KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, January 1, 2020

KEBAKTIAN NATAL PERSEKUTUAN: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) – SESI 1 SERANG, 27 DESEMBER 2019



KEBAKTIAN NATAL PERSEKUTUAN: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) – SESI 1
SERANG, 27 DESEMBER 2019

Tema: SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS
(Matius 1:1-5)

Subtema: BANGSA KAFIR TURUT MERAYAKAN NATAL

 Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan. Oleh karena rahmat dan kasih karunia-Nya, kita diperkenankan untuk mengikuti Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT), itu adalah kemurahan Tuhan yang Tuhan anugerahkan kepada kita semua tentunya. Panitia yang sudah berjerih lelah, persekutuan kita semua tidak menjadi sia-sia.

Saya tidak lupa juga menyapa anak-anak Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati.
Di tengah-tengah kita hadir Bapak PEMBIMAS Kristen Provinsi Banten, Bapak Junit Sihombing, M.Th, Tuhan memberkati, Tuhan membalaskan berlipat ganda. Baik juga rekan-rekan saya yang bekerja di ladang Tuhan, Tuhan memberkati kehadirannya, Tuhan memberkati perhatiannya, Tuhan memberkati doa-doa yang sudah dinaikkan, Tuhanlah yang membalaskan berlipat-lipat ganda dari manapun saudara datang, dari berbagai-bagai tempat sudah berjuang bersama-sama untuk mengikuti acara ini.
Saya juga tidak lupa menyapa imam-imam yang hadir dari gereja-gereja, bahkan sidang jemaat yang juga undangan, tamu, simpatisan, kiranya Tuhan memberkati dan membalaskan kehadiran saudara. Di tengah kami ada orangtua kami, juga mertua kami datang dari Semarang.

Mari kita berdoa kepada Tuhan dan dalam doa kita mohonkan supaya kiranya Tuhan bukakan firmannya malam ini, dan kita diberkati. Hidup, ibadah, pelayanan, nikah dan rumah tangga kita semua dipulihkan, diberkati dengan limpah ruah.

Segera saja kita memperhatikan tema Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT), yang akan berlangsung selama dua hari, 27-28 Desember 2019 di Serang, yaitu: SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS (Matius 1:1-5). Segera kita memperhatikan kemurahan Tuhan yang akan kita terima malam hari ini.

Matius 1:1-6
(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. (1:2) Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, (1:3) Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, (1:4) Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, (1:5) Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, (1:6) Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,

Silsilah Yesus Kristus, Anak Daud, Anak Abraham. Dari Abraham sampai Daud ada empat belas keturunan.

Kita patut bersyukur, Tuhan menarik kita di tengah-tengah perhimpunan ibadah pada hari ini. Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka diusir dari taman Eden, seperti keadaan kita; bagaikan kita dilemparkan ke bumi saat ini. Sehingga dalam keadaan dilemparkan ke bumi ini, kita jatuh dalam berbagai-bagai jenis dosa kejahatan dan berbagai-bagai jenis dosa kenajisan. Tetapi puji Tuhan, Kristus lahir membebaskan kita. Natal terjadi, kita dibebaskan dari perbudakan dosa.

Terangnya, kita perhatikan ayat 17.
Matius 1:17
(1:17) Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Secara keseluruhan ada:
-       Empat belas keturunan yang pertama; dari Abraham sampai Daud.
-       Empas belas keturunan yang kedua; dari Daud sampai ke pembuangan ke Babel.
-       Empat belas keturunan yang ketiga; dari pembuangan ke Babel sampai Yesus Kristus lahir.

Kemudian, silsilah Yesus Kristus terkait dengan empat rahim perempuan bangsa kafir:
1.     Tamar.
2.     Rahab.
3.     Rut.
4.     Isteri Uria, orang Het (Betsyeba).

Namun pada empat belas keturunan yang pertama, yakni Abraham sampai Daud, hanya ada tiga perempuan bangsa kafir yang tercatat:
1.     Tamar.
2.     Rahab.
3.     Rut.

Secara khusus, Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) Tahun 2019 ini, kita akan melihat PRIBADI RUT.
Siapa Rut ini? Rut adalah:
1.     Satu dari empat perempuan bangsa kafir yang terkait dengan silsilah Yesus Kristus.
2.     Rut adalah menantu Naomi, yang ditinggal mati oleh Mahlon, suaminya, anak laki-laki Naomi yang pertama. Pendeknya; Rut adalah seorang janda.
3.     Rut adalah bangsa Moab atau bangsa kafir.

Di dalam kitab Rut, nama Rut selalu dikaitkan dengan kata: “Rut, perempuan Moab”, dibuktikan dengan ayat-ayat sebagai berikut:
1.     Rut 1:22, “... Rut, perempuan Moab ...”
2.     Rut 2:2, “... Rut, perempuan Moab ...”
3.     Rut 2:6, “Dia adalah seorang perempuan Moab ...”
4.     Rut 2:21, “... Rut, perempuan Moab ...”
5.     Rut 4:5, “... Rut juga, perempuan Moab ...”
6.     Rut 4:10, “... Rut, perempuan Moab ...”
Hal ini perlu dituliskan sebanyak enam kali, supaya manakala Rut dipermuliakan oleh Tuhan, Rut tidak boleh lupa asal usul.

Ciri bangsa Moab (bangsa kafir):
1.     Hidup dalam penyembahan berhala.
2.     Hidup dalam dosa kenajisannya.

Kita akan melihat dua ciri bangsa kafir.
Yang Pertama: HIDUP DALAM PENYEMBAHAN BERHALA.
Rut 1:15
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."

Naomi berkata kepada Rut: “Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya.
Kalimat: “para allahnya”, menunjukkan bahwa; bangsa Moab atau bangsa kafir hidup di dalam penyembahan berhala.

Doa saya: Kita konsentrasi untuk menikmati kemurahan Tuhan. Jangan kita hanya konsentrasi saat menonton televisi dan menonton yang lain. Tuhan Yesus nomor satu. Yang lahiriah ini akan berlalu. Langit yang pertama, bumi yang pertama, laut pun akan berlalu, diganti dengan mempelai Tuhan, Yerusalem baru, gunung Sion.

1 Korintus 12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.

Bangsa kafir tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. Jangankan bangsa kafir yang tidak mengenal Allahnya Israel, terkadang orang Kristen saja tanpa sadar ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. Berhala nomor satu, ibadah pelayanan menjadi nomor dua, dan di sini dengan tegas dikatakan bahwa: bangsa kafir tanpa berpikir, tanpa sadar digiring kepada berhala-berhala yang bisu. Banyak berhala bangsa kafir.

1 Tawarikh 16:25-26
(16:25) Sebab besar TUHAN dan terpuji sangat, dan lebih dahsyat Ia dari pada segala allah. (16:26) Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi TUHANlah yang menjadikan langit.
                                                                                                                                           
Allah Israel lebih dahsyat dari segala berhala, sebab segala allah bangsa-bangsa (bangsa kafir) adalah berhala.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi Tuhan, misalnya:
1.     Meninggalkan ibadah pelayanan karena menuntut ilmu (pendidikan), karena bisnis, karena usaha, karena kesibukan-kesibukan yang lainnya. Segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, melebihi ibadah pelayanan adalah berhala.
2.     Keras hati.
3.     Kebenaran diri sendiri.

Mazmur 115:4-7
(115:4) Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, (115:5) mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, (115:6) mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, (115:7) mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.

Berhala bangsa kafir adalah buatan tangan manusia, tetapi hal itu tidak disadari oleh bangsa kafir yang adalah gambaran dari bangsa Moab tadi.
-       "Mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata. Mempunyai mulut, tetapi tidak bisa bicara, tidak bisa berkata-kata, tidak bisa menyapa satu dengan yang lain. Bayangkan kalau suami isteri membisu.
-       Mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, berarti; berada dalam kegelapan yang luar biasa, tabrak sana, tabrak sini.
-       Mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, berarti; tuli.
-       Mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, berarti; tidak dapat mencium kasih Allah yang berbau harum lewat doa penyembahan.
-       Mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, berarti; tidak bisa melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan.
-       Mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, berarti; tidak dapat berjalan melangkah bersama dengan Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
-       Tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya, berarti; diam saja, membisu.

Mazmur 115:8
(115:8) Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.

Seperti itulah keadaan bangsa kafir; menjadi kaku dan bisu, tidak dapat melayani Tuhan, tidak dapat melayani pekerjaan Tuhan, karena tuhannya adalah berhala buatan tangan, menyembah hasil karya tangannya sendiri, bukan menyembah Allah yang hidup. Bukankah hal ini sesuatu yang sangat aneh?
Memang, bangsa kafir, bangsa yang di luar Tuhan itu menjadi bodoh. Secara intelektual (IQ) tinggi, tetapi kalau hidup di luar Tuhan; bodohnya tidak ketulungan.

Seperti itulah jadinya bangsa kafir, bangsa yang hidup di dalam penyembahan berhala. Berhala itu bisu, demikian juga dengan orang yang hidup dalam penyembahan berhala; kaku.

Kita kembali memperhatikan 1 Korintus 12.
1 Korintus 12:3
(12:3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.

Tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!", sebaliknya tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain Roh Allah.
Intinya: Jikalau tidak memiliki Roh Allah, bangsa kafir menjadi kaku dan membisu, alias tidak ada sesuatu yang dapat  diperbuat oleh bangsa kafir di hadapan Tuhan.

Untungnya, kita ini sekarang ada di tengah-tengah kegiatan Roh, dan oleh Roh itulah kita mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Coba kalau kita tidak mengenal Tuhan, tidak mungkin kita dapat mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi oleh karena Roh Tuhan, kita dapat berkata: “Yesus adalah Tuhan” yang disembah, dan kita tidak mungkin berkata: “Terkutuklah Yesus!”.
Kita ini adalah bangsa kafir, tetapi Tuhan menarik kita untuk berada di hadirat Tuhan oleh Roh Tuhan, sehingga kita berkata: “Tuhan Yesus adalah Juruselamat, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga”, kelak datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga dalam kemuliaan dan kesempurnaan-Nya.

Sekarang kita membaca Habakuk 2.
Habakuk 2:18-19
(2:18) Apakah gunanya patung pahatan, yang dipahat oleh pembuatnya? Apakah gunanya patung tuangan, pengajar dusta itu? Karena pembuatnya percaya akan buatannya, padahal berhala-berhala bisu belaka yang dibuatnya. (2:19) Celakalah orang yang berkata kepada sepotong kayu: "Terjagalah!" dan kepada sebuah batu bisu: "Bangunlah!" Masakan dia itu mengajar? Memang ia bersalutkan emas dan perak, tetapi roh tidak ada sama sekali di dalamnya.

Orang yang hidup di dalam penyembahan berhala, bukan saja membisu dan kaku, tetapi juga menjadi bodoh, karena mereka berkata:
-       Kepada sepotong kayu: “Terjagalah!
-       Kepada sebuah batu bisu: “Bangunlah!
Padahal berhala bisu tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak dapat mengajar kita manakala kita jatuh dalam kejahatan,   dalam kenajisan, manakala kita berbuat pelanggaran pada masa kebodohan.
Apa bisa berhala mengajar kita? Harta, kekayaan, kedudukan, pendidikan yang tinggi, kelimpahan secara lahiriah, kalau orang menyembah itu semua, perkara-perkara itu tidak dapat mengajar kita untuk lebih baik, untuk lebih benar, untuk lebih suci, untuk menjadi rohani di dalam kemuliaan Tuhan. Berhala tidak bisa mengajar, tetapi anehnya, banyak orang mengaku dirinya Kristen tetapi juga menyembah berhala.

Sekalipun berhala kayu dan berhala batu bersalutkan perak dan emas, namun jangan silau dengan kemilaunya, karena Roh Tuhan tidak ada di dalam berhala-berhala bisu buatan tangan manusia.
Daging itu mati, dan yang memberi hidup adalah Roh Tuhan. Jadi, kalau kita tidak menyembah Allah yang hidup di dalam kegiatan Roh semacam ini, berarti dia mati, bisu, kaku. Roh Tuhan tidak ada di dalam berhala-berhala bisu.

Lebih terang kita perhatikan Kisah Para Rasul.
Kisah Para Rasul 17:24
(17:23) Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. (17:24) Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia,

Allah yang adalah Tuhan atas langit, Allah yang adalah Tuhan atas bumi. Tuhan kita tidak ada di dalam berhala-berhala buatan tangan manusia.

Kalau kita jatuh dalam dosa, yang menebus dosa kita adalah pribadi dari Imam Besar Agung, Yesus Kristus, yang telah memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib. Dia hidup, apa buktinya? Darah-Nya berkuasa untuk menyucikan dosa kita.
Kalau kita jatuh dalam dosa, biar ada banyak batangan emas puluhan kilogram di rumah saudara, tetapi dia tidak punya darah untuk menebus dosa kita semua. Hal itu harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Itu sebabnya saya katakan: Kalau kita jauh dari Tuhan, dan tidak memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah menjadi bodoh luar biasa. Bayangkan, mereka yang hidup dalam penyembahan berhala berkata: “Hai, patung kayu terjagalah! Hai, patung batu bangunlah!”, dia tidak bisa menjaga kita, dia tidak akan bisa menghampiri kita, dia tidak bisa melakukan sesuatu yang baik untuk kita, tidak bisa mengajar kita, pendeknya, berhala tidak bisa membangun, menghibur, menasihati kita. Sebab itu, Allah atas langit, Allah atas bumi, yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya tidak ada di dalam berhala-berhala bisu. Jangan kita bodoh lagi.

Kisah Para Rasul 17:28
(17:28) Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.

Karena kita ada di dalam Tuhan, ada di dalam kegiatan Roh, kita hidup, kita ada. Kalau di luar Tuhan; biar hidup, tetapi mati.
Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.” Kita dari Allah harus kembali kepada Allah. Kita ada di bumi ini karena dosa Adam; sehingga ia diusir dari taman Eden bagaikan kita dilemparkan ke bumi ini. Oleh sebab itu, jangan terlena dengan dunia ini. Kita harus kembali kepada Sang Khalik. Kita ini hanya sementara menumpang di bumi ini. Kita harus kembali ke tanah air sorgawi. Jangan hidup dalam penyembahan berhala.

Tetapi sayangnya, penyembahan berhala terjadi di Athena -- bahkan sampai sekarang, banyak sebutan-sebutan berhala di sana --, namun puji Tuhan, ada seorang hamba Tuhan yang luar biasa yang tidak takut melakukan koreksi lewat firman.
Itulah doa kami dengan sidang jemaat: Tidak takut, walaupun provinsi Banten ini bagaikan gua singa.

Kisah Para Rasul 17:29
(17:29) Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.

Karena kita dari Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, Allah yang hidup, maka kita tidak boleh punya pemikiran untuk menyembah berhala. Segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan disebutlah itu berhala. Kalau bisnis nomor satu, itu adalah berhala. Uang nomor satu, itu adalah berhala. Pekerjaan nomor satu, menuntut ilmu nomor satu, anak nomor satu, apa saja perkara lahiriah di bumi ini, jika itu nomor satu, maka itu adalah berhala.

Kalau kita sadar bahwa kita adalah ciptaan Allah, maka kita tidak boleh berpikir bahwa keadaan ilahi sama seperti emas, sama seperti perak atau sama seperti batu ciptaan manusia atau terafim.
Seterampil-terampilnya manusia di dalam suatu perkara, keterampilannya tidak bisa menyelamatkannya, hasil buatan tangannya tidak bisa menyelamatkannya, sebab dia tidak punya darah.

Saya tidak terbiasa dengan cerita-cerita si kancil, si buaya, tidak biasa menceritakan dongeng. Saya hanya merindu menyampaikan ayat satu menjelaskan ayat satu. Bukankah firman Allah adalah pribadi Yesus Kristus dari kepala sampai kaki? Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru harus bisa menyatu.
Firman itu dapat disatukan oleh cerita-cerita/dongeng tentang si kancil dan buaya. Kalau saudara biasa dengar itu, mulai sekarang belajar untuk berubah (tutup telinga).

1 Korintus 6: 9B-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Hidup dalam penyembahan berhala tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Kalau tidak masuk dalam Kerajaan Sorga, berarti masuk ke dalam api neraka, dengan kata lain; binasa.
Pilih mana: Sorga atau neraka? Jika saudara memilih sorga, biarlah kita semua memiliki praktek sorga, lepas dari berhala-berhala bangsa Moab (bangsa kafir), itulah doa kita bersama-sama, sehingga kehadiran kita tidak menjadi sia-sia.

Itulah singkatnya tentang bangsa kafir, di mana ciri yang pertama adalah hidup dalam penyembahan berhala. Jadi, yang mau saya tonjolkan malam ini adalah bangsa Moab, gambaran dari bangsa kafir, karena Rut adalah bangsa kafir, bangsa Moab. Besok pagi, kita akan melihat pribadi Rut secara khusus, tetapi terlebih dahulu kita akan melihat bagaimana bangsa kafir menjadi bilangannya Tuhan.

Kita akan melihat dua ciri bangsa kafir.
Yang Kedua: HIDUP DALAM KENAJISAN.
Kejadian 19:36-38
(19:36) Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. (19:37) Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. (19:38) Yang lebih muda pun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.

Kedua puteri Lot ternyata mengandung dari benih Lot, ayah mereka sendiri.
-       Puteri yang tertua melahirkan anak laki-laki dan menamainya; Moab, dialah bapa orang Moab yang sekarang.
-       Sedangkan puteri Lot yang kedua juga melahirkan anak laki-laki, namanya; Amon.
Jadi, Moab dan Amon merupakan permulaan dari bangsa kafir.

Pendeknya: Moab lahir oleh karena kenajisan Lot dan puterinya yang tertua.
Jadi, bangsa kafir ini lahir dari hasil perzinahan, hasil dari kenajisan. Benih yang tertanam pada rahim puteri Lot adalah benih yang disertai dari roh kenajisan, maka tentu anak-anak yang dilahirkan itu nantinya akan hidup dalam kenajisan, itu sudah pasti, tidak bisa dipungkiri. Sebab itu, hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, tidak boleh bermain-main. Jangan sampai dosa kenajisan ini turun kepada anak kita masing-masing.

Saya dan sidang jemaat tahu persis kerinduan-kerinduan di hati ini untuk membawa Pengajaran Mempelai. Tidak ada motivasi lain, tidak ada maksud yang lain untuk penonjolan dengan berdirinya Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) ini, sedikit pun tidak ada, seujung kuku pun tidak ada maksud yang lain.
Jadi, kalau ada hamba Tuhan berkata: “Daniel ini berlebihan. Masih muda. Orang tua saja tidak berani untuk mendirikan suatu persekutuan.” Hanya Tuhan yang tahu; apakah saya bermaksud menonjolkan diri, atau maksud yang lain-lain untuk cari uang, hanya Tuhan yang tahu. Di mana pun kami diutus Tuhan di negara kita yang tercinta dari Sabang sampai Merauke, sedikit pun saya tidak mengambil persembahan dari situ, bahkan kami sering mengongkosi sendiri setiap perjalanan, termasuk penginapan juga kami harus membayarnya sendiri. Jadi, penonjolannya di mana? Berlebihannya di mana? Tetapi untuk itu pun, andaikata ada hamba Tuhan yang mengatakan bahwa saya berlebihan, lalu saya ambil kesimpulan kalau perkataan itu menunjukkan bahwa beliau tersandung, saya mohon maaf, sebab saya tidak ada maksud apa-apa.

Jadi, anak yang dilahirkan itu akan hidup dalam kenajisan. Maukah anak kita tetap dalam kenajisan? Setan begitu gencar sekali sekarang; baru buka gadget (HP) saja, belum buka konten kenajisan, tetapi sudah ada kenajisan. Mengapa kita harus bermain-main di hari-hari terakhir ini?
Saya tahu kita semua mempunyai latar belakang, termasuk saya, tetapi sekarang kita ada di dalam Tuhan, kita manfaatkan kesempatan yang tersisa tinggal sedikit. Jangan kita seperti Esau; waktu yang singkat dipergunakan untuk berburu daging, sehingga ketika dia mau mencari berkat yang satu itu, dia ditolak sebab tidak ada lagi kesempatan. Waktu yang tersisa tinggal sedikit, perhatikanlah hal ini.

Bilangan 25:1
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.

Ketika bangsa Israel berkemah di Sitim, mereka berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. Berarti, dari sini kita bisa melihat: Sampai kapan pun bangsa Moab (bangsa kafir) tetap hidup di dalam dosa kenajisannya.
Apakah kutuk nenek moyang semacam ini kita biarkan? Bukankah kita adalah bangsa kafir, bukan bangsa Israel? Apakah kenajisan ini terus berlangsung sampai anak, cucu, keturunan seterusnya?

Matius 8:20
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

Perikop ayat ini adalah: “Hal mengikut Yesus. Hal mengikut Yesus ini tidak sama seperti mengikut atau menumpang mobil, oleh sebab itu perhatikanlah firman ini dengan sungguh-sungguh.

Tubuh tanpa kepala, selain menjadi liangnya serigala, juga “menjadi sarangnya burung.” Burung, menunjuk; roh-roh najis, sedangkan pekerjaan dari roh najis adalah merusak nikah suci.
Hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan nikah suci.
Tetapi, kalau hubungan nikah suci ini sudah rusak oleh karena kenajisan, maka hubungan kita dengan Tuhan pasti putus (tubuh dengan Kepala terputus), di situlah seringkali terjadi penyangkalan demi penyangkalan terhadap Tuhan. Dan ketika penyangkalan itu terjadi, kita merasa tidak berdosa, padahal sudah terjadi kegagalan, mengapa? Karena hubungan nikah sudah rusak, oleh karena kenajisan tadi.

Firman Tuhan terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, diawali kitab Kejadian dan diakhiri dengan kitab  Wahyu, yang seluruhnya berbicara tentang nikah.
-       Kejadian diawali tentang nikah Adam.
-       Wahyu diakhiri tentang nikah yang rohani; Kristus Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga bersanding dengan mempelai wanita-Nya.
Jadi setiap kitab selalu berbicara nikah;
-       Dimulai dari nikah yang terkecil, yaitu rumah tangga.
-       Sampai nanti naik dalam nikah yang terbesar, yaitu penggembalaan.
-       Sampai antar penggembalaan, antar denominasi gereja.
-       Puncaknya nanti adalah bangsa kafir dan Israel bersatu.
Bukankah itu adalah rencana Tuhan?
Tetapi Setan tidak tinggal diam, berusaha untuk merusak nikah suci. Kalau nikah suci sudah rusak, putuslah hubungan kita dengan Tuhan, dan pada saat hubungan kita putus, di situlah terjadi penyangkalan dalam berbagai perkara. Dan kalau pun orang seperti ini melayani, ia hanya menganggap sepele saja pelayanan itu, tidak sadar bahwa sebetulnya ia sudah jatuh sangat dalam sekali. Inilah yang harus kita perhatikan di hari-hari terakhir ini.

Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

Adanya tubuh Babel terbentuk oleh karena roh najis. Tubuh Babel adalah sarangnya burung yang najis.
Jadi, oleh karena roh najis inilah pembangunan tubuh Kristus terhambat, hubungan nikah antara tubuh dengan kepala, gereja dengan Kristus terhambat, sehingga terbentuklah tubuh yang lain, itulah tubuh Babel.

Padahal perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini berakhir pada pesta nikah Anak Domba, sesuai dengan Wahyu 19:6-8.
Biarlah kita memahami bahwa akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini bukan hanya sebatas berkat dan mujizat. Sejuta kali terjadi mujizat di depan mata, tetapi kalau salib diabaikan, tidak ada artinya. Salib yang membawa manusia dari bumi ke sorga, bukan mujizat kesembuhan, bukan perkara lahiriah. Hal ini harus kita mengerti. Renungkanlah apa yang benar ini.
Akhir dari perjalanan rohani kita bukanlah berkat. Berkat akan menyusul kalau kita mencari Kerajaan Sorga. Tidak usah sibuk kita di situ, jangan sibuk dengan berkat itu. Jangan silau terhadap emas dan perak walaupun kemilau.

Wahyu 19:6-8
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

Jangan berkata: “Haleluya!” karena uang yang banyak, tetapi adanya pengucapan “Haleluya!” karena Yesus adalah Raja, kemudian “Haleluya!” karena Dia adalah Mempelai Laki-Laki Sorga, yang kelak bersanding dengan mempelai perempuan-Nya, gereja Tuhan yang sempurna. “Haleluya!” ... Puji Tuhan.

Kalau pangkat bertambah, puji Tuhan. Jumlah jemaat bertambah, puji Tuhan. Tetapi lebih tepat adalah “Haleluya!”  pada saat pesta nikah. Kita yang jorok, kotor, bangsa kafir, berada dalam kemuliaan dan kesempurnaan-Nya, siapa kita? Tetapi lihat, ada tandingan dari pesta nikah Anak Domba, sebab Setan tidak tinggal diam, selalu membuat tandingan dari awal sampai berlalunya langit yang pertama dan bumi yang pertama, selalu membuat tandingan.

Wahyu 19:17-18
(19:17) Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar, (19:18) supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."

Perikop dari ayat ini adalah: “Binatang Serta Nabinya Dikalahkan”.
Binatang, itulah antikris. Nabinya, itulah nabi-nabi palsu, yang hanya membuat mujizat tetapi tidak melakukan kehendak Allah, tidak mau pikul salib, itu tidak ada artinya ... Matius 7:15 dst.

Akhir dari perjalanan rohani kita adalah pesta nikah Anak Domba, tetapi rupanya setan mengaburkan pengertian itu, dan membuat tandingan supaya orang keliru, dengan berkata: “Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar”.
Burung menghabisi daging raja, menghabisi semua daging panglima, daging pahlawan, tentaranya, kudanya, semua orang baik merdeka maupun hamba dihabisi oleh burung-burung yang najis. Inilah tandingan dari pada pesta nikah Anak Domba. Jadi, roh najis ini yang membentuk tubuh Babel.
Sekarang ini para kawula muda selalu berkata: “Ayo, kita berpesta perjamuan”, padahal pesta narkoba, pesta seks, dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Jangan kita tertipu lagi dengan pesta-pesta yang tidak jelas.

Jadi, sebagai tandingan dari pesta nikah Anak Domba, itulah pesta burung-burung. Mana yang saudara pilih; pesta nikah Anak Domba atau pesta burung-burung?

Sekarang kita perhatikan: Apa tujuan perempuan-perempuan Moab berzinah dengan bangsa Israel?
Bilangan 22:2-4
(22:2) Balak bin Zipor melihat segala yang dilakukan Israel kepada orang Amori. (22:3) Maka sangat gentarlah orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak, lalu muak dan takutlah orang Moab karena orang Israel. (22:4) Lalu berkatalah orang Moab kepada para tua-tua Midian: "Tentu saja laskar besar itu akan membabat habis segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat habis tumbuh-tumbuhan hijau di padang." Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab.

Bagi bangsa Moab; bangsa Israel adalah bangsa yang sangat besar dan kuat.
Jadi, bangsa Israel adalah laskar atau tentara atau pasukan Tuhan yang kuat. Mereka (bangsa Moab) takut, tetapi juga muak melihat tentara Tuhan, pasukan Tuhan yang begitu kuat.

Orang yang melayani Tuhan adalah tentara Tuhan. Roh najis tidak suka kepada hamba Tuhan yang hidup dalam tahbisan yang benar. Roh najis muak terhadap hamba Tuhan yang hidup dalam kesucian.
Apakah saudara muak terhadap pemberitaan firman Tuhan malam ini? Jika tidak, marilah kita duduk diam seperti Maria.  Inilah kerinduan semula tadi, supaya anak cucu semua indah, putus segala kutuk nenek moyang.

Sejenak kita melihat kedudukan dari bangsa kafir di mata bangsa-bangsa lain.
Keluaran 7:3-4
(7:3) Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir. (7:4) Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat.

Sedikit saya tambahkan: Oleh karena kekerasan hati Firaun, terjadilah tulah pertama, kedua, ketiga sampai tulah kesembilan, bahkan sampai tulah kesepuluh pun Firaun masih tetap keras hati dengan mengejar bangsa Israel. Jadi, Tuhan juga turut mengeraskan hati orang yang keras hati. Oleh sebab itu, jangan kita muak terhadap pembukaan firman, tetapi muaklah dengan kenajisan supaya kenajisan itu muak (menjauh) dari hidup kita.

Kedudukan bangsa Israel di mata Tuhan dan di mata bangsa kafir adalah:
1.     Pasukan Tuhan yang kuat.
2.        Milik kepunyaan Allah (itu bangsa yang terpilih, bangsa yang kudus).
Dalam Wahyu 5:9-10, kedudukan dari imamat rajani sangat tinggi dan istimewa sekali, sebab itu, jangan sia-siakan kedudukan ini.

Maka dalam hal ini, bangsa Moab sangat memahami betul kedudukan bangsa Israel di mata Tuhan. Tidak ada lagi jalan lain untuk menghancurkan bangsa Israel, sementara bangsa Israel adalah pasukan (tentara) Tuhan yang kuat dan disebut milik kepunyaan Allah, imamat rajani, kedudukan yang tinggi dan istimewa. 

Bilangan 22:4
(22:4) Lalu berkatalah orang Moab kepada para tua-tua Midian: "Tentu saja laskar besar itu akan membabat habis segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat habis tumbuh-tumbuhan hijau di padang." Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab.

Kalau melayani Tuhan pasti kuat, tidak mudah jatuh dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan, dan digambarkan seperti lembu.
Kalau kita mengadakan pelayanan pendamaian pasti kita kuat. Posisi imam itu adalah antara Allah dengan manusia berdosa. Apa tugas imam? Memperdamaikan dosa, itulah gambaran dari lembu.

Bilangan 22:5-6
(22:5) Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku. (22:6) Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk."

Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku”. Perkataan Balak ini menunjukkan bahwa; Balak sadar betul dengan kedudukan dari bangsa Israel sebagai pasukan (tentara) Tuhan yang kuat dan sebagai imamat rajani dengan kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa -- menurut Wahyu 5:9-10 --, maka Balak meminta supaya Bileam mengutuki bangsa Israel.
Kalau Bileam memberkati Israel, pasti Israel diberkati oleh seorang nabi. Kalau nabi mengutuki seorang jemaat, pasti terkutuk, sebab memang Moab ini takut gentar, tetapi muak kepada kesucian, kedudukan yang tinggi, bagaikan lembu yang membabat habis rumput. Korban pendamaian yang dikerjakan oleh seorang hamba Tuhan, sangat kuat posisinya.

Wahyu 2:14
(2:14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

Apa ajaran Bileam? Bileam memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan, sehingga Israel makan persembahan  berhala dan berbuat zinah. Hanya itu satu-satunya cara untuk menghancurkan tentara Tuhan. Hanya itu satu-satunya cara untuk mengalahkan imamat rajani.

Saya juga dikoreksi Tuhan malam hari ini. Jangan sampai kehadiran saudara karena tujuan saya mencari uang. Saya sampaikan nasihat Tuhan tetapi untuk uang, jangan sampai hal itu terjadi, jangan sampai hati saya demikian.
Saya bicara kepada isteri saya: Kita butuh uang, tetapi saya tidak cari uang. Uang yang cari saya nanti.” Cari saja Kerajaan Sorga. Firman Tuhan tidak akan meleset.

Tetapi rupanya, Balak meminta nasihat kepada Bileam: Untuk menjatuhkan bangsa yang kuat, tentara yang kuat, imamat rajani dengan posisinya yang tinggi?” Lalu Bileam berkata: “Suruh yang cantik-cantik, yang klimis-klimis keluar ke tempat perkemahan mereka, dengan menggunakan baju sexy. Melayani dengan rok pendek, melayani dengan rok ketat, sepatu berkilau-kilau, rambut dicat merah, cat kuning, cat hijau. Ayo, jalan ke situ. Yang ketat bajunya, ya. Rok pendek melayani Tuhan, ayo.” Hati-hati nasihat seperti ini di hari-hari terakhir ini. Saya dikoreksi oleh firman Tuhan. Jangan kita bermain-main lagi. Dari mimbar ada nasihat, tetapi rok pendek dan ketat dibiarkan, lalu katanya: “Kuno. Jemaatnya sedikit.”
Tetapi saya yakin dengan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, itulah pola Kerajaan Sorga. Sedikit pun saya tidak akan mundur, sebab kerinduan saya hanya satu, yaitu yang tidak kelihatan itu, maka yang kelihatan itu akan mengikuti saya.

Pendeknya: Kenajisan adalah jalan satu-satunya untuk menghancurkan kekuatan tentara Tuhan, sekaligus menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Lihat, begitu liciknya Bileam, gambaran dari seorang hamba Tuhan yang melayani namun mencari uang.

Ulangan 23:4
(23:4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau.

Bangsa Moab tidak menyongsong bangsa Israel dengan roti dan dengan air, berarti; bangsa Moab membiarkan bangsa Israel dalam keadaan lapar dan haus. Kalau keadaan lapar dan haus, sama dengan; tidak berdaya. Sehingga dalam keadaan tidak berdaya, Balak mencari kesempatan dalam kesempitan dengan mengupah Bileam untuk mengutuki bangsa Israel.

Kita hamba Tuhan, sebenarnya harus menyongsong kehadiran sidang jemaat di tengah-tengah perhimpunan ibadah dengan roti dan air. Roti = Firman Allah, air = Roh Allah.
-       Firman Allah adalah makanan yang memberi kekuatan.
-       Roh Allah berarti diberi minum karunia-karunia dan jabatan Roh Kudus.
Sehingga dengan demikian, terbentuklah pembangunan tubuh.
Tetapi kalau tidak disongsong dengan roti dan air, maka jemaat akan menjadi lapar, tidak berdaya, sehingga akhirnya jemaat jatuh dalam berbagai dosa kenajisan. Maka jangan kita takut, lalu mengatakan: “Eksklusif lo, sok suci sendiri.
Mohon maaf saudara, tidak ada maksud demikian, tetapi firman tetaplah firman.

Dahulu saya memiliki latar belakang yang tidak baik, tetapi saya terus belajar mengabdikan diri kepada Tuhan. Belajar untuk mengerti tahbisan yang benar. Kalau kita melayani dalam tahbisan yang benar dan suci, maka tanda-tanda kenajisan tidak nampak di dalam bagian tubuh kita ini, sedikit pun tidak nampak.
Saya diberkati oleh pemberitaan firman dari Bapak Pendeta Siringo-ringo, saya menangis, saya catat firman itu: “Hamba yang tidak berguna, mengapa sok ingin mencari pujian dan hormat dari manusia?” Singkat saja pemberitaan firman itu (empat puluh lima menit), tetapi saya menangis, saya berterima kasih kepada Tuhan. Saya tidak pura-pura. Saya diberkati.
Kita ini adalah hamba yang tidak berguna, oleh sebab itu, jangan melayani untuk mencari uang. Biarlah uang yang mencari saudara, karena sudah terlebih dahulu mencari Kerajaan Sorga, bayar harga terlebih dahulu.

Kita songsong sidang jemaat dengan roti dan air. Roti makanan memberi kekuatan, kemudian diberi minum karunia-karunia, itulah sembilan karunia dan sembilan jabatan Roh Kudus untuk membangun tubuh Kristus yang sempurna. Ada banyak anggota tubuh, tetapi menjadi satu, itulah fungsi sembilan karunia, sembilan jabatan, diberi minum dari Roh yang satu.

Bilangan 22:5-6
(22:5) Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku. (22:6) Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk."

Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini ...” Hanya itu satu-satunya cara; Balak harus meminta nasihat dari Bileam, sehingga Bileam memberi nasihat kepada Balak.

Jangan kita biarkan sesuatu yang najis di dalam penggembalaan kita masing-masing. Jangan biarkan rok pendek, rok sexy melayani, supaya tentara Tuhan tidak terjatuh kelepek-kelepek. Baik juga imam-imam jangan pergi-pergi keluar atau jalan-jalan saat pemberitaan firman Tuhan, melainkan dia (imam) harus nomor satu mendengar firman. Imam itu adalah contoh, jangan malah berbuat yang tidak benar.

Tadi kita sudah memperhatikan: Balak meminta nasihat untuk mengutuki bangsa Israel, dan pada waktu itu, Bileam berada di tepi sungai Efrat.

Saya mohon, bantu doa untuk kesehatan saya, beberapa hari ini saya tidak tidur untuk mencari firman. Saya ngeri, kalau ada hamba Tuhan datang dari Bandung, dari Jawa Timur, dari Jabodetabek, dari mana-mana, kalau sampai tidak mendapatkan pembukaan, di situ saya merasa ngeri sekali. Semalam-malaman saya hanya bisa berlutut untuk menantikan pembukaan rahasia firman.

Kita perhatikan tentang SUNGAI EFRAT.
Wahyu 16:12-14
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur. (16:13) Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak. (16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.

Sungai yang besar, sungai Efrat, nanti airnya akan kering, supaya siaplah jalan bagi imamat rajani, milik kepunyaan Allah. Kemudian dari tri tunggal Setan -- itulah naga dan mulutnya, binatang dan mulutnya, serta nabi palsu dan mulutnya -- keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.
Roh najis, roh setan, ternyata sanggup mengadakan perbuatan ajaib; yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan, yang buta melihat di tengah penggembalaan (ibadah pelayanan), tetapi sumbernya dari roh najis. Itulah sebabnya (alasan) saya tadi mengatakan: Biar berjuta kali terjadi mujizat di depan mata, kalau hamba tidak menegakkan salib di tengah pelayanannya, itu semua adalah nol, tidak ada artinya mujizat. Setan juga bisa menyembuhkan kalau hanya soal kesembuhan, tetapi yang terpenting adalah salib.

Biarlah kita semua diluruskan malam hari ini. Jangan kagum dengan mujizat yang dikerjakan oleh seorang hamba Tuhan, jangan heran dengan rubuh-rubuh, muntah-muntah -- akhirnya meja-mejanya penuh dengan muntahan, seharusnya meja itu adalah tempat roti sajian --, tetapi heranlah dengan salib yang mengubahkan hidup, itu adalah bagian dari karunia kesembuhan.

Di sini kita sudah melihat: Dalam Wahyu 16:12-14, ada perbuatan ajaib tetapi disertai dengan roh-roh najis, itulah roh-roh setan. Persis seperti Bileam; ada nasihat firman, tetapi disertai dengan nasihat kenajisan, dan akhirnya perempuan-perempuan Moab itu dengan gampang sekali melakukan kenajisan, mengapa? Karena benihnya adalah hasil dari perzinahan.
Demikian juga tadi di sini; ada mujizat tetapi dari kenajisan, itulah roh-roh setan, tetapi setelah sungai Efrat itu kering, siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur. Dari timur akan lanjut berjalan ke sebelah barat, berarti terwujud pembangunan tubuh.


Apa yang menghambat pembangunan tubuh Kristus ini terwujud? Itulah roh najis. Tetapi setelah sungai besar, sungai Efrat kering, siaplah raja-raja berjalan dari Timur. Imamat rajani berjalan dari Timur sampai ke Barat, berarti terwujud pembangunan tubuh Kristus karena roh najis berhenti.
Selama ada kenajisan, tidak mungkin terwujud kesatuan tubuh. Ada banyak anggota tubuh, di mana hati dan pikirannya bermacam-macam, tetapi kalau masih dikuasai kenajisan, tidak akan bisa menyatu, dengan demikian; pembangunan tubuh terhambat. Tetapi setelah sungai Efrat kering, siaplah jalan bagi raja-raja dari Timur, dengan kata lain; terwujudlah pembangunan tubuh Kristus. Ini adalah kerinduan Tuhan yang paling mendalam, supaya mereka (saya dan saudara) satu, sama seperti Bapa dengan Anak adalah satu.
Apakah kita mau mewujudkan kerinduan ini, yaitu pembangunan tubuh dari Timur sampai Barat? Jangan biarkan lagi rok pendek dan sexy dalam penggembalaan, supaya pelayan-pelayan tidak jatuh dalam dosa.

Ulangan 23:3-6
(23:3) Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluh pun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, (23:4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau. (23:5) Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau. (23:6) Selama engkau hidup, janganlah engkau mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya.

Perikop dari ayat ini adalah: “Orang yang tidak boleh masuk jemaah Tuhan” .
Kita sudah masuk dalam jemaah Tuhan, buktinya adalah kita berada dalam kegiatan Roh, supaya kita hidup, supaya kita ada dalam kegiatan Roh.

Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN ...
Bangsa kafir, yang masih dalam kenajisan, tidak boleh masuk dalam jemaah Tuhan.

“... Karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air ...
Jangan kita biarkan orang lain lemah dalam dosa kejahatannya, jangan kita biarkan sidang jemaat lemah karena dosa kenajisannya, namun tetap mengambil perpuluhannya, jangan. Jangan takut terhadap orang kaya.

Sedikit kita melebar: “Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau.
Tuhan tidak mau mendengarkan Bileam dan Tuhan Allah mengubah kutuk itu menjadi berkat, asal kita tetap dalam dua kedudukan tadi, yaitu tentara Tuhan yang kuat dan berada di kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa, itulah imamat rajani dalam tahbisan yang baik, benar dan suci, tanda kenajisan tidak ada lagi.
Selama bangsa Israel ada di muka bumi ini, bangsa kafir dengan kenajisannya dilarang masuk ke dalam jemaat Tuhan.

Intinya: Dalam Taurat Tuhan ditetapkan bahwa orang Amon dan orang Moab -- itulah bangsa kafir -- dilarang masuk dalam jemaah Tuhan sampai keturunan yang kesepuluh, bahkan sampai selama-lamanya.
Berarti, kalau kita ada pada malam ini, sebagai bangsa kafir -- yang bukan Israel secara lahiriah --, itu semua adalah kemurahan Tuhan, sebab dalam Taurat Tuhan sudah menekankan “tidak boleh”, tetapi kalau sekarang kita boleh berada dalam kegiatan Roh, itu adalah kemurahan. Kemurahan semacam ini seringkali kita anggap sepele, padahal itu adalah kemurahan yang besar sekali. Kita diterima oleh Tuhan menjadi jemaat Tuhan, menjadi imamat rajani (imam-imam). Saya pun bisa melayani saudara, itu adalah kemurahan dari Tuhan bagi saya.
Kalau ditolak menjadi jemaah Tuhan sampai selama-lamanya, berarti bangsa kafir tidak layak menjadi jemaah Tuhan, sama dengan; binasa.

Efesus 2:11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Perikop dari ayat ini adalah: “Dipersatukan Dalam Tubuh Kristus.
Sebetulnya, ini adalah kerinduan Tuhan; anggota tubuh yang berbeda menjadi satu, terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna menjadi mempelai Tuhan, itu sasaran akhir perjalanan rohani kita di atas muka bumi, bukan berkat, bukan berhala.
Kalau berkat nomor satu, itu adalah berhala, dan Tuhan tidak ada di situ. Berhala tidak bisa mengajari kita. Jangan silau walau kemilau.

Bangsa kafir disebut juga bangsa yang tidak bersunat, sama dengan; hidup dalam hawa nafsu kedagingan. Kemudian, kedudukan dari bangsa kafir di mata Tuhan adalah:
1.     Tanpa Kristus.
2.     Tidak termasuk kewargaan Israel.
3.     Tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.
4.     Tanpa pengharapan.
5.     Tanpa Allah di dalam dunia.

Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat. Tetapi kalau “Tanpa Allah di dalam dunia”, berarti; binasa, itulah bangsa kafir, sebab kita bukanlah orang Yahudi secara daging (lahiriah).

Tetapi tadi kita sudah membaca: Empat belas keturunan yang terakhir adalah dari pembuangan ke Babel -- yang adalah gambaran dari kenajisan -- sampai kepada lahirnya Yesus Kristus, maka lepaslah kita dari perbudakan dosa kenajisan secara khusus.

Tetapi di sini kita akan melihat jalan keluarnya menurut Rut 1.
Pembagian dari Rut 1 ialah:
-       Ayat 1-6, Naomi  berada di Moab, dan kematian dari Elimelekh, sang suami, dan kematian kedua anak laki-lakinya, yakni Mahlon dan Kilyon -- setelah menikah dan mengambil isteri orang Moab --.
-       Ayat 7-18, Naomi pulang ke Betlehem, tanah Yehuda, diikuti oleh kedua menantunya, Rut dan Orpa.

Namun di dalam hal pengikutan ke Betlehem, Rut dan Orpa terlebih dahulu mengalami ujian sebanyak tiga kali oleh Naomi.
1.     Rut 1:8-10
2.     Rut 1:11
3.     Rut 1:12-14
Mari kita lihat tiga perkara di atas, untuk akhirnya bangsa kafir nanti bisa masuk dalam bilangan bangsa Israel.

Rut dan Orpa tiga kali diuji untuk masuk ke Betlehem.
YANG PERTAMA.
Rut 1:7-10
(1:7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, (1:8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; (1:9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras (1:10) dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu."

Naomi berkata kepada Rut dan Orpa: “Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya”.
Alasan Naomi menyuruh pulang: Naomi sedikit menyinggung tempat perlindungan masing-masing di rumah suaminya, namun Rut dan Orpa bersikeras untuk ikut Naomi. Berarti, mereka memiliki pemikiran yang positif, yaitu perlindungan yang teduh, teguh dan aman adalah Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, Dialah suami.
Sudah bagus, sebab pada ujian yang pertama, Rut dan Orpa lolos.

Rut dan Orpa tiga kali diuji untuk masuk ke Betlehem.
YANG KEDUA.
Rut 1:11
(1:11) Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?

Naomi berkata kepada Rut dan Orpa: “Pulanglah.
Alasan Naomi menyuruh mereka pulang adalah karena Naomi tidak akan melahirkan anak laki-laki untuk dijadikan sebagai suami mereka. Tetapi mereka tetap bersikeras untuk terus mengikuti Naomi. Berarti, ujian yang kedua, mereka lolos, mengapa? Karena mereka memiliki pemikiran yang positif, mengapa? Karena suami hanya satu, itulah Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.

Sampai pada ujian yang kedua, Rut dan Orpa masih berpikir positif. Puji Tuhan, sebab pembangunan tubuh harus terwujud, kesatuan tubuh harus terwujud.

Mari kita perhatikan jalan keluar ini supaya kita bisa menjadi bilangan dari bangsa Israel. Jangan kita jenuh terhadap pemberitaan firman Tuhan, sabar dahulu. Kalau untuk yang lahiriah kita cepat sekali langsung bergairah, tetapi mengapa tidak bergairah untuk keselamatan jiwa?

Rut dan Orpa tiga kali diuji untuk masuk ke Betlehem.
YANG KETIGA.
Rut 1:12-13
(1:12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, (1:13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?"

Naomi berkata kepada kedua menantunya: “Pulanglah, anak-anakku, pergilah”.
Alasan Naomi menyuruh mereka pulang, yaitu:
1.     Tidak ada harapan, maksudnya; Naomi tidak dapat diharapkan lagi karena sudah terlalu tua untuk bersuami dan tidak mungkin bisa melahirkan anak laki-laki untuk dijadikan suami bagi kedua menantunya.
2.     Apa yang dialami Naomi itu jauh lebih pahit dari apa yang dialami oleh Rut dan Orpa. Rut dan Orpa memang sudah menjadi janda, tetapi Naomi berkata: “Apa yang saya alami jauh lebih pahit dari kejandaanmu berdua”.

Daham hal ini, kita harus hati-hati: Jangan sampai karena ada kepahitan dari seorang gembala sidang, lalu kepahitan kepada si A diutarakan, kepahitan kepada si B diutarakan, kepahitan kepada si C diutarakan, semua kepahitan-kepahitan diucapkan. Ini bahaya.
Jangan sampai kepahitan dari seorang hamba Tuhan diutarakan, dilontarkan kepada sidang jemaat, sebab resikonya tinggi. Ayo, kita belajar. Biar firman saja yang disampaikan. Jangan sampai kepahitan juga disampaikan, sebab ada kerugian di situ.

Apakah Rut dan Orpa bisa mengikuti sampai ke Betlehem?
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.

Akhirnya Orpa mencium Naomi, sekaligus minta diri, dengan kata lain; Orpa berhenti di tengah jalan untuk mengikuti Naomi, mertuanya itu.
Singkatnya: Orpa kembali ke Moab, justru pada saat di tengah-tengah perjalanan menuju Betlehem, dan hal ini sama artinya membuang-buang waktu, menyia-nyiakan kesempatan emas, karena ia lebih memilih kepada kekafiran, yaitu berhala dan kenajisan. Mengapa hal ini terjadi? Karena kepahitan Naomi -- yang adalah gambaran dari seorang gembala -- disampaikan kepada kedua menantunya.

Tetapi Rut tetap berpaut kepada Naomi. Rut tidak peduli; sekalipun pelayanan gembala itu bercampur aduk dengan kepahitannya, nuduh ini, nuduh itu, Rut tetap berpaut, supaya nanti menjadi bilangan Israel, karena sesungguhnya kita adalah kafir (bukan Israel).

Perhatikan kalimat: “Menangis pula mereka dengan suara keras.
Banyak orang Kristen menangis dengan keras-keras setelah mendengar firman Tuhan yang disampaikan atau terkadang sebelum mendengar firman juga sudah menangis dengan keras-keras. Hal itu wajar saja.
Tetapi kalau kita tidak berpaut dengan Tuhan, tidak berjalan dengan Tuhan sesuai dengan ketetapan dari langkah-langkah firman Tuhan, maka air mata dan tangisan tidak ada artinya, air mata tidak dapat menyelesaikan masalah.
Kadangkala firman itu hanya menyentuh perasaan dan membuat kita menangis, tetapi kalau kita tidak berpaut dengan firman, tidak berjalan sesuai dengan ketetapan langkah-langkah firman sampai ke Betlehem (rumah roti), itu hanya perasaan.
Yang Tuhan mau adalah hati kita. Tuhan menunggu hati kita masing-masing.

Sebelum firman disampaikan, meraung-raung jungkir balik, tetapi firman tidak ditindaklanjuti, tidak mendarah daging, itu namanya pelayanan tubuh, bukan pelayanan Roh. Tubuh mati, tetapi Roh menghidupkan.
Wajar saja jika kita menangis, tetapi tidak ada artinya tangisan itu kalau Firman Tuhan tidak ditindaklanjuti, kalau tidak ada perubahan.

Tetapi tangisan Rut tetap berpaut kepada Naomi, mertuanya itu. Oleh sebab itu, di dalam menghadapi tiga ujian di atas tadi dalam menghadapi persoalan-persoalan apapun, kita harus bertahan dengan iman yang teguh, jangan goyah.
Saya berbahagia atas apa yang saya dapatkan dari Tuhan, semoga kita juga berbahagia tentunya.
           
Kita kaitkan dengan pola Tabernakel.
1 Korintus 15:58
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Kalau kita sudah berjalan bersama dengan Tuhan, jangan mundur di tengah jalan, tetapi (1) berdirilah teguh, (2) jangan goyah, (3) giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan, walaupun menghadapi tiga kali ujian. Dari tiga hal tadi, nanti ada persekutuan dengan Tuhan, dan dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah tidak sia-sia.

Untuk menyelenggarakan Kebaktian semacam ini, saya tidak merasa rugi. Berapa banyak persembahan-persembahan dari saya dan sidang jemaat, tetapi saya tidak merasa rugi. Ingat: Saya tidak sedang cari kolekte. Tuhan tahu itu. Saya ada kepuasan kalau Tuhan percayakan dalam hidup saya suatu beban yang ditaruh Tuhan dalam hati saya ini.

Dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payah tidak sia-sia. Oleh sebab itu, hal yang harus diperhatikan:
1. Berdirilah teguh, dalam susunan pola Tabernakel terkena pada Mezbah Korban Bakaran, sama dengan; berdiri di atas korban Kristus pasti kuat dan teguh, tidak roboh. Setelah percaya, pasti berdiri di atas korban Kristus, dasar yang teguh.Tetapi kalau rumah itu dibangun di atas dasar pasir (daging) pasti roboh, tidak sanggup menghadapi ujian.
     Kalau dikaitkan dengan anatomi tubuh, posisinya ada pada tungkai bawah; antara mata kaki dengan lulut.
2.  Jangan goyah, dalam susunan pola Tabernakel terkena pada kolam pembasuhan, yaitu; baptisan air, baptisan.
     Kristus adalah baptisan dalam kematian dan kebangkitan.
     -  Mati; mengubur hidup yang lama.
     -  Bangkit; hidup dalam hidup yang baru.
     Kalau kita satu dalam kematian yang benar, pasti kita satu dalam kebangkitan yang benar. Ada kebangkitan palsu; seperti hebat-hebat, tetapi dagingnya tidak mati, pasti goyah. Tetapi kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya juga benar, dengan demikian ia tidak akan goyah.
     Kalau dikaitkan dengan anatomi tubuh, posisinya ada di antara lutut dengan pangkal paha, itulah tungkai atas.
3.  Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan, berarti ada dalam kegiatan Roh. Dalam susunan pola Tabernakel terkena pada pintu kemah. Kalau dikaitkan dengan anatomi tubuh terkena pada pintu rahim.

Inilah yang menopang persekutuan dengan tiga alat yang ada di dalam Ruangan Suci sehingga kita berdiri teguh, itulah korban Kristus dan kolam pembasuhan, tungkai bawah dan tungkai atas. Tidak ada cara yang lain.
Kalau mengandalkan uang; sebentar saja, lalu habis. Tetapi persekutuan kita dengan Tuhan semacam ini ditopang oleh tungkai bawah (korban Kristus) dan tungkai atas (baptisan air). Barulah Rut kuat sampai ke Betlehem dan tibalah dia ke Betlehem. Apakah betul Rut seperti itu?

Kalau kita gunakan Alkitab dengan pola Kerajaan Sorga, pasti mudah, sistimatis masuk sorga. Tetapi kalau tidak menggunakan pola, nanti pengertiannya sesat di jalan, berputar-putar. Tabernakel adalah miniatur Kerajaan Sorga ... Ibrani 5:8.

Kita akan perhatikan: Apakah Rut kuat melangkah sampai ke Betlehem dan tiba di Betlehem?
Rut 1:18
(1:18) Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.

Naomi melihat bahwa Rut berkeras. Mengapa berkeras? Karena tungkai bawah dan tungkai atas (berdiri teguh dan jangan goyah).

“... Berhentilah ia berkata-kata kepadanya ...” Berarti, ujian bosan dan jijik dengan pribadi yang berdiri teguh, tidak goyah, tetapi Tuhan juga jijik melihat kepada yang menguji dan yang tidak tahan uji.
Ujian bosan melihat kita. Akhirnya, Naomi berhenti berkata-kata karena pengikutan Rut ditopang oleh tungkai bawah dan tungkai atas, berdiri teguh dan jangan goyah, giat dalam pekerjaan Tuhan sampai Tuhan datang.

Rut 1:19
(1:19) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?"

“... Berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem.
Akhirnya, Rut menjadi bilangan Israel. Apa Betlehem? Itulah tempat Yesus lahir, di mana Yesus dibaringkan di palungan, artinya; bangsa kafir turut merayakan natal.
Tidak ada yang mustahil, sebab itu ikut Tuhan jangan dengan pengertian, melainkan taat kepada firman. Jangan kita taat kepada pengertian sendiri. Kalau kita taat kepada Tuhan, kita menjadi bilangan Tuhan, menjadi bagian dari tubuh Kristus.

Rut 1:15
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."

Di sini kita melihat: Rut masih didesak.
Ketika Rut masih bersama-sama dengan Orpa, Rut sudah tiga kali diuji, dan setelah Orpa pulang, masih tetap saja diuji. Silih berganti ujian itu; ujian satu belum selesai, menghadapi ujian kedua. Ujian kedua belum selesai, menghadapi ujian ketiga. Silih berganti tidak berkesudahan, tetapi bagaimana sikap Rut, bagaimana sikap kita? Apakah nanti ada persekutuan dengan Tuhan yang ditopang oleh tungkai bawah dan tungkai atas?

Rut 1:16-17
(1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (1:17) di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"

“... Kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau ...
Biar ada ujian yang mendesak; berdirilah teguh, tidak goyah, giat selalu dalam pekerjaan Tuhan.

“... Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam ...
Itu adalah daerah halaman. Hari-hari terakhir ini, hikmat diperdengarkan di halaman, di atas tembok-tembok, firman Tuhan sedang menjangkau jiwa-jiwa.

“... Bangsamulah bangsaku ...”, berarti menjadi bilangan Tuhan.
Kasih yang sempurna tidak terpisahkan kecuali maut, itulah yang sudah ditampilkan oleh Yesus di atas kayu salib. Natal sudah berlangsung dan kita sudah menjadi bilangan Tuhan dengan urutan-urutan sesuai dengan uraian di atas tadi.

Tadi kita sudah melihat bangsa kafir, bangsa Moab. Besok pagi kita akan melihat pribadi Rut secara pribadi. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment