KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, March 7, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 03 MARET 2020



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 03 MARET 2020


KITAB KOLOSE
(Seri: 86)

Subtema: GUNUNG YANG MEMBAWA DAMAI SEJAHTERA DAN KEBENARAN

Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia menjadi bagian kita malam ini.
Saya juga tidak lupa mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, dan menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya untuk membentuk kehidupan kita sampai nanti membawa hidup kita rendah di kaki salib Tuhan, sujud menyembah kepada Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Secara khusus, terlebih dahulu kita memperhatikan ayat 15 bagian A: “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.

1 Korintus 7:15C
(7:15) Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.

Allah memanggil kita untuk hidup dalam damai sejahtera, baik dalam nikah, dalam rumah tangga, baik di dalam kandang penggembalaan, di tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan. Di mana pun kita berada, Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam damai sejahtera.

1 Korintus 14:33
(14:33) Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.

Allah tidak menghendaki kekacauan -- baik dalam nikah maupun dalam rumah tangga, baik di tengah ibadah dan pelayanan --, tetapi Allah menghendaki supaya kita hidup damai sejahtera.
Jangan menciptakan kekacauan, tetapi biarlah kita hidup dalam damai sejahtera, karena Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam damai sejahtera. Berusahalah untuk hidup damai sejahtera. Jangan ciptakan kekacauan. Biarlah semakin hari semakin rendah hati, semakin hari semakin lemah lembut.

2 Korintus 13:11
(13:11) Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!

Hiduplah dalam damai sejahtera, maka Allah sumber kasih dan damai sejahtera itu akan menyertai kita. Kemudian, di mana ada damai sejahtera, di situpun sumber damai sejahtera menyertai kita.

Tanda ada damai sejahtera: Sehati dan sepikir. Jelas hal ini berbicara tentang kesatuan.
Kalau kita -- misalnya dalam penggembalaan ini -- sehati dan sepikir, dengan kata lain tercipta (terwujud) kesatuan, maka apa pun yang kita kerjakan, semuanya bisa terlaksana dengan baik, nama Tuhan dipermuliakan. Tetapi sekalipun jumlah kita banyak, namun jika tidak satu, maka kita tidak akan bisa berbuat apa-apa, hal itu memilukan hati Tuhan.

Biarlah kiranya kita senantiasa hidup dalam damai sejahtera sehingga nanti sumber damai sejahtera itu menyertai kehidupan kita dalam segala perkara. Jangan buat rugi diri sendiri. Oleh sebab itu, hindari segala perkara yang menimbulkan kekacauan di mana pun kita berada.

Wahyu 6:3-4
(6:3) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!" (6:4) Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.

Ketika Anak Domba membuka meterai kedua, majulah kuda merah padam.
Merah padam, menunjuk; sengsara hebat yang akan terjadi atas bumi ini, yaitu terjadi peperangan hebat dan saling membunuh dengan pedang, dan kerusakan yang hebat juga akan terjadi. Pendeknya, terjadi pertumpahan darah, sehingga banyak darah yang akan mengalir karena kebencian yang digambarkan seperti merah padam, sehingga tidak ada damai sejahtera di atas bumi ini.

Itulah meterai yang kedua; kuda merah padam mengambil damai sejahtera dari atas bumi ini, sehingga nanti banyak terjadi penumpahan darah. Namun sebelum hal itu terjadi, biarlah kiranya kita memperhatikan apa yang diperintahkan oleh Tuhan kepada kita, yakni “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita.”

Imamat 26:6
(26:6) Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu.

Damai sejahtera itu digambarkan seperti sedang berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun termasuk tidak dikejutkan oleh dua hal, yaitu:
1.     Binatang buas, sebab “Allah akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu.”
2.     Pedang, sebab “pedang tidak akan melintas di negerimu.”

Mari kita simak dua perkara ini.
Tentang: BINATANG BUAS.
Binatang buas menunjuk kepada tiga hal, yang pertama: ANTIKRIS.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Binatang yang keluar dari dalam laut, menunjuk; antikris.

Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

Singkatnya, roh antikris adalah roh jual beli.
Jadi, orang yang sudah menerima cap meterai dari antikris 666 (enam ratus enam puluh enam) di dahi atau di tangan kanan, mereka bebas untuk membeli dan bebas untuk menjual.

Apa yang dimaksud dengan “roh antikris adalah roh jual beli”?
1 Yohanes 4:1-6
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. (4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. (4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka. (4:6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.

Menyingkir dari Pengajaran Salib, itu merupakan roh antikris.
Pendeknya, roh antikristus sibuk dengan perkara-perkara duniawi, sibuk dengan perkara-perkara lahiriah, sibuk dengan perkara-perkara di bawah ini, tidak sibuk memikirkan perkara-perkara rohani (perkara di atas).

Jelas, roh antikris ini adalah roh jual beli; hanya berbicara soal membeli dan menjual, itulah perkara lahiriah, perkara duniawi. Kalau dia manusia duniawi, pasti dia suka mendengarkan pengajaran yang bersifat lahiriah.
Tetapi orang yang memiliki Roh Allah; dia senantiasa setia menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Tuhan sampai Dia datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Wahyu 13:3-4
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. (13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"

Saya sampaikan dengan tandas: Antikris betul-betul menyingkir dari Pengajaran Salib. Mereka hanya sibuk dengan mujizat-mujizat kesembuhan sehingga dunia ini pun heran dengan mujizat yang mereka lakukan.

Bukankah binatang yang pertama ini keluar dari dalam laut? Laut itu menunjuk kepada baptisan air, arti rohaninya; satu dalam tanda kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Tetapi kenyataannya, saat satu dari tujuh kepala itu terluka parah, seharusnya lanjut sampai pengalaman kematian, tetapi justru luka yang membahayakan itu mengalami kesembuhan. -- Sesungguhnya, hal ini menunjukkan bahwa pelayanan mereka betul-betul palsu. --
Lewat mujizat kesembuhan ini, dunia heran, dan itu saja yang mereka kerjakan; mereka sibuk dengan roh jual beli, mereka sibuk dengan perkara lahiriah, mereka sibuk dengan segala perkara di dunia ini, karena dunia ini betul-betul sangat tertarik dengan sistem pelayanan semacam ini. Inilah salah satu dari binatang buas itu.

Binatang buas menunjuk kepada tiga hal, yang kedua: NABI PALSU.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Binatang yang keluar dari dalam bumi, menunjuk kepada; nabi-nabi palsu.

Wahyu 13:12
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.

Kemudian, nabi-nabi palsu ini sibuk menjalankan kuasa binatang yang pertama -- yaitu antikris, binatang yang keluar dari dalam laut tadi --. Berarti, mereka juga sibuk dengan perkara lahiriah, perkara di bawah, perkara di dunia ini, karena mereka menjalankan kuasa dari binatang yang pertama. Sebagai wujud nyata yang sangat konkrit, dapat kita temukan dalam Matius 7:15.

Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Nabi-nabi palsu disebut juga dengan serigala berbulu domba.
Serigala ini juga merupakan salah satu dari tiga binatang buas, yang membuat terjadinya kekacauan, sehingga tidak ada damai sejahtera.

Matius 7:22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Tuhan berkata kepada nabi-nabi palsu: “Aku tidak pernah mengenal kamu!” Kemudian, Tuhan kembali berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Mengapa Tuhan berkata kepada nabi-nabi palsu bahwa mereka itu adalah “pembuat kejahatan”?
Ternyata, nabi-nabi palsu juga tidak melakukan kehendak Bapa yang di sorga, dengan lain kata; menyingkir dari sengsara salib … ayat 21. Tetapi mereka betul-betul sibuk menjalankan kuasa dari binatang yang pertama, yaitu:
1.     Sibuk mengusir setan.
2.     Sibuk mengadakan banyak mujizat.
3.     Sibuk bernubuat.
Sekalipun mereka melakukan tiga hal itu demi nama Tuhan, tetap Tuhan berkata: Aku tidak mengenal kamu, hai, kamu semua pembuat kejahatan, hai, kamu semua pembuat kekacauan -- sebab tidak tercipta damai sejahtera --.

Biarlah kiranya kita semakin hari semakin matang, berarti dewasa rohani, siap untuk dituai. Oleh sebab itu, belajarlah bijaksana untuk mendengarkan, untuk menerima, untuk memperhatikan setiap firman yang kita terima. Jangan diabaikan begitu saja, sebab kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Hari ini sepertinya bisa leluasa berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan daging untuk memuaskan hawa nafsunya, tetapi tidak lama lagi ketika Tuhan datang, kita tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Kesempatan yang singkat ini gunakan sebaik mungkin.
Lihat, penyakit sampar, penyakit Corona; seperempat belahan dunia ini sudah mulai dikuasai oleh penyakit sampar, berarti Wahyu 6:7 sudah tergenapi.

Saya heran sekali juga, dalam setiap pernyataan firman, terkhusus Ibadah Raya Minggu, setelah ungkapan firman disampaikan, besoknya terjadi. Selalu begitu saya perhatikan; besoknya terjadi. Saya masih ingat waktu saya menyampaikan dosa Sodom, besoknya terjadi dosa Sodom (melakukan hubungan terlarang). Begitu selesai berbicara tentang: daratan itu akan diguncang, daratan itu akan digeser, daratan itu akan lenyap, tidak lama kemudian; di mana-mana daratan amblas amblas dan amblas. Pulau digeser, daratan digeser, termasuk di Palu – Sulawesi, juga di daerah-daerah salah satunya di Jawa Timur amblas. Sekarang ini, tidak sedikit daerah yang amblas.
Sebab itu, mari kita semakin bijaksana untuk mendengar dan memperhatikan setiap firman yang disampaikan. Jangan keras hati lagi. Jangan membuat kekacauan lagi, sebab kita dipanggil supaya hidup dalam damai sejahtera.

Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Lebih jauh Tuhan tunjukkan kepada kita tentang pekerjaan serigala, yaitu; “Menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba”, sehingga kawanan domba-domba itu menjadi liar, tidak tergembala, tidak terkendali, menuruti keinginan hati masing-masing.
Itulah pekerjaan dari nabi-nabi palsu, yaitu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba, sehingga kawanan domba menjadi liar (tidak tergembala), beredar-edar, tidak terkendali, hidup tetapi hanya menuruti keinginan hati masing-masing.

1 Timotius 4:1-3
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. (4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.

Ajaran nabi-nabi palsu:
1.     Melarang orang kawin.
2.     Melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah.

Nabi-nabi palsu “melarang orang kawin.
Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan 66 kitab:
-       Diawali dari kitab Kejadian, berbicara tentang nikah Adam dan Hawa… Kejadian 2:21-24.
-       Diakhiri dengan kitab Wahyu, berbicara tentang pesta nikah Anak Domba… Wahyu 19:6-9.
Singkatnya, seluruh Alkitab menceritakan tentang nikah, hubungan intim dengan Tuhan. Tetapi justru di sini kita perhatikan nabi-nabi palsu melarang orang kawin.
Maka, kita patut bersyukur, karena kita telah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai untuk menggembalakan kehidupan rohani kita sampai nanti dibawa masuk ke dalam pesta nikah Anak Domba, itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.

Nabi-nabi palsu “melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah.
Suatu kali Yesus berkata kepada murid-murid-Nya dalam Injil Yohanes 4:34, Makanan-Ku ialah:
1.     Melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku.
2.     Dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Memikul salib merupakan makanan, santapan yang nikmat di tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan. Tetapi justru hal ini juga dilarang oleh nabi-nabi palsu, sehingga terjadilah kekacauan .

Jadi, baik antikris (binatang yang pertama), maupun nabi-nabi palsu (binatang yang kedua) juga menyingkir dari Pengajaran Salib sehingga tidak tercipta damai sejahtera, justru sebaliknya, di tengah ibadah pelayanan mereka menimbulkan kekacauan. Singkatnya, kekacauan itu timbul oleh karena sistem pelayanan dari antikris dan nabi-nabi palsu tidak sesuai dengan Pengajaran Salib.

Binatang buas menunjuk kepada tiga hal, yang ketga: DAGING.
Roma 8:5-6
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

Mereka yang hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging, mereka tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, tidak memikirkan perkara-perkara rohani (perkara di atas), tidak sibuk memikirkan kegiatan Roh di tengah ibadah pelayanan ini. Itu manusia daging.
Jadi, kalau seseorang hidup hanya untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginan dagingnya, itu adalah binatang yang ketiga (daging) yang menimbulkan kekacauan, merusak damai sejahtera. Itu sebabnya, keinginan daging adalah maut.

Galatia 5:16
(5:16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

“… Hiduplah oleh Roh …” Biarlah kiranya kita semua berada dalam kegiatan Roh, bertekun dalam kegiatan Roh, mengapa?
“… Maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.” Tujuannya; supaya kita tidak menuruti keinginan daging, sebab daging itu merupakan binatang buas (yang ketiga).

Galatia 5:17-18
(5:17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. (5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh …” Biarlah kita hidup oleh Roh supaya kita jangan menuruti keinginan daging dan jangan memuaskan hawa nafsunya, sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh, berlawanan dengan Tuhan.

Mereka yang hidup menurut daging, selain tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, juga berada di bawah hukum Taurat.
Apa itu hukum Taurat? “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan, tidak memiliki kasih dari sorga, dari Allah, tidak ada pengampunan.
Kelemahan dari hukum Taurat:
1.     Menunjuk-nunjuk dosa.
2.     Tidak mengampuni orang yang berdosa.

Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Ada 15 perbuatan daging: (1) Percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Orang yang hidup menurut hawa nafsu daging tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga, dengan lain kata; tidak hidup dalam damai sejahtera.

Itulah tiga binatang buas. Jadi, binatang buas berbicara tentang:
1.     Antikris.
2.     Nabi palsu.
3.     Daging.
Jelas binatang buas ini -- tadi sudah kita simak – ketiga-tiganya tidak menciptakan/membawa damai sejahtera, justru sebaliknya menimbulkan kekacauan. Tetapi yang pasti, kita dipanggil untuk hidup dalam damai sejahtera, sama seperti orang yang sedang berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun, salah satunya adalah binatang buas.

Tentang: PEDANG.
Pedang tidak akan melintas di negerimu”, menunjukkan bahwa; tidak ada pertikaian, tidak ada perselisihan dan tidak ada peperangan antara yang satu dengan yang lain, tidak ada permusuhan antara yang satu dengan yang lain.

Contoh.
Yesaya 11:6
(11:6) Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.

Keadaan damai sejahtera itu, contohnya:
1.     Serigala akan tinggal bersama domba. Padahal kalau kita perhatikan Injil Yohanes 10:12, pekerjaan dari serigala (binatang buas) adalah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba.
2.     Macan tutul akan berbaring di samping kambing.
3.     Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama.

Tetapi yang pasti, di dalam damai sejahtera, di situ terlihat dua hal:
1.     Makan rumput bersama-sama. Biarlah kiranya kita memberi diri untuk digembalakan oleh Gembala Agung supaya kita dibaringkan di atas rumput yang hijau. Betul-betul menikmati rumput yang hijau, itu menunjukkan bahwa kita tergembala.
2.     Seorang anak kecil akan menggiringnya. Berarti, mau digembalakan dengan segala kerendahan hati. Banyak orang Kristen tidak mau digembalakan, mungkin karena gembala atau pemimpin rumah Tuhan tersebut tidak memiliki gelar sarjana apalagi gelar doktor, atau mungkin karena gembalanya ini terlihat sederhana, tetapi di mana ada damai sejahtera, pasti terlihat domba-domba itu akan memberi diri digembalakan dengan rendah hati.

Itulah yang terjadi jika ada damai sejahtera; tidak ada pedang, tidak ada permusuhan antara serigala dengan domba, tidak ada permusuhan antara macan tutul dengan kambing, tidak ada permusuhan antara anak lembu dengan anak singa. Justru di dalam damai sejahtera itu bersama-sama menikmati firman penggembalaan dan mau digembalakan dengan segala kerendahan hati.

Yesaya 11:7-9
(11:7) Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. (11:8) Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. (11:9) Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.

Singkatnya, di atas gunung Tuhan;
-       Tidak ada yang akan berbuat jahat.
-       Tidak ada yang akan yang berlaku busuk.

Kesimpulannya: Pedang tidak akan melintasi di negeri, tidak ada pertikaian, tidak ada permusuhan, karena tidak ada yang berlaku busuk dan tidak ada yang berbuat jahat. Di dalam damai sejahtera tidak terlihat tabiat-tabiat dari binatang buas, antara lain; tabiat singa, macan tutul, serigala, beruang, dan ular beludak.
Jangan menyimpan-nyimpan sesuatu yang busuk, sebab sesuatu yang busuk itu akan tercium juga baunya. Jangan pertahankan sesuatu yang jahat di dalam hati dan pikiran supaya tercipta damai sejahtera di atas gunung Tuhan.

Syarat mutlak untuk kita perhatikan.
Mazmur 72:3
(72:3) Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran!

Perlu untuk diketahui:
-       Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera.
-       Kiranya bukit-bukit membawa kebenaran!
Tujuannya; supaya di atas gunung Tuhan ada damai sejahtera, tidak ada lagi yang berlaku jahat, tidak ada lagi yang berlaku busuk, karena gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa dan bukit-bukit membawa kebenaran.

Bukankah saat ini, malam ini kita ada di atas gunung Tuhan? Bawalah damai sejahtera, bawalah kebenaran. Hai, gunung-gunung Tuhan, hai, gunung Sion, bawa kebenaran, bawa damai sejahtera di mana pun anda berada.

Kita lihat lebih konkrit (jelas) mengenai GUNUNG TUHAN.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

“… Gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran”, mengapa demikian?
Sebab kalau kita perhatikan di sini:
-       Dari Sion akan keluar pengajaran.
-       Firman TUHAN dari Yerusalem.

Hai, gunung Sion, perhatikan rumah Tuhan. Di mana pun kita berada, bawa damai sejahtera. Di mana pun kita berada, bawa kebenaran. Tidak boleh berlaku busuk, sebab sesuatu yang busuk suatu kali nanti akan tercium baunya. Tidak boleh berlaku jahat, licik di dalam hati dan pikiran. Sebab itulah yang mengacaukan, baik dalam nikah, maupun dalam penggembalaan ini.
Tetapi kita sudah melihat: Gunung Sion berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan gunung Sion menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Mengapa bisa demikian? Karena dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.

Tadi kita sudah melihat: “… Dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.
-       Kegunaan PENGAJARAAN ialah “mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya”.
-       Kegunaan FIRMAN TUHAN ialah “supaya kita berjalan menempuhnya”, yaitu mengikuti contoh teladan dari pada Yerusalem (hamba-hamba Tuhan).

Keterangan: “MENGAJAR KITA TENTANG JALAN-JALAN-NYA”
Mari kita perhatikan jalan-jalan Tuhan.
Amsal 30:18-19
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: (30:19) jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti”, ini adalah pernyataan raja Salomo, seorang yang penuh hikmat. Sebetulnya, hikmat bertujuan untuk dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, dan oleh hikmat, dapat menyelesaikan segala perkara yang ada di atas muka bumi ini. Tetapi justru dari mulut seorang yang berhikmat mengatakan: “Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti …” Apa saja itu?

Jalan-jalan Tuhan dimulai dari:
1.     Jalan rajawali di udara.
2.     Jalan ular di atas cadas.
3.     Jalan kapal di tengah-tengah laut.
4.     Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

Ada empat jalan Tuhan, yang pertama: Jalan rajawali di udara.
Menunjukkan bahwa Yesus adalah RAJA di atas segala raja, Raja yang besar dan yang berkuasa, dikaitkan dengan sayap burung nasar yang memiliki kekuatan yang luar biasa.
Tuhan adalah Raja besar, tetapi Ia telah memanggil kita untuk menjadi raja-raja kecil di bumi.

Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Oleh darah Anak Domba, kita ditebus, dan sesudah ditebus, Ia menjadikan kita suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.
Kedudukan dari imamat rajani itu sangat tinggi dan istimewa. Tujuannya adalah untuk memerintah sebagai raja di bumi, berarti; berkuasa terhadap dosa, sebaliknya dosa tidak berkuasa.

Yesus adalah Raja yang berkuasa, kaitannya dengan sayap burung nasar yang besar. Kita sedang menanti-nantikan Tuhan bagaikan burung-burung rajawali yang terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya.

Ada empat jalan Tuhan, yang kedua: Jalan ular di atas cadas.
Ini menunjukkan perjalanan Yesus melewati batu-batu yang tajam dan batu-batu yang terjal, disebut juga dengan perjalanan salib (via dolorosa), sengsara salib yang dilewati Yesus sebagai MANUSIA.

Ada empat jalan Tuhan, yang ketiga: Jalan kapal di tengah-tengah laut.
Menunjukkan bahwa Yesus adalah HAMBA, bagaikan kapal mengarungi lautan dunia ini untuk mencari pelabuhan hati kita masing-masing, sebab sebagai hamba, Yesus telah diisi dengan muatan-muatan sorgawi, lalu mencari pelabuhan hati kita. Dan sesudah berada di dermaga hati kita, dia akan membongkar segala muatan sorgawi untuk membawa segala perkara yang berharga dari sorga, supaya diisi di dalam hati kita masing-masing. Untuk itu, jadilah syahbandar yang baik untuk Tuhan.

Ada empat jalan Tuhan, yang keempat: Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Ini adalah akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini, yaitu masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Yesus, Anak Allah, Dia Tuhan dan Juruselamat, tetapi kelak datang pada kali yang kedua, tampil sebagai Raja dan MEMPELAI PRIA SORGA.

Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini berakhir dalam pesta nikah Anak Domba.

Wahyu 19:9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Jadi, kita tidak perlu ragu, tentang perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini akan berakhir dalam sebuah pesta yang besar dan sempurna, itulah pesta nikah Anak Domba. Maka, kita tidak perlu ragu soal Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, justru kita patut bersyukur karena Tuhan telah membawa kita untuk digembalakan oleh Pengajaran Mempelai sampai nanti kita dibawa masuk pada satu titik tertentu, itulah pesta nikah Anak Domba sebagai akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini, karena Tuhan sendiri berkata, bahwa: “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.
Pendeknya, jalan-jalan Tuhan antara lain:
1. Sebagai Raja yang berwibawa.
2. Sebagai Hamba dalam kuasa kebangkitan-Nya.
3. Sebagai Manusia dalam sengsara salib.
4. Sebagai Mempelai Pria Sorga, tanda keadilan-Nya.

Keterangan: SUPAYA KITA BERJALAN MENEMPUHNYA
Berarti, mengikuti contoh teladan dari Yerusalem = mengikuti contoh teladan dari hamba-hamba Tuhan itu sendiri.

1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

“Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung” merupakan kasih karunia, kemurahan.

Banyak orang salah mengerti tentang “kemurahan.” Orang hanya mengerti soal kemurahan kalau dia mendapat suatu rejeki dan lain sebagainya. Namun kemurahan yang hakiki adalah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Biarlah kita lebih dewasa lagi menyikapi soal kasih karunia ini. Jangan kita lari dari kasih karunia.

1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Jadi, kita dipanggil supaya kita mengikuti jejak-jejak atau tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah itu. Kalau kita mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah itu dengan tepat dan benar, seketika itu juga semua dosa rontok.

Nahum 1:15
(1:15) Lihatlah! Di atas gunung-gunung berjalan orang yang membawa berita, yang mengabarkan berita damai sejahtera. Rayakanlah hari rayamu, hai Yehuda, bayarlah nazarmu! Sebab tidak akan datang lagi orang dursila menyerang engkau; ia telah dilenyapkan sama sekali!

Jelas dan benar bahwa dari gunung-gunung Tuhan membawa damai sejahtera, dari gunung-gunung Tuhan membawa kebenaran, sebab di sini pun dituliskan di atas gunung-gunung Tuhan (gunung Sion) berjalan orang yang membawa berita, yang mengabarkan berita damai sejahtera, sebab tidak akan datang lagi orang dursila untuk menyerang. Yakni; Binatang buas dan pedang.
Tetapi syaratnya, ada dua hal yang harus kita perhatikan:
1.     “Rayakanlah hari rayamu.” Biarlah kiranya kita senantiasa tekun dalam tiga macam ibadah pokok untuk merayakan hari raya kepada Tuhan. Jangan jauh dari setiap pertemuan-pertemuan ibadah.
2.     “Bayarlah nazarmu!” Burung nazar terkait dengan bangkai. Oleh sebab itu, mari kita senantiasa memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan ini. Berapa besar, berapa banyak korban yang harus kita persembahkan, bayar saja.

Jadi, benar bahwa; orang-orang yang di gunung Tuhan betul-betul membawa damai sejahtera. Kita yang sudah ada di gunung Tuhan, biarlah kita membawa damai sejahtera, dimulai dari dalam diri sendiri, dalam nikah, dalam penggembalaan, barulah di luar penggembalaan, mungkin di tempat pekerjaan, di tempat kita bersosialisasi, di mana pun komunitas kita berada, biarlah kita membawa damai sejahtera, bawa kebenaran, sebab kita semua adalah gunung Sion. Kita dipanggil untuk hidup dalam damai sejahtera.

Maleakhi 2:4-5
(2:4) Maka kamu akan sadar, bahwa Kukirimkan perintah ini kepadamu, supaya perjanjian-Ku dengan Lewi tetap dipegang, firman TUHAN semesta alam. (2:5) Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya -- pada pihak lain ketakutan -- dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.

Perhatikan hal ini:
-       Perjanjian dari pihak Tuhan kepada Lewi: Ada damai sejahtera.
-       Perjanjian dari pihak Lewi kepada Tuhan: Menjadi suatu kehidupan yang takut akan Tuhan dan gentar terhadap nama Tuhan di tengah ibadah pelayanan.
Pendeknya, harus ada hubungan timbal balik sehingga terciptalah damai sejahtera.

Maleakhi 2:6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

Pengajaran yang benar ada dalam mulut seorang hamba Tuhan, kemudian kecurangan tidak terdapat pada bibir seorang hamba Tuhan (gunung Sion). Dalam damai sejahtera dan kejujuran, ia terus mengikuti Tuhan, akhirnya banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

Hai, gunung-gunung Tuhan bawalah damai sejahtera. Hai, gunung-gunung Tuhan bawalah kebenaran. Dari gunung Sion keluar Pengajaran Mempelai dan Firman Tuhan dari Yerusalem, menjadi contoh teladan, sebab di mulut seorang Lewi ada pengajaran dan kecurangan tidak ada di bibir, maka banyak nanti orang berbalik dari semua kesalahan-kesalahan.

Maleakhi 2:7
(2:7) Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.

Yang dimaksud dengan “utusan TUHAN”, yakni; hamba Tuhan yang diurapi adalah pada bibir seorang imam memelihara pengetahuan sehingga orang mencari pengajaran dari mulutnya.

Ayo, jangan kita berlaku busuk, licik, juga jangan kita berlaku jahat. Bawalah damai sejahtera, bawalah kebenaran di mana pun kita berada, sebab kita dipanggil supaya damai sejahtera Kristus memerintah di dalam hati kita semua.
Kerajaan Allah dimulai dari kerajaan seribu tahun penuh dengan damai sejahtera, lanjut nanti sampai kepada Yerusalem Baru,  bahagia untuk selama-lamanya.

Hati dan pikiran jangan lagi berlaku busuk, jangan lagi berlaku jahat. Kalau mau menjadi gunung Sion, mengatasi gunung-gunung lain, mengatasi bukit-bukit yang lain, mengatasi persoalan. Mengapa? Karena gunung Sion membawa damai sejahtera, gunung Sion membawa kebenaran. Di mulut seorang Lewi (hamba Tuhan), gunung Sion; ada pengajaran Mempelai dan orang mencarinya.
Biarlah kita membuktikan diri bahwa kita sudah menjadi gunung Tuhan oleh Pengajaran Mempelai, buktikan diri kepada Tuhan, bukan kepada mata manusia.

Jadilah gunung Sion. Jadilah imamat rajani. Jadilah Lewi yang diberi kesempatan untuk melayani pekerjaan Tuhan. Pertahankan mulut supaya tidak ada dusta, tidak ada kecurangan. Pelihara pengetahuan, sebab di mulut seorang hamba Tuhan ada pengajaran untuk membawa damai sejahtera dan kebenaran di mana pun kita berada.
Kita dipanggil untuk hidup dalam damai sejahtera. Biarlah damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita.

Lihat, ketika meterai yang kedua dibuka; kuda merah padam maju mengambil damai sejahtera. Sebelum hal itu terjadi, perjuangkan damai sejahtera itu di dalam dirimu pertama-tama, lalu bawalah damai sejahtera itu di mana pun engkau diutus.
Tuhan memanggil kita untuk menjadi gunung Tuhan, gunung Sion, membawa damai sejahtera, membawa kebenaran di mana pun Tuhan utus kita. Bibir dari seorang hamba Tuhan mempertahankan pengetahuan, dari mulutnya keluar pengajaran, dan orang akan mencarinya.
Sebelum damai sejahtera itu dirusak, diambil dari dunia ini, biarlah kita menghargai kesempatan untuk memelihara damai sejahtera, karena kita dipanggil untuk hidup dalam damai sejahtera dan biarlah damai sejahtera Kristus memerintah di dalam hati, tidak ada lagi takhta-takhta yang lain memerintah di hati kita, baik itu egosentris, harga diri, kebenaran diri sendiri.
Bertekunlah dan bertanggung jawablah terhadap Pengajaran Mempelai yang sudah kita terima, artinya; bawalah damai sejahtera di mana pun kita berada, di mana pun Tuhan utus kita. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment