KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, March 22, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 MARET 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 MARET 2020


KITAB RUT
(Seri: 85)

Subtema: TABIAT (PAKAIAN) YANG DIPINTAL

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena kasih dan rahmat-Nya yang sudah mengijinkan kita untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Biarlah ibadah yang kita kerjakan ini sebagai korban persembahan yang menyenangkan, menyukakan hati Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.

Selanjutnya, mari kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

"Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas." Inilah jawaban Rut kepada Naomi, mertuanya itu.
Pendeknya, Rut bekerja di ladangnya Boas.

Sekarang ini kita berada dan bekerja di ladang-Nya Boas rohani, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Tujuannya; supaya kita semua hidup dalam kelimpahan kasih karunia. Tanda kelimpahan; kita dapat berbagi dan memberi kepada orang lain, sama seperti Rut memberi hasil tuaian itu kepada Naomi, mertuanya.

Sebelum jauh kita melihat, sejenak kita memperhatikan ayat 18-19.
Rut 2:18-19
(2:18) Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, (2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

Rut memberi hasil tuaian di ladang kepada Naomi, mertuanya itu. Pemberian Rut kepada Naomi ini membangkitkan dua hal:
1.     Orang lain akan terheran-heran.
2.     Orang lain mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan.

Contoh terheran-heran: Di sini kita melihat, Naomi bertanya kepada Rut, menantunya itu, “Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?” Pertanyaan ini jelas menunjukkan bahwa Naomi terheran-heran melihat hasil tuaian yang dibawa oleh Rut tersebut.
Contoh mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan: Naomi memberi tanggapan positif dan berkata: “Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!” Itulah contoh orang yang mengucap syukur.

Oleh sebab itu, supaya dua hal ini nanti nyata; jangan kita sibuk membawa diri kepada ladang si pemalas dan ladang dunia, karena kedua ladang tersebut -- ladang dunia dan ladang si pemalas -- hanya menghasilkan onak dan duri yang sifatnya menusuk dengan tajam, sehingga gereja Tuhan tersakiti, gereja Tuhan dirugikan.

Kesimpulannya: Kita harus tetap berada di ladang Tuhan supaya kita mengalami kelimpahan sama seperti Rut.

Selanjutnya, kita akan melihat lebih jauh tentang LADANG TUHAN.
Matius 6:28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, (6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Berada di ladang Tuhan, bagaikan “bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.”
Kalimat “Tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal”, arti rohaninya bagi kita adalah mengalami pertumbuhan rohani yang sehat oleh karena kasih karunia dan kemurahan Tuhan, sebab yang bekerja dan memintal ialah Tuhan.

Dua minggu berturut-turut, kita diberkati dengan kata “bekerja”, maksudnya; mengalami kelimpahan kasih karunia oleh karena Tuhan yang bekerja bagi kita. Sekarang, tiba saatnya bagi kita untuk memperhatikan kata berikutnya, yaitu kata “memintal”.

MEMINTAL, berarti; ditenun atau telah dibentuk.
Kalau Tuhan yang membentuk, berarti; memintal dan menenun hidup rohani kita, maka perbuatan (tabiat) kita lebih indah dari pakaian Salomo.
Pakaian menunjuk kepada perbuatan (tabiat). Biarlah Tuhan yang memintal perbuatan kita masing-masing supaya kehidupan kita ini menjadi indah bahkan lebih indah dari pada pakaian yang dipakai oleh Salomo.

Keluaran 25-40 menceritakan tentang pembangunan Tabernakel, yaitu perencanaan dan pelaksanaannya (prakteknya).
Pembangunan Tabernakel ini dibagi menjadi dua bagian:
-       Dimulai dari Keluaran 25-34 merupakan perencanaan.
-       Kemudian Keluaran 35-40, itu merupakan pelaksanaannya.
Bukankah kehidupan kita ini adalah Tabernakel-Nya Tuhan? Oleh sebab itu, mari kita belajar dari Keluaran 35, tetapi pengertian yang kita terima malam hari ini, janganlah hanya menjadi sebuah pengetahuan, supaya tetap rendah hati.

Keluaran 35:4-6,25-26
(35:4) Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN, bunyinya: (35:5) Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN: emas, perak, tembaga, (35:6) kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing; (35:25) Setiap perempuan yang ahli, memintal dengan tangannya sendiri dan membawa yang dipintalnya itu, yakni kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus. (35:26) Semua perempuan yang tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian, memintal bulu kambing.

Perikop ayat ini adalah “Persembahan khusus untuk mendirikan kemah suci dan untuk kebaktian di dalamnya”. Berarti, ayat ini menceritakan tentang persembahan khusus untuk mendirikan Tabernakel supaya ada kebaktian.
Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN …”, ini adalah suatu perintah, apa bunyinya? “Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu” Jadi, persembahan khusus itu diambil dari barang kepunyaan sendiri, bukan barang orang lain, melainkan milik kepunyaan sendiri.

Yang turut sebagai persembahan khusus untuk mendirikan kemah suci ialah:
1.     Kain ungu tua = Biru.
2.     Kain ungu muda = Ungu.
3.     Kain kirmizi = Merah.
4.     Lenan halus = Putih.
Ditambah dengan kain yang dipintal (ditenun) dari bulu kambing.
Semuanya itu dipintal dengan tangan oleh setiap perempuan yang ahli memintal, oleh setiap perempuan yang ahli menenun.

Terkait dengan MEMINTAL dan MENENUN, lebih jauh kita melihat dari nubuatan Yesaya.
Yesaya 44:2
(44:2) Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih!

Yang dibentuk berarti; dipintal dan ditenun dari sejak kandungan, dijadikan:
-       Sebagai hamba Tuhan.
-       Sebagai Yesyurun atau milik kepunyaan yang berharga.
-       Sebagai orang-orang pilihan Tuhan.
Inilah kehidupan yang dibentuk, berarti ditenun, dipintal dari sejak kandungan.
Jadi, sudah selayaknya memang, seorang hamba Tuhan atau pelayan Tuhan memiliki tabiat yang indah bagi Tuhan, lebih indah dari pakaian Salomo.

Terkait dengan KEINDAHAN.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri -- yang disebut Yesyurun --, mereka itu disebut hamba Tuhan yang telah dibentuk, berarti ditenun dan dipintal dari sejak kandungan.
Tugas seorang hamba Tuhan adalah “untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.” Karya Allah yang terbesar adalah salib Golgota. Berarti, tugas dari seorang hamba Tuhan adalah untuk memberitakan salib di mana pun ia diutus, dengan lain kata; memberitakan salib di tengah-tengah pengutusannya.

Jangan sampai kita duduk di tengah-tengah pencemooh, dan berdiri di jalan orang yang tidak benar, seperti Mazmur 1:1. Jadi, seolah-olah situasi kondisi yang mempengaruhi kehidupan kita ini; seolah-olah situasi kondisi yang mempengaruhi kebenaran yang kita punya. Tetapi tugas dari seorang hamba Tuhan ialah untuk memberitakan salib di tengah-tengah pengutusannya.
Jangan kita bertemu orang najis, lantas kita turut berbuat najis. Bukan hanya perbuatannya yang najis, tetapi mulutnya juga najis; jangan seperti itu. Tetapi tugas dari seorang hamba Tuhan adalah untuk memberitakan salib.
Ingat: Kebenaran tidak dipengaruhi oleh situasi kondisi apa pun.

2 Korintus 5:17
(5:17) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Perikop ayat ini adalah “Pelayanan untuk pendamaian”, berarti membawa berita salib.

Ayat ini menjelaskan kepada kita tentang hamba Tuhan yang telah dibentuk -- berarti dipintal dan ditenun -- dari sejak kandungan (rahim); menjadi ciptaan baru, lahir baru, menjadi suatu kehidupan yang baru. Tanda lahir baru (ciptaan baru) adalah darah dan air ketuban.
Sesudah dibentuk, menjadi ciptaan baru, menjadi hamba Tuhan yang sudah dipintal (ditenun), selanjutnya kita perhatikan ayat 18-20.

2 Korintus 5:18
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

“… Dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya …” Kristus dijadikan sebagai korban pendamaian, maka kehidupan yang sudah dibentuk -- berarti ditenun dan dipintal -- dari sejak kandungan; kepadanya dipercayakan sebuah pelayanan yang mulia, yaitu pelayanan pendamaian.
Jadi, sama dengan 1 Petrus 2:9, kita dipanggil untuk memberitakan salib. Biarlah kiranya kita berpadanan dengan panggilan itu sendiri.

2 Korintus 5:19
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.” Bumi (dunia) dengan langit diperdamaikan supaya nanti penduduk bumi sampai ke sorga (takhta Allah/langit)

Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.” Tuhan mempercayakan berita pendamaian itu kepada seorang utusan.

2 Korintus 5:20
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

Tuhan mempercayakan berita pendamaian itu kepada seorang utusan (seorang hamba Tuhan) yang sudah dibentuk -- berarti dipintal dan ditenun -- dari sejak kandungan supaya memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, supaya penduduk bumi yang hina ini bisa menyatu dengan kemuliaan Allah.
Bumi dengan langit menjadi satu oleh karena salib. Bumi tidak akan sampai ke langit tanpa salib, tanpa pengantara, tanpa korban pendamaian.

2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Menjadi pelayanan pendamaian; rela menjadi korban, sebab kedudukan dari seorang pelayan pendamaian berada di antara Allah dengan manusia berdosa untuk memperdamaikan manusia berdosa kepada Allah.
Jadi, kedudukan dari seorang imam (pelayan Tuhan) ada di antara Allah dengan manusia berdosa, supaya memperdamaikan manusia yang hina karena dosa ini kepada Allah. Itulah pengantara. Pelayanan pendamaian itu sama dengan pengantara; pengantara antara bumi dengan langit, berarti rela menjadi korban.

Jangan kita melayani hanya untuk mencari puji-pujian. Jangan kita melayani hanya untuk mencari kepentingan diri. Itu perbuatan sia-sia, tidak berguna. Tetapi kita diutus untuk menjadi korban pendamaian, itulah yang benar. Jangan sia-siakan panggilanmu!

Mari kita lihat lebih dalam lagi tentang KORBAN PENDAMAIAN ini.
Keluaran 29:10
(29:10) Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu.

Perikop ayat ini adalah “Mengenai pentahbisan Harun dan anak-anaknya”. Jadi, seorang imam harus melayani dalam tahbisan yang baik dan benar, sesuai dengan perikop Keluaran 29 ini. Kalau kita datang melayani Tuhan dalam tahbisan yang benar dan suci, maka tanda kenajisan itu tidak melekat di dalam diri kita, sebab kenajisan bukan menjadi pakaian kita, bukan menjadi tabiat kita.

Salah satu dari korban yang dipersembahkan untuk tahbisan seorang hamba Tuhan ialah lembu jantan muda. Lembu jantan muda yang dikorbankan itu berbicara tentang korban pendamaian dari Kristus, tujuannya; supaya manusia berdamai dengan Allah.

Kemudian, pada ayat 10 ini dikatakan: Seorang imam harus meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu.
Sebelum korban lembu jantan itu dipersembahkan, terlebih dahulu seorang imam meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu. Arti rohaninya adalah adanya persekutuan yang baik dengan Kristus, sebagai pribadi yang disalibkan.

Kalau kita bisa berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesama di atas muka bumi ini, lebih lagi seorang imam; harus ada persekutuan yang baik dengan Kristus. Jangan kita pandai mencari hati manusia, tetapi tidak pandai mencari hati-Nya Tuhan. Harus ada suatu persekutuan yang baik, suatu persekutuan yang indah dengan Kristus, yang disalibkan. Kristus adalah Kepala, Dialah Penyelamat tubuh.

Sekarang kita lihat …
Tanda seorang hamba Tuhan ada di dalam persekutuan yang baik dengan Kristus, sebagai Kepala.
1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.

Seorang hamba Tuhan (seorang pelayan Tuhan) tidak boleh lalai dalam mempergunakan karunia yang dipercayakan oleh Tuhan. Maka, seorang hamba Tuhan, seorang imam, seorang pelayan Tuhan tidak boleh bermain-main di dalam hal melayani pekerjaan Tuhan.
Banyak kali kita menggunakan waktu untuk kepentingan diri sehingga lalai di dalam melayani pekerjaan Tuhan, itu bukan merupakan persekutuan yang baik dengan Tuhan. Tetapi tanda persekutuan yang baik dengan Kristus, sebagai Kepala, adalah tidak lalai di dalam mempergunakan karunia-karunia yang dipercayakan oleh Tuhan.

Sebagai seorang pemimpin pujian, pembaca firman Tuhan, singer, kolektan, pemain musik, multimedia, apa pun pelayanan yang dipercayakan sesuai karunia yang dia terima, itu harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, sebab itu adalah sebuah tanda bahwa adanya persekutuan yang baik dengan Kristus, sebagai Kepala. 
Sekali lagi saya sampaikan: Tanda adanya persekutuan yang baik dengan Tuhan ialah tidak lalai dalam mempergunakan karunia-karunia Roh El-Kudus.

2 Timotius 1:6
(1:6) Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

Tanda persekutuan yang indah dengan Kristus, berkobar-kobar di dalam hal melayani Tuhan, sesuai karunia-karunia dan jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan = “penumpangan tangan”. Jadi penumpangan tangan Allah; suatu persekutuan yang baik dan indah dengan Tuhan.

1 Timotius 5:22
(5:22) Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu.

Tetapi di dalam melayani Tuhan jangan juga buru-buru menumpangkan tangan atas seseorang, sebab seorang hamba Tuhan (pelayan Tuhan) harus menjaga kemurnian dirinya di hadapan Tuhan.
Jangan sampai melayani dengan asal-asal, jangan melayani dengan tidak benar, dan tidak boleh kompromi dengan sesuatu yang tidak suci. Jangan kita menggunakan alasan ini dan itu supaya kita bisa melakukan sesuatu yang tidak baik, tidak benar, tidak suci, itu salah, apalagi hanya karena uang.

Banyak orang -- yang jatuh dalam perzinahan -- meminta saya untuk memberkati (menikahkan) mereka. Hal semacam ini, saya tidak sembarangan menumpangkan tangan terhadap orang yang seperti ini, tetapi mereka harus mengikuti syarat yaitu mau tergembala dengan sungguh-sungguh. Karena saya yakin, kalau orang itu mau tergembala dengan baik, pasti ada perubahan. Tetapi kalau hanya meminta untuk dinikahkan saja, hanya untuk meminta petikan surat nikah saja tanpa mau tergembala, biar berapa banyak uang yang disodorkan, saya tidak akan mau menerimanya. Dan saya tidak akan menikahkan orang yang demikian dengan menggunakan alasan supaya kehidupan mereka baik. Entah berapa banyak orang yang datang kepada saya dengan menyodorkan uangnya, namun semuanya saya tolak. Harus tetap menjaga kemurnian. Jangan kompromi dengan dosa.

Lebih dalam lagi melihat TAHBISAN SEORANG IMAM di dalam hal memberitakan salib, menjadi pengantara -- berarti menjadi korban pendamaian --.
Keluaran 29:11
(29:11) Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan.

Lembu jantan muda itu “harus disembelih di hadapan Tuhan, di depan pintu Kemah Pertemuan.” Artinya, seorang hamba Tuhan harus benar-benar menjadi korban pendamaian di hadapan Tuhan, di tengah-tengah kegiatan Roh dalam setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan, tidak boleh pura-pura.

Harus sungguh-sungguh menjadi korban pendamaian di hadapan Tuhan. Menjadi korban pendamaian itu tidak boleh hanya pura-pura, di mana tujuannya hanya untuk mencari puji-pujian, hanya untuk mencari kepentingan atau uang, hal itu tidak diperbolehkan. Kalau dahulu kita melayani dengan kepentingan pribadi, sekarang tidak boleh lagi.

Keluaran 29:12
(29:12) Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah.

Pada Keluaran 29:12 ini, ada dua hal yang harus diperhatikan, oleh seorang imam (seorang pelayan Tuhan):
YANG PERTAMA: “Membubuhkan sedikit darah pada tanduk-tanduk mezbah”, itu menunjuk; pengampunan oleh darah salib Kristus.
Pada tiap-tiap sudut bagian atas Mezbah Korban Bakaran terdapat tanduk-tanduk yang seluruhnya disalut dengan tembaga. Itulah pengampunan oleh darah salib Kristus.

Seorang hamba Tuhan harus rela mengampuni orang berdosa. Jangan melayani tanpa pengampunan. Banyak orang melayani tetapi tidak ada pengampunan, ini tidak benar. Masih tetap mengeraskan hatinya dan berkata; kalau orang itu tidak berubah, saya tidak berubah, ini bukanlah hamba Tuhan. Maka, sedikit darah pada jari seorang imam harus dibubuhkan pada tanduk-tanduk Mezbah Korban Bakaran, itulah pengampunan oleh kuasa darah salib Kristus.
Oleh sebab itu, seorang hamba Tuhan juga harus penuh dengan pengampunan. Jangan menunggu orang lain bertobat, baru diampuni, bukan, melainkan harus penuh dengan pengampunan.

YANG KEDUA: “Sebagian darah lembu itu dicurahkan pada bagian bawah mezbah”, ini menunjuk; korban penebus salah.
Kalau kita melihat Wahyu 6, di mana orang-orang yang mati dipenggal kepalanya itu berteriak dari bawah mezbah untuk meminta pembalasan -- karena pembalasan itu adalah hak-Nya Tuhan --, sampai akhirnya mereka berada pada kebangkitan yang pertama untuk menjadi raja-raja dalam seribu tahun damai memerintah bersama Kristus, dan itu merupakan penebusan salah mereka.
Kalau memang Tuhan ijinkan kita menjadi korban penebus salah, biarlah itu terjadi supaya nanti mereka juga turut memerintah sebagai raja-raja dalam kerajaan seribu tahun damai.

Itulah berita salib yang berkuasa untuk memperdamaikan manusia berdosa kepada Allah; menjadi pelayanan pendamaian, menjadi korban di tengah-tengah memperdamaikan dosa manusia.

Yesaya 44:24
(44:24) Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi -- siapakah yang mendampingi Aku? --

Tuhan “membentangkan langit.” Tuhan juga yang “menghamparkan bumi.”
-       Langit, menunjuk; takhta Allah.
-       Bumi, menunjuk; tumpuan kaki Tuhan.
Berarti, supaya manusia sampai kepada takhta kemuliaan Allah, maka manusia harus mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah untuk sampai kepada takhta Allah. Inilah tugas dari seorang hamba Tuhan; senantiasa menjadi pengantara, yaitu membawa korban pendamaian. Senantiasa membawa berita pendamaian, berarti menjadi korban ketika Dia memperdamaikan dosa manusia.

Perhatikan: Penduduk bumi tidak akan pernah sampai ke takhta Allah (langit) kalau tanpa pengantara.
Di awalnya, Tuhan menyatakan bahwa seorang hamba Tuhan telah dibentuk, berarti ditenun dan dipintal. Dalam kesempatan yang lain, Tuhan juga berkata: Tuhan yang membentangkan langit dan menghamparkan bumi. Tetapi supaya penduduk bumi sampai ke langit (takhta kemuliaan) itu merupakan peran besar dari seorang hamba Tuhan yang sudah dibentuk, itu merupakan peran seorang yang ditenun (dipintal) dari sejak kandungan, itulah tugas kita sebagai hamba Tuhan/pelayan-pelayan Tuhan.

Ingat; Tuhan yang sudah membentangkan langit, Tuhan yang sudah menghamparkan bumi, tetapi bumi tidak akan sampai ke langit kalau tanpa korban pendamaian dari hamba Tuhan.
Maka, setelah Tuhan menyatakan hal ini kepada saya, sungguh saya senang dan bahagia untuk selanjutnya saya sampaikan di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci malam ini. Yang memperhatikan apa yang sudah Tuhan nyatakan malam  ini, juga pasti berbahagia, dan Tuhan pasti memberkati dan memakai dia untuk pelayanan pendamaian yang dipercayakan oleh Tuhan.

Lebih jauh kita melihat Yesaya 42, dengan perikop ayat ini adalah “hamba Tuhan”. Inilah hamba Tuhan yang senantiasa membawa berita salib, berarti menjadi korban pendamaian di tengah-tengah pelayanannya, di mana pun dia diutus. Dan itu langsung dinyatakan pada ayat 1-4, tetapi yang berkaitan dengan langit dan bumi akan kita baca pada ayat 5-7.

Yesaya 42:5
(42:5) Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya:

Kembali dinyatakan: Tuhan yang membentangkan langit dan menghamparkan bumi. Kemudian, Tuhan juga memberikan nafas kepada manusia yang menduduki bumi, juga nyawa kepada manusia yang hidup di atas bumi.

Yesaya 42:6-7
(42:6) "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, (42:7) untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.

Supaya penduduk bumi atau manusia berdosa sampai ke takhta Allah, maka seorang hamba Tuhan harus menjadi:
1.     Menjadi perjanjian bagi umat manusia.
2.     Menjadi terang untuk bangsa-bangsa.

Keterangan: Menjadi perjanjian bagi umat manusia.”
Artinya;
1.     Menjadi contoh teladan.
2.     Menjadi surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal, baik perkataan dan perbuatan kita.
3.     Menjadi dasar kebenaran.
Itulah yang disebut menjadi perjanjian bagi umat manusia.

Janji Tuhan, itulah Firman Allah; ya dan amin. Kalau itu betul-betul mendarah daging dalam kehidupan kita, maka sudah otomatis;
1.     Menjadi contoh teladan.
2.     Menjadi surat Kristus yang dapat dibaca dikenal baik perkataan, perbuatan, baik gerak-gerik saat duduk, gerak-gerik saat berdiri, dalam segala situasi.
3.     Menjadi dasar kebenaran.

Saya ini dapat mengerti “sesuatu yang terjadi” dengan melihat satu gerakan. Bisa saya padukan sorot mata, mimik, gerakan untuk mengerti apa yang sedang terjadi. Jadi, jangan saudara menyembunyikan gerakan-gerakan sekecil apa saja. Seharusnya saudara mengerti hal itu, tetapi entah mengapa hati yang keras ini dipertahankan.
Bagaimana, apakah saudara mau menjadi korban pendamaian atau membiarkan penduduk bumi begitu saja terlena di bumi? Inilah tanggung jawab seorang imam; harus menjadi perjanjian bagi umat manusia.

Keterangan: Menjadi terang untuk bangsa-bangsa”
Menjadi terang berarti bercahaya, tujuannya:
YANG PERTAMA: Untuk membuka mata yang buta = tercelik.
Kalau kerohanian seseorang belum tercelik (mata rohaninya belum tercelik), dia tidak dapat memandang kemuliaan Allah. Bayangkan saja; dua murid yang berjalan ke Emaus bersama-sama dengan Yesus, tetapi sepanjang perjalanan, mereka tidak mengenal pribadi Yesus, Anak Allah. Nanti setelah Yesus mengadakan pemecahan roti -- dan Dia melakukannya tepat seperti yang pernah mereka lihat --, barulah mata mereka tercelik, barulah mereka bisa memandang kemuliaan sorga, barulah bisa mengerti segala sesuatunya = selaput daging gugur dari mata mereka.
Kalau kerohanian belum tercelik, pikiran seseorang menjadi tumpul karena dibutakan oleh ilah zaman ini, dibutakan oleh berhala-berhala di bumi.

YANG KEDUA: Untuk mengeluarkan hukuman dari tempat tahanan = membebaskan tawanan.
Pekerjaan dari Iblis Setan adalah supaya orang-orang terkurung dan tidak boleh pulang ke rumah (Yesaya 19:17). Tetapi sampai malam ini Tuhan bebaskan kita dari segala belenggu dosa;
-       baik dosa kejahatan kenajisan,
-       baik dosa oleh dunia dengan arusnya,
-       baik dosa oleh daging dengan segala keinginannya,
sehingga kita boleh datang melangkah untuk masuk berada di dalam rumah Tuhan dan selanjutnya dua tangan ini kita gunakan untuk melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan.

YANG KETIGA: Untuk mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap di rumah penjara.
Banyak orang yang sedang duduk dalam gelap di rumah penjara, itu bagaikan orang yang berada dalam zona kenyamanan. Mereka tidak tahu bahwa sebetulnya nanti akhir dari perjalanan rohani ini adalah perjamuan malam kawin Anak Domba, pesta nikah Anak Domba, tetapi kenyataannya banyak orang Kristen duduk di dalam gelap, tetapi itu merupakan rumah penjara, itu jelas menunjuk zona kenyamanan. Menyingkir dari salib =  duduk dalam gelap di rumah penjara.
Bukankah malam ini kita duduk di dalam rumah Tuhan? Karena malam ini, oleh karena perkenanan Tuhan, kita dimungkinkan untuk menghadap takhta kasih karunia, karena Yesus sudah menjadi korban pendamaian bagi kita sekaliannya.

Seharusnya ada timbal balik; kalau Yesus sudah menjadi korban pendamaian bagi kita, maka sepatutnya kita juga menjadi korban pendamaian untuk penduduk bumi supaya penduduk bumi bisa mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus, mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah itu, sehingga bumi sampai kepada takhta kemuliaan. Inilah perjalanan Mempelai.
Perjalanan Getsemani sampai kepada Golgota itu merupakan perjalanan Mempelai. Getsemani itu doa penyembahan, dari situlah mulai penyaliban itu terjadi sampai kepada eksekusi di Golgota, itulah perjalanan Mempelai.
Sebab itu, kalau kita melihat ada orang lain berada dalam zona kenyamanan, sebetulnya dia sedang duduk dalam gelap di rumah penjara, tetapi sangat disayangkan sekali, banyak orang Kristen yang berlaku seperti itu.

Inilah tugas kita masing-masing, jangan sampai kita tidak mau tahu, maka kita kembali memperhatikan ayat 5.
Yesaya 42:5
(42:5) Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya:

Di sini dikatakan: “Tuhan, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya.” Berarti, Tuhan mau, Tuhan rindu supaya manusia (penduduk bumi), yang menduduki bumi yang dihamparkan Tuhan; tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal, sebab Tuhan yang memberikan nafas kepada umat manusia dan nyawa kepada manusia yang hidup di atas bumi yang dihamparkan itu.

Tuhan tidak menginginkan ada kebinasaan. Selagi hayat ada di dalam kandung badan, manfaatkan waktu yang tersisa. Kita tidak bisa mengubah saat dan waktu, tetapi:
-       Saat dan masa yang ada ini kita tunjukkan dengan baik dihadapan Tuhan.
-       Waktu yang tersisa kita manfaatkan sebaik mungkin.
Jangan sia-siakan masa dan waktu yang tersisa dengan bermain-main di dalam dosa yang ditimbulkan oleh daging, kenajisan, dan dunia. Bukankah Tuhan Yesus Kristus baik kepada kita? Kasih setia-Nya sudah kita rasakan sampai malam hari ini.

Yesaya 42:8
(42:8) Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.

Tuhan rindu supaya manusia lepas dari segala jenis berhala di bumi, maka kita sebagai orang Kristen tidak boleh terlena dengan segala berhala-berhala di bumi.
Manusia dibentuk, diciptakan dari seonggok tanah liat, maka kita harus kembali kepada Sang Khalik, Sang Pencipta. Tuhan tidak mau kita terlena oleh karena berhala. Kalau harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, pendidikan yang tinggi menjadi tuhan kecil, maka sampai kapan pun, orang yang demikian sama seperti duduk dalam gelap di rumah penjara, terlena dengan keadaan-keadaan dunia, terlena dengan berhala-berhala di bumi, namun Tuhan tidak inginkan hal itu terjadi. Maka, tugas yang dipercayakan oleh Tuhan kepada seorang hamba Tuhan yang sudah dibentuk -- berarti ditenun, dipintal -- dari sejak kandungan harus kita kerjakan, kita harus memberi sebuah pertanggungjawaban di hadapan Tuhan dengan baik, karena kelak Tuhan tuntut itu semua dari kita.

Memang Tuhan menuntut tanggung jawab dari seorang hamba Tuhan, dari seorang yang sudah ditenun (dipintal), tetapi mari kita lihat dampak positif menjadi hamba Tuhan.
Dampak positif menjadi hamba Tuhan.
Yesaya 44:21
(44:21) Ingatlah semuanya ini, hai Yakub, sebab engkaulah hamba-Ku, hai Israel. Aku telah membentuk engkau, engkau adalah hamba-Ku; hai Israel, engkau tidak Kulupakan.

Saya akan sampaikan dengan tandas: Hamba Tuhan dibentuk, berarti; dipintal dan ditenun, tujuannya; untuk membawa berita salib, untuk memperdamaikan penduduk bumi yang hidup di atas bumi yang dihamparkan oleh Tuhan. Itu memang tugas kita, itu memang tanggung jawab dari seorang hamba Tuhan, itu betul.  

Tetapi lihat, Tuhan berkata: “Engkau tidak Kulupakan.” Tuhan tidak melupakan seorang hamba Tuhan, Tuhan tidak pernah melupakan seorang yang memberitakan salib, yang menjadi korban pendamaian di tengah-tengah ibadah pelayanan di hadapan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tuhan tidak lupakan. Inilah dampak positifnya. Puji Tuhan, Haleluya..
Walaupun kita berkata: Tuhan telah melupakan aku, Tuhan meninggalkan aku, sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Yesaya dalam tulisannya yang lain… Yesaya 49:14, sesungguhnya sekalipun seorang perempuan bisa meninggalkan anaknya, tetapi Tuhan  tidak pernah melupakan hamba Tuhan, Yesyurun, milik kepunyaan yang dipilih oleh Tuhan tidak dilupakan-Nya… Yesaya 49:15.

Yesaya 43:1
(43:1) Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.

Tuhan memanggil dan menyebut namanya. Pendeknya, Tuhan mengenal siapa yang menjadi milik kepunyaan Tuhan sendiri, Tuhan mengenal hamba-Nya yang dipercayakan oleh Tuhan.

Tuhan mengenal. Jadi, jangan saudara merasa ditinggalkan Tuhan, manakala sedang menghadapi sebuah persoalan, manakala sedang menghadapi sebuah pergumulan atau situasi yang sulit yang sedang menghimpit, sebab Tuhan sendiri berkata: “Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.

Wahyu 3:4-5
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu. (3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya …” Biarlah kita memiliki tabiat yang baik, tabiat yang tidak cemar dengan dosa kejahatan, dosa kenajisan. Tabiat itu berarti pakaian kita. Tabiat, pakaian yang sudah dipintal (ditenun) dari sejak rahim (kandungan) ibu, kelak akan menjadi lebih indah dari pakaian Salomo.

Pendeknya, Tuhan tidak menghapus namanya dari kitab kehidupan Anak Domba. Sebaliknya, Tuhan akan mengaku namanya:
-       Di hadapan Allah Bapa.
-       Di hadapan para malaikat-Nya.
Berarti, dapat kita simpulkan; kalau nama kita tertulis dalam kitab kehidupan menunjukkan bahwa Tuhan mengenal kita.
Tanda Tuhan mengenal kita ialah:
-       Penuh dengan kasih dari Allah Bapa, sebab tabiat dari Allah Bapa adalah kasih.
-   Mendapatkan perlindungan (penjagaan) karena malaikat-malaikat Allah, sebab tugas dari para malaikat adalah untuk melayani Tuhan, menjaga hamba-hamba Tuhan.
1.     Tuhan utus malaikat Michael yang senantiasa menghadapi peperangan manakala setan hendak mencobai seorang hamba Tuhan.
2.     Tuhan utus malaikat Gabriel untuk memberitahukan kabar sukacita tentang kelahiran Yesus kepada para gembala-gembala di padang yang senantiasa berjaga-jaga terhadap kawanan domba.

Hamba Tuhan aman di tangan Tuhan karena tangan Tuhan yang menenun dan memintal dari sejak di dalam kandungan. Tidak usah ragu dan kuatir dalam melayani pekerjaan Tuhan. Tidak usah berhitung-hitung untuk mengorbankan tenaga, pikiran, waktu, uang, materi, tidak usah berpikir dua kali, langsung terima keputusan Tuhan malam ini.
Dalam hal rendah hati pun tidak usah berhitung-hitung, sebab kalau kita rendah hati, maka orang lain pasti tertolong, keluarga kita, nikah kita pasti tertolong; kalau tidak, maka orang lain yang akan penuh kekuatiran, termasuk banyak kekacauan yang terjadi. Biarlah kita terus rendah hati.

Soal MENGENAL, saya akan bawa saudara untuk melihatnya dalam Injil Yohanes 10:14-15.
Yohanes 10:14
(10:14) Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Tuhan, Gembala yang baik, Dia mengenal domba-domba-Nya, sebaliknya domba-domba-Nya mengenal Tuhan. Berarti, mengenal dan dikenal oleh Tuhan.

Yohanes 10:15
(10:15) sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.

Soal mengenal dan dikenal oleh Tuhan, di situ ada tanda darah, yaitu kasih Allah. Sebab Yesus berkata: “Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku”, berarti ada tanda darah.

Tidak mungkin kita mengenal Allah kalau kita jauh (menyingkir) dari darah salib Kristus, itu adalah sesuatu yang mustahil. Kita bisa mengenal Tuhan -- sampai kedalam hati-Nya -- kalau kita senantiasa memikul salib dan bertekun di dalamnya.
Dan pengenalan ini sangat luar biasa; pengenalan ini sama seperti Bapa mengenal Anak dan Anak juga mengenal Bapa, sebab di situ ada tanda darah.

Wahyu 3:4
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.

Tidak mencemarkan pakaiannya”, berarti ada tanda darah. Kalau perbuatan kita tidak cemar, tentu karena darah salib. Pendeknya,  pakaian putih; pakaian yang tidak cemar, karena ada tanda darah.
Tidak mungkin kita bisa menjadi putih bersih (suci) seperti pakaian putih kalau kita berada di luaran sana, kalau kita menyingkir dari salib, itu adalah sesuatu yang tidak mungkin. Kita tidak cemar -- seperti pakaian putih -- itu karena ada tanda darah, maka saudara jangan pernah merasa rugi dalam memikul salib. Semakin banyak beban yang harus kita pikul (menjadi korban), semakin darah Yesus tertumpah-tumpah, berarti semakin disucikan dan semakin tidak cemar, sampai nanti menjadi pakaian putih, itulah lenan halus yang dikaruniakan kepada mempelai wanita Tuhan.

Perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus, itulah lenan halus, itulah pakaian, itulah tabiat. Tabiat itu tidak cemar karena ada tanda darah.

Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Ayat 9 ini adalah bayangan dari inti mempelai karena mereka datang dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa. Jadi, bukan Israel tulen, melainkan bangsa kafir, tetapi turut menjadi mempelai Tuhan, berarti bayangan dari inti mempelai Tuhan -- tetapi juga turut menjadi mempelai --.

Inilah kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, dan mereka itu memakai jubah putih. Ini adalah banyangan dari inti mempelai Tuhan, karena mereka bukan Israel tulen tetapi turut menjadi mempelai -- bayangan dari inti mempelai --, di mana yang menjadi inti mempelai adalah 144000 (seratus empat puluh empat ribu) orang, sesuai dengan Wahyu 7:1-8.

Wahyu 7:14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar …” Berarti, mereka yang memakai jubah putih ada tanda darah, sebab “kesusahan besar” itu merupakan tanda darah.

“ … Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.” Berarti, sengsara salib adalah suatu kesempatan, adalah momen yang tepat untuk mencuci jubah sampai putih bersih.

Jelas dan tidak bisa dipungkiri: Hamba Tuhan itu dikenal dari tabiatnya, dari pakaiannya, karena pakaiannya itu sudah putih bersih di dalam darah Anak Domba.
Tetapi lihat, nabi-nabi palsu yang disebut serigala berbulu domba dalam Matius 7:15; pada ayat 21-23, memang betul-betul mereka melakukan tiga perkara (perbuatan) ajaib, dan mereka lakukan itu semua demi nama Tuhan, tetapi Tuhan berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Jadi, Tuhan melihat dari tabiat, dari pakaian, dan pakaian dari serigala (binatang buas) bukanlah pakaian yang berasal dari Tuhan, yakni; melakukan kehendak Allah… Matius 7:21.

Kalau pakaian yang berasal dari Tuhan; diawali tadi dari Keluaran 35, bagaikan seorang perempuan yang ahli memintal, dan mempersembahkan kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, ini berbicara tentang Injil Sepenuh, itulah salib yang membentuk tabiat dari pada hamba Tuhan; ditenun, dipintal dari sejak kandungan. Inilah yang dipersembahkan.

Jadi, kita ini adalah milik kepunyaan Tuhan, karena Tuhan mengenal kita, tetapi Tuhan tidak mengenal serigala. Serigala itu tidak bisa diberi pakaian putih; susah. Tetapi kepada kehidupan hamba Tuhan -- kehidupan yang sudah dibentuk, berarti; ditenun dan dipintal dari sejak kandungan --, ia dikenal, karena dibentuk oleh darah salib, dibentuk oleh pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus; tanda darah dan tanda air (kematian dan kebangkitan Kristus).
Dari sejak kandungan, Tuhan sudah mengenal kita; dari sejak di dalam rahim ibu, Tuhan sudah mengenal hamba-hamba Tuhan, dijadikan Yesyurun, orang-orang yang dipilih Tuhan, umat kesayangan Tuhan. Jadi, jangan takut, jangan ragu, sebab Tuhan mengenal kita, Tuhan mengetahui kebutuhan kita semua, Tuhan tahu masa depan kita.
-    Tuhan mengakui nama kita kepada Bapa supaya kita limpah kasih.
-    Tuhan mengakui nama kita kepada para malaikat supaya kita boleh ada penjagaan dan mendapatkan berita sorga (berita sukacita) manakala kita berada di atas muka bumi yang dihamparkan oleh Tuhan ini.
-    Tuhan tidak melupakan kita.
-    Tuhan memanggil dan menyebut nama kita.
Tuhan yang membentuk hamba-hamba Tuhan, berarti ditenun dan dipintal menjadi suatu tabiat (pakaian) yang lebih indah dari pakaian Salomo; inilah salah satu persembahan khusus kepada Tuhan. Tabiat yang tidak tercemari, itulah pakaian putih yang harus dipersembahkan sebagai persembahan khusus di dalam rangka pembangunan tubuh Kristus (Tabernakel).
Ayo, imam-imam, perhatikan mulai saat ini, jangan saat berada di rumah lupa untuk mempersembahkan kain yang dipintal itu sebagai persembahan khusus. Tabiat yang tidak cemar itulah persembahan khsususmu, persembahan khususku, persembahan khusus kita di hadapan Tuhan. Itulah yang harus kita persembahkan kepada Tuhan.

Kalau memang kita mengerti dengan firman ini; hati kita pasti hancur. Tetapi kalau saudara tidak mengerti firman ini; maka seseorang tidak pernah tercelik, tidak akan pernah tahu betapa lebarnya, betapa luasnya dan betapa mulianya sorga itu dalam hidupnya, sebab ia hanya mengerjakan ibadah pelayanan ini secara rutinitas.
Pakaian yang tidak tercemarkan, tabiat yang sudah dibentuk dan dipintal, itulah yang harus dipersembahkan sebagai persembahan khusus supaya terbentuknya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (mempelai Tuhan). Jangan ada yang bertahan pada zona kenyamanan lagi.

Kalau seseorang tidak sungguh-sungguh memperhatikan pekerjaan Tuhan, maka ia bukanlah hamba Tuhan. Hamba Tuhan harus memperhatikan pekerjaannya, itu merupakan “penumpangan tangan”, berarti mengobarkan karunia, sebagai tanda persekutuan yang baik dan indah dengan Kristus.
Kalau seseorang tidak sungguh-sungguh dalam mempersiapkan dirinya untuk melayani Tuhan -- misalnya, baru mempersiapkan diri beberapa jam sebelum ibadah dimulai, tidak persiapan penuh --, sesungguhnya ia bukanlah hamba Tuhan. Kalau pun ia melayani ,  itu hanyalah keinginannya sendiri, bukan Tuhan yang memakai dia.
Jangan menggampangkan pelayanan di hadapan Tuhan, jangan turuti cara-cara kutuk nenek moyang, patahkan itu.  Tetapi mata rohani yang sudah tercelik dapat melihat kebesaran kasih Tuhan dalam setiap kehidupan ini.

Tuhan jadikan kita Yesyurun, milik kepunyaan-Nya yang berharga, umat pilihan, harta yang indah, itu semua karena Tuhan yang membentuk, bagaikan kain yang dipintal (ditenun) dari sejak kandungan, dan itulah yang harus kita persembahkan secara khusus dalam rangka pembentukan tubuh Kristus yang sempurna.

Melayani tanpa persiapan penuh, melayani tetapi tangan tidak diletakkan di atas kepala lembu jantan muda, lebih suka dengan persekutuan kepada yang najis, ini adalah suatu kebodohan dan kesalahan besar di hadapan Tuhan. Minta ampun dan menyadari dihadapan Tuhan supaya kesalahan tidak terjadi lagi berulang-ulang. Biarlah dua tangan kita ditumpangkan (diletakkan) di atas kepala lembu jantan muda, artinya; ada persekutuan yang indah dengan Kristus.

Biarlah kita tidak lalai dalam mengobarkan karunia. Ayo, berkobar-kobar dalam melayani Tuhan, jangan redup-redup, jangan muak apalagi jengkel dalam hal berkorban. Jadilah ujung tombak seperti jemaat di Makedonia, sehingga memotivasi orang lain untuk berkobar-kobar dalam melayani Tuhan, merangsang orang lain untuk berkorban (memberi) dalam setiap pekerjaan Tuhan.
Ingat; dalam berkorban tidak boleh hitung-hitungan, tetapi berkorbanlah sesuai dengan kegerakan Roh Kudus, jangan sesuai hati pikiran perasaan manusia daging.


Latihlah diri dalam beribadah. Latihan badani terbatas, tetapi latihan ibadah itu kekal. Semua yang tidak baik, yang kurang dalam pelayanan, segera diperbaiki sekalipun berada di rumah masing-masing.

“Tuhan sudah mau datang.” Sinyal ini sudah semakin jelas; semua pemberitaan firman relevan sesuai dengan waktu yang ada ini. Oleh sebab itu, jangan kita menyingkir dari salib, sebab itulah yang membentuk kita.
Bukankah kita semua sudah dipintal? Maka, persembahkanlah itu; kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus.
-       Dari sorga -- kain lenan halus -- turun ke bumi menjadi manusia -- kain kirmizi --.
-       Dari raja -- kain ungu muda -- menjadi hamba (imamat rajani) -- kain ungu tua --.
Ini berbicara tentang Injil Sepenuh, itulah salib yang membentuk tabiat dari pada hamba Tuhan; ditenun, dipintal dari sejak kandungan. Itulah yang harus dipersembahkan sebagai persembahan khusus.

Jangan pikirkan perasaan manusia daging, tetapi pikirkanlah perasaan Tuhan. Jika seseorang memikirkan perasaan manusia daging, saya balikkan; Bagaimana perasaan Tuhan kepadamu? Tidakkah engkau memikirkan perasaan-Nya? Mengapa manusia daging dipikirkan, tetapi salib diabaikan?
Perhatikanlah teriakan Yesus di atas kayu salib, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Jangan perhatikan teriakan suara (manusia) daging.

Saya tidak mengerti, apakah minggu depan Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk mengetahui tentang “kain bulu kambing yang dipintal”, tetapi kalau saudara merindu, berdoalah memohon kepada Tuhan. Kalau saudara berdoa, maka Tuhan pasti berikan pembukaan rahasia firman-Nya.

Ayo, persembahkanlah empat kain yang dipintal, sebab itu adalah pekerjaan salib. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment