KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, January 22, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 19 JANUARI 2020



IBADAH RAYA MINGGU, 19 JANUARI 2020


WAHYU PASAL 11
(Seri: 21)

Subtema: ROH KEHIDUPAN MENJADI SAKSI PERJALANAN ROHANI

Shalom.
Selamat sore. Salam sejahtera, bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita.
Saya tidak lupa mengucap syukur, berterima kasih kepada Tuhan, karena Tuhan telah mengijinkan kita untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu sebagaimana mestinya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.

Mari kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari WAHYU 11.
Malam hari ini kita berkat pada ayat 11, namun kita awali dahulu pembacaan dari ayat 7-10.
Wahyu 11:7-10
(11:7) Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. (11:8) Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. (11:9) Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan. (11:10) Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.

Ayat 7 : Yang ada, tidak ada, kemudian muncul lagi, itulah keberadaan dari binatang buas, muncul dari jurang maut.
Ayat 8 : Kota yang menyalibkan Tuhan, itulah Yerusalem, karena di situ ada perkara yang hebat, di mana hamba-hamba Tuhan (nabi-nabi Tuhan) dibunuh dan orang-orang yang diutus oleh Tuhan dilempari dengan batu. Berarti, Sodom dan Mesir ini merupakan kata lain dari Yerusalem, kota yang menyalibkan Tuhan. 
Ayat 9 : Jangan kita menjadi Kristen penonton; punya mata tetapi tidak melihat, atau melayani hanya untuk menghibur diri sendiri. Sama seperti seseorang yang sedang menonton; mencari hiburan, mencari kepuasan untuk diri sendiri. Jangan kita seperti itu.

Kesimpulan dari ayat-ayat yang sudah kita baca -- Wahyu 11:7-10 -- menceritakan kepada kita tentang aniaya antikris yang terjadi sudah berada pada puncaknya, sedangkan kata lain dari pada antikris adalah Pembinasa keji.

Matius 24:15,21
(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya -- (24:21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.

Apabila Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, maka akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.
Kalau firman nubuatan -- firman nabi Daniel -- sudah tergenapi, maka para pembaca juga orang yang mendengarkan apa yang telah dibacakan, hendaklah memperhatikannya dengan sungguh-sungguh, tidak boleh mengabaikannya lagi dengan begitu saja.

Kita perhatikan; NUBUATAN DANIEL. Apa yang sudah dinubuatkan oleh nabi Daniel, harus diperhatikan.
Daniel 12:11
(12:11) Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.

Perikop ayat ini adalah: “Akhir Zaman”. Apa tanda akhir zaman?
Antikris akan menghentikan korban sehari-hari, kemudian menegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan.
Orang akan dipaksa untuk menyembah patung yang berbicara, itulah dewa-dewa kekejian yang membinasakan. Berhala itu tidak menyelamatkan. Apa saja jenis berhala tidak menyelamatkan. Jangan silau dengan harta, jangan silau dengan kekayaan walaupun menyilaukan, supaya kelak nanti kita berada dalam cahaya kemuliaan Allah, Shekinah Glory, yang melebihi silau kemuliau dari berhala-berhala itu.

Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."

Antikris akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa (tujuh tahun). Berarti, nubuatan Yusuf dan nubuatan Amos nanti akan tergenapi, yaitu tentang tujuh tahun kelaparan yang akan terjadi.

Kemudian, pada pertengahan tujuh masa -- berarti; tiga setengah tahun -- itulah puncak aniaya antikris, di situlah ia akan menghentikan korban sehari-hari, yakni;
1.     Korban sembelihan.
2.     Korban santapan.

KORBAN SEMBELIHAN”, menunjuk; ibadah dan pelayanan sebagai mezbah atau tempat untuk mempersembahkan korban.
Jadi, ibadah ini adalah mezbah (wadah) untuk dijadikan tempat segala korban dan persembahan yang akan dipersembahkan kepada Tuhan. Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk mengusahakan (memelihara) ibadah pelayanan ini, sebagai kemurahan dari Tuhan yang harus kita pertahankan, sebab nanti -- akan tiba waktunya -- korban sehari-hari akan dihentikan tepatnya ketika pembinasa keji berdiri di tempat kudus.
Ibadah pelayanan adalah wadah untuk merendahkan diri dan wadah untuk mempersembahkan korban sembelihan kepada Tuhan.
Korban sembelihan itu adalah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk, tetapi tidak dipandang hina oleh Allah, berarti; dipermuliakan. Pendeknya, ibadah pelayanan ini adalah mezbah untuk mempermuliakan Tuhan.
Jadi, jangan bermain-main untuk ibadah. Jangan ada kata-kata: “Hari-hari ibadah. Hari-hari ibadah. Hari-hari berkorban”, jangan. Sekali lagi saya tandaskan: Ibadah dan pelayanan merupakan mezbah untuk mempersembahkan korban sembelihan kepada Tuhan.
Selagi masih ada waktu, mari kita gunakan dengan baik. Selagi Tuhan memberikan umur panjang, diberi kesehatan untuk memuji kemuliaan Tuhan, mari kita manfaatkan kesehatan yang Tuhan berikan itu dengan baik. Sakit perut saja itu bisa mengganggu ibadah kita kepada Tuhan, oleh sebab itu, selagi masih diberi kesehatan, jangan kita sia-siakan.

Kemudian, “KORBAN SANTAPAN”, menunjuk; firman Allah sebagai makanan rohani, juga salah satu korban sehari-hari yang dihentikan oleh antikris nanti.
Maka, tergenapilah nubuatan Amos 8:11, “Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.”

Kita kembali membaca Wahyu 11.
Wahyu 11:7
(11:7) Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.

Puncak dari aniaya antikris itu sendiri adalah membunuh dua saksi Allah -- yakni Musa dan Elia --, termasuk gereja yang tertinggal.
Tidak mungkin hanya Musa dan Elia saja yang mati terbunuh, tetapi juga termasuk gereja yang tertinggal -- yang tidak ikut disingkirkan ke padang belantara (pengasingan) -- mereka itu hanya menuruti firman Allah dan memiliki kesaksian Yesus (memiliki Roh Allah), tetapi tingkat rohani mereka tidak sampai pada penamatan (penyingkiran) daging, tidak sampai kepada puncak kerohanian, itulah doa penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Tuhan.

Yang sekarang sedang berjuang menuruti firman Allah, serta yang sudah memiliki kesaksian Yesus, ayo, menyingkir dari keinginan daging, mari kita membawa diri kita masing-masing sampai pada penamatan daging, berada pada puncak rohani, yakni;  penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuh.

Sekali lagi saya sampaikan: Mereka -- gereja yang tertinggal -- memang telah menuruti firman Allah dan memiliki kesaksian Yesus (Roh Allah), tetapi tidak sampai kepada penamatan daging, yaitu penyerahan diri sepenuh, sebagai puncak kerohanian.
Puncak kerohanian itu dapat kita lihat di dalam Wahyu 8:3-4, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan. Kepada malaikat itu diberikan banyak kemenyan untuk dibakar di atas pembakaran ukupan, sehingga asap dupa kemenyan itu naik di hadirat Tuhan. Jadilah mezbah dupa besar. Jadilah suatu kehidupan dalam doa penyembahan yang besar di hari-hari terakhir ini.
Itu puncak rohani; terlepas dari daya tarik bumi.

Wujud nyata asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan, dapat kita lihat dalam Injil Matius 27.
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

Setelah Yesus berseru: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, lalu Dia menyerahkan nyawa-Nya.

Puncak rohani adalah berada dalam penyembahan, dengan lain kata; berada dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, berarti; lepas dari daya tarik bumi (segala perkara di bumi ini), karena kecintaan yang begitu mendalam kepada Tuhan saja.
Jangan taat kepada kekerasan hati, kesombongan, kepentingan diri, tetapi taatlah kepada kehendak Tuhan. Jangan dengar suara daging supaya saudara jangan gengsi dan malu saat mendengar firman.

Matius 27:51-53
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. (27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Tetapi pada hari yang ketiga, Yesus bangkit, dan maut -- musuh yang terakhir -- telah dikalahkan.
Terpujilah Tuhan. Terpujilah Dia kekal sampai selama-lamanya. Tidak ada yang seperti Dia. Hanya Dia saja yang sanggup mengalahkan maut, buktinya; hari ketiga Dia bangkit.

Wahyu 11:11
(11:11) Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut.

Setelah dua saksi Allah -- Musa dan Elia -- mati, 3.5 (tiga setengah) hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah atau Roh Allah yang memberi kehidupan kepada dua saksi Allah tersebut, sehingga mereka bangkit. Manakala mereka sudah bangkit dari kematian itu, semua orang menjadi takut.

Pendeknya: Dua saksi Allah ini pun tidak dikuasai oleh maut. Kalau Yesus mati dan hari ketiga bangkit, demikian juga dengan kita; mati dan bangkit bersama dengan Dia, supaya kelak dipermuliakan juga bersama dengan Dia.
Maka, kita ini harus mengerti yang benar, yaitu rumus yang benar dari Tuhan. Jangan ikut Tuhan dengan menggunakan rumus sendiri, itu tidak akan membawa kita sampai ke Sorga.
Kesimpulannya: Kalau pengalaman kematiannya benar, maka akan diikuti dengan kebangkitan yang benar, dengan kata lain; jika hidup di dalam penyerahan diri yang benar, maka maut tidak akan berkuasa atas kita.

Wahyu 20:3-4
(20:3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. (20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Gereja yang tertinggal -- yang hanya menuruti firman Allah dan hanya memiliki kesaksian Yesus (Roh Allah), tetapi kerohanian mereka tidak sampai kepada puncaknya, tidak sampai kepada penamatan daging (penyerahan diri sepenuh) -- akan mengalami pemancungan kepala. Kepala mereka akan dipenggal oleh pedang antikris.
Tetapi, perhatikan: “Mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Bagi mereka tersedia kerajaan 1000 (seribu) tahun damai, mereka akan bangkit, NAMUN SYARATNYA:
YANG PERTAMA: Tidak menyembah binatang yang pertama (antikris).
Sekarang, pilih mana; ikut Tuhan sungguh-sungguh atau cari uang sungguh-sungguh. Bukankah kita harus memiliki ketetapan hati? Penentuannya adalah sekarang, bukan nanti. Karena kalau kerohanian kita masih seperti seorang ibu yang sedang menyusui anaknya, maka akan mengalami celaka yang besar.

Tidak salah bekerja, tetapi biarlah Tuhan yang nomor satu. Jangan tinggalkan jam-jam ibadah hanya karena Mamon.
Tentukan sikap mulai dari sekarang, sehingga manakala nanti gereja tertinggal masuk dalam penghakiman antikris, lalu saat itu diberi pilihan: Tuhan atau menerima cap meterai? Jika memilih Tuhan, kepala memang akan dipenggal, tetapi akan hidup kembali, sebab pancungan (pemenggalan) kepala itu hanya sebuah konsekuensi yang harus diterima karena kerohanian mereka tidak sampai kepada penamatan daging (penyembahan). 

Bagi mereka tersedia kerajaan 1000 (seribu) tahun damai, mereka akan bangkit, NAMUN SYARATNYA:
YANG KEDUA: Tidak menyembah patung binatang atau dewa-dewa kekejian.
Berarti, tidak menyembah berhala. Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
-       Kalau pekerjaan nomor satu, ibadah pelayanan nomor dua, berarti pekerjaan disebut berhala.
-       Kalau bisnis nomor satu, ibadah pelayanan ditinggalkan, maka bisnis disebut berhala.
-       Kalau uang nomor satu, ibadah pelayanan ditinggalkan, berarti uang menjadi berhala.
-    Termasuk kekerasan di dalam hati. 
Inilah patung-patung atau dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu.

Itu sebabnya di atas tadi telah saya sampaikan; kita harus menentukan sikap dari sekarang, bukan nanti.
Saya ulangi; Kalau nanti, celakalah ibu-ibu yang sedang mengandung dan ibu-ibu yang sedang menyusukan bayi.
Ibu yang sedang mengandung, menunjuk; hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala, tetapi hanya mengandung asas-asas pokok, ajaran pertama tentang Kristus, yakni; percaya, bertobat, dibaptis air, dipenuhkan Roh Kudus. Itu sudah pasti binasa untuk selamanya. Yang saya bicarakan ini adalah gereja yang tertinggal (hanya menuruti Firman Allah dan memiliki kesaksian Yesus).
Ibu yang sedang menyusukan bayinya, menunjuk; hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala, tetapi masih kanak-kanak secara rohani.

Bagi mereka tersedia kerajaan 1000 (seribu) tahun damai, mereka akan bangkit, NAMUN SYARATNYA:
YANG KETIGA: Tidak menerima cap meterai dari antikris.
Berarti, tanda 666 (enam ratus enam puluh enam) tidak ada di tangan kanan dan tidak tercap di dahi mereka.
Memang, ini merupakan suatu pergumulan yang hebat bagi gereja yang tertinggal, situasi yang berat bagi daging. Sementara mereka tidak dipelihara di padang belantara, tidak menerima sayap burung nazar yang besar, sehingga  mereka berhadapan langsung dengan antikris, maka di situ ada pilihan kepada gereja yang tertinggal: Mau makan atau lapar? Kalau bertahan dengan lapar maka kepala siap dipenggal, tetapi kalau mau makan, mau tidak mau harus terima cap meterai antikris, yakni; 666 (enam ratus enam puluh enam) di tangan kanan atau pun di dahi. Lalu dengan adanya cap itu, ia diijinkan dengan sebebas-bebasnya menjual dan membeli. Tetapi ingat; kalau sudah terima cap meterai antikris, ia sudah dipastikan binasa sampai selama-lamanya.

Mungkin hari ini tubuh kita yang dikuasai oleh daging, dengan lain kata; tubuh kita masih angka 6 (enam), tetapi bukankah roh kita masih penurut tentunya? Tetapi biarlah mulai malam hari ini, kita hidup di dalam penurutan kepada Roh, seperti roh itu penurut. Jangan turuti daging, supaya tubuh, jiwa dan roh tidak dikuasai oleh angka 6 (enam).
Menerima tanda 666 di dahi ataupun di tangan kanan, menunjukkan bahwa; tubuh, jiwa, dan roh telah dikuasai oleh daging.
-    Angka 6 yang pertama; Tubuh dikuasai oleh daging.
-    Angka 6 yang kedua; Jiwa dikuasai oleh daging.
-    Angka 6 yang ketiga; roh dikusai oleh daging.

Begitu jelasnya Tuhan berbicara kepada kita, apakah saudara tidak hancur hati?
Tuhan sangat memikirkan hati kita untuk keselamatan jiwa kita, tetapi terkadang manusia ini bodoh sekali (dungu), seperti dalam Yesaya 1:3; tidak mengerti kembali kepada Pemilik -- Sang Khalik, Sang Pencipta --, senantiasa mengambil jalannya sendiri.
Kalau kita melangkah dengan dasar yang salah, maka semakin jauh langkah, akan semakin jauh kesalahannya. Kalau kita melangkah dengan menuruti keinginan hati sendiri, maka langkah-langkah itu akan membawa kita semakin jauh  berpisah dengan Tuhan.
Sebab itu, tentukan sikap dari sekarang. Jangan sampai kita melangkah sendiri, akhirnya kita semakin jauh terpisah dari Tuhan.

Itulah syaratnya, sehingga mereka hidup kembali dan memerintah bersama dengan Kristus selama 1000 (seribu) tahun damai.
Perlu untuk diketahui: Kematian yang palsu akan menghasilkan kebangkitan yang palsu, tidak akan sampai kepada kemuliaan.

Kita kembali membaca Wahyu 20.
Wahyu 20:5-6
(20:5) Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. (20:6) Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

Orang-orang mati yang lain -- umpama: Abraham, Ishak, Yakub, Daud, Daniel, dan lain sebagainya -- tidak bangkit, sebab kebangkitan pertama -- itulah kerajaan 1000 (seribu) tahun damai -- hanya berlaku bagi mereka yang mengalami pemancungan (pemenggalan) kepala oleh pedang antikris.
Kebangkitan pertama tidak berlaku bagi Abraham, Ishak, Yakub, Daud, Daniel, dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya.

“Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama.” Jadi, selain berbahagia, kuduslah ia yang mengalami kebangkitan yang pertama itu.
Kemudian, “Kematian yang kedua -- itulah api neraka -- tidak berkuasa lagi atas mereka”, berarti; tidak masuk (dilemparkan) ke dalam api neraka.
Kematian yang kedua terjadi sesudah kebangkitan yang kedua. Kebangkitan yang kedua itu berlaku bagi Abraham, Ishak, Yakub, Daud, Daniel, dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya. Sesudah dibangkitkan, selanjutnya dihakimi. Sesudah dihakimi, barulah terjadi kematian yang kedua. Tetapi kematian yang kedua tidak berlaku bagi mereka yang sudah menerima kebangkitan yang pertama, sebab itu berbahagialah, kuduslah ia, sebab kematian yang kedua tidak berlaku atas dia.

Sebetulnya, menjadi imamat rajani, itu suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa dan itu merupakan suatu kebahagiaan yang luar biasa. Jadi, kalau Tuhan pilih dan tetapkan kita untuk menjadi imamat rajani, untuk melayani pekerjaan Tuhan, itu merupakan kebahagiaan dan kuduslah dia. Percayalah, kematian tidak berlaku atas dia, maut lari dari mereka.

Ayo, sungguh-sungguh. Yang sudah diberi kesempatan untuk melayani Tuhan (memerintah sebagai raja di atas bumi), harus semakin sungguh-sungguh. Tuhan sedang mempersiapkan gereja-Nya di hari-hari terakhir ini, supaya kelak nanti kita dipermuliakan.
Ikuti rumusnya Tuhan: Kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya benar. Sebaliknya, kalau kematiannya palsu, maka kebangkitannya juga palsu, tidak sampai kepada kemuliaan.

Roma 8:10-11
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. (8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Roh Allah telah membangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, dan kalau Roh itu diam di dalam diri kita, maka kita juga hidup sampai selama-lamanya.

Tadi, Musa dan Elia telah mati, tetapi 3.5 (tiga setengah) hari kemudian Roh Allah menghidupkan Musa dan Elia.
Berarti; Roh yang sama itu juga menghidupkan kita untuk selama-lamanya.
Kalau Roh yang membangkitkan Kristus tinggal dalam kita, maka Tuhan akan memberikan kita hidup sampai selama-lamanya.

Kita tidak akan menemukan Roh Allah di luaran sana. Tuhan mengurapi kita selama kita berada di tempat kudus-Nya, sebab itu jangan keluar dari tempat kudus Allah, sebab minyak urapan Allah ada di atas kepala dan pengurapan itu merupakan tanda bahwa dia adalah milik kepunyaan Allah.
Kalau Roh yang sama, Roh yang membangkitkan Kristus tinggal dalam kita, maka kita hidup. Oleh sebab itu, jangan keluar dari tempat kudus, sebab minyak urapan Allah ada di atas kepalanya.

1 Timotius 3:16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."

“... Agunglah rahasia ibadah kita”.
Ada 2 (dua) rahasia terbesar, yaitu;
1.     Rahasia nikah.
2.     Rahasia ibadah.

Kemudian, “Agunglah rahasia ibadah kita” dilanjutkan dengan tanda baca “titik dua”, berarti pernyataan “Agunglah rahasia ibadah kita” ditentukan setelah “titik dua”. Apa itu?
-       Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh ...”, saksinya adalah Roh Allah, Roh yang membangkitkan.
-       “... Yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat ...”, setelah hari ketiga Yesus bangkit, Dia menampakkan diri-Nya kepada dua belas rasul dan kepada hamba-hamba Tuhan lain.
-       “... Diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.” Pengalaman kematian dan kebangkitan harus disampaikan, sebab itu merupakan rumus yang benar untuk sampai kepada kemuliaan.

Pendeknya, kematian dan kebangkitan harus disampaikan dan diajarkan di tengah-tengah ibadah pelayanan bahkan menjadi pengalaman hidup.
Kesimpulannya: Roh Allah menjadi saksi atas pengalaman kematian dan kebangkitan sampai kelak dipermuliakan bersama dengan Dia.
Jadi, Roh Allah yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati, kalau itu diam di dalam diri kita masing-masing, maka akan menghidupkan kita sampai selama-lamanya dan menjadi saksi atas perjalanan rohani kita di dalam tanda kematian dan kebangkitan yang kita alami selama masih berada di atas muka bumi ini sampai kelak kita dipermuliakan bersama dengan Dia.

Yang menjadi saksi adalah Roh Allah. Sebab itu, jangan kita pura-pura benar, pura-pura rendah hati di mata manusia, tetapi segala kegiatan rohani kita -- sesuai dengan rumus yang sudah kita terima dari Tuhan, yaitu pengalaman kematian, kebangkitan dan akhirnya dipermuliakan -- itu disaksikan oleh Roh Allah.

Kesimpulan dari semua ini: Yang Tuhan tunggu dari saudara dan saya adalah hati, bukan tubuh yang fana, tetapi hati, itulah yang ditunggu oleh Tuhan. Tuhan tunggu hati kita masing-masing, Tuhan tunggu hati saya, Tuhan tunggu hati saudara, Tuhan tidak melihat tubuh yang fana ini.

Kita kembali membaca Wahyu 11.
Wahyu 11:11-12
(11:11) Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut. (11:12) Dan orang-orang itu mendengar suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada mereka: "Naiklah ke mari!" Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.

Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka ...” Roh Allah membangkitkan Kristus dari antara orang mati. Kiranya Roh itu diam di dalam kita dan itu merupakan saksi atas perjalanan rohani kita sesuai dengan rumus Tuhan -- mati, bangkit dan dipermuliakan --.
“... Sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut.” Hari ini mungkin kita gagah hebat karena memiliki harta, kekayaan, tetapi hati-hati akan apa yang terjadi nanti, yang membuat semua orang yang melihatnya menjadi sangat takut.

Selanjutnya, perhatikan: Suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada Musa dan Elia: "Naiklah ke mari!", lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan dan disaksikan oleh musuh-musuh mereka.
Singkatnya: Dua saksi Allah -- Musa dan Elia -- naik terangkat dalam kemuliaan setelah melewati pengalaman kematian dan kebangkitan yang benar.

Saya sangat bersyukur berterimakasih, sebab Tuhan memungkinkan saya untuk menyampaikan firman ini di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Raya minggu sore petang ini. Hati saya meluap dengan syukur, limpah dengan syukur.
Selain itu pula, rasanya tanggung jawab yang Tuhan percayakan di atas pundak ini terasa lebih ringan, karena saya tidak mau berhutang kepada Tuhan. Segala apa yang Tuhan taruh di hati saya, sudah saya sampaikan. Entah saudara mau ikuti dengan sungguh-sungguh atau pun tidak, itu urusan saudara, tetapi hati saya sudah lega, saya tidak mau berhutang kepada Tuhan.
Jangan sampai pedang itu datang dari langit untuk membunuh salah seorang yang berdosa dari antara umat Israel, tetapi seorang penjaga tidak mau memberitahukan kesalahan dari orang yang dibunuh itu, maka darahnya akan ditanggung oleh penjaga itu. Ini yang harus diketahui oleh para hamba-hamba Tuhan dimanapun berada.
Ada di antara kita yang berkeinginan untuk menjadi hamba Tuhan (pendeta), dan berkata: “Enak ya menjadi seperti bapa gembala.” Tetapi ingat, jangan engkau terkatung-katung. Saya melihat banyak hamba Tuhan terkatung-katung  (pelayanan yang tidak jelas sehingga beredar-edar) karena tidak rendah hati, yakni; tidak menghargai tahbisannya.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN di dalam tanda kematian dan kebangkitan supaya kelak dipermuliakan bersama dengan Dia.
Kolose 2:20
(2:20) Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia:

Pengalaman kematian bersama dengan Kristus, tandanya adalah: “bebas dari roh-roh dunia”, yaitu aturan-aturan dari manusia duniawi.

Aturan yang dibuat oleh manusia duniawi, misalnya; bekerja sampai larut malam sehingga tinggalkan ibadah. Bukankah itu adalah aturan dunia atau roh-roh yang berasal dari dunia, bukan dari Roh Tuhan?
Banyak di antara anak Tuhan, orang Kristen, yang meninggalkan jam-jam ibadah, lupa akan jam-jam ibadah, hanya karena roh-roh dunia, hanya karena aturan dunia, dia harus ikuti overtime (pekerjaan di luar jam kerja), termasuk kuliah, dan juga yang lain-lain.

Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, pengalaman kematian yang benar adalah bebas dari roh-roh dunia, tetapi kalau masih terikat dengan roh-roh dunia berarti ia belum masuk dalam pengalaman kematian walaupun terlihat tunduk-tunduk, sungkem-sungkem, lemah lembut berbicara kepada bapa gembala.

Kolose 3:1-3
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Pengalaman kebangkitan bersama dengan Kristus, tandanya ialah:
1.     Mencari perkara di atas, yakni di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah, tampil sebagai Pembela dan Pemelihara hidup kita masing-masing. Seperti pengalaman Daud; dia merasakan Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah tampil sebagai Pembela, tampil sebagai Pemelihara, berarti berada dalam suasana penggembalaan. Kalau kita dibela dan dipelihara, berarti; berada dalam suasana penggembalaan. Domba-domba yang tergembala, ia dibela dan dipelihara oleh Gembala Agung.
2.     Memikirkan perkara yang di atas, bukan yang di bawah, sama dengan; lepas dari daya tarik bumi, sama dengan; tidak terikat dan tidak terlena dengan segala perkara-perkara di bawah.
Setelah Yesus berpuasa, Dia berhadapan dengan musuh abadi, yaitu Iblis Setan.
-       Pada peperangan yang pertama tentang roti makanan, Yesus berkemenangan, sebab Yesus menggunakan “Ada tertulis.
-       Kemudian, pada peperangan yang kedua, Yesus berada di bubungan Bait Allah (menara gereja), lalu Dia dicobai untuk menjatuhkan diri, tetapi Yesus kembali berkemenangan, sebab Yesus menggunakan “Ada tertulis.
-       Selanjutnya, pada peperangan yang ketiga, Iblis menunjukkan kerajaan dunia dengan kemegahannya dan semuanya itu akan diberikan kepada Yesus, dengan syarat Yesus harus menyembah kepada Setan, tetapi kembali Yesus menggunakan pedang Roh, Firman Allah yang tertulis di dalam Alkitab ini, mengenai: Setan, siapa pun, harus menyembah kepada Allah yang hidup, hanya kepada Dia sajalah kita berbakti dan hanya Dialah, Allah yang kita sembah, Allah yang hidup, Allah Abraham, Ishak, Yakub.
Dari peperangan yang ketiga ini, kita bisa melihat bahwa; Yesus terlepas dari daya tarik bumi, Dia tidak terpikat dengan kerajaan dan kemegahan dunia ini.

Itulah pengalaman kebangkitan bersama dengan Kristus.

Kolose 3:3
(3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Kalau satu di dalam tanda kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, sudah jelas dan sudah pasti; tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Bukankah pengalaman kematian dan kebangkitan ini sungguh luar biasa? Jangan lupakan dan jangan mengabaikan pengalaman kematian dan kebangkitan.

Tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah, berarti sudah menyatu dengan Allah. Sehingga kalau Tuhan di pihak kita, siapa lawan kita?
Kalau kita sudah bersuasanakan kebangkitan -- mengenakan pakaian baru tanpa menanggalkan pakaian yang lama --, maka dalam suasana semacam ini kita akan berani berkata: “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?
Biarlah hidup kita bersembunyi di dalam Allah, sebab rumusnya tepat; mati dan bangkit bersama dengan Kristus, kelak dipermuliakan bersama dengan Dia.

Kolose 3:4
(3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Apabila Dia menyatakan diri-Nya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga kelak di dalam kemuliaan dan kesempurnaan-Nya, kita juga turut dipermuliakan bersama dengan Dia.
Tuhan Yesus mati, hari ketiga bangkit, tidak lama kemudian Dia terangkat, demikian juga kita naik dipermuliakan bersama dengan Dia.
Kita berterima kasih kepada Allah disertai dengan syukur yang sedalam-dalamnya.

Wahyu 11:12
(11:12) Dan orang-orang itu mendengar suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada mereka: "Naiklah ke mari!" Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.

Dengan terangkatnya kedua saksi tersebut, maka kesempatan untuk mendapat pertolongan dari kedua tangan Tuhan sudah selesai.
Ayo, selagi ada kesempatan untuk mendapatkan pertolongan dari dua tangan Tuhan, dua saksi Allah -- Musa dan Elia -- sudah dinyatakan, mari, perhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan diabaikan.

Wahyu 11:13
(11:13) Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan sepersepuluh bagian dari kota itu rubuh, dan tujuh ribu orang mati oleh gempa bumi itu dan orang-orang lain sangat ketakutan, lalu memuliakan Allah yang di sorga.

Karena kesaksian Musa dan Elia sudah selesai, maka pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat yang tidak bisa diatasi oleh uang, yang tidak bisa diatasi oleh akal pikiran manusia, yang tidak bisa diatasi oleh kekuatan, harta, kekayaan dan kedudukan jabatan yang tinggi.

Kesempatan masih Tuhan berikan sampai detik ini, oleh sebab itu manfaatkanlah darah korban Kristus. Mari kita berjalan sampai kepada gunung Golgota.
Hanya ada dua gunung yang tinggi yang tertulis di dalam Alkitab, yaitu Gunung Golgota dan Gunung Sion. Saya sangat bersyukur berterima kasih mendapatkan pemahaman soal dua gunung yang tinggi ini, sehingga hati saya diteguhkan, tidak bisa digeser oleh pengertian-pengertian yang lain manakala ada hamba Tuhan yang menyebutkan gunung-gunung lain, sebab gunung-gunung lain suatu saat nanti akan diseret bahkan lenyap... Yesaya 2:2-3, lihat juga Wahyu 6:14

Setelah berakhirnya kesaksian ini -- maksudnya setelah terangkatnya mereka (Musa dan Elia) -- maka selesailah pertolongan dua tangan Tuhan lalu terjadilah gempa bumi yang dahsyat. Gempa bumi yang terjadi adalah gempa bumi yang dahsyat, bukan seperti gempa bumi yang terjadi di Bogor, di Sulawesi, di Papua, di mana-mana, bukan, tetapi ini adalah gempa bumi dahsyat yang mengguncang bumi ini (seantero dunia) -- Timur, Barat, Utara, Selatan -- yang tidak bisa diatasi oleh akal pikiran manusia, tidak bisa diatasi oleh kekuatan, kemampuan manusia daging, tidak bisa diatasi oleh harta, kekayaan, kedudukan, jabatan dan bahkan pejabat tinggi sekalipun.
Hari ini banjir terjadi di Jakarta, barangkali bisa diatasi dengan pompa-pompa air, tetapi lain halnya nanti, apabila terjadi gempa bumi yang dahsyat, tidak seorang pun yang dapat mengatasinya, selain berlindung dan bersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah, berarti mengikuti rumusnya Tuhan, yakni; mati, dan bangkit, kelak dipermuliakan bersama dengan Dia.

Ayo, biarlah semakin hari kita semakin rendah hati, dan itu harus kita tunjukkan kepada Tuhan, sebab yang menjadi saksinya adalah Roh yang memberi hidup. Tidak perlu kita terlihat seperti baik-baik di depan isteri, terlihat seperti baik-baik di depan suami, terlihat seperti baik-baik di depan mertua, menantu, di depan sidang jemaat, di depan hamba Tuhan, tidak perlu.
Saksinya adalah Roh Allah, Roh yang membangkitkan Kristus. Kesaksian hidup kita di atas muka bumi ini bersama dengan Kristus, dalam tanda pengalaman kematian dan kebangkitan, semuanya itu disaksikan oleh Roh Allah.

Biarlah Roh yang membangkitkan Kristus, Roh yang sama yang membangkitkan dua saksi Allah -- Musa dan Elia --, ada di dalam hidup kita. Amin. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment