KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, March 3, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 29 FEBRUARI 2020



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 29 FEBRUARI 2020

STUDY YUSUF
(Seri: 182)

Subtema: MENJADI SOKOGURU DALAM BAIT SUCI ALLAH

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita sekaliannya. Tidak lupa saya mengucap syukur kepada Tuhan oleh karena kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan untuk melaksanakan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook dimanapun anda berada. 
Selanjutnya mari kita berdoa, memohon kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita, sehingga kita boleh merasakan pertolongan Tuhan lewat lawatan Tuhan malam hari ini bagi kita sekaliannya. Ibadah pelayanan kita semakin hari semakin berkenan kepada Tuhan dan biarlah di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang study Yusuf.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
-       Yang sulung bernama: Manasye.
-       Yang kedua bernama: Efraim.

Selanjutnya mari kita menyimak arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, tentunya dimulai dari anak yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya: Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1.     Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.     Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Saat ini kita masih memperhatikan hal yang pertama.
Tentang: Yusuf lupa kepada kesukarannya.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi dalam tiga fase:
-       Fase yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya.” (Kejadian 37).
Hal ini sudah disampaikan berulang kali pada tahun yang lalu.
-       Fase yang kedua: “Ketika Yusuf tinggal di rumah Potifar” (Kejadian 39).
Sekarang kita masih berada di dalam fase yang kedua, namun masih ada fase yang ketiga.
-       Fase yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di dalam penjara” (Kejadian 40)

Sekarang kita masih berada pada FASE YANG KEDUA: KETIKA YUSUF TINGGAL DI RUMAH POTIFAR, kisah itu ditulis dalam Kejadian 39.
Kejadian 39:6b
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

“Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”
Biarlah kiranya kita menjadi sama dengan Yusuf, manis sikapnya dan elok parasnya. Mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, mari kita menyingkir manakala kenajisan itu mengejar.

Yesus sendiri juga, ketika orang-orang sudah meninggalkan perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari, tinggal Yesus dengan perempuan itu seorang diri. Tetapi setelah Yesus mengampuni perempuan yang kedapatan berbuat dosa itu, Yesus berkata kepada perempuan itu: “Pergilah, tetapi jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Jadi Yesus tidak menuruti perasaan manusia daging, melainkan Yesus memerintahkan perempuan itu untuk segera pergi dengan syarat: jangan mengulangi dosa yang sama.
Jadi di hari-hari terakhir ini kita perlu segera menyingkir dari dosa, manakala kenajisan itu mengejar, kita perlu menyingkir.
Jadilah Yusuf Yusuf di zaman akhir ini, supaya dari sikap kita nama Tuhan dipermuliakan, sehingga Pengajaran Mempelai ini bisa menembusi dunia ini dari Timur sampai ke Barat.

Ketentuan firman Allah terhadap sidang mempelai Tuhan ialah manis sikapnya dan elok parasnya, mengapa demikian? Karena sidang mempelai Tuhan tidak boleh ada cacat dan celanya.

Mari kita lihat mempelai Tuhan dalam keadaan tanpa cacat dan tanpa cela di dalam Kidung Agung ...
Kidung agung 4:1-7
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead. (4:2) Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. (4:3) Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. (4:4) Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya. (4:5) Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung. (4:6) Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan. (4:7) Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.

Pada ayat 1 ini, Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan, di sini Mempelai Laki-Laki berkata: “Lihatlah, cantik engkau, manisku sungguh cantik engkau!”

Pada ayat terakhir -- ayat 7 -- Mempelai Laki-Laki kembali memuji mempelai perempuan dan berkata: “Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.”
Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan karena mempelai perempuan itu memang cantik, berarti tanpa cacat atau cela, dengan lain kata manis sikapnya, elok parasnya.

Adapun kecantikan dari mempelai perempuan terpancar dari tujuh hal yang nyata, yang dapat dilihat oleh Mempelai Laki-Laki, antara lain:
1.     Mata.
2.     Rambut.
3.     Gigi.
4.     Bibir atau mulut.
5.     Pelipis.
6.     Leher.
7.     Buah dada.
Tujuh perkara ini sudah disampaikan dan tentu kita sudah diberkati oleh Tuhan.

Perlu untuk diketahui; ketika Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan-Nya menunjukkan bahwa mempelai perempuan itu betul-betul sudah berada di dalam hati dari Mempelai Laki-Laki sorga.
Sebab apa yang keluar dari dalam mulut tentu berasal dari dalam hati.
Yesus tidak asal bicara termasuk di dalam hal memuji mempelai perempuan-Nya.

Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, kalau Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuannya, itu menunjukkan bahwa mempelai perempuan ada di dalam hati dari Mempelai Laki-Laki Sorga.

Itu bisa dibuktikan di dalam ...
Lukas 6:45
(6:45) Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."

Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Sebab apa yang keluar dari mulut tentu berasal dari dalam hati.
Jadi ketika Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan, sudah sangat jelas itu menunjukkan bahwa mempelai perempuan ada di dalam hati Mempelai Laki-Laki Sorga.

Sebagai gambarannya, ketika mempelai perempuan berada di dalam jantung hatinya Tuhan, dapat kita lihat dalam Keluaran 28.
Keluaran 28:15-16
(28:15) Haruslah engkau membuat tutup dada pernyataan keputusan: buatan seorang ahli. Buatannya sama dengan baju efod, demikianlah harus engkau membuatnya, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya haruslah engkau membuatnya. (28:16) Haruslah itu empat persegi, lipat dua, sejengkal panjangnya dan sejengkal lebarnya.

Tutup dada pernyataan keputusan berbentuk empat persegi, artinya: panjang dan lebarnya sama; sejengkal.

Sekarang kita lihat persamaan dari ayat ini, di dalam Wahyu 21:15-16.
Wahyu 21:15-16
(21:15) Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. (21:16) Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.

Kota Yerusalem baru bentuknya empat persegi, berarti panjang dan lebarnya sama. Kemudian kalau diukur dengan tongkat, panjangnya adalah 12.000 stadia.
Jadi sama seperti tutup dada pernyataan keputusan bentuknya empat persegi, panjang dan lebarnya sama; sejengkal.

Kita kembali membaca ...
Wahyu 21:9-11, 2
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. (21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Perhatikan kalimat; Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, itulah pengantin perempuan Mempelai Anak Domba, disebut juga dengan Yerusalem yang baru.
Turun dari sorga, dari Allah, berarti seribu tahun berada pada Allah, dekat dengan hati-Nya, sesudah itu turunlah ia dari sorga dari Allah, ke atas bumi yang baru.
Jadi sudah sangat jelas sekali bahwa mempelai perempuan benar-benar ada di dalam hati Tuhan.

Sekarang lebih jauh kita melihat tentang mempelai Tuhan, Yerusalem yang baru, kota segiempat dan juga kota setia.
Keluaran 28:15
(28:15) Haruslah engkau membuat tutup dada pernyataan keputusan: buatan seorang ahli. Buatannya sama dengan baju efod, demikianlah harus engkau membuatnya, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya haruslah engkau membuatnya.

Tutup dada pernyataan keputusan itu ternyata memiliki warna yang sama dengan baju efod, arti rohaninya untuk kita sekarang ialah: bahwa tingkat kerohanian dari pada mempelai perempuan sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga, dengan lain kata segambar dan serupa dengan Allah atau sama mulia dengan Allah.
Jadi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, sebab Tuhan akan membawa kita kembali kepada wujud yang semula, segambar serupa dengan Allah.

Kita dapat menarik kesimpulannya sekarang: tutup dada pernyataan keputusan itu merupakan bagian dari pakaian Imam Besar yang sangat menyolok dan mengundang perhatian karena kedudukannya yang khusus, -- yang spesial --, yaitu berada di dekat jantung hati Imam Besar.
Itu tempatnya dari pada tutup dada, dikhususkan dekat dengan jantung hatinya Tuhan.

Keluaran 28:17-20
(28:17) Haruslah kautatah itu dengan permata tatahan, empat jajar permata: permata yaspis merah, krisolit, malakit, itulah jajar yang pertama; (28:18) jajar yang kedua: permata batu darah, lazurit, yaspis hijau; (28:19) jajar yang ketiga: permata ambar, akik, kecubung, (28:20) jajar yang keempat: permata pirus, krisopras dan nefrit. Dengan berikatkan emas, demikianlah permata-permata itu dalam tatahannya.

Selanjutnya pada tutup dada itu terdapat dua belas batu permata tatahan, dengan empat jajar, berarti ada tiga batu permata setiap jajarnya, sesuai dengan perintah Tuhan.

Keluaran 28:21
(28:21) Sesuai dengan nama para anak Israel, permata itu haruslah dua belas banyaknya; dan pada tiap-tiap permata haruslah ada, diukirkan seperti meterai, nama salah satu suku dari yang dua belas itu.

Pada batu permata itu atau pada dua belas batu permata tatahan itu harus terukir nama dari dua belas suku keturunan Israel. Jadi nama dua belas suku Israel terukir pada dua belas batu permata itu sebagai meterai.

Wahyu 7:3
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" (7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Penjelasan ayat 3: Jadi sebelum bumi, laut, dan pohon-pohonan dirusakkan, terlebih dahulu Tuhan memeteraikan milik kepunyaan-Nya, yakni; hamba-hamba-Nya pada dahi mereka, maka barulah bumi, laut,  dan pohon-pohonan selanjutnya akan dirusakkan.
Penjelasan ayat 4: jumlah mereka yang dimeteraikan itu adalah 144.000 orang dari semua suku keturunan Israel.

Jadi meterai Allah pada dahi mereka itu merupakan jaminan, sehingga mereka mendapat perlindungan dan pemeliharaan dari Tuhan.
Bumi, laut, dan pohon-pohonan nanti suatu kali akan berlalu -- akan dirusakkan -- tetapi yang menjadi milik kepunyaan Tuhan akan diberi meterai pada dahi mereka sebagai jaminan.
Kita bersyukur saat ini kita berada di dalam kegiatan Roh Allah, supaya pada akhirnya kita semua menerima meterai dari Allah yang hidup.

Tadi jumlah mereka yang dimeteraikan itu adalah 144.000 orang dari dua belas suku keturunan Israel, ini berkaitan dengan Wahyu 21:16.
Wahyu 21:16
(21:16) Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.

Yerusalem baru bentuknya adalah empat persegi, panjang dan lebarnya sama. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu, dua belas ribu stadia, panjang dan lebarnya sama dua belas ribu stadia.
Dua belas ribu stadia, jelas ini bisa juga menunjuk kepada: dua belas suku keturunan Israel.

Wahyu 21:17
(21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.

Kemudian ukuran temboknya adalah seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia juga ukuran malaikat. Berarti 12.000 x 12 = 144.000.
Jadi sangat sinkron sekali dengan Keluaran 28:15-21.

Jadi jumlah mereka yang dimeteraikan itu adalah 144.000 orang, dipelihara, dilindungi, dibela, manakala nanti langit, bumi, dan pohon-pohonan dirusak. Pendeknya, Yerusalem baru kota empat persegi -- kota setia -- benar-benar ada di dalam jantung hati Tuhan.

Efesus 1:13-14
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu –- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.  (1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Di dalam Dia kita dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu bagaikan batu permata, harta yang mahal dan berharga, dimana nama dua belas suku keturunan Israel diukirkan pada dua belas batu permata tersebut, seperti meterai.
Sementara Roh Kudus yang dikaruniakan itu merupakan jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah. Tujuannya: untuk memuji kemuliaan Allah.
Setialah dalam kegiatan Roh Kudus sampai Roh Kudus itu betul-betul termeterai dalam setiap kehidupan kita.

Jadi perlu juga saya tambahkan, mulai dari sejak sekarang berjuanglah untuk memperoleh keselamatan. Maksudnya beri diri untuk dipimpin oleh Roh Tuhan, beri diri untuk sepenuhnya dikuasai oleh Roh Tuhan, sampai nanti Roh Tuhan itu permanen menjadi suatu meterai, dan menjadi jaminan keselamatan bagi kita, bahwa kita benar-benar adalah milik kepunyaan Allah, jantung hati Tuhan bagaikan tutup dada keputusan pernyataan Tuhan, itulah Yerusalem baru, kota segi empat, kota setia, kota mempelai.

Tidak rugi ada dalam kegiatan Roh, mungkin dahulu kita merasa rugi tiap hari beribadah, sekarang kita tidak  merasa rugi, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Lebih rinci dalam ...
2 Korintus 1:21-22
(1:21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, (1:22) memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.

Penjelasan ayat 21: Lewat ibadah ini hidup muda remaja kita diteguhkan di dalam Kristus dan justru lewat ibadah ini kita dapat mengalami pengurapan Allah.

Pengurapan dari Allah Roh Kudus itu adalah meterai bagi kita, sebagai tanda milik kepunyaan Allah. Dan juga sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan bagi kita.

Jadi lewat ibadah ini kita diteguhkan oleh Tuhan dan kita diurapi, kita dimeteraikan sebagai tanda milik-Nya.
Ia yang memberi Roh Kudus dalam hati kita, sebagai jaminan dari semua yang telah disedikan untuk kita.
Tuhan menyediakan ibadah ini untuk kita, untuk melayani Tuhan di tengah ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan. Kemudian, hamba-hamba-Nya diperlengkapi dengan sembilan karunia dan sembilan jabatan Roh Kudus yang dirampingkan dengan lima jabatan Roh Kudus, semuanya disediakan.

Kemudian lewat pertemuan ibadah ini, Tuhan disediakan pembukaan rahasia firman, kepada orang lain Tuhan  berbicara hanya bersifat perumpamaan, bersifat dongeng nenek-nenek tua, cerita si kancil, si kura-kura, dan si buaya. Tetapi kepada kita disediakan -- dikaruniakan -- pembukaan firman, sampai nanti kita melangkah sesuai dengan ketetapan firman dan kita dibawa sampai kepada satu titik perhentian, Yerusalem yang baru, kota mempelai, kota segi empat, kota setia, itulah tutup dada keputusan pernyataan Tuhan ada di jantung hati Tuhan.

Tadi Tuhan telah mengurapi kita berarti memeteraikan tanda miliknya dengan Roh Kudus, kalau kita diurapi berarti kita telah dimeteraikan dengan Roh Kudus dan itu merupakan jaminan dari semua yang telah disediakan bagi kita termasuk kerajaan sorga.

Tetapi perlu juga kita menyimak ...
2 Korintus 5:2, 4
(5:2) Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini, (5:4) Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.

Selama kita diam di dalam kemah ini, dengan lain kata mendiami tubuh ini dan tinggal di dunia ini, kita pasti mengeluh, mengapa? Karena begitu banyaknya tekanan, banyaknya pergumulan silih berganti, kesusahan yang begitu menghimpit membuat kita sampai mengeluh.

Tetapi lanjut ayat 5 ...
2 Korintus 5:5
(5:5) Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.

Tetapi Allah telah mengaruniakan Roh-Nya kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
Berarti yang dibutuhkan di sini adalah kesabaran dan ketabahan, karena Tuhan Allah mengaruniakan Roh-Nya kepada kita sebagai jaminan dari segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.

Oleh sebab itu kita lihat dulu ...
2 Korintus 5:6-8
(5:6) Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, (5:7) -- sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat -- (5:8) tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

Jadi supaya kita nanti boleh beralih dari tubuh ini kepada kediaman yang baru, Yerusalem yang baru, menjadi mempelai Tuhan, syaratnya adalah harus menjadi suatu kehidupan yang TABAH.
Tabah, berarti tidak mudah tersinggung, tidak mudah mengeluh, manakala  mengalami tekanan yang begitu berat oleh karena banyaknya pergumulan-pergumulan silih berganti yang tidak kunjung berhenti.

Selama kita mendiami kemah ini, pergumulan tidak akan berhenti, tekanan akan selalu ada, tetapi yang dibutuhkan adalah tabah saja.

Ketabahan ini akan menuai suatu keuntungan yang besar.
Yehezkiel 9:4, 6
(9:4) Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana." (9:6) Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.

Semua orang yang berkeluh kesah ditandai dengan huruf “T” atau mendapat meterai pada dahi mereka. Selanjutnya Tuhan berkata kepada penjaga itu: “Jangan singgung!” Berarti Tuhan memelihara, Tuhan melindungi, Tuhan membela mereka yang ditandai dengan huruf “T”.
Yang dibutuhkan di sini adalah kesabaran dari orang-orang yang saleh, ketabahan dari orang-orang yang sudah diteguhkan -- ditanamkan -- di dalam Kristus.

Lihat pada ayat 4: “Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana."
Oleh karena ketabahan, akhirnya mendapat meterai pada dahi mereka, dengan lain kata menjadi milik kepunyaan Allah.
Jadi jelas yang dibutuhkan di sini adalah kesabaran dari orang-orang yang saleh, ketabahan dari orang-orang yang sudah diteguhkan di dalam Kristus.

Jangan mudah berputus asa, jangan mudah untuk patah semangat apalagi kecewa. Jangan mudah kecewa kalaupun dikecewakan. Jangan putus asa walaupun kelihatannya tidak ada harapan, di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil.

Wahyu 3:10, 12
(3:10) Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. (3:12) Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Tuhan sendiri menyatakan kepada jemaat di Filadelfia: “Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.”

Siapa mereka yang dilindungi pada hari pencobaan itu? Yaitu mereka yang pada dahinya tertulis nama Allah, nama kota kudus -- Yerusalem baru --, dan juga nama Yesus Anak Allah, Anak Domba Allah.
Berarti mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi tanda di dahi, itulah yang mendapat perlindungan, yaitu mereka yang menjadi miliknya Tuhan.

Jadi yang mendapat perlindungan pada masa hari pencobaan itu adalah orang-orang yang telah menerima meterai Allah pada dahi mereka, seperti sidang jemaat di Filadelfia.
Jadi di dahi ini biarlah kiranya melekat dengan mantap nama Allah dan kasih-Nya, melekat dan mantap nama Anak-Nya itulah firman Allah, dan sudah melekat dengan mantap kota Yerusalem -- kota yang kudus -- itulah kota Mempelai. Berarti itulah dua belas batu permata, dimana pada setiap batu permata itu tertulis nama dari dua belas suku keturunan Israel.

Dua belas batu permata itulah harta yang berharga juga merupakan milik kepunyaan Allah (karunia-karunia dan jabatan Roh Kudus). Juga di sini dimeteraikan nama Allah dengan tabiatnya kasih, tertulis juga nama Anak-Nya; Yesus Anak Domba Allah, firman Allah sudah betul-betul mantap di dahi kita masing-masing.
Dalam kepikiran kita tidak ada yang lain selain kasih Allah, dalam kepikiran kita tidak ada yang lain selain firman Allah, dalam kepikiran kita tidak ada yang lain selain harta yang berharga; karunia-karunia dan jabatan Roh Kudus. Berarti kita rindu terus untuk melayani Tuhan.
Nanti mereka itulah yang mendapat perlindungan dan pembelaan pada masa hari kesesakan, aniaya antikris selama tiga tahun setengah, itu jaminan bagi kita.
Maka orang yang bosan beribadah, orang yang jenuh beribadah adalah orang yang tidak mengerti tentang meterai Allah, orang yang tidak mengerti tentang jaminan dari Allah, orang yang tidak mengerti tentang perlindungan dan pembelaan pada masa pencobaan selama tiga tahun setengah, mereka tidak mengerti itu.
Tetapi bagi kita ibadah ini sudah menjadi harga mati. Biarlah kiranya lewat ibadah ini kehidupan kita masing-masing diteguhkan di dalam Kristus.
Tidak ada alasan untuk mengatakan beribadah adalah kebosanan, justru ibadah ini mendatangkan keuntungan bagi kita sampai betul-betul meterai Allah itu mantap pada dahi kita masing-masing.

Sekarang ...
Wahyu 13:8-10
(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih. (13:9) Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! (13:10) Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.

Sekali lagi saya katakan dengan tandas: “Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.”
Kita semua dibenarkan oleh karena iman, dan itu merupakan kasih karunia, kemurahan dari Tuhan bagi kita. Sebab pada masa kesesakan itu, yang terjadi di sini dikatakan: “Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang.”
Tetapi dengan ketabahan dari orang-orang saleh yaitu orang-orang yang diteguhkan di dalam Kristus lewat ibadah ini, satu kali nanti akan mendapat perlindungan, pembelaan, dan pemeliharaan dari Tuhan.

“Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Jadi jangan sampai kita mengabaikan apa yang sudah Tuhan nyatakan ini tentang jaminan keselamatan bagi jiwa kita. Jangan sampai kita abaikan itu supaya kita jangan mengalami kerugian yang besar.
Jangan mengabaikan apa yang sudah kita terima, sebab itu merupakan berkat pemeliharaan bagi kita.

Praktek untuk menerima meterai Allah:
Wahyu 3:12
(3:12) Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Praktek untuk mendapat meterai Allah adalah: dijadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah.
Sokoguru, menunjuk kepada: orang-orang yang menjadi tiang penopang di dalam Bait Suci Allah, rumah Tuhan.

Jadilah tiang penopang di dalam rumah Tuhan. Selama ini kita menopang banyak perkara di dunia ini, menopang pekerjaan dimana kita bekerja, masih banyak yang lain yang kita topang.
Tidak salah menjadi penopang di tempat kita bekerja, tetapi jauh lebih penting menopang pekerjaan Allah karena hal itu menyangkut keselamatan jiwa. Jadilah sokoguru di dalam rumah Tuhan.
Menjadi penopang di tempat kita bekerja itu menyangkut perut, tetapi menjadi tiang penopang di dalam rumah Tuhan hal itu menyangkut keselamatan jiwa, dan itu tidak bisa ditawar-tawar, harus, supaya pada akhirnya mendapat meterai dari Allah.

1 Timotius 3:15
(3:15) Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.

Yang disebut dengan keluarga Allah yakni jemaat dari Allah yang hidup. Hidup berarti tidak mati rohani.
Perlu untuk diketahui, daging itu mati, tetapi roh yang memberi hidup.

Prakteknya:
-       Menjadi tiang penopang dalam Bait Suci Allah.
-       Menjadi dasar kebenaran.

Kita lihat dulu ...
Wahyu 3:12
(3:12) Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Pendeknya, jemaat di Filadelfia ini memiliki kunci Daud. Fungsi kunci Daud itu membuka untuk selanjutnya kita berada di dalamnya dan tidak untuk keluar lagi dari sana.

Biarlah kiranya kita berada di dalam rumah Tuhan, tekun untuk beribadah dan melayani pekerjaan Tuhan, jangan keluar lagi dari sana.
Kalau Tuhan mempercayakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan teruskan, pikul di atas pundak masing-masing, jangan lagi hidup dengan sesuka hati, tetapi betul-betul bertanggung jawab. Bertekunlah di dalamnya, bertanggung jawab dengan apa yang Tuhan sudah percayakan, tetap ada di dalam-Nya.

Kemudian apa yang dimaksud dengan dasar kebanaran artinya:
a.     Menjadi contoh teladan, menjadi kesaksian baik dalam perkataan, baik dalam perbuatan.
b.     Menjadi ujung tombak, sama dengan: kepala bukan ekor dengan lain kata tidak ikut-ikutan.
Itulah dasar kebenaran. Itulah ujung tombak, kita yang memulai supaya orang lain mengikuti.
c.     Menjadi membuat sejarah (history maker)
Itu yang disebut dengan dasar kebenaran.

Kita kembali membaca ...
Wahyu 3:7
(3:7) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.

“Apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.”
Sebab itu biarlah kita semua menjadi sokoguru di dalam rumah Tuhan, itulah kunci Daud. Sebab apabila Ia membuka tidak ada yang dapat menutup, sebaliknya apabila Ia menutup tidak ada yang dapat membuka.
Maka bagi kita adalah menjadi sokoguru sudah menjadi harga mati, melayani Tuhan sudah menjadi harga mati. Itulah kunci Daud.

Barangsiapa bertelinga hendaklah mendengar, jangan anggap enteng, jangan pergi dan datang sesuka hati melayani Tuhan, tidak jelas keadaan orang yang melayani seperti ini. Masuk keluar, pergi datang, itu tidak benar.ng sesuka hati melayani Tuhan, tidak jelas keadaan orasuk keluar, pergi datang, itu tidak benar. Tidak boleh melayani dengan sesuka hati, milikilah kunci Daud.

Tuhan yang menentukannya, apabila Ia membuka tidak ada yang dapat menutup, sebaliknya apabila Ia menutup tidak ada yang dapat membuka, biar dia orang penting di dunia ini, biar dia pejabat tinggi, sekalipun dia seorang cendekiawan, sekalipun dia orang yang memiliki harta yang banyak ia tidak dapat membuka.
Berarti menjadi sokoguru di dalam rumah Tuhan sudah menjadi harga mati, supaya kita ada di dalamnya. Tuhan tidak dapat disogok.
Jadi jangan kita terpaksa melayani, jangan terpaksa berkorban, jadilah sokoguru, dan jadilah dasar kebenaran, itu kunci Daud. Milikilah kunci Daud.

Yang sudah berada di dalam Bait Suci Allah, artinya menjadi sokoguru, berbahagia.

Tadi Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan, sesudah itu ...
Kidung Agung 4:8-9
(4:8) Turunlah kepadaku dari gunung Libanon, pengantinku, datanglah kepadaku dari gunung Libanon, turunlah dari puncak Amana, dari puncak Senir dan Hermon, dari liang-liang singa, dari pegunungan tempat macan tutul! (4:9) Engkau mendebarkan hatiku, dinda, pengantinku, engkau mendebarkan hati dengan satu kejapan mata, dengan seuntai kalung dari perhiasan lehermu.

Hati Tuhan sedang berdebar-debar kepada mempelai perempuan-Nya. Sebab Mempelai Laki-Laki tidak mau kehilangan mempelai perempuan, Mempelai Laki-Laki merindukan supaya mempelai perempuan tetap ada di jantung hati Tuhan.

Saat ini kita bagaikan berada di puncak Amana, bagaikan di puncak Senir dan Hermon, bahkan kita bagaikan berada di liang-liang singa dari pergunungan tempat macan tutul.
Tetapi Tuhan mendambakan kita karena kita juga sabar dan tabah, manakala kita berada di liang-liang macan tutul.
Memang saat ini merupakan situasi yang sangat genting, mendebarkan hati Mempelai Laki-Laki Sorga, tetapi biarlah kita tetap berada di gunung Sion, miliki kunci Daud, menjadi sokoguru, menjadi tiang penopang, dan dasar kebenaran.

Sekarang hati Tuhan berdebar-debar, apakah kita sabar dan tabah di dalam rumah Tuhan menjadi sokoguru atau tidak.
Tetapi yang pasti di sini dikatakan: “Dengan seuntai kalung dari perhiasan lehermu.”
Jadi saudaraku selama kita mendiami kemah tubuh ini kita mengeluh karena banyaknya tekanan, kesulitan menghimpit, sehingga hati Tuhan berdebar-debar.
Tetapi Tuhan mau melihat seuntai kalung dari perhiasan di leher kita, Tuhan mau kalung emas bergantung di leher kita. Dia sangat berdebar-debar menantikan mempelai perempuan-Nya.

Amsal 3:3
(3:3) Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,

Ingat hati Tuhan sedang berdebar-debar melihat keadaan kita semua, tetapi Tuhan mau melihat kalung emas di leher kita, itulah kasih dan setia.
Biarlah firman Pengajaran Mempelai, dimeteraikan dalam loh daging dan ditukik dalam hati kita masing-masing.

Saudaraku Tuhan sedang menantikan kita, biarlah kalung emas itu ada pada leher kita, itulah kasih dan setia. Biarlah kita tetap menjadi sokoguru dalam rumah Tuhan, tidak menjadi kehidupan yang fluktuasi. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment