KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, January 8, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 05 JANUARI 2020



IBADAH RAYA MINGGU, 05 JANUARI 2020

WAHYU PASAL 11
(Seri: 19)

Subtema: TERGEMBALA SUPAYA JANGAN MENYALIBKAN TUHAN BERKALI-KALI

Shalom.
Pertama-tama saya mengucap syukur, sekaligus berterima kasih kepada Tuhan, karena Tuhan sudah memungkinkan kita untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu sebagai ibadah yang sulung di tahun yang baru ini.
Biar kiranya pakaian yang baru yang kita pakai senantiasa dipertahankan dengan cara: Kabar Mempelai, dengan firman yang hidup dan kuat, dengan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan (cahaya injil tentang kemuliaan Kristus), sampai kita berada di kota kudus, Yerusalem Baru, kota Mempelai, kota setia.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak Tuhan, dan juga hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streamingvideo internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.

Yang belum bersaksi di tutup tahun dan ibadah-ibadah kemarin, tadi sudah bersaksi. Kiranya kesaksian dari pada Saudari Dhebi juga meneguhkan setiap hati kita, membangun kerohanian kita semua untuk betul-betul menyerahkan diri supaya kehidupan kita ini benar-benar tergembala. Tadi dia mengatakan: Betul-betul penggembalaan ini adalah rumahku. Kiranya itu nyata dalam setiap kehidupan kita, sama seperti Yakub, seorang yang tenang, tidak sibuk memikirkan dunia ini, tidak perlu tinggal di padang memikirkan dunia ini, tinggal di kemah saja, itu gambaran dari kehidupan yang tenang supaya dia dapat menyembah, sesuai 1 Petrus 4:7.
Kemudian, kesaksian dari Saudara Yosua juga tadi; semakin hari dia semakin diteguhkan, semakin didorong untuk berada sampai kepada derajat yang tinggi, itulah puncak rohani, yaitu penyembahan, yang ditandai dengan penyerahan diri, berarti; kehendak Tuhan yang jadi, bukan lagi kehendak manusia. Kiranya hal itu nyata, bukan saja di dalam diri Yosua, tetapi kita semua semakin hari semakin rendah hati, semakin hari semakin lemah lembut, karena kedatangan Tuhan sudah semakin dekat, sudah tidak lama lagi, maka dibutuhkan penyerahan diri sepenuh, berarti; kerohanian kita harus sampai kepada puncaknya, itulah penyembahan, penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan.

Segera kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari WAHYU 11.
Wahyu 11:7
(11:7)Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.

Kita sudah melihat penampilan dari binatang buas ini, binatang yang muncul dari jurang maut dan Tuhan telah memberitahukan kepada kita dari mana asal usulnya, kita sudah mengerti oleh pembukaan firman, kita bersyukur di situ. 
Karena penampilannya ini hampir mirip dengan penampilan dari pribadi Yesus, Anak Allah; hidup, mati, hidup, kemudian; yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang, sebab Dia adalah Alfa dan Omega. Demikian juga binatang buas ini, muncul dari jurang maut; sebetulnya sudah ada, kemudian dilemparkan ke jurang maut, dengan kata lain; tidak ada, lalu kemudian muncul lagi. Dalam kemunculannya itu, ia memerangi, mengalahkan serta membunuh dua saksi Allah (Musa dan Elia), sehingga dua saksi Allah itu oleh perkenanan Tuhan (seijin Tuhan), mati terbunuh.
Memang mereka harus mengalami kematian, dan kematian mereka merupakan keuntungan besar bagi gereja Tuhan, terkhusus bagi gereja yang tertinggal.

Wahyu 11:8
(11:8)Dan mayatmereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodomdan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan.

Dengan tandas saya sampaikan: Binatang yang muncul dari jurang maut akan memerangi mereka, juga mengalahkan serta membunuh mereka, yaitu Musa dan Elia. Kemudian, mayat mereka akan tergeletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka salibkan.
Dengan kata lain; SodomdanMesiradalah kota yang menyalibkan Tuhan berkali-kali. 
Kesimpulannya: Sodom dan Mesir adalah nama lain dari Yerusalem. Nama ini diberikan sebab di Yerusalem terjadi perkara-perkara yang hebat, di mana dosa-dosa itu meningkat sebab kematian mereka adalah kesaksian secara khusus bagi gereja yang tertinggal. 

Lukas 13:31-34
(13:31)Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." (13:32)Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. (13:33)Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. (13:34)Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.

Perikop ayat ini adalah: “Yesus Harus Mati di Yerusalem, Keluhan Terhadap Yerusalem.
Sebetulnya, Yesus menderita di luar perkemahan, di luar pintu gerbang, itulah Golgota.

Yerusalem adalah kota yang membunuh nabi-nabi, dan sekaligus melempari dengan batu orang-orang yang diutus oleh Tuhan.
Tugas nabi adalah bernubuat, menyingkapkan rahasia firman. Kemudian, yang diutus, menunjuk kepada; yang diurapi.
Kalau dosa seseorang sudah semakin meningkat, orang semacam ini tidak lagi menghargai pembukaan firman Tuhan dan tidak menghargai kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan/utusan Tuhan).

Pendeknya: Yerusalem adalah kota yang menyalibkan Tuhan.
Entah berapa kali dan berapa ribu kali kita menyalibkan Tuhan. Yang pasti sudah berkali-kali kita menyalibkan Tuhan. Mengapa ada pernyataan berkali-kali? Itu ada kaitannya dengan perbuatan dosa kejahatan yang berkali-kali dilakukan.

Tentang:SODOM.
Yudas 1:7
(1:7)sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulandan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.

Di dalam kota Sodom;
  • Terjadi percabulan”, menunjuk kepada; dosa kenajisan. Oleh karena kenajisan, seseorang merendahkan dirinya, menjadi suatu kehidupan yang rendah di mata Tuhan.
  • Mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar.” 

Selanjutnya, kita dapat melihat tentang, kepuasan-kepuasan yang tidak wajar.
2 Petrus 2:6-10
(2:6)dan jikalau Allah membinasakan kota Sodomdan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, (2:7)tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- (2:8)sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa -- (2:9)maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (2:10)terutama mereka yang menuruti hawa nafsunyakarena ingin mencemarkan diridan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu beranidan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,

Perbuatan-perbuatan di kota Sodom:
  1. Mengikuti hawa nafsu daging. Orang yang hidup menurut hawa nafsu daging tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, tidak memikirkan perkara di atas, perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan Roh yang ada di dalamnya.
  2. Mencemarkan diri atau mengotori diri.Biasanya, kehidupan sudah kotor dan cemar, kalau itu terus dibiarkan, lama-lama baunya minta ampun, dan yang menderita adalah orang benar yang disekitarnya. Sama seperti Lot mengeluh, orang benar itu mengeluh, karena perbuatan kotor orang-orang yang ada di kota Sodom.
  3. Menghina pemerintahan Allah. Dua tiga orang berkumpul di dalam nama-Nya, di situ Tuhan ada (di tengah-tengahnya Tuhan ada), berarti; ibadah dan pelayanan ini adalah takhta Allah. Pendeknya, ibadah jangan dihina. Pelayanan jangan dihina.
  4. Mereka berani, berarti; tidak takut untuk berbuat dosa.
  5. Mereka angkuh, menunjuk; orang yang pongah, tidak tahu diri.
  6. Tidak segan-segan menghujat kemuliaan.

Oleh karena akibat dosa Sodom, orang-orang benar sangat menderita, orang-orang benar berkeluh kesah. Kita harus sadar betul dengan kelakuan atau perbuatan jahat, perbuatan yang tidak benar, itu membuat orang mengeluh, membuat orang lain sangat menderita.
Jadi, mulai dari sekarang, segera sadar diri, sebab setiap perbuatan jahat, setiap perbuatan najis seseorang, itu membuat orang mengeluh. Lot sangat mengeluh karena sifat tabiat dari orang-orang Sodom ini.
Oleh karena perbuatan jahat kita, orang mengeluh. Jangankan orang benar pada zaman sekarang ini zaman dahulu saja, yang hubungannya begitu intim dengan Tuhan, sangat mengeluh.
Biarlah kita semakin dewasa, semakin bijaksana mengikuti Tuhan. Jangan lagi hidup dengan semaunya atau seenaknya sendiri, seperti orang-orang di Kota Sodom.

Kejadian 18:20
(18:20)Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesahorang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.

Sesungguhnya banyak keluh kesah orang-orang benar karena perbuatan-perbuatan jahat di dalam kota Sodom. 
Rasul Paulus sudah menerangkannya di dalam 2 Petrus 2tadi, juga Yudassudah menerangkannya di dalam suratannya. 
Jadi, apa yang disampaikan Petrus di hari-hari ini, hal itu nyata, supaya menjadi suatu peringatan, suatu pelajaran yang berharga, suatu pelajaran yang indah. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Belajarlah dari pengalaman hidup.

Kejadian 18:21
(18:21)Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."

Sepintas, ayat ini menceritakan bahwa Tuhan itu seperti manusia biasa yang tidak bisa melihat jarak pandang jauh, sepertinya kuasa-Nya dibatasi oleh jarak, waktu dan situasi kondisi, seolah-olah begitu.
Tetapi, dibalik itu, ada suatu pengertian yang luar biasa. Pernyataan Tuhan kepada Abraham: “Baiklah Aku turun untuk melihat”, berarti; Yesus telah turun meninggalkan sorga-Nya, singkatnya oleh karena kejahatan orang-orang Sodom ini Yesus disalibkan berkali-kali.

Setelah saya renungkan, saya memperoleh pengertian ini, saya bersyukur kepada Tuhan. Betul-betul kota Sodom ini menyalibkan Yesus berkali-kali. Jadi, apa yang telah kita baca di awal yaitu Wahyu 11:8, itu betul sekali; bahwa Sodom adalah kota yang menyalibkan Tuhan.
Dan Tuhan tahu Dia disalibkan berkali-kali oleh karena kejahatan, oleh karena hawa nafsu, dan mereka tidak segan-segan menghujat pemerintahan Allah, mereka angkuh, mereka berani, tidak ada rasa takut baik dalam hal mencemarkan diri, baik dalam hal percabulan kenajisannya, tidak ada rasa takut. Dengan demikian, Yesus disalibkan berkali-kali.
Jadi setiap perbuatan jahat dan setiap kekeliruan yang terjadi, berarti Yesus disalibkan berkali-kali.

Kejadian 19:1
(19:1)Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah iamenyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah,

Kalau kita membutuhkan firman penggembalaan, mari kita sambut dengan segala kerendahan hati. Belajar rendah hati menyambut firman penggembalaan. Malaikat sidang jemaat itu adalah gambaran dari gembala sidang. Dan Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel sudah menggembalakan kita sejauh ini. Kalau memang kita butuh firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel menggembalakan kehidupan kita, ayo, songsong dengan rendah hati, tersungkur dengan muka sampai ke tanah, seperti Lot, sujud dengan muka sampai ke tanah. 

Jangan melayani dengan mengambil jalannya sendiri. Jangan kita melayani dengan tinggi hati. Jangan kita melayani dengan segala kemampuan. Tetapi biarlah kita melayani dengan segala kerendahan hati.
Tidak boleh seorang pelayan Tuhan, misalnya seorang pemimpin pujian memimpin pujian dengan kemampuannya. Tidak boleh seorang pelayan Tuhan melayani Tuhan tanpa ada kaitannya dengan Kristus, Kepala. Tubuh tidak boleh mengambil jalannya sendiri, oleh sebab itu, seorang pelayan Tuhan harus melayani dengan rendah hati.

Kejadian 19:4-5
(19:4)Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodomitu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. (19:5)Mereka berseru kepada Lot: "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka."

Lot dengan rendah hati menyambut malaikat Tuhan, tetapi orang-orang lelaki yang ada di Kota Sodom mengepung rumah Lot, di mana di dalamnya ada empat pribadi ditambah dua malaikat.
Betul-betul orang-orang yang ada di kota Sodom ini tidak takut Tuhan, orang-orang yang ada di kota Sodom ini betul-betul berani dan angkuh, berani mencemarkan diri, baik dalam hal percabulan kenajisannya. 

Orang-orang Sodom berkata; “Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka”, menunjukkan suatu hubungan yang tidak wajar, sehingga apabila terjadi hubungan yang tidak wajar antara laki-laki dengan laki-laki disebutlah itu sodomi.
Bukankah malaikat sidang jemaat harus seorang laki-laki? Bukankah gembala sidang harus seorang laki-laki? Bukankah seorang pemimpin rumah Tuhan harus seorang laki-laki? Bukankah Kristus Kepala adalah Mempelai Laki-Laki Sorga? Perempuan tidak boleh menjadi kepala, apalagi di dalam rumah Tuhan.
Sikap dan perbuatan dari orang-orang Sodom, betul-betul di luar nalar pikiran manusia, sangat menyakiti hati Tuhan, mereka betul-betul menyalibkan Tuhan berkali-kali sebab mereka (orang-orang lelaki di kota Sodom) ingin mencemarkan diri dengan cara yang tak wajar. 

Kemudian, orang benar itu, yakni; Lot memberi suatu pengertian. Hal yang benar dinyatakan supaya yang tidak lurus diluruskan oleh Lot, orang benar itu.
Kejadian 19:6-8
(19:6)Lalu keluarlah Lot menemui mereka, ke depan pintu, tetapi pintu ditutupnya di belakangnya,(19:7)dan ia berkata: "Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat.(19:8)Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuanyang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku."

Di sini sudah sangat jelas, bahwa: Lot orang benar itu berusaha untuk membenarkan orang yang tidak benar, meluruskan orang yang tidak lurus, karena lelaki dari orang-orang Sodom itu mencari dua malaikat untuk dipakai, bukankah ini adalah hubungan yang tidak wajar? Akhirnya Lot menyerahkan dua puterinya yang belum pernah dijamah laki-laki, belum pernah mencemarkan dirinya.
Memang, untuk menyatakan sesuatu yang benar, orang benar itu harus korban. Maka, persis seperti kedudukan dari seorang imam berada di antara Allah dengan orang berdosa untuk memperdamaikan orang berdosa di atas kayu salib, berarti; imamlah yang harus menjadi korban, sebab itu Lot mengorbankan dua puterinya. 
Dan ketika Lot mengorbankan dua puterinya, dia menutup pintu belakang, tujuannya; supaya jangan ada terjadi dosa main belakang. Kalau kita melayani Tuhan, biarlah kita melayani Tuhan dengan hati yang tulus. Jangan main belakang.
Luar biasa cara Lot ini meluruskan yang tidak lurus, membenarkan yang tidak benar. Singkatnya, jikalau kita menghadap Tuhan face to face, harus dengan hati yang tulus, jangan main belakang lagi, maksudnya jangan ada perbuatan yang terselubung.

Kejadian 19:9
(19:9)Tetapi mereka berkata: "Enyahlah!" Lagi kata mereka: "Orang ini datang ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita! Sekarang kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu!" Lalu mereka mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan keras, dan mereka mendekat untuk mendobrak pintu.

Para lelaki di kota Sodom berkata: “Enyahlah!”, berarti para lelaki di kota Sodom tidak peduli dengan kebenaran, mereka tidak peduli dengan hidup suci, dia tidak peduli dengan apa yang benar dan adil dari Tuhan.
Penghakiman Tuhan itu adil, sebenarnya dua malaikat itu datang untuk menghakimi kota Sodom, kita tahu bahwa penghakiman yang dari Allah adalah penghakiman yang adil. 

Saat ini kita datang di takhta kasih karunia supaya kita boleh diadili, firman-Nya dinyatakan, berarti; dosa kita diadili, segala fakta-fakta boleh terungkap, dengan kata lain, dosa dibongkar dengan tuntas. Seharusnya kita enyah atau menyingkir dari dosa, bukan enyah atau menyingkir dari kebenaran, tetapi orang-orang lelaki di kota Sodom justru menyingkir dari kebenaran, menyingkir dari kesucian, menyingkir dari kemuliaan Allah yang begitu adil itu.

Singkatnya: Kota Sodom menyalibkan Tuhan berkali-kali... Sangat ironis sekali. 
Bagaimana dengan kita? Jangan kita merasa bahwa kita tidak berdosa. Jangan sampai kita sudah berbuat dosa, tetapi tidak merasa bersalah. Banyak di antara kita (orang Kristen) seperti itu; sudah salah tetapi tidak merasa bersalah, bahkan berani dan angkuh.
Itulah tentang Sodom, kota yang menyalibkan Tuhan berkali-kali, seperti yang tertulis di dalam Wahyu 11:8.

Tentang: MESIR
Kita sudah melihat bahwa kota Sodom benar-benar menyalibkan Tuhan di dalamKejadian 18. Apakah juga kota Mesir ini menyalibkan Tuhan berkali-kali?

Keluaran 3:7
(3:7)Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguhkesengsaraan umat-Kudi tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan merekayang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahuipenderitaanmereka.

Tuhan melihat, Tuhan mengetahui penderitaan yang hebat yang dialami oleh umat pilihan, bangsa Israel, di tanah Mesir oleh karena pengerah-pengerah. Bangsa Israel sangat menderita dan penderitaan itu sampai kepada Tuhan.

Minggu lalu saya mendapatkan atau mendengar kesaksian dari Ibu Sianipar; beliau mengalami suatu penderitaan yang hebat, bukan penderitaan ringan dari sang suami. Bukan hanya ibu ini yang menderita, tetapi anaknya juga menderita, hampir mirip dengan pengalaman saya semasa kecil di Medan, begitu menderita hebat. Dan keluhan itu sampai kepada Tuhan.
Maka, saya renungkan; ternyata saya menjadi hamba Tuhan, itu merupakan penghiburan dari Tuhan kepada mereka yang menderita. Barulah saya mengerti hal itu sekarang, sebagaimana nubuatan nabi Yesaya: Sukacita ganti kain kabung... Yesaya 61:1,4.
Jadi, kalau saat ini kita ada dihimpunkan Tuhan di tempat ini, itu adalah perhatian Tuhan kepada orang-orang yang menderita. Karena dosa menyebabkan banyak penderitaan, bukan hanya kepada orang benar, tetapi orang yang berbuat dosa sendiri juga menderita sebetulnya, tetapi dia tidak menyadari hal itu, hingga akhirnya dia terus berbuat dosa.

Keluaran 3:8
(3:8)Sebab itu Aku telah turununtuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

Perhatikan kalimat: “Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir.
Kalau dikatakan; “Turun”, dari mana Dia turun? Tentu dari sorga, dari takhta-Nya. Dia telah meninggalkan sorga yang mulia. Berarti, dengan demikian; Yesus telah disalibkan berkali-kali. Yesus turun ke dunia ini dan menanggung penderitaan dan kehinaan di atas kayu salib, di bukit Golgota. Jadi, oleh karena perbuatan dari orang Mesir ini, Yesus disalibkan berkali-kali.

Jelas bahwa: 
  • Kota Sodom adalah kota yang menyalibkan Tuhan berkali-kali.
  • Kota Mesir adalah kota yang menyalibkan Tuhan.
Jadi, Sodom dan Mesir adalah kata lain dari pada kota Yerusalem.
Tetapi jangan salah, kita ini sekarang ada di kota Tuhan. Jangan kita juga turut menyalibkan Tuhan berkali-kali, karena percabulan, mencemarkan diri, angkuh, berani menghujat kemuliaan dan pemerintahan Tuhan, kemudian mengadakan hubungan atau mencari kepuasan dengan cara yang tidak wajar.

Tuhan turun melihat keadaan bangsa Israel di tanah Mesir, berarti; Mesir dan Firaun telah menyalibkan Tuhan berkali-kali sehingga bangsa Israel sangat menderita sekali oleh karena pengerah-pengerah.

Kita akan melihat penderitaan hebat yang dialami oleh umat Tuhan oleh karena pengerah-pengerah.
Keluaran 1:11-14
(1:11)Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. (1:12)Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. (1:13)Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, (1:14)dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

Sepintas mengenai kalimat: “Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka”
Sebetulnya, semakin kita ditindas, rohani akan semakin berkembang. Banyak penderitaan, pengorbanan baik tenaga, pikiran, waktu, uang, materi, sebetulnya membuat rohani kita berkembang. Jangan banyak bersungut-sungut lagi, jangan sampai tidak mengerti tentang salib. 
Tuhan sudah buka jalan sehingga lewat ibadah ini kita boleh menyentuh salib Kristus supaya rohani berkembang. Kalau tidak mau menyentuh salib, sampai hari Tuhan (kiamatpun), hidup rohani  seseorang tidak akan berkembang. Berlakulah bijaksana jangan lagi bodoh dalam berpikir.

Singkatnya: Bangsa Israel sangat menderita sekali karena mereka diperbudak dengan kerja paksa. 
Setiap orang yang diperbudak dosa, pasti menderita. Diperbudak dosa tanpa hari perhentian (jauh dari hari sabat), itu akan memahitkan hidup seseorang. Jangan sampai seseorang sudah diperbudak dosa, kemudian tidak berada pada hari perhentian, itu yang akan semakin memahitkan hidup seseorang. Jadi, gereja Tuhan, anak-anak Tuhan, orang Kristen, kalau menderita karena diperbudak dosa, sebaiknya memang harus berada pada hari perhentian. Jangan jauh dari ibadah dan pelayanan. 
Tetapi di sini kita melihat; bangsa Israel diperbudak dengan kerja paksa tanpa hari perhentian sampai memahitkan hidup mereka, pahit sepahit-pahitnya.

Keluaran 1:15-16
(1:15)Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidanyang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: (1:16)"Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."

Firaun juga memerintahkan kepada bidan-bidan: Apabila perempuan-perempuan Ibrani itu melahirkan anak perempuan, maka anak itu boleh hidup, tetapi jika melahirkan anak laki-laki, dibunuh.
Jadi, setan sudah mengantisipasi Juruselamat, Kristus Kepala, Mempelai Laki-Laki Sorga, supaya bangsa Israel ini terus menerus berada dalam perbudakan dosa sampai memahitkan hidup mereka.
Singkatnya: Bangsa Israel telah diperbudak dengan kerja paksa sampai memahitkan hati mereka dan Tuhan disalibkan berkali-kali. Orang Mesir menyalibkan Yesus berkali-kali.

Kembali saya menyampaikan dengan tandas:
  • Kota Sodom menyalibkan Tuhan berkali-kali karena dosa kejahatan, kenajisan mereka.
  • Kota Mesir menyalibkan Yesus berkali-kali dengan kerja paksa sampai memahitkan hati bangsa Israel.
Jadi, sekarang kita sudah melihat dengan jelas, bahwa; kota Sodom dan kota Mesir adalah kota yang benar-benar menyalibkan Tuhan. 
Di awal tadi kita sudah melihat; 
  • Yerusalem melempari nabi-nabi. Tugas nabi adalah bernubuat, menyampaikan rahasia firman.
  • Membunuh orang yang diutus kepada mereka, berarti; tidak menghargai kegiatan Roh, itulah ibadah dan pelayanan.
Itulah kelakuan dari orang jahat, orang yang tidak takut Tuhan, orang yang angkuh, orang yang berani, orang yang tidak menghargai pemerintahan Tuhan, mereka menghujat kemuliaan Allah. 
Karena bangsa Israel diperbudak dengan kerja paksa di Mesir oleh Firaun dan pengerah-pengerah itu, maka Tuhan memberikan 10 hukum Allah kepada bangsa Israel, sehingga ketika bangsa Israel dibebaskan (dipaksa keluar dari Mesir), Musa menuntun dan membawa bangsa Israel sampai ke gunung Sinai (Gunung Horeb, Gunung Tuhan), disanalah Tuhan memberikan 10 hukum kepada bangsa Israel. 
Salah satu dari 10 hukum (yakni hukum ke-4) bunyinya adalah: “Ingat dan kuduskanlah hari sabat.”(Keluaran 19 & 20).

Oleh sebab itu, di sore ini, apa yang sudah kita dengar, mari kita perhatikan sungguh-sungguh. Kita sudah mempunyai telinga, dengar dan perhatikan dengan sungguh-sungguh, supaya rahasia Kerajaan sorga dinyatakan, kita memperoleh berkat dengan berkelimpahan.

Jalan keluarnya.
2 Petrus 2:6
(2:6)dan jikalau Allah membinasakankota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatanuntuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian,

Akhirnya, kota Sodom dimusnahkan, ditunggangbalikkan, dibakar dengan api, dan itu merupakan peringatan untuk kita di masa sekarang, peringatan bagi orang yang berdosa dan bagi orang Fasik supaya jangan menyalibkan Tuhan berkali-kali.

Yesaya 1:8
(1:8)Puteri Sion tertinggal sendirian seperti pondok di kebun anggur, seperti gubuk di kebun mentimun dan seperti kota yang terkepung.

Seperti pondok di kebun anggur”, tetapi sendirian. 
Kita ini kebun anggur Tuhan, tetapi kalau kita sendirian, apa artinya hidup ini, seperti di padang Masin, tidak ada artinya. Kita masih butuh Tuhan.

Seperti gubuk di kebun mentimun”, sudah gubuk, sendirian lagi, bahkan sekalipun di kebun mentimun, itu semua tidak ada artinya.

Seperti kota yang terkepung”, biar ramai tetapi kalau mencekam bagaikan kemiskinan dan kekurangan, tidak ada artinya.

Yesaya 1:9-10
(1:9)Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora. (1:10)Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!

Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita-- seperti yang sudah saya gambarkan pada ayat 8--sedikit orang yang terlepas-- khususnya pada masa aniaya antikristus, dua saksi Allah (Musa dan Elia) --, kita sudah menjadi seperti Sodom dan Gomora.
Siapa yang mempunyai telinga, dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom -- maksudnya yang berbuat dosa kejahatan, kenajisan, mencemarkan diri dengan cara yang tidak wajar -- !

Kita butuh sedikit orang yang terlepas karena kejahatan dan kenajisan kita semua, sama seperti kesaksian Musa dan Elia, kita butuh kesaksian seperti ini. Tuhan berikan kepada kita sedikit orang -- itulah Musa dan Elia --dengan kesaksian mereka yang besar, supaya kehidupan kita yang sama seperti Sodom dan Gomora ini tertolong, tetapi juga jangan lupa;dengarkan dan perhatikanlah pengajaran Allah.
Kalau kita melihat dalam Yesaya 2:2, dari Sion keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem.

Kita lihat PENGAJARAN itu.
Yesaya 2:2-3
(2:2)Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHANakan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3)dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajarandan firman TUHAN dari Yerusalem."

Dari Sion keluar pengajaransehingga kita mengerti, mengenal jalan-jalan Tuhan.
Kita butuh Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel supaya kita mengerti jalan-jalan Tuhan.

Apakah saudara merindu untuk mengerti jalan-jalan Tuhan? Ikutilah jalan-jalan Tuhan. Jangan lagi mengambil jalannya sendiri-sendiri, jangan lagi menuruti keinginan di hati saja, tetapi ikuti jalan-jalan Tuhan. Dari Sion keluar pengajaran, supaya Dia mengajar kita tentang jalan-jalan Tuhan.

Mari kita lihat; JALAN-JALAN TUHAN.
1 Petrus 2:19
(2:19)Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung itu adalah kasih karunia atau kemurahan.
Banyak orang mengerti kemurahan setelah ia mendapat berkat, itu betul, tidak salah. Tetapi kemurahan yang sejati atau kasih karunia yang sejati adalah dengan sadar sesadar-sadarnya mau memikul salib.
Biarlah kita limpah kasih karunia, limpah kemurahan. Selama kita menumpang di bumi ini, sebelum Tuhan datang, biarlah kita hidup dalam kelimpahan kemurahan Tuhan. Segalanya ini adalah karena kemurahan Tuhan.
Yang belum ada nanti ditambahkan, ditambahkan, ditambahkan, sebagai kemurahan-kemurahan dari Tuhan. Jangan kita cari kemurahan dengan cara-cara kita. 

Dahulu ada seseorang, ketika saya tawarkan untuk berkorban, dia memberontak, melawan saya, tetapi saya memberi pengertian dengan sabar, akhirnya dia menyerah, dia menuruti, dan tidak lama gajinya naik, termasuk jabatan/kedudukannya, di tempat ia bekerja. 
Jadi, jelas-jelas, kasih karunia yang sebenarnya itu adalah dengan sadar mau memikul salib, itulah kasih karunia.
Kalau sudah lulus dari kuliah, itu adalah kasih karunia, tetapi ada kasih karunia yang sejati, yaitu mau memikul salib. Yang tidak layak menjadi layak, itu kasih karunia. Bangsa kafir menjadi jemaah Tuhan, itu adalah kasih karunia. 
Bangsa kafir, bangsa Moab tidak diijinkan untuk menjadi jemaat Tuhan sampai keturunan kesepuluh, bahkan sampai selama-lamanya, tetapi kita ini diterima menjadi jemaat Tuhan, itu adalah kasih karunia, pikul salib. Jangan keliru lagi tentang kasih karunia.
Mau pelajaran dari mana pun, mau filsafat manapun, yang pasti jangan tolak untuk pikul salib, sebab inilah yang benar. Dengar dan perhatikan pengajaran Tuhan.

1 Petrus 2:20
(2:20)Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baikdan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Menderita karena dosa itu pukulan, itu bukan kasih karunia.
Ditekankan lagi: Sengsara karena salib, teraniaya karena firman, itu adalah kasih karunia.

1 Petrus 2:21
(2:21)Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderitauntuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamumengikuti jejak-Nya.

Inilah jalan-jalan Tuhan; mengikuti teladan yang ditinggalkan-Nya, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Mengapa kita bisa mengenal jalan-jalan Tuhan? Karena kita ada di gunung Sion, menerima pengajaran Tuhan. 

Kalau kita terima pengajaran, maka kita mengenal jalan-jalan Tuhan, yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, tentu kalau kita dengan tepat dan benar mengikuti jejak-jejak tapak Yesus yang berdarah itu, maka ingat; dosa rontok seketika itu juga. Semua dosa rontok di atas kayu salib. 
Tidak bisa kita kalahkan musuh yang menimbulkan dosa kalau kita tidak mengikuti jejak-jejak Yesus dengan tepat dan benar, kalau kita jauh dari ibadah dan pelayanan. Mau ilmu apa saja, sampai doktor, professor, tidak bisa mengalahkan musuh yang menimbulkan dosa, sebab itu kita butuh pengajaran. Dari pengajaran inilah kita mengenal jalan-jalan Tuhan, ikutilah dengan tepat dan benar, jangan lagi ikuti kata hati, jangan ikuti keinginan sendiri lagi, jangan menyimpang ke kiri dan ke kanan, kuat dan teguh hati, maka diberkati oleh Tuhan.

Praktek dalam hal mengikuti jalan-jalan Tuhan.
1 Petrus 2:22-23
(2:22)Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23)Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Ada 3 praktek mengikuti jalan-jalan Tuhan:
  1. Tidak berbuat dosa, jelas ini menunjuk kepada orang-orang yang suci, orang saleh, hidup benar sesuai FIRMAN.
  2. Tipu tidak ada di dalam mulutnya, artinya; tidak ada dusta. Dusta adalah dosa terakhir yang digunakan sebagai alat kemas yang indah dan menarik untuk membungkus semua dosa kejahatan, membungkus dosa kenajisan. Tetapi di sini kita melihat praktek mengikuti jalan-jalan Tuhan adalah tidak ada dusta, ini menunjuk orang yang hidup di dalam ROH TUHAN. Suratan 1 Yohanes 2:27, Roh itu mengajar kita dalam segala sesuatu dan ajaran-Nya itu benar, tidak dusta, tetapi salah satu tabiat setan yang paling mendasar adalah bapa pendusta.
  3. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki, sama dengan; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Berbeda dengan hukum Taurat; mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan, tetapi di dalam Tuhan, penggenapannya adalah tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, menunjuk; kehidupan yang dipenuhkan oleh KASIH ALLAH.

Biarlah tiga tabiat dari Allah trinitas ini nyata dalam setiap kehidupan kita di dalam hal mengikuti jalan-jalan Tuhan; hidup suci = Firman, tidak dusta = penuh dengan Roh Tuhan, mengasihi = mengampuni.

1 Petrus 2:24
(2:24)Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nyadi kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nyakamu telah sembuh.

Dia telah memikul dosa kita di dalam tubuh Yesus, di atas kayu salib; dua tangan terpaku di atas kayu salib, dua kaki terpaku di atas kayu salib, plusujung tombak menembusi lambung Yesus untuk bangsa kafir, sehingga segera mengalir keluar darah dan air, kelahiran baru untuk bangsa kafir.
Lewat sengsara salib, kita satu dalam kematian dan kebangkitan-Nya, dan ada lagi tambahan berkat bagi kita, bukan hanya mati terhadap dosa dan hidup di dalam kebenaran, tetapi juga bilur-bilur-Nya memberi kesembuhan atas segala jenis penyakit. Dengar firman, sakit sembuh. Yakinlah bahwa firman memberi kesembuhan. Inilah bonus bagi mereka yang mengikuti jejak Kristus.

1 Petrus 2:25
(2:25)Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Lebih dari pada sembuh, kita dipelihara oleh Tuhan, karena memberi diri digembalakan oleh Tuhan. 
Kembalilah kepada pemelihara jiwa. Kembali kepada gembala yang memelihara jiwa, di situ kita terpelihara. Di luar penggembalaan, seseorang tidak akan terpelihara, maka sidang jemaat harus tergembala supaya tubuh,jiwa,roh, hidup rohaninya tergembala dengan baik. Kalau sudah tergembala, maka terpelihara.

Banyak orang Kristen yang belum mengerti tentang penggembalaan, hanya mengerti beribadah tetapi rohaninya belum tergembala, sehingga gembala dengan sidang jemaat (domba-domba), tidak menyatu. Tetapi kalau kita sudah kembali kepada gembala, kerohanian kita terpelihara, diberkati, dipulihkan oleh Tuhan, semuanya dipulihkan. Sion akan dipulihkan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment