KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, January 5, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 02 JANUARI 2020




IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 02 JANUARI 2020

KITAB RUT
(Seri: 75)

Subtema: BEKERJALAH SELAMA HARI MASIH SIANG

Shalom.
Salam sejahtera, bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita masing-masing.
Saya tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, juga hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet di manapun anda berada. Mari kita berdoa, dalam doa kita mohonkan supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita untuk memulihkan hidup, ibadah, nikah dan rumah tangga, semuanya dipulihkan, berkat berkelimpahan menjadi bagian dalam kehidupan kita supaya di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan.

Segera kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, yaitu dari KITAB RUT.
Sebelum kita membaca ayat yang menjadi berkat bagi kita malam ini, terlebih dahulu saya sampaikan dengan tandas, bahwa: Rut 2 terbagi atas:
1.     Ayat 1-13, Rut memungut jelai di ladang Boas, sama dengan; aktivitas atau tahbisan Rut.
2.     Ayat 14-23, Rut membawa jelai yang berlimpah-limpah, sama dengan; hasil dari tahbisan yang benar dan suci.

Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Akitab diawali dari Rut 2:17.
Rut 2:17
(2:17) Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya.

Rut memungut jelai di ladang Boas sampai petang, berarti; sampai waktu bekerja selesai.

Mari kita pergunakan waktu yang tersisa ini, kita pergunakan waktu-waktu yang ada sekarang ini, sama seperti Rut berada di ladang Boas sampai waktu bekerja selesai, berarti Rut memanfaatkan waktu yang masih ada.
Demikian juga dengan gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini, mari kita manfaatkan waktu-waktu yang masih tersisa, itu merupakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita sebagai bangsa kafir, layaknya Rut adalah bangsa Moab, bangsa kafir.

2 Petrus 3:7
(3:7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.

Langit dan bumi dan segala yang ada ini, segala unsur-unsurnya, suatu kali nanti akan berlalu, itu akan dilemparkan dalam api neraka, bersama dengan orang-orang yang terikat dengan perkara-perkara lahiriah (langit pertama dan bumi pertama).

2 Petrus 3:8-9
(3:8) Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. (3:9) Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

Yang satu ini tidak boleh kita lupakan, yaitu bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun, dan seribu tahun sama seperti satu hari. Dan Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian.
Jadi, ayat 9 ini mengandung unsur kesabaran Tuhan kepada kita. Tuhan itu tidak lalai, tetapi Tuhan sedang menunjukkan masa kesabaran-Nya saat ini kepada kita. Jangan kita tidak mau tahu kesabaran Tuhan. Jangan kita bermasa bodoh.

2 Petrus 3:14-15
(3:14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. (3:15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.

Kesempatan atau waktu yang masih tersisa ini merupakan panjang sabarnya Tuhan bagi kita.
Marilah kita dengan sungguh-sungguh menghargai panjang sabarnya Tuhan. Panjang sabarnya Tuhan adalah kemurahan bagi kita, bangsa kafir.

Tadi kita sudah melihat: Rut yang notabene adalah bangsa kafir, tetapi dia bekerja sepanjang hari, dia mau memanfaatkan waktu-waktu yang ada untuk mengerjakan pekerjaan di ladang Tuhan.
Hamba-hamba Tuhan, imam-imam, pelayan-pelayan Tuhan yang sedang bekerja di ladang Tuhan harus memperhatikan hal itu.

2 Petrus 2:12-13
(2:12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (2:13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.

Oleh karena nabi-nabi palsu atau oleh karena guru-guru palsu, banyak orang berfoya-foya pada siang hari, memboroskan harta rohani, sebab mereka hidup di dalam hawa nafsu daging yang jahat pada siang hari.
Pada siang hari adalah waktu (hari) di mana kita masih diberi kesempatan untuk bekerja.

Jadi, waktu-waktu yang ada ini, waktu yang masih tersisa ini adalah kesempatan emas untuk kita gunakan bekerja. Jangan disia-siakan. Harta yang indah jangan diboroskan pada waktu siang hari, sebab siang hari adalah waktu yang tepat untuk bekerja. Jangan berfoya-foya pada siang hari. Jangan boroskan waktu itu begitu saja (hari demi hari berlalu tanpa kegiatan).

Di sini kita melihat, mereka itu mabuk dalam hawa nafsu, mereka berfoya-foya pada siang hari, memboroskan waktu yang tersisa, mengapa? Karena mereka hidup menurut hawa nafsu daging yang jahat, tidak memanfaatkan waktu yang ada.
Selagi siang hari, kita masih bisa bekerja, tetapi nanti ada waktu malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.

Kita bersyukur, sejauh ini kita digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, benar dan murni, tidak disesatkan, sehingga oleh ajaran yang benar ini kita dapat mempergunakan waktu yang tersisa dengan baik. Kesempatan yang ada adalah panjang sabarnya Tuhan, kemurahan, belas kasihan Tuhan kepada kita, terkhusus bangsa kafir.

Orang yang berfoya-foya pada siang hari (memboroskan waktu dan harta rohani mereka), mereka itu sama dengan; binatang yang tidak berakal.
Bagaimana akhir hidup binatang? Dilahirkan hanya untuk ditangkap dan disembelih, dimusnahkan, sebab binatang tidak masuk sorga. Jangankan binatang, darah daging saja tidak mewarisi Kerajaan Sorga, apalagi binatang.
Maka kalau kita ingat; setelah Tuhan membentuk Adam dari seonggok tanah liat -- dibentuk segambar serupa dengan Allah dari ujung kepala sampai kaki --, Tuhan melihat bahwa tidak baik Adam seorang diri. Lalu diciptakan-Nyalah binatang; ada singa, ada beruang, ada macam tutul, ada ular, ada bebek, tetapi Adam melihat binatang-binatang ini tidak cocok menjadi pendamping, penopang hidupnya. Maka Tuhan buatlah Adam tidur -- pengalaman kematian -- supaya terjadi operasi besar-besaran, dan dari operasi besar-besaran ini diambillah satu tulang rusuk, dibentuk dan dibangunlah perempuan bagi Adam, menjadi penopang yang baik.
Jadilah penopang yang baik, sama seperti Rut memanfaatkan waktu yang tersisa sebab kesempatan yang ada adalah panjang sabarnya Tuhan, itulah gambaran dari seorang penopang yang baik, pelayan yang baik, hamba Tuhan yang baik, berada di dalam tahbisan yang benar, sama seperti Rut berada di ladang Boas, itu merupakan tahbisan yang benar, tahbisan yang suci, tidak lalai menggunakan waktu.

Bukti berfoya-foya pada siang hari.
2 Petrus 2:5-10
(2:5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; (2:6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, (2:7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- (2:8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa -- (2:9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (2:10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,

Tanda berfoya-foya pada siang hari:
-       Pada zaman Nuh, orang-orang fasik tidak menghargai kebenaran yang diberitakan oleh Nuh.
-       Pada zaman Sodom dan Gomora, orang-orang fasik mengikuti hawa nafsu mereka saja dengan perbuatan-perbuatan mereka yang jahat, yakni:
1.     Mencemarkan diri.
2.     Menghina pemerintahan Allah atau tidak segan-segan menghujat kemuliaan Allah.
Sebab mereka itu berani dan angkuh sekali, sampai kehidupan Lot, isteri dan dua anak, sangat menderita oleh karena keangkuhan mereka (orang-orang Sodom).

Pendeknya: Berfoya-foya pada siang hari, tidak memanfaatkan kesempatan yang masih tersisa, sehingga;
-       Pada zaman Nuh mereka binasa oleh air bah, sebab mereka tidak menghargai kesempatan yang ada. Nuh, sebagai pemberita kebenaran, melakukan tugasnya dan memberi contoh, yaitu membangun bahtera di atas gunung, tetapi kesempatan itu tidak dimanfaatkan. Kesempatan (waktu) yang tersisa hanya sedikit, tetapi tidak mereka manfaatkan.
-       Sedangkan Sodom dan Gomora akhirnya ditunggangbalikkan oleh Tuhan, tetapi Lot diselamatkan.

Kejadian 19:1
(19:1) Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah,

Kita patut menghargai malaikat sidang jemaat, itulah gembala sidang, kalau memang kita butuh pembukaan firman yang akan menyelamatkan kita semuanya. Seperti Lot menyongsong kedua malaikat tersebut dan tersungkur dengan mukanya sampai ke tanah sebagai tanda kerendahan hati dihadapan Tuhan.

Kejadian 19:5-10
(19:5) Mereka berseru kepada Lot: "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka." (19:6) Lalu keluarlah Lot menemui mereka, ke depan pintu, tetapi pintu ditutupnya di belakangnya, (19:7) dan ia berkata: "Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. (19:8) Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku." (19:9) Tetapi mereka berkata: "Enyahlah!" Lagi kata mereka: "Orang ini datang ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita! Sekarang kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu!" Lalu mereka mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan keras, dan mereka mendekat untuk mendobrak pintu. (19:10) Tetapi kedua orang itu mengulurkan tangannya, menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu.

Orang-orang Sodom dan Gomora tidak menghargai kehadiran malaikat yang diutus Tuhan untuk menyelamatkan mereka. Mengapa? Karena mereka itu:
1.     Hanya mengikuti hawa nafsu, mencemarkan dirinya. Itu sebabnya, orang-orang Sodom berkata: “Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka”, itulah istilah sodomi sekarang. Orang-orang Sodom dan Gomora mencemarkan dirinya dengan cara sodomi.
2.     Menghina pemerintahan Allah, tidak segan-segan menghujat kemuliaan Allah. Mereka berani dan angkuh.

Pada ayat 9, sebetulnya kedua malaikat itu datang untuk menjadi hakim. Kita mengerti bahwa hakim yang adil adalah Tuhan, Dia tidak membeda-bedakan antara yang satu dan yang lain. Kasih-Nya sempurna dalam kehidupan kita, baik kepada bangsa kafir, juga kepada bangsa Israel.
Tuhan memperhatikan bangsa kafir, Tuhan juga memperhatikan bangsa Israel. Tuhan adalah hakim yang adil, Dia tidak memandang muka.

Kemudian, kalau kita melihat sistem peradilan dari manusia, misalnya Musa.
Musa pernah mengadakan peradilan, tetapi bangsa Israel tidak puas dalam peradilan itu. Dari sepanjang pagi sampai sore, peradilan itu justru melelahkan Musa dan melelahkan bangsa Israel, tetapi untung mertua Musa (bapa rohani), yaitu Yitro, memberi suatu pengertian, tentang peradilan yang baik, dengan cara mengangkat; pemimpin seribu,  pemimpin seratus, pemimpin lima puluh, dan pemimpin sepuluh... Keluaran 18:21.
Kalau kita memperhatikan jumlah para pemimpin tersebut, sudah jelas ini adalah sistem atau cara peradilan dari sorga, dari Allah, turun ke bumi, sehingga Musa dan bangsa itu tidak disusahkan. Kalau ada sesuatu perkara yang sukar, barulah perkara itu dibawa kepada Musa.
Dengan demikian, Musa tidak lelah, bangsa Israel tidak lelah, tidak mengalami kepenatan, masalah selesai sampai mengalami kepuasan. Itu peradilan dari sorga, dari Allah.
Pemimpin 1000, Pemimpin 100, Pemimpin 50, Pemimpin 10, jika dikaitkan dengan pola Tabernakel maka;
-  1000 ->        Ruangan Maha Suci, dengan perincian: P x L x T = 10 x 10 x 10 = 1000 Hasta = Kerajaan 1000  Tahun damai.
-  100  ->         Panjang Pelataran sebelah Utara dan selatan.
-  50    ->         Lebar Pelataran sebelah Timur dan Barat.
-  10    ->         Panjang dan lebar dan tinggi Ruangan Maha Suci.

Demikian juga kehadiran dua malaikat ini diutus oleh Tuhan untuk mengadakan penghakiman, dan kalau kita dihakimi, dosa kejahatan, kenajisan, kepongahan, kemunafikan, dusta dihakimi dan semua dosa berhala dihakimi, bukankah itu jauh lebih baik supaya kita terpisah dari dosa?
Tetapi di sini kita melihat; orang-orang Sodom dan Gomora begitu berani dan angkuh, mereka mengikuti hawa nafsu, tidak mengenal kebenaran, mengabaikan penghakiman, padahal penghakiman oleh pembukaan Firman itu jauh lebih baik berlangsung sekarang.
Lebih baik hari ini kita dihakimi oleh Firman Yesus Kristus supaya lepas dari dosa, dari pada menerima penghakiman yang terakhir. Saat firman Allah mengoreksi hati kita, memang tidak dipungkiri, itu sakit rasanya bagi daging. Dosa ditunjuk-tunjuk itu rasanya sakit sekali, tetapi Dia yang melukai, Dia juga yang membebat, Dia yang menyembuhkan, Dia juga yang akan menyelesaikan masalah kita. Setiap operasi selesai diadakan, pasti kesembuhan terjadi.

Tetapi mereka tidak mau, mereka tidak menghargai kesempatan yang tersisa, yang tinggal sedikit itu.
Mengapa saya katakan waktu yang tersisa tinggal sedikit? Karena pada pasal sebelumnya, yaitu Kejadian 18, memang Tuhan sudah berikthiar untuk menunggangbalikkan Sodom dan Gomora, tetapi Tuhan bukanlah Tuhan yang egosentris, Tuhan itu Tuhan yang penuh perasaan, mengerti perasaan orang lain.
Sebelum Sodom dan Gomora ditunggangbalikkan, Tuhan terlebih dahulu memberitahukan hal itu kepada Abraham, karena Abraham sudah dipilih oleh Tuhan untuk menjadi bapa bagi banyak bangsa, dialah bapa orang beriman, sebab itu Tuhan beri tahu bahwa Sodom dan Gomora akan ditunggangbalikkan. Tetapi seorang bapa yang beriman ini, memohon belas kasih Tuhan:
-       Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?” Tuhan jawab: “Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka.
-       Kalau ada empat puluh lima?” Tuhan jawab: “Tidak.
-       “Jika ada empat puluh?” Tuhan jawab: “Tidak.
-       “Kalau ada tiga puluh?” Tuhan jawab: “Tidak.
-       “Kalau ada dua puluh?” Tuhan jawab: “Tidak.” Tetapi dua puluh pun tidak ada orang benar di dalam Sodom dan Gomora.
-       Yang terakhir, Abraham memohon dalam doa syafaat: “Jikalau ada sepuluh orang, apakah engkau masih tunggang balikkan?” Tuhan bilang: “Tidak.
Tetapi rupanya, Abraham melihat tidak ada orang benar di dalam Sodom dan Gomora, kecuali empat orang; Lot, isteri dan dua anaknya. Sedangkan teman dekatnya yang lain, semua adalah orang yang mengikuti hawa nafsu, berani menghujat kemuliaan Allah, pemerintahan Allah -- di dalam pemerintahan ada peradilan (penghakiman) --.

Kesempatan itu tidak dimanfaatkan oleh mereka (orang-orang Sodom). Waktu yang tersisa tidak dimanfaatkan oleh orang-orang Sodom dan Gomora, akhirnya Tuhan tunggang balikkan.
Bagaimana dengan kita, yang juga merupakan bangsa kafir, apakah kita tidak mau menggunakan waktu-waktu yang ada ini? Apakah kita juga masih memboroskan harta rohani kita pada siang hari; jauh dari penyembahan, jauh dari persekutuan dengan firman-Nya, jauh dari persekutuan dengan Roh Kudus? Berarti; berfoya-foya pada siang hari, menghabiskan waktu begitu saja. Ini adalah kerugian yang besar, perbuatan bodoh yang luar biasa hebat.
Bekerjalah selagi hari masih siang, selagi waktu masih ada, dan waktu-waktu yang tersisa tinggal sedikit. Kesempatan yang masih ada ini merupakan panjang sabarnya Tuhan, kemurahan Tuhan bagi kita.

Jangan anggap enteng kemurahan. Sebab Tuhan berkemurahan kepada siapa Dia mau berkemurahan. Tuhan menaruh belas kasihan kepada siapa Dia menaruh belas kasihan, tetapi Tuhan juga mengeraskan hati orang yang mengeraskan hatinya.

Selagi hari masih siang, mari kita bekerja.
Syaratnya.
2 Timotius 1:5-7
(1:5) Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. (1:6) Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. (1:7) Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Rasul Paulus berkata kepada Timotius untuk mengobarkan karunia Allah yang diperoleh Timotius, anak kekasihnya, lewat penumpangan tangan atasnya. Kemudian, Allah juga memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

2 Timotius 1:8-9
(1:8) Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. (1:9) Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman

Jangan malu mengobarkan kasih karunia, jangan malu bersaksi tentang Tuhan melalui karunia-karunia Roh Kudus.
Kita dipanggil untuk diselamatkan, itulah kasih karunia, itulah kemurahan bagi kita.

2 Timotius 1:13-14
(1:13) Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1:14) Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

Selagi hari masih siang, mari kita bekerja, syaratnya: Peliharalah harta yang indah, yaitu KARUNIA-KARUNIA dan JABATAN-JABATAN ROH EL-KUDUS.
Tuhan memperlengkapi kita dengan harta yang indah. Tuhan memperlengkapi kita dengan sembilan karunia Roh Kudus dan sembilan jabatan Roh Kudus untuk melayani pekerjaan Tuhan, untuk bekerja di ladang Tuhan, sebab itu peliharalah harta yang indah dan jangan lalai mempergunakannya. Tuhan memperlengkapi kita untuk melayani pekerjaan Tuhan, bukan untuk kepentingan diri sendiri.

Mari kita lihat; sembilan karunia Roh Kudus.
1 Korintus 12:7
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

Perikop dari ayat ini adalah “Rupa-Rupa Karunia Tetapi Satu Roh.
Ada karunia yang berbeda-beda (rupa-rupa), tetapi sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama. Sembilan karunia itu tidak datang dari dua sumber. Kalau berasal dari dua sumber, yang akan terjadi adalah saling gontok-gontokan, tetapi rupa-rupa karunia sumbernya dari Roh yang satu, yang sama, untuk saling melengkapi.

Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Jadi, kita diperlengkapi di tengah-tengah pelayanan kita kepada Tuhan adalah untuk kepentingan bersama, bukan untuk mencari pujian dan hormat dari  orang lain, bukan untuk mencari pujian dan hormat dari manusia.
Di manapun kita diutus oleh Tuhan untuk membawa Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), dan jika Tuhan ijinkan tanggal 22-23 Januari 2020 di Lampung, bukan untuk mencari pujian dan hormat. Beberapa waktu lalu juga kita sudah melayani PPT 27-28 Desember 2019, bukan untuk mencari pujian dan hormat, tetapi untuk kepentingan bersama.
Gereja hujan akhir harus mengenal Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.

1 Korintus 12:8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Sembilan karunia Roh Kudus, antara lain;
1.     Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat.
2.     Karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
3.     Karunia iman.
4.     Karunia untuk menyembuhkan.
5.     Kuasa untuk mengadakan mujizat.
6.     Karunia untuk bernubuat.
7.     Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
8.     Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh.
9.     Karunia untuk menafsirkan bahasa roh.

Adapun sembilan karunia tersebut dibagi menjadi tiga bagian:
YANG PERTAMA: Karunia hikmat, karunia pengetahuan, karunia membedakan bermacam-macam roh.
Dalam susunan Tabernakel terkena pada MEJA ROTI SAJIAN.
Ini adalah karunia penyataan yang memberikan kehidupan bagi kita semua. Kita tidak bisa berbuat apa-apa, tidak ada kekuatan, bahkan tidak bisa hidup kalau tidak ada asupan rohani, yakni; firman Allah.
YANG KEDUA: Karunia iman, karunia kesembuhan, karunia mengadakan mujizat.
Dalam susunan Tabernakel terkena pada PELITA EMAS.
Ini adalah karunia kesaksian (Iman, kesembuhan, mujizat).
-       Kalau kita melayani dengan iman, itu adalah kesaksian (pelita emas).
-       Kalau kita melayani dengan mengadakan kesembuhan, itu adalah kesaksian.
-       Kemudian, mengadakan mujizat, itu kesaksian.
YANG KETIGA: Karunia bernubuat, karunia bahasa roh, karunia menafsirkan bahasa roh.
Dalam susunan Tabernakel terkena pada MEZBAH PEMBAKARAN UKUPAN, yang adalah nafas hidup kita masing-masing.

1 Korintus 12:27-30
(12:27) Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. (12:28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. (12:29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (12:30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?

Selanjutnya, ada sembilan jabatan Roh Kudus yang dirampingkan menjadi lima jabatan Roh Kudus.
1.     Rasul.
2.     Nabi.
3.     Penginjil.
4.     Gembala.
5.     Guru atau pengajar.

Efesus 4:11-12
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Lima jabatan Roh Kudus diberikan untuk memperlengkapi orang-orang kudus;
-       Bagi pekerjaan pelayanan.
-       Bagi pembangunan tubuh Kristus, sama dengan; terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda-beda.
Bekerjalah selagi hari masih siang. Bekerjalah, jangan sia-siakan waktu yang masih tersisa.
Kesempatan yang ada tinggal sedikit, namun kesempatan itu merupakan panjang sabarnya Tuhan bagi kita, kemurahan Tuhan bagi kita.

Esau adalah seorang yang sibuk berburu daging, sehingga ketika dia mencari berkat yang satu itu, dia ditolak, sebab dia tidak mendapat kesempatan untuk bertobat.

1 Timotius 4:13-14
(4:13) Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. (4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.

Kita diperlengkapi untuk bekerja di ladang Tuhan, sebab itu jangan lalai dalam mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus, dan jangan lalai mempergunakan jabatan-jabatan Roh Kudus.

Kita sudah diberikan karunia-karunia adalah untuk saling melengkapi. Seorang imam dalam hal memimpin pujian, pembaca firman Tuhan, singer, kolektan, pemain musik, multimedia, infokus, yang mengelola live streaming, dan sebagainya, itu adalah karunia-karunia Roh Kudus yang diperoleh melalui penumpangan tangan sebagai perpanjangan tangan Tuhan. Itu kita peroleh bukan dengan begitu saja, tetapi ada harga yang besar, yaitu Yesus mati di atas kayu salib untuk memenuhkan segala sesuatu, sesuai Efesus 4.
Jadi, penekanan pada Efesus 4 tadi adalah soal organisme, bukan organisasi. Penekanannya adalah supaya terbentuknya pembangunan tubuh Kristus, terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda-beda, sehingga dengan demikian Yesuslah yang membawa tawanan-tawanan kepada Dia, membebaskan kita dari segala belenggu dosa kejahatan, membebaskan kita dari segala belenggu dosa kenajisan.

1 Timotius 4:1-5 di situ dituliskan tentang pelayanan dari nabi-nabi palsu, guru-guru palsu, maka tugas Timotius dalam menghadapi pengajar sesat. Di mana pengajar sesat ini;
-       Melarang orang makan makanan yang diciptakan oleh Allah, itulah firman pengajaran Mempelai atau firman pengajaran yang rahasianya dibukakan (makanan rohani).
-       Melarang orang kawin. Padahal sasaran dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah perjamuan malam kawin Anak Domba, pesta nikah Anak Domba, kelak bersanding dengan Dia.
Tetapi rupanya, ajaran sesat ini sedang disusupi, maka mari kita perhatikan ayat 6.

1 Timotius 4:6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.

Rasul Paulus selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, secara khusus kepada Timotius: “... Engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik ...
Seorang pelayan Kristus yang baik itu:
1.     Terdidik dalam soal-soal pokok iman.
2.     Terdidik dalam ajaran sehat.
Itulah yang diajarkan oleh Rasul Paulus kepada Timotius.

Jadi, Rasul Paulus ini selalu mengingatkan Timotius:
-       Di ayat 14, Jangan lalai dalam mempergunakan karunia, itulah sembilan karunia dan sembilan jabatan Roh Kudus.
-       Di ayat 6, Seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat.
Sebagai anak rohani, Timotius selalu diingatkan oleh Rasul Paulus.
Dan malam ini juga, bukankah Tuhan mengingatkan kita? Lewat pemberitaan firman yang dibentangkan begitu rupa, kita diingatkan oleh Tuhan.

Tentang: TERDIDIK DALAM SOAL-SOAL POKOK IMAN.
Jika dikaitkan pada pola Tabernakel, jelas terkena pada HALAMAN.
Daerah halaman itu dimulai dengan;
1.     PINTU GERBANG, berarti; percaya. Setelah percaya, melihat satu alat yang begitu besar, yaitu Mezbah Korban Bakaran.
2.     MEZBAH KORBAN BAKARAN, menunjuk; pertobatan. Sesudah itu, barulah Kolam Pembasuhan Tembaga.
3.     KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA, menunjuk; baptisan air, artinya; satu di dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya sampai akhirnya lahir baru. Lalu kemudian, setelah melewati Kolam Pembasuhan, selanjutnya adalah Pintu Kemah.
4.     PINTU KEMAH, berbicara tentang; baptisan Roh Kudus.
Inilah soal-soal pokok iman, asas-asas pertama tentang ajaran Kristus; percaya, bertobat, mati dan bangkit, serta  dibaptis Roh Kudus.

Pendeknya: Gereja Tuhan harus mengalami kelahiran baru. Tetapi tidak boleh berhenti hanya sampai lahir baru. Kita sudah menanggalkan pakaian lama dan sekarang telah mengenakan pakaian yang baru, tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ, harus terus menerus dibaharui.
Oleh sebab itu, lanjut dengan terdidik dalam ajaran sehat.

Tentang: TERDIDIK DALAM AJARAN SEHAT.
Ajaran sehat itu, menunjuk; Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
Kuasanya: Membawa gereja Tuhan masuk di dalam rencana Allah yang besar, yakni  masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus, dengan lain kata; terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda-beda, itu gereja Tuhan yang sempurna, mempelai Tuhan.
Gereja yang kudus tanpa cacat, tanpa cela, itu sudah jelas dimulai dari RUANGAN SUCI sampai kepada RUANGAN MAHA SUCI, di mana panjangnya adalah tiga puluh hasta; Ruangan Suci dua puluh hasta, Ruangan Maha Suci sepuluh hasta.

Kita kembali membaca Efesus 4.
Efesus 4:7
(4:7) Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.

Karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus itu merupakan kasih karunia kepada kita, yang kita peroleh bukan dengan gampang begitu saja, tetapi karena kasih karunia, itulah darah salib Kristus.

Efesus 4:8
(4:8) Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."

Karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus diberikan kepada orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh, untuk membebaskan tawanan-tawanan.

Efesus 4:9-10
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.

Dia telah mati dan bangkit untuk memenuhkan segala sesuatu.
Lewat pengalaman kematian dan kebangkitan inilah, Yesus memberikan sembilan karunia Roh Kudus dan sembilan jabatan Roh Kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Itu sebabnya di ayat 8 dikatakan: “Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.

Jangan lalai mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus. Bekerjalah sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus, selagi hari masih siang, selagi masih ada kesempatan, sebagai panjang sabarnya Tuhan bagi kita semua.

1 Tesalonika 5:5-7
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. (5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. (5:7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.

Kita semua adalah anak-anak terang, anak-anak siang, bukan orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.

Kegiatan dari orang malam adalah:
1.     Tidur, sama dengan; malas. Coba saja lihat ladang si pemalas; ditumbuhi onak dan duri, sehingga kita dapat mengambil suatu kesimpulan: Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.
2.     Mabuk, artinya; hidup mengikuti hawa nafsu daging.

Tetapi orang-orang terang; menghargai kesempatan yang Tuhan berikan, yaitu berjaga-jaga dan sadar.
Pekerjaan kita banyak. Tadi, sembilan karunia dibagi tiga; bekerja untuk menyatakan firman, bekerja untuk menjadi terang, bekerja untuk menyatakan kasih Allah lewat penyembahan. Oleh sebab itu, berjaga-jagalah dan sadar, itulah pekerjaan orang-orang terang di waktu siang hari.
Selagi hari masing siang, bekerjalah. Jangan lalai mempergunakan karunia dan jabatan Roh-El Kudus.

Sepertinya dosa tidak dikoreksi, tetapi kesadaran kita sedang dikoreksi oleh Tuhan malam ini. Bagaimana kita menyikapi kesempatan yang Tuhan berikan ini?

Roma 4:4
(4:4) Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.

Kalau bekerja, pasti ada upah, bukan hadiah. Oleh sebab itu, bekerjalah, maka kita akan mendapat upah.

Roma 4:5
(4:5) Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.

Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, maka imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.
Kita ini bekerja karena iman, bukan bekerja dengan kekuatan daging, maka dengan demikian kita dibenarkan di dalam Kerajaan Sorga untuk selama-lamanya, itulah upah yang akan kita terima.

Ibrani 3:13
(3:13) Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.

Selama masih dapat dikatakan "hari ini", dengan kata lain; selama hari masing siang, ayo, terus bekerja di ladang Tuhan.
Orang-orang di sekitar kita adalah ladang Tuhan. Jangan karena melihat kekurangannya, lantas kita tutup mata, tetapi lihatlah dia sebagai ladang tuaian.
 
Terhadap perempuan Samaria, Yesus berkata kepada murid-murid: “Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Sama artinya Yesus berkata: “Lihat ladang tuaian”, yaitu: perempuan Samaria.
Seringkali kita merasa jijik melihat dosa orang lain, padahal kita dipanggil untuk bekerja di ladang Tuhan, diperlengkapi dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus untuk bekerja di ladang Tuhan dan melihat ladang tuaian (orang-orang berdosa).

Kita ini diperlengkapi untuk bekerja di ladang Tuhan, maka jangan lalai mempergunakannya selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kita yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.
Justru orang yang berdosa itulah yang harus kita tolong, mereka itulah ladang tuaian kita selama masih dapat dikatakan “hari ini”, selagi hari masih siang, bekerjalah.
Isteri melihat suami sebagai ladang tuaian. Suami melihat isteri sebagai ladang tuaian. Orang tua melihat anak sebagai ladang tuaian. Atau ada orang tua yang belum bertobat, tetapi anak sudah melayani Tuhan, maka anak-anak lihatlah orang tua sebagai ladang tuaian. Bukan berarti harus memusuhi.

Rut 2:17
(2:17) Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya.

“ ... Ia memungut di ladang sampai petang ...”, berarti; Rut tidak menyia-nyiakan waktu, tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, dia bekerja maksimal, seratus persen waktu itu dipergunakan dengan baik.

Kemudian, “... Ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya.
Rut mengirik yang dipungutnya itu, dan hasilnya ada kira-kira seefa jelai banyaknya.

Kita akan memperhatikan tentang; SEEFA JELAI.
Keluaran 16:36
(16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.

Adapun segomer ialah sepersepuluh efa. Atau, satu efa, sama dengan; sepuluh gomer

Bagi bangsa Israel, Allah memberikan satu gomer tiap-tiap orang setiap hari dalam memungut manna, tetapi khusus kepada bangsa kafir -- kepada Rut --, Allah memberikan sepuluh kali lipat, yaitu sepuluh gomer.
Seefa (sepuluh gomer), artinya; kemurahan besar terjadi bagi bangsa kafir.
Siapa kita ini? Kita ini adalah bangsa kafir, namun mendapat kemurahan yang luar biasa. Dan kemurahan Tuhan tidak terselami oleh akal pikiran kita.
Coba saudara pikirkan; untuk Israel satu gomer, tetapi untuk bangsa kafir satu efa. Dapatkah saudara selami hal ini? Ada anak kandung dan ada anak tetangga. Tidak mungkin orang tua memberikan lebih banyak kepada anak tetangga dibanding kepada anak kandungnya. Tetapi kenyataannya, hal ini sedang terjadi. Ini adalah kemurahan yang di luar akal pikiran manusia, supaya bangsa kafir tidak cemburu kepada bangsa Israel, walaupun sesungguhnya bangsa Israel adalah pilihan.
Hargailah kemurahan ini.
-       Bangsa kafir diterima sebagai Israel rohani adalah kemurahan.
-       Dipercaya lagi melayani sesuai karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus, itu adalah kemurahan double.
Semakin hari kita semakin dapat melihat betapa besarnya kemurahan Tuhan. Tidak bisa diselami oleh akal pikiran manusia, unik sekali. Pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus yang adalah kemurahan bagi bangsa kafir, unik, tidak bisa diselami oleh akal dan pikiran manusia. Maka, kalau ikut Tuhan, ikut Tuhan saja dengan sungguh-sungguh, tidak perlu bersungut-sungut, tidak perlu ngomel dan berkata; “Ko begini, Ko begitu”, tidak usah ngomel, sebab tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa seijin Tuhan.

Jangan bersungut-sungut lagi, mari kita lihat sidang jemaat di Smirna.
Wahyu 2:8-10
(2:8) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: (2:9) Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. (2:10) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Jelai gandum tadi adalah firman Allah. Dan untuk dapat bertahan dalam penderitaan yang hebat, yaitu kesusahan dan kemiskinan, kita harus memiliki Firman Allah, bagaikan persediaan jelai gandum satu gomer satu hari selama sepuluh hari mengalami penderitaan miskin dan susah, dilemparkan dalam penjara. Jadi, untuk sanggup menghadapi ini, bagaikan kita memiliki satu efa, berarti satu gomer setiap hari.
Kita sudah harus memiliki firman semacam ini supaya kita dimampukan untuk menghadapi kesusahan, penderitaan yang hebat.

Sepuluh gomer, berarti; sepuluh hukum yang tertulis dalam dua loh batu. Intinya hanya satu, itulah kasih sebagai gambaran dari satu efa.
Pendeknya, untuk dapat menghadapi kesusahan, kita membutuhkan kasih dari Allah, yakni; satu Efa, sebab inti dari 10 hukum hanya satu, yakni; kasih Allah.
Jadi, satu efa yang diterima oleh Rut tadi, itu adalah kasih dan kemurahan Tuhan, itu yang memberi kemampuan kepada kita untuk menghadapi kesusahan, menghadapi kemiskinan. Tidak usah berhenti mengikuti Tuhan. Miliki dulu   satu efa (10 Gomer).

Wahyu 2:11
(2:11) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."

Barangsiapa bertelinga, hendaklah mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
Mari kita gunakan sepasang telinga untuk mendengarkan berita kebenaran lewat kegiatan Roh ini, supaya kita tidak menderita dalam kematian yang kedua.

Tidak terselami jalan-jalan Tuhan. Tidak terpikirkan kasih dan kemurahan Tuhan, maka kalau pun harus mengalami kesusahan, anggap saja bahwa rencana Allah sedang berlangsung dalam kehidupan kita. Tidak usah bersungut-sungut lagi, tidak usah ngomel, “Kenapa begini? Kenapa begitu?
Orang yang baru menikah; pada minggu pertama, madu masih terasa manis. Sampai kepada bulan ketiga, madu itu masih terasa manis. Menjelang bulan kedelapan atau melewati satu tahun, mulailah piring melayang, gelas melayang, sendok melayang. Barang-barang itu melayang bukan karena ilmu sihir, melainkan fakta/krisis kasih yakni; satu Efa.
Akhirnya, dalam kesusahan semacam ini, keluarlah perkataan: “Ko, ini jodoh saya? Ko, ini suami saya? Ko, ini isteri saya?” Ini adalah pernyataan yang hanya keluar dari orang yang tidak mengerti kemurahan Tuhan (satu Efa).

Tetapi kita adalah bangsa kafir yang sudah mendapat kemurahan, seperti kemurahan yang dimiliki oleh Rut, bangsa Moab. Rut memperoleh hasil pengirikan jelai itu sebanyak satu efa, itu adalah kasih dan kemurahan Tuhan.
Walaupun tidak cocok di hati, itu adalah kemurahan Tuhan. Bukankah kesusahan itu tidak cocok di hati? Tetapi itu adalah kemurahan Tuhan. Kalau akhirnya kita sadari, semua penderitaan, kesusahan, itu adalah kemurahan Tuhan.
Bersabar saja, sampai akhirnya kita terlepas dari kematian yang kedua. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment