KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, March 27, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 MARET 2020



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 MARET 2020

KITAB KOLOSE
(Seri: 89)

Subtema: SATU TUBUH SUPAYA HIDUP TENTERAM

Shalom.
Pertama-tama saya mengucap syukur dan terimakasih kepada Tuhan; oleh karena kelimpahan kasih-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan. Dan biarlah lewat firman Allah yang sebentar kita terima, membentuk dan membawa kehidupan kita sampai kepada derajat yang tinggi, itulah puncak rohani, yaitu penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.

Saudara, sebetulnya, sudah ada peraturan, yaitu bahwa untuk beberapa minggu ke depan ibadah dihentikan -- pemerintah memberlakukan ibadah di rumah masing-masing --, termasuk juga MUBES GPT yang akan diselenggarakan pada tanggal 5 -7 Mei -- tiga hari -- di Surabaya juga ditunda untuk sementara waktu. Kalau pun sampai malam ini kita masih diberi kesempatan untuk menjalankan Ibadah Doa Penyembahan ini, tentu karena kemurahan Tuhan, tetapi tadi sudah ada perjanjian dengan beberapa orang yang diutus untuk mengawasi kita, bahwa kita akan mengusahakan (menjalankan) ibadah ini hanya sesaat saja.
Mari, waktu yang singkat ini kita manfaatkan dengan baik. Kita tidak bisa merubah (menentukan) masa dan waktu, namun kita bisa:
-       Menunjukkan satu masa (saat) yang baik kepada Tuhan.
-       Memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik mungkin.
Jangan kita sama seperti Esau; masih sibuk berburu daging, sehingga ketika dia kembali untuk menerima berkat yang satu itu, ia ditolak, karena tidak ada lagi kesempatan.
Sekali lagi kita bersyukur oleh kelimpahan kasih dari Allah, di mana kita mendapat kesempatan untuk sujud menyembah Allah yang hidup.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat yang di KOLOSE. Kita akan memperhatikan Kolose 3, dan oleh karena kemurahan Tuhan, kita masih berada di ayat 15.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

“Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu …” Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita, syaratnya; kehidupan kita yang telah dipanggil harus menjadi satu tubuh.

Kita lanjutkan kembali dari Injil Yohanes 17.
Yohanes 17:11
(17:11) Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Yesus, Anak Allah, mendambakan supaya kita menjadi satu, sama seperti Bapa dengan Anak adalah satu.
Pendeknya, kesatuan tubuh membawa kita kembali kepada wujud semula atau sama mulia dengan Allah, sebab Yesus, Anak Allah, berkata: “… Supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” Bapa dengan Anak adalah satu. Berarti, kalau kita menjadi satu, sama artinya bahwa kita kembali kepada wujud semula, sama mulia dengan Tuhan, karena Anak dengan Bapa adalah satu.

Kejadian 2:8
(2:8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.

Adam dan Hawa, isterinya itu, ditempatkan di taman Eden.

Selanjutnya ayat 24-25.
Kejadian 2:24-25
(2:24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (2:25) Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Selanjutnya, laki-laki akan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Kemudian, sekalipun Adam dan isterinya telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu, itu adalah sebuah tanda bahwa damai sejahtera Kristus memerintah di dalam hati mereka.
Kalau di situ ada perasaan malu berarti ada dosa -- damai sejahtera hilang --, tetapi di dalam kesatuan tubuh itu -- seperti Adam dan isterinya -- tidak ada rasa malu sekalipun mereka tidak berpakaian, sekalipun mereka telanjang, menunjukkan bahwa; damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati mereka.

Kita kembali membaca Injil Yohanes 17.
Yohanes 17:20-23
(17:20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (17:21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. (17:22) Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: (17:23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka …” Jadi, Yesus berdoa bukan hanya untuk bangsa Israel, tetapi juga untuk bangsa kafir.

Di atas tadi telah disampaikan bahwa; kita menjadi satu sama seperti Anak dengan Bapa adalah satu. Berarti, doa Yesus kepada Allah Bapa ialah supaya kita menjadi satu, kemudian kesatuan itu terkait dengan kesempurnaan dan kemuliaan Allah. Jadi, kalau kita satu, maka kita akan kembali kepada wujud semula; sempurna dan sama mulia.

Perlu untuk diketahui, bukan tanpa alasan jika Yesus, Anak Allah:
-       Mendambakan kita supaya menjadi satu, sesuai dengan Yohanes 17:11.
-       Mendoakan kita supaya menjadi satu, sesuai dengan Yohanes 17:20-24.

Sebagai bukti.
Yohanes 17:4
(17:4) Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.

Yesus telah melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, sehingga dengan demikian Allah dipermuliakan di atas muka bumi ini.

Jadi;
-       Bukan tanpa alasan, jika Yesus, Anak Allah, mendambakan supaya kita menjadi satu.
-       Bukan tanpa alasan, jika Yesus mendoakan kita supaya menjadi satu.
Sebab Yesus telah melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, sehingga dengan demikian Allah dipermuliakan di atas muka bumi ini.

Banyak orang Kristen, bahkan imam-imam sendiri, senantiasa ingin menaikkan doa permohonan, menginginkan ini dan itu, tetapi tidak terlebih dahulu membuktikan dirinya untuk memikul salib, untuk melakukan kehendak Allah Bapa, dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Tetapi Yesus telah berdoa dan mendambakan kesatuan dari anggota tubuh yang berbeda bukan tanpa alasan, karena Yesus sudah terlebih dahulu melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikannya di atas kayu salib, sehingga dengan demikian nama Tuhan dipermuliakan. Jadi, jelas, kesatuan tubuh Kristus membawa kita sampai kepada kemuliaan.

Lebih jauh kita melihat tentang KESATUAN ini.
1 Korintus 12:12, 27
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. (12:27) Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.

Tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, namun sekalipun banyak merupakan satu tubuh.

1 Korintus 12:13
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Kita semua menjadi satu tubuh, itu karena kita semua telah dibaptis di dalam Kristus. Dibaptis, menunjuk; pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Jadi, sudah sangat jelas, bahwa; Yesus telah melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, sehingga Allah dipermuliakan di atas muka bumi ini.

Kita semua telah menjadi satu, karena telah dibaptis. Kita semua telah dibaptis menjadi satu tubuh, karena Yesus telah melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, sehingga Allah Bapa dipermuliakan di atas muka bumi ini.
Jadi, doa dan kerinduan atau dambaan hati Yesus sesuai dengan perbuatan-Nya. Biarlah kiranya kita semua datang beribadah dan melayani pekerjaan Tuhan dengan tulus, mengasihi dengan tulus.
Saya tidak mengerti mengapa saya harus menyampaikan hal demikian dan dengan tandas, berarti Tuhan mendambakan kesatuan dengan tulus, karena Tuhan maha melihat dan maha tahu sampai sejauh mana kesatuan di antara kita.

Kita patut bersyukur karena diberikan kesempatan menyembah Tuhan, sebab sekali waktu nanti ibadah ini akan dihentikan. Sebab itu, mengapa tadi malam harus ada Ibadah Family Altar (mezbah keluarga) itu semata-mata bukan kepentingan saya, tetapi karena hati saya didorong supaya kita boleh mengerti:
-       Satu masa menjadi masa yang baik, yang benar kita tunjukkan kepada Tuhan.
-       Dan waktu yang tersisa yang masih ada, yang tinggal sedikit ini, kita manfaatkan dengan baik.
Jadi, bukan maksud yang lain, tidak ada kepentingan sedikit pun di situ, tetapi Tuhan ingin supaya kita semua berada di dalam rencana-Nya Tuhan. Belajar untuk melihat tanda-tanda ini semua. Jangan lagi mempertahankan kekerasan hati, itu semua tidak ada artinya.

Kita kembali membaca Kejadian 2.
Kejadian 2:24
(2:24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Pada mulanya, Tuhan membentuk (menciptakan) manusia itu menjadi satu daging, menjadi satu tubuh. Itulah yang menjadi doa, itulah yang menjadi dambaan dan kerinduan Tuhan, karena memang dari sejak semula manusia dibentuk (diciptakan) dari seonggok tanah liat supaya menjadi satu;
·          Dimulai dalam nikah; suami isteri satu.
·          Kemudian berkembang dalam nikah yang lebih besar, yaitu dalam penggembalaan, antar sidang jemaat semuanya menjadi satu.
Pada mulanya seperti itu, namun pada akhirnya, dalam Kejadian 3, manusia itu -- Adam dan Hawa -- jatuh dalam dosa, sehingga mereka menyadari bahwa mereka telanjang. Pendeknya, akibat dosa itu; hilanglah damai sejahtera atau damai sejahtera Kristus tidak lagi memerintah dalam hati mereka -- dalam hati manusia itu --.

Itulah sebabnya kalau kita melihat, Yesus sungguh-sungguh mendoakan supaya kita menjadi satu, dan betul-betul merindukan dan mendambakan supaya kita menjadi satu, karena memang pada awalnya, Adam dan Hawa itu dibentuk untuk menjadi satu daging, tetapi, akhirnya di dalam Kejadian 3 “Manusia itu jatuh ke dalam dosa” dan -- menjadi telanjang atau -- menyadari bahwa mereka telanjang. Pendeknya, akibat dosa ialah hilanglah damai sejahtera atau damai sejahtera Kristus tidak lagi memerintah dalam hati mereka.

Tanda damai sejahtera Kristus tidak lagi memerintah di dalam hati:
a.  “Mereka menyemat daun pohon ara”, menunjuk; kebenaran diri sendiri. Prakteknya; saling menuduh atau saling mempersalahkan dan saling membela diri.
b.  “Bersembunyi terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohon”, menunjuk bahwa; manusia berusaha untuk menyembunyikan dosa yang banyak itu.
c.   “Manusia menjadi takut”, menunjukkan bahwa; akhlak dan moral manusia telah bobrok atau telah rusak. Berbeda dengan orang yang benar, orang yang suci hatinya; dia dengan berani menyatakan diri di dalam hal memberitakan salib, tetapi karena manusia itu sudah jatuh dalam dosa, akhirnya manusia itu menjadi takut, menunjukkan bahwa akhlak manusia sudah rusak, moral manusia sudah bobrok
Hal itu semua tertulis -- dan bisa dibaca -- dalam Kejadian 3.

Kemudian pada Kejadian 4, “Kain membunuh Habel, adiknya”; itu terkait dengan ibadah Kain belum sampai kepada derajat yang tinggi atau belum sampai pada puncaknya, yaitu penyembahan yang benar di hadapan Tuhan. Jadi, kalau ibadah seseorang belum sampai kepada derajat yang tinggi, belum sampai kepada penyembahan, pasti di situ ada pembunuhan, di situ penuh dengan kebencian.

Tidak berhenti sampai di situ, kemudian pada Kejadian 6, “Kejatuhan manusia”, yaitu anak-anak Allah, di mana mereka jatuh dalam dosa kenajisan, itu tepatnya pada zaman Nuh. Anak-anak Allah ini bukan dari keturunan Kain, melainkan dari keturunan Set dan Enos, seterusnya sampai kepada Nuh. Sebab Habel, pribadi yang ibadahnya sudah sampai derajat yang tinggi atau kerohaniannya sudah sampai pada puncaknya, dibunuh oleh Kain. Oleh sebab itu, Tuhan mengganti Habel dengan Set, lalu Set memperanakkan Enos, terus terus terus sampai kepada Nuh, itulah yang disebut anak-anak Allah.
Tetapi pada Kejadian 6, “Anak-anak Allah akhirnya jatuh ke dalam dosa”, terkhusus jatuh ke dalam dosa kenajisannya. Betul-betul damai sejahtera Kristus tidak lagi memerintah di antara manusia, tidak ada lagi kesatuan. Kalau saja ada kesatuan:
-       Tidak mungkin ada gap yang disebabkan oleh kejahatan.
-       Tidak mungkin ada gap atau jarak yang disebabkan oleh kenajisan.
Jadi, jelas, tidak ada lagi kesatuan di antara tubuh Kristus, dengan lain kata; damai sejahtera Kristus tidak lagi memerintah dalam hati mereka.

Puncaknya, ketika membangun menara Babel, pada Kejadian 11, “Mereka diserakkan Tuhan ke seluruh bumi”. Padahal tadi kita sudah melihat:
-       Di dalam Yohanes 17:11, Tuhan mendambakan supaya manusia itu menjadi satu.
-       Kemudian Yohanes 17:20-24, Yesus, Anak Allah, berdoa supaya kita semua menjadi satu.
Tetapi oleh karena kejatuhan dari Adam inilah, akhirnya memuncak sampai kepada dosa Babel, di situlah Tuhan serakkan manusia sehingga tidak lagi menjadi satu.

Pendeknya, penduduk bumi tidak lagi menjadi satu, baik bahasa dan logatnya tidak lagi satu.
-       Bahasanya tidak lagi satu.
-       Logatnya tidak lagi satu.
Akibatnya: Rencana manusia kacau balau, tidak ada yang benar.
Rancangan manusia bukanlah rancangan Tuhan. Jadi, kalau manusia punya rancangan sendiri, semuanya kacau balau, tidak ada yang terwujud, tetapi biarlah rancangan Tuhan menjadi rancangan kita, sehingga kita semua berada dalam rencana-Nya Tuhan.

Karena mereka tidak lagi satu, maka atas seijin Tuhan, mereka terserak, sehingga rencana manusia gagal, kacau balau, tidak ada yang terwujud. Sebab itu, jangan kita berada di luar Tuhan, tetapi biarlah kita betul-betul menjadi satu, karena hal itu terkait dengan kesempurnaan dan kemuliaan Allah, sehingga rencana-rencana Allah nyata dalam kehidupan kita, masa depan kita indah. Tetapi kalau kita berserak, tidak menjadi satu (di luar Tuhan), maka semua rencana yang disusun manusia gagal total, sementara yang ada ini akan lenyap.

Kemudian, “dosa itu pun semakin berkembang” pada zaman Abraham.
-       Dosa Sodom dan Gomora.
-       Dosa Lot, yaitu kenajisan Lot dengan kedua puterinya.
Ironisnya, perkembangan dosa itu lanjut sampai kepada masa kerajaan Israel dan Yehuda. Mari, kita lihat hal itu, yang dituliskan oleh nabi Yeremia.

Yeremia 32:30-32
(32:30) Sebab orang Israel dan orang Yehuda hanyalah melakukan yang jahat di mata-Ku sejak masa mudanya; sungguh, orang Israel hanya menimbulkan sakit hati-Ku dengan perbuatan tangan mereka, demikianlah firman TUHAN. (32:31) Ya, kota ini telah membangkitkan murka dan kehangatan amarah-Ku mulai dari hari didirikannya sampai hari ini, sehingga Aku harus menyingkirkannya dari hadapan-Ku, (32:32) karena segala kejahatan yang dilakukan oleh orang Israel dan orang Yehuda untuk menimbulkan sakit hati-Ku, oleh mereka sendiri, raja-raja mereka, pemuka-pemuka mereka, imam-imam mereka, nabi-nabi mereka, orang Yehuda dan penduduk Yerusalem.

Perikop pada ayat ini yaitu “Pembelian ladang sebagai jaminan dari keselamatan Yehuda yang akan datang”. Kita semua adalah ladang Tuhan. Kita semua sudah ditebus, dibeli oleh darah Yesus Krisus. Dan kalau kita memang adalah ladang Tuhan, berarti kita siap untuk digarap dan dikerjakan oleh dua tangan Tuhan.
Itu terkait dengan apa yang ditulis oleh nabi Yeremia, itulah perkembangan dosa yang sampai kepada kerajaan Israel dan Yehuda.

Dari sejak muda, Israel dan Yehuda sudah selalu menimbulkan sakit hati Tuhan, oleh karena perbuatan jahat mereka;
-       Baik raja-raja mereka.
-       Baik pemuka-pemuka mereka.
-       Baik imam-imam mereka.
-       Baik nabi-nabi mereka.
-       Orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem.
Bayangkan, tanpa terkecuali melakukan kejahatan di hadapan Tuhan, dan kejahatan itu dimulai dari sejak mereka muda, yaitu sejak mereka berada di tanah Kanaan;
-       Dimulai dari hakim-hakim dan berapa banyak hakim-hakim.
-       Sampai akhirnya mereka meminta raja -- mulai dewasa --.
-       Bahkan sampai tua, sampai kepada raja Daud.
Dari sejak muda, Yehuda maupun Israel melakukan kejahatan di hadapan Tuhan dan tanpa terkecuali; baik raja-raja, baik pemuka-pemuka, baik imam-imam, baik nabi-nabi, bahkan orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, tanpa terkecuali.
Semoga tidak semua kita menyakiti hati Tuhan, tetapi kiranya ada beberapa orang di antara kita yang betul-betul menyukakan hati Tuhan.

Yeremia 32:33-35
(32:33) Mereka membelakangi Aku dan tidak menghadap kepada-Ku, dan sekalipun Aku mengajar mereka, terus-menerus, tiada mereka mau mendengarkan atau menerima penghajaran. (32:34) Mereka menempatkan dewa-dewa mereka yang menjijikkan di rumah yang di atasnya nama-Ku diserukan, untuk menajiskannya. (32:35) Mereka mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk Baal di Lembah Ben-Hinom, untuk mempersembahkan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka kepada Molokh sebagai korban dalam api, sekalipun Aku tidak pernah memerintahkannya kepada mereka dan sekalipun hal itu tidak pernah timbul dalam hati-Ku, yakni hal melakukan kejijikan ini, sehingga Yehuda tergelincir ke dalam dosa.

Adapun kejahatan-kejahatan mereka, secara khusus bisa kita temukan di sini, antara lain:
1.     “Mereka membelakangi Tuhan.” Yang seharusnya kita menghadap takhta kasih karunia, tetapi di sini kita melihat justru mereka membelakangi Tuhan, itu adalah hal yang menyakitkan. Coba bayangkan dalam nikah:
-       Suami membelakangi isteri, itu menyakitkan.
-       Sebaliknya, isteri membelakangi suami, itu menyakitkan.
-       Imam-imam membelakangi pemimpin rumah Tuhan, itu juga menyakitkan.
-       Satu dengan yang lain saling membelakangi, tidak saling peduli, itu menyakitkan.
2.     “Tidak mau mendengar ajaran Tuhan”, sekalipun mereka terus menerus diajar oleh Tuhan.
3.     “Mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk Baal”, mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk berhala.
4.     “Mempersembahkan anak laki-laki dan anak perempuan kepada Molokh.” Perbuatan semacam itu adalah menjijikan bagi Tuhan, sebab Tuhan tidak pernah memerintahkan bangsa Israel dan Yehuda untuk melakukan seperti itu, tetapi mereka melakukan hal itu, dan itu merupakan perbuatan yang sangat menjijikkan sekali.
Sampai pada akhirnya, mereka “tergelincir”.

Tentang TERGELINCIR, kita lihat dalam ayat 31.
Yeremia 32:31
(32:31) Ya, kota ini telah membangkitkan murka dan kehangatan amarah-Ku mulai dari hari didirikannya sampai hari ini, sehingga Aku harus menyingkirkannya dari hadapan-Ku,

Kota ini telah membangkitkan murka dan kehangatan amarah-Ku mulai dari hari didirikannya sampai hari ini …”, sampai akhirnya tergelincir, berarti disingkirkan dari hadapan Tuhan atau jauh dari hadapan Tuhan.

Yeremia 32:36
(32:36) Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN, Allah Israel, mengenai kota ini, yang engkau katakan telah diserahkan ke dalam tangan raja Babel karena pedang, kelaparan dan penyakit sampar:

Suasana disingkirkan ialah Israel dan Yehuda diserahkan kepada Babel oleh karena;
-       Pedang.
-       Kelaparan.
-       Penyakit sampar.
Inilah keadaan tergelincir (disingkirkan).
Kita akan melihat tiga perkara ini, yaitu pedang, kelaparan, dan penyakit sampar, dalam Wahyu 6.

Saya tidak mengerti, Tuhan membawa kita sampai sampai sejauh ini; berulang-ulang soal penyakit sampar, dan Tuhan terus berulang-ulang tegaskan kita untuk menghargai waktu yang tersisa. Jadi, doa kita sudah didengar, sebab pemberitaan firman selalu relevan sesuai dengan zaman yang ada ini, itu yang saya lihat sekarang, dan itu karena doa-doa kita semua.

Wahyu 6:3-8
(6:3) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!" (6:4) Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar. (6:5) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. (6:6) Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu." (6:7) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!" (6:8) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.

Saya melihat pemberitaan firman malam ini, sungguh sangat relevan sekali dengan apa yang sedang terjadi di atas muka bumi ini. Virus Corona melanda seantero dunia ini, dan oleh karena wabah virus Corona ini, manusia mengalami ketakutan yang sangat mencekam sekali, mengalami ketakutan yang luar biasa. Mengapa hal ini bisa terjadi? Itu menunjukkan bahwa dosa itu sudah sangat berkembang, tidak lagi menghargai pemerintahan Allah, tidak lagi menghargai bahwa Yesus menjadi Raja, sehingga Israel dan Yehuda tergelincir, mereka disingkirkan, dibuang ke Babel. Mereka dibuang ke Babel karena mereka harus menghadapi pedang, mereka harus menghadapi kelaparan, mereka harus menghadapi penyakit sampar. Hal ini sudah terjadi hari-hari ini, apakah saudara tidak takut?
Berarti, sudah tiba pada “meterai yang kedua”, itulah kuda merah padam untuk mengambil damai sejahtera sehingga satu dengan yang lain akan mengangkat pedangnya, sehingga di situ banyak darah yang tercecer dengan warna merah padam.

Kemudian “meterai yang ketiga” dibuka, majulah kuda hitam, lalu terjadilah kelaparan yang hebat, sehingga firman Allah begitu mahal harganya bagaikan “secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar”, maka yang miskin akan mengalami kelaparan yang hebat sekali, tidak akan sanggup lagi membayar harga untuk sebuah makanan.
Barulah “meterai yang keempat”, yaitu kuda hijau kuning, itu berbicara tentang maut.

Kalau malam hari ini Tuhan himpunkan kita, dan kita berada di hadapan Tuhan, itu sungguh karena kemurahan Tuhan bagi kita. Jangan sampai karena kejahatan kita tergelincir dan akhirnya kita disingkirkan di hadapan Tuhan. Biarlah kita sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, dan kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita, tetapi syaratnya; kehidupan yang terpanggil harus menjadi satu. Jujur, saya paling tidak suka melihat orang yang memisahkan diri antara yang satu dengan yang lain, apalagi karena kekerasan hati, tidak mau merendahkan diri.
Hati-hati, jangan sampai tergelincir. Kalau tergelincir, Tuhan singkirkan dari hadapan-Nya, dan hal ini tidak bisa lagi dielakkan. Yang masih jauh dari Tuhan, belum tekun tiga macam ibadah, awas, jangan sampai tergelincir. Jangan sampai kita disingkirkan dari hadapan Tuhan.

Mari kita kembali memperhatikan Yeremia 32.
Yeremia 32:37-39
(32:37) Sesungguhnya, Aku mengumpulkan mereka dari segala negeri, ke mana Aku mencerai-beraikan mereka karena murka-Ku, kehangatan amarah-Ku dan gusar-Ku yang besar, dan Aku akan mengembalikan mereka ke tempat ini dan akan membuat mereka diam dengan tenteram. (32:38) Maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka. (32:39) Aku akan memberi mereka satu hati dan satu tingkah langkah, sehingga mereka takut kepada-Ku sepanjang masa untuk kebaikan mereka dan anak-anak mereka yang datang kemudian.

Aku mengumpulkan mereka dari segala negeri, ke mana Aku mencerai-beraikan mereka karena murka-Ku, kehangatan amarah-Ku dan gusar-Ku yang besar …” Mereka dikacau-balaukan, diserakkan di antara seluruh bumi. Jadi, saat ini, bangsa Israel -- khususnya orang Yahudi -- sedang berserak; ada yang ke Eropa, ada yang ke Asia, dan banyak yang ke Amerika -- sebab itu pembelaan Tuhan begitu luar biasa kepada bangsa Amerika, karena mereka juga memperhatikan Israel, memperhatikan milik kepunyaan Tuhan, memperhatikan pekerjaan Tuhan --.

Perhatikan: Memang, oleh karena amarah Tuhan, Israel dan Yehuda diserakkan ke seluruh bumi, tetapi oleh karena kemurahan Tuhan yang besar, mereka dikembalikan, mereka dikumpulkan menjadi satu. Jadi, kalau hari ini kita berada dalam perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan, dan kita semua, keluarga Allah GPT “BETANIA”  Serang & Cilegon menjadi satu, itu karena kemurahan hati Tuhan yang besar bagi kita, bukan karena suatu kebetulan, bukan karena ada kepentingan di situ, melainkan karena kemurahan hati Tuhan.
Kalau Tuhan yang mengumpulkan kita dan menjadi satu, maka di situ kita akan diam dan tenteram, tetapi kalau kita disingkirkan dari hadapan Tuhan, jauh dari Tuhan, sampai kapan pun kehidupan semacam ini tidak akan diam dan tenteram. Tetapi puji Tuhan, kita sudah dikumpulkan menjadi satu supaya kita diam dan tenteram di negeri yang Tuhan sediakan bagi kita sekaliannya.

Tanda kesatuan tubuh:
-       “Satu hati.” Tuhan mendambakan supaya kita semua menjadi satu hati. Tuhan juga berdoa supaya kita semua menjadi satu hati.
-       “Satu tingkah langkah.” Biarlah kiranya solah tingkah, prilaku, tabiat, perbuatan tangan kita satu, sehingga langkah-langkah kita menjadi satu sesuai dengan langkah-langkah (ketetapan) firman Allah yang sudah kita terima sampai sejauh ini.

Yeremia 32:44
(32:44) Orang akan membeli ladang-ladang dengan perak, menulis surat pembelian, memeteraikannya dan memanggil saksi-saksi di daerah Benyamin, di sekitar Yerusalem, di kota-kota Yehuda, di kota-kota Pegunungan, di kota-kota Daerah Bukit dan di kota-kota Tanah Negeb. Sebab Aku akan memulihkan keadaan mereka, demikianlah firman TUHAN."

Selanjutnya, mereka yang sudah dikumpulkan dan menjadi satu akan “membeli ladang-ladang dengan perak”. Artinya, kehidupan yang telah dibeli, kehidupan yang telah ditebus dengan darah Anak Domba. Perak, menunjuk; ketebusan oleh darah Anak Domba.
Di dalam 1 Petrus 1:18-19, kita telah ditebus atau kita telah dibeli bukan dengan barang fana, bukan dengan emas dan perak, tetapi kita telah ditebus oleh darah Anak Domba yang tak bercacat dan tidak bercela.

1 Petrus 1:20
(1:20) Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.

Yesus, Anak Allah, telah dipilih sebelum dunia dijadikan. Sebelum kita ada di dalam rahim (kandungan) ibu kita, Dia sudah ada. Sebelum dunia ini ada, Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, sudah ada. “Tetapi karena kamu” -- karena saya dan saudara --, Ia baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir ini. Lewat pembukaan rahasia firman, Dia nyatakan diri-Nya di akhir zaman ini.

Sebetulnya, dari zaman dahulu kala, Dia sudah ada. Kalau Dia ingin menentukan waktu, maka “waktu” dapat berhenti pada seribu tahun yang lalu, dan itu bisa saja. Tetapi, karena saya dan saudara, Dia menyatakan diri di akhir zaman ini, lewat pembukaan rahasia firman-Nya. Biarlah kita semua yang sudah dikumpulkan, dihimpunkan oleh Tuhan, oleh kemurahan-Nya yang besar, kita membeli ladang-ladang dengan perak.

Kita kembali membaca Yeremia 32:44.
Yeremia 32:44
(32:44) Orang akan membeli ladang-ladang dengan perak, menulis surat pembelian, memeteraikannya dan memanggil saksi-saksi di daerah Benyamin, di sekitar Yerusalem, di kota-kota Yehuda, di kota-kota Pegunungan, di kota-kota Daerah Bukit dan di kota-kota Tanah Negeb. Sebab Aku akan memulihkan keadaan mereka, demikianlah firman TUHAN."

Setelah membeli ladang-ladang dengan perak, selanjutnya di sini dikatakan: “ … Menulis surat pembelian, memeteraikannya dan memanggil saksi-saksi di daerah Benyamin …” Karena kita telah dibeli dan ditebus, juga harganya sudah lunas, selanjutnya biarlah kiranya firman Allah yang kita terima dimeteraikan di dalam loh daging kita masing-masing dan ditukik di hati kita masing-masing, supaya kita menjadi surat pujian, menjadi surat Kristus, menjadi kesaksian, menjadi saksi-saksi di daerah Benyamin, di sekitar Yerusalem, di kota-kota Yehuda, di kota-kota Pegunungan, di kota-kota Daerah Bukit dan di kota-kota Tanah Negeb. Itu adalah tanda bahwa Tuhan sudah memulihkan keadaan kita masing-masing.

Biarlah firman itu dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik di dalam hati, berarti kita menjadi surat Kristus, surat pujian dari Kejadian sampai Wahyu, yang dapat dibaca, yang dapat dikenal, baik perkataan, baik perbuatan, solah tingkah, cara berdiri, cara duduk, cara melayani menjadi surat Kristus, sehingga menjadi saksi-saksi di atas gunung-gunung Tuhan.
Kalau di atas gunung Tuhan saja kita tidak bisa menjadi saksi, jangan harap menjadi saksi di luaran sana. Itu sebabnya, mulai dari imam menyatu dengan pelayanan ini; pemimpin pujian harus bersatu, pemain musik harus bersatu, semua harus bersatu dengan yang lainnya supaya menjadi saksi-saksi. Kalau tidak bersatu, maka sampai kapan pun ia tidak akan menjadi saksi. Jangan kita berada dalam rencana sendiri, tetapi biarlah kita semua menjadi satu, ada dalam rencana-Nya Tuhan. Kalau berjalan sesuai dengan rencana (keinginan) sendiri, maka yang terjadi adalah kacau balau.
Perhatikanlah hal ini, itu adalah tanda bahwa Tuhan sudah memulihkan kehidupan kita masing-masing.

Yeremia 32:16-19
(32:16) Sesudah kuberikan surat pembelian itu kepada Barukh bin Neria, berdoalah aku kepada TUHAN, kataku: (32:17) Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu! (32:18) Engkaulah yang menunjukkan kasih setia-Mu kepada beribu-ribu orang dan yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya yang datang kemudian. Ya Allah yang besar dan perkasa, nama-Mu adalah TUHAN semesta alam, (32:19) besar dalam rancangan-Mu dan agung dalam perbuatan-Mu; mata-Mu terbuka terhadap segala tingkah langkah anak-anak manusia dengan mengganjar setiap orang sesuai dengan tingkah langkahnya dan sesuai dengan buah perbuatannya;

Di sini kita melihat: Kalau Tuhan akhirnya mengumpulkan bangsa Israel dan Yehuda, serta mengembalikan mereka dari Babelonia, serta mengembalikan mereka dari bangsa-bangsa lain, dan dikumpulkan menjadi satu, supaya hidup menjadi tenteram, itu adalah kasih setia Tuhan kepada beribu-ribu orang.
Kemudian, nama Tuhan adalah “TUHAN semesta alam”, berarti;
-       Besar dalam rancangan-Nya.
-       Agung dalam perbuatan-Nya.

Yeremia 32:20-21
(32:20) Engkau yang memperlihatkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat di tanah Mesir, sampai kepada waktu ini kepada Israel dan kepada umat manusia, sehingga Engkau membuat nama bagi-Mu, seperti yang ternyata pada waktu ini. (32:21) Engkau telah membawa umat-Mu Israel keluar dari tanah Mesir dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan yang besar.

Tuhan yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dan membawa mereka masuk ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan itu, dengan tanda-tanda yang dahsyat, yang luar biasa;
-       Dimulai dari sepuluh tulah;
-       Lalu akhirnya menyeberangi laut Teberau;
-       Dan terus berada di gunung Sinai;
-       Dan selanjutnya selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun;
Dan akhirnya, tibalah mereka di tanah Kanaan, tanah perjanjian.
Jadi, tangan Tuhan yang kuat, tangan Tuhan yang teracung yang membawa bangsa Israel kembali kepada Tuhan, sehingga dikumpulkan di atas gunung-gunung Tuhan supaya menjadi saksi-saksi yang dahsyat di hari-hari terakhir ini.

Tetapi yang pasti, di sini kita melihat, bahwa; bangsa Israel, bangsa Yahudi yang sudah diserahkan ke bangsa-bangsa lain -- ada yang ke benua Amerika, ada yang ke benua Eropa --, suatu kali nanti akan kembali. Mereka akan mendaftarkan diri mereka masing-masing, seperti pada saat kelahiran Yesus Kristus.

Jadi, Yeremia 32:1-44 ini jelas menceritakan tentang kejahatan Israel, di mana akhirnya mereka berserak ke bangsa-bangsa lain, namun oleh karena kemurahan hati Tuhan yang besar, mereka dikumpulkan. Oleh karena kasih setia Tuhan yang begitu besar, dua tangan yang kuat membawa mereka dekat kembali kepada Tuhan untuk beribadah melayani kepada Tuhan.
Tetapi awal dari Yeremia 32:1 dst, Tuhan langsung memberi suatu nubuat kepada nabi Yeremia untuk membeli ladang dari pamannya, dengan 17 (tujuh belas) syikal perak. Biarlah kiranya kita membeli ladang-ladang dengan uang perak. Nubuatan Yeremia ini kiranya tergenapi dalam setiap kehidupan kita masing-masing.


Biarlah kita dihimpunkan, dikumpulkan dan hidup di atas gunung Tuhan, kita menjadi saksi, tetapi selain itu juga, kita hidup dengan tenteram. Semua ini memang harus berlalu; langit yang pertama, bumi yang pertama akan berlalu, unsur-unsurnya juga akan berlalu, daratan pulau akan berlalu, semua benda-benda penerang di cakrawala akan berjatuhan, tetapi kalau kita menjadi satu, dikumpulkan di gunung Tuhan, maka akan menjadi saksi, serta kita hidup tenteram di dalam Tuhan sampai anak cucu. Amin. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment