KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, March 7, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 05 MARET 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 05 MARET 2020


KITAB RUT
(Seri: 84)

Subtema: TAWARAN MANIS DARI SABDA ALLAH

Shalom Saudaraku..
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan. Oleh karena kasih dan kemurahan-Nya kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan Perjamuan Suci.
Di tengah-tengah kita hadir bapak pendeta Simangunsong dengan tante, terimakasih, selamat malam, dan salam persekutuan.  
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan Firman Tuhan lewat live streaming, video internet, youtube, facebook dimanapun anda berada.
Selanjutnya mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan Tuhan, supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya. Segera kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Rut 2, kita masih berada pada ayat ke-19.

Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

"Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas." Inilah jawaban Rut kepada Naomi mertuanya itu.
Pendeknya, Rut bekerja di ladang Boas.
Sekarang ini, kita berada dan bekerja di ladangnya Tuhan. Supaya kita hidup di dalam kelimpahan kasih karunia. Tanda kelimpahan: kita dapat berbagi dan membagi kepada orang lain, seperti Rut memberi hasil tuaian itu kepada Naomi mertuanya itu.

Rut 2:18
(2:18) Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, (2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

Singkatnya, Rut memberi hasil tuaian dari ladang kepada Naomi mertuanya itu. Ketika Rut berbagi dari hasil tuaian itu, membangkitkan dua hal, yakni;
1. Orang lain akan terheran-heran.
     Contohnya; Naomi bertanya kepada Rut menantunya itu dan berkata; “Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?” Pertanyaan ini jelas menunjukkan bahwa Naomi terheran-heran melihat hasil tuaian yang dibawa oleh Rut tersebut.
2. Orang lain mengucap syukur dan berterimakasih setinggi-tingginya kepada Tuhan.
     Contohnya; Naomi memberi tanggapan positif dan berkata; “Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!”

Oleh sebab itu, jangan kita sibuk membawa diri kepada ladang si pemalas dan kepada ladang dunia karena kedua ladang tersebut hanya menghasilkan onak dan duri. Sifatnya; menusuk dengan tajam sehingga gereja Tuhan tersakiti dan dirugikan.
Kesimpulannya; kalau Rut berada di ladang Boas dan membawa hasil tuaian itu kepada Naomi, maka sekarang kita juga berada di ladang Tuhan untuk mengalami hal yang sama dengan Rut.

Sekrang kita pergi melihat ladang Tuhan di dalam..
Matius 6:28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, (6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Berada di ladang Tuhan bagaikan bunga bakung di ladang yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Kembali kita memeriksa kalimat; TUMBUH TANPA BEKERJA dan TANPA MEMINTAL.
Artinya; mengalami pertumbuhan oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan sebab yang bekerja dan memintal ialah Tuhan sendiri.

Pada minggu yang lalu kita sudah menikmati kata TANPA BEKERJA, maksudnya; mengalami kelimpahan kasih karunia karena Tuhan yang bekerja.
Mari kita kembali memperhatikan..
Yesaya 28:21-22
(28:21) Sebab TUHAN akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan mengamuk seperti di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatan-Nya — ganjil perbuatan-Nya itu; dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya — ajaib pekerjaan-Nya itu! (28:22) Oleh sebab itu, janganlah kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan semakin keras, sebab kudengar tentang kebinasaan yang sudah pasti yang datang dari Tuhan ALLAH semesta alam atas seluruh negeri itu.

Ayat 21; “...Untuk melakukan perbuatan-Nya — ganjil perbuatan-Nya itu; dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya — ajaib pekerjaan-Nya itu!” Kemudian, kalau kita perhatikan ayat 22; “Oleh sebab itu, janganlah kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan semakin keras.”
Arti rohani dari kedua ayat di atas adalah: pekerjaan Tuhan itu ajaib dan heran. Oleh sebab itu jangan kita mencemooh pekerjaan Tuhan, tetapi sebaliknya kita harus mengakuinya dengan segala kerendahan hati.
Tujuannya; supaya kita terlepas dari segala ikatan persoalan dan ikatan pergumulan yang sangat kusut sekali.
Kalau kita mau mengakui pekerjaan Tuhan dengan segala kerendahan hati maka tentu Tuhan akan bekerja dan Tuhan akan melepaskan kita dari segala ikatan persoalan, dari segala ikatan pergumulan yang sangat kusut.

Bayangkan kalau benang kusut, susah sekali untuk menguraikannya darimana mengawalinya dan bagaimana untuk mengakhirinya, sangat sukar sekali. Tetapi kalau sidang jemaat (gereja Tuhan) mau menghargai pekerjaan Tuhan dengan segala kerendahan hati, pada saat itu kita tertolong. Seperti apapun persoalan dan pergumulan kita bahkan digambarkan seperti benang kusut, Tuhan dapat menguraikannya. Manusia mungkin sulit untuk menguraikannya, dari mana untuk memulia dan kemana  untuk mengakhiri, tetapi kalau kita rendah hati menerima pembukaan firman, di situ pembukaan Firman datang untuk menyelesaikan persoalan yang seperti benang kusut.
Hargai pekerjaan Tuhan, bukankah saat ini kita sedang berada di ladang Tuhan? Bekerja di ladang Tuhan?

Pada minggu yang lalu, kita sudah melihat pekerjaan Allah, begitu ajaib, dan sungguh heran sebab Tuhan menyembuhkan seorang perempuan yang sudah 18 tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya. Ini adalah gambaran dari orang yang penuh dengan kekuatiran.
Akibat kekuatiran yang membungkukkan itu: perempuan itu tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Arti rohaninya; orang yang penuh dengan kekuatiran, ia tidak dapat memandang (melihat) perkara-perkara yang di atas/perkara-perkara yang rohani, ia tidak sibuk melihat pekerjaan Tuhan itulah kegiatan-kegiatan Roh di tengah-tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan Gpt “Betania” Serang dan Cilegon. Pendeknya; ia tidak dapat melihat kemuliaan Allah di dalam pekerjaan-Nya yang mulia.

Lukas 13:14-16
(13:14) Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." (13:15) Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? (13:16) Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

Jadi saudaraku, Yesus bekerja dan melepaskan seorang perempuan yang sudah 18 tahun diikat oleh iblis. Namun  akhirnya perempuan itu dapat melihat kemuliaan Allah yaitu segala perkara-perkara di atas (perkara rohani), itulah segala kegiatan Roh di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan Gpt “Betania” Serang dan Cilegon.
Sebab itu, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, mari kita menghargai pekerjaan Tuhan dengan segala kerendahan hati, pada saat itu Tuhan akan datang dan menolong kita dari segala pergumulan-pergumulan yang mengikat kita. Seperti apapun pergmulan itu bahkan digambarkan seperti benang kusut, tetapi Tuhan pasti datang untuk menolong kehidupan kita masing-masing.
Firman Allah dapat menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Langit, bumi, dan segala isinya dicptakan oleh Firman Allah. Pendeknya; yang tidak ada menjadi ada, Firman Allah melenyapkan segala kemustahilan supaya di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan.

Lukas 13:17
(13:17) Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.

Oleh karena pekerjaan Tuhan itu ajaib dan heran maka dua hal terlihat di sini;
a. Semua lawannya merasa malu. Ada tiga si seteru;
1. Daging dengan segala keinginan-keinginannya yang jahat.
2. Iblis (setan), teramat lebih lewat demonstrasi-demonstari dari roh jahat dan roh najis.
3. Dunia dengan segala arusnya yang mencoba menghanyutkan kerohanian dari anak-anak Tuhan.
Inilah tiga si seteru (lawan) yang akhirnya nanti malu kalau pekerjaan Tuhan dinyatakan, maka kemuliaan Tuhan nyata di tengah-tengah sidang jemaat (gereja Tuhan).
b. Semua orang banyak orang bersukacita.

Pada minggu yang lalu, kita sudah melihat segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya kepada perempuan yang sudah 18 tahun diikat oleh iblis, namun akhirnya tertolong oleh karena pekerjaan Tuhan yang ajaib. Karena itu mari kita menghargai pekerjaan Tuhan dengan segala kerendahan hati, nanti Tuhan akan datang menolong untuk melepaskan segala ikatan (pergumulan-pergumulan) kita, sekusut apapun.

Sekarang PEKERJAAN TUHAN YANG AJAIB berikutnya..
Yohanes 5:17-18
(5:17) Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga." (5:18) Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.

Yesus berkata kepada orang Yahudi; “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Jadi sampai hari ini Tuhan masih bekerja, ada tujuh hari dalam seminggu, tiga puluh hari dalam sebulan, sampai detik ini Tuhan masih bekerja. Dalam Mazmur 121:3-5; “...Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel...” Dialah penjaga yang abadi, Dia memperhatikan kehidupan kita, Dia bekerja sampai hari ini, Dia tidak terlelap dan Dia tidak tertidur. Oleh sebab itu terkhusus imam-imam, jangan biarkan mata itu tertutup, maksudnya kalau Tuhan bekerja sampai hari ini maka kita juga harus bekerja. Itu adalah contoh teladan yang juga harus kita ikuti sampai detik ini.
Dari ayat  yang sudah kita baca pada ayat 17-18, namun untuk melayani pekerjaan Tuhan, kita (imam-imam) perlu untuk menyangkal dirinya dan memikul salibnya seperti yang dialami oleh Yesus dari pihak orang-orang Yahudi yang berusaha untuk membunuh Yesus.

Injil Yohanes 5:2-9; Isinya adalah tentang Kolam Betesda. Dalam pola Tabernakel terkena pada KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA.
Pembasuhan itu tidak berhenti pada Kolam Pembasuhan, tetapi pembasuhan oleh air dan firman itu harus terus berlangsung sampai hari ini, kiranya Tuhan terus bukakan Firman-Nya sehingga kita boleh mengalami penyucian oleh air basuhan itu, lahir batin kita dibasuh oleh Firman Tuhan.

Yohanes 5:2-3
(5:2) Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya (5:3) dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.

Saudara, di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba, di situ terdapat sebuah kolam, namanya kolam betesda. Kemudian, di serambi-serambi itu banyak orang sakit, antara lain:
1. Orang-orang buta = tinggal dalam kegelapan dosa.
     Kalau tinggal di dalam kegelapan dosa disebut orang buta, dia tidak berada di dalam terang. Kalau masih tinggal di dalam kegelapan dosa atau masih menyembunyikan dosa di tempat yang gelap, menunjukkan bahwa disebutlah dia orang-orang buta. Ini juga salah satu sakit rohani.
2. Orang-orang timpang = pendirian yang tidak baik dan tidak benar.
     Kalau ikut Tuhan, ikut Tuhan sungguh-sungguh, kalau ikut dunia ikut dunia sungguh-sungguh. Jangan satu pihak ikut Tuhan, tetapi satu pihak ikut dunia, itu pendirian yang tidak baik dan tidak benar. Ini juga disebut sakit rohani.
3. Orang-orang lumpuh = tidak dapat berjalan (tidak dapat melangkah) sesuai dengan ketetapan Firman Tuhan.
     Saudara, kita masih teringat dengan perjalanan bangsa Israel di Padang Gurun selama 40 (empat puluh) tahun, mereka melangkah tentu sesuai dengan komando, itulah dua nafiri yang ditiup. Dan kalau mereka sudah mendengar nafiri barulah mereka boleh bertindak sesuai dengan komado yang Tuhan kehendaki.
     Perlu untuk diketahui, orang lumpuh sama saja dengan orang stroke. Berarti; ada urat-urat saraf yang putus -> orang yang tidak menghargai karunia-karunia dan pelayanan dari seorang hamba Tuhan. Sebab urat-urat dan sendi-sendi itu menunjuk kepada hamba-hamba Tuhan yang sudah melayani Tuhan sesuai karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El-Kudus.
     Kalau tidak menghargai pelayanan dari seorang hamba Tuhan maka sidang jemaat pasti mengalami kelumpuhan rohani, tidak dapat melangkah sesuai dengan ketetapan firman Allah. Sebab itu belajar untuk menghargai pelayanan dari seorang hamba Tuhan apalagi gembala sidang supaya sidang jemaat tidak mengalami kelumpuhan rohani.

Yohanes 5:4
(5:4) Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.

Saudaraku, supaya orang-orang sakit tersebut mengalami kesembuhan (mengalami pemulihan) maka malaikat Tuhan turun untuk mengguncangkan air itu. Jelas, ini berbicara tentang kegerakan Roh Kudus.
Saudaraku, hari-hari ini Tuhan mengutus banyak hamba-hamba Tuhan, terkusus hamba-hamba Tuhan dengan karunia penginjilan untuk mengadakan KKR (Kebangkitan Kebangunan Rohani) sehingga lewat KKR atau kegerakan-kegerakan tersebut, orang buta sembuh, orang timpang dapat berdiri dengan baik, bahkan orang-orang sakit lainnya akan mengalami kesembuhan, itu sudah pasti dan itu harus kita akui.

Namun kita harus dalami ayat berikutnya untuk kita dewasa secara rohani..
Yohanes 5:5
(5:5) Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.

Saudaraku, diantara orang-orang yang sakit itu, di situ ada seorang yang sudah 38 tahun lamanya sakit.
Sejenak kita akan melihat tentang: Angka 38 (tiga puluh delapan).
38 (tiga puluh delapan) tahun = 38 tahun nubuatan sebelum penggenapannya, berarti orang lumpuh itu akan tetap mengalami sakit lumpuh selama 38 tahun.
Selanjutnya; 38 tahun x 1 (satu) Yobel = 38 x 50 tahun = 1900 (seribu sembulan ratus) tahun. Sedangkan zaman gereja Tuhan tentu adalah 40 (empat puluh) Yobel  atau 40 x 50 tahun = 2000 (dua ribu) tahun. Berarti; selama 1900  (seribu sembilan ratus) tahun gereja Tuhan mengalami kelumpuhannya.
Menurut sejarah gereja, 50 (lima puluh) tahun permulaan zaman rasul-rasul adalah gereja hujan awal.
Maka, 40 Yobel adalah 38 tahun x 2 untuk menggenapi 2000 (dua ribu) tahun.

Jadi saudaraku, 38 (tiga puluh delapan) tahun mengalami kelumpuhan itu merupakan jangka waktu yang sangat lama sekali. Bayangkan kalau saudara melihat orang lumpuh duduk di kursi roda dengan jangka waktu yang lama, sangat menjemukan. Bukan saja orang yang lumpuh itu mengalami rasa bosan dalam hidup, tetapi juga orang yang mengurus atau merawat orang lumpuh seperti ini juga mengalami kebosanan. Sebab itu, jangan kita mengalami kelumpuhan rohani, belajar untuk menghargai pelayanan dari seorang hamba Tuhan dengan segala kerendahan hati, jangan mencemooh. Harus dengan rendah hati supaya kita tertolong dan terlepas dari segala kekusutan-kekusutan oleh pergumulan yang kita alami.

Yohanes 5:6-7
(5:6) Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" (5:7) Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

Ciri-ciri orang yang lumpuh atau gereja Tuhan yang mengalami kelumpuhan adalah pada saat kegerakan Roh kudus dia tidak dapat berbuat apa-apa, dia tidak dapat bergerak dan melangkah, sehingga padanya tidak ada kesukaan selain keluh kesah belaka. Jadi, hanya bisa melihat kesembuhan-kesembuhan yang dialami oleh orang lain, sedangkan dirinya sendiri tidak mengalami kesembuhan, sehingga menambah pedih di hati, ujung-ujungnya timbul keluh kesah, seperti halnya orang lumpuh itu berkeluh kesah kepada Yesus.
Yesus bertanya; “...Maukah engkau sembuh?” Malah jawabnya yang lain-lain, justru dia menceritakan keluh sesahnya kepada Yesus.
Terlalu banyak mengeluh, terlalu banyak menceritakan keluh kesah, dan hanya bisa melihat kesembuhan yang dialami oleh orang lain, sementara dia sendiri tidak mengalami kesembuhan dan pemulihan, dia tidak mengalami kesukaan. Inilah ciri-ciri gereja Tuhan kalau sudah mengalami kelumpuhan rohani.

Saudaraku, kita doakan para misionaris, kita doakan para penginjil-penginjil, hamba-hamba Tuhan yang menerima jabatan penginjil untuk mengadakan kegerakan-kegerakan Roh kudus. Nanti orang sakit sembuh, orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang timpang akan menaglami pendirian yang benar. Kita doakan mereka.

Saudara, kita melihat kembali..
Yohanes 5:6-7
(5:6) Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
(5:7) Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

Karena Yesus mengetahui keberadaan dari orang lumpuh tersebut, dia sudah terlalu lama di situ sehingga Yesus bertanya kepda orang lumpuh; “Maukah engkau sembuh?”
Sebetulnya, Gereja Tuhan telah lama mengalami kelumpuhan rohani, maka untuk kegerakan Roh kudus hujan akhir ini Tuhan datang dengan sebuah tawaran yang manis, dengan sebuah tawaran yang menarik sebab ternyata masih diperlukan kegerakan yang lain. Tidak berhenti hanya sebatas kesembuhan-kesembuhan yang terjadi di dalam Kebangkitan Kebangunan Rohani (KKR). Sebab itu, gereja Tuhan yang telah lama mengalami kelumpuhan rohani, untuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir ini, Tuhan datang menghampiri kita dengan sebuah tawaran yang menarik, dengan sebuah tawaran yang manis.
Pendeknya, Tuhan datang menawarkan kesembuhan, Tuhan datang lewat Firman Allah yang menjadi daging. Jadi tidak cukup hanya penginjilan, kegerakan-kegerakan Roh kudus, lewat Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR).
Jadi yang dibutuhkan gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini ialah; Firman Allah yang menjadi daging. Tawaran semacam ini harus dihargai.
Tuhan datang lewat Firman Allah yang menjadi daging, itulah kegerakan Roh Kudus hujan akhir.

Mari kita melihat di dalam injil...
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Pada ayat 1 ini Firman masih dalam bentuk Logos atau firman itu masih dalam bentuk huruf-huruf yang tertulis di dalam dua loh batu atau masih dalam bentuk huruf-huruf yang tertulis di dalam gulungan kitab yang di tulis pada bagian luar dan pada bagian dalamnya.

Tetapi bandingkan, manakala Tuhan datang dalam bentuk sabda atau Firman menjadi daging.
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Kalau firman Allah sudah menjadi daging, dimeteraikan oleh Roh kudus di dalam loh daging, ditukik di  hati kita, maka pada saat itu kita dapat melihat kemuliaan Allah oleh Firman itu sendiri. Kemuliaan dari Allah Bapa yang diberikan kepada Anak Tunggal (firman itu sendiri).

Oleh sebab itu, sebuah tawaran yang manis datang untuk menghampiri orang yang lumpuh tadi. Malam ini juga, Tuhan datang dalam bentuk sabda, memberi suatu tawaran; “Maukah engkau sembuh?”, “Apa jawab mu?”
Tidak perlu berkeluh kesah, tidak perlu mengeluh, tidak perlu mempersalahkan orang lain karna tidak mau menolong. Tinggal kita menyerah, angkat dua tangan.
Dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, Tuhan berkerja lewat sabda-Nya memberikan sebuah tawaran yang manis kepada kita, sambutlah Dia, sampai nanti firman itu dimeteraikan oleh Roh kudus di dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing. Pada saat firman sudah menjadi daging, nanti kita akan melihat kemuliaan Allah oleh karena firman Allah sudah menjadi daging. Pendeknya, dari kemuliaan yang satu kita akan dibawa kepada kemuliaan yang lain.

Saya masih ingat waktu kita memulai ibadah pelayanan dalam penggembalaan Gpt “Betania” Serang & Cilegon, jelas-jelas dari nol. Dari satu orang, dua orang sampai akhirnya puluhan orang, walaupun banyak yang tidak hadir pada saat ini. Diiringi dengan penambahan jumlah jiwa, serta diiringi dengan peningkatan rohani, maka semakin nyata juga kemuliaan-kemuliaan yang lain. Dari tidak punya gitar akhirnya ada gitar, dari tidak ada krecekan-krecekan, akhirnya ada krecekan, juga pada alat-alat musik yang lain, sampai sekarang full musik, dan alat-alat elektronik lainnya, tentu semua karena kemurahan hati Tuhan.
Tuhan akan membawa kita dari kemuliaan yang satu kepada kemuliaan yang lain sampai akhirnya sama mulia dengan Dia (sempurna). Kerohanian kita sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga, lahir batin.

Saya menyatakan ini bukan untuk penonjolan diri, tetapi betul-betul manakala pemulihan (kesembuhan) terjadi maka kemuliaan yang dari Allah nyata juga di situ. Semakin disembuhkan semakin Tuhan nyatakan kemuliaan-Nya, asal firman menjadi daging, tidak perlu saya datang untuk menggerak-gerakkan tangan pada bagian anggota tubuh anda yang sakit itu. Firman Allah datang untuk menawarkan sebuah tawaran yang manis untuk memberi kesembuhan kepada kita. Itu pekerjaan Firman dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir ini.

Kita bandingkan dengan masa penciptaan di dalam..
Kejadian 1:1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Tetapi kenyataannya;
-    Bumi belum berbentuk.
-    Bumi masih kosong.
-    Bumi masih gelap gulita. Tetapi,
-    Roh Allah sudah melayang-layang di atas permukaan air. Inilah kegerakan Roh Kudus hujan awal.
     Pendeknya, lewat penginjilan-penginjilan yang diadakan, banyak orang sakit menjadi sembuh.
Tetapi di dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, Tuhan datang dalam bentuk sabda menawarkan sebuah tawaran yang manis.

Bandingkan dengan kegerakan Roh kudus hujan akhir..
Kejadian 1:3
(1:3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.

Tuhan datang dalam bentuk sabda (firman Allah). Itulah kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Allah berfirman untuk menciptakan langit, bumi, dan segala unsur-unsurnya.

Selanjutnya di akhir penciptaan dari Firman Allah yang menjadi daging tadi, kita lihat di dalam..
Kejadian 1:31
(1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Haleluya...
Kalau kita mau menghargai tawaran dari sabda Allah maka semuanya, sungguh amat baik. Saya tambahkan dengan pengertian saya, semuanya menjadi manis dan indah. Puji Tuhan...

Kita kembali membaca..
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; (1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Jadi saudaraku, dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. Tuhan membawa kita dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain. Hukum taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh sabda Allah.

Sekarang kita kembali melihat lebih jauh tentang kasih karunia yang datang dari sabda Allah..
Yohanes 5:2
(5:2) Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya

Di Yerusalem, di dekat Pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam yang disebut kolam Betesda.
Kata betesda sendiri terdiri dari dua suku kata, yaitu; Bet (Bait)dan Esda, yang artinya; "rumah kemurahan" atau "rumah anugerah" ("bet" artinya "rumah"). Berarti; kita harus berada di dalam rumah Tuhan untuk mendapatkan kemurahan Tuhan.
Kalau firman sudah mendarah daging, maka kita penuh dengan kasih karunia dan kebenaran.
Maka kalau kita berada di rumah Tuhan untuk mengikuti setiap pertemuan-pertemuan ibadah, berarti; di situ kita mendapat kesempatan untuk mengalami kemurahan demi kemurahan, teramat lebih imam-imam yang melayani pekerjaan Tuhan, di situ seorang imam mendapat kemurahan dengan limpah sama seperti Rut. 

Nehemia 3:1
(3:1) Maka bersiaplah imam besar Elyasib dan para imam, saudara-saudaranya, lalu membangun kembali pintu gerbang Domba. Mereka mentahbiskannya dan memasang pintu-pintunya. Mereka mentahbiskannya sampai menara Mea, menara Hananeel.

Saudaraku, Pintu Gerbang Domba dibangun oleh imam besar dan imam-imam setelah tembok Yerusalem selesai.
Jadi, Pintu Gerbang Domba itu ditahbiskan bersama dengan Pintu Gerbang yang lainnya. Artinya; Kalau kita ada di dalam rumah Tuhan, mengikuti kegerakan Roh Kudus hujan akhir, dari sebuah tawaran yang manis oleh firman Allah yang membawa kita masuk dalam Pembangunan tubuh Kristus, selanjutnya Tuhan tahbiskan kita manjadi imam-imam.

Inilah kemurahan demi kemurahan Tuhan, dari kemurahan yang satu kita dibawa kepada kemurahan yang lain. Kalau dahulu mungkin pernah mengalami kelumpuhan rohani yang sangat lama, banyak mengeluh (berkeluh kesah) kepada Tuhan dan senantiasa mempersalahkan orang lain yang tidak mau menolong kita, tetapi sekarang kita sudah melihat kemuliaan Allah, dari kemuliaan yang satu kita dibawa kepada kemuliaan yang lain. Puncaknya, dari kehidupan rohani yang lumpuh akhirnya ditahbiskan menjadi imam-imam di dalam melayani pekerjaan Tuhan.
Kita bersyukur Tuhan Yesus Baik, sebab itu hargai pekerjaan Tuhan dengan segala kerendahan hati supaya kita tertolong. Seperti apapun kusutnya pergumulan kita, seperti benang kusut, Tuhan bisa uraikan.

Sekarang kita kembali melihat pribadi yang mengalami kelumpuhan tadi..
Yohanes 5:8-9
(5:8) Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." (5:9) Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.Tetapi hari itu hari Sabat.

Akhirnya orang itu sembuh setelah Yesus berkata; “Bangunlah angkatlah tilammu dan berjalanlah .. Pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu mengangkat tilamnya dan berjalan.”
Singkatnya, orang yang mengalami kelumpuhan selama 38 tahun sudah disembuhkan oleh sabda Allah.
Jadi, saudara tidak perlu lagi mengharapkan kehadiran dari seorang hamba Tuhan untuk menggerak-gerakkan tangannya pada bagian tubuh yang sakit. Tetapi hargailah sabda Allah (firman Allah) yang berkuasa untuk memulihkan segala sesuatu, termasuk untuk menyembuhkan segala kelumpuhan-kelumpuhan rohani.
Selanjutnya Tuhan berkata; “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Saat ini saya tidak lagi berbicara mengenai tilam (hubungan nikah) yang rusak, saya hanya mau mengatakan bahwa kelumpuhan itu sudah sembuh.

Di sini kita perhatikan, pada saat Yesus mengatakan;“Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Orang lumpuh itu melakukannya, dan pada saat itu juga sembuhlah orang lumpuh itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Biarlah kiranya kita berjalan sesuai dengan ketetapan sabda Allah, jangan lagi kita melangkah (berjalan) menuruti keinginan di hati supaya kita jangan melenceng. Biarlah kita melangkah dan bertindak sesuai dengan perintah dari sabda Allah itu sendiri.

Namun kita terus perhatikan ayat selanjutnya..
Yohanes 5:10-12
(5:10) Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu." (5:11) Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, Dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." (5:12) Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?" (5:13) Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.

Namun saat dia melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus, hari itu adalah hari sabat sehingga ada teguran dari orang-orang Farisi (ahli taurat) dan berkata; "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu."
Selanjutnya, pada ayat 12, ahli-ahli taurat dan orang Farisi bertanya; "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?"... Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu...”
Ternyata orang yang baru sembuh dari sakit lumpuh itu tidak bisa menjawab siapa yang menyembuhkan dia, dia tidak bisa menyebut nama Yesus.
Tidak bisa menyebut nama Yesus menunjuk kepada orang Kristen yang tidak dapat menyembah Tuhan. Banyak orang Kristen, meskipun Tuhan sudah memberikan pertolongan dan memulihkan kehidupannya, belum tentu ia dapat menyembah Allah yang hidup.

Saya masih ingat, pada awal mula saya memulai pelayanan di provinsi Banten, tidak sedikit orang yang sakit sembuh, terlalu banyak. Orang yang sakit mata sembuh, orang yang kista sembuh, orang yang kanker kulit sembuh, orang yang rahimnya tertutup sembuh, orang yang kerasukan setan berkali-kali dilepaskan, masih banyak lagi penginjilan-penginjilan yang terjadi. Tetapi banyak sekali orang Kristen yang sudah mengalami kesembuhan, sudah ditolong oleh Tuhan dalam segala pergumulannya, belum tentu dapat mengucap syukur (berterima kasih) dan menyembah Tuhan.

Tuhan sudah memberi pertolongan, tetapi tidak ada ucapan syukur, sebaliknya tidak ingat Tuhan, tidak dapat menyembah Tuhan, kan sudah keterlaluan, tetapi memang itupun terjadi.
Saya tidak tahu apakah hal itu terjadi pada kita? Dulu sebelum bekerja, memohon untuk mendapat pekerjaan, setelah Tuhan berikan pertolongan (Tuhan berikan pekerjaan), lupa mengucap syukur kepada Tuhan. Dulu sakit ini dan itu, akhirnya Tuhan sembuhkan. Terus terus Tuhan beri pertolongan, tetapi belum tentu orang Kristen ingat Tuhan Yesus, belum tentu orang Kristen lanjut sampai kepada penyembahan kepada Tuhan. Ini yang sangat disesalkan sekali. Bayangkan sudah mendapatkan pertolongan dari Tuhan, tetapi tidak ingat Tuhan Yesus.
Kadang-kadang kalau terlalu sibuk dengan pemikiran daging ini (kekuatiran), lupa dengan pertolongan Tuhan. Rata-rata kita sudah menerima dan mencicipi pertolongan dari Tuhan. Saya sangat yakin mengatakan hal ini. Tetapi apakah kita sudah sampai kepada penyembahan? Atau sebaliknya, kita lupa kepada Tuhan, lupa mengucap syukur, lupa betapa hinanya kita dulu, lupa bagaimana najisnya kita dulu. Ini sangat disayangkan tentunya.
Ayo kita belajar semakin hari semakin dewasa. Ingat, dahulu Tuhan tolong kita dari kehinaan (kenajisan), Tuhan sembuhkan kita dari segala sakit, Tuhan selamatkan kita dari semua perjalanan-perjalanan kita.

Berarti; tugas Tuhan dalam hal ini masih ada, tidak berhenti sampai di situ. Masih ada langkah berikutnya supaya ada ucapan syukur, atau lanjut sampai kepada penyembahan. Tuhan masih bekerja sampai hari ini, Tuhan tidak terlelap, Tuhan tidak tertidur, Tuhan masih bekerja sampai hari ini. Tetapi biarlah kiranya kita menghargai pekerjaan Tuhan dengan segala kerendahan hati.

Perlu untuk diketahui: hal mengingat Tuhan dan berada sampai kepada penyembahan, itu tidak dapat terjadi kalau seseorang  masih berada di daerah HALAMAN.
Singkatnya; orang yang masih berada di daerah HALAMAN tidak dapat mengingat Tuhan dan tidak dapat menyembah Tuhan.

Yohanes 5:14-15
(5:14) Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (5:15) Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.

Secepatnya ia berada di dalam Bait Allah dan bertemu dengan Yesus, barulah ia dapat menyaksikan kemurahan Tuhan. Berarti; ada ucapan syukur setinggi-tingginya kepada Tuhan.
Selama seseorang masih ada di daerah Halaman, seseorang tidak akan bisa menyembah kepada Tuhan, ucapan syukur itu tidak akan mungkin bisa bagaikan dupa berbau harum. Tetapi di sini kita melihat, secepatnya dia berada di rumah Tuhan, bertemu dengan Yesus, barulah dia dapat menyaksikan segala kebaikan dan kemurahan Tuhan. Berarti; ada ucapan syukur bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan.

Ayo, kita harus melangkah untuk tetap berada di rumah Tuhan, di situ nanti kita mendapat kemurahan Tuhan sampai ditahbiskan menjadi imamat rajani, memerintah sebagai raja di atas muka bumi ini.
Kalau masih berada di daerah HALAMAN tidak mungkin tertolong, maka secepatnya berada di dalam rumah Tuhan, jangan jauh dari setiap pertemuan ibadah, bertekun dalam tiga macam ibadah pokok.

Mazmur 92:14-16
(92:14) mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. (92:15) Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,(92:16) untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada Nya.

Supaya kerohanian kita ini bertumbuh, berakar, dan bertunas, berarti; tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon. Syaratnya; harus tertanam di Bait Allah supaya akhirnya nanti terus berbuah, buahnya itu tidak pernah habis, bahkan sampai masa tua tetap berbuah.

Saya masih ingat bunda (mama saya), sebelum berada di tempat ini, betul-betul rohaninya tidak tergembala, tetapi tubuhnya ada di dalam suatu penggembalaan, tetapi betul-betul mengalami kekeringan (kering-kering rohani).
Tetapi sekarang setelah tertanam di dalam Bait Allah, kerohaniannya bertumbuh dan berbuah sampai sekarang menjelang umur 71 tahun, masih aktif bekerja, memiliki sebuah rumah dari hasil pekerjaannya, dan bisa menghidupi dirinya dari hasil pekerjaannya sebagai seorang tukang jahit, sampai tua terus berbuah.
Dengan tujuan: untuk memberitakan bahwa Tuhan benar, Tuhan baik, kasih setianya kekal sampai selama-lamanya. Siapa kita ini sampai detik ini Tuhan pelihara dan memperhatikan hidup kita.

Nehemia 12:38-40
(12:38) Dan paduan suara yang kedua berarak ke kiri dan aku mengikutinya dengan sebagian dari orang-orang itu melalui tembok dan menara Perapian sampai tembok Lebar. (12:39) Lalu kami melalui pintu gerbang Efraim, pintu gerbang Lama, pintu gerbang Ikan, menara Hananeel dan menara Mea sampai pintu gerbang Domba. Mereka berhenti di pintu gerbang Penjagaan. (12:40) Kemudian kedua paduan suara itu berdiri di rumah Allah. Demikian juga aku bersama-sama sebagian dari para penguasa,

Jadi di sini kita melihat ada dua kelompok paduan suara, dua kelompok penyanyi yang penuh pujian, ucapan syukur, dan ucapan terimakasih.
Kita beryukur dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, sabda Allah memberikan sebuah tawaran yang manis dan menarik supaya kita dapat mengalami kesembuhan dari sakit lumpuh yang mungkin sudah lama kita alami.
Sekarang oleh sabda Allah, firman Allah yang hidup dan yang berkuasa itu, kita sekarang melangkah sesuai dengan ketetapan-ketetapan Firman, kita melangkah bukan lagi sesuai keinginan di hati kita. Dan di atas segalanya nama Tuhan yang dipermuliakan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment