KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, January 15, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 12 JANUARI 2019



IBADAH RAYA MINGGU, 12 JANUARI 2019


KITAB WAHYU
(Seri: 20)

Subtema: ROH ALLAH MEMBERI KEHIDUPAN.

Shalom saudaraku..
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena kasih dan kemurahan-Nya yang telah memungkinkan kita untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu, yang juga disertai dengan Kesaksian dari Zang koor.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan Firman Tuhan lewat Live streaming, video Internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada.
Oleh sebab itu mari kita berdoa, dalam doa kita mohonkan supaya kiranya Tuhan bukakan Firman Tuhan di kesempatan sore petang ini, untuk memulihkan kita sekaliannya. Hidup, ibadah, pelayanan, nikah, dan rumah tangga kita dipulihkan sehingga berkat berkelimpahan menjadi bagian kita, lebih dari pada itu hidup, ibadah dan pelayanan kita, nikah kita semua semakin berkenan kepada Tuhan, ibadah ini menjadi dupa berbau harum menyenangkan hati Tuhan.

Kita segera memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 11, dan sekarang kita akan menyambut ayat yang baru untuk menjadi berkat bagi kita pada ayat 9, namun tidak salah pembacaan dimulai dari ayat 8.

Wahyu 11:8-9
(11:8) Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. (11:9) Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan.

Mayat dari kedua saksi Allah tersebut, yakni; Musa dan Elia, terletak di atas jalan raya kota Besar, disebut Sodom dan Mesir. Lalu pada ayat ke-9, “mayat mereka tidak diperbolehkan untuk dikubur.
Saudaraku, Sodom dan Mesir adalah nama lain dari Yerusalem sebab di Yerusalem terjadi perkara-perkara yang hebat, dimana dosa meningkat, sampai akhirnya membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus sesuai dengan Lukas 13:34. Sama seperti Sodom dan Mesir, kota yang menyalibkan Tuhan.
Pendeknya, Yerusalem yang sekarang ini ada di dunia, dan menjadi pusat (ibu kota) antikris nanti. Tetapi di dalam kota itu (Sodom dan Mesir) ada anak-anak Tuhan yang harus ditebus dan dilepaskan untuk keluar dari suasana (keadaan) yang jahat itu nanti (diselamatkan). Itu sebabnya kematian dari pada dua saksi Allah yang besar itu bukan kematian yang sia-sia, tetapi kematian yang mendatangkan keuntungan. Minggu lalu hal tersebut telah diterangkan, semoga hal itu masih jelas di dalam ingatan kita masing-masing tentunya.

Matius 16:21
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus adalah kepada murid-murid, bukan kepada orang banyak.
Biarlah kita sekaliannya, memliki Roh murid. Apa tandanya? Memiliki Roh yang dengar-dengaran. Kepada kitalah pertama kali Tuhan memberitahukan tentang penderitaan-Nya bukan kepada orang banyak, asal kita memiiki Roh dengar-dengaran. Imam-imam harus memiliki Roh dengar-dengaran, sidang jemaat juga harus dengar-dengaran, dan saya terlebih dahulu dengar-dengaran kepada Tuhan.

Kesimpulannya; dari Yerusalem Allah telah menanamkan salib untuk menjadi penebus bagi semua orang berdosa.
Kita harus mengetahui dengan baik, salib itu tidak ditanamkan di tempat yang bersih, tidak ditanamkan di tempat yang suci, melainkan ditanamkan di bukit Golgota, sebagai gambaran dari manusia yang hina dan penuh dosa.
Golgota artinya; tempat tengkorak, tempat yang paling hina.

Itu sebabnya di atas tadi saya sudah sampaikan; Mengapa mereka (Musa dan Elia) harus mengalami kematian?
Karena Tuhan mengetahui di kota itu (Sodom dan Gomora) ada orang yang harus ditolong, dilepaskan dari suasana yang jahat.
Jadi dari Yerusalem Allah telah menanamkan salib itu untuk menjadi penebus bagi semua orang.
Tujuannya; supaya pada akhirnya ada pertemuan antara manusia dengan Allah, bagaimanapun dalamnya manusia itu telah jatuh ke dalam dosa. Jadi kematian dari kedua saksi itu merupakan suatu keuntungan yang begitu besar.

Jadi saudaraku, sore ini kita dengan hati yang terbuka, dengan rendah hati, dan lemah lembut, kita belajar untuk memperhatikan kebaikan dan kemurahan hati Tuhan. Ia telah mengutus hamba-hamba Tuhan kepada kita semua. Jangan sampai seperti kota Yerusalem, kota yang menyalibkan Tuhan, membunuh para nabi dan melempari orang-orang yang diutus Tuhan. Nama lain dari Yerusalem adalah Sodom dan Mesir, kota yang menyalibkan Tuhan.

Kita kembali membaca..
Wahyu 11:9
(11:9) Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan.

Di sini dikatakan bahwa; seantero dunia ini akan melhat mayat mereka (Musa dan Elia), saksi Allah yang besar tiga setengah hari lamanya, tetapi orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan.
Kalau mayat mereka tidak diperbolehkan untuk dikuburkan, berarti; mayat mereka (Musa dan Elia) menjadi tontonan bagi seantero dunia.
Saudaraku, jangan kita menjadi Kristen penonton, apalagi seorang pelayan Tuhan. Punya mata harus digunakan untuk melihat pekerjaan Tuhan, jangan punya mata, tetapi tidak dapat melihat pekerjaan Tuhan, inilah Kristen penonton.

Mengapa orang menonton? Karena mau mencari hiburan. Maka kalau kristen-kristen penonton, berarti; ibadah dan pelayanan itu hanya merupakan suatu hiburan untuk kepentingan pribadi,  tidak lebih, tidak kurang, untuk mencari sensasiaonal semata saja, bukan karena suatu kecintaan kepada Tuhan.

Wahyu 11:10
(11:10) Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.

Kalau hanya kristen penonton, maka beribadah dan melayani hanya untuk mencari hiburan dan sensasional semata untuk dirinya bukan untuk menghibur Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam kalimat ini:  Mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita.”
Mulai sekarang belajar rendah hati menerima Firman Tuhan, jangan keras hati lagi, jangan sombong, semua ini dari Tuhan, oleh Tuhan, dan untuk Tuhan. Seharusnya kita beribadah dan melayani untuk menghibur (menyenangkan) hati Tuhan, tetapi di sini kita melihat, Kristen penonton, beribadah dan melayani hanya untuk mencari hiburan. Sudah keliru di dalam beribadah, keliru di dalam melayani pekerjaan Tuhan. 
Maka kalau hanya Kristen penonton, yang dicari adalah suatu wadah atau tempat peribadatan yang hanya mencari hiburan. Maka tidak sedikit di situ mendatangkan artis-artis dan menceritakan perkara di bawah (perkara lahiriah).

Ketika Tuhan memberikan hikmat ini, saya sangat bersyukur sekali, supaya apa? Supaya kita tidak menjadi kristen penonton. Kiranya kita dimungkinkan untuk mendapat kemurahan dari Tuhan, ayo berusahalah belajar untuk menjadi dewasa mulai dari sekarang, berarti; rendah hati dalam beribadah, rendah hati dalam mendengar firman, jangan terpaksa, jangan hanya untuk mengikuti suatu tuntutan (aturan) yang ada di dunia ini. Tetapi ada suatu kecintaan yang mendalam untuk menyenangkan hati Tuhan.

Seorang Kristen penonton, ia bukan saja mencari hiburan, tetapi juga berpesta.
Kalau di dalam Wahyu 19, ada dua jenis pesta;
-    Wahyu 19:6-9; Pesta Nikah Anak Domba.
     Biarlah kiranya kita kelak masuk dalam perjamuan malam kawin Anak Domba, menjadi mempelai Wanita Tuhan, bersanding dengan Dia kelak, sebab itu merupakan sasaran akhir dari perjalanan rohani kita, titik perhentian.
-    Wahyu 19:17-21; Pesta burung-burung -> dosa kenajisan.
     Dosa kenajisan itu nanti mengusai seluruh bangsa ini kelak, dari segala suku, kaum, bahasa, dan bangsa. Sebab burung-burung itu sudah memakan habis daging para pahlawan, makan habis daging dari para pemimpin, makan habis daging dari semua tentara dan lain sebagainya.
Plih mana, pesta nikah Anak Domba atau pesta burung-burung? Sekarang tentukan sikap mu di dalam mengikuti Tuhan, tentukan sikap mu di dalam melayani pekerjaan Tuhan. Mau menjadi kristen penonton atau menjadi kristen yang senantiasa mau memandang kasih dan kemurahan Tuhan, memandang salib di Golgota. Mulai dari saat ini tentukan sikap pengikutan mu kepada Tuhan, sekarang penentuannya bukan akhir.

Kristen penonton bukan hanya berpesta, tetapi juga saling mengirim hadiah.
Alangkah baiknya kalau hadiah itu digunakan untuk pekerjaan Tuhan, tentu akan lebih baik, lebih benar, lebih suci, dan lebih mulia. Tetapi di sini keliru mereka dalam mempergunakan hadiah itu.
Jadi bukan hanya berpesta, tetapi juga saling mengirim hadiah. Nanti kalau ada temannya ulang tahun, kepada temannya dikirim hadiah, kepada si A kirim hadiah, kepada si B kirim hadiah, tetapi untuk pekerjaan Tuhan tidak ada apa-apanya.
Mengapa banyak orang melakukan seperti ini; saling mengirim hadiah? Tidak lain tidak bukan hanya untuk mencari pujian dan hormat semata.

Mulai sekarang jangan keliru lagi, rendah hati dalam mendengar firman Tuhan supaya firman Tuhan itu mendarah daging. Rendah hati berarti; lemah lembut, di situlah benih ditaburkan dan tertanam nanti. Tidak boleh hanya cari pengetahuan supaya saya pintar seperti Bapa Gembala, lalu mudah nanti memberi nasihat supaya mendapatkan ucapan terimakasih. Itu adalah kristen penonton yang hanya mencari hiburan diri sendiri.
Maka kalau saling membangun harus dari Firman yang saudara dengar. Jangan mencari pujian dan hormat, sebab itu saudara harus mengerti siapa yang mencari pujian dan hormat, seperti apa modelnya. Dulu kita tidak mengerti, kita bilang gembala mencari hormat, padahal memang itu adalah ketentuan Firman Tuhan.

Saudaraku, kembali saya sampaikan, “Mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah.” Pertanyaannya; Mengapa seantero dunia ini bersikap demikian?
Jawabnya ialah; karena mereka itu menolak salib Kristus, salib kasar yang berkuasa mengubahkan hidup.

Hati-hati, dimulai dari cara mendengar firman, kalau tidak duduk diam dan tidak tenang (gusar, gelisah) ini sudah tanda bahwa ini bibit yang nanti akan mengarah ke sana, yang juga turut membinasakan dan membunuh dua nabi Allah tersebut. Setelah Tuhan singkapkan berita firman-Nya, apakah kita bersyukur?
Memang berita salib itu sakit bagi daging, tetapi ketika terjadi operasi bagi orang yang sakit, nanti penyakitnya diambil lalu penyakitnya sembuh. “Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula” ... Ayub 5:18.


Kembali saya sampaikan, mengapa seluruh dunia bersikap demikian, bersikap sama seperti yang saya terangkan di atas? Karena mereka itu menolak salib yang dinyatakan oleh dua saksi Allah tersebut, sebagaimana di sini dinyatakan bahwa; “karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.”
Pendeknya, mayat mereka menjadi tontonan, mayat mereka menjadi hiburan untuk melampiaskan amarah mereka.

Hal itu sudah dialami oleh Yesus Kristus dua ribu tahun yang lalu. Jadi bukan berarti dua saksi yang besar ini mengalami sesuatu tanpa dialami oleh Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus sudah terlebih dahulu mengalaminya di atas kayu salib supaya Dia layak mengutus dua saksi ini.
Sama seperti hamba Tuhan, kalau hanya bisa menyampaikan Firman Tuhan tetapi Firman Tuhan itu tidak terlebih dahulu mengenai dirinya (mengoperasi) hidupnya, maka Firman yang disampaikan itu tidak ada kekuatan apa-apa, tetapi justru diserang balik oleh setan, dan setan akan mempermalukan.
Jadi Yesus sudah terlebih dahulu mengalami apa yang dialami oleh dua saksi ini dua ribu tahun yang lalu.

Matius 27:45-47
(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
(27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?"Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
(27:47) Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia."

Ketika Yesus berseru; “Eli, Eli, lama sabakhtani?”, mereka yang menyalibkan Yesus berkata; “Ia memanggil Elia.” Padahal arti dari “Eli, Eli, lama sabakhtani?” adalah Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggakan Aku?.
Jadi mereka sudah salah kaprah, tidak mengerti arti dari seruan yang keluar dari mulut Yesus.
Memang pada saat seseorang menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung sama seperti orang yang menanggung penderitaan dalam kesendirian tanpa ada orang yang mengerti. Maka ketika seseorang menderita di luar Tuhan, nanti akhirnya bisa jadi stress atau bisa melampiaskan kepada hal-hal yang tak wajar. Tetapi kalau kita dengan sadar menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, maka keluarlah seruan yang semacam ini; “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Tetapi setelah mendengar suara itu mereka berkata; “Ia sedang memanggil Elia.” Mereka sudah salah kaprah, mereka tidak mengerti yang sesungguhnya.

Matius 27:48-49
(27:48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum.
(27:49) Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia."

Selanjutnya, oleh seruan itu ada dua tindakan dari orang-orang yang menyalibkan Yesus;
a. Memberi Yesus minum anggur asam.
     Anggur asam ini menunjukkan tabiat mereka, hidup di dalam keonaran dan kelaliman.
     Sama seperti Yesaya 5:7; “...Dinantikan-Nya keadilan, tetapi hanya ada keonaran. Dinantikan-Nya kebenaran, tetapi hanya ada kelaliman.” Itu anggur asam. Padahal Tuhan sudah berjuang di atas kayu salib.
     Kebun anggur Allah itu ada di lereng gunung, berarti; subur. Kemudian Allah mencangkulinya, rumputnya diambil, batu-batunya disingkirkan, kemudian membuat (menggali) tempat pemerasan, dimana Yesus sendiri sudah diperas di atas kayu salib. Tetapi dinantikan anggur yang manis, yang dihasilkan anggur asam (keonaran dan kelaliman).
     Jadi tindakan pertama ini menunjukkan bahwa mereka ini masih hidup di dalam keonaran dan kelaliman, dimana-mana bikin onar, dimana-mana hidup di dalam kelaliman sehingga suasana tidak kondusif dan tenteram.
     Ayo, sikap, perbuatan, perilaku, gerak gerik, biar kiranya menghasilkan ketenteraman dan damai sejahtera, dimanapun kita berada, apalagi di dalam rumah Tuhan di saat beribadah dan melayani. Hati-hati, jangan rusak suasana dengan dosa kejahatan dan dengan dosa kenajisan yang penuh kemunafikan itu. Luruskan cara berpikir, biar pikiran kita senantiasa memikirkan Allah, Anak, dan Kota Yerusalem yang Baru, tanda bahwa kehidupan kita ini adalah milik Allah yang sudah dimeteraikan.
b. Orang-orang lain berkata “Apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia?”

Kesimpulannya; kematian Yesus di atas kayu salib menjadi hiburan dan tontonan untuk melampiaskan amarah mereka. Itu sebabnya mereka bertindak dengan dua tindakan di atas tadi.
Inilah gambaran dari Kristen penonton, beribadah hanya untuk mencari hiburan saja, mencari sensasional untuk menyukakan keinginan dagingnya, memuaskan nafsunya.

Tetapi sore ini saya sampaikan dengan tandas, kiranya kita memohon kepada Tuhan supaya kita terus memiliki sikap yang tegas dan pendirian yang teguh di dalam hal untuk menghidupi Pengajaran Salib. Dan berdoa juga untuk saya supaya saya memiliki sikap yang tegas, pendirian yang teguh, tidak berubah-ubah, tidak dapat dipengaruhi oleh suasana zaman  yang ada ini.

1 Korintus 1:22
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,

Orang-orang Yahudi menghendaki tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat semata di tengah-tengah pelayanan mereka, sedangkan orang-orang Yunani mencari hikmat, hanya sebatas untuk memperoleh pengetahuan, cukup hanya sampai di situ saja. Tetapi ingat, sepandai-pandainya seseorang oleh karena memiliki pengetahuan dalam banyak perkara, tetapi satu hal yang harus kita tahu, pengetahuan itu terbatas untuk menjangkau sorga.
Tidak salah kuliah atau menuntut ilmu, tetapi jangan bergantung kepada pengetahuan itu, tetapi bergantunglah kepada hikmat sorgawi.

-    Yahudi; gambaran dari orang Kristen, mereka datang di tengah-tengah ibadah hanya untuk melihat mujizat-mujizat semata (tanda-tanda heran), tetapi salib diabaikan.
-    Yunani; gambaran dari orang-orang dunia (bangsa Kafir), yang mereka utamakan adalah pengetahuan  (kepandaian) semata di tengah-tengah mereka beribadah dan melayani kepada Tuhan, mereka tidak bergantung kepada hikmat sorgawi dari Allah.

1 Korintus 1:23
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Ayat ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus memiliki pendirian yang teguh, sekalipun orang-orang Yahudi menghendaki tanda-tanda heran di tengah ibadah dan pelayanan, sekalipun orang-orang Yunani mencari pengetahuan (hikmat) semata, tetapi Rasul Paulus berkata; “Kami tetap memberitakan Kristus yang disalibkan.” Penyataan ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus memiliki pendirian yang teguh, memiliki sikap yang tegas, tidak dapat dipengaruhi oleh sidang jemaat, sekalipun sidang jemaat kaya, sekalipun sidang jemaat berpendidikan tinggi, tetapi Rasul Paulus tidak dipengaruhi oleh sidang jemaat, Dia tetap memberitakan Kristus yang disalibkan.
Jangan sampai pemimpin rumah Tuhan, jangan sampai gembala sidang, jangan sampai hamba Tuhan menuruti keinginan dari pada sidang jemaat seperti sikap yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani tadi.

Jadi saudara jangan marah kepada saya karena keinginan saudara tidak dipenuhi karena saya mau hidup dengan Firman Allah ini. Ayo, bersaksi harus membangun, menghibur yang lain sesuai dengan Firman penggembalaan yang mengubahkan sikap tabiat kita.
Untuk berada di tempat yang tinggi kita harus berusaha untuk menyukakan hati Tuhan, diawali dari Golgota menghantar kita untuk sampai di gunung Sion. Berarti; Salib harus tetap ditegakkan di tengah ibadah dan pelayanan.
Hanya ada dua gunung yang tinggi, tidak ada yang lain, jangan ditambah-tambahkan lagi. Jadi kalau ada ajaran lain, tutup telinga, supaya jangan keliru, dan supaya nanti kita tiba pada tempat tujuan akhir kita.
Berarti; Rasul Paulus ini melayani bukan untuk menyenangkan hati orang-orang Yahudi lewat tanda heran (mujizat dan tanda heran) dan bukan untuk menyenangkan hati orang-orang Yunani lewat pengetahuan yang mereka dambakan semata. Sebab itu saya ulangi sekali lagi, jangan kita memberi nasihat supaya terlihat sama seperti Bapa Gembala, itu hanya untuk mencari pujian semata, itu roh Lucifer menyejajarkan dirinya dengan Tuhan.

Saudaraku, akibatnya salib Kristus yang disampaikan oleh Rasul Paulus:
-    Untuk orang-orang Yahudi menjadi suatu batu sandungan.
     Batu sandungan itu dimulai dari tersandung, kalau dia sudah tersandung dengan Pengajaran Salib kelak dia akan  menjadi batu sandungan. Jadi tersandung dulu lalu menjadi batu sandungan.
-    Untuk orang-orang Yunani (bangsa Kafir) adalah suatu kebodohan.
     Kalau datang di tengah ibadah hanya untuk mencari hikmat dan pengetahuan, nanti sama seperti ahli taurat, mengerti firman tetapi tidak menjadi pelaku, tidak ada bedanya dengan orang dunia yang tidak mengenal salib Kristus. Mereka berkata; “Hari-hari beribadah, hari-hari melayani, hari-hari pikul salib, hari-hari berkorban.” Mengapa mereka berkata seperti itu? Karena mereka mengganggap salib adalah suatu kebodohan. Tetapi kita tidak demikian.

1 Korintus 1:24
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Tetapi bagi setiap orang yang dipanggil (Kafir maupun Israel), Salib Kristus adalah:
1. Kekuatan Allah.
2. Hikmat Allah.
Kesimpulannya; orang yang tidak menghargai salib menjadi lemah, tidak berdaya, dan menjadi bodoh. Sebaliknya bagi orang yang menghargai salib, itu merupakan kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Bodoh, berarti; tidak bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat. Tetapi orang yang berhikmat seperti Raja Sulaiman dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, namun orang yang berpengetahuan (berpendidikan) di dunia ini belum tentu bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat. Buktinya; korupsi dan tidak adil terhadap satu dengan yang lain.

Matius 27:37-44
(27:37) Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi."
(27:38) Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. (27:39) Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, (27:40) mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" (27:41) Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: (27:42) "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. (27:43) Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah." (27:44) Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga.

Salib Kristus bagi orang yang lemah dan bodoh:
1. Orang-orang yang lewat di sana.
     Apa yang mereka kerjakan? Mereka menghujat Dia. Ini orang-orang yang lewat di sana.
     Hari minggu terpaksa terlewatkan karena ada bisnis usaha, lalu tiga minggu kemudian datang lagi, ini orang-orang yang lewat di sana. Apa pekerjaan mereka ? Menghujat Dia.
     Praktek menghujat: bicara tetapi tidak tahu apa yang dibicarakan, misalnya mereka berkata; “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jika Engkau Anak Allah dan turunlah dari Salib itu.” Ini praktek menghujat, ngomong tetapi tidak tahu apa yang diomong, bicara tetapi keliru, tidak mengerti. Inilah kristen lewat-lewat (Kristen penonton). Mempersalahkan apa yang dinyatakan Yesus kepada orang-orang Yahudi padahal sementara Yesus disalib, Yesus sedang menggenapi apa yang diucapkan oleh Yesus beberapa waktu lalu kepada mereka. Dia sedang merubuhkan Bait suci yang dibangun selama empat puluh enam tahun oleh orang Yahudi (Yerusalem) lalu membangunnya kembali dalam tiga hari, dan Dia sedang mengenapi perkataan itu. Biarlah kiranya perkataan ini, kita ingat, terekam, termeterai sehingga sama seperti murid-murid di dalam injil Yohanes 2:17, ketika Yesus berkata; “Cinta akan rumah-Mu menghanguskan Aku”, lalu murid-murid teringat. Miliki roh dengar-dengaran.
     Jadi perkataan yang keluar dari mulut harus digenapi sehingga perkataan dan perbuatan sama, itu seorang imam. Tugas imam; untuk mengadakan pendamaian dosa, kedudukannya; ada diantara Allah dengan manusia berdosa. Tugasnya; memperdamaikan manusia berdosa. Berarti; yang menjadi korban adalah imam. Supaya apa? Menggenapi perkataannya. Tetapi di sini mereka tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Itu bukti bahwa mereka sudah menghujat Allah.

2. Imam-imam kepala, ahli-hali taurat, dan tua-tua.
     Apa yang mereka kerjakan? Mengolok-olok Yesus.
     Praktek mengolok-olok, mereka berkata;
-    “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan.”
-    “Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari Salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.”
     Perkataan; “Ia Raja Israel?” menunjukkan; Apakah Dia orang yang berkuasa? Kalau memang Ia orang yang berkuasa, baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.
     Jadi orang yang menyalibkan Yesus ini benar-benar bodoh dan lemah. Tidak mengerti apa yang mereka perbuat dan tidak mengerti apa yang mereka ucapkan. Jadi hikmat itu datang betul-betul dari salib, bukan berasal dari pengetahuan dari bumi ini, pengetahuan dari bumi tidak salah, tetapi belum sampai kepada sumber keselamatan.
-    Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."
     Jadi mereka ini lemah dan bodoh, tidak mengerti apa yang dinyatakan oleh Yesus dan apa yang dikerjakan oleh Yesus, tidak mengerti apa-apa.
     Sebetulnya, mereka itu (Imam-imam kepala, ahli-hali taurat, dan tua-tua) lemah dan bodoh, tetapi memutar balik fakta. Mengatakan salib itu tidak ada gunanya, salib itu menjadi suatu kebodohan, padahal mereka yang bodoh dan lemah. Biasanya memang, orang kalau sudah kalah malu, dosanya ditunjuk habis, langsung cepat-cepat memutar balik fakta. Sampai kapanpun orang semacam ini tidak akan pernah berubah. Harusnya kalau ditunjuk dosa, langung saja mengakui; “ya saya salah, doakan saya supaya saya berubah.” Itu yang benar.

3. Penyamun (penjahat) yang disalibkan bersama dengan Yesus.
     Dimana letak kebodohan mereka? Mereka turut mencela Yesus dengan cara yang sama yang dikerjakan oleh Yerusalem dan orang yang lewat di sekitar salib Golgota.
     Saudaraku, kalau kebodohan dan kelemahan yang begitu hebat terjadi, orang semcam ini ada disekitar kita bahkan kita alami sendiri, betapa hebatnya penderitaan ini. Itulah yang sedang dialami oleh Yesus.
     Jadi itulah gambaran yang dialami oleh dua saksi Allah (Musa dan Elia) di dalam Wahyu 11:9, ketika mereka diutus ke bumi ini selama tiga setengah tahun/selama aniaya antiKris berlangsung dimuka bumi ini. Sebab memang Sodom dan Mesir adalah ibu kota dari antikris, kota yang menyalibkan Yesus. Tetapi justru Allah menanamkan salib di situ. Karena Allah merasa perlu untuk menolong kehidupan yan perlu ditolong dari kota itu. Apakah saya, apakah saudara. Kalau kita perlu mendapatkna pertolongan, buktikan mulai dari detik ini.

Kita kembali membaca..
Wahyu 11:8-10
(11:8) Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. (11:9) Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan. (11:10) Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.

Mayat mereka (Musa dan Elia) menjadi tontonan dan hiburan bagi mereka yang menolak salib Kristus, tetapi mereka tidak tahu apa yang terjadi, mereka tidak tahu apa yang sudah mereka perbuat. Intinya saudaraku; orang-orang yang sudah membunuh Musa dan Elia ini, mereka bertindak begitu sadis, tetapi mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat sebetulnya. Mereka itu lemah dan bodoh.

Kalau kita bandingkan dalam di dalam..
Matius 27:50-53
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. (27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. (27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Ketika Yesus mati di atas kayu salib, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Sama artinya; mengalami perobekan daging sepenuh, dari kepala sampai ujung kaki. Dan pada saat terjadi penyaliban terhadap daging sepenuh, kuburan-kuburan terbuka, maka banyak orang-orang kudus yang telah meninggal bangkit.
Tetapi orang-orang yang membunuh dua saksi tadi tidak mengerti apa yang mereka perbuat, mereka sesaat bergembira, mereka sesaat berpesta, bahkan saling mengirim hadiah, tetapi mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di kemudian hari, sebab Musa dan Elia mati hanya tiga setengah hari saja, sesudah itu apa mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya? Tetapi di sini kita sudah melihat Yesus menderita dan mati di atas kayu salib, lalu terjadi perobekan daging sepenuh, sesudah itu kubur-kubur terbelah, banyak orang kudus bangkit. 
Memang manusia ditakdirkan untuk lahir dua kali, juga untuk mati dua kali. Tetapi bagi orang yang sudah dibangkitkan dari kubur, kematian kedua tidak berlaku atas mereka. Puji Tuhan..

Saya ini sangat heran dan kagum melihat kasih Tuhan, Tuhan itu sangat memperhatikan sidang jemaat GPT “Betania” dan saudara harus mengerti itu. Jadi kalau saudara tidak mengerti dan merasa salah berada di dalam penggembalaan ini, saudara keliru. Saya bicara ini sekarang dalam cengkraman Roh Kudus, jadi saudara harus menerima bahwa Tuhan Yesus Baik. Tuhan sudah bicara dari hati-Nya sekarang. Karena tiada seorang pun yang dapat memaksa Tuhan supaya isi hati-Nya dinyatakan, tidak bisa. Tuhan hanya berkemurahan kepada siapa Dia berkemurahan, dan Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa Dia menaruh berbelas kasih. Di sinilah air mata sudah tidak bisa lagi ditahan. Bukankah kita ini orang hina? Debu tanah, penuh dengan cacat cela di sana sini? Penuh dengan dosa kejahatan dan dosa kenajisan? Tetapi ko diperhatikan? Mengapa isi hati-Nya dinyatakan? Siapa kita? Kita ini kumpulan yang belum ratusan apalagi ribuan, tetapi hati Tuhan tertuju kepada hati kita masing-masing. Tuhan tidak biarkan kita bodoh melakukan sesuatu yang kita tidak tahu apa yang sedang kita lakukan. Pendeknya, Tuhan tidak biarkan kita lemah dan bodoh.

Matius 27:54
(27:54) Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."

Kalau Tuhan sudah menyatakan kasih-Nya sore ini, biarlah kita menjadi suatu kehidupan yang takut Tuhan seperti Kepala Pasukan. Takut akan Tuhan; benci kejahatan. Dan di sini kita melhat ada pengakuan dari bangsa Kafir yang takut akan Tuhan; “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.” Ini saya gambarkan sama seperti memperoleh satu Efa, suatu kemurahan yang luar biasa. Tetapi berbeda dengan Yerusalem (imam-imam kepala, tua-tua, dan ahli-ahli taurat), justru mereka berkata; “Kalau Engkau Anak Allah turunkanlah diri-Mu dari salib itu.”

Roma 8:11
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Yesus menderita dan mati di atas kayu salib, pada hari ke tiga Yesus bangkit, kubur-kubur terbuka, banyak orang kudus bangkit karena Roh Allah menghidupkan Yesus kembali. Dan biarlah kiranya Roh yang sama ini menghidupkan kita semua, jangan menjadi sama seperti orang-orang bodoh dan lemah tadi.
Orang Yahudi menghendaki tanda heran (mujizat), tetapi saib ditolak, dan orang Yunani menghendaki hikmat, tetapi salib di tolak sehingga orang Yahudi tersandung terhadap Pengajaran Salib dan orang Yunani (orang pandai) menganggap salib yang disampaikan di tengah ibadah adalah suatu kebodohan. Ternyata mereka yang bodoh dan mereka yang lemah. Andai kata mereka tidak bodoh dan tidak lemah, mereka tidak akan membunuh dua saksi Allah yang besar tadi.
Tetapi lihat, setelah lewat tiga setengah hari kemudian, Roh Allah menghidupkan dua saksi Allah yang besar tadi. Maka biarlah Roh yang sama ini menguasai kehidupan kita semua. Jangan turuti roh jahat, roh najis, dan roh-roh yang lain, itu mati.

1 Timorius 3:16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."

“Agunglah rahasia ibadah kita.” Ada dua rahasia besar:
1. Rahasia ibadah.
2. Rahasia nikah.
Kristus yang sudah disembunyikan dari abad ke abad, dari keturunan ke keturunan, namun yang sekarang sudah dinyatakan.

Jadi saudaraku, yang menjadi saksi dari pada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah Roh Allah karena Roh Allah itulah yang menghidupkan Yesus dari antara orang mati. Roh Allah juga sedang menyaksikan ibadah dan pelayanan kita. Jadi apakah kita benar-benar menghargai Firman yang disampaikan sore ini? Roh Allah sedang menyelidiki hati kita semua, apakah kita sedang mencari sensasi, mencari yang lain-lain yang tidak patut dicari atau betul-betul kita datang menyembah Tuhan dan mengagungkan Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan kita. Kalau itu terjadi, maka Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati sedang menguasai dan manunggal dalam setiap kehidupan kita masing-masing.

Wahyu 11:10-11
(11:10) Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.
(11:11) Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut.

“Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut.”

Saudaraku, sore ini Tuhan sedang bekerja keras untuk kita. Roh Allah diutus untuk menghidupkan kita lewat ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita. Kita tidak bisa mendapatkan Roh Allah di luaran sana, Roh Allah hanya bisa kita dapatkan di tengah ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan (di dalam Tuhan), Roh Allah hanya ada di Yerusalem, jangan tinggalkan Yerusalem. Allah sedang bekerja keras untuk menghidupkan kita semua. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment