pada puncaknya itulah doa penyembahan di dalam penyerahan diri sepenuh, di situ kita tertolong. Maka imam-imam (pelayan-pelayan Tuhan) harus hidup di dalam doa penyembahan, kerohaniannya harus sampai pada doa penyembahan, tanda penyerahan diri sepenuh. Tidak boleh mudah bersungut-sungut di dalam menghadapi persoalan, dikit-dikit ngomel.

Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

“Seorang malaikat lain.” Menunjuk pribadi Yesus Kristus, Dia adalah Imam Besar yang senantiasa mengadakan pendamaian terhadap dosa, sekaligus memimpin orang-orang kudus di dalam doa penyembahan bagaikan asap dupa kemenyan naik ke hadirat Tuhan.
Jadilah Mezbah dupa besar, hidup di dalam doa penyembahan yang besar di hari-hari terakhir ini, untuk melepaskan kita dari air sebesar sungai yang disemburkan dari mulut naga itu.
Semua perkara (semua benda) kalau dilemparkan ke atas, akhirnya akan jatuh juga ke bawah. Hanya satu perkara yang lepas dari daya tarik bumi, itulah asap dupa kemenyan (doa penyembahan) dari orang-orang kudus.

Tentang: IKAN-IKAN DI LAUT.
Wahyu 13:1-2
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Di sini kita melihat; “Binatang keluar dari dalam laut.” Menunjuk kepada Antikris. Adapun wujud antikris:
-    Bertanduk sepuluh (10).
-    Berkepala tujuh (7).
-    Di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh (10) mahkota.
Maka; 10 +7 +10 = 27. Jelas ini menunjuk kepada Perjanjian Baru = Injil. Di dalam injil ini menceritakan pribadi Yesus sepenuh. Dari wujud yang kita lihat ini, berarti antikris berusaha menyamai pribadi Yesus, Anak Allah.
Tetapi sayangnya anak Tuhan tidak bisa diakal-akali.

Adapun antikris ini gabungan dari tiga jenis binatang, antara lain:
1. Macan Tutul -> Kecepatan dan ketangkasan.
     Jadi saudaraku, jika gereja Tuhan tidak dewasa secara rohani, tidak mungkin sanggup menghadapi kecepatan dan ketangkasan dari antikris ini. Sebab itu berkali-kali saya sampaikan, gereja Tuhan harus sampai kepada derajat yang paling tinggi. Selain hidup di dalam doa penyembahan (penyerahan diri sepenuh), juga harus menjadi imamat rajani. Maka pada saat kita berada pada derajat yang tinggi, barulah kita dapat melihat  dan mengerti keberadaan dari pada antikris dengan kecepatan dan ketangkasannya. 
2. Beruang -> Cengkraman sehingga musuh tidak luput.
3. Singa -> Mulut yang buas sehingga dapat menggoyahkan seseorang (iman yang lemah).
     Ada dua jenis singa, yakni; singa dari suku Yehuda dan singa setan. Singa setan mengaum-ngaum untuk mencari musuh yang dapat ditelannya... 1 Petrus 5:8.

Awal pertama saya mengenal Pengajaran Mempelai yang benar dan murni, saya berusaha untuk hidup di dalamnya, sehingga ketika saya melihat model pelayanan hanya berbicara soal yang lahiriah, berbicara soal perkara daging,  perkara di bawah, hati saya menangis, hancur sehancur-hancurnya, saya menangis bukan karena pembukaan firman Tuhan, tetapi menangis karena melihat suasana gereja yang semacam itu.
Semoga semua hamba Tuhan memiliki hati yang seperti itu. Kalau semua hamba Tuhan seperti itu, sidang jemaat tidak bisa memilih gereja A, sidang jemaat tidak bisa memilih gereja B, sidang jemaat tidak bisa memilih gereja yang enak-enak buat daging. Tetapi persoalannya, setan sedang mengobrak-abrik gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini.
Tetapi Tuhan Yesus Baik, Tuhan tidak ijinkan sidang jemaat GPT “Betania” diobrak-abrik oleh setan, asal kita mau menghargai pembukaan firman dengan sungguh-sungguh.

Kemudian, naga itu memberikan kepada binatang itu (antikris);
1. Kekuatannya.
2. Takhtanya.
3. Kekuasaannya

Wahyu 12, gereja yang sempurna tertolong oleh doa penyembahan. Maka naga itu tidak mau lagi kecolongan, oleh sebab itu dia memberikan kekuatannya, takhtanya, dan kekuasaannya kepada binatang yang pertama (antikris). Kitapun tidak boleh kecolongan, dengan kata lain;  tidak lagi bermain-main dalam ibadah, tidak boleh keras hati, sombong, angkuh, tidak boleh merasa sudah mengerti firman, merasa benar, merasa suci, sebaliknya harus dengan rendah hati dan lemah lembut pada saat mendengar firman Tuhan yang disampaikan.
Setan tidak mau kecolongan dua kali, sebab itu kitapun tidak boleh kecolongan.

Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Di sini kita melihat; “Seekor binatang lain keluar dari dalam bumi.” Menunjuk kepada nabi-nabi palsu.
Adapun wujud dari pada binatang yang kedua (nabi-nabi palsu) ini;
-    Bertanduk dua sama seperti anak domba. Jelas ini menunjuk kepada hamba Tuhan (pelayan Tuhan) yang senantiasa membawa korban dan persembahan. Tetapi yang lucunya,
-    Ketika ia berbicara sama seperti seekor naga. Berarti; wujud dan perkataannya tidak sama.
Berarti dapat kita simpulkan; binatang yang kedua yang keluar dari dalam bumi ini -> nabi-nabi palsu.

Mengapa setelah melihat binatang pertama (binatang yang keluar dari dalam laut) saya membawa saudara untuk melihat binatang kedua (binatang yang keluar dari dalam bumi)? Ternyata binatang pertama (antikris) dan binatang kedua (nabi-nabi palsu), bekerja sama. Walaupun memang tadi kita berbicara tentang ikan-ikan di laut, tetapi kenyataannya, ikan-ikan di laut bekerja sama dengan binatang yang merayap di bumi -- Antikris bekerja sama dengan nabi-nabi palsu --

Wahyu 13:12-14
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.

Kita lihat di sini, binatang yang kedua (nabi-nabi palsu) menjalankan kuasa dari binatang yang pertama (antikris), tadi binatang yang pertama (antikris) menjalankan kuasa dari naga merah padam. Berarti; naga merah padam, antikris, maupun nabi-nabi palsu adalah tritunggalnya setan.

Wahyu 13:13-14
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. (13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.

Singkatnya; nabi-nabi palsu dan antikris bekerja sama supaya pada akhirnya banyak orang murtad dengan cara mengadakan banyak mujizat. Jadi, nabi-nabi palsu menyesatkan banyak orang dengan tanda-tanda heran, itulah kuasa yang diterima dari setan.
Maka saudara jangan lagi heran melihat tanda-tanda heran (mujizat) kalau itu terjadi, sebab yang terpenting adalah salib harus ditegakkan di tengah ibdah dan pelayanan. Mujizat bisa saja terjadi, tetapi salib harus ditegakkan.

Hari minggu lalu kita sudah melihat, kota Sodom dan Mesir adalah kota yang menyalibkan Tuhan. Kata lain dari Yerusalem adalah Sodom dan Mesir, itu nanti menjadi pusat (ibu kota) dari antikris untuk menjalankan roda pemerintahannya, di situ penyaliban terjadi. Jadi sudah sangat jelas, salib itu ditegakkan di tempat yang hina, di tempat yang kotor. Kehidupan kita ini kotor, jadi kalau salib ditegakkan kita harus bersyukur, jangan mencari kesukaan daging di tengah ibadah.
Jadi, nabi palsu menyesatkan manusia dengan tanda-tanda/mujizat-mujizat.

Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

Untuk menghadapi akal bulus dari antikris ialah kita harus memiliki HIKMAT.
Untuk menghadapi naga harus hidup di dalam doa penyembahan.
Dan untuk menghadapi nabi palsu harus memiliki Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Hikmat fungsinya dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, menunjuk kepada orang yang bijaksana. Milikilah hikmat supaya kita bijaksana, maka dengan akal budi dan kebijaksanaan inilah kita dapat membedakan mana roh antikris dan mana Roh Allah. Jangan melayani, tetapi tidak tahu mana yang suci dan mana yang tidak suci, mana daging dan mana Roh.

Mati Kita melihat tentang: HIKMAT.
1 Raja-raja 3:5
(3:5) Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu."

Tuhan menampakkan diri untuk pertama kali kepada Salomo di Gibeon dalam suatu mimpi. Lalu di dalam mimpi itu, Tuhan menawarkan kepada Salomo untuk meminta apa yang hendak Tuhan berikan kepadanya.
Kalau kita bertemu dengan Allah apa yang akan kita minta? Banyak orang memohon, ingin ini, ingin itu, ingin kaya, ingin semua hal-hal yang sifatnya menyukakan daging, pasti itu yang diminta oleh kebanyakan orang Kristen.

Tetapi mari kita melihat apa yang diminta oleh Raja Salomo..
1 Raja-raja 3:7-12
(3:7) Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. (3:8) Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.
(3:9) Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" (3:10) Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. (3:11) Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, (3:12) maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.

Singkatnya; pada pertemuan yang pertama dengan Allah, Salomo meminta hikmat kepada Allah. Dia tidak meminta yang lain, antara lain:
-    Umur panjang.
-    Kekayaan.
-    Nyawa musuh.

Biasanya kalau seseorang sudah jengkel kepada seseorang rasanya ingin dibunuh saja, tetapi dalam hal ini Salomo tidak demikian, dia tidak meminta hal yang seperti itu. Dia hanya meminta hikmat (akal budi dan pengertian). Dia merasa bodoh, tidak mempunyai pengertian apa-apa. Dan dia meminta itu bukan untuk kepentingannya, tetapi supaya paham menimbang perkara di tengah umat yang besar, dia dapat memutuskan dan menyelesaikan segala perkara-perkara dan persoalan-persoalan yang terjadi. Kalau tidak ada hikmat, kita tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang begitu rumit dan permintaan Salomo itu dipandang baik oleh Tuhan.
Jadi fungsi dari hikmat adalah untuk menyelesaikan/menimbang suatu perkara, karena dengan hikmat kita dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat sehingga masalah pun terselesaikan.

1 Raja-raja 3:16-27
(3:16) Pada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di depannya.
(3:17) Kata perempuan yang satu: "Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu. (3:18) Kemudian pada hari ketiga sesudah aku, perempuan ini pun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah. (3:19) Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya. (3:20) Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku. (3:21) Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan." (3:22) Kata perempuan yang lain itu: "Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati." Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: "Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup." Begitulah mereka bertengkar di depan raja. (3:23) Lalu berkatalah raja: "Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup." (3:24) Sesudah itu raja berkata: "Ambilkan aku pedang," lalu dibawalah pedang ke depan raja. (3:25) Kata raja: "Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain." (3:26) Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain itu berkata: "Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!" (3:27) Tetapi raja menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya."

Oleh hikmat dari Tuhan, Salomo dapat menyelesaikan perkara dari dua nikah yang telah hancur.
Hubungan kita dengan Allah adalah hubungan nikah yang suci, manakala hubungan nikah yang suci itu telah rusak,  maka hubungan kita dengan Tuhan terputus. Pada saat hubungan kita terputus dengan Tuhan maka di situlah terjadi penyangkalan demi penyangkalan.
Maka sebelum masalah (nikah) dibawa kepada Salomo, dua wanita tuna susila ini berselisih besar, masalah tidak kunjung selesai. Tetapi setelah diadili dengan hikmat, maka masalah selesai, tuntas. Termasuk menghadapi akal-akalan dari nabi-nabi palsu dan antikris tadi (ikan di laut).

1 Raja-raja 3:28
(3:28) Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.

“Oleh hikmat Salomo maka takutlah bangsa Israel kepada Raja.”
Doakan terus supaya Tuhan memberikan hikmat, yakni; pembukaan rahasia Firman, tujuannya supaya kita takut akan Tuhan, Dia Raja di atas segala Raja. Takut akan Tuhan; benci kejahatan dan benci kenajisan.
Dulu kita merasa Tuhan itu tidak adil, Tuhan itu egois, Tuhan tidak sayang kepada kita, padahal kita yang salah sehingga kita katakan Tuhan tidak adil. Tetapi oleh hikmat malam ini kita harus mengakui bahwa Tuhan adil. Kita tidak mungkin lagi ngomel dan bersungut-sungut kepada Tuhan karena Tuhan adil.
Jadi jangan menyalahkan Tuhan di dalam panggilan kita masing-masing.

1 Raja-raja 4:21-28
(4:21) Maka Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin dan sampai ke tapal batas Mesir. Mereka menyampaikan upeti dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnya. (4:22) Adapun persediaan makanan yang diperlukan Salomo untuk sehari ialah tiga puluh kor tepung yang terbaik dan enam puluh kor tepung biasa, (4:23) sepuluh ekor lembu gemukan dan dua puluh lembu gembalaan dan seratus ekor domba, belum terhitung rusa, kijang, rusa dandi dan gangsa piaraan, (4:24) sebab ia berkuasa atas seluruh tanah di sebelah sini sungai Efrat, mulai dari Tifsah sampai ke Gaza, dan atas semua raja di sebelah sini sungai Efrat; ia dikaruniai damai di seluruh negerinya, (4:25) sehingga orang Yehuda dan orang Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo. (4:26) Lagipula Salomo mempunyai kuda empat puluh ribu kandang untuk kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda. (4:27) Dan para kepala daerah itu menjamin makanan raja Salomo serta semua orang yang ikut makan dari meja raja Salomo. Mereka membawanya masing-masing dalam bulan gilirannya dengan tidak mengurangi sesuatu apa pun. (4:28) Jelai dan jerami untuk kuda-kuda biasa dan kuda-kuda teji dibawa mereka ke tempat yang semestinya, masing-masing menurut tanggungannya.
(4:29) Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut,


Pada ayat 21; “Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin.”
-    Efrat, pemberitaan firman tetapi di tengah-tengahnya ada kenajisan.
-    Filistin, itu gambaran dari setan.
-    Mesir, adalah gambaran dari pada dunia.
     Kalau kita berkuasa atas sungai Efrat (dosa kanjisan), berkuasa atas Filistin (setan), dan berkuasa atas Mesir (dunia) maka kekayaan dunia akan dibawa ke pada Tuhan, ke dalam kandang penggembalaan ini.

Kemudian, pada ayat 25; Oleh hikmat Salomo akhirnya Yehuda dan Israel hidup tenteram, damai sejahtera.
Satu dengan yang lain hidup tenteram, tidak saling memusuhi, tidak saling gontok-gontokan, tidak saling sikut menyikut, tidak saling menggigit, tidak saling main belakang.

Pada ayat 29; Ukuran hikmat Salomo di sini begitu luas seperti dataran pasir di tepi laut. Siapa yang dapat menghitung pasir di tepi laut? Tentu tidak ada.

1 Raja-raja 4:30-33
(4:30) sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir.
(4:31) Ia lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya. (4:32) Ia menggubah tiga ribu amsal, dan nyanyiannya ada seribu lima. (4:33) Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung dan tentang binatang melata dan tentang ikan-ikan.

Salomo oleh hikmatnya:
-    Mengubah 3000 amsal.
-    Nyanyian Salomo ada 1005.
    
Tidak berhenti sampai di situ, oleh hikmat Salomo, dia bersajak tentang pohon-pohonan, antara lain:
-    Pohon aras yang di gunung Libanon.
     Kita ini digambarkan sama seperti pohon (kayu), tetapi kalau kita memiliki hikmat, kehidupan seperti kayu ini pun dapat dipakai Tuhan sama seperti peti dari Tabut Perjanjian yang terbuat dari kayu penaga, dilapisi dengan emas luar dan dalam.
-    Hisop yang tumbuh pada dinding batu.
     Hisop adalah daun atau tumbuhan yang sangat lembut. Keuntungannya, dapat menyerap darah sebanyak-banyaknya. Selanjutnya hisop yang telah menyerap darah ini, disapukan di ambang atas pintu dan dua tiang pintu. Hisop ini adalah gambaran dari hamba Tuhan yang rendah hati dan lemah lembut, menjadi korban pendamaian untuk manusia (tubuh, jiwa, dan roh).
     Maka kalau pada akhirnya kita menjadi hamba Tuhan yang lemah lembut dan rendah hati, itu karena kuasa dari pembukaan Firman Allah seperti hikmat Salomo tadi. Dia bercerita tentang Hisop yang tumbuh di dinding batu.

Tidak berhenti sampai di situ, Salomo juga berbicara tentang hewan, antara lain:
-    Burung-burung di udara.
-    Binatang melata.
-    Ikan-ikan di laut.

Pendeknya, hikmat Salomo sanggup mengatasi ikan di laut, burung di udara, dan binatang merayap di bumi.
Jangan bimbang dan ragu dengan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel? Justru oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel rohani kita terukur.
Ayo, sekarang Tuhan mau membawa ukuran rohani kita sampai pada puncaknya, mari kita tersungkur di bawah kaki salib Tuhan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment