KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, January 25, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 23 JANUARI 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 23 JANUARI 2020


KITAB RUT
(Seri: 78)

Subtema: KELIMPAHAN KASIH KARUNIA ALLAH

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur dan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Tuhan karena kasih dan kemurahan-Nya yang telah memungkinkan kita untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, dan juga hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada kiranya Tuhan memberkati kita. Sebab itu, kita berdoa dan di dalam doa kita mohonkan kepada Tuhan supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita malam ini untuk memulihkan segala sesuatu, berkat berkelimpahan menjadi bagian kita masing-masing.

Segera kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:17-18
(2:17) Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya. (2:18) Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu,

Rut membawa hasil dari ladang Boas lalu diberikan kepada Naomi, mertuanya itu, sisa yang ada setelah kenyang itu.
Hal ini menunjukkan bahwa Rut berada di dalam kelimpahan.

Kalau kita bisa berbagi, bisa memberi antara seorang dengan yang lain, menunjukkan bahwa ia berkelimpahan. Saya berdoa, supaya kita semua, keluarga Allah sidang jemaat GPT “BETANIA”, berada di dalam kelimpahan kasih karunia Allah bagi kita.

Tadi kita perhatikan: Rut membawa hasil dari ladang Boas, sedangkan Boas adalah gambaran dari pribadi Yesus sendiri.

Dalam Perjanjian Baru, Yesus 2 (dua) kali mengadakan pemecahan roti.
-       Yang pertama terhadap 5000 (lima ribu) orang laki-laki dengan 5 (lima) roti, 2 (dua) ikan, sisa 12 (dua belas) bakul.
-       Yang kedua terhadap 4000 (empat ribu) orang laki-laki dengan 7 (tujuh) roti dan beberapa ikan, sisa 7 (tujuh) bakul.
Tujuan dari pemecahan roti yang pertama dan yang kedua yang dikerjakan oleh Yesus ialah:
1.     Supaya kita beroleh persekutuan, sama dengan; 12 (dua belas) bakul.
2.     Membawa kita sampai kepada kesempurnaan, sama dengan; 7 (tujuh) bakul.
Angka 12 (dua belas), menunjuk; persekutuan, sedangkan angka 7 (tujuh), menunjuk; kesempurnaan.

Berarti, dapatlah kita mengambil kesimpulan: Persekutuan dan kesempurnaan yang terjadi ini, itu berbicara tentang kelimpahan dari kasih Allah yang heran. Sebab;
-       Kalau kita tidak limpah di dalam kasih Allah, tidak mungkin ada persekutuan seorang dengan yang lain.
-       Jikalau kita tidak limpah dalam kasih Allah, kita tidak mungkin sampai kepada titik kesempurnaan.

Kolose 3:14
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Perhatikan kalimat: “Kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan
Pendeknya: Di dalam kelimpahan kasih Allah ada persekutuan antara seorang dengan yang lain hingga membawa kita sampai kepada kesempurnaan.

Jadi, kalau kita sungguh-sungguh bekerja di ladang Tuhan, sungguh-sungguh mentahbiskan diri di dalam segala kerendahan hati, maka Allah akan memelihara kehidupan kita masing-masing dengan kelimpahan kasih-Nya, baik secara jasmani teramat lebih di dalam hal yang rohani.

Berkelimpahan, tandanya ialah; dapat berbagi dengan orang lain.
Tujuannya: Agar orang lain dapat mengucap syukur kepada Allah dan berterima kasih setinggi-tingginya kepada Allah.
Kalau kita boleh menerima sesuatu dari Tuhan, maka tentu kita akan mengucap syukur dan berterima kasih. Demikian juga di dalam kelimpahan, kita dapat berbagi dengan orang lain, maka orang lain   akan mengucap syukur dan dapat berterima kasih kepada Allah.
Maka, kita jangan berhenti bekerja melayani di dalam kelimpahan kasih supaya orang lain juga dapat mengucap syukur, orang lain dapat berterima kasih kepada kelimpahan kasih Allah.

Sekarang kita akan bandingkan dengan keadaan manusia di akhir zaman.
2 Timotius 3:1-4
(3:1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (3:2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3:3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (3:4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

Perikop ayat ini adalah: “Keadaan Manusia di Akhir Zaman Ini.
Tadi sementara kami dalam perjalanan, kami sibuk berbicara tentang keadaan di akhir zaman ini yang memang keadaan dunia ini sudah tidak menentu. Orang sudah tidak lagi memiliki kasih yang limpah sehingga orang tidak segan-segan membunuh. Nyawa seseorang sudah seperti nyawa binatang yang dengan mudah sekali mati terbunuh. Dan orang juga sudah tidak segan-segan lagi melakukan suatu  kejahatan dan kenajisan; tidak takut melakukan kejahatan dan tidak malu di dalam kenajisannya juga. Itulah keadaan orang di akhir zaman ini; sudah kehilangan kasih dan kemurahan Tuhan.

Ada 18 (delapan belas) dosa akhir zaman, dan salah satunya adalah “Tidak tahu berterima kasih.”
Tadi saya sudah singgung di atas: Berkelimpahan, artinya; dapat berbagi dengan orang lain. Tujuannya adalah supaya orang lain dapat berterima kasih kepada Allah. Tetapi rupanya, salah satu dosa akhir zaman adalah tidak tahu berterima kasih.

Kalimat “Tidak tahu berterima kasih” ada di antara berontak terhadap orang tua dan tidak mempedulikan agama.
Berarti, tidak tahu berterima kasih, sama dengan; tidak memiliki kasih dari Allah, dari sorga, sebab;
-       Berontak -- tidak hormat -- terhadap orang tua mewakili loh batu yang kedua.
-       Tidak mempedulikan agama mewakili loh batu yang pertama.
Sementara inti dari 10 (sepuluh) hukum yang tertulis pada 2 (dua) loh batu hanya satu, ialah kasih.
-       Kasih kepada Tuhan, mewakili loh batu yang pertama.
-       Kasih kepada sesama (hormat kepada orang tua) mewakili loh batu yang kedua.
Berarti, tidak tahu berterima kasih, menunjukkan bahwa seseorang telah kehilangan kelimpahan kasih dari Allah atau tidak memiliki kasih. Mengapa? Karena kalimat “Tidak tahu berterima kasih” ada di antara berontak terhadap orang tua dan tidak mempedulikan agama, menunjukkan bahwa ia sudah kehilangan kelimpahan dari kasih Allah.

Apa penyebab sehingga seseorang tidak tahu berterima kasih?
2 Timotius 3:2
 (3:2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

Diawali dengan “Manusia akan mencintai dirinya sendiri”, karena manusia itu egois, hanya mencintai dirinya sendiri, tandanya tidak hormat kepada orang tua dan tidak peduli dengan agama.
Inilah penyebabnya sehingga seseorang tidak tahu berterima kasih, yaitu mencintai dirinya sendiri, sama dengan; kehilangan kelimpahan kasih dari Allah.

2 Korintus 9:6,8
(9:6) Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. (9:8) Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

Perikop ayat ini adalah: “Memberi Dengan Sukacita Membawa Berkat.
Kalau kita ada dalam kelimpahan kasih, berbagi dengan orang lain, itu merupakan berkat bagi kita. Jangan sampai tidak mau berbagi. Belajarlah berbagi, baik tenaga, pikiran, waktu, kemampuan, berbagilah dengan orang lain, sebab kalau kita bisa, orang lain juga harus bisa. Tidak hanya untuk mencintai diri sendiri.

Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit. Sebaliknya, orang yang menuai banyak akan menabur banyak juga.
Intinya adalah menabur dan menuai akan kita alami selama kita hidup di bumi ini. Jangan lupakan itu. Sebab oleh karena kelimpahan kasih karunia Allah kepada kita;
-       Mencukupkan kita dalam segala sesuatu.
-       Bahkan berkelebihan di dalam berbagai kebajikan.
Supaya dengan demikian kita dapat berbagi dengan orang lain.
Kalau kita limpah dengan kasih Allah, limpah kasih karunia, pasti kita bisa berbagi dengan orang lain; setelah pertama-tama kita dicukupkan, selanjutnya berbagi dengan orang lain dalam bentuk kebajikan-kebajikan.

2 Korintus 9:12
(9:12) Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.

Pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang kudus, bukan hanya mencukupkan diri sendiri, tetapi nanti juga ada ucapan syukur, ada ucapan terima kasih kepada Allah kalau kita berbagi kepada orang lain.

Ayo, imam-imam tidak boleh kikir, harus berbagi dengan orang lain dalam kebajikan-kebajikan, dalam perbuatan-perbuatan baik. Yang baik jangan ditahan-tahan, harus nyata sebagaimana kita hidup di dalam kelimpahan kasih.

2 Korintus 9:13-14
(9:13) Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang, (9:14) sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.

“ ... Sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah ...” Karena kita sudah berbagi dalam kelimpahan kasih Allah, maka mereka juga turut memuliakan Allah.

Kalau pelayanan dengan kelimpahan kasih itu telah terbukti dan teruji, maka orang lain memuliakan Allah, selain itu juga, Rasul Paulus berkata; “Mereka merindukan kamu.”
Merindukan kamu, artinya; tetap di dalam persatuan dan kesatuan, dengan lain kata; ada suatu persekutuan yang baik, ada suatu persekutuan yang indah dengan mereka. Kalau mereka yang mengucapkan syukur dan berterima kasih serta merindukan kita, berarti ada persatuan dan persekutuan yang baik dan indah antara seorang dengan yang lain. Sebaliknya, kalau kita tidak dirindukan, berarti tidak ada persekutuan.
Mahasiswa/i STTIA nanti pulang ke Surabaya, biarlah tetap merindukan kita, sidang jemaat GPT BETANIA”, berarti; ada persekutuan yang baik, ada persekutuan yang indah, itulah tanda adanya kelimpahan kasih; sehingga dapat berbagi.

Contoh limpah dengan pelayanan kasih.
2 Korintus 8:1-2
(8:1) Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. (8:2) Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.

Sidang jemaat di Makedonia limpah dalam pelayanan kasih, sehingga mereka dapat berbagi dengan orang lain, dengan bukti:
1.     Sekalipun dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, namun sukacita mereka meluap, sama dengan; limpah dalam pelayanan kasih.
2.     Meskipun sangat miskin, namun kaya dalam kemurahan, sama dengan; limpah dalam pelayanan kasih.

2 Korintus 8:3-5
(8:3) Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. (8:4) Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. (8:5) Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.

Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami.
Jadi, mereka berbagi bukan karena dihimbau, namun justru meminta dan mendesak. Kalau hanya dihimbau itu biasa. Mohon maaf bicara: Binatang juga kalau dihimbau juga mengerti, misalnya; kalau diusir pasti pergi, kalau disuruh datang pasti datang, intinya; kalau dihimbau pasti mengerti. Kalau selalu dihimbau himbau baru bergerak, baru melakukan, -- mohon maaf -- bukankah tidak ada bedanya dengan binatang? Tetapi kita bukanlah binatang, bukan? Kita ini berakal budi dari sorga. Kita ini manusia ciptaan Allah yang paling mulia dari semua ciptaan Tuhan.

Sekali lagi saya sampaikan: Bukan dihimbau, tetapi jemaat di Makedonia ini meminta bahkan mendesak Rasul Paulus supaya mereka mendapat kesempatan untuk berbagi di dalam pelayanan, limpah di dalam pelayanan kasih.
Kemudian, jemaat di Makedonia memberi dari kekurangan mereka, bukan dari kelebihan. Kalau memberi dari kelebihan, semua orang bisa. Contoh; memberi saat dihimbau, itu sama dengan memberi dari kelebihan. Bahkan pemberian mereka lebih banyak dari yang diharapkan oleh Rasul Paulus.
Pendeknya: Jemaat di Makedonia mengabdikan diri mereka kepada Allah dan kepada hamba-hamba Tuhan atau orang-orang kudus.

2 Korintus 8:6-7
(8:6) Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. (8:7) Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, -- dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.

Rupanya, Rasul Paulus punya perasaan yang sangat tinggi dan perasaan itu sangat peka; melihat kondisi rohani jemaat di Makedonia dengan pelayanan limpah kasih karunia, maka Titus diutus ke Makedonia supaya segera menghentikan atau menyelesaikan pelayanan kasih itu, yang telah dikerjakan oleh jemaat di Makedonia.

Limpah dalam pelayanan kasih, antara lain;
1.     Kaya dalam segala sesuatu.
2.     Kaya dalam iman.
3.     Kaya dalam perkataan.
4.     Kaya dalam pengetahuan.
5.     Kaya dalam kesungguhan untuk membantu.
6.     Kaya dalam kasih terhadap hamba-hamba Tuhan.
7.     Kaya dalam pelayanan kasih.
Itulah jemaat di Makedonia.

2 Korintus 8:8-9
(8:8) Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu. (8:9) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu”. Tuhan berikan contoh kepada kita tentang pelayanan kelimpahan kasih dari jemaat di Makedonia, seperti Rasul Paulus memberi contoh itu juga kepada jemaat di Korintus. Kita bersyukur.

Kalau kita berada dengan kelimpahan di dalam pelayanan kasih, kita kerjakan itu bukan karena suatu perintah -- seperti yang dinyatakan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus -- dan bukan karena aturan-aturan semata di dalam suatu gereja, tetapi karena kita menyadari, bahwa; Dia yang kaya rela menjadi miskin, supaya kita yang miskin menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Hal ini harus kita sadari. Kita harus menyadari bahwa Yesus telah memberi suatu teladan yang sempurna dan mulia, yang patut kita hargai, kita junjung tinggi korban Kristus. Dia kaya rela miskin, supaya yang miskin ini, yang hina ini, yang bodoh ini, yang papah ini, menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. Itu yang harus kita sadari. Jadi, kita melakukan bukan karena aturan, bukan karena dihimbau, tetapi sekali lagi saya katakan: kita limpah dalam pelayanan kasih karena kita menyadari Dia yang kaya rela jadi miskin, supaya kita yang miskin menjadi kaya, bukan karena dihimbau, bukan karena aturan, bukan karena perintah.

Itulah pribadi Rut. Apa yang Rut peroleh di ladang Boas, dia bagi, dia berikan kepada Naomi, mertuanya itu.
Sidang jemaat GPT “BETANIA”, apakah saudara mau limpah dalam pelayanan kasih?
Perhatikan Maleakhi 10, setelah mempersembahkan sepersepuluh, ada juga persembahan khusus, supaya kita limpah dalam pelayanan kasih. Kita tidak rugi kalau limpah dalam pelayanan kasih, sebab kita sudah menyadari bahwa Dia yang kaya rela jadi miskin, supaya kita yang miskin, yang bodoh, yang melarat, yang papah menjadi kaya oleh kemiskinan-Nya. Tuhan tidak maksud memberatkan kita, tidak, tetapi Tuhan membuat kita menjadi kaya dalam berbagai kebajikan, kaya dalam kemurahan.

Kondisi jemaat di Makedonia: sudah tertekan, tetapi sukacita meluap. Biasanya, kalau seseorang tersakiti, dizolimi, difitnah, ia langsung memasang muka cabe keriting, ditambah dengan jurus; diam seribu bahasa, tidak mau berbicara sama sekali sampai hari kiamat.
Tetapi jemaat di Makedonia adalah suatu contoh yang luar biasa, yang diberikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, yang juga malam ini ditujukan oleh Tuhan kepada jemaat GPT “BETANIA”, secara khusus kepada kita semua.
Apakah saudara menyadari kemurahan Tuhan?

2 Korintus 8:10
(8:10) Inilah pendapatku tentang hal itu, yang mungkin berfaedah bagimu. Memang sudah sejak tahun yang lalu kamu mulai melaksanakannya dan mengambil keputusan untuk menyelesaikannya juga.

Betul-betul jemaat di Makedonia ini terbeban dengan pekerjaan Allah, sebab itu mereka mengabdi kepada Allah dan mengabdi juga kepada hamba-hamba Tuhan.  Mereka sangatlah memperhatikan pekerjaan Tuhan, mereka juga sangat memperhatikan hamba Tuhan.
Sidang jemaat Tuhan ditebus oleh darah salib, perhatikanlah pekerjaan Tuhan, belajar berbagi. Selain menghormati dua kali lipat kepada mereka yang berjerih lelah untuk mengajar, juga berbagi dalam segala sesuatu kepada mereka. Jangan hitung-hitungan.

2 Korintus 8:11-12
(8:11) Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu.  (8:12) Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.

Pelayanan dengan kelimpahan kasih harus dikerjakan sesuai dengan kerelaan di hati, berarti;
-       Bukan dengan terpaksa.
-       Bukan karena aturan atau suatu perintah.

Dan itu kita lakukan sesuai dengan apa yang ada pada kita, sesuai dengan apa yang kita miliki. Tuhan tidak memaksa. Tuhan tidak memberatkan kita.
Seperti Rut; semakin hari dia ditandai dengan kemurahan dari Tuhan. Semakin hari kemurahan itu semakin bertambah-tambah.
-       Dimulai dari Rut masuk ke Betlehem, diterima menjadi jemaat Allah.
-       Dan ia pun masuk ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.
-       Kemudian berada di ladang Boas, menunjukkan bahwa kemurahan yang ia terima semakin meningkat.
-       Sampai akhirnya nanti Rut 2:20, di situ Rut melihat bahwa Boas adalah sang penebus.
Jadi, kemurahan yang dialami oleh Rut itu semakin hari ditandai semakin limpah.
Itu sebabnya,  pada Rut 2:2, Rut meminta doa restu pergi ke ladang untuk memungut jelai gandum di ladang orang yang murah hati. Ini menunjukkan bahwa Rut bukan diperintah, bukan dihimbau, bukan diatur, tetapi menurut kerelaan hatinya. Dan oleh karena itu juga, ketika dia mendapatkan kelimpahan jelai lalu yang ia pungut dibawa dan diberikan kepada Naomi, juga bukan karena aturan, bukan karena perintah, tetapi menurut kerelaan hatinya.

Mahasiswa/i melakukan praktek bukan karena aturan, mendengar firman bukan untuk aturan menyelesaikan satu bulan di sini, bukan, tetapi mendengar firman adalah untuk diberkati, mendengar firman supaya dibentuk oleh firman, bukan suatu aturan, bukan suatu perintah, tetapi menurut kerelaan hati sesuai dengan yang kita miliki.
Tuhan sudah beri kesempatan untuk mengikuti kuliah, ya ikuti, itulah yang kita miliki. Kita memiliki hati juga, kita memiliki pengertian, ayo bagi, siapa pun kita. Jangan kita beribadah, jangan kita melayani dengan aturan (perintah), tetapi kita harus menyadari; Tuhan Yesus limpah kasih karunia. Dia yang kaya rela menjadi miskin, supaya kita yang miskin menjadi kaya.

2 Korintus 8:13
(8:13) Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.

“Kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan”, dan jangan pernah berpikir; kita dibebani sehingga orang lain tidak dibebani, tidaklah demikian.
Melayani dengan kelimpahan kasih, bukanlah supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.

Apa itu keseimbangan?
2 Korintus 8:14-15
(8:14) Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. (8:15) Seperti ada tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."

Kalau kita saling melengkapi dengan kelebihan-kelebihan yang kita punya, maka di situ ada keseimbangan.

Setiap orang mempunyai kelebihan dibalik kekurangannya dan kelebihan setiap orang berbeda-beda. Mungkin saya mempunyai kelebihan di bidang tertentu, orang lain bisa tertolong. Tetapi di sisi lain, saya ada kekurangan, dan kelebihan orang lain itu bisa menutupi kekuranganku, maka ada keseimbangan.
Suami isteri harus saling melengkapi supaya ada keseimbangan.
-       Kalau isteri sudah maju melayani, tetapi suami berdiam diri, tidak seimbang, timpang.
-       Atau sebaliknya; suami maju melayani Tuhan, datang dengan tahbisan dengan segala kerendahan hati, tahbisan dalam kebenaran dan kesucian, tetapi isteri tidak bisa mengikuti, tidak ada keseimbangan.
Tetapi kalau kita datang untuk saling melengkapi, menutupi kekurangan antara yang satu dan yang lain, di situ ada keseimbangan. Kalau kita tahu ada kekurangan orang lain, langsung kita tutupi saja dengan kelimpahan kasih, supaya ada keseimbangan.

Dan keseimbangan itu digambarkan seperti ada tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."

Kisah ini bisa kita temukan dalam Keluaran 16.
Keluaran 16:17-18
(16:17) Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. (16:18) Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.

Ketika 40 (empat puluh) tahun perjalanan bangsa Israel di padang gurun, mereka dipelihara oleh Tuhan dengan makan manna.  Setiap orang mengumpulkan segomer seorang menurut jumlah jiwa di dalam kemah. Mereka mengumpulkan ada yang banyak, ada yang sedikit, sesuai dengan jumlah jiwa-jiwa yang ada di dalam kemah.
Kemudian, orang yang mengumpulkan banyak tidak berkelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit juga tidak berkekurangan, tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.

Perhatikan semua: Supaya ada keseimbangan, biarlah kita saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain, karena kita mempunyai kelebihan dibalik kekurangan kita masing-masing. Kelebihan itu melengkapi satu dengan yang lain sehingga ada keseimbangan. Tidak boleh bermegah dan juga tidak boleh minder. Harus saling melengkapi. Berarti kita memang betul-betul saling membutuhkan.

Keluaran 16:19-20
(16:19) Musa berkata kepada mereka: "Seorang pun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi." (16:20) Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah kepada mereka.

Di sini kita perhatikan: “ ... Tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi
Artinya, pelayanan dengan kelimpahan kasih harus segera dikerjakan, jangan ditunda-tunda sampai pagi.
Kalau malam ini kita sudah mendapatkan pengertian tentang pelayanan dalam kelimpahan kasih, segera dikerjakan, segera diselesaikan. Jangan ditunda-tunda sampai pagi.

Resiko menunda-nunda: Akan berulat dan berbau busuk, demikian halnya dengan orang yang berada dalam pelayanan tetapi tidak dapat berbagi dengan orang lain, maka orang semacam ini akan berubah menjadi jahat dan berbau busuk.
Puji Tuhan, imamat rajani kedudukannya sangat tinggi dan istimewa, itu betul. Tetapi tidak hanya sebatas pengertian di situ, sebaliknya; kita harus berada di dalam pelayanan dengan kelimpahan kasih.
Berbau busuk adalah tanda dosa busuk disembunyikan, dan tidak ada orang yang menyukai bau busuk.
Jadi, mari, supaya ada keseimbangan kita harus saling melengkapi, bukan untuk memberatkan kita sedang orang lain diperingan, tidak, tetapi supaya ada keseimbangan.

Sama seperti Rut; dua perempuan janda. Menantu janda, mertua juga janda. Apa yang bisa diperbuat oleh seorang janda kalau kita kaitkan dengan Ratapan 1? Tidak ada.
Oleh sebab itu, kita harus melayani dalam kelimpahan kasih; saling melengkapi, saling berbagi, saling memberi, supaya ada keseimbangan. Itulah yang sedang kita terapkan, seperti yang kita lihat dari pribadi Rut, berbagi dengan Naomi, mertuanya itu.

Anak-anak Tuhan (sidang jemaat) maupun yang diutus dari berbagai-bagai tempat, semua ditempatkan di beberapa tempat; ada yang di perumahan Taman Krakatau, ada yang di Bukit Cilegon Asri, supaya ada keseimbangan. Kalau masing-masing mengambil jalannya sendiri, kita tidak akan mampu.

Itulah hebatnya Rut. Hasil dari apa yang dia pungut di ladang Boas, dia bawa, dia beri kepada Naomi, mertuanya itu. Itulah kelimpahan kasih, karena dia menyadari hari-harinya sudah ditandai dengan kemurahan yang semakin besar yang dia terima;
-       masuk ke Betlehem pada musim menuai jelai,
-       kemudian berada di ladang Boas,
-       sampai mengalami ketebusan.
Kelimpahan kasih yang dia terima, hal itu disadari oleh Rut.
Kita juga limpah dalam pelayanan kasih, itu karena kita menyadari; Dia yang kaya rela jadi miskin, supaya kita yang miskin menjadi kaya. Jadi, tidak boleh ada seorang pun yang bermegah di dalam melayani Tuhan.
Ayo, jangan ditunda-tunda supaya jangan berubah jahat dan supaya jangan berbau busuk. Apalagi terlihat baik-baik tetapi ternyata banyak dosa yang disimpan, itu sama dengan berbau busuk.

Hasil dari pelayanan kasih.
Mazmur 133:1
(133:1) Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

Jikalau kita limpah di dalam pelayanan kasih akan nyata atau terlihat suatu persekutuan yang baik dan persekutuan yang indah, karena ada keseimbangan, saling melengkapi.

Mazmur 133:2-3
(133:2) Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. (133:3) Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Di dalam persekutuan yang baik dan indah;
1.     Ada pengurapan, dengan kata lain; minyak urapan ada di atas kepala, itu adalah tanda bahwa kita dikhususkan oleh Tuhan, sesuai dengan Imamat.
2.     Di sana Tuhan perintahkan;
a.     Berkat.
b.     Kehidupan untuk selama-lamanya.

Kita kembali membaca Rut 2.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

Melihat pelayanan dalam kelimpahan kasih itu, Naomi terheran-heran, lalu bertanyalah Naomi: “Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?” Jawab Rut: “Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.
Boas rohani, menunjuk pribadi dari; Tuhan Yesus Kristus.

Oleh karena Dia yang kaya rela menjadi miskin supaya kita yang miskin menjadi kaya, pekerjaan semacam ini membuat kita terheran-heran, seperti Naomi terheran-heran.

Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.” Hidup, menunjuk; orang Yahudi (Israel). Mati, menunjuk; bangsa kafir.
Seharusnya bangsa kafir mati (binasa), tetapi oleh karena limpah kasih karunia, sehingga Rut bangsa Moab, bangsa kafir, memperoleh hidup.

Boas rohani, itulah Yesus Kristus, Sang Penebus, Tuhan dan Juruselamat. Amin.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment